You are on page 1of 13

BAB III

TINJAUAN PERUSAHAAN

3.1 SEJARAH BERDIRINYA PERUSAHAAN


Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) merupakan lembaga
riset dan pengembangan kopi dan kakao nasional berdasarkan SK Menteri Pertanian
No. 786/Kpts/Org/9/1981 yang didirikan sejak 1 Januari 1911 pada masa kolonial
Belanda, waktu itu bernama Besoekisch Proefstation. Pada tahun 1981, melalui Surat
Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Pertanian No. 786/Kpts/Org/9/1981
Puslitkoka ditetapkan sebagai lembaga penelitian perkebunan yang mempunyai mandat
untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan komoditas kopi dan kakao secara
nasional. Setelah mengalami beberapa kali perubahan nama, sejak tahun 1993 namanya
menjadi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Saat ini Puslitkoka
pengelolaannya di bawah PT. RPN memiliki visi menjadi lembaga penelitian unggul
bertaraf internasional tahun 2020.
Sejak tahun 2008 Puslitkoka telah ditetapkan oleh Pranata Penelitian dan
Pengembangan, sebagai lembaga yang terakreditasi (Sertifikat No. PLM 015-INA-2008,
dan telah direakredistasi dengan Sertifikat No. PLM 015-INA-2012), reakreditasi
diperoleh pada tahun 2016. Pada tahun 2012 Puslitkoka mendapatkan penghargaan
anugerah IPTEK 2012 “Prayogasala” sebagai Lembaga Penelitian yang Mandiri dari
Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Pencapaian hasil penelitian dan pengembangan yang cemerlang dan dapat
diaplikasikan pada agrobisnis dan agroindustri kopi dan kakao, pada tanggal 5 Desember
2012, melalui Surat Keputusan Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia
No.189/M/Kp/XI/2012, Puslitkoka ditetapkan sebagai Pusat Unggulan IPTEK Kakao dan
pada tahun 2013 ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Kopi Kepmenristek Nomor
284/M/Kp/XI/2013. Sejak tahun 2016 ditetapkan sebagai Pusat Unggulan IPTEK Kakao
dan Kopi oleh Kementerian Riset dan Teknologi berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Negara Riset dan Teknologi Nomor 553/M/Kp/XII/2016 tanggal 14 Desember 2016.

Puslit KOKAjuga memiliki visi berupaya mewujudkan visinya sebagai lembaga


penelitian dan pengembangan kopi dan kakao yang mandiri dan unggul (center of
excellence) di tingkat internasional pada tahun 2025.Selain itu, Puslitkoka memiliki
misi strategis dalam menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) guna
mendukung pengembangan kopi dan kakao nasional. Misi tersebut tidak hanya terbatas
dalam upaya pencapaian IPTEK dan produk unggulan namun juga melakukan
diseminasi di sentrasentra pengembangan kopi dan kakao di seluruh wilayah Indonesia.
Puslitkoka memiliki sejumlah rekam jejak cerita sukses (success story) dalam program
pengembangan kopi dan kakao nasional. Hal ini tidak terlepas dari ketersediaan sumber
daya manusia (SDM) yang berkompeten dalam menghasilkan IPTEK selaras dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat, khususnya petani/pekebun serta para pelaku industri.
Kunci sukses keberhasilan tersebut tidak terlepas dari hasil sinergi antar para pemangku
kepentingan nasional dan internasional dalam mewujudkan program pengembangan
kopi dan kakao di Indonesia.

Seiring dengan perkembangan waktu yang selaras dengan torehan prestasi demi
prestasi, Puslitkoka ditetapkan sebagai Pusat Unggulan IPTEK (center of excellence)
untuk komoditas kakao dan kopi, masing-masing pada tahun 2012 dan 2013 oleh
Kementerian Riset dan Teknologi dalam upaya mendukung implementasi Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Di antara puncak
capaian prestasi tersebut, Puslitkoka mendapatkan anugerah Prayogasala dari Menteri
Riset dan Teknologi tahun 2012 sebagai lembaga litbang unggul nasional. Sejak 20 Mei
2016, tugas dan fungsi PUSLITKOKA diperluas tidak hanya menghasilkan IPTEK
unggul namun juga mendidik enterpreneur baru berbasis komoditas kopi dan kakao
dengan ditetapkannya Coffee and Cocoa Science Techno Park (CCSTP) sebagai unit
strategis Puslitkoka oleh Menteri Riset dan Dikti.

