Professional Documents
Culture Documents
3060-Article Text-9268-1-10-20210619
3060-Article Text-9268-1-10-20210619
Surat Keputusan Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Ristek Dikti No. 10/E/KPT/2019
masa berlaku mulai Vol. 1 No. 1 tahun 2017 s.d Vol. 5 No. 3 tahun 2021
JURNAL RESTI
(Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi)
Vol. 5 No. 3 (2021) 429 - 438 ISSN Media Elektronik: 2580-0760
Abstract
SIPERUMKIM is the digitization process of public service licensing recommendations for housing implementation. The
utilization of information technology governance is used to facilitate monitoring and evaluating the performance of
SIPERUMKIM information technology which has been implemented in Housing and Settlement Area in Salatiga city.
Information technology governance is a process that can manage investment decisions related to information technology within
the company to achieve goals and meet company needs. The use of COBIT 2019 analysis in information technology governance
aims to help organizations achieve risk optimization, governance, and information technology management. The results of this
study are in the design form of corporate information technology governance and knowing the important process
recommendations for the Department of Housing and Settlement of the City of Salatiga. These three important process
recommendations are APO12, DSS02, and DSS03.
Keywords: COBIT 2019, Design Factor, IT Governance, Capability Level, Gap
Abstrak
SIPERUMKIM adalah proses digitalisasi pelayanan publik rekomendasi perizinan penyelenggaraan perumahan. Pemanfaatan
tata kelola teknologi informasi digunakan mempermudah dalam monitoring dan mengevaluasi kinerja teknologi informasi
SIPERUMKIM yang sudah diterapkan dalam Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Salatiga. Tata kelola teknologi
informasi merupakan proses yang dapat mengelola investasi keputusan yang berhubungan dengan teknologi informasi di dalam
perusahaan untuk mencapai tujuan dan memenui kebutuhan perusahaan. Penggunaan analisis COBIT 2019 dalam tata kelola
teknologi informasi yang bertujuan membantu organisasi mencapai optimalisasi resiko, tata kelola dan manajemen teknologi
informasi. Hasil dari penelitian ini berupa desain tata kelola teknologi informasi perusahaan dan mengetahui rekomendasi
proses yang penting bagi Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Salatiga. Rekomendasi 5 proses penting tersebut
diantaranya adalah APO12, DSS02, dan DSS03.
Kata kunci: COBIT 2019, Faktor desain, IT Governance, Capability Level, Kesenjangan
1. Pendahuluan monitoring dalam tata kelola ini sangat diperlukan
dikarenakan untuk meningkatkan keuntungan yang
Pada era saat ini Teknologi Informasi menjadi bagian
optimal dan juga dapat mengelola risiko yang berkaitan
yang berperan sangat penting bagi perusahaan, salah
dengan teknologi informasi [3]. Saat ini sudah banyak
satunya yaitu dengan adanya tata kelola teknologi
perusahaan yang menggunakan TI salah satunya yaitu
informasi. Tata kelola teknologi informasi adalah proses
adalah Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman di
yang dapat mengelola investasi keputusan yang
Kota Salatiga.
berhubungan dengan Teknologi Informasi di dalam
perusahaan untuk mencapai tujuan dan memenui Dinas Perumahan dan Kasawasan Permukiman Kota
kebutuhan perusahaan pada saat ini maupun di masa Salatiga (DPKP Kota Salatiga) adalah sebuah instansi
depan [1]. Adanya tata kelola dalam sebuah perusahaan pemerintahan yang bergerak pada bidang perumahan,
akan mempermudah dalam monitoring dan kawasan permukiman, dan juga pada bidang pertanahan.
