Professional Documents
Culture Documents
Tesis S2 STTBI A.N Chandra Buana Simanjuntak 2022 Rev Acc
Tesis S2 STTBI A.N Chandra Buana Simanjuntak 2022 Rev Acc
TESIS
Oleh :
NIM : 19121044
PASCASARJANA
TIPE STUDI TEOLOGI
JAKARTA
2022
PROGRAM STUDI PASCASARJANA TEOLOGI
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHEL INDONESIA
LEMBAR PERNYATAAN
1. Merupakan hasil karya tulis ilmiah sendiri dan bukan karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar akademik di tempat lain.
2. izinkan untuk dikelola oleh Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia sesuai
dengan norma yang hukum dan etika yang berlaku.
Pernyataan ini buat dengan penuh tanggung jawab dan bersedia menerima
konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila di kemudian hari
pernyataan ini tidak benar.
ii
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHEL INDONESIA
TESIS
Oleh :
Nama : Chandra Buana Simanjuntak
Nim : 19121044
Menyetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Ketua Tipe Studi Magister Teologi
Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia
iii
LEMBAR PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
\
Penguji 3 : Dr. Yusak Setianto ………………………….
iv
ABSTRAK
v
PRAKATA
Segala puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang
sehingga dapat menyelesaikan Tesis ini dengan baik. Peneliti bersyukur bisa
Peneliti juga menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dan dukungan dari orang-orang yang berada disekeliling peneliti, baik
secara langsung maupun tidak langsung, baik dorongan dana, ide, waktu, motivasi,
dan sebagainya. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini peneliti dengan tulus hati
1. Dr. Frans Pantan, selaku Ketua STT Bethel Indonesia, yang telah
Waket I, Dr. Apin M. Christi selaku Waket II, Dr. Dony Chandra selaku
Waket III, yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada peneliti
tesis ini.
vi
3. Dr. Yusak Setianto, selaku dosen pembimbing I yang tidak henti-hentinya
4. Dr. Gidion Hery Susanto, selaku dosen pembimbing II yang telah sabar dalam
5. Semua dosen yang telah mengajar dan mendidik peneliti selama kuliah di
STT Bethel Indonesia. Dimana telah banyak membantu peneliti selama dan
6. Ibu Sumihar Aritonang, selaku ibu peneliti yang selalu mendukung peneliti
7. Rumiri, selaku istri dan Arthia Ruth selaku anak peneliti yang selalu
tesis ini.
8. Pdt. Samuel Harnadi beserta ibu, selaku Gembala Rayon 5 GBI Jl Jend Gatot
Subroto, beserta jemaat yang telah mendukung dan mendoakan peneliti dalam
9. Dr. Samuel Phang, sebagai Tim pendukung eksternal, Bpk.Farel dan Ibu
memberi saran, masukan dan ikut memonitor dalam penelitian ini, sehingga
10. Keluarga besar Jemaat GBI Jl Jatiluhur yang mendukung dalam doa, motivasi
vii
11. Keluarga besar Simanjuntak dan Napitupulu yang mendukung dalam doa,
12. Seluruh pihak yang belum peneliti cantumkan namanya dalam tesis ini yang
saudara/i. Semoga kasih setia dan rahmat dari Tuhan Yesus Kristus senantiasa
menyertai semua. Harapan peneliti, kiranya tesis ini juga dapat bermanfaat bagi
banyak orang.
viii
DEDIKASI
Kepada :
Keluarga, jemaat GBI Jl Jatiluhur dan seluruh sahabat dan saudara yang
ix
MOTTO
x
DAFTAR ISI
xi
4. Lokasi GBI Jemaat Jl.Jatiluhur ....................................................... 48
C. Subjek dan Obyek Penelitian................................................................. 48
D. Instrumen Penelitian ............................................................................. 50
E. Sumber Data ......................................................................................... 50
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 51
1. Observasi atau Pengamatan ............................................................ 51
2. Wawancara .................................................................................... 52
3. Dokumentasi .................................................................................. 54
G. Teknik Analisa Data ............................................................................. 54
H. Validasi dan Reliabilitas Data (Uji Keabsahan Data) ............................. 56
1. Perpanjangan pengamatan .............................................................. 56
2. Ketekunan Pengamatan .................................................................. 57
3. Menggunakan Bahan Referensi ...................................................... 57
4. Pengecekan anggota ....................................................................... 58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 59
A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 87
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 92
A. Kesimpulan ........................................................................................... 92
B. Saran..................................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 95
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal dan Topik Khotbah dalam Ibadah Minggu Periode 09 Januari-
22 Mei 2022 .................................................................................... 49
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
BAB I
PENDAHULUAN
permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan rohani jemaat, terutama ketika
dalam hal jemaat mengalami persoalan, apakah masalah penyakit, ekonomi atau
masalah hubungan dengan sesama. Dalam hal ini peneliti melihat adanya
rohani. Dalam hal ini peneliti mengambil referensi dari beberapa literatur, salah
satunya adalah dalam buku yang ditulis oleh Dr. H.L Senduk1, mengatakan bahwa
orang Kristen yang dewasa secara rohani ditandai dengan lima unsur, yaitu:
4. Perubahan Perilaku.
1
H. L. Senduk, Kedewasaan Rohani, Jakarta:Bethel Press, 2000, 29.
1
Pertumbuhan rohani sangat erat hubungannya dengan kedewasaan rohani,
jasamani yang bertumbuh dari bayi sampai dewasa, demikian juga dengan rohani
akan bertumbuh menjadi dewasa, tentu ada faktor- faktor yang mempengaruhinya,
jemaat secara kualitas dapat dilihat dari kedewasaan rohani. Sehingga peneliti
mengambil unsur-unsur yang ada dalam teori H.L Senduk ini menjadi unsur yang
kehidupan rohani jemaat GBI Jl. Jatiluhur, yang dilakukan melalui survey dengan
kehidupan rohani mereka, yang meliputi : (1) Membaca dan mempelajari Alkitab
(Firman Allah), (2) Berdoa, mengucap syukur dan menyembah Tuhan setiap waktu,
(3) Bersaksi dan memenangkan jiwa, (4) Perubahan Perilaku, (5) Memiliki
Dari hasil pra penelitian yang diwakili oleh responden jemaat yang dapat
mewakili kondisi rohani jemaat GBI Jl. Jatiluhur sebelum Tipe, ditemukan bahwa
sebelas dari delapan belas responden jemaat yang membaca dan mempelajari
Alkitab setiap hari. Kemudian jemaat yang berdoa, menyembah Tuhan setiap hari,
juga hamper sama dengan aspek pertama. Untuk jemaat yang bersaksi dan
memenangkan jiwa hanya dilakukan oleh delapan dari delapan belas jumlah
responden. Jemaat yang telah dan sedang mengalami perubahan perilaku dilakukan
2
Google form, hasil wawancara pertumbuhan rohani jemaat GBI Jl. Jatiluhur
2
oleh dua belas responden. Jemaat yang memiliki kesetiaan dalam pelayanan
Sementara itu dari penjelasan jemaat atas alasan mereka terhadap masing-
masing aspek tersebut, didapatkan alasan, bahwa mereka tidak melakukan kegiatan
rohani tersebut diatas, karena beberapa faktor, yaitu faktor ekonomi, dimana
mereka harus bekerja dan harus mempersiapkan diri untuk bekerja pada pagi hari
dan dalam kondisi lelah pada malam hari setelah bekerja, sehingga tidak sempat
untuk menyediakan waktu khusus untuk berdoa dan membaca Alkitab. Masalah
lain yang dihadapi adalah faktor pandemi yang cukup memberatkan dari sisi
dimana selama pandemi dibatasi untuk berkumpul bersama secara tatap muka dan
Kemudian ada faktor yang tak kalah pentingnya menurut tanggapan jemaat
adalah faktor khotbah dalam ibadah minggu merupakan salah satu penyebab kurang
membangun rohani mereka, sehingga dari hasil pra penelitian ini dapat
diindikasikan, bahwa khotbah yang selama ini dilakukan dalam ibadah, yaitu
khotbah yang belum dalam bentuk pengajaran dengan topik tertentu, sehingga
Selama ini di dalam ibadah di GBI Jl. Jatiluhur, khotbah tidak disampaikan
menurut topik yang disiapkan oleh setiap pembicara. Hal ini memang cukup
3
kehidupan rohani bagi jemaat untuk bertumbuh, yaitu mulai dari pengertian dasar
keselamatan, berakar, bertumbuh dan hidup dalam firman Tuhan, berdoa, memuji
dan menyembah, yang merupakan gaya hidup orang percaya setelah lahir baru,
serta pembentukan karakter ke arah Kristus dan akhirnya diutus untuk melayani.
penelitian ini,
dikatakan Kheng, Pengetahuan jemaat tentang Firman Tuhan akan meningkat dan
iman mereka akan tumbuh lebih dewasa dengan mendengarkan khotbah. Menurut
yang sangat penting dari ibadah, karena Tuhan berbicara kepada umat-Nya melalui
khotbah. Inti dari ibadah Kristen adalah berkhotbah. tidak ada ibadah tanpa
firman Tuhan menjadi makanan rohani, agar jemaat bertumbuh sesuai dengan
informasi tentang firman Tuhan, tetapi agar setiap jemaat melakukan perintah-
3
Dwi Setio Budiono Santoso, Peran Khotbah Gembala Sidang dalam Pertumbuhan rohani
Jemaat, Magnum Opus Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen, 1(2), 2020, 88
4
mereka dalam mengembangkan pelayanan mereka. 4
harus dengan motivasi murni dan untuk memuliakan nama Tuhan. Selain
memberikan isi khotbahnya yang baik, tetapi juga harus memiliki tujuan, yaitu
kepada Yesus Kristus dengan segala karya-Nya yang sempurna dan agung, artinya
sendiri.” 6
yang pada akhirnya memperkuat iman mereka sebagai orang Kristen yang
4
Budi Kasmanto, Panggilan Berkhotbah, Yogyakarta, Penerbit Andi, 2013, 6.
5
Mortan Sibarani, MM, M.Pd.K, Deskripsi Tentang Khotbah Yang Berkuasa Secara Alkitabiah,
Jurnal Teologi dan Misi, Phronesis : Jurnal STT Setia (Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar,
Jakarta, 2018,84.
6
P.H. Pouw, Uraian Singkat Tentang Homiletik Ilmu Berkhotbah, Bandung: Kalam Hidup,1995,
9.
5
sangat penting, agar pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh jemaat.7
khotbah disusun atau dibangun dengan berkaitan satu dengan yang lain, seperti
membangun rumah mulai dari pondasi, tembok, pintu, jendela dan atapnya.
Khotbah akan berpengaruh dan kuat bila disusun dengan struktur yang logis dan
jelas. Tanpa struktur khotbah yang baik, pendengar tidak akan mendapat makna
dari pesan khotbah yang disampaikan. Untuk menghindari hal tersebut maka,
Kesadaran akan pekerjaan Roh Kudus dan berdoa untuk bimbingan Roh
harus mencari topik sesuai tema yang diminta, apabila tema sudah ditentukan oleh
Selain materi khotbah, seorang pendeta memiliki peran vital dalam ibadah,
hal ini bisa jadi karena dalam berkhotbah, jemaat diajarkan untuk mengenal Tuhan
7
Kevin Tonny Rey, Khotbah Pengajaran versus Khotbah Kontemporer, Dunamis: Jurnal
Penelitian Teologi dan Pendidikan Kristiani STT Intheos Surakarta,2016,33.
8
Jerry Vines dan Jim Shaddix, Homiletika, Kuasa dalam Berkhotbah, Malang: Gandum Mas,
2009, 203.
9
Sunarto, Pengkhotbah Dan Peranan Roh Kudus Dalam Berkhotbah, Sekolah Tinggi Baptis
Indonesia (STBI) di Semarang, 267.
6
dan memahami kehendak Tuhan. Jemaat diberikan tantangan untuk bertobat;
jemaat. Kristus diberitakan melalui khotbah dan keselamatan diterima, karena iman
timbul dari pendengaran akan firman Tuhan. Khotbah berperan sangat penting, oleh
sebab itu khotbah harus dipersiapkan dengan baik agar mencapai tujuan yang
memuaskan.10
B. Fokus Penelitian
penelitian ini fokus kepada Tipe khotbah topikal yang berdampak pada
C. Pertanyaan Penelitian
Agar penelitian fokus kepada latar belakang masalah yang ada, maka
Bagaimana tipe khotbah topikal berdampak pada pertumbuhan rohani jemaat GBI
Jl.Jatiluhur?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini, yang pertama adalah untuk memahami dengan benar,
bahwa Tipe khotbah topikal seperti apa yang berdampak pada pertumbuhan rohani
jemaat GBI Jl Jatiluhur. Yang kedua adalah, untuk menganalisis, bahwa Tipe
khotbah topikal yang berdampak pada pertumbuhan rohani jemaat GBI Jl Jatiluhur,
10
Mortan Sibarani, 94.
7
sehingga hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam khotbah sebagai bagian dari
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini menghasilkan dua manfaat, yaitu yang pertama teoritis, yaitu
manfaat secara pengembangan ilmu agar dapat digunakan sebagai ilmu yang dapat
dikembangkan untuk gereja yang mempunyai masalah yang serupa dengan masalah
ini. Kedua adalah manfaat praktis, yaitu manfaat bagi mahasiswa S2 STT
Demikian juga untuk STTBI, hasil dari penelitian ini dapat menjadi salah
satu referensi bagi mahasiswa untuk penelitian lebih lanjut. Bagi GBI Jl. Jatiluhur
sendiri, hasil penelitian ini akan digunakan menjadi pola yang sistematis yang dapat
berkarakter Kristus yang melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus, dengan menjadi
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
topikal berdampak pada pertumbuhan rohani jemaat GBI Jl.Jatiluhur? Untuk itu
Dalam kajian pustaka ini peneliti ingin menjelaskan dua hal penting yang terkait
dengan penelitian ini, yaitu yang pertama adalah teori tentang pertumbuhan rohani
dan aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan rohani jemaat, dan yang kedua
adalah tentang khotbah topikal yang berdampak pada pertumbuhan rohani jemaat,
1. Pertumbuhan Rohani
proses di mana seseorang menjadi semakin seperti Yesus Kristus. Ketika beriman
seperti Yesus.
kedewasaan rohani. Ciri-ciri orang kristen dewasa rohani menurut dokter H.L
Senduk,11 yang pertama adalah membaca dan mempelajari Alkitab (Firman Tuhan),
11
H. L. Senduk, Kedewasaan Rohani, Jakarta:Bethel Press, 2000, 29.
9
karena Tuhan berbicara kepada umat-Nya melalui pembacaan Alkitab. Mereka
yang mengalami kedewasaan rohani akan memiliki kepribadian seperti Kristus dan
yang kuat kepada Tuhan Yesus Kristus, dalam seluruh aspek kehidupan. Sebagai
orang percaya, harus mengalami kedewasaan rohani dengan percaya dan teguh
memberikan yang terbaik, yaitu nyawa-Nya. Oleh sebab itu, setiap orang percaya
adalah memberitakan Injil keselamatan kepada orang lain, sebagai kewajiban agar
orang lain juga mengalami keselamatan seperti yang kita terima. 12 Setiap orang
percaya yang sudah dewasa rohani pasti menjadikan Kristus sebagai teladan,
dengan adanya perubahan perilaku. Kehidupan Kristen tidak hanya sebatas tentang
12
Cristian A. Schwarz, Pertumbuhan Gereja Yang Alamiah (Delapan Kualitas Esensial Bagi
Sebuah Gereja yang sehat), (Jakarta:Metanoia, 1998), 34.
