You are on page 1of 23

Nama = Winisudha Jatun Kuncara

NIM = 195221065

Kelas = AKS 9D

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KEPERCAYAAN


MUZAKI DALAM MEMBAYAR ZAKAT

BAB 1

1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu rukun islam yang wajib diutamakan oleh umat muslim adalah zakat. Zakat
termasuk dalam ibadah maliyah ijtima’iyah yang artinya ibadah di bidang harta yang
memiliki kedudukan yang sangat penting dalam membangun masyarakat. Dimensi zakat
tidak hanya bersifat ibadah saja, tetapi mencakup juga dimensi sosial, ekonomi, keadilan, dan
kesejahteraan. (Huda, 2012: 88). Kewajiban pembayaran zakat diyakini dapat digunakan
sebagai alternatif untuk mengentaskan kemiskinan di tengah-tengah masyarakat yang dapat
membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan.

Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar ke-3 di dunia setelah
Arab dan India, demografik dan kultural Indonesia memiliki potensi yang layak
dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan pendapatan khususnya masyarakat
muslim Indonesia, yaitu Institusi Zakat, Infaq dan Sedekah. Hal ini merujuk pada kedudukan
zakat, infaq dan sedekah dalam Al-Qur’an. Potensi ini dapat menjadi modal utama karena
mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.

Potensi zakat sebagai sumber pembelanjaan dalam masyarakat muslim dan sumber daya
untuk mengatasi berbagai macam social cost yang dilibatkan dari hubungan antar masyarakat
dan mampu membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan income iconomic
growth with equity (Asnaini, 2008:70).

Undang-Undang Nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat sudah diterbitkan oleh
pemerintah dalam mengatur organisasi pengmpulan zakat di Indonesia. Pengelolaan zakat
dirasa belum maksimal dan memberikan output yang signifikan bagi perbaikan ekonomi,
sehingga pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 dengan tujuan
untuk memaksimalkan peran zakat, infaq dan shadaqah untuk pembangunan umat
(kementrian Agama RI 2013).

Pemerintah dalam memaksimalkan peran dan pengelolaan zakat membentuk orgaisasi


pengelola zakat yang terdiri atas Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011. Badan Amil Zakat dibentuk oleh
pemerintah dibawah naungan Kementerian Agama dan sudah tersebar disetiap Provinsi,
Kebupaten, Kota hingga Kecamatan. Lembaga Amil Zakat adalah lembaga yang dibetuik
masyarakat yang bertugas untuk mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan
zakat.

Potensi penerimaan dana zakat di Indonesia cukup besar, hal ini berdasarkan pada jumlah
penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Dilihat dari Laporan Penerimaan Zakat
Badan Amil Zakat Nasional pada 2011-2015, realisasi dana zakat di Indonesia selalu
mengalami peningkatan sesuai dengan penigkatan jumlah peduduk wajib pajak. Namun Hasil
yang diperoleh nilainya kurang dari 1% dari besarnya potensi zakat sepanjang periode 2011-
2015 (Canggih, Fikriyah dan Yasin, 2017).

Tabel 1.1

Potensi dan Realisasi Penerimaan Dana Zakat Tahun 2011-2015

No Periode Potensi penerimaan zakat (Rp) Realisasi Persentase


penerimaan (Rp) penerimaan
1 2011 58.961.143.222.174 32.986.949.737 0,06%
2 2012 64.086.440.764.997 40.387.972.149 0,06%
3 2013 69.794.542.095.826 50.741.735.215 0,07%
4 2014 78.374.957.309.348 69.865.506.671 0,09%
5 2015 82.609.152.671.724 82.272.643.293 0,10%
Sumber : Canggih, 2017, data diolah

Pada hakikatnya tujuan zakat adalah untuk menjamin keadilan distribusi harta, mengentaskan
kemiskinan dan memberdayakan masyarakat yang tidak mampu. Agar pengelolaan zakat
tepat sesuai dengan tujuannya, maka zakat harus dikelola secara baik, amanah dan
profesional.
Good corporate governance adalah tata kelola yang baik pada suatu usaha yang sudah
dilandasi dengan etika yang professional dalam berusaha. Prinsip-prinsip dasar good
corporate governance antara lain: keadilan (fairness) yang merupakan kesetaraan dalam
memenuhi hak-hak dari stakeholders yang timbul dari perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang sudah berlaku. Selain itu keadilan juga menekankan pentingnya
perlindungan untuk pemegang saham dari berbagai penyimpangan orang didalam perusahaan.
Prinsip kedua, yaitu transparansi, merupakan bentuk keterbukaan informasi kepada pihak
yang membutuhkan informasi, sehingga semua pihak mengetahui apa yang dilakukan
organisasi, termasuk prosedur dan keputusan yang diambil organisasi dalam menjalankan
urusan publik atau salah satu darinya. aktivitasnya. memenuhi . Faktor ketiga, akuntabilitas,
merupakan faktor yang mengatur penerapan prinsip-prinsip good governance. Prinsip
keempat adalah akuntabilitas, yaitu kewajiban perusahaan untuk mematuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dan prinsip yang terakhir adalah kemandirian, yaitu
keadaan dimana usaha dikelola secara profesional, bebas dari benturan kepentingan dan
campur tangan pihak lain, yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan prinsip usaha yang sehat.