https://iccri.net/profil-pusat-penelitian-kopi-dan-kakao-indonesia/
3.2 TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Sebagai pengemban mandat penelitian dan pengembangan komoditas kopi dan kakao
nasional, Puslitkoka mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
1. Melakukan penelitian guna mendapatkan varietas/klon unggul baru, serta inovasi
teknologi di bidang kopi dan kakao dari hulu (on farm), hilir (off farm) serta rantai
pasoknya,
2. Melakukan kegiatan pelayanan kepada pekebun kopi dan kakao di seluruh Indonesia
guna memecahkan masalah dan mempercepat alih teknologi,
3. Membina kemampuan di bidang sumberdaya manusia, sarana dan prasarana guna
mendukung kegiatan penelitian dan pelayanan,
4. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut, Puslitkoka menjalin kerjasama
dengan berbagai lembaga baik nasional maupun internasional. Pada saat ini
Puslitkoka telah menjalin kerjasama penelitian dan pengembangan kopi dan kakao
dengan lebih dari 50 lembaga.

3.3 VISI DAN MISI


Visi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia adalah “Menjadi lembaga penelitian
dan pengembangan kopi dan kakao yang mandiri dan unggul di tingkat internasional”.
Sedangkan misinya antara lain:
1. Menghasilkan inovasi teknologi agroindustri kopi dan kakao sesuai dengan dinamika
kebutuhan pengguna (demand driving),
2. Mempercepat diseminasi dan alih teknologi hasil inovasi teknologi dan penjaringan
umpan balik dari pengguna,
3. Meningkatkan peran dalam penelitian dan pengembangan agribisnis kopi dan kakao,
serta kerjasama penelitian dan pengembangan di tingkat nasional maupun
internasional,
4. Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas khususnya yang terkait dengan
kemandirian lembaga secara finansial,
5. Meningkatkan kompetensi pelayanan secara prima kepada pengguna dan
kesejahteraan karyawan.
3.4 TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan kegiatan penelitian dan pengembangan adalah menghasilkan inovasi
teknologi yang komprehensif yang dapat menunjang:
1. Peningkatan produktivitas tanaman kopi dan kakao,
2. Peningkatan dayasaing kopi dan kakao melalui peningkatan kualitas, di
versifikasi produk, serta konservasi maupun efisiensi sumberdaya,
3. Terciptanya industri perkebunan yang mantap dan berkesinambungan melalui:

 Inventarisasi, karakterisasi, evaluasi, dan konservasi sumberdaya alam,


 Perbaikan potensi genetik tanaman untuk menunjang peningkatan
produktivitas dan kualitas,
 Pengembangan sistem agribisnis berkelanjutan,
 Analisis kebijakan, kelembagaan, sosial ekonomi dan komoditas,
 Diseminasi hasil penelitian,
 Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sasaran program penelitian dan pengembangan Puslitkoka diarahkan untuk


meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pekebun, memajukan industri komoditas
kopi dan kakao, meningkatkan pendapatan devisa negara, efisiensi pemanfaatan sumber
daya alam, serta meningkatkan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi pengelolaan
komoditas kopi dan kakao. Oleh karena itu sasaran yang hendak dicapai yaitu :
1) Tersedianya teknologi dan kebijakan yang mempunyai dampak besar
terhadap:
 Upaya untuk mengatasi kendala produksi maupun mutu,
 Upaya peningkatan mutu hasil, kelestarian alam, optimalisasi sumberdaya,
maupun pengembangan diversifikasi produk,
2) Usaha dan iklim agribisnis yang kondusif,
3) Tersedianya bahan tanam unggul,
4) Terlaksananya proses alih teknologi agribisnis dan agroindustri,
5) Terbangunnya citra sebagai lembaga penelitian yang terpercaya
3.5 KERJASAMA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Selama tiga tahun terakhir telah dijalin kerjasama Non riset dengan 378 lembaga
dalam negeri, dan kerjasama riset dengan 66 lembaga dalam negeri dan 20 lembaga luar
negeri. Selain itu juga telah dijalin kerjasama dengan lima pelaku industri terbesar kakao
dunia, yaitu: ADM Cocoa, Barry Callebaut, Mondelez International, Nestle International
dan MARS, Nestle dll.R