10
Dan yang kelima adalah memiliki kesetiaan dalam pelayanan. Kedewasaan
rohani juga diwujudkan dalam bentuk kesetiaan dalam pelayanan, karena karakter
Kristus yang menyatakan bahwa Dia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk
melayani. Sebaliknya orrang yang tidak setia dalam pelayanan berarti tidak
baik pasti akan memiliki komitmen dan hasil yang maksimal dalam pelayanan.13
lewat iman.
13
Agung Gunawan, “Pemuridan Dan Kedewasaan Rohani” Jurnal Theologia Aletheia, Vol. 19 No.
12 Maret 2017,5.
14
Rick Warren, The Purpose Driven Church, Grand Rapids: Zondervan Publishing,1995, 178.
11
f. Pertumbuhan spiritual membutuhkan pengalaman spiritual bersama
menjadi sama seperti Yesus Kristus. Hal itu jelas diungkapkan dalam suratnya
kepada orang-orang Kristen di Efesus dalam Efesus 4:13-16. Hal ini penting, karena
itu formasi spiritual bertujuan agar setiap orang percaya dapat bertumbuh dalam
menjadi seperti Kristus, dan tumbuh dalam segala hal kearah Dia yaitu Kristus yang
adalah kepala. 15
menjadi semakin serupa dan segambar dengan Yesus Kristus. Firman Tuhan yang
diberitakan oleh gembala jemaat sangat penting bagi pertumbuhan rohani jemaat
sebab Allah menyatakan seluruh kehendak-Nya kepada jemaat melalui Alkitab atau
peningkatan ke arah kebenaran dan berkualitas, dan hal ini dapat dinilai dari
karakter hidup. Hal ini ditegaskan Gidion yang mengatakan bahwa pertumbuhan
15
Alfius Areng Mutak, Formasi Spiritualitas Sarana Menuju Kedewasaan Spiritual, Sola Gratia:
Jurnal Teologi Biblika Dan Praktika,2018.100.
16
John Chrysostom, The Christian Priesthood (New York: Vladimir’s Seminary Press, 1984,87.
12
rohani orang percaya adalah suatu proses hidup yang aktif, dinamis dan
percaya menjadi serupa dengan Kristus. Dalam proses tersebut perlu tahapan yang
harus dilalui dengan hubungan yang dibangun di dalam Tuhan. Tahapan tersebut
adalah; memiliki pemahaman yang benar sesuai dengan firman Tuhan, taat
rohani seseorang sulit diukur dengan grafik pertumbuhan rohaninya, tetapi dapat
dilihat dari pola dan sikap hidupnya dalam kehidupan setiap hari, sehingga bisa
pertumbuhan rohani atau tidak. Sebab kehidupan yang ideal setelah diselamatkan
adalah bertumbuh rohani. Paradigma dan pola hidup yang baru akan terlihat dalam
kehidupan sehari-hari. 18
rohani yang hanya ingin dilayani dan mendapat sesuatu, menjadi pribadi yang
dewasa rohani yang melayani. Dalam Alkitab digambarkan, bahwa hubungan orang
percaya dengan Tuhan bukan lagi sebagai hamba dengan tuannya, tapi lebih dekat
sebagai anak dan Bapa, dimana anak yang dewasa sudah menerima tetapi sudah
bisa memberi dan melayani Bapanya, walaupun harus melalui proses yang tidak
mudah. 19
17
Gidion Hery Susanto, Tesis, Yogyakarta: STT Kadesi, 2013, 82.
18
Yesri Esau Talan, Proses Pertumbuhan rohani Kristen, Kehidupan yang Menikmati Makanan
Keras – Artikel KTMPL Official, Jun 24, 2021,1-2.
19
Rustam Siagian, “Pembaharuan Rohani Menurut Efesus 4:23 Sebagai Dasar Pertumbuhan
Jemaat,”SCRIPTA: Jurnal Teologi Dan Pelayanan Kontekstual 4, no. 2,2020, 98.
13
Menurut Mark Dever,20 ada sembilan tanda gereja yang sehat, yaitu :
khotbah yang bersumber dari Alkitab, pemberitaan sifatnya keluar dari firman
Tuhan itu sendiri yang menjelasakan, bukan dari luar ke dalam dan membuat
b. Memiliki pemahaman teologi yang Alkitabiah dan solid. Gembala sidang harus
keselamatan oleh Yesus diberikan bagi orang yang berdosa yang percaya
kepadaNya dan dituntun oleh Roh Kudus dalam kekudusan dalam menjalani
f. Ada tanggung jawab sebagai anggota gereja, yaitu ikut dan terlibat dan
20
Mark Dever, 9 Tanda Gereja Yang Sehat, Penerbit Momentum, 2021.
14
i. Menyiapkan jemaat terlibat dalam pelayanan untuk menjadi pemimpin sehingga
dengan murid yang dihasilkan oleh gereja. Apakah ia benar-benar berubah menjadi
seperti Kristus, hidup dalam kebenaran firman Allah dan bersaksi sebagai bentuk
kebaikan Allah. 22
jam doa priabdi; mereka berani bertindak untuk melayani sesuai dengan talenta
yang dimiliki; dapat mengasihi orang lain tanpa pandang dari bulu, dan masih
detail dalam tulisan ini sebab merupakan hal yang komprehensif. Tetapi yang pasti
bahwa kerohanian jemaat yang bertumbuh dapat menghasilkan buah Roh (Gal.
macam lingkuangan.23
terhadap satu sama lain, memiliki buah roh, kehidupan doa dan dalam hal-hal
21
Rick Warren, The Purpose Driven Church, Malang: Gandum Mas,2006,56.
22
Saparman, Menjadi Dewasa Secara Rohani, Bandung: Kalam Hidup, 1997, 200.
23
Dwi Setio Budiono Santoso, Peran Khotbah Gembala Sidang dalam Pertumbuhan Rohani Jemaat,
Sekolah Tinggi Alkitab Jember, Jawa Timur,Jurnal Magnum Opus, 2020,92
15
lainnya, karena kualias gereja akan meningkat jika anggota-anggota gereja yang
Adapun ciri-ciri dari pertumbuhan kualitatif atau rohani antara lain jemaat
tekun dalam firman Allah. Seperti gereja mula-mula yang tekun dalam pengajaran
dan pemberitaan firman oleh para rasul-rasul (Kis 2:42). Pertumbuhan rohani
terlihat dari kesetiaan kepada Injil dan mengaplikasikan firman dalam kehidupan
sehari-hari. Tekun dan hidup di dalam firman Tuhan merupakan kekuatan utama
dalam kehidupan rohani jemaat mula-mula, dan mereka taat dengan konsisten
semua yang diajarkan para rasul di Yerusalem dan berakar di dalam firman karena
Ada beberapa hal yang menjadi barometer pertumbuhan rohani yang dapat
lihat ketika semakin bertumbuh dewasa di dalam iman. Menurut Alki ada tiga belas
besar lagi, Memiliki keinginan untuk lebih mengetahui kebenaran Firman Tuhan,
Menjadi semakin sadar akan dosa , Memiliki respon yang cepat atas dosa,dalam
pertobatan. Bersukacita dalam proses peperangan rohani setiap saat, Ujian dan
suatu kehormatan, bukan beban, Dapat bersyukur dalam memandang segala sesuatu
baik dan buruk, Memiliki iman untuk menghadapi perkara yang besar, Kerinduan
24
Donny Chandra, Diktat Prinsip Dan Pengembangan Pertumbuhan Gereja,2021,5
25
Zaluchu, S. E. (2019). Eksegesis Kisah Para Rasul 2: 42-47 Untuk Merumuskan Ciri Kehidupan
Rohani Jemaat Mula-Mula Di Yerusalem, Epigraphe: Jurnal Teologi Dan Pelayanan Kristiani, 2,
72.
16
dalam melayani pekerjaan Tuhan, Menyadari bahwa Tuhan ada dan berdaulat
dalam setiap aspek kehidupan kita dan Memiliki prioritas untuk waktu saat teduh
secara pribadi. 26 Sedangkan Robert Schnase27, mengatakan bahwa lima hal yang
menjadi ciri jemaat yang bertumbuh rohaninya, yaitu sangat rendah hati dan
iman, menjalankan misi dan pelayanan dan memiliki kemurahan hati. Alkitab
menjadi panduan hidup yang berkuasa dan utama untuk iman dan praktek hidup
setiap hari. 28 Pada saat Alkitab menjadi panduan dan nilai tertinggi, maka terjadi
Dalam hal ini terdapat kesamaan indikator pertumbuhan rohani dengan H.L
Senduk, sehingga peneliti mengambil lima hal yang inti yang penting sebagai tanda
(Firman Allah), Berdoa, mengucap syukur dan menyembah Tuhan setiap waktu,
pelayanan.
Taman Eden. Setelah Allah menciptakan manusia pertama itu, Allah berperan dan
26
Alki Tombuku, Barometer Pertumbuhan rohani, Kristen Alkitabiah, Situs Pembelajaran Alkitab,
30 September, 2014,2.
27
Robert Schnase, Lima Ciri Jemaat yang Bertumbuh,Gandum Mas,2016,1.
28
Donald G. Bloesch, Christian Foundations, Holy Scripture, Revelation, Inspiration And
Ilmumination, (British Ubrary Qltaloguing-in-Publication Data, 2008),15.
29
Efi Nurwindayani, Memaknai peran Alkitab dalam pertumbuhan rohani Mahasiswa kristen
melalui pemuridan Kontekstual di surakarta (Sebuah Interpretative Phenomenological Analysis),
STT Gamaliel Surakarta,1.
17
dan membiarkanya hidup sendiri, tetapi memberikan tugas kepada manusia agar
tanggung jawab yang tinggi berlapis, yaitu di satu sisi sebagai pengkhotbah dan
pemimpin di gereja, tetapi juga sekaligus sebagai pendidik jemaat. Jadi seorang
gembala jemaat harus mendidik jemaat untuk menjadi jemaat yang bertumbuh
gereja, dan memiliki berkaitan satu sama lain dalam melengkapi untuk
banyak pelayanan yang dapat dilakukan oleh gembala jemaat dalam hal
30
Yanda Kosta & Jermia Djadi, “Peran Gembala Sebagai Pemimpin Dalam Perspektif I Petrus
5:1-4 dan Relevansinya Pada Masa Kini,” Jurnal Jaffray 9, No. 2 (Oktober 2011), 172.
31
Arozatulo Telaumbanua, Peran Gembala Sidang Sebagai Pendidik Dalam Pertumbuhan rohani
Jemaat, FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika Dan Prakteka Available Online at Vol.2 No.2 (Desember
2019),365.
32
Arozatulo Telaumbanua,366.
33
M Bons Storm,Apakah Penggembalaan Itu? BPK Gunung Mulia,2019,17.
34
Robert Dabili,Yunus D. A Laukapitang, Korelasi Pelayanan Gembala Terhadap Pertumbuhan
rohani Perkaria Di Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Mazmur Datah Bilang Ulu, Repository
Skripsi Online, STT Jaffray, 2021,151.
18
pertumbuhan rohani jemaat, dan salah satunya adalah berkhotbah, sehingga seorang
Gembala sebagai pemimpin harus menjadi teladan yang dapat diikuti oleh
jemaat dan bagi semua orang, baik dalam hal perkataan, tingkah laku, maupun
dalam kasih, kesetiaan, dan kesucian. Sehingga, seorang gembala harus memiliki
perkataan yang jujur, berpegang kepada Firman Allah, dan harus dikendalihkan
Salah satu bentuk pelayanan yang membuat orang Kristen akan mengalami
murid Kristus yang mampu berbuah bagi Tuhan dan sesamanya. 38 Salah satu bentuk
minggu.
Ibadah tidak bisa dipisahkan dari fokus yang reflektif terhadap firman Allah.
Khotbah dan pengajaran firman dalam ibadah bersama memberi kita fokus tersebut.
35
Dwi Setio Budiono Santoso, 88.
36
Dapot Tua Simanjuntak, Joseph Christ Santo, Pengaruh Keteladanan Hidup Gembala Sidang
terhadap Pertumbuhan Gereja-Gereja Injili di Indonesia, Cileungsi, Jawa Barat, Sekolah Tinggi
Teologi Berita Hidup, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia, Jurnal Teologi Pantekosta Volume 2, No
1, Juli 2019,32.
37
Helen Farida, “Pengaruh Pengajaran dan Persekutuan Terhadap Tingkat Pertumbuhan rohani,”
Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani 1, No. 2 (November 2017), 119.
38
Agung Gunawan, 6.
19
mempertajam kesadaran kita akan kebesaran Allah dan pada akhirnya mengangkat
roh kita kepadaNya dan supaya kita dapat menyerap pesan yang disampaikan
semaksimal mungkin. 39
setiap minggu. Dalam hal ini, berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Barna,
karena khotbah yang baik oleh seorang pendeta, dapat meningkatkan pertumbuhan
Kristus secara keseluruhan dalam kehidupannya, supaya Tuhan yang menjadi pusat
pemberitaannya, bukan konsep diri sendiri atau manusia. Dengan firman dan kuasa
Roh Kudus seorang pengkhotbah dapat mengenal Allah secara holistik. Roh Kudus
hati terhadap pengenalan akan Allah. Oleh sebab itu seorang pemimpin harus
dipenuhi oleh Roh Kudus, karena seorang pemimpin yang dipimpin dan dipenuhi
39
Dynamic Churches International, Pemuridan yang Dinamis : Pribadi ke Pribadi, Kalam
Hidup,2013,120.
40
George Barna, The Habits of Highly Effective Churches, Malang: Gandum Mas, 2005, 109.
41
Dwi Setio Budiono Santoso, 2020,90.
42
Anderson, Menjadi Gereja Pembuat Murid ,Jakarta: Yayasan Gloria, 2016, 33.
20
Roh Kudus dapat menolong orang untuk merespon dengan positif khotbah yang
disampaikan.43
tujuan, dimana dengan menerima pengajaran, semua pelajar, muda dan tua,
memiliki persekutuan iman yang hidup dengan Tuhan sendiri, dan dalam Dia
mereka akan masuk ke dalam persekutuan dengan jemaat-Nya yang mengakui dan
yang disampaikan oleh Warren Bennis dan Burt Nanus, karakter adalah sesuatu
yang terus menerus maju dan berkembang. Proses untuk menjadi seorang pemimpin
pengetahuan yang luas, khususnya tentang Alkitab, seperti dikatakan Gidion, faktor
pengetahuan ini dapat dikembangkan dengan melihat beberapa hal berikut ini,
yaitu; Ia memahami dan berpikir dengan baik. Ia memahami dan menjadi proaktif
dan sinergetik dengan baik. Ia berpikir sistematis, lengkap, terencana dan strategis.
Ia memahami dan berpikir cermat dan tepat yang membantu dirinya dalam
43
Aldwin Ragoonath, Preach The Word (Malang: Gandum Mas, 2005), 40.
44
Helen Farida Latif, 121.
45
Nanus Burt dan Bennis Warren, Leader (Strategi Untuk Mengemban Tanggung Jawab), (Jakarta:
Gramedia, 2006), 14.
21
membuat perkiraan serta keputusan yang tepat. Dapat memberi nilai tambah dan
bayangannya. Jika demikian, rohani dan iman kita akan bertumbuh secara sehat
bilamana berpijak pada hakikat keselamatan. 47 Hal ini juga berdampak pada pada
rohani maka akan membawa gereja secara jemaat juga menjadi gereja yang sehat.
dewasa dan berbuah. Hal ini hanya dapat terjadi kalau mereka memahami
Allah menghendaki agar orang percaya menghasilkan buah, dari pohon yang
pertumbuhan gereja berarti segala sesuatu yang mencakup tentang membawa jiwa-
jiwa yang tidak memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus, masuk ke dalam
persekutuan dengan Dia dan membawa mereka menjadi jemaat yang mempunyai
bertanggung jawab.49
46
Gidion Hery Susanto,Efektifitas Kepemimpinan Yang Memberdayakan Dalam Meningkatkan
Pertumbuhan Gereja Di Gereja Jemaat Kristen Indonesia Maranatha Ungaran, Jurnal Teologi Dan
Pengembangan Pelayanan, Shiftkey, 2018,23.