mengevaluasi kinerja Teknologi Informasi yang sudah DPKP Salatiga memanfaatkan teknologi informasi yaitu
diterapkan dalam perusahaan [2]. Evaluasi dan adanya aplikasi yang berfungsi sebagai sistem informasi
DOI: https://doi.org/10.29207/resti.v5i3.3060
Creative Commons Attribution 4.0 International License (CC BY 4.0)
430
Adila Safitri, Imam Syafii, Kusworo Adi
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol. 5 No. 3 (2021) 429 – 438
penting dari keseluruhan proses COBIT 2019 [12]. Faktor desain yang pertama adalah mengidentifikasi
Penentuan aktivitas dari domain terpilih akan menjadi strategi perusahaan yang diterapkan DPKP Salatiga dari
pertanyaaan dalam kuesioner yang dibagikan. Aktivitas keempat strategi yang sudah disediakan oleh design
dari domain terpilih diambil dari aktivitas pada kerangka toolkit COBIT 2019. Hasil dari identifikasi faktor desain
kerja COBIT 2019 [13]. Jumlah aktivitas tiap masing – 1 terdapat pada tabel 1.
masing domain dapat berbeda disesuaikan dengan Tabel 1. Faktor desain Strategi Organisasi
aktivitas pada kerangka kerja COBIT 2019 [14]. Setelah
menentukan domain terpilih selanjutnya yaitu Strategi Nilai (1-5) Nilai Dasar
menentukan responden yang akan dijadikan subyek Pertumbuhan 3 3
dalam penelitian. Dalam memberikan pertanyaan Inovasi 4 3
mengenai aktivitas domain terpilih akan dilakukan pada Kepemimpinan Biaya 1 3
Layanan 5 3
daftar responden yang digunakan. Keluaran dari proses
ini yaitu memperoleh hasil aktivitas [15]. Tahap terakhir Tabel 1 menunjukan hasil pemetaan desain yang
pada tahap perencanaan penelitian adalah menentukan pertama yaitu adalah strategi organisasi, didapatkan satu
target level kapabilitas yang akan digunakan sebagai strategi terpilih berdasarkan prioritas strategi pada
acuan dalam melakukan proses identifikasi level. DPKP Salatiga. Strategi orgnisasi keempat yaitu
Capaian level kapabilitas didapatkan dari hasil pemetaan layanan, bersesuai dengan misi DPKP Salatiga yaitu
domain untuk mengetahui level capaian yang harus adalah melaksanakan dan meningkatkan layanan
diperoleh [16]. rekomendasi ijin pembangunan dan pengembangan
2.2. Tahap Pengumpulan Data perumahan secara tertib. Berdasarkan misi tersebut
maka DPKP Salatiga harus menyediakan layanan
Setelah melakukan tahap perencaan penelitian maka berbasis teknologi yang dapat diakses oleh pengguna
Langkah selanjutnya yaitu tahap pengumpulan data yang yaitu masyarakat Kota Salatiga. Dapat menjadi acuan
diperlukan untuk identifikasi level pengelolaan pada bagi pemerintah Kota Salatiga dalam pembuatan
SIPERUMKIM. Langkah pertama yaitu adalah keputusan bagi pembangunan pelayanan publik yang
pembuatan kuesioner yang akan diberikan pada baik. Berdasarkan faktor desain yang pertama yaitu
responden untuk mengetahui pendapat responden strategi organisasi, domain yang terpilih pada DPKP
mengenai kondisi SIPERUMKIM. Selain itu juga Salatiga adalah domain APO09, APO11, DSS02,
dilakukan wawancara kepada pihak yang mengelola DSS04.
aplikasi secara langsung apabila kuesioner yang
Faktor desain yang kedua yaitu tujuan organisasi, yaitu
diberikan masih terdapat informasi yang belum lengkap
adalah tujuan atau target perusahaan yang mendukung
pada jawaban dari para responden. Wawancara
strategi perusahaan yang sudah diidentifikasi pada tahap
merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang
sebelumnya. Hasil dari identifikasi faktor desain kedua
dilaksanakan dengan cara tatap muka antara peneliti dan
terdapat pada tabel 2.