RESEARCH GAP

No Judul Hasil Penelitian

1 Hidawati, Antong, Abid Setelah melihat hasil penelitian yang telah dibahas
Ramadhan, Pengaruh mengenai pengaruh pemahaman, trust, dan
Pemahaman, Trust, Dan transparansi lembaga zakat terhadap minat
Transparansi Lembaga masyarakat membayar zakat pada BAZNAS
Zakat Terhadap Minat Kabupaten Luwu dengan menggunakan SPSS versi
Masyarakat Membayar 23, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Zakat Pada BAZNAZ
Kabupaten Luwu (2021) a. Pemahaman secara parsial tidak berpengaruh
terhadap minat masyarakat membayar zakat pada
BAZNAS Kabupaten Luwu.

b. Trust secara parsial berpengaruh terhadap minat


masyarakat membayar zakat pada BAZNAS
Kabupaten luwu.

c. Transparansi lembaga zakat secara parsial


berpengaruh terhadap minat masyarakat membayar
zakat pada BAZNAS Kabupaten Luwu.
2 Yusi Ardini, Asrori, Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
Kepercayaan Muzakki Pada diperoleh simpulan bahwa literasi amil dan
Organisasi Pengelola Zakat: transparansi pelaporan keuangan terhadap
Studi Empiris tentang berpengaruh kepercayaan muzakki pada OPZ.
Pengaruh Mediasi Literasi amil berpengaruh langsung terhadap
Akuntabilitas dan akuntabilitas OPZ dan transparansi pelaporan
Transparansi (2020), keuangan. Selain itu, terdapat pengaruh tidak
langsung literasi amil terhadap kepercayaan muzakki
pada Organisasi Pengelola Zakat melalui
akuntabilitas OPZ dan transparansi pelaporan
keuangan. Bagi Organisasi Pengelola Zakat bahwa
diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan penuh
publik khususnya muzakki untuk semua kegiatannya
baik penghimpunan, pendistribusian, dan
pendayagunaan zakat. peningkatan kepercayaan
dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor
yang mempengeruhi sesuai dengan penelitian ini.
pertama adalah dengan memberikan edukasi kepada
muzakki mengenai persepsi literasi amil. Kedua
dengan memberikan pelatihan kepada pengelola
zakat dalam hal ini amil berupa pelatihan
penyusunan laporan keuangan sesuai psak 109,
selain itu organisasi pengelola zakat dapat
memasang banner yang menunjukkan informasi
laporan keuangan dibeberapa tempat yang dapat
dilihat oleh masyarakat umum.

3 Solahuddin Tanjung, Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan


Marliyah, Yeni Samri Juliati yang dijabarkan oleh peneliti, maka didapatkanlah
Nasution, Analisis kesimpulan bahwa:
Akuntabilitas, Transparansi
dan Kepercayaan Terhadap a. Akuntabilitas berpengaruh signifikan dan parsial
Minat Membayar Zakat terhadap minat masyarakat dengan nilai signifikansi
Pada Badan Amil Zakat 0,002 < 0,05.
Nasional Provinsi Sumatera b. Transparansi berpengaruh secara parsial terhadap
Utara (2022) minat masyarakat dengan nilai thitung sebesar
=2,588 lebih besar dari ttabel = 1,661.

c. kepercayaan berpengaruh secara parsial terhadap


minat masyarakat dengan sebsesar nilai thitung
sebesar =1,819 lebih kecil dari ttabel = 1,661.

d. secara simultan terdapat pengaruh antara variabel


akuntabilitas, transparansi dan kepercayaan terhadap
minat masyrakat berpengaruh signifikan dan parsial
terhadap kepercayaan dengan nilai signifikansi
sebesar 56,722>3,941

4 Muhammad Haris Riyadi, Tingkat kepercayaan Muzakki kepada Baitul Mal


Mahda Yusra, Mengukur Aceh tergolong sudah baik. Para muzakki dapat
Tingkat Kepercayaan dikatakan memiliki persepsi yang baik mengenai
Muzakki kepada Baitul Mal pengelolaan zakat di Baitul Mal Aceh. Ini dibuktikan
Aceh (2020) dengan tingginya kecenderungan penilaian muzakki
untuk mengandalkan Baitul Mal Aceh sebagai
lembaga yang mengelola zakat mereka dan hal ini
selanjutnya menjadikan mereka merasa nyaman
untuk membayar zakat di Baitul Mal Aceh.
Walaupun muzakki telah merasa nyaman
menyerahkan zakat di Baitul Mal Aceh, namun
persepsi mengenai kedekatan emosional antara
muzakki dan Baitul Mal Aceh sebagai cermin
loyalitas muzakki dapat dinilai belum maksimal.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, dapat diidentifikasi


permasalahannya,yaitu:
1. Realisasi dana zakat yang diterima masih relatif kecil dibandingkan dengan jumlah potensi
zakat yang akan diterima. 2. Tingkat kepercayaan muzaki dalam membayar zakat kepada
lembaga zakat masih kurang optimal atau masih tergolong rendah. Hal ini tercermin dari
banyaknya laporan penerimaan zakat yang dikumpulkan setiap tahunnya di Lembaga Amil
Zakat Harapan Umat. 3. Terdapat research gap antara peneliti terdahulu dengan hasil
penelitiannya.