47
Yohanes Bambang Mulyono, Bertumbuh dalam Anugrah Allah,BPK Gunung Mulia,2016,78.
48
Dick Iverson,Larry Asplund,Gereja Sehat dan bertumbuh,Gandum Mas,2003,63.
49
Wagner,C Peter, Gereja Saudara dapat bertumbuh,Gandum Mas.2003,11.
22
2. Khotbah Topikal
Kata disebutkan dalam Kisah Para Rasul 24:26, Yohanes 4:27 dan Matius 24:3,
dan bertukar pikiran, datanglah Yesus mendekati dan berjalan bersama mereka.
Kata sifat ‘homiletika’ berhubungan dengan kata ‘technell’ dan menjadi ‘techne
Menurut P.H. Pouw, kata homiletik berasal dari kata Yunani ‘homilia’ yang
pelajaran bangsa barat, tetapi asalnya dari bangsa Israel, seperti terlukis dalam
Alkitab.51
yang disampaikan tentang jalan keselamatan melalui Tuhan Yesus Kristus, supaya
tergantung pada teologi yang diyakininya, ada unsur bahasa, latar belakang dan
namun belum memberikan gambaran yang jelas tentang pelayanan berkhotbah. jadi
50
Mortan Sibarani, 83.
51
P. H. Pouw, Uraian Singkat Tentang Homiletik. Bandung: Kalam Hidup, 1995,19.
23
perlu diperhatikan cara berkhotbah pada kebaktian orang Yahudi di dalam
Sinagoge. Inti khotbah adalah mendalami isi firman Allah yang diberikan Tuhan
melalui para gembala atau hamba Tuhan untuk membimbing jemaat untuk
pertumbuhan iman jemaat, karena khotbah bersifat spiritual yaitu membangun dari
Perjanjian Baru, adalah “pemberitaan, percakapan, dan pengajaran Injil bagi orang
yang belum dan sudah percaya, disertai panggilan dan peringatan, sehingga
pendengar meyakininya.”53 Jerry Vines dan Jims Shaddix merumuskan arti khotbah
utamanya diambil dari topik atau pokoknya dan lepas dari teks. Bagian pertama,
bagian utama diambil dari pokok itu sendiri, artinya bahwa khotbah topikal dimulai
dengan topik atau tema, dan bagian-bagian utama khotbah itu terdiri dari ide yang
muncul dari awal topik. Bagian kedua, khotbah topikal tidak memerlukan satu teks
tetapi hanya menunjukkan bahwa ayat Firman Tuhan bukan sumber khotbah
topikal. Namun, agar menjamin pemberitaan isinya Alkitabiah, maka harus mulai
52
Hasan Sutanto, Homiletik, Prinsip Dan Metode Berkhotbah, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014,
23.
53
Andreas B Subagyo,. Sabda Dalam Kata: Bagian 1. Bandung:Kalam Hidup, 2000,19.
54
Jerry Vines, and Jim Shaddix, Homiletika: Kuasa Dalam Berkhotbah, Malang: Gandum Mas,
2018,21.
24
dengan suatu pokok bahasan atau topik Alkitabiah. Bagian utama dari kerangka
maka akan banyak didapati topik yang dapat dipilih untuk satu tema yang cocok
dalam khotbahnya. Kita harus mencari pimpinan Tuhan dengan mengambil waktu
untuk berdoa dan merenungkan Firman Allah, untuk memilih topik atau pokok yang
akan diambil. Untuk menentukan topik perlu juga dipertimbangkan dengan antara
lain tema yang sudah diberikan kepada pengkhotbah, kebutuhan jemaat dan kondisi
topikal, dengan langkah pertama adalah menentukan pokok atau topik yang akan
proses doa kepada Tuhan. Setelah itu Langkah kedua, menentukan bagian-bagian
utama yang merupakan dasar atau alasan atau penyebab dari pokok, dan bagian-
bagian ini didukung oleh satu ayat Alkitab. Setelah kerangka terbentuk, maka
terlihat khotbah topik yang memiliki satu ide pokok, atau hanya menguraikan satu
tema. Dari pengupasan masing-masing bagian ini maka akan terjawab apa yang
diinginkan pokok tersebut. Langkah ketiga adalah penerapan, yaitu sari dari hasil
penguraian bagian-bagian diatas yang dapat diterapkan atau dilakukan. Hal ini akan
membuat pendngar dapat memahami dan meyakininya karena topik yang dimaksud
55
James,Braga, Cara Mempersiapkan Khotba, Malang: Gandum Mas, 2014,93.
56
James,Braga, 17-18.
25
dapat dijelaskan dengan jelas dan terperinci serta dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. 57
Sedangkan menurut Jerry Vines dan Jim Shaddix khotbah topikal disusun
dari topik tertentu. Topik dapat diambil dari Alkitab atau dari sumber lain. Biasanya
Menurut D.W. Lee proses terjadinya khotbah topikal, dimulai dari pencarian
topik atau pokok yang ditentukan oleh pengkhotbah, kemudian mencari ayat atau
bagian Alkitab untuk mendukung topik tersebut sebagai pembuktian (Lee 2000).59
Isi khotbah yang disampaikan adalah kesimpulan dan pendapat pengkhotbah, yang
sebuah pokok (topik) dalam konkordansi dan mengambil beberapa ayat serta
membentuknya menjadi pokok besar, dan menjadi sebuah khotbah topikal dan jauh
57
James,Braga, 16.
58
Jerry Vines, and Jim Shaddix, Homiletika: Kuasa Dalam Berkhotbah, Malang: Gandum Mas,
2018,47.
59
D. W, Lee, Khotbah Ekspositori Yang Membangunkan Pendengar: Krisis & Kesempatan Mimbar
Masa Kini,Bandung: Lembaga Literatur Baptis,2000,113
60
J, Gulleson, Bagaimana Berkhotbah, Surabaya: YAKIN,1978,20.
26
topikal adalah mencari sebuah tema, selanjutnya adalah melengkapi dengan ayat
yang mendukung tema. Tema bisa berupa sebuah pokok pikiran tentang suatu hal
Proses yang dikemukakan oleh Pouw agak sedikit berbeda dengan proses
yang dituliskan oleh D.W. Lee dan J. Gulleson, yaitu pada sumber tema atau topik,
menurut Pouw tema harus berasal dari Alkitab, sedangkan yang lain bisa dari
Alkitab atau dari luar Alkitab. Untuk langkah dalam membentuk khotbah topikal,
pendapat ketiga para pakar di atas cenderung sama. Pendapat Pouw mengenai
sumber dari tema atau topik khotbah topikal harus dari Alkitab, sama dengan
pendapat James Braga, yang mengatakan untuk menjamin agar isi pemberitaan
Alkitabiah”.
judul, topik, atau tema, yang menunjukkan bahwa khotbah topikal harus memiliki
topik lebih dulu, yang merupakan garis besar khotbah. Pemilihan topik tidak
memiliki hubungan analitis dengan suatu perikop Alkitab, yang berarti topik tidak
bersumber pada Alkitab, tetapi pada tema . 62 Khotbah topikal adalah jenis khotbah
yang bersifat deduktif, sehingga khotbah topikal akan sangat rentan dan subjektif .
61
. Yosua Sibarani, Studi Evaluatif Model Khotbah Topikal Bagi Pengkhotbah Kristen, Jurnal
Teologi,STT Happy Family, Surabaya,2020, 65
62
Charles W, Koller, Khotbah Ekspositori Tanpa Catatan, Bandung: Kalam Hidup,2008,23.
27
peristiwa atau kejadian, isu, berita, atau masalah yang terjadi di sekitar mereka yang
praktis atau mendesak dari pendengar, karena proses pembuatannya dimulai dari
topik yang terjadi di sekitar pengkhotbah atau pendengar, serta mudah dalam
mempergunakan sepatah kata atau sesuatu sebagai kunci khotbah atau pusat uraian,
hal ini merupakan kelebihan yang unik dalam khotbah topikal, karena untuk
mencari kunci bagi khotbah jenis ini, diperlukan beberapa pasal dari Alkitab. 64
khotbah yang sering diucapkan pengkhotbah, karena khotbah topikal terpusat pada
satu pokok pikiran. Ketiga, Khotbah topikal memiliki jangkauan yang lebih luas,
dengan menggunakan teks Alkitab yang berbeda dan banyak ayat yang digunakan
dalam satu khotbah. Keempat, Khotbah topikal melatih ketajaman dan kemampuan
menuju pada satu pokok pikiran atau sebaliknya (induktif dan deduktif). Kelima,
Khotbah topikal memenuhi kebutuhan dan menarik pendengar dari kalangan yang
berbeda dan materi khotbah dapat disesuaikan dengan latar belakang dan tingkat
pendidikan pendengar.
63
Andri Kosasih, “Kembali Kepada Khotbah Ekspositori.” Veritas : Jurnal Teologi Dan Pelayanan.
doi:10.36421/veritas.v2i2, 2001,58.
64
. Yosua Sibarani,66.
28
Kelemahan khotbah topikal: Pertama, Khotbah topikal dapat membuat
topik dan selanjutnya mengutip ayat Alkitab yang mendukung dari topik
pikiran atau ide ke dalam teks Alkitab, seperti yang dikatakan D.W Lee, merupakan
satu ancaman atau bahaya bagi pendengar, bila khotbah dimulai dari keinginan
Alkitab adalah firman Allah yang hidup, bukan merupakan suatu daftar tentang
suatu pokok lalu berkhotbah berdasarkan daftar tersebut, sehingga menjadikan sang
yang disampaikan menjadi kering.66 Jika memilih satu pokok sebagai dasar
khotbah, dapat menjadi bahaya karena hanya akan berupa ajaran saja dan tidak
menjadi isu yang sedang hangat di masyarakat, melalui koran, artikel di internet,
penting, karena akibat khotbah pendeta yang tidak menarik, monoton atau
65
D. W, Lee, 19-20.
66
.Yosua Sibarani, 68.
29
membosankan, banyak jemaat yang meninggalkan gereja, sebaliknya ada gereja
melalui pelayanan khotbah pendeta. Hal ini penting, karena jemaat mengharapkan
khotbah. Menurut Kim, pertumbuhan gereja secara alami akan mengikuti khotbah
Alkitabiah. 68
menyebarkan Injil. Khotbah merupakan bentuk dialog secara tidak langsung antara
seorang pembawa firman dengan jemaat, untuk mempelajari dan menemukan isi
Firman Tuhan. Firman Tuhan memiliki fungsi yang sangat penting dalam
kehidupan jemaat, dan melalui khotbah, jemaat diajak untuk mengenal Tuhan dan
meningkatkan iman serta pengharapan kepada Tuhan, dan terus bertumbuh jika
Ada dua alasan mengapa firman Tuhan tidak mengubah hidup atau menarik
untuk didengar adalah; yang pertama pendengar belum mau membuka hati untuk
mendengar Firman Tuhan dan kedua adalah isi khotbah dan cara penyampaian oleh
67
Daniel Ronda and Yonatan Salong, “Analisis Peran Teori Komunikasi Untuk Mencapai Tujuan
Khotbah Yang Komunikatif Di Gereja Kibaid Klasis Makassar,” Jurnal Jaffray 10, no. 1 (April 1,
2012), 200.
68
In Hwan Kim, “The Role of Preaching in Church Growth,” Doctoral Dissertations and Projects
(May 1, 2008), 155.
69
Rexi Tambunan, Sarah Andrianti, Telaah Kekinian Khotbah Topikal dari Perspektif Gereja Aliran
Pentakosta, Vol. 1, No. 3, Desember 2021,2.
30
pengkhotbah. Dalam hal ini peneliti memfokuskan pada Tipe khotbah yang disusun
aktivitas Tuhan. Khotbah dipandang sebagai profesi belaka, tugas rutin para
yang mampu menghadirkan hadirat Tuhan dimana Tuhan berbicara kepada jemaat
Kedua, kekurang pekaan pendeta terhadap isi khotbah atau pesan utama
khotbah tidak ada hubungannya dengan cerita utama teks bacaan. Juga dengan isi
jemaat terasa kering, karena tidak ada relevansinya bagi kehidupan jemaat,
dipenuhi dengan pesan moral dan doctrinal, akan membuat jemaat tidak tahu apa
yang menjadi kehendak Tuhan, yang harus mereka lakukan. Sehingga khotbah
secara monoton, hanya membaca naskah, tidak ikut terlibat dalam situasi
31
pendengar, suara tanpa penekanan dan inspirasi, bahasa yang tidak jelas dan
relevan, tidak didukung dengan gerak tubuh dan ekspresi wajah serta penampilan
yang tidak meyakinkan serta pakaian yang tidak pantas,akan mengurangi respon
firman Tuhan dengan apa yang diberitakan. Faktor ini berdampak pada negatif
terhadap kepercayaan dan loyalitas jemaat terhadap khotbah yang mereka dengar.
pengkhotbah, maka akan lebih mudah untuk menerima dan melakukan apa yang
dikhotbahkan. 70
Oleh karena itu, berkhotbah atau mengajar tidak bisa dihilangkan, karena memiliki
70
Benny Solihin, 7 Langkah menyusun khotbah yang mengubah kehidupan, Pambelum: Jurnal
Teologi, Vol.2 No.02, November 2010,10.
71
J. L. Ch. Abineno, Pelayanan dan Pelayan Jemaat Jemaat Dalam Perjanjian Baru (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1986), 97.
72
Francis O. Ayres, Pembinaan Warga Gereja Pelayanan Kaum Awam, ed. Putri Kapandeyan,
Pertama. (Malang: Gandum Mas, 2016), 15
32
kedudukan yang esensial dalam gereja, khusus dalam kaitan pembinaan rohani yang
sebuah khotbah yang baik atau benar, dapat dilihat dari pertumbuhan kerohanian
jemaat, sebab moralitas jemaat merupakan akibat dari kebenaran yang mereka
dengar melalui khotbah. Mutu kerohanian jemaat akan bertumbuh dan berbuah
buah lebat karena kebenaran itu sendiri dan gembala mempunyai peranan penting
keselamatan yang kekal dalam Kristus, bila gembala berkhotbah dengan baik dan
benar, tetapi bila khotbah gembala tidak benar, maka jemaat yang dipimpinnya juga
tidak akan mengalami pertumbuhan dan tidak beroleh keselamatan kekal. Seorang
gembala bertanggung jawab penuh atas kehidupan rohani jemaat. Gembalalah yang
bertanggung jawab memberi contoh dan teladan yang benar kepada jemaat melalui
khotbah. 74
maka terdapat buah hasil dari kedewasaan rohani jemaat dalam hal melakukan
hukum yang utama dan yang terutama, yaitu mengasihi Tuhan dan mengasihi
73
Purim Marbun, Strategi dan Model Pembinaan Rohani untuk PendewasaanIman Jemaat, Jurnal
Ilmiah Religiosity Entity Humanity(JIREH)Vol. 2, No.2, (Desember, 2020): 156.
74
Melina Kurniawati Gea, Peran Khotbah Gembala Bagi Pertumbuhan rohani Warga Jemaat,
Jurnal, Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta, Volume 2, Nomor 1, Januari
2018,11.
33
sesama manusia (Mrk. 12:30- 31). Mengasihi Tuhan dapat diwujudkan dengan
membaca Alkitab,menjadi salah satu cara untuk meningkatkan iman mereka kepada
Kristus, karena iman timbul dari pendengaran akan firman Kristus (Rom. 10:17).75
merupakan bagian dari khotbah topikal , agar jemaat lebih dalam memahami
maksud yang tertulis dalam Alkitab, sehingga menemukan kebenaran dan dapat
rohani. Sehingga khotbah pengajaran merupaka bagian yang tidak terlepas dari
khotbah topikal ini yang didalamnya ada pengajaran yang berlandaskan Firman
Tuhan.
ilmu teologi, baik itu teologi sistematik, teologi biblika, teologi historis, teologi
akhir dan dapat diterapkan dalam praktek hidup, sehingga pendengar khotbah
isi khotbah bukan menjadi kumpulan data-data baku yang kabur dan disampaikan
75
Dwi Setio Budiono Santoso, 91.
