You are on page 1of 6

Data Pembahasan Sumber

Koreksi kalium ; Kalsium Klorida adalah obat yang digunakan dalam pengobatan hypocalcemia, 1. https://www.alomedika.com/
CaCl 10% drip yaitu kondisi kesehatan di mana tubuh memiliki kadar kalsium rendah. Kalsium obat/larutan-elektrolit-dan-
perinfus berperan penting untuk kesehatan tulang, otot, sistem saraf dan jantung. Kalsium nutrisi/oral/kalium-klorida
Klorida juga dapat digunakan untuk mengobati Hipoparatiroidisme (kurangnya 2. Alfionita Tica, Zainul
produksi hormon paratiroid), kekurangan vitamin D dan mencegah terjadinya Rahadian. 2019. Calcium
hypocalcemia pada saat transfusi darah. Chloride
(CaCl2) :Characteristics and
Dosis Kalsium Klorida : Molecular Interaction in
1. Dosis umum untuk orang dewasa pengidap Hypocalcemia dan kekurangan Solution. Pendidikan Kimia,
kalsium. Dosis 10-25 mmol dengan interval pemberian dosis 1-3 hari, FMIPA, Physical Chemistry
disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien dan monitor serum kalsium. Laboratority, Universitas
Kalsium Klorida diberikan melalui infus secara perlahan, tidak melebihi 1 Negeri Padang, Indonesia.
ml/min (10% larutan). 3. Healthline. https://
2. Dosis umum untuk orang dewasa pengidap Hypocalcemia akut (level www.healthline.co
kalsium sangat rendah). Dosis 2.25 mmol melalui infus secara perlahan, m/health/intraveno us-fluid-
diulang jika diperlukan atau diikuti oleh suntikan infusi lanjutan dengan regulation
dosis 9 mmol/hari. 4. https://www.healthline.com/
3. Dosis umum untuk orang dewasa pengidap Hypocalcaemic tetany (kondisi health/dextrose#common-
kesehatan yang menyebabkan kejang otot akibat malfungsi paratiroid dan preparations
kekurangan kalsium). Dosis 2.25 mmol melalui infus secara perlahan,
diulang jika diperlukan atau diikuti oleh suntikan infusi lanjutan dengan
dosis 9 mmol/hari.
4. Dosis umum untuk orang dewasa pengidap Hyperkalaemia (Kadar
potassium tinggi dalam darah). Dosis 5-10 ml of 10% larutan, diberikan
dalam jangka waktu 2-5 menit. Pemberian dosis dapat diulang sesuai
kebutuhan dengan monitoring ECG.
5. Antidot dalam Hypermagnesaemia akut (Kadar magnesium tinggi dalam
darah). Sedangkan 5-10 ml of 10% larutan, diberikan dalam jangka waktu 2-
5 menit. Pemberian dosis dapat diulang sesuai kebutuhan dengan monitoring
ECG.
Sediaan dosis kalsium klorida :
Kalsium Klorida tersedia dalam Larutan, infus: dalam takaran sebanyak 10%, yang
dianjurkan oleh dokter atau ahli kesehatan.

Pada kasus di atas pasien diberi cairan infus NaCl 0,9% guyur dan CaCl 10%
drip:
Tindakan koreksi kalium adalah tindakan yang membutuhkan kehati-hatian karena
risiko yang fatal bila terjadi kesalahan. Beberapa hal di bawah ini adalah prinsip
penting yang harus kamu pegang dalam melakukan koreksi kalium di IGD
 Prinsipnya, penurunan kalium plasma 1 mEq/L sama dengan kehilangan 200
mEq dari total tubuh
 Sebelum kalium dikoreksi, jangan lupa obati penyebab dasar (mis. terapi
hipomagnesia)
 Penggantian kalium secara oral (slow correction) 40-60 mEq, kira-kira dapat
menaikan kadar kalium sebesar 1-1.5 mEq/L
 Penggantian kalium secara intravena dalam bentuk larutan KCl (rapid
correction) diindikasikan pada hiperkalemia berat atau pasien tidak mampu
menggunakan kalium per oral.