1.3 BATASAN MASALAH


Penelitian ini hanya berfokus pada transparansi pelaporan keuangan, akuntabilitas,
pengelolaan dana zakat dan religiusitas muzaki kepada tingkat kepercayaan terhadap lembaga
zakat. Penelitian ini dilakukan di LAZ Harapan Umati. Hal ini dilakukan agar tidak ada
perbedaan dalam penelitian. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah transparansi laporan keuangan berpengaruh terhadap kepercayaan muzaki dalam
membayar zakat di LAZ ?

2. Apakah akuntabilitas berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan muzaki dalam membayar


zakat di LAZ ?

3. Apakah keterbukaan dan kerahasiaan (disclosure) mempengaruhi seberapa besar


kepercayaan muzaki untuk membayar zakat di LAZ ?

4. Apakah kesetaraan berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan Muzaki dalam membayar


zakat di LAZ ?

5. Aturan dari code of conduct mempengaruhi seberapa besar kepercayaan muzaki untuk
membayar zakat di LAZ ?

1.5 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai,berikut:
1. Menginvestigasi dampak transparansi pelaporan keuangan terhadap tingkat kepercayaan
muzak dalam membayar zakat di LAZ. 2. Mengidentifikasi dampak akuntabilitas terhadap
kepercayaan muzak dalam membayar zakat di LAZ. 3 Untuk mengetahui kesetaraan terhadap
tingkat kepercayaan muzaki dalam membayar zakat di LAZ. 4. Mengkaji Pengaruh Aturan
dari code of conduct terhadap Tingkat Keimanan Muzaki dalam Membayar Zakat di LAZ.

1.6 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu
sebagai berikut : 1. Bagi penulis Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk lebih menambah
wawasan mengenai teori dan praktik zakat. 2. Bagi Lembaga zakat Penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan pendapat atau masukan dalam hal pengelolaan dana zakat agar dapat lebih
optimal dalam pelaksanaan pengambilan, pengolahan dan pendistribusian zakat. 3. Bagi
muzaki Diharapkan dengan adanya penelitian ini para muzaki atau masyarakat sekitar dapat
mengetahui kinerja lembaga zakat sehingga dapat meningkatkan kepercayaa muzaki dalam
membayar zakatnya pada LAZ.