34
yang sulit dimengerti sehingga pesan khotbah jadi hilang dan tidak sampai kepada
pendengan.76
pengajaran ini harus dilakukan dalam kerangka teoritis dan praktis sehingga
penjelasan yang diperoleh dimaknai secara norma teologis yaitu adanya konsep
pemahaman tentang Allah yang berkarya dan perilaku umat atau individu berkaitan
universal dan memiliki sifat mutlak serta perspektif tunggal. Pada penjelasan
pengajaran, bukan melihat struktur khotbahnya melainkan esensi pesan atau berita
yang disampaikan. Identifikasi khotbah melalui berita atau pesan yang disampaikan
sebagai pribadi Kristen yang harus menghargai dan menghormati manusia lain
keterampilan.”78
76
Kevin Tonny Rey, Khotbah Pengajaran versus Khotbah Kontemporer, STT Intheos Surakarta,
44.
77
Kevin Tonny Rey, 45.
78
Kevin Tonny Rey, 46.
35
Khotbah pengajaran berseri atau khotbah secara topikal berseri adalah
khotbah dalam ibadah yang diTipekan secara sistematis dengan tema ajaran yang
dipersiapkan untuk pertumbuhan rohani jemaat, dimulai dari pengajaran dasar iman
Kristen, yaitu tentang keselamatan hingga menjadi hamba yang siap diutus untuk
mengabdi dalam berbagai bidang pelayanan. Maka perlu dibentuk suatu jadwal ,
dan tema pengajaran setiap kebaktian Minggu dan setiap pembicara yang akan
uraikan dari sebuah topik tertentu atau pokok bahasan tertentu. Bagian utama dari
khotbah ini diambil dari subjek itu sendiri dan tidak memerlukan teks referensi
membahas topik yang relevan dengan kehidupan jemaat, agar setiap jemaat dapat
Khotbah Topikal merupakan bentuk khotbah yang berfokus pada satu topik
bahasan dimana terdiri dari bagian dan sub bagian yang mendukung dari topik
bahasan tersebut. Kelebihan khotbah ini adalah lebih mudah dipersiapkan oleh
pengkhotbah, lebih menarik, dan kalangan jemaat dari berbagai lapisan mampu
untuk memahami dan mengerti topik yang disampaikan. Jemaat akan mempelajari
materi dan ayat-ayat yang mendukung materi tersebut. Kelemahan khotbah ini
adalah membuka banyak ayat alkitab tanpa melihat konteks ayat yang dikutip,
79
Rexi Tambunan, Sarah Andrianti, 26.
36
sehingga akan menimbulkan kebosanan jika tidak pandai berkhotbah, karena setiap
Khotbah topikal adalah khotbah yang berdasarkan pokok atau tema tertentu
dan diambil dari satu ayat atau lebih. Khotbah ini menolong pengkhotbah untuk
tersebut. Khotbah topikal harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut: (a) Menjadi satu
bentuk tema yang utuh (b) Bagian-bagian dari setiap tema berkaitan satu sama lain
(c) Penekanan terhadap tema akan semakin dijelaskan dalam setiap bagian.
Kebaikan khotbah jenis lni yaitu : (a) Jemaat bisa mengenal berbagai pengajaran
Alkitab (b) Menjadikan Alkitab sebagai suatu kesatuan (c) Memungkinkan khotbah
berseri selama periode waktu atau tahun tertentu. Kelemahan khotbah topical
dan fungsi dari setiap topik khotbah yang akan disampaikan kepada jemaat. Dengan
menentuan topik khotbah berseri ini, akan menolong gereja yang menginginkan
khotbahnya lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan jemaat dan tetap fokus pada
Yesus Kristus sebagi isi dan pusat dari pemberitaan firman yang disampaikan.82
80
Yosua Sibarani, 60.
81
Mortan Sibarani, 93-94.
82
Wilis Wihartati, Pengaruh Penyampaian Khotbah Topik Berseri Terhadap Pertumbuhan rohani
Jemaat di GBI Jelambar Timur,Tesis 2019,3.
37
Khotbah berseri membuka topik untuk dapat dikembangkan, untuk belajar
lebih banyak prinsip, menggali teologi lebih dalam, menjawab lebih banyak
Keluasan dan kedalaman dan fokus semacam ini dapat mengubah paradigma dalam
kehidupan. 83
topikal dengan mengikuti pola seperti yang disampaikan oleh Mortan Sibarani,
yaitu dengan ciri-ciri khotbah sebagai berikut : (a) Keutuhan, yaitu memiliki satu
kesatuan thema yang tidak terpisahkan dan berkaitan satu sama lain, misalnya
khotbah dengan topik untuk tujuan agar jemaat termotivasi membaca Alkitab, maka
menjadi manusia, yaitu Yesus Kristus, dan Firman yang juga adalah perkataan
Tuhan, yang membuat kita mengenal Tuhan dan apa yang Tuhan kehendaki dari
turunan dari topik yang akan diajarkan, contohnya perubahan perilaku, hal ini tidak
dapat dipisahkan dari mulainyakita membaca Alkitab dan diikuti dengan hidup
yang berdoa, memuji dan menyembah dan mengasihi sesama, maka proses
semakin dalam dan detail menjelaskan topik khotbah yang akan disampaikan,
83
Haddon Robinson and Craig Brian Larson, The Art and craft of Biblical Preaching ; Sumber
Lengkap Untuk Komunikator Masa Kini-Jilid 2 (Malang: Literatur SAAT,2012),500.
38
tentang arti doa, pujian dan penyembahan dan mengapa harus berdoa, memuji dan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yang pertama diambil dari
Timur”. 84
kerohanian.
Dari hasil penelitian ini dhasilkan bahwa pertumbuhan rohani jemaat dapat
terjadi disebabkan ada tiga faktor, yaitu yang pertama, pemahaman gembala sidang
rohani jemaat di GPdI Tamanan berkembang secara signifikan. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan lebih dari sembilan puluh persen (sangat tinggi) jemaat GPdI
lebih dari sembilanpuluh persen (sangat tinggi) jemaat telah mengerti makna
kebenaran Firman Tuhan melalui khotbah gembala; baik makna kebenaran dimasa
84
Dwi Setio Budiono Santoso, 91.
39
lampau maupun kebenaran yang dihubungkan pada saat ini dengan benar.
Ketiga, jemaat dapat mengerti untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Keempat, dengan khotbah gembala sidang dibidang aplikasi, jemaat GPdI Tamanan
dapat mempraktekan Firman yang telah disampaikan, hal ini terlihat lebih dari
kehidupan sehari-harinya.
Kesimpulan dalam penelitian ini dapat dilihat melalui hasil angket bahwa
sebesar lebih dari delapan puluh persen khotbah yang meliputi pendahuluan, nats
Tamanan. Bila dipersentase tersebut dinilai dengan skala kriteria, maka diperoleh
kriteria “sangat tinggi”. Ada beberapa hal yang dapat diimplikasikan, seperti:
mempertahankan apa yang telah dilakukan, tetapi lebih baik gembala sidang lebih
sidang lebih kreatif atau bila mungkin lebih inovatif dalam mempersiapkan
khotbahnya ditahap pendahuluan, supaya jemaat yang kurang lebih sepuluh persen
lebih progresif dalam mempelajari teks dan konteks nats Alktiab (hermeneutika),
supaya jemaat yang sekitar duapuluh lima persen dapat mengetahui dan mengerti
relevansinya, antara lain yang pertama adalah bahwa obyek yang diteliti adalah
85
Dwi Setio Budiono Santoso, 95-96.
40
mengenai pertumbuhan rohani jemaat. Kedua adalah faktor gereja yang dalam hal
ini diwakili oleh gembala selaku pemimpin rohani, mengambil inisiatif untuk
mengadakan atau melakukan suatu cara atau Tipe guna berdampak pada
menekankan pada Tipe yang dilakukan, dalam hal ini peneliti lebih menekankan
pada topik khotbah yang berdampak pada pemahaman jemaat akan firman Tuhan,
Hasil yang didapatkan dari kedua penelitian ini adalah sama, yaitu
Penelitian relevan yang kedua adalah dari penelitian yang ditulis oleh Wilis
Pertumbuhan rohani Jemaat di GBI Jelambar Timur, Tesis 2019, yang meneliti
mereka. Penekanan dan unsur terprnting dalam penelitian ini adalah faktor
diri yang mengakibatkan khotbah topik berseri tersampaikan dengan baik kepada
41
perilaku akibat pengetahuan akan kebenaran Firman Allah.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah peneliti fokus kepada topik dari
86
Wilis Wihartati, 80.
42
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian, jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, sampel sumber data
penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik analisa data.
Dalam penelitian ini, peneliti tidak meneliti sendiri, tetapi didukung oleh
tim yang ikut dalam penelitian ini, yang peneliti anggap sebagai anggota jemaat dan
pelayan yang sudah senior, sehingga dapat juga memberi masukan, mengorekasi
dan juga ikut memonitor perkembangan dalam hal penelitian terhadap jemaat GBI
Jl.Jatiluhur.
didasarkan pada fokus atau rumusan yang muncul dalam penelitian ini yang
menuntut peneliti untuk memahami dan menjelaskan masalah yang menjadi fokus
penelitian ini sehingga dapat mengungkap fakta, keadaan, fenomena, data, keadaan
Metode penelitian ini adalah jenis kualitiatif, karena dalam penelitian ini
hanya mengkaji pada satu objek penelitian. Penelitian kualitatif yaitu penelitian
yang digunakam untuk memilih pada kondisi objek yang alamiah, maksudnya
43
adalah usaha untuk memahami secara mendalam kondisi di lapangan berdasarkan
data yang diperoleh,87 dengan tujuan dapat membantu peneliti dalam pengamatan,
gambaran secara detail tentang bagaimana efektifitas dari program kerohanian yang
jemaat.
Penelitian studi kasus ini berupa penelitian yang mendalam terhadap individu
maupun kelompok.90
yang berusaha menjelasakan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat
87
Suharsimi Arikunto dan Ahmadi, Metode Penelitian, (Jakarta, Rajawali Press, 1997), 7.
88
Lexy J Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Karya, 2007,6.
89
S. Wahyuningsih, Metode Penelitian Studi Kasus, Madura: UTM PRESS,2013, 3.
90
E, Murdiyanto, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Lembaga penelitian dan Pengabdian
pada Masyarakat UPN VETERAN,2020,32.
91
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Jakarta; Rajawali Press, 1995,
64
44
kerohanian jemaat secara signifikan dilihat dari lamanya mereka beribadah, dan
peristiwa serta kejadian yang mendukung terhadap kondisi jemaat GBI Jemaat
digunakan adalah studi kasus. Studi kasus yang diteliti adalah tentang bagaimana
dan wawancara terstruktur. Hal ini dilakukan peneliti agar memperoleh gambaran,
Barat.Waktu Penelitian adalah selama 5 ( lima) bulan, yaitu dari bulan 09 Januari
1. Sejarah Gereja
dengan jumlah jemaat kurang lebih 30 Kepala Keluarga (KK) atau kurang lebih 100
jiwa jemaat, yang terdiri dari rentang usia anak sampai orang tua ( 4 tahun – 65
tahun), dan berasal dari berbagai latar belakang suku, status sosial dan pendidikan.
92
Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung,; Rosdakarya, 2008, 201
45
GBI Jemaat Jl.Jatiluhur merupakan gereja cabang di bawah pembinaan Rayon 5
Dalam kegiatan rohani yang diadakan setiap minggu adalah Ibadah Raya
setiap hari Minggu, jam 09,00. Kegiatan diluar Ibadah adalah Ibadah Cool
(Komsel), yang pada masa pandemi ini digabungkan seluruh jemaat untuk
mengikuti Cool (Komsel) dengan cara online setiap hari Jumat, jam 19.00-21.21.00.
Setiap hari ada doa pagi jam 05.00-06.00 hari Senin – Jumat dan Sabtu diadakan
doa dan puasa, yang mengundang seluruh pelayan dan jemaat, sekaligus untuk
Selain itu, sebagai bagian dari gereja Rayon 5 (GBI Jl.Jend Gatot Subroto),
400, yaitu bahan pengajaran atau pemuridan untuk memperlengkapi jemaat untuk
para diaken dan diakones, yang bertugas membantu pelayanan pada ibadah hari
Pemuda, Dewasa Muda, Kaum Ibu dan Kaum Bapak, Gembala dibantu oleh para
46
Melakukan dan menyelesaikan Amanat Agung Tuhan Yesus sesuai Matius
28:19-20, yaitu:
Koord. Diaken/Diak
Bendahara
Ibadah ones
2) Doa Pagi jam 05.00-06.00, setiap hari Senin- Jumat dan Sabtu disertai
dengan puasa.
3) Komsel / Cool untuk setiap kategori dan wilayah, setiap Jumat, Jam.19.00-
21.00
47
4) Doa Pengerja setiap bulan, hari Kamis minggu pertama, jam 19.00-21.00
kebutuhan penelitian. Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data
berguna bagi masalah penelitian. Populasi dapat berupa orang, nilai, barang atau
benda lainnya yang dapat dijadikan objek penelitian. 94 Dalam penelitian ini terdapat
subjek yang akan menjadi sasaran peneliti yaitu jemaat di GBI Jemaat GBI
Jl.Jatiluhur, yaitu Bapak Fery Wullur (52 Tahun), sebaai perwakilan Kaum Bapak,
Ibu Rosinar ( 52 Tahun), sebagai perwakilan Kaum Ibu, Adri ( 22 Tahun), sebagai
perwakilan Dewasa Muda, Valentino Gultom (18 Tahun) dan Grace Trinita Sitorus
pertumbuhan rohani jemaat. Adapun jadwal dan topik hotbah yang akan diberikan
93
Suharsimi Arikunto, 172
94
Nana Sudjana, 84
48
dalam ibadah minggu dalam periode 09 Januari 2022 – 22 Mei 2022, adalah sebagai
berikut :
09-Jan-22 Keselamatan
49
22-May-22 Setia dalam melayani
D. Instrumen Penelitian
instrumen dalam penelitian ini, yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan data
Instrumen lain yang dipakai peneliti untuk mendukung pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah alat-alat tulis, alat perekam suara melalui zoom, whatsapp dan
google docs.
E. Sumber Data
Sumber data yaitu dari mana data itu diperoleh, yang menjadi subjek
1. Sumber data primer, yaitu data dari hasi wawancara yang diperoleh langsung
dari jemaat GBI Jl.Jatiluhur, yaitu Bapak Fery Wullur (52 Tahun), sebaai
Pemuda/Remaja.