Kalium klorida adalah obat suplemen untuk mengatasi atau mencegah hipokalemia
(kekurangan kalium). Kadar kalium dalam darah normalnya berkisar antara 3,7
hingga 5,2 mEq (miliekuivalen)/L (liter). Anda dinyatakan mengalami kekurangan
kalium jika kadar kalium dalam darah kurang dari 3,7 mEq/L. Kalium klorida
terdiri dari ion kalium dan ion klorida. Keduanya memiliki peran penting dalam
mengatur proses fisiologis di dalam tubuh. Kalium berperan dalam menjaga
isotonisitas antara cairan intraseluler dan ekstraseluler, keseimbangan cairan, dan
keseimbangan asam basa. Selain itu, kalium juga berperan dalam transmisi impuls
saraf, kontraksi otot, pemeliharaan fungsi ginjal, dan penurunan tekanan darah.

Kalium berada didalam sel, kalium jika terjadi penurunan kalium yang sangat cepat
akan mengalami hipokalemia. Hipokalemia merupakan kondisis dimana kadar
kalium dalam darah menurun atau dibawah normal. Pada penderita hipokalemia
biasanya terlihat gejala seperti Otot-otot melemah, nyeri pada otot, jantung
berdenyut cepat dan tidak teratur, kram otot atau kram perut, mual muntah,
parethesia, polidipsia, poliuria, kesadaran delirium, dapat disertai kelumpuhan,
gangguan metabolisme protein dan gangguan toleransi glukosa. Pada kondisi yang
sangat berat dapa mengakibatkan henti jantung (carrdiac arrest), irama jantung
melambar (bradychardia) atau terjadi tachycardia. Dan jika terjadi hipokalemia ini
tetapi tidak ditangani dengan baik menyebabkan komplikasi yang lain seperti
Rhabdomyolysis, Ileus paralitik, gangguan otak (ensefalopati hepatik), penyakit
ginjal, dan kelumpuhan otot pernafasan.

Pada kasus pasien diberikan koreksi kalium (Cacl 10% drip perinfus);
cara pemberiannya dan apa yang harus dilihat dalam pemberiannya; efeksamping
jika jika cairan CaCl ini diberikan tidak sesuai aturan : Dosis setiap orang pasti
berbeda-beda. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum
mengonsumsi obat.
 Oral : sebagai pengobatan: 40-100mEq/hari dalam 2-4 dosisi terbagi.
Sebagai profilaksis: 20 mEq setiap hari.
 Intravena (pantau secara ketat kadar kalium dalam darah)
 Kadar K darah ≥ 2,5mEq/L : penggantian kalium hingga 10
mEq/jam.
Total dosis tidak melebihi 200 mEq/hari.
 Kadar K <2 mEq/L: penggantian kalium hingga 40 mEq/jam.
Total dosis tidak melebihi 400 mEq/hari
 Konsentrasi maksimal pemberian K melalui jalur perifer: 40 mEq/L.
 Konsentrasi maksimal pemberian K melalui jalur sentral : 150-200
mEq/L.
Saat diberikan cairan kalsium klorida ini perlu diperhatikan sebelum diberikan
kepada pasien, terutama jika pasien memiliki riwayat atau kondisi berikut :
1. Gangguan keseimbangan asam-basa
2. Penyakit jantung (gagal jantung, denyut jantung tidak teratur, blok jantung)
3. Gangguan ginjal dan hati ringan
4. Sirosis
5. Anak-anak Kehamilan dan menyusui

Dan jangan mengonsumsi obat ini jika mempunyai kondisi medis seperti:
1. Hiperkalemia (kadar kalium tinggi dalam darah) Insufisiensi adrenal
2. Gangguan ginjal berat
3. Dehidrasi
4. Luka bakar
5. Penggunaan bersamaan dengan diuretik hemat kalium (Seperti amiloride,
spironolakton)
Mengonsumsi kalium dengan obat lain secara bersamaan dapat menyebabkan
beberapa interaksi seperti :
1. Dapat menurunkan konsentrasi kalium dengan darah bila diberikan
bersamaan dengan infus glukosa.
2. Peningkatan risiko hiperkalemia dengan inhibitor ACE (misalnya
captopril)), antagonis reseptor angiotensin II, ciclosporin.
3. Dapat meningkatkan efek yang menyebabkan terbentuknnya ulser akibat
konsumsi kalium dalam sediaan oral padat bila dikonsumsi bersamaan
dengan agen antikolinergik.
4. Berpotensi fatal : peningkatan risiko hiperkalemia bila dikonsumsi
bersamaan dengan diuretik hemat kalium (misalnya amiloride)

You might also like