1.7 JADWAL PENELITIAN

Terlampir
BAB 2

Penelitian Terdahulu

No Nama, Judul (tahun), Teori Fokus Penelitian Hasil Penelitian


Penerbit, Metode Penelitian
Penelitian
1 Hidawati, Antong, Abid Pengaruh Pengaruh Setelah melihat hasil
Ramadhan, Pengaruh Pemahaman, Pemahaman, Trust, penelitian yang telah
Pemahaman, Trust, Dan Trust, Dan Dan Transparansi dibahas mengenai
Transparansi Lembaga Transparansi Lembaga Zakat pengaruh pemahaman,
Zakat Terhadap Minat Terhadap Minat trust, dan transparansi
Masyarakat Membayar Masyarakat lembaga zakat
Zakat Pada BAZNAZ Membayar Zakat terhadap minat
Kabupaten Luwu (2021), Pada BAZNAZ masyarakat membayar
Program Studi Akuntansi Kabupaten Luwu zakat pada BAZNAS
Fakultas Ekonomi dan Kabupaten Luwu
Bisnis, Universitas dengan menggunakan
Muhammadiyah Palopo, SPSS versi 23, maka
Kuantitatif dapat ditarik
kesimpulan sebagai
berikut:
a. Pemahaman secara
parsial tidak
berpengaruh terhadap
minat masyarakat
membayar zakat pada
BAZNAS Kabupaten
Luwu.
b. Trust secara parsial
berpengaruh terhadap
minat masyarakat
membayar zakat pada
BAZNAS Kabupaten
luwu.
c. Transparansi
lembaga zakat secara
parsial berpengaruh
terhadap minat
masyarakat membayar
zakat pada BAZNAS
Kabupaten Luwu.
2 Yusi Ardini, Asrori, Pengaruh Kepercayaan Muzakki Berdasarkan hasil
Kepercayaan Mediasi Pada Organisasi penelitian dan
Muzakki Pada Akuntabilitas Pengelola Zakat: pembahasan diperoleh
Organisasi Pengelola dan Studi Empiris tentang simpulan bahwa literasi
Zakat: Studi Empiris Transparansi Pengaruh Mediasi amil dan transparansi
tentang Pengaruh Akuntabilitas dan pelaporan keuangan
Mediasi Transparansi terhadap berpengaruh
Akuntabilitas dan kepercayaan muzakki
Transparansi (2020), pada OPZ. Literasi amil
Jurusan Pendidikan berpengaruh langsung
Ekonomi, Fakultas terhadap akuntabilitas
Ekonomi, Universitas OPZ dan transparansi
Negeri Semarang, pelaporan keuangan.
Semarang, Indonesia, Selain itu, terdapat
Kuantitatif pengaruh tidak
langsung literasi amil
terhadap kepercayaan
muzakki pada
Organisasi Pengelola
Zakat melalui
akuntabilitas OPZ dan
transparansi pelaporan
keuangan. Bagi
Organisasi Pengelola
Zakat bahwa
diharapkan dapat
meningkatkan
kepercayaan penuh
publik khususnya
muzakki untuk semua
kegiatannya baik
penghimpunan,
pendistribusian, dan
pendayagunaan zakat.
peningkatan
kepercayaan dapat
dilakukan dengan
memperhatikan faktor-
faktor yang
mempengeruhi sesuai
dengan penelitian ini.
pertama adalah dengan
memberikan edukasi
kepada muzakki
mengenai persepsi
literasi amil. Kedua
dengan memberikan
pelatihan kepada
pengelola zakat dalam
hal ini amil berupa
pelatihan penyusunan
laporan keuangan
sesuai psak 109, selain
itu organisasi pengelola
zakat dapat memasang
banner yang
menunjukkan informasi
laporan keuangan
dibeberapa tempat yang
dapat dilihat oleh
masyarakat umum
3 Solahuddin Tanjung, Analisis Analisis Berdasarkan hasil
Marliyah, Yeni Samri Akuntabilitas, Akuntabilitas, analisis data serta
Juliati Nasution, Transparansi Transparansi dan pembahasan yang
Analisis dan Kepercayaan dijabarkan oleh
Akuntabilitas, Kepercayaan Terhadap Minat peneliti, maka
Transparansi dan Membayar Zakat didapatkanlah
Kepercayaan Pada Amil Zakat kesimpulan bahwa:
Terhadap Minat Nasional Provinsi a. Akuntabilitas
Membayar Zakat Pada Sumatera Utara berpengaruh signifikan
Badan Amil Zakat dan parsial terhadap
Nasional Provinsi minat masyarakat
Sumatera Utara dengan nilai
(2022), Fakultas signifikansi 0,002 <
Ekonomi dan Bisnis 0,05.
Islam, Universitas b. Transparansi
Negeri Sumatera berpengaruh secara
Utara, Kuantitatif parsial terhadap minat
masyarakat dengan
nilai thitung sebesar
=2,588 lebih besar dari
ttabel = 1,661.
c. kepercayaan
berpengaruh secara
parsial terhadap minat
masyarakat dengan
sebsesar nilai thitung
sebesar =1,819 lebih
kecil dari ttabel =
1,661.
d. secara simultan
terdapat pengaruh
antara variabel
akuntabilitas,
transparansi dan
kepercayaan terhadap
minat masyrakat
berpengaruh signifikan
dan parsial terhadap
kepercayaan dengan
nilai signifikansi
sebesar 56,722>3,941.
4 Muhammad Haris Tingkat Mengukur Tingkat Tingkat kepercayaan
Riyadi, Mahda Yusra, Kepercayaan Kepercayaan Muzakki Muzakki kepada Baitul
Mengukur Tingkat Muzakki kepada Baitul Mal Mal Aceh tergolong
Kepercayaan Muzakki Aceh sudah baik. Para
kepada Baitul Mal muzakki dapat
Aceh (2020), dikatakan memiliki
Universitas Syiah persepsi yang baik
Kuala Banda Aceh Jl. mengenai pengelolaan
Teuku Nyak Arief, zakat di Baitul Mal
Kopelma, Darussalam, Aceh. Ini dibuktikan
Kota Banda Aceh, dengan tingginya
Aceh, Kuantitatif kecenderungan
penilaian muzakki
untuk mengandalkan
Baitul Mal Aceh
sebagai lembaga yang
mengelola zakat
mereka dan hal ini
selanjutnya menjadikan
mereka merasa nyaman
untuk membayar zakat
di Baitul Mal Aceh.
Walaupun muzakki
telah merasa nyaman
menyerahkan zakat di
Baitul Mal Aceh,
namun persepsi
mengenai kedekatan
emosional antara
muzakki dan Baitul
Mal Aceh sebagai
cermin loyalitas
muzakki dapat dinilai
belum maksimal.
5 Arina Bintan Faktor Pengaruh Faktor pulan Tujuan dari
Mahareni, Pengaruh Internal dan Internal dan Eksternal penelitian ini adalah
Faktor Internal dan Eksternal Muzakki dalam untuk melihat pengaruh