2. Sumber data sekunder yaitu sumber data pelengkap yang mendukung dalam
jurnal, tulisan dalam literatur pustaka tentang pertumbuhan rohani dan tentang
50
F. Teknik Pengumpulan Data
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Untuk memperoleh data atau
perilaku dan makana dari perilaku tersebut.95 dengan bantuan media sosial seperti
sebagai peneliti atau pengamat pada obyek observasi. 96 Dalam hal ini peneliti
95
Sugiyono,Metode Penelitian Manajemen,Alfabeta, 2018, 377
96
Sugiyono, 378-380
51
2. Wawancara
informasi dan ide melalui tanya jawab. 97 Dalam penelitian ini peneliti mengadakan
interview dengan menggunakan aplikasi zoom dan direkam serta dicatat dalam
google docs hasil tanya jawab peneliti dan responden. Data tersebut akan digunakan
dalam menyusun verbatim dan akan digunakan untuk pembahasan dan analisa data,
karena memang salah satu fungsi wawancara adalah sebagai penunjang instrumen
Jatiluhur, setelah diadakannya Tipe khotbah topikal dalam khotbah dalam ibadah
wawancara akan dimulai dari tanggal 09 Juni 2022 – 16 Juni 2022, dan hasil dari
wawancara ini selanjutnya akan dibuat dalam bentuk verbatim untuk diproses.
dengan khotbah topikal yang dilakukan dalam ibadah raya setiap minggu yang
khotbah topikal. Pertanyaan yang dibuat adalah untuk menjadi acuan, tetapi tidak
menutup kemungkinan bila ada pertanyaan yang berkembang sesuai dengan proses
97
Sugiyono, 384
52
Untuk Khotbah dengan topikal :
raya setiap hari minggu, membuat anda ingin membaca Alkitab dan
raya setiap hari minggu, dapat memotivasi anda untuk saat teduh dengan
raya setiap hari minggu, dapat memotivasi anda untuk menyaksikan kasih
e. Apakah khotbah dengan topik tertentu yang disampaikan dalam ibadah raya
setiap hari minggu dengan topik tertentu, memotivasi anda untuk mengubah
f. Apakah khotbah dengan topik tertentu yang disampaikan dalam ibadah raya
setiap hari minggu, memotivasi anda untuk setia melayani Tuhan dalam
dalam ibadah raya setiap hari minggu, berdampak pada pertumbuhan rohani
anda?
53
3. Dokumentasi
sketsa. Dokumen karya monumental dari seseorang, misalnya karya seni, berupa
gambar, patung, film dan lain-lain. 98 Dalam hal ini, peneliti mendokumentasikan
hasil wawancara berupa bentuk rekaman zoom dan google docs serta video youtube
khotbah yang dapat diakses melalui link oleh pembaca dalam lembar lampiran.
mengorganisirkan ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar. Penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif, maka dalam menganalisa data yang terkumpul
deskriptif ini dimulai dari teknik klasifikasi data.99 Analisa yang dilakukan dalam
penelitian ini dengan mengambil data verbatim dari setiap responden dan
menjabarkannya dalam setiap item yang ditentukan untuk dapat menjawab sesuai
98
Sugiyono, 396.
99
Lexy J. Maleong, 103.
54
Dengan adanya metode deskriptif kualitatif, maka teknik analisa data
yang ada maka peneliti mengambil narasumber dengan cara perwakilan jemaat
yang mewakili unsu Kaum Bapak, Kaum Ibu, Kaum Dewasa muda dan
Pemuda/remaja.
bentuk yang sistematis, sehingga menjadi lebih selektif dan sederhana serta
pengambilan tindakan. Data yang disajikan dalam penelitian ini dalam bentuk
3. Kesimpulan, yaitu merupakan tahap akhir dalam proses analisa data, pada
diperoleh.100 Setelah data terkumpul dan hasil daari verbatim diuraikan dalam
hasil temuan penelitian, maka dari situ didapat suaatu kesimpulan dari hasil
penelitian ini.
100
Husaini Usman dan Purnama Setiadi, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta, Bumi Aksara,
2000), 86.
55
H. Validasi dan Reliabilitas Data (Uji Keabsahan Data)
Dalam penelitian ini, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak
ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya
terjadi pada obyek yang diteliti. Pengujian validitas atau keabsahan data, meliputi
1. Perpanjangan pengamatan
data yang pernah ditemui maupun yang baru. Sehingga hubungan peneliti dengan
mempercayai, sehingga tidak ada data yang disembnyikan lagi. Kehadiran peneliti
atau narasumber adalah jemaat GBI Jl. Jatiluhur, maka antara peneliti dengan
narasumber telah saling mengenal dan telah terbuka akses untuk berkomunikasi,
sehingga dalam sesi tanya-jawab tidak terjadi kesulitan, dan semua responden
terbuaka untuk menjawab pertanyaan peneliti, menurut apa yang mereka tahu dan
alami sesungguhnya.
101
Sugiyono, 433.
102
Sugiyono, 436.
56
2. Ketekunan Pengamatan
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara demikian maka kepastian data dan
urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan
apakah data yang telah ditemukan itu benar dan peneliti dapat memberikan detesis
data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. 103Peneliti mengambil
yang mewakili dari pemuda remaja, dewasa muda, kaum ibu dan kaum bapak,
sehingga diharapkan dapat mewakili semua lapisan yang ada dalam jemaat di GBI
Jl Jatiluhur.
yang telah ditemukan oleh peneliti. Data hasil wawancara didukung dengan adanya
rekaman hasil wawancara berupa lembar responses dari jemaat yang ikut
wawancara. Data tentang interaksi manusia atau gambaran suatu keadaan, akan
didukung oleh rekaman, catatan dan foto, sehingga menjadi lebih dipercaya.104
Peneliti melakukan wawancara secara online , yang didukung melalui fasilitas zoom
dan ada yang direkam secara audio visual, dan ada dalam rekaman berbentuk
103
Sugiyono, 437.
104
Sugiyono, 442.
57
tulisan dalam bentuk google docs, dan kemuidan disempurnakan dalam bentuk
4. Pengecekan anggota
informasi dan pandangan tentang penelitian. Para anggota yang terlibat dalam
penelitian ini adalah rekan-rekan terdekat subjek sebagai informan dan anggota
beberapa orang sebagai tim peneliti dan sebagai narasumbernya peneliti mengambil
beberapa orang perwakilan dari Kaum Bapak, Kaum Ibu, Dewasa Muda dan
Pemuda/Remaja.
105
Sugiyono, 443.
58
BAB IV
Dalam Bab IV, peneliti akan mendetesiskan hasil dari pada pengumpulan
data yang sudah diperoleh peneliti dari berbagai responden atau narasumber. Data
tersebut didapat dari hasil wawancara, yang sebelumnya sudah dilakukan observasi
dalam pra penelitian. Data hasil penelitian dalam Bab IV ini juga untuk menjawab
sesudah Tipe khotbah topikal mulai dilakukan sejak 9 Januari 2022 sampai dengan
22 Mei 2022, dan hasilnya direkap pada akhir bulan Mei 2022, sebagai periode
untuk keperluan penelitian tesis ini, tetapi sebenarnya Tipe ini berlanjut terus
jemaat, yaitu Bapak Fery Wullur (Narasumber A) yang mewakili Kaum bapak,Ibu
muda, Valentino Gultom (Narasumber D) wakil Pemuda dan remaja dan Grace
rohani mereka, yang direalisaikan atau membawa dampak untuk (1) Membaca
Alkitab (2) Berdoa dan memuji dan menyembah Tuhan (3)Menyaksikan kasih
59
Tuhan (4)Adanya perubahan perilaku (5) Semakin setia melayani, dan pertanyaan
membuat semakin semangat untuk memahami isi firman Tuhan dan semakin hari
semakin ingin membaca firman Tuhan itu secara rutin pada pagi hari (A4).
Tetapi menurut Adri khotbah topikal tidak serta merta bisa langsung
pengkhotbah mengatakan bahwa harus belajar Alkitab agar lebih mengenal Tuhan
dan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan orang yang belum mengerti atau diluar
iman Kristen, perkataan ini membangkitkan motivasi untuk lebih belajar dan
membaca Alkitab, sehingga ada keinginan untuk lebih mendalami Alktab, tetapi
masih belum terlaksana secara rutin, mungkin masih ada proses untuk ini.
Rasa ingin tahu tentang kisah dalam Alkitab yang menginspirasi secara
pribadi misalnya dari kisah Daud, ketika anaknya sakit dan akhirnya mati, setelah
itu dia pulang dengan senangnya dan tidak sedih lagi. Jadi hal yang dapat diambil
dari kisah itu adalah tidak harus kecewa sama Tuhan bila doa tidak dijawab. Artinya
secara tidak langsung kerinduan untuk membaca Alkitab, yang merupakan proses
dalam diri, sedang dikerjakan Roh Kudus, sehingga mendorong diri sendiri untuk
60
Menurut Ibu Rosinar khotbah yang disampaikan setiap hari Minggu itu
merenungkannya lebih dalam lagi, alasannya karena ingin semakin mengerti dan
keinginan untuk lebih dalam lagi menggali firman Tuhan , membuat semakin
mencari Tuhan lebih dalam lagi dan semakin mau lebih mengenal Tuhan lebih dekat
lagi. mulai atur waktu untuk membaca Alkitab, malam sebelum tidur dan ketika
bangun pagi dari jam 05.00 sampai jam 06.00 sebelum berangkat kerja rutin baca
firman Tuhan, dari bahan bacaan Alkitab setiap hari yang diberikan setiap minggu
itu baca setiap pagi dan kalau malam mulai dari Kitab Kejadian.
Dari bacaan rutin setiap pagi itu banyak yang dapatkan dari firman Tuhan
itu, sehingga jadi cermin bagi kehidupan, dan apabila itu teguran berarti agar
memperbaiki diri dan apabila itu nasehat, menjadi motivasi ingin lebih mendalam
untuk mengerti firman Tuhan. Jadi dengan membaca firman Tuhan itu tahu apa
ibadah hari Minggu tidak secara langsung membuat ingin membaca Alkitab secara
rutin, tetapi ada keinginan untuk memulai baca, walaupun belum teratur, tapi ada
beberapa hari dalam seminggu. Tetapi pengaruh khotbah yang disampaikan setiap
hari Minggu itu menadi ada keinginan lebih lagi mendalami Firman dan tetap
mencoba perlahan untuk rutin membaca Alkitab. Masih ada juga kendala membaca
sekolah(D4).
61
Khotbah topikal yang disampaikan setiap hari Minggu, menurut Grace
Trinita Sitorus berdampak pada karena Firman yang disampaikan banyak yang
iman untuk membaca Firman, dan juga sering mendapat teguran dari Firman yang
disampaikan dari setiap hari Minggu itu. Untuk membaca firman Tuhan atau
Alkitab sudah dilakukan tetapi belum secara rutin, tetapi keinginan hati besar untuk
melakukannya dengan rutin, dan orangtua juga menasehati untuk setiap pagi
Dengan Tipe khotbah dengan topik tentang Firman Tuhan, membuat jemaat
ada yang suka membaca Alkitab dan merenungkan Firman Tuhan secara teratur,
tetapi ada juga yang belum melakukannya secara rutin, atau masih ‘bolong-bolong’,
waktu
dalam ibadah Minggu sangat memotivasi untuk berdoa, memuji dan menyembah
Tuhan, karena dalam khotbah itu mengajar bagaimana dapat intim dengan Tuhan
sebagai sumber kehidupan dan senakin dekat dalam hadirat Tuhan, dalam doa ,
pujian dan penyembahan, dan karena Tuhan Yesus memberikan sesuatu yang
keinginan dan kerinduan untuk melakukan secara rutin, tetapi masih terkendala
waktu, tetapi menyadari, doa , pujian penyembahan itu maksudnya agar tetap
62
berjaga-jaga dan lebih intim dengan Tuhan, ini harus dilakukan dengan keinginan
dan hati yang terbuka dan tidak bisa dipaksakan. Berdoa, memuji dan menyembah
Tuhan bisa dimana saja karena Tuhan tidak tergantung ruang dan waktu, dan ada
kerinduan, alasannya karena menjadi ketenangan bagi ketika ada kesempatan dalam
Menurut Ibu Rosinar semakin termotivasi untuk memuji Tuhan setiap hari,
bersyukur akan kasih Tuhan hari lepas hari, menyembah Tuhan, baca firman Tuhan,
semakin diberi semangat. Akibat berdoa, memuji dan menyembah, merubah pola
kehidupan, yang tadinya tidak bisa menahan emosi, dengan rajin membaca firman
Tuhan, menjadi tahu apa yang Tuhan inginkan dalam hidup . Dalam pekerjaan dan
dalam menghadapi berbagai masalah dan persoalan, bisa menyikapinya dan bisa
merubah sikap dan cara berpikir sekarang lebih berhikmat karena firman Tuhan.
Untuk berdoa, memuji dan menyembah Tuhan lebih sering, maka lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan dan semakin rindu dan menyampaikan sesuatu
kepada kepada Tuhan dengan doa segala permohonan ucapan syukur dan
menyampaikan isi hati. Waktu-waktu rutin untuk berdoa memuji dan menyembah
Tuhan diadakan tiap malam dan pagi-pagi setelah bangun tidur, ada doa, pujian dan
penyembahan serta membaca firman Tuhan. Di pekerjaan pun siang hari juga ambil
dalam ibadah setiap hari Minggu, sangat mempengaruhi untuk berdoa, memuji dan
menyembah Tuhan, alasannya untuk lebih dekat dengan Tuhan, dan berdoa adalah
berbicara dengan Tuhan, kalau memuji dan menyembah Nya, sekarang sudah mau
63
memulainya dan ada keinginan,walau tanpa alat musik, dan mulai dengan pujian
yang sederhana, sehingga lambat laun akan diajar oleh Roh Kudus untuk lebih
dalam lagi, karena dengan pujian penyembahan itu ada di dalam hadirat Tuhan dan
melalui khotbah, tetapi terkadang masih belum teratur, dilakukan pada pagi atau
malam tetapi terkadang tidak baca firman Tuhan. Pola yang dilakukan bisa
langsung berdoa dan baca firman, itupun tidak rutin setiap hari, kendalanya kalau
bahwa datang kepada Tuhan tidak hanya lagi ada masalah saja, tetapi lagi bahagia
juga, dan harus selalu bersyukur. Sadari seharusnya tidak ada yang hari yang
berbeda, semua hari sama dan harusnya tetap selalu datang pada Tuhan berdoa
memuji dan menyembah Nya, serta mendengarkan FirmanNya, jadi harus ada
melakukannya dengan rutin atau setiap waktu, tetapi ada yang belum
64
3. Bersaksi dan memenangkan jiwa.
disampaikan dalam ibadah raya setiap hari minggu, dapat memberikan motivasi
untuk menyaksikan kasih Tuhan Yesus, minimal mau mengajak orang atau saudara
yang sudah lama tidak ke gerja untuk datang ke gereja dan mau menceritakan dan
menyaampaikan kebaikan Tuhan kepada orang lain, termasuk berbuat baik dan
mendoakan orang lain, sehingga berdampak pada dengan memberikan kasih Tuhan
Menurut Adri ada pengaruh dari dari ayat-ayat firman yang disampaikan,
membuat ada keinginan untuk membagi kesaksian, alasannya agar mereka juga
dapatkan hal yang sama dan berbelas kasihan, karena sudah mengalami,dan ingin
ada orang lain juga mengalami, dan ingin bercerita dan sharing walaupun orang itu
kadang tidak bisa menerima masukan, tetapi ada kerinduan buat berbagi (C8).
untuk bercerita tentang firman dan kasih Tuhan didapatkan dalam kehidupan sehari-
hari. Awalnya berbincang biasa, tanpa maksud untuk bersaksi, tetapi akhirnya
menceritakan tentang Yesus atau kasih Tuhan kepada orang lain, berupa mujizat
atau semua yang diterima dari Tuhan baik kepada teman yang kristen atau non-
kristen.
mulai berubah, yang tadinya suka membicarakan orang lain jadi lebih bisa menjaga,
sehingga di pekerjaan sering disebut Ibu Pendeta, karena menceritakan kasih Tuhan
65
dalam hidup . Demikian juga kepada murid-murid juga disampaikan kalau ada yang
melakukan sesuatu dan berkata yang kurang baik, maka menasehati mereka, agar
tidak boleh berkata seperti itu,karena harus menjadi terang dan teman-teman
banyak yang orang-orang belum percaya, sehingga harus menjadi saksi di manapun
berada. (B8).
setiap ibadah hari Minggu dengan topik tertentu membawa kerinduan untuk
menyaksikan kasih Tuhan Yesus pada orang lain,dengan cara mengajak teman yang
sudah lama tidak beribadah supaya dekat lagi dengan Tuhan, menuju jalan Tuhan.