3.6 DISEMINASI HASIL PENELITIAN


Diseminasi hasil penelitian dilakukan melalui : Simposium, Workshop, Temu Lapang,
Pelatihan, Pendampingan Teknologi, dan Website, Pameran dll.

3.7 PUBLIKASI
Puslitkoka menerbitkan Jurnal Ilmiah hasil penelitian dengan nama Pelita Perkebunan
yang diterbitkan 3 kali dalam satu tahun, yang telah terakreditasi oleh LIPI sejak tahun
2006, kemudian direakreditasi 2009 dan 2012 (No.173/AU2/P2MI-LIPI/08/2012) serta E-
Journal. Di samping itu juga Puslitkoka juga menerbitkan Warta Puslitkoka, Review
Penelitian Kopi dan Kakao, Prosiding, buku, booklet, leaflet dan poster.
Disamping menerbitkan jurnal hasil penelitian, Pusat Penelitiaan Kopi dan Kakao
Indonesia juga melakukan penyampaian hasil penelitian dan memperkenalkan produk-
produk hasil penelitian yang dihasilkan dengan mengikuti pameran-pameran dalam negeri
dan luar negeri lebih dari 15 kali/tahun.

3.8 SARANA DAN PRASARANA


1. Kebun Percobaan, meliputi 3 Kebun Percobaan (KP) antara lain:
a. KP. Kaliwining di Kabupaten Jember seluas 160,5 ha,
b. KP. Sumber Asin di Kabupaten Malang seluas 104,17 ha, dan
c. KP. Andungsari di Kabupaten Bondowoso seluas 105,97 ha.
2. Kebun Plasma Nuftah, meliputi Kebun Plasma Nuftah Kopi dan Kebun Plasma
Nuftah Kakao.
3. Laboratorium Penelitian:
a. Laboratorium Pemuliaan Tanaman, (1 unit)
b. Laboratorium Agronomi, (1 unit)
c. Laboratorium Tanah dan Air, (1 unit)
d. Laboratorium Proteksi Tanaman, (3 unit)
e. Laboratorium Pascapanen, (2 unit)
f. Laboratorium Kultur Jaringan/Somatic embryogenesis (SE), (1 unit)

3. Laboratorium Penguji Puslitkoka (terakreditasi KAN) yang meliputi:


a. Laboratorium Penguji Pra-Panen
b. Laboratorium Penguji Pasca-Panen
c. Laboratorium Penguji Alat dan Mesin
4. Lembaga Sertifikasi Produk (LS-PRO CCQC)
5. Unit Stasiun Klimatologi (3 unit)
6. Pool Kendaraan
7. Perumahan Dinas
8. Warung CSR
9. Unit Out Let (2 unit)
10. Kantin SEKAR
11. Koperasi Karyawan SEKAR
12. Bengkel Alat dan Mesin
13. Unit Workshop Pengolahan Hulu Kopi dan Kakao.
14. Unit Workshop Pengolahan Hilir (produksi Kopi, Cokelat dan Kosmetik)
15. Unit Pengering (1 unit)
16. Kawasan Cocoa and Coffee Tehcno Science Park, (1 Kawasan)
17. Destinasi wisata Coco Park
18. Pusat Pelatihan (ICCRI Training Center)
19. Guest House
20. Gedung Pertemuan (Gedung Sunaryo)
21.Perpustakaan, perpustakaan ini memiliki koleksi buku dan majalah di perpustakaan
sebnyak 38.706 judul dan 38.983 eksemplar, terdiri atas 7.622 judul artikel tentang
kopi, 5.024 judul artikel tentang kakao, dan lebih dari 15.677 judul artikel tentang
karet, tembakau, dan tanaman lainnya.
3.9 SUMBER DAYA MANUSIA LABORATORIUM PENGUJI
Struktur organisasi Laboratorium Penguji PUSLIT KOKA (LP-592-IDN) berdasarkan
SK Kepala PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA No.
64/Kpts/D/VIII/2020 adalah sebagai berikut:
Gambar : Struktur organisasi Laboratorium Penguji PUSLIT KOKA (LP-592-IDN)