Eksternal Muzakki Muzakki Keputusan Membayar faktor internal dan
Dalam Keputusan dalam Zakat Melalui faktor eksternal
Membayar Zakat Keputusan Lembaga Amil Zakat muzakki dalam
Melalui Lembaga Membayar (LAZ) di Kabupaten keputusan membayar
Amil Zakat (LAZ) di Zakat Blitar zakat melalui Lembaga
Kabupaten Blitar Amil Zakat (LAZ) di
(2019), Jurusan Ilmu Kabupaten Blitar.
Ekonomi Fakultas Setelah dalam proses
Ekonomi dan Bisnis pengambilan data
Universitas Brawijaya primer, pengolohan
Malang, Kuantitatif data hingga
menganalisis hasil,
penulis dapat
memberikan beberapa
kesimpulan sebagai
berikut: 1. Faktor
internal yang
mempengaruhi
keputusan muzakki
membayar zakat
melalui LAZ, diperoleh
empat (4) faktor yaitu
persepsi, pengetahuan,
kepercayaan, dan
pengalaman pribadi.
Faktor yang paling
dominan adalah faktor
persepsi dengan
persentase sebesar
35,290% dan faktor
pengetahuan ada dalam
urutan kedua dengan
perolehan persentase
21,736%. Hasil analisis
faktor internal menjadi
tolak ukur bagaimana
reaksi muzakki
terhadap lembaga zakat
formal yaitu Lembaga
Amil Zakat (LAZ). 2.
Faktor eksternal yang
mempengaruhi
keputusan muzakki
membayar zakat
melalui LAZ, diperoleh
lima (5) faktor yaitu
kompetensi LAZ &
pengalaman orang lain,
kemudahan,
akuntabilitas &
transparan, sosial dan
lokasi. Faktor yang
paling dominan adalah
faktor kompetensi LAZ
& pengalaman orang
lain dengan persentase
23 sebesar 34,841%
dan faktor kemudahan
berada pada urutan
kedua dengan
persentase 17,888%.
Dengan mengetahui
faktor internal dan
faktor eksternal
muzakki dalam
keputusannya
membayar zakat
melalui Lembaga Amil
Zakat (LAZ), maka
Lembaga Amil Zakat
(LAZ) dapat
mempertimbangkan
pembaruan strategi dan
memenuhi kebutuhan
layanan pembayaran
zakat pada LAZ.
Dengan peningkatan
muzakki yang
membayar zakat
melalui LAZ
diharapkan zakat dapat
dikelola dengan baik
sehingga manfaat zakat
dapat lebih optimal
dalam mengentaskan
mustahik dari
kemiskinan
6 Wafiq Ibnu Mubarok, Faktor yang Analisis Faktor yang Hasil uji parsial pada
Rini Safitri, Analisis Mempengaruh Mempengaruhi Minat pengetahuan dan
Faktor yang i Minat Muzakki Membayar religiusitas
Mempengaruhi Minat Muzakki Zakat menunjukkan bahwa
Muzakki Membayar Membayar tidak adanya pengaruh
Zakat (2022), Program Zakat antara pengetahuan
Studi Perbankan dengan minat
Syariah, UIN Maulana membayar zakat dan
Malik Ibrahim juga tidak ada
Malang, Kuantitatif pengaruh antara
religiusitas terhadap
minat membayar zakat.
Maka secara parsial
pengetahuan dan
religiusitas tidak
berpengaruh terhadap
minat muzaki
membayar zakat.
Sedangkan hasil uji
parsial pada trust dan
pendapatan
menunjukkan adanya
pengaruh antara trust
dengan minat
membayar zakat dan
juga terdapat pengaruh
antara pendapatan
terhadap minat
membayar zakat. Maka
secara parsial
pendapatan dan trust
berpengaruh terhadap
minat muzaki
membayar zakat. Dari
hasil uji simultan dapat
diketahui bahwa
terdapat pengaruh
secara simultan antara
pengetahuan,
pendapatan, religiusitas
dan trust terhadap
minat muzaki
membayar zakat. Maka
dapat disimpulkan
bahwa secara simultan
pengetahuan,
pendapatan, religiusitas
dan trust berpengaruh
terhadap minat muzaki
membayar zakat.
7 Rendra Octujuwanda, Pemahaman Pengaruh Pemahaman Pemahaman zakat di
Rizal Akbar, Pengaruh Zakat Dan Zakat Dan BAZMA RU II Kota
Pemahaman Zakat Kepercayaan Kepercayaan Muzakki Dumai memiliki nilai
Dan Kepercayaan Muzakki Terhadap Minat mean sebesar 84,6264,
Muzakki Terhadap Terhadap Membayar Zakat Di nilai minimum 61,00
Minat Membayar Minat Bazma Ru Ii Kota dan nilai maximum
Zakat Di Bazma Ru Ii Membayar Dumai 100,00. Termasuk
Kota Dumai (2022), Zakat dalam kategori sedang.
Institut Agama Islam Kepercayaan muzakki
Tafaqquh Fiddin di BAZMA RU II Kota
Dumai, Kuantitatif Dumai memiliki nilai
mean sebesar
101,1509, nilai
minimum 73,00 dan
nilai maximum 120,00.
Termasuk dalam
kategori sedang. Minat
membayar zakat di
BAZMA RU II Kota
Dumai memiliki nilai
mean sebesar 72,2830,
nilai minimum 49,00
dan nilai maximum
85,00. Termasuk dalam
kategori sedang.
Pemahaman zakat
terhadap minat
membayar zakat
mempunyai hasil
penelitian yang
diperoleh nilai thitung
13,666 > ttabel 1,650
dan nilai signifikasi
0,000 < 0,05, koefisien
transformasi regresi
sebesar 0,519, berarti
pemahaman zakat
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
minat membayar zakat
di BAZMA RU II Kota
Dumai Kepercayaan
muzakki terhadap
minat membayar zakat
mempunyai hasil
penelitian yang
diperoleh nilai thitung
5,214 > ttabel 1,650
dan taraf signifikansi
0,000 > 0,05 koefisien
transformasi regresi
sebesar 0,161, berarti
kepercayaan muzakki
berpengaruh secara
positif dan signifikan
terhadap minat
membayar zakat di
BAZMA RU II Kota
Dumai. Berdasarkan
hasil penelitian Fhitung
sebesar 648,245 yang
lebih besar dari Ftabel
(3,03) dan signifikansi
0,000 < 0,05. Hal
tersebut menunjukkan
bahwa variabel
independen
berpengaruh secara
simultan terhadap
variabel dependen
Artinya, pemahaman
zakat, kepercayaan
muzakki secara
bersama-sama
memberikan pengaruh
positif dan signifikan
terhadap minat
membayar zakat di
BAZMA RU II Kota
Dumai.
8 Rapindo, Mentari Dwi Akuntabilitas, Pengaruh Berdasarkan hasil