juga narasumber [11]. Selanjutnya dilakukan peninjauan
terhadap dokumen-dokumen yang sudah didapatkan dari Tabel 2. Faktor Desain Tujuan Organisasi
hasil kesuioner dan wawancara yang telah dilakukan. Tujuan Nilai Nilai Dasar
(1-5)
2.3. Tahap Analisa dan Hasil EG01-Portofolio produk dan 3 3
layanan kompetitif
Tahap yang terakhir yaitu adalah menganalis data-data
EG02-Risiko bisnis yang dikelola 2 3
yang telah dikumpulkan serta menganalisis hasil akhir EG03-Kepatuhan terhadap 1 3
yang nantinya akan diberikan kepada DPKP Salatiga hukum dan peraturan eksternal
bahwa proses identifikasi level pengelolaan aplikasi EG04-Kualitas informasi 4 3
keuangan
SIPERUMKIM telah dilakukan. Tahap Analisa data dan
EG05-Budaya layanan 5 3
hasil meliputi perhitungan level kapabilitas, analisis berorientasi pelanggan
kesenjangan (gap), dan pemberian rekomendasi. EG06-Keberlanjutan dan 5 3
Penghitungan level kapabilitas digunakan untuk ketersediaan layanan bisnis
mengukur kondisi DPKP Salatiga terhadap EG07-Kualitas informasi 5 3
manajemen
SIPERUMKIM. Sedangkan analisis kesenjangan (gap) EG08-Optimalisasi fungsionalitas 3 3
merupakan perbedaan dari hasil yang dicapai dengan proses bisnis internal
hasil yang diharapkan oleh DPKP Salatiga yang EG09-Optimalisasi biaya proses 4 3
bisnis
nantinya akan memberikan suatu rekomendasi.
EG10-Keterampilan, motivasi 4 3
dan produktivitas staff
3. Hasil dan Pembahasan EG11-Kepatuhan terhadap 1 3
kebijakan internal
Hasil yang dilakukan yaitu adalah berupa desain dari tata EG12-Program transformasi 1 3
kelola yang dihasilkan dari tahapan pengisian faktor digital yang dikelola
desain pada COBIT 2019 menggunakan Design Toolkit. EG13-Inovasi produk dan bisnis 2 3
DOI: https://doi.org/10.29207/resti.v5i3.3060
Creative Commons Attribution 4.0 International License (CC BY 4.0)
431
Adila Safitri, Imam Syafii, Kusworo Adi
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol. 5 No. 3 (2021) 429 – 438
Tabel 2 menunjukan hasil faktor desain yang kedua yaitu Kategori Risiko Nilai Kemungkinan Peringkat
tujuan organisasi didapatkan 3 tujuan terpilih (1-5) (1-5) Risiko
Permasalahan dalam 5 3 Sangat
berdasarkan dengan tujuan DPKP Salatiga. pemakaian atau Tinggi
Tujuan organisasi EG05 tentang budaya layanan penggunaan perangkat
lunak
beriorientasi pelanggan, DPKP Salatiga ini membangun Insiden pada hardware 2 1 Rendah
sebuah layanan aplikasi yang bernama SIPERUMKIM. Kegagalan perangkat 2 3 Normal
Dimana partisipasi masyarakat dalam pengambilan lunak
keputusan dalam proses pembangunan. Dalam Serangan logis (hacking, 5 3 Sangat
malware, dll) Tinggi
mewujudkan pengambilan keputusan dan proses Insiden pada pihak 1 2 Rendah
pembangunan daerah yang lebih baik lagi maka salah ketiga / pemasok