Walaupun pada awalnya tidak mau beribadah, tetapi karena dinasehati untuk
beribadah, akhirnya mau ikut beribadah, tetapi ada juga orang yang sudah jauh dari
Tuhan, belum mau buka hati, tetapi terus diajak dan didoakan, hal ini salah satu
bukti ada pengaruh dari mendengarkan khotbah, ada kerinduan untuk menyaksikan
membagikan ayat firman dan kesaksian rohani dan menceritakan betapa besarnya
kasih Tuhan melalui media sosial supaya mereka juga mengetahui kebaikan Tuhan,
dan juga disampaikan baik kepada teman dari kepercayaan lain.Tanggapan mereka
beragam, ada yang kritis dan juga ada yang menerima, tapi tetap disampaikan agar
Dampak dari khotbah dengan topik menjadi saksi, yang disampaikan dalam
ibadah, sudah dapat membawa jemaat untuk menyaksikan kasih Tuhan Yesus yang
66
sudah menyelamatkan mereka, dan meyakini bahwa Yesus adalah jalan, kebenaran
dan hidup bagi semua orang, terlihat dari kesaksian mereka kepada orang yang ada
hidup sehari-hari.
4. Perubahan perilaku
menjadi baru dan merasa apa yang dilakukan selama ini, hal yang negatif daa tidak
berkenan kepada Tuhan seperti sifat yang kasar dan tidak menjadi teladan dan
tercela sudah ditinggalkan. Kalau dulu cepat marah atau cepat kecewa, tetapi
sekarang sudah bisa menerima dan bersyukur. Sifat kedagingan tidak boleh
Menurut Adri ada perubahan walupun belum banyak dan sifatnya masih
yang kecil, contohnya mulai belajar tepat waktu kalau datang ke gereja, dan
sudah bisa untuk menyikapi dengan hati yang lebih tenang (C10).
Menurut Ibu Rosinar khotbah yang disampaikan setiap hari Minggu apakah
mengakibatkan adanya perubahan perilaku, contohnya kalau dengar ada ada orang
lain membicarakan dibelakang sehingga ada perasaan emosi, tapi sekarang tidak
lagi, karena sudah tahu dari firman Tuhan, dan bisa mendoakan. Jadi berpengaruh
67
ketika berubah, maka mereka pun dengan tidak membicarakan orang lain, tetapi
setiap hari Minggu secara topikal berseri ini membuat adanya perubahan perilaku
yang ke arah yang lebih baik yang alami, contohnya, dulu suka mencuri uang
orangtua , tetapi sekarang sudah tidak melakukan hal itu lagi , setelah sering
Juga ada perubahan perilaku, kalau dulu, sangat tidak perhatian sama orang
lain, sekarang lebih perhatian, dulunya nggak peduli sama orang lain, atau ‘bodo
amat’ tetapi sekarang ada perubahan menjadi lebih peduli pada orang lain terutama
anak-anak muda, karena juga rindu banyak anak-anak muda yang bisa
diselamatkan, seperti menolong mereka yang jauh dari Tuhan, agar lebih dekat
kepada Tuhan. Dengan adanya khotbah topikal yang didengar setiap hari Minggu
lebih baik, karena lambat laun semakin dewasa dalam rohani dan semakin berpikir
mengurangi emosi dan bisa menguasai diri, seperti tidak melawan orang tua dan
lebih memilih untuk tidak bertengkar dengan adik dan kakak. Perubahan lain adalah
lebih mengerti dan mengenal kasih karunia Tuhan, semakin dekat dengan Tuhan
dan semakin bersyukur, dan ada hati berbelas kasihan melihat orang lain (E10).
68
Dengan khotbah topik tentang karakter Kristus yang disampaikan,
umumnya memotivasi jemaat untuk mengubah cara pandang dan perilaku ke arah
yang lebih baik, dari yang suka mencuri, tidak bisa menahan emosi dan membalas
perkataan negatif orang lain, sehingga bisa menahan diri untuk tidak mencuri,
memotivasi Bapak Fery Wullur untuk lebih lagi melayani Tuhan. Alasannya
bertumbuh didalam gereja, dan bertemu juga dengan orang lain, yang artinya harus
siap untuk melayani artinya supaya menjadi berkat bagi orang lain. Khotbah itu
memotivasi untuk tidak hanya untuk mendengarkan dan dilayani saja, tapi siap
melayani dengan mengikuti teladan Tuhan Yesus, dan melayani di bidang yang
Tuhan beri.
Tuhan itu harus dengan hati, dan bukan dengan keterpaksaan, tetapi kerelaan dan
ketulusan. Seperti sekarang dengan melayani kaum Bapak, walaupun awalnya sulit
tetapi mau belajar dan jangan sampai putus asa untuk melayani kaum Bapak.
Melalui pelayanan ini, memotivasi untuk lebih semangat lagi dan melayani itu
bukan hanya melayani, tetapi harus menjadi teladan bagi orang-orang lain (A12).
Menurut Adri ada kerinduan untuk melayani dan tetap setia melayani,
artinya tetap terus menerus, walaupun ada saja masalah tetapi itu tidak membuat
mundur, tetapi membuat semakin setia melayani, karena ingin hidup lebih berguna
69
Menurut Ibu Rosinar, setelah mendengarkan khotbah- khotbah, ada
keinginan lebih lagi untuk melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Jadi apapun
yang dilakukan untuk memuliakan nama Tuhan dan dengan waktu-waktu yang ada
ini ingin dipakai untuk melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh dan semakin
lebih mau setia melayani Tuhan karena Tuhan Yesus sudah melakukan yang terbaik
memberikan hidup untuk Tuhan, supaya bisa berarti dan berguna bagi banyak orang
setiap hari buku, ada kerinduan untuk melayani Tuhan, baik dalam ibadah atau dalm
kegiatan pelayanan lain, karena ingin melayani Tuhan dan juga menjadi berkat bagi
orang lain, dalam pelayanan mau tetap setia yang melayani Tuhan dan bisa jadi
berkat buat orang lain. Khotbah yang didengarkan setiap hari Minggu dengan topik
pelayanan (D12),
Menurut Grace Trinita Sitorus sangat ingin melayani, dan merasa perlu
meningkatkan iman untuk bisa melayani orang lain, bukan hanya bicara saja.
Melayani dalam hal ini bisa mulai dengan cara sederhana misalnya dengan saling
hati mau berbagi kepada orang lain dan memberi perhatian memberkati, termasuk
juga di dalam ibadah, Menurut Grace Trinita Sitorus Sudah banyak keajaiban yang
Tuhan berikan, naka tidak akan menyia-nyiakan Tuhan, yang sudah memberikan
70
berkatNya, artinya sebagai bentuk sikap akibat kebaikan Tuhan, maka juga berbuat
pertumbuhan rohani dengan adanya perubahan dalam kehidupan dan perilaku dan
juga ingin lebih dekat dengan Tuhan. bertumbuh didalam gereja, dan bertemu juga
dengan orang lain, yang artinya juga harus siap untuk melayani artinya supaya
Jadi khotbah selain berupa pengajaran tetapi juga praktek kehidupan sehari-
hari mereka mu memberikan sesuatu yang berarti bagi orang yang belum pernah
dengan semangat mendngarkan khotbah yang disampaikan oleh hamba tuhan tidak
dan diikuti perubahan cara hidup harus ada keseimbangan antara pengajaran dengan
kesaksian hidup. Hal ini juga membawa jemaat ingin memenangkan jiwa dengan
mengajak jiwa-jiwa, supaya mereka juga bisa mengalami seperti yang mereka
dengar dan alami. Faktor cara penyampaian firman Tuhan juga sangat
mempengaruhi jemaat, sehingga sampai dan diterima dengan semangat oleh jemaat
dan mereka semakin mencari Tuhan, dan tidak sabar menunggu hari Minggu (A14).
sikap dan paradgma dan ingin lebih dalam dengan Tuhan. Khotbah yang
Tuhannya jangan terlalu theologia, tetapi juga harus dapat diaplikasikan untuk
71
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Dampak dalam pertumbuhan rohani ada
Menurut Adri, ya ada, contohnya kalua sekarang, mau ke gereja dari rumah
sudah disetting untuk fokus menyembah dan mendengarkan firman Tuhan, dan
pulang dari gereja ada sesuatu yang didapat buat diri sendiri, dan ada kerinduan
nanti bertemu orang untuk berbagi dan juga terlihat dengan adanya perubahan
perilaku (C14).
belum terlalu terlihat, tetapi sudah ada keinginan dan kerinduan untuk membaca
Alkitab, berdoa dan meuji Tuhan, dan adanya belas kasihan dan perubahan perilaku
sedikit demi sedikit seiring dengan waktu dengan mengikuti ibadah dan
mendengarkan khotbah topical yang disampaikan dan ingin lebih maju lagi
Khotbah dengan topik melayani, ada yang memotivasi jemaat untuk ikut
semakin mau setia melayani, tetapi ada jemaat yang belum memahami arti
melayani, karena menurut anggapannya melayani itu harus sama seperti misalnya
72
Dari hasil penelitian dapat dijadikan bahan pembahasan dan Analisa sebagai
berikut:
Dari hasil penelitian terkait ada jemaat yang tekun membaca Alkitab sebagai
kebutuhan rohani karena firman Tuhan yang mereka terima memberi makanan
rohani sehingga bertumbuh. Hal ini terjadi karena pemahaman dan pengertian
setiap jemaat akan perlunya Firman Tuhan atas hidupnya, tetapi ada yang belum
menjadikan Alkitab sebagi bacaan yang mereka perlukan walaupun ada keinginan
untuk itu. Hal ini terjadi karena pemahaman dari khotbah yang mereka terima masih
kurang, dan tentu masih memerlukan proses untuk itu. Kebutuhan rohani setiap
hakiki tentang Allah dan karya-Nya, jawaban atas pergumulan hidup manusia, pola
dan perilaku kehidupan yang Alkitabiah, dan pemenuhan akan kebutuhan hidup.106
tentang Firman Tuhan, perlu diberikan topik yang dapat memotivasi jemaat, betapa
respon positif ketika mengalami permasalahan dalam hidup, seperti yang dituliskan
oleh James Braga107, tentang menyusun khotbah topikal, dengan menentukan topik
tentang : “Firman Allah adalah terang hidup” , dan tentukan ayat sumber dari
106
Nova Ritonga,Teologi Sebagai Landasan bagi gereja Dalam Mengembangkan Pendidikan
Agama Kristen, STT Mawar Saron Lampung, Jurnal Shanan, 2020,34.
107
James,Braga, 18-19.
73
Alkitab, yaitu Mazmur 119:105. Kemudian topik itu diuraikan dalam bentuk
pertanyaan terhadap topik, yaitu, Mengapa kita perlu Firman Tuhan? Jawaban atas
pertanyaan ini dapat diuraikan menjadi, yang pertama adalah untuk mengenal
semesta dan manusia itu sendiri yang diciptakan serupa dan segambar dengan
Allah. Hal ini ditulis dalam kitab Kejadian pasal 1, yang mengatakan bahwa alam
semesta ini diciptakan oleh Firman, yang keluar dari mulut Allah, sebelum
semuanya ada. Dalam Kitab Yohanes 1:1-2, mengatakan bahwa Firman itu adalah
Allah sendiri. Dari tulisan ini maka kita dapat mengenal siapa Allah yang kita
percayai itu. Kita juga dapat mengenal Allah yang berkuasa (Maz103:19) atas
segala yang ada, di langit, yang berarti surga, di bumi yang berarti seluruh alam dan
ciptaan yang terlihat dan di bawah bumi, berarti segala yang tidak kelihatan, atau
roh. Melalui Alkitab juga kita mengenal, bahwa Allah itu maha pengasih dan
penyayang, panjang sabar dan penuh kasih karunia (Maz 103:8), karena Dia sangat
mengasihi manusia adalah ciptaan yang segambar dengan Dia dan rela mati untuk
menyelamatkan manusia yang berdosa. Di sisi lain Tuhan juga adalah Allah yang
kudus, dan Dia juga mau agar kita orang percaya hidup kudus karena Dia adalah
kudus(1Pet1:16-17). Tuhan yang kita kenal juga adalah Allah yang hidup bukan
Allah yang mati (Yoh11:25), sehingga Dia dapat mendengarkan seruan dan doa kita
serta menjawab dan bertindak karena Dia adalah Allah yang hidup bahkan kekal
(Maz135:6), dengan mengetahui apa yang menjadi kehendak Tuhan dan apa yang
tidak disukai oleh Tuhan, sehingga kita dapat mengambil keputusan yang sesuai
74
dengan kehandak Tuhan. Alkitab adalah tulisan yang diilhamkan Allah memang
pertumbuhan rohani, karena proses yang terjadi adalah mulai dari mendengarkan,
yang berarti membuka hati, karena iman timbul dari pendengaran akan firman,
dituntut untuk tetap setia pada kebenaran, sehingga jemaat tidak akan mudah
Ada empat langkah untuk membuat kita berakar kuat dalam Firman
Allah109, yaitu pertama, menerima Firman (Yak. 1:21), dengan memiliki hati yang
lembut melalui doa agar Firman Tuhan dapat berakar bertumbuh dalam hati kita.
Kedua, merenungkan dan meneliti Firman (Yak. 1:25), artinya melihat dengan
dengan tekun (Yak. 1:25), sehingga berakar dan bertumbuh di dalam iman, dengan
melakukan Firman Tuhan terus menerus sampai menjadi kebiasaan dan karakter.
108
Stephen Tong, Iman, Rasio dan Kebenaran, Surabaya: Momentum, 2018, 69.
109
Eddy Leo, Injil Kerajaan Surga (Seri Kingdom of Heaven), Jakarta: Metanoia Publishing,
2006,2-3.
75
Membuka hati untuk membaca Alkitab yang berisikan firman Allah, maka
ada respon dari hati kita yang membacanya yaitu logos, yaitu firman dalam bentuk
tulisan, akan ditangkap oleh hati dan akan menjadi rhema, dan menjadi iman bagi
kita karena percaya atas firman tersebut, karena firman itu adalah hidup, sehingga
firman itu akan mengubahkan cara pendang yang lama menjadi baru sesuai dengan
kebenaran firman Allah, yaitu Yesus Kristus. Firman Allah diwahyukan oleh Allah
legitimasi, karena kesaksian yang lengkap, jelas, dan penuh tentang Allah, tentu
Alkitab berkata bahwa, “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi
ujungnya membawa maut” (Ams. 14:12). Oleh sebab banyaknya yang salah
melangkah, kita perlu bimbingan firman Tuhan melalui Alkitab, sebab Alkitab
adalah petunjuk jalan kepada kehendak Allah dan sumber kebahagiaan hidup
manusia. “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku”.”111 Dalam
King James Version kata “lamp” menjelaskan bahwa “Firman Tuhan itu menerangi
jalan manusia agar dapat berjalan dalam kegelapan dunia ini, dengan selamat.
Barang siapa memiliki terang dalam langkah kakinya, maka tidak akan tersandung
110
Eka, Dharmaputera, Penuntun, Buletin Gereja dan Teologi, Vol 1 No 2 ,Jakarta: Gereja Kristen
Jawa Barat, 1995, 123.
111
Kathleen H. Liwijaya Kuntaraf dan Jonathan Kuntaraf, Kitab Ajaib, Bandung: Indonesia
Pubilshing House, 1997, 174.
112
Francis D.Nicho, “Lamp,The Seventh Day Adventists Bible Commentary, ed l, Washington DC:
Review and Herald Publishing Association, 1978,902.
76
2. Berdoa, mengucap syukur dan menyembah Tuhan setiap
waktu.
Menurut analisa peneliti ada jemaat yang sudah berdoa, mengucap syukur
dan meyembah setiap waktu adalah karena doa, memuji dan menyembah
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari kehidupan orang percaya,
seperti dikatakan oleh J.H Gondowijoyo, 113 seperti anak panah dan busurnya, jika
mengenai tepat sasarannya, maka akan terjadi perkara-perkara besar yang mustahil
Doa, pujian dan penyembahan sudah menjadi kebutuhan bagi mereka untuk
selalu bersekutu dengan Tuhan. Tetapi bagi yang sudah ada keinginan tetapi belum
secara rutin melakukan, disebabkan masih kurang pemahaman, dan ada pergumulan
dengan diri sendiri, merupakan proses yang harus terus diperjuangkan, untuk ini
menurut peneliti, jemaat perlu lebih lagi diberikan penekanan dan pemahaman
dalam khotbah dengan topik doa, pujian dan penyembahan serta praktek untuk
mengajak jemaat lebih banayak ikut dalam kegiatan doa, memuji dan menyembah.
Untuk menentukan topik doa, pujian dan penyembahan, maka topik “Ada
kuasa dalam doa, memuji dan menyembah Tuhan” dengan ayat sumber dari
Yakobus 5:16b, dan Mazmur 22:4. Bagian-bagiannya adalah, doa dimulai dari
pernyataan hidup yang mengasihi Tuhan (Matius 22:37), dan menjadi sebuah kunci
113
J.H Gondowijoyo, Membangun manusia rohani, Andi Offset Yogyakarta, 2005,175.
77
Tuhan Yesus (Wahyu 5:13), sehingga untuk itu perlu proses waktu untuk lebih
dalam lagi mengenal Tuhan secara pribadi sehingga dapat mengasihi Tuhan. Tidak
bisa dipungkiri banyak orang percaya hanya kelihatan secara lahiriah melakukan
pujian dan penyembahan, namun pada hakekatnya hatinya menjauh dari pada
Tuhan (Matius 15:8).114 Bukti mengasihi Yesus menjadi modal penting hidup
dalam pujian dan penyembahan. Ketika kasih kepada Tuhan Yesus nyata, pastilah
pujian dan penyembahan akan menjadi lebih indah. Tuhan mencari penyembah-
penyembah yang benar yang menyembah dalam roh dan kebenaran (Yohanes
4:23).115
Doa adalah kehendak Allah, melalui doa Allah ingin mendidik kita untuk
memohon atas kedagingan kita, padahal tidak sesuai kehendak Tuhan, tetapi
melalui disiplin doa, Tuhan akan menolong kita mengerti kehendakNya dan tidak
Doa adalah perintah Tuhan Yesus, karena bukti bahwa kita mengasihi
Tuhan Yesus, adalah menuruti perintahNya (Yoh 14:15), dan salah satu
perintahNya adalah berdoa dengan tekun, sehingga melalui disiplin berdoa, Tuhan
114
Sadhu Sundar Selvaraj, Seni Menyembah, Jakarta: Nafiri Gabriel, 1996, 19.
115
Paulus Kunto Baskoro, Ester Yunita Dewi, Prinsip-Prinsip Hidup Yang Berkenan Di Hadapan
Tuhan Dalam Pujian Penyembahan Menurut 2 Tawarikh 5-7 Dan Aplikasinya Bagi Orang
Percaya Masa Kini, STT Injili Indonesia, Yogyakarta, 2021,118.
116
Eddy Frances, Bertumbuh menuju Kesempurnaan, Yayasan Andi,Yogyakarta,1993,23.
117
Eddy Frances, 24.
78
Doa juga merupakan hak istimewa yang diberikan Tuhan kepada kita (Yoh
kepada Allah yang menjadi Bap kita, dan tidak terbatas oleh ruang, waktu, situasi
beribadah serta menyembah. Tanpa beribadah, maka sebuah komunitas tidak bisa
disebut sebagai gereja. Willimon, seorang pendeta Methodist dan professor di Duke
University, dengan tepat mengatakan: “Jika sebuah komunitas tidak beribadah, itu
mereka akan mencerminkan apa yang mereka yakini, apakah itu Tuhan yang benar
atau objek lain dalam tatanan ciptaan.” Manusia menyerupai apa yang disembahnya
(Mazmur 135:18).120
mempunyai gaya hidup doa, memuji dan menyembah merupakan ciri kehidupan
rohani mereka, tentu juga melalui kesaksian hidup mereka terhadap orang-orang
118
Eddy Frances, 25.
119
William H. Willimon, “Jika komunitas tersebut tidak beribadah, maka itu bukanlah komunitas
Kristen.” Worship as Pastoral Care, Nashville: Abingdon, 1979, 20.
120
G. K. Beale, We Become What We Worship: A Biblical Theology of Idolatry. Downers Grove:
InterVarsity, 2008,22.
79
Manusia diciptakan untuk memuji, menyembah dan mengagungkan Tuhan
keintiman kepada Allah sebagai bentuk sikap hanya Allah yang berhak menerima
Pujian penyembahan bukanlah masalah tempat atau waktu yang tepat, dan
juga bukan kegiatan lahiriah semata yang menuntut terciptanya suasana tertentu,
tetapi terjadi di dalam hati, dan roh setiap orang percaya (Yohanes 4:24).122
alam pikiran kita saja tetapi juga merupakan suatu tindakan dalam kehidupan
perubahan gaya hidup dan karakter seseorang mengarah kepada karakter Kristus.
Ketika Tuhan ditinggikan lewat pujian dan penyembahan, maka kuasa-Nya akan
Pujian dan penyembahan memiliki peran yang sangat penting dalam ibadah.
Fungsi pujian dan penyembahan dalam ibadah adalah untuk membawa jemaat
masuk dalam hadirat Tuhan dan membuat jemaat menikmati hadirat Tuhan (Maz
121
Bob Sorge, “Mengungkap Segi-segi Pujian & Penyembahan”, Yayasan Andi Yogyakarta,
1991,1
122
Djohan E. Handoyo, “Praise and Worship”, Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2007, 50.
123
Rinaldy Syah Putra, Pengaruh Pujian Penyembahan Terhadap Perubahan Karakter Jemaat
dan Pertumbuhan Gereja, STT Pelita Kebenaran, Sumatera Utara,2022,3.
80
Allah yang dapat mengubah karakter jemaat untuk menjadi seperti Kristus. Pujian
dan penyembahan yang diilhami oleh Roh Kudus dapat melepaskan karunia-
30:2).124
Menurut analisa peneliti mengapa hal ini bisa terjadi, karena mereka
diingatkan sudah mengalami kasih Yesus, dan juga ingin orang lain mengalami hal
sama, dan juga ditugaskan untuk melakukan tugas amanat agung.125 Hal itu terlihat
dari kesaksian mereka, dengan mengajak teman yang sudah jauh dari Tuhan untuk
beribadah, dan ada juga yang menyaksikan firman Tuhan melalui media sosial,
“Menjadi saksi Kristus” dengan ayat sumber dari Matius 28:18-20, daa bagian-
bagiannya adalah gereja mendapat tugas Allah untuk melakukan Amanat Agung,
dan bertanggung jawab untuk memberitakan Injil kepada orang yang belum
itu. Gereja sebagai subjek diutus untuk membagikan keselamatan yang telah
diterimanya dari Tuhan, kepada dunia ini sebagai objek yang berisi masyarakat luas
124
John MacArthur, “Prioritas Utama dalam Penyembahan”, Bandung: Kalam Hidup, 2001, 151.
125
Peter Wongso, Tugas Gereja dan Misi Masa Kini, Malang : SAAT,1999, 51.
126
Peter Wongso, 129.
81
Orang percaya harus hidup seperti Kristus dalam kekudusan, agar berbeda
dengan dunia ini, dan menjadi teladan, seperti yang dikatakan Paulus ikutlah
teladanku (1Kor 4:16).127 Setiap orang percaya harus menjadi saksi dalam hidupnya
baik sebagai pewarta Injil maupun sebagi teladan dalam kehidupannya. Jhon Stott
mengatakan, “jemaat merupakan suatu tubuh yang melayani, bukan hanya sebagai
wadah untuk bersaksi, tetapi gaya hidup yang melayani dengan penuh kasih itulah
1: 8), sehingga banyak orang percaya kepada Allah melalui Yesus Kristus, dan
menerima Dia sebagai Juruselamat serta melayani Dia, dan pelayanan ini
merupakan kelanjutan misi Yesus di dunia ini, melalui orang percaya untuk pergi
pengalaman pribadi orang percaya bersama Allah. Setiap orang yang sudah ditebus
dipanggil untuk menjadi saksi bagi Tuhannya. 130 Orang percaya sudah ditebus
dengan darah Kristus yang sangat mahal, untuk itu orang percaya harus menjadi
saksi ditengah-tengah dunia ini menceritakan betapa dahsyat dan betapa hebat Allah
yang disembah. oleh orang yang percaya kepada Kristus. Bersaksi berarti
127
Donal Bridge, Karunia-Karunia Roh dan Jemaat, Bandung: Kalam Hidup, 1982,170.
128
John Stott, Satu Umat, Malang : Gandum Mas, 1990,127.
129
Darmawan, “Jadikanlah Murid”; Riniwati Riniwati, “Bentuk Dan Strategi Pembinaan Warga
Jemaat Dewasa,” in Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Agama Kristen STT Simpson Tahun
2016 Tema: Strategi Pembinaan Jemaat Untuk Meningkatkan Kehidupan Jemaat, Ungaran: STT
Simpson, 2016), 1–13.
130
A,Murray, Membina Iman, Kalam Hidup, 1995,127.
82
menceritakan karya keselamatan Allah kepada semua orang yang belum percaya(1
Pet 1:19).131
diri sendiri tapi membagikan kabar keselamatan di dalam Yesus kepada orang lain
seperti apa yang diajarkan oleh Yesus.. Menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini
kesaksian adalah tanggung jawab yang tidak mudah, khususnya dalam suatu kasus
yang mengakibatkan adanya ancaman dengan hukuman mati 132. Kesaksian berarti
(Matius 28:19).
4. Perubahan Perilaku
Menurut analisa peneliti hal ini terjadi karena mau membuka hati untuk
ditegur dan dikoreksi oleh firman, dan juga ada model yang bisa dicontoh yaitu
Tuhan Yesus, yang sebagai manusia dapat menguasai diri dari berbagai hawa nafsu
dan dosa, serta tentu saja mau dipimpin dan dipenuhi oleh Roh Kudus.
“Firman Tuhan mengubahkan” dengan ayat sumber dari Yohanes 15:3. Bagian-
bagianya adalah Firman Tuhan juga penting untuk membantu perubahan perilaku
yang berarti bagi jemaat yang mendengarnya. Seperti yang disampaikan Andreas
131
Prima Hermanugerah, Kelompok Sel Yang Bertumbuh, STAK Diaspora Wamena Papua, Jurnal
Didasko, Volume 1 Nomor 2, Oktober 2021,159.
132
J. D,Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,
2011,340.
83
ibadah, sehingga para rasul ingin memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan
Hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus adalah orang yang sudah
apapun (Galatia 5:25).134 dan dipimpin oleh Roh juga mengandung arti bahwa
Tuhan memimpin ke arah kedewasaan moral dan rohani. 135 Setelah melalui proses
pembentukan dan dimuridkan melalui pendengaran akan firman Tuhan, maka orang
percaya harus mulai belajar hidup sebagai warga Kerajaan Allah selagi masih di
dunia ini. Mulai dari menjaga hati, pikiran, sikap, tindakan, perkataan, perbuatan,
yang semuanya itu sama dengan gaya hidup Tuhan Yesus selama Ia masih di dunia.
Hidup sama seperti Tuhan Yesus adalah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi jika
kita benar-benar ingin menjadi warga Kerajaan Allah, sebab cara hidup seperti
Tuhan Yesus itulah yang dikehendaki oleh Allah Bapa di sorga. Orang percaya
seharusnya memancarkan jati kita sebagai orang-orang yang telah merdeka dari
merubah perilaku, yaitu melalui keteladanan, misalnya dalam hal tepat waktu dalam
mengikuti ibadah dan kegiatan lain serta tepat janji dalam perkataan. Gembala
jemaat bertanggung jawab atas kesehatan jiwa atau rohani jemaat, sehingga harus
133
Andreas B. Subagyo, Pengaruh Khotbah Dalam Ibadah Minggu Terhadap Kedewasaan Iman,
Bandung: Kalam Hidup, 2000, 7.
134
Manondang Napitupulu, Diktat Yunani 1 dan 2, STT Tawangmangu, 1995,40.
135
Jack Kuhatschek, Hati-hati Penyesat Injil, Jakarta : Perkantas, 1994 ,64.
136
Djuwansah Suhendro P. Stephanus, Mengajarkan Penginjilan sebagai Gaya Hidup Orang
Percaya, STT Kerusso Indonesia, Redominte, Jurnal Pendidikan Kristiani, Bekasi, Vol 1, No 1,
Desember 2019,192.
84
memperhatikan kerohanian jemaat, dan kalau ada jemaat yang sakit, maka gembala
harus mengenal kondisi jemaat agar dapat memberi penanganan akibat `kelemahan
dan penyakit` rohani manusia, dengan bersandar pada kekuatan Roh Kudus dan
doa, karena penyakit rohani dan jasmani sering disebabkan oleh dosa, dan hal ini
baru dapat diselesaikan dengan doa dan kekuatan Roh Kudus (Mat.8:17).137
seperti ini mengubahkan orang percaya, 139 dan sudah dimulai ketika seseorang
percaya kepa-da Yesus Kristus, dan hal ini dikerjakna oleh Roh Kudus di dalam
hati manusia, 140 dan terus berlanjut sehingga membuat orang yang sudah percaya
kepada Yesus Kristus bertumbuh rohaninya. 141 Selama orang percaya masih hidup,
Roh Kudus membantu orang yang percaya untuk berjalan dalam kebenaran Firman
Allah(Titus 3:5).142
137
Peter Wongso, Theologia Penggembalaan, Seminari Asia Tenggara,1996,12.
138
Joel Beeke, The Holy Spirit and Reformed Spirituality: A Tribute to Geoffrey Thomas, ed. Joel
R. Beeke dan Derek Thomas (Grand Rapids: Reformation Heritage Books, 2013), 54.
139
Arthur W. Pink, The Holy Spirit (Grand Rapids: Baker, 1990), 99.
140
Beeke, 64.
141
Beeke, 54
142
Yuzo Adhinarta, “The Doctrine of the Holy Spirit in the Major Reformed Confessions and
Catechisms of the Sixteenth and Seventeenth Centuries” (Carlisle: Langham Monographs, 2012),
125.
85
5. Memiliki kesetiaan dalam pelayanan.
Menurut analisa peneliti bagi yang sudah melayani dan mau setia berarti
bukan beban, dan harus dengan hati yang tulus, tetapi bagi yang belum maka perlu
diberikan khotbah pengajaran pada penekanan bahwa melayani itu sederhana saja,
yaitu prinsip memberi apa yang ada pada kita, contohnya, bantuan, pikiran, waktu
kepada orang lain yang membutuhkan, contohnya di gereja kita memberi waktu,
tenaga dan talenta yang bisa diberikan untuk orang lain diberkati.
Tetapi bila jemaat yang masih belum memiliki kerinduan untuk melayani
Tuhan dan belum mau terlibat dalam pelayanan, adalah karena mereka belum
membutuhkan pelayanan dari orang lain, ingin dilayani dan belum mau melayani,
dewasa secara rohani tidak mau berkorban bagi Tuhan dalam pelayanan,karena
rohani akan memberikan segala potensi dan talenta yang terbaik yang dimiliki
untuk dipakai dalam pekerjaan Tuhan, karena menyadari bahwa Tuhan telah
terlebih dahulu berkorban dan memberikan yang terbaik bagi dirinya melalui
pengorbanan Yesus di atas kayu salib. Kesadaran inilah yang membuat mau
memberikan seluruh aspek dalam hidupnya untuk dipakai sebagai alat bagi
Kerajaan Surga.143
143
Agung Gunawan, 4.