Aristi, Intan Putri Transparansi Akuntabilitas, penelitian mengenai
Azhari, Pengaruh Dan Kualitas Transparansi Dan pengaruh akuntabilitas,
Akuntabilitas, Pelayanan Kualitas Pelayanan transparansi dan
Transparansi Dan Terhadap Terhadap kualitas pelayanan
Kualitas Pelayanan Kepercayaan Kepercayaan Muzakki terhadap kepercayaan
Terhadap Muzakki Dalam Menyalurkan muzakki dalam
Kepercayaan Muzakki Dalam Zakat Pada Baznas menyalurkan zakat
Dalam Menyalurkan Menyalurkan Provinsi Riau pada BAZNAS
Zakat Pada Baznas Zakat Pada Provinsi Riau, dapat
Provinsi Riau (2021), Baznas ditarik kesimpulan
Fakultas Ekonomi dan yaitu (1) Variabel
Bisnis, Universitas akuntabilitas
Muhammadiyah Riau, berpengaruh terhadap
Kuantitatif kepercayaan muzakki.
(2) Variabel
transparansi
berpengaruh terhadap
kepercayaan muzakki.
(3) Variabel kualitas
pelayanan berpengaruh
terhadap kepercayaan
muzakki. Berdasarkan
penelitian yang telah
dilakukan, serta
pembahasan dan
kesimpulan yang
diperoleh maka saran
yang dapat diberikan
oleh peneliti yaitu (1)
Penelitian selanjutnya
sebaiknya membagikan
kuesioner secara
langsung agar dapat
mendampingi serta
membimbing
responden dalam
pengisian kuesioner
apabila ada pertanyaan
yang tidak dimengerti.
(2) Penelitian
selanjutnya sebaiknya
menambahkan
variabel-variabel lain
yang belum ada seperti
religiusitas, kompetensi
amil dan lain
sebagainya. Sehingga
hasil penelitian akan
lebih meluas dari
penelitian sebelumnya.
9 Agustina Karlina Pendapatan, Pengaruh Pendapatan, Berdasarkan hasil
Putra, Mochlasin, Kepercayaan Kepercayaan dan analisis data serta
Pengaruh Pendapatan, dan Pengetahuan pembahasan riset maka
Kepercayaan dan Pengetahuan Terhadap Minat dapat ditarik
Pengetahuan Terhadap Terhadap Mengeluarkan Zakat kesimpulan bahwa
Minat Mengeluarkan Minat Dengan Religiusitas hasil pengujian
Zakat Dengan Mengeluarkan Sebagai Variabel hipotesis pertama
Religiusitas Sebagai Zakat Dengan Moderating di diperoleh nilai t hitung
Variabel Moderating Religiusitas Lazismu Kota sebesar -1.891 dengan
di Lazismu Kota Sebagai Salatiga (Studi pada tingkat signifikansi
Salatiga (Studi pada Variabel Muzakki LazisMu 0.61 > 0.05. Maka
Muzakki LazisMu Moderating di Salatiga) dapat disimpulkan
Salatiga) (2023), Lazismu bahwa variabel
Universitas Islam pendapatan tidak
Negeri Salatiga, berpengaruh signifikan
Salatiga, Indonesia, terhadap minat. Hasil
Kuantitatif pengujian hipotesis
yang kedua dalam
penelitian ini diperoleh
nilai t hitung sebesar
2.135 dengan tingkat
signifikan sebesar
0,035 < 0.05, maka
dapat disimpulkan
bahwa variabel
kepercayaan
berpengaruh positif
signifikan terhadap
minat. Hasil pengujian
hipotesis ketiga ini
menunjukkan bahwa
pengetahuan memiliki
pengaruh terhadap
minat. Dengan hasil
analisis uji t didapatkan
besarnya t hitung untuk
variabel pengetahuan
(X3) sebesar 2.527
maka nilai t hitung > t
tabel sementara nilai
signifikan sebesar
0.013 < 0.05. Hasil
pengujian hipotesis
keempat yang
menggunakan uji
Moderated Regression
Analysis (MRA)
menunjukkan perkalian
variabel Religiusitas
(Z) dan pendapatan
(X1) menghasilkan
tingkat sig. sebesar
0.068 > 0.05 yang
mempunyai arti bahwa
variabel pendapatan
(X1) yang dimoderasi
oleh Religiusitas (Z)
sebagai variabel tidak
berpengaruh signifikan
terhadap minat. Hasil
pengujian hipotesis
kelima yang uji
Moderated Regression
Analysis (MRA)
menunjukkan perkalian
variabel religiusitas (Z)
dan kepercayaan (X2)
menghasilkan tingkat
sig. sebesar 0,038 <
0,05 yang mempunyai
arti bahwa variabel
kepercayaan (X2) yang
dimoderasi oleh
religiusitas (Z)
berpengaruh signifikan
terhadap minat (Y).
Hasil pengujian
hipotesis keenam yang
uji Moderated
Regression Analysis
(MRA) menunjukkan
perkalian variabel
religiusitas (Z) dan
pengetahuan (X3)
menghasilkan tingkat
sig. sebesar 0,039 <
0,05 yang mempunyai
arti bahwa variabel
pengetahuan (X3) yang
dimoderasi oleh
religiusitas (Z)
berpengaruh signifikan
terhadap minat (Y).
sehingga disimpulkan
bahwa religiusitas (Z)
sebagai variabel
moderasi mampu
memperkuat pengaruh
antara pengetahuan
(X3) terhadap minat
(Y).
10 Septi Budi Rahayu, Akuntabilitas Pengaruh Simpulan yang
Sri Widodo, Enita dan Akuntabilitas dan diperoleh dari hasil
Binawati, Pengaruh Transparansi Transparansi penelitian ini adalah:
akuntabilitas dan Lembaga Lembaga Zakat Hasil uji t terkait
transparansi lembaga Zakat terhadap Terhadap tingkat akuntabilitas berkenaan
zakat terhadap tingkat Tingkat Kepercayaan dengan tingkat
kepercayaan muzakki Kepercayaan Muzakki kepercayaan muzakki
(Studi Kasus pada Muzakki di Lembaga Amil
Lembaga Amil Zakat Zakat Masjid
Masjid Jogokariyan Jogokariyan
Yogyakarta), Yogyakarta
1Universitas PGRI menghasilkan nilai sig.
Yogyakarta, 0,000 <0,05 sehingga
Indonesia, 2STIE SBI dapat dikatakan bahwa
Yogyakarta, transparansi lembaga
Indonesia, Kuantitatif zakat berpengaruh
signifikan terhadap
tingkat kepercayaan
muzakki. Hasil ini
mendukung dan
memperkuat dengan
hasil berpengaruh
signifikan pada
hipotesis kedua yang
mengatakan bahwa
transparansi lembaga
zakat berpengaruh
terhadap tingkat
kepercayaan muzakki
di Lembaga Amil
Zakat Masjid
Jogokariyan
Yogyakarta.
Kerangka Konsep