satu hal yang perlu dilakukan yaitu melibatkan Ketidakpatuhan 2 1 Rendah
masyarakat dalam menentukan arah dan pondasi Permasalahan Geopolitik 3 1 Rendah
Faktor Industri 3 2 Normal
sehingga setiap keputusan yang diambil oleh Pemerintah Faktor Alam 2 1 Rendah
Daerah dapat memajukan dan menyejahterakan Inovasi berbasis 2 1 Rendah
masyarakat. teknologi
Lingkungan 4 1 Normal
Tujuan organisasi kode EG06 tentang keberlanjutan dan Data dan manajemen 1 2 Rendah
ketersediaan layanan bisnis. Dibangunnya sebuah informasi
layanan aplikasi SIPERUMKIM oleh DPKP Salatiga Tabel 3 menunjukan hasil hasil faktor desain yang ketiga
dalam memajukan dan menyejahterakan masyarakat yaitu profil risiko, didapatkan 3 risiko terpilih yang
dimana aplikasi tersebut berjalan sebagaimana memiliki risiko sangat tinggi. Risiko pertama yaitu
fungsinya dalam memudahkan masyarakat dalam adalah keahlian, keterampilan, dan perilaku TI. Pada
pengurusan pembangunan. DPKP Salatiga memiliki sebuah kendala yaitu
Tujuan organisasi kode EG07 tentang kualitas informasi kurangnya atau belumnya tercukupi sumber daya
manajemen yang salah satu aspek dalam mewujudkan manusia seperti programmer sehingga pekerjaan tidak
penyelenggaraan pemerintah yang transparan adalah dapat berjalan dengan optimal. Selanjutnya yaitu adalah
menjaga kualitas informasi manajemennya. Pada setiap yaitu permasalahan dalam pemakaian atau penggunakan
informasi yang diberikan oleh SIPERUMKIM harus perangkat lunak. Dalam penggunaan perangkat lunak
bersifat akurat dan dapat dipertanggungjawabkan karena akan memiliki risiko yang tinggi dikarenakan sumber
langsung diakses oleh masyarakat dan menjadi dasar daya TI dalam DPKP Salatiga sangat kurang. Pada
Pemerintah Daerah melakukan monitoring terhadap kategori selanjutnya adalah serangan logis dikarenakan
perkembangan. Berdasarkan faktor desain yang kedua akan sangat berdampak pada DPKP Salatiga seperti
yaitu tujuan organisasi, domain yang terpilih pada DPKP contohnya sistem terkena hacking. Berdasarkan faktor
Salatiga adalah domain APO06, BAI09, EDM03, desain yang ketiga yaitu pada profil risiko, domain yang
APO12, APO13, DSS05, APO02, APO03, BAI05, terpilih pada DPKP Salatiga adalah domain APO07,
DSS06, EDM05, APO11, APO14, MEA01. APO08, APO13, BAI05, DSS02, DSS03, DSS04 dan
DSS05.
Faktor desain yang ketiga adalah profil risiko, yaitu
mengidentifikasi profil risiko dari DPKP Salatiga. Hasil Faktor desain yang keempat adalah permasalahan yang
dari identifikasi faktor desain ketiga terdapat pada tabel berkaitan dengan TI, yaitu adalah mengidentifikasi
3. masalah yang akan dihadapi DPKP Salatiga dalam hal
Tabel 3. Faktor Desain Profil Risiko Teknologi Informasi. Hasil dari identifikasi faktor
desain keempat terdapat pada tabel 4.