Adapun personel LP PUSLITKOKA (LP-592-IDN) antara lain :

No. Nama Jabatan


1. Dini Astika Sari, M.Biotech., Kepala Puslitkoka / Manajer Puncak LP
Puslitkoka (MP
2. Indah Anita Sari, SP., M.Si. Kepala Bagian Penelitian / Deputi Manajer
Puncak (DMP)
3. Ir. Sugiar Kepala Bagian Umum dan SDM
4. Waris, SE. Kepala Subbagian Kepegawaian dan
Pengembangan SDM
5. Sugiyanto, SP., MP. Kepala Subbagian Pengadaan dan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
6. Widya Ekashanti Marmanita, S.Si. Kepala Subbagian Kesekretariatan dan
Legal
7. Wahyudi Priandono, SE. Kepala Subbagian Keuangan dan Akuntansi
8. Febrilia Nur 'Aini, SP. Manajer Mutu (MM)
9. Niken Puspita Sari, SP., M.Si. Manajer Teknis (MT) Lab. Prapanen
10. Ariza Budi Tunjung Sari, STP., M.Si. Manajer Teknis (MT) Lab. Pasca Panen
11. Andi Dharmawan, STP. Manajer Teknis (MT) Lab. Alsin
12 Tri Adityanto Penyelia Lab. Pra Panen
13. Ninik Kusmiarsih, SE. 1. Penyelia Lab. Pasca Panen
2. Penanggung jawab dokumen
14. Bayu Setyo Abdurrizal, A.Md. Penyelia Lab. Alsin
15. Ahmad Sofwan 1.Analis Lab. Prapanen
2. Petugas verifikasi/ cek antara
16. M. Bahrun Ni'am, S.Si. Analis Lab. Prapanen
17. Tety Suhartini Analis Lab. Prapanen
18. Fitratin, A.Md. Analis Lab. Pasca Panen
19. Broto Panji Waluyo 1. Analis Lab. Pasca Panen
2. Petugas verifikasi/ cek antara
20. Iwan Subawe Analis Lab. Alat dan Mesin
21. M. Ali Mufidi Analis Lab. Alat dan Mesin
22. Eny Koesdiyati Petugas Penerima Contoh Lab. Prapanen &
Lab. Benih
23. Dedi Putra Pamungkas Petugas Penerima Contoh Lab. Pasca Panen
24. Elin Susanti Petugas Penerima Contoh Lab. Alat dan
Mesin
25. Ir. Yusianto Panelis Uji Cita Rasa Kopi dan Kakao
26. Andi Dharmawan, S.TP. Panelis Uji Cita Rasa Kopi dan Kakao
27. Dwi Nugroho, SP., M.Sc. Panelis Uji Cita Rasa Kopi dan Kakao
28. Fitria Ardiyani, SP. Ketua Tim Auditor
29. Ariza Budi Tunjung Sari, STP., M.Si. Auditor
30. Hendy Firmanto, ST., M.Sc. Auditor
31. Dwi Suci Rahayu, SP., M.Sc. Auditor
32. Aris Budiman, SP., M.Si. Auditor
33. Ari Wibowo, SP., M.Sc. Auditor
34. Rais Widyanto, A.Md Auditor
35. Gito Nugraha Budi Kusuma, S.Tr. Auditor