Konsep Good Corporate Governance (GCG)

Good Corporate Governance (GCG) telah menjadi istilah dan gerakan yang hangat
diperdebatkan dalam beberapa tahun terakhir. GCG, konsep yang semakin populer, tidak
memiliki definisi tunggal. Di kalangan bisnis, istilah GCG diartikan sebagai tata kelola
perusahaan. Beberapa negara mendefinisikan GCG dengan pengertian yang agak mirip,
meskipun terdapat sedikit perbedaan istilah. Dua teori terpenting yang berkaitan dengan
corporate governance adalah stewardship theory dan agency theory (Chinn, 2000; Shaw,
2003, Ristifani, 2009). Teori manajemen didasarkan pada asumsi filosofis tentang sifat
manusia, yaitu menjalankan bisnis. Beberapa negara mendefinisikan GCG dengan pengertian
yang agak mirip, meskipun terdapat sedikit perbedaan istilah. Dua teori terpenting yang
berkaitan dengan corporate governance adalah stewardship theory dan agency theory (Chinn,
2000; Shaw, 2003, Ristifani, 2009). Stewardship theory didasarkan pada asumsi filosofis
tentang sifat manusia, yaitu bahwa manusia pada dasarnya dapat dipercaya dan mampu
bertindak dengan penuh tanggung jawab. , kejujuran dan integritas kepada pihak lain. Dengan
kata lain, stewardship theory memandang manajemen sebagai pihak yang dipercaya untuk
bertindak sebaik mungkin sesuai dengan kepentingan umum dan kepentingan
stakeholders. Penerapan GCG juga diharapkan dapat menunjang upaya pemerintah dalam
menegakkan good corporate governance pada umumnya di Indonesia. Saat ini Pemerintah
sedang berupaya untuk menerapkan good corporate governance dalam birokrasinya dalam
rangka menciptakan Pemerintah yang bersih dan berwibawa. Corporate governance
didefinisikan oleh Monks dan Minow dalam Darmawati (2005) adalah sebagai hubungan
partisipan dalam menentukan arah dan kinerja