Kategori Risiko Nilai Kemungkinan Peringkat
(1-5) (1-5) Risiko Tabel 4. Faktor Desain Permasalahan yang Berkaitan dengan TI
Pengambilan keputusan 1 1 Rendah
dalam investasi TI, Permasalahan Nilai Nilai
definisi dan (1-5) Dasar
pemeliharaan portofolio Kegagalan antara entitas TI yang berbeda 1 2
Manajemen lifecycle 2 1 Rendah di seluruh organisasi dikarenakan
sebuah program dan persepsi kontribusi yang rendah terhadap
proyek nilai bisnis
Biaya dan pengawasan 3 3 Tinggi Kegagalan antara departemen bisnis dan 1 2
TI departemen TI karena kurangnya inisiatif
Keahlian, keterampilan, 5 3 Sangat atau persepsi kontribusi yang rendah
dan perilaku TI Tinggi terhadap nilai bisnis
Arsitektur TI / organisasi 4 3 Tinggi Insiden terkait TI yang signifikan, seperti 1 2
Insiden pada 3 2 Normal kehilangan data, pelanggaran keamanan,
infrastruktur operasional kegagalan proyek, kesalahan aplikasi, dll
TI Masalah pengiriman layanan oleh agen 3 2
Tindakan tidak sesuai 2 1 Rendah outsourcing TI
DOI: https://doi.org/10.29207/resti.v5i3.3060
Creative Commons Attribution 4.0 International License (CC BY 4.0)
432
Adila Safitri, Imam Syafii, Kusworo Adi
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol. 5 No. 3 (2021) 429 – 438
DOI: https://doi.org/10.29207/resti.v5i3.3060
Creative Commons Attribution 4.0 International License (CC BY 4.0)
433
Adila Safitri, Imam Syafii, Kusworo Adi
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol. 5 No. 3 (2021) 429 – 438
Tabel 6 menunjukan hasil dari pemetaan faktor desain Tabel 8 menunjukan hasil dari pemetaan faktor desain
yang keenam ke proses domain COBIT 2019 yaitu peran yang kedelapan ke proses domain COBIT 2019 yaitu
dari TI maka didapatkan satu peran dari TI terpilih model implementasi TI yang digunakan DPKP Salatiga.
berdasarkan kesesuaian peran dari TI pada DPKP Penerapan metode agile pada SIPERUMKIM
Salatiga yaitu adalah strategic atau strategi. Peranan TI memudahkan dalam proses pengembangan software.
pertama bersesuaian dengan kondisi DPKP Salatiga Selain itu metode agile juga membutuhkan waktu yang
peran dari TI sudah sangat strategis dalam pelayanan relatif cepat dan juga tidak membutuhkan resources
yang diberikan pada masyarakat. Sesuai dengan misi yang besar. Hasil domain yang terpilih berdasarkan
DPKP yaitu meningkatkan kualitas pelayanan faktor desain implementasi TI adalah BAI02 dan BAI06.
rekomendasi ijin pembangunan dan pengembangan
Faktor desain yang kesembilan adalah strategi adopsi
perumahan secara tertib, maka peran dari TI dianggap
teknologi, yaitu adalah mengadopsi teknologi pada
sangat membantu dalam keberlangsungan proses bisnis.
strategi organisasi yang akan dilakukan identifikasi.
Hasil domain yang terpilih berdasarkan faktor desain
Hasil dari identifikasi faktor desain kesepuluh terdapat
peran dari TI pada DPKP Salatiga adalah domain
pada tabel 9.
EDM01 dan DSS05.
Tabel 9. Faktor Desain Strategi Adopsi Teknologi
Faktor desain yang ketujuh model sumber daya TI,
domain ini dilakukan untuk menyesuaikan model Strategi Kepentingan Nilai Dasar
(100%)
sumber daya TI pada DPKP Salatiga dengan model
First mover 0% 15%
sumber daya TI pada proses domain COBIT 2019. Hasil
Follower 50% 70%
dari identifikasi faktor desain kedelapan terdapat pada
Slow adopter 50% 15%
tabel 7.
Tabel 7. Faktor Desain Model Sumber Daya TI Tabel 9 menunjukan hasil dari faktor desain yang
Sumber Daya Kepentingan Nilai Dasar kesembilan ke proses domain COBIT 2019. Bagian first
(100%) mover adalah sebesar 0% dikarenakan teknologi pada
Outsourcing 30% 33% DPKP Salatiga bukan menjadi yang pertama kali
Cloud 50% 33% mengimplementasikan sistem tersebut. DPKP Salatiga
Insourced 20% 33% lebih memilih menjadi pengikut dikarenakan lebih
memilih untuk menunggu teknologi baru tersebut
Tabel 7 menunjukan hasil dari pemetaan faktor desain digunakan oleh organisasi atau perusahaan lain terlebih
yang ketujuh ke proses domain COBIT 2019 yaitu dahulu. DPKP Salatiga juga termasuk slow adopter atau
model sumber daya TI maka didapatkan satu model bukan orang yang cepat dalam mencoba hal-hal baru
sumber daya TI terpilih berdasarkan kesesuaian model dikarenakan tidak semua sumber daya manusia yang
sumber daya TI pada DPKP Salatiga bersesuaian dengan terdapat di DPKP Salatiga dapat beradaptasi langsung
kondisi yang dialami pada DPKP Salatiga yaitu dengan perubahan-perubahan dalam teknologi.