3.10 PELAYANAN JASA


Pelayanan jasa yang dilaksanakan, antara lain dapat dikelompokkan menjadi :
1) Jasa konsultansi rencana pembangunan kebun produksi, kebun penghasil bahan
tanam, bussines plan, detail engineering desain pabrik, pemurnian bahan tanam
unggul dan evaluasi penerapan teknologi di kebun,
2) Capacity building dalam bentuk pelatihan, magang, pendampingan/ pengawalan
penerapan teknologi untuk peningkatkan produktivitas,
3) Jasa analisis LP Pra-Panen meliputi jasa analisis coontoh tanah, air dan jaringan
tanaman, jasa analisis contoh pupuk (organik dan anorganik), jasa analisis nematoda
dan jasa pengujian benih. LP Alsintan meliputi jasa kalibrasi peralatan, jasa
pengujian alat dan mesin pertanian. LP Pasca-Panen meliputi jasa pengujian biji kopi,
jasa pengujian biji kakao, jasa uji cup test kopi, jasa uji cita rasa coklat, uji kadar
cafein, dan uji kadar polifenol.
4) Jasa rekomendasi pemupukan tanaman kopi dan tanaman kakao
5) Jasa efikasi pupuk pada tanaman kopi dan tanaman kakao
6) Jasa efikasi pestisida pada tanaman kopi dan tanaman kakao
7) Jasa sertifikasi antara lain: LSPro CCQC (Center for Certification of Qualities and
Commodities) dan LP Puslitkoka, kedua lembaga tersebut telah diakreditasi oleh
KAN.

3.11 PERKEMBANGAN PENELITIAN TANAH DAN IKLIM


3.11.1 Pengelolaan Tanah
Tidak banyak ditemukan dokumen hasil penelitian tentang tanah dan
pemupukan kakao yang diperoleh pada masa pemerintahan Hindia Belanda, diduga
hal ini karena pada masa tersebut tingkat kesuburan tanah masih relatif tinggi,
sehingga penelitian ke arah sana masih belum mendapatkan prioritas. Pada dua
dekade terakhir abad ke-20, penelitian tanah dan pemupukan banyak ditemukan pada
aspek bahan organik, sifat fisika tanah dan kemampuan menahan air, seleksi terhadap
kekeringan, penggunaan pupuk lambat tersedia, pemanfaatan mikrobia tanah untuk
meningkatkan ketersediaan hara, dan sebagainya.
Pertanaman kopi sejak 300 tahun yang lalu telah diusahakan di Indonesia dan
memberikan manfaat yang besar terhadap hajat hidup masyarakat. Sejarah mencatat
bahwa pertanaman kopi arabika mulai dibudidayakan pada tahun 1699 di daerah
Batavia, kemudian berkembang ke Jawa Barat yaitu daerah Priangan Timur dan
beberapa daerah lain di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Daerah tersebut
menurut peta tanah yang baru mulai dibuat pada sekitar tahun 1935 merupakan daerah
dengan tipe tanah yang kesuburannya relatif tinggi. Gunung berapi yang banyak
terdapat di pulau Jawa merupakan sumber penyubur oleh karena lingkungan tumbuh
yang masih sangat baik saat itu, maka pertanaman kopi dapat tumbuh baik dan
memberikan produksi yang memadai. Menurut van der Veen (1934), perkebunan kopi