Konsep tata kelola perusahaan yang komprehensif mulai berkembang setelah jatuhnya pasar
saham New York pada 19 Oktober 1987, ketika beberapa perusahaan multinasional yang
terdaftar di Bursa Efek New York mengalami kerugian finansial yang besar. Sejak Cadbury
Code of Corporate Governance diterbitkan pada tahun 1992, semakin banyak lembaga yang
melakukan penyempurnaan prinsip dan pedoman teknis praktik tata kelola perusahaan yang
baik. Model good governance ini kemudian diikuti oleh negara-negara di Eropa dan seluruh
dunia .

Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance


Menurut Siswanto Sutojo dan E. John Aldridge (2005:5-6), Good corporate governance
mempunyai lima macam tujuan utama. Kelima tujuan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham.

2. Melindungi hak dan kepentingan para anggota the stakeholders nonpemegang saham.

3. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham.

4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja Dewan Pengurus atau Board of Directors dan
manajemen perusahaan, dan

5. Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan manajemen senior perusahaan.

Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG)

Menurut Mas Ahmad Daniri dalam bukunya “Good Corporate Governance dalam konsep dan
penerapannya dalam konteks Indonesia” Prinsip dasar Good Corporate Governance(GCG)
2005:9:

1. Transparansi (Transparancy)

2. Akuntabilitas (accountability)

3. Responsibilitas (Responsibility)

4. Independensi (Independency)

5. Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness)

Badan Amil Zakat

Lembaga Pengelola Zakat adalah lembaga yang mengelola dana Zakat, Info/Sedekah.
Pengelola Zakat diatur dalam UU No. 38 Tahun 1999 dan SK Menteri Agama No. 581 Tahun
1999 Pelaksanaan UU No. 38 Tahun 1999 dan SK Dirjen Bimbingan Umat Islam dan Haji
didefinisikan /291 dari Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat. Pengelolaan zakat adalah
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan penggunaan
zakat (Widodo, 1999).

Peraturan perundang-undangan di atas mengenal adanya dua jenis organisasi pengelola zakat,
yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (Widodo, 1999). Badan Amil Zakat
dibentuk dan terdiri dari tingkat pusat sampai ke tingkat kecamatan. Nama Badan Amil Zakat
awalnya BAZIS (Badan Amil Zakat Infak dan Sedekah). Pengertian BAZIS dapat dilihat
dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) No. 29 1991/47 (1991) Menteri Dalam Negeri dan
Menteri Agama tentang pembinaan Amil Zakat, Infaq dan Zakat. Peraturan (SKB)
menyatakan bahwa BAZIS mengacu pada organisasi non-pemerintah yang secara efektif dan
efisien mengelola penerimaan, pengumpulan, distribusi dan penggunaan Zakat, Infaq/Sedkah
(Hasan, 2011).

Kedudukan kewajiban zakat dalam Islam sangat fundamental dan mendasar. Saking
mendasarnya, perintah Al-Qur'an untuk memberi sedekah seringkali disertai dengan ancaman
yang kuat. Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga setelah syahadat dan salat. Dalam Al-
Qur'an, kata zakat sering disandingkan dengan kata shalat, menekankan hubungan yang
saling melengkapi antara shalat dan zakat. Ketika shalat memiliki dimensi vertikal
(hablumminallah). Oleh karena itu, zakat merupakan bentuk ibadah yang berdimensi
horizontal-manusiawi (hablum minannass). Posisi lembaga zakat dalam lingkungan yang
semakin maju dan kompleks menjadi sangat penting. Seiring dengan kemajuan ummat secara
ekonomi, ilmu pengetahuan dan agama, diharapkan jumlah muzak (pembayar zakat) akan
meningkat dan begitu juga dengan jumlah zakat.
BAB 3

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena
peneliti akan mengkaji bagaimana penerapan prinsip Good Corperate Governance (GCG)
pada Lembaga Amil Zakat. Jenis penelitian adalah penelitan lapangan (field research) yang
bertujuan mengamati mempelajari secara intensif tentang fenomena yang terjadi dalam
lingkungan Lembaga Amil Zakat dan masyarakat islam Indonesia yang berhubungan dengan
LAZ. Dalam melakukan penelitian khususnya dalam pengumpulan informasi, peneliti
berperan/berpartisipasi aktif dan secara penuh yang berhadapan langsung dengan para
informan baik dari sumber informan dalam lingkungan maupun dari luar dengan cara
melakukan wawancara langsung dengan menggunakan alat perekam.

You might also like