memaksimalkan penggunaan cloud untuk menyediakan Berdasarkan faktor desain yang kesepuluh yaitu strategi
layanan TI kepada penggunanya, sehingga adopsi teknologi, domain yang terpilih pada DPKP
mengharuskan DPKP Salatiga menyediakan cloud guna Salatiga adalah domain APO02, APO04, dan BAI03.
pengembangan dan pengelolaan layanan sistem
SIPERUMKIM. Hasil domain yang terpilih berdasarkan Seluruh hasil dari faktor desain yang ada pada COBIT
faktor desain model sumber daya TI yang digunakan 2019 semua domain yang telah dihasilkan ini disatukan
pada DPKP Salatiga adalah domain EDM03, APO09, menjadi sebuah desain tata kelola seperti pada Gambar
dan APO10. 2.
Faktor desain yang kedelapan yaitu adalah metode Gambar 2 menunjukan hasil dari desain COBIT 2019
implementasi TI, domain ini dilakukan untuk pada DPKP Salatiga. Desain tata kelola yang dihasilkan
menyesuaikan model implementasi metode pada DPKP yaitu berupa proses dengan tingkat kemampuan yang
Salatiga dengan implementasi metode pada proses disarankan. COBIT 2019 menjelaskan bahwa tingkat
domain COBIT 2019. Hasil dari identifikasi faktor kemampuan yang diharapkan untuk skor lebih dari sama
desain kedelapan terdapat pada tabel 8. dengan 80 membutuhkan tingkat kemampuan 4. Jika
skor kemampuan lebih dari sama dengan 50
Tabel 8. Faktor Desain Implementasi TI
membutuhkan tingkat kemampuan 3. Apabila skor lebih
Implementasi Kepentingan Nilai Dasar dari atau sama dengan 25 maka membutuhkan tingkat
(100%) kemampuan 2, dan skor kurang dari 25 maka proses
Agile 50% 15% tersebut harus mencapai tingkat kemampuan 1. Berikut
DevOps 30% 10% merupakan hasil dari tata kelola DPKP Salatiga. Dari
Traditional 20% 75% hasil desain COBIT 2019 pada DPKP Salatiga
didapatkan bahwa yang mendapatkan skor lebih dari
atau sama dengan nilai 80 atau yang harus mencapai
DOI: https://doi.org/10.29207/resti.v5i3.3060
Creative Commons Attribution 4.0 International License (CC BY 4.0)
434
Adila Safitri, Imam Syafii, Kusworo Adi
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol. 5 No. 3 (2021) 429 – 438
tingkat kemampuan 4 (Capability Level 4) yaitu adalah APO12 memiliki total 36 pertanyaan dengan 6
APO12 dengan nilai 85, DSS02 dengan nilai 100, dan subdomain yaitu APO12.01 hingga APO12.06.
DSS03 dengan nilai 95. APO12.01 memiliki 8 pertanyaan tentang pengumpulan
data, APO12.02 memiliki 8 pertanyaan tentang analisis
risiko, APO12.03 memiliki 7 pertanyaan tentang
mempertahankan profil risiko, APO12.04 memiliki 5
pertanyaan tentang mengartikulasikan risiko, APO12.05
memiliki 3 pertanyaan tentang mendefinisikan
portofolio tindakan risiko, dan APO12.06 memiliki 5
pertanyaan tentang menanggapi risiko. Hasil dari
aktivitas APO12 pada Capability Level 1 terdapat pada
tabel 10.