arabika di daerah Plato Ijen tanahnya termasuk golongan Merapi, Ranti, dan Kendeng.
Tanah sebagai modal dasar pertanian mempunyai sifat mudah mengalami
degradasi apabila tidak dikelola dengan baik. Pada awalnya perkebunan kopi
umumnya diusahakan pada tanah bukaan baru, dengan kesuburan tanah yang sangat
tinggi. Sejarah mencatat bahwa dengan cara pengelolaan tanah berteknologi
sederhana, produksi kopi yang diperoleh dapat memberikan keuntungan yang tinggi.
Pertanaman kopi arabika sebelum tahun 1928 diusahakan mulai dari daerah
berketinggian 100 m dpl hingga 1.000 m dpl dengan hasil yang cukup baik. Catatan
produksi menunjukkan bahwa rata-rata produksi Kopi perha dapat mencapai 400 -
600 kg, dan hasil ini secara ekonomi sangat menguntungkan pengusaha perkebunan
saat itu. Biaya produksi yang sangat murah saat itu dan ditunjang oleh kesuburan
tanah yang sangat memadai menyebabkan perusahaan 156 sumber daya alam yang
sangat mendukung perkebunan kopi dapat hidup dengan sangat layak. Salah satu
kunci keberhasilan adalah Tanah terluas perkebunan kopi dan kakao adalan Ultisol,
yang merupakan jenis tanah khas yang terdapat di daerah tropika dengan suhu dan
curah hujan tinggi. Tanah Ultise terluas sebarannya dan Inceptisol terluas kedua.
Perkebunan kopi di Sumatera, Jawa Sulawesi, maupun Irian Jaya umumnya terdapat
pada tanah Inceptisol dan Andisol Informasi rinci tentang kondisi tanah dan
sebarannya di Indonesia dengan segala sifatnya pada sekitar awal abad ke-20 relatif
sedikit, hal ini dapat dimengerti karena kegiatan pemetaan tanah di Jawa baru dimulai
pada tahun 1930. Namun demikian secara individual para pengusaha perkebunan
kopi, kakao, karet dan tembakau di daerah Besuki telah mulai merintis untuk
mengetahui sifat dan sebaran tanahnya serupa dengan di Jawa Timur, Daerah
pertanaman kopi arabika di Aceh Tengah dan Mandailing terletak pada ketinggian
lebih dari 1.000 m dpl dan tanahnya berasal dari abu oleh karena itu, pada umumnya
tanahnya termasuk jenis tanah Andisol, tanah ini tingkat kesuburannya tinggi, kadar
bahan organiknya relatif tinggi, dan bertekstur ringan. Areal pertanaman kopi dan
kakao di Indonesia sangat bervariasi tingkat kesuburannya Vulkan yang juga dapat
dihubungkan dengan sejarah pembentukan tanahnya.
Hasil penelitian Pusat Penelitian Kopi dan Kakao menunjukkan bahwa di
Tanah Toraja dan Enrekang tempat banyak terdapat perkebunan kopi arabika,
kesuburan tanahnya rendah hingga sedang. Salah satu hal yang perlu diketahui adalah
bahwa pada waktu itu bahan tanam kopi sangat terbatas jenisnya atau dapat dikatakan
hanya tipe tipika saja dan umumnya produksinya rendah. Sementara itu, pengelolaan
kesuburan tanah di perkebunan kopi robusta berkembang sesuai dengan kemajuan
dalam teknologi pemupukan.