86
A. Hasil Penelitian
mengalami apa yang disebut dengan pertumbuhan rohani, yang terlihat dari hasil
wawancara, yaitu ada jemaat yang semakin dikuatkan, dan ada jemaat yang
Tuhan, memiliki belas kasihan dan perhatian kepada orang lain sehingga mau
bersaksi atau mengajak orang kepada Tuhan, sadar dan mau merubah perilaku
menjadi lebih baik, dan mempunyai kerinduan untuk melayani serta berkomitmen
BAB II, yaitu : Bagaimana khotbah topikal berdampak pada pertumbuhan rohani
jemaat GBI Jl.Jatiluhur? Jawabannya adalah khotbah topikal yang berdampak pada
matang dan pemilihan topik yang bersumber dari Alkitab dan melalui proses
perenungan dan doa kepada Tuhan, dan juga merupakan kebutuhan jemaat serta
Hal ini sesuai dengan teori yang pada BAB II. Untuk khotbah dengan
langkah pertama, khotbah dimulai dengan memilih topik yang menjadi pokok yang
akan dibahas, dan agar menjamin pemberitaan isinya Alkitabiah, maka harus mulai
dengan suatu pokok bahasan atau topik Alkitabiah. Bagian utama dari kerangka
87
khotbah harus diambil dari pokok Alkitab. Untuk pemilihan topik pengkhotbah
harus tekun mempelajari Alkitab menurut topik-topiknya, dapat dipilih untuk satu
topik yang sesuai dengan kebutuhan jemaat dan harus mencari pimpinan Tuhan
dengan mengambil waktu untuk berdoa dan merenungkan Firman Allah, 144
kerangka khotbah topikal, dengan menentukan pokok atau topik yang akan Setelah
itu menentukan bagian-bagian utama yang merupakan dasar atau alasan atau
penyebab dari pokok, yang didukung oleh ayat Alkitab. Setelah kerangka terbentuk,
maka terlihat khotbah topik yang memiliki satu ide pokok, atau hanya menguraikan
satu tema, dan menguraikan masing-masing bagian ini, maka akan terjawab apa
diatas yang dapat diterapkan atau dilakukan. Hal ini akan membuat pendngar dapat
memahami dan meyakininya karena topik yang dimaksud dapat dijelaskan dengan
arti melayani, maka diambil topik “Melayani bukan dilayani” dengan ayat sumber
144
James,Braga, 17-18.
145
James Braga, 16.
88
Orang yang sudah percaya Kristus adalah yang sadar bahwa hidupnya
komitmen kepada satu tuan, yaitu Kristus, dan tidak boleh mendua kepada tuan
yang lain. Ia memiliki ketaatan penuh dan kerendahan hati. Ia segera memberikan
respons berupa tindakan dan tidak hanya berbicara tentang tugas yang dipercayakan
itu sebabnya seorang pelayan Tuhan tidak perlu mencari hormat atau peninggian
bagi diri sendiri. Seorang pelayan Tuhan harus siap sedia dalam segala keadaan. Ia
juga harus dapat menjaga rahasia. Ia selalu memperhatikan orang lain dalam
tanggung jawab kepada rumah Tuhan. Ia memiliki kehidupan yang diamati banyak
orang, karenanya ia harus hidup dalam integritas. Ia mempersiapkan diri agar dapat
Bagi setiap orang percaya, melayani merupakan panggilan Tuhan, dan dapat
dilakukan dengan berbagai cara dan di berbagai tempat. Melayani Tuhan tidak
harus dalam lingkup gereja, atau di hadapan masyarakat. Melayani Tuhan dimulai
dari sikap rendah hati dan hidup dalam kehendak Tuhan sehingga menyenangkan
hati Tuhan..
89
ditentukan oleh kasih seorang kepada Tuhan. Demikian juga kesucian tetap
(4) Peran Roh Kudus bagi ornag yang melayani (Kis 1:8)
Roh Kudus berdampak pada pribadi orang percaya untuk menguduskan dan
yang adalah Tubuh Kristus (1 Kor12:12)., dan menggerakkan orang yang tidak
merupakan keharusan bagi orang percaya, karena Tuhan Yesus terlebih dahulu
melayani kita, maka sudah selayaknya kita juga harus melayani Tuhan dengan setia.
Kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus,
dan yang berkenan kepada Allah (Roma 12:1). Tuhan Yesus telah memberikan
keteladan dalam hal melayani dengan setia dan maksimal. Dalam kehidupan
sendiri diserahkan bagi umat manusia yang berdosa. Setiap orang percaya yang
memiliki kedewasaan rohani pasti akan berusaha untuk meneladani Kristus dengan
khutbah topikal ini, agar dapat dipahami dan diterima pikiran dan hati jemaat, dan
dapat dijelaskan dengan bahasa yang sederhana, serta dapat diterapkan dalam
ditingkatkan mutunya dengan penekanan yang lebih mendalam terhadap satu topik,
90
terutama dalam menghadapi terhadap isu terkini dalam kehidupan sehari-hari, agar
91
BAB V
A. Kesimpulan
yang diikuti oleh jemaat. Dalam ibadah tersebut selain jemaat mengalami
Peneliti melihat adanya hubungan sebab akibat dari teratur dan rutinnya
hubungan dengan Tuhan dengan membaca Alkitab dan berdoa, memuji dan
menyembah Tuhan, akan membawa dampak atau buah, yaitu keinginan untuk
dimulai dengan kesukaan akan Taurat Tuhan dan merenungkannya siang dan
malam (Maz 1:2) , serta hubungan pribadi yang intim dengan Tuhan melalui doa,
memuji dan menyembah Tuhan. Dalam hal ini, gereja sebagai lembaga
perpanjangan tangan Tuhan dan wakil kerajaan Allah di muka bumi dengan tugas
murid, maka ibadah Minggu dapat dipergunakan secara efektif sebagai wadah
thema atau topik tertentu agar jemaat mempunyai pemahaman dan berakar
92
Tipe khotbah topikal yang dipersiapkan mulai dari pemilihan topik yang
sesuai dengan kebutuhan jemaat dan hasil doa kepada Tuhan, serta pemilihan ayat-
ayat pendukung dari pokok akan dapat menjadi salah satu cara untuk dapat
menumbuhkan rohani jemaat, karena Firman Tuhan yang disampaikan juga harus
memiliki nilai pengajaran yang mendasar dan berakar, bukan hanya sekedar
pengetahuan atau intelektual saja, tetapi lebih jauh kepada aspek aplikasi pada
khotbah topikal menjadi salah satu sarana yang berdampak pada pertumbuhan
rohani jemaat dan akan terus dilanjutkan. Kiranya untuk waktu ke depan ini, Tipe
khotbah topikal yang sudah berlangsung dapat disempurnakan lagi, baik dari sisi
materi khotbah,yaitu topik yang akan dipilih, maupun cara penyampaian khotbah,
yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Dalam hal ini peneliti terbuka
untuk mendapatkan masukan dan kritikan yang membangun dari semua pihak guna
memberikan penatalayanan gereja yang lebih baik lagi terhadap jemaat, khususnya
B. Saran
Saran yang disampaikan oleh jemaat, khususnya untuk khotbah topikal ini
mudah dipahami, dan tidak saja berupa pengajaran secara teori, tetapi tentu juga
telah diaplikasikan lebih dulu oleh pengkhotbah yang menjadi kesaksian hidup dan
teladan mereka untuk dapat dibagikan kepada jemaat, seperti firman Tuhan dalam
93
Mat 28:20, “ dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
94
DAFTAR PUSTAKA
Abineno, J. L. Ch. Pelayanan dan Pelayan Jemaat Jemaat Dalam Perjanjian Baru
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986),
Adhinarta, Yuzo. “The Doctrine of the Holy Spirit in the Major Reformed
Confessions and Catechisms of the Sixteenth and Seventeenth Centuries”
(Carlisle: Langham Monographs, 2012)
Asih Rachmani Endang Sumiwi, Joseph Christ Santo. Menerapkan Konsep Pelayan
Tuhan Perjanjian Baru pada Masa Kini, STT Berita Hidup, Surakarta,
Indonesia, Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani Vol 3, No 2, November
2019
Ayres, Francis, Pembinaan Warga Gereja Pelayanan Kaum Awam, ed. Putri
Kapandeyan, Pertama. (Malang: Gandum Mas, 2016)
Barna, George, The Habits of Highly Effective Churches, Malang: Gandum Mas,
2005
Baskoro, Paulus Kunto. dan Ester Yunita Dewi. Prinsip-Prinsip Hidup Yang
Berkenan Di Hadapan Tuhan Dalam Pujian Penyembahan Menurut 2
Tawarikh 5-7 Dan Aplikasinya Bagi Orang Percaya Masa Kini, STT Injili
Indonesia, Yogyakarta, 2021
Beeke, Joel, The Holy Spirit and Reformed Spirituality: A Tribute to Geoffrey
Thomas, ed. Joel R. Beeke dan Derek Thomas (Grand Rapids:
Reformation Heritage Books, 2013)
95
Bloesch, G. Donald, Christian Foundations, Holy Scripture, Revelation,
Inspiration And Ilmumination, (BritishLibrary Qltaloguing-in-Publication
Data, 2008).
Borrong, Robert P. Berakar Didalam Dia Dan Dibangun di atas Dia, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2002)
Bridge, Donal, Karunia-Karunia Roh dan Jemaat, Bandung: Kalam Hidup, 1982
Burt, Nanus dan Bennis Warren. 2006. Leader (Strategi Untuk Mengemban
Tanggung Jawab). Jakarta: Gramedia
Douglas, J. D. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II, Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, 2011
96
Gondowijoyo J.H, Membangun manusia rohani, Andi Offset Yogyakarta, 2005
Gulo, Hendi, Hisikia, Peran Khotbah Gembala Sidang Dalam Pertumbuhan rohani
Jemaat Menurut John Chrysostom,Sekolah Tinggi Teologi Soteria
Purwokerto, Jurnal Teologi Biblika dan Prakteka, Vol 2 No.1 (Mei2021)
Iverson, Dick dan Larry Asplund, Gereja Sehat dan bertumbuh,Gandum Mas,2003
Kosta, Yanda & Jermia Djadi.. “Peran Gembala Sebagai Pemimpin Dalam
Perspektif I Petrus 5:1-4 dan Relevansinya Pada Masa Kini,” Jurnal
Jaffray 9, No. 2 (Oktober 2011)
97
Lee,, D. W, Khotbah Ekspositori Yang Membangunkan Pendengar: Krisis &
Kesempatan Mimbar Masa Kini, Bandung: Lembaga Literatur
Baptis,2000.
Leigh, Ronald W, Melayani Dengan Efektif. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988)
Leo, Eddy, Injil Kerajaan Surga (Seri Kingdom of Heaven), Jakarta: Metanoia
Publishing, 2006
Nanus, Burt dan Bennis Warren. Leader (Strategi Untuk Mengemban Tanggung
Jawab). (Jakarta: Gramedia 2006)
Pouw, P.H, Uraian Singkat Tentang Homiletik Ilmu Berkhotbah, (Bandung: Kalam
Hidup, 1995)
98
Putra, Rinaldy Syah.. Pengaruh Pujian Penyembahan Terhadap Perubahan Karakter
Jemaat dan Pertumbuhan Gereja, STT Pelita Kebenaran, Sumatera Utara.
2022
Robinson, Haddon and Craig Brian Larson, The Art and craft of Biblical Preaching;
Sumber Lengkap Untuk Komunikator Masa Kini-Jilid 2 (Malang: Literatur
SAAT,2012)
Ronda and Yonatan Salong, Daniel. Analisis Peran Teori Komunikasi Untuk
Mencapai Tujuan Khotbah Yang Komunikatif Di Gereja Kibaid Klasis
Makassar. Jurnal Jaffray 10, no. 1 (April 1, 2012).
Santoso, Dwi Setio Budiono, Peran Khotbah Gembala Sidang dalam Pertumbuhan
rohani Jemaat, Magnum Opus Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen,
Sekolah Tinggi Alkitab Jember, Jawa Timur, 2020
99
Simanjuntak, Dapot Tua dan Joseph Christ Santo, Pengaruh Keteladanan Hidup
Gembala Sidang terhadap Pertumbuhan Gereja-Gereja Injili di
Indonesia, Cileungsi, Jawa Barat, Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup,
Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia, Jurnal Teologi Pantekosta Volume 2,
No 1, Juli 2019
Sulastri, . Menjadi Pelayan Tuhan Yang Setia Dan Bertanggung Jawab, Jurnal Acil,
Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja 2021.
Sutanto, Hasan, Homiletik, Prinsip Dan Metode Berkhotbah, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2014
Tambunan, Rexi dan Sarah Andrianti.. Telaah Kekinian Khotbah Topikal dari
Perspektif Gereja Aliran Pentakosta, Ritornera: Jurnal Pentakosta
Indonesia, Vol. 1, No. 3, Desember 2021,
100
Telaumbanua, Arozatulo. Peran Gembala Sidang Sebagai Pendidik Dalam
Pertumbuhan rohani Jemaat, FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika Dan
Prakteka Available Online at Vol.2 No.2 (Desember 2019),
Tubbs & Sylvia Moss, Stewart L, 1996. Human Communication (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1996).
Usman, Husaini dan Purnama Setiadi, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta, Bumi
Aksara, 2000).
Vines, Jerry dan Jim Shaddix, Homiletika, Kuasa dalam Berkhotbah, Malang:
Gandum Mas, 2009.
Warren, Rick. The Purpose Driven Church, (Grand Rapids: Zondervan Publishing,
1999)
Warren, Rick.. Pertumbuhan Gereja Masa Kini. (Malang: Gandum Mas, 1999)
Willimon, William H. “Jika komunitas tersebut tidak beribadah, maka itu bukanlah
komunitas Kristen.” Worship as Pastoral Care, Nashville: Abingdon, 1979
Wongso.Peter, Tugas Gereja Dan Misi Masa Kini, (Malang: Seminari Alkitab Asia
Tenggara, 1996)
Zaluchu, S. E.. Eksegesis Kisah Para Rasul 2: 42-47 Untuk Merumuskan Ciri
Kehidupan Rohani Jemaat Mula-Mula Di Yerusalem, Epigraphe: Jurnal
Teologi Dan Pelayanan Kristiani, 2
Internet :
https://doi.org/10.47154/scripta.v4i2, Siagian, Rustam, “Pembaharuan Rohani
Menurut Efesus 4:23 Sebagai Dasar Pertumbuhan Jemaat,”SCRIPTA: Jurnal
Teologi Dan Pelayanan Kontekstual 4, no. 2 (2020).
101
https://digitalcommons.liberty.edu/doctoral/81, Usman, Husaini dan Purnama
Setiadi, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta, Bumi Aksara, 2000).
102
LAMPIRAN
Durasi : 45 menit
Tuhan.
pada pagi hari itu dari ayat firman Tuhan, apa yang
diikuti.
A7 Peneliti Apakah khotbah yang disampaikan setiap ibadah
orang lain?
baik?
datang.
Tuhan.
sampaikan kepada .
orang lain?
lebih baik?
mereka.
Tuhan?
nama Tuhan.
oleh pengertian .
membaca Alkitab.
Tuhan.
lain?
baik?
C12 Narasumber Ya ada dan mau lebih lagi kerinduan untuk tetap
perilaku.
Tuhan.
D3 Peneliti Apakah dengan mendengar khotbah topikal setiap
lain?
baik?
D10 Narasumber Ya, ada perubahan perilaku ke arah yang lebih baik
kepada Tuhan.
Tuhan?
lain.
Minggu itu.
hari.
E7 Peneliti Apakah khotbah yang disampaikan setiap ibadah
lain?
tidak langsung.
baik?
E10 Narasumber Ya, ada perubahan perilaku ke arah yang lebih baik,
Tuhan?