Tabel 10. Aktivitas APO12 pada Capability Level 1
Aktivitas R1 R2 R3 R4
Mengidentifikasi & Y Y Y Y
mengurangi risiko terkait
TI pada SIPERUMKIM
Hasil Tingkatan 100% 100% 100% 100%
(F) (F) (F) (F)
Total 100% (F)
DOI: https://doi.org/10.29207/resti.v5i3.3060
Creative Commons Attribution 4.0 International License (CC BY 4.0)
435
Adila Safitri, Imam Syafii, Kusworo Adi
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol. 5 No. 3 (2021) 429 – 438
DOI: https://doi.org/10.29207/resti.v5i3.3060
Creative Commons Attribution 4.0 International License (CC BY 4.0)
436
Adila Safitri, Imam Syafii, Kusworo Adi
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol. 5 No. 3 (2021) 429 – 438
Tabel 15 menunjukan hasil dari aktivitas DSS03 pada Tabel 17 menunjukan hasil dari menganalisis
Capability Level 1. Proses perhitungan nilai pada kesenjangan (gap), didapatkan gap sebesar 3 level pada
Capability Level 1 100% atau F (Fully Achieved), maka
DOI: https://doi.org/10.29207/resti.v5i3.3060
Creative Commons Attribution 4.0 International License (CC BY 4.0)
437
Adila Safitri, Imam Syafii, Kusworo Adi
Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi) Vol. 5 No. 3 (2021) 429 – 438
APO12, kesenjangan sebesar 2 level pada DSS02, dan Governance (ITG). Internatitional Journal of Information
Management.
kesenjangan sebesar 3 level pada DSS03.
[2] Tridoyo, dan Wijaya, A.F., 2017. Analitysis of Information
Technology Governance e-KTP using COBIT 5 Framework.
4. Kesimpulan Salatiga: ITECH.
[3] Joshi, A., Bollen, L., Hassink, H., Haes, S. D., & Grembergen,
Berdasarkan pada penelitian yang sudah dilakukan, W. V., 2018 Explaining IT governance disclosure through the
dapat ditarik kesimpulan bahwa identifikasi level pada contructs of IT governance maturity and IT strategic role.
tata kelola dapat dilakukan dengan langkah-langkah Information & Manajemen.
[4] Belo, G. I., Wiranti, T. W., dan Atrinawati, L. H., 2020.
dimulai dari tahapan perencanaan penelitian, yaitu Perancangan Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan
mengidentifikasi masalah hingga menentukan target Cobit 2019 Pada PT Telekomunikasi Indonesia Regional Vi
level kapabilitas. Selanjutnya dilakukan tahap Kalimantan, Jurnal Sistem Informasi Ilmu Komputer Prima,
pengumpulan data yaitu dari pembuatan kuesioner Vol. 4, No. 1.
[5] Wijaya, A., Putra, N., Sunyoto, A., dan Nasiri, A., 2020.
hingga peninjauan dokumen, dan yang terakhir yaitu Perencanaan Audit Tata Kelola Teknologi Informasi
tahap analisis data yang dilkaukan dari penghitungan Laboratorium Kalibrasi Menggunakan Cobit 2019 ( Studi
level kapabilitas hingga memiliki hasil yaitu adalah Kasus : Laboratorium Kalibrasi BSML Regional II ), vol. 10,
pemberian rekomendasi. no. 3, pp. 241–247.