3.11.2 Kimia dan Kesuburan Tanah


Sifat kimia tanah lahan perkebunan kopi dan kakao relatif mudah berubah-
ubah mengikuti proses alam, seperti erosi. Tanah Ijen yang meliputi tanah Raung,
Ranti, Merapi, dan Kendeng merupakan tanah dengan berbagai tingkat pelapukan.
Tanah Raung dan Merapi merupakan tanah muda (juvenile), tanah Ranti lebih tua, dan
tanah Kendeng umumnya sudah agak tua (senil). (Tanah ini membentang dari daerah
Jember Timur, Banyuwangi hingga kawasan Plato Ijen. Kategori terakhir menurut van
der Veen adalah tanah Lamongan. Tanah-tanah di daerah Besuki tersebut saat ini
menjadi area perkebunan kopi, karet, kakao dan tembakau serta memberikan manfaat
yang sangat besar bagi perolehan devisa negara maupun kehidupan masyarakat
sekitarnya.Pertanaman di daerah Aceh Tengah, dan Sumatera Utara, khususnya
daerah Mandailing, Pertanaman kopi arabika selain diusahakan di Jawa khususnya
Jawa Timur, juga banyak dengan kopi Kalosi asal Enrekang dan Toraja telah dikenal
sejak zaman Hindia Belanda sehingga terkenal dalam dunia perdagangan kopi dengan
kopi Mandailing. Sulawesi dengan Kopi Kolasi asal Enrekang dan Toraja telah
dikenal sejak jaman Hindia Belanda.
3.11.3 Analisis kimia tanah
Tanah-tanah di daerah Besuki mempunyai kesuburan kimia yang cukup tinggi.
Pada umumnya kadar fosfor, kalium, dan kalsium cukup tinggi, bahkan sangat tinggi
di beberapa tempat seperti di Kebun Blawan dan Kalisat/Jampit. Hasil analisis saat itu
menunjukkan bahwa kadar K dan Ca tinggi, sedangkan Mg cukup namun demikian
untuk tanah Kendeng kadarnya lebih rendah dari tanah yang lain. Hasil analisis kebun
Blawan afdeling Blawan dan kebun Kalisat afdeling Kampung Malang pada tahun
1963 menunjukkan bahwa kadar bahan organik tinggi, demikian juga dengan kadar K
dan P. Sesudah dibudidayakan selama 60 tahun, hasil analisis terhadap beberapa
contoh tanah di Kebun Blawan dan Kalisat menunjukkan hampir tidak ada perubahan
sifat kimia tanah. Pengamatan pada tahun 1985 menunjukkan bahwa kandungan K,
Ca, Mg, dan P tersedia berharkat rendah hingga tinggi. Selama kurun waktu 14 tahun
kemudian analisis tanah kebun Kalisat khususnya daerah bawah menunjukkan hasil
yang relatif sama, yaitu kalium, kalsium, dan magnesium tetap tinggi. Hasil
pengamatan terhadap sifat kimia tanah perkebunan kopi Kayumas dan Pancur
Angkrek pada 1984 menunjukkan bahwa sama dengan kondisi pada tahun 1934 yaitu
sifat kimia tanah area kebun yang tergolong Andisol dapat dikatakan hampir sama,
yaitu kaya dengan bahan organik. Demikian pula di daerah lain, seperti hasil analisis
tanah di Aceh Tengah menunjukkan bahwa kadar bahan organik tanahnya sangat
tinggi, sedangkan P, Ca, dan Mg berkisar sedang hingga sangat rendah. Pada era
tahun 1990 hasil analisis kimia tanah dari kebun-kebun kopi arabika menunjukkan
bahwa kadar K, dan Ca tetap tinggi, sedangkan Mg sedang. Kadar fosfor tersedia
relatif rendah. Semenjak dahulu N selalu rendah. Hal ini dapat dipahami, oleh karena
sumber N hanya dari bahan organik saja dan unsur nitrogen berbentuk gas yang
mudah menguap.

3.11.4 Sifat kimia tanah


Upaya perbaikan kualitas tanah sebaiknya dilakukan secara simultan yakni
dengan pemberian bahan organik dan pemupukan anorganik. Penelitian ini bertujuan
untuk angka uji pengaruh berbagai macam bahan organik dan pupuk fosfat terhadap
sifat kimia dan serapan hara oleh tanaman kakao. Penelitian disusun menurut
rancangan Penakuan petak terpisah dan rancangan lingkungan acak kelompok
lengkap. Sebagai 200 mg P2O5 per kg tanah kering angin. Sumber bahan organik
sebagai anak petak petak utama adalah sumber P terdiri atas tanpa P, SP 36 dan fosfat
alam dengan takaran terdiri atas tanpa bahan organik, pupuk kandang sapi dengan
takaran 2,5 dan 5.00 kompos kulit buah kakao dengan takaran 2,5 dan 5,0%; belotong
dengan takaran 2.5 dan 5,0%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bahan
organik berupa pupuk kandang sapi, kompos kulit kakao, dan belotong dapat
meningkatkan kandungan C, N., C tertukar, Fe tersedia, dan pH tanah, serta pupuk SP
36 dapat meningkatkan ketersediaan P dalam tanah. Pemberian belotong dapat
meningkatkan serapan N, K, Ca, Mg, dan SO 4 namun belum dapat meningkatkan
serapan Cl, Pemberian pupuk kandang sapi dengan dosis 5% dapat meningkatkan
serapan N, K dan Cl, sedangkan kompos kulit kakao dengan dosis 5% dapat
meningkatkan serapan N dan K tanaman kakao. Pemupukan SP 36 dapat
meningkatkan serapan Mg tanaman kakao, sedangkan fosfat alam tidak dapat
meningkatkannya. Tidak terdapat interaksi antara pemberian bahan organik dengan
pupuk fosfat terhadap serapan hara oleh tanaman kakao. Terdapat korelasi positif
antara kandungan hara dalam tanah akibat pemberian bahan organik dengan serapan
hara oleh tanaman kakao.

You might also like