You are on page 1of 154

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHEL INDONESIA

TIPE KHOTBAH TOPIKAL YANG BERDAMPAK PADA


PERTUMBUHAN ROHANI JEMAAT GBI JL.JATILUHUR,
JAKASAMPURNA, BEKASI BARAT

TESIS

Oleh :

Chandra Buana Simanjuntak

NIM : 19121044

PASCASARJANA
TIPE STUDI TEOLOGI
JAKARTA
2022
PROGRAM STUDI PASCASARJANA TEOLOGI
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHEL INDONESIA

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Chandra Buana Simanjuntak


NIM : 19121044
Tipe Studi : Magister Teologi

Menyatakan bahwa tesis yang berjudul:

TIPE KHOTBAH TOPIKAL YANG BERDAMPAK PADA PADA


PERTUMBUHAN ROHANI JEMAAT GBI JL JATILUHUR,
JAKASAMPURNA,BEKASI