[6] Anastasia, P. N., dan Atrinawati, L. H., 2020. Perancangan Tata
Hasil dari identifikasi level pengelolaan SIPERUMKIM Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit
2019 Pada Hotel Xyz , vol. 12, no. 2, 2020.
pada DPKP Salatiga maka didapatkan hasil perhitungan [7] Maulana, H. dkk., 2020. Penyesuaian Sistem Tata Kelola Pada
level kapabilitas pada domain APO12 dan domain Institut Teknologi Kalimantan Dengan Menggunakan Cobit
DSS02 berada pada level 1 dan domain DSS02 berada 2019 Pelayanan Teknis ( UPT ) dan tim ad hoc . Salah satu tugas
pada level 2 yang mendefinisikan bahwa proses pada pengelola TI di perguruan tata kelola teknologi informasi adalah
Control Objective for Information a,” vol. 12, no. 2, pp. 2060–
domain tersebut telah diimplementasikan dan mencapai 2074.
tujuan organisasi yang baik. Dari hasil identifikasi level [8] Chinchilla, A. M. R., dan Pérez, T. V., 2019. Government of
pengelolaan SIPERUMKIM yang diharapkan dengan information technology and organizational culture in
level pengelolaan yang dicapai, maka memunculkan application of management and management processes, J. Phys.
Conf. Ser., vol. 1388, no. 1.
sebuah kesenjangan pada masing-masing domain. [9] ISACAISACA, 2019. COBIT 2019 Governance and
Kesenjangan pada domain APO12 dan DSS03 adalah Management Objectives (ISACA)., COBIT 2019 Governance
sebesar 3 level, dan pada domain DSS02 memiliki and Management Objectives (ISACA). 2019.
kesenjangan sebesar 2 level. [10] Asnal, H., dan Gita, P. M., 2020. Implementasi Framework
Cobit 5 Fokus Domain (MEA) dalam Evaluasi Tata Kelola
Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan layanan Teknologi Informasi Pada Dinas Komunikasi Informatika dan
Statistik Provinsi Riau, JTT (Jurnal Teknol. Terpadu), vol. 8,
sebaiknya dilakukan penerapan rekomendasi yang telah
no. 1, pp. 43–50.
dihasilkan pada saat ini sehingga mencapai level [11] Anastasia, P. N. dan Atrinawati, L. H., 2020. Perancangan Tata
kapabilitas yang diharapkan, seperti pada domain Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit
APO12 yang memiliki target level kapabilitas sebesar 4 2019 Pada Hotel Xyz, JSI J. Sist. Inf., vol. 12, no. 2, pp. 1–9.
[12] Atrinawati, L. H. Ramadhani, E., Fiqar, T. P., Wiranti, Y. T.,
namun pada saat ini masih berada pada level 1, pada Abdullah, A. I. N. F., Saputra, H. M. J., dan Tandiran, D. B.,
domain DSS02 yang memiliki target level kapabilitas 2021. Assessment of Process Capability Level in University
sebesar 4 namun pada saat ini masih berada pada level XYZ Based on COBIT 2019, J. Phys. Conf. Ser., vol. 1803, no.
2, dan pada domain DSS03 yang memiliki target level 1.
[13] Fikri, A. M., Priastika, H. S., dan Octaraisya, N., 2020.
kapabilitas sebesar 4 namun pada saat ini masih berada
Rancangan tata kelola teknologi informasi menggunakan
pada level 1. Selain itu juga dapat melakukan identifikasi framework COBIT 2019 ( Studi kasus : PT XYZ ), Inf. Manag.
level pengelolaan menggunakan faktor desain lain atau Educ. Prof., vol. 5, no. 1, pp. 1–14,
domain lain yang belum terpilih pada penelitian kali ini. [14] Sujalu, A. P., Latif, I. N., Bakrie, I., dan Milasari, L. A., 2021.
Statistik Ekonomi 1. Yogyakarta: Zahir Publishing.
[15] Semiawan, C. R., 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Daftar Rujukan Grasindo.
[16] Joao, B., Neto, S., Fernando, P., Lamellas, C., Cavalcante, F.,
[1] Alreemy, Z., Chang, V., Walters, R., dan Wills, G., 2016.
dan Rosa, T. L., 2019. Lessons Learned in Designing a COBIT
Critical Success Factors (CFSs) for Information Technology
2019 Framework for a Brazilian Financial Organization.
DOI: https://doi.org/10.29207/resti.v5i3.3060
Creative Commons Attribution 4.0 International License (CC BY 4.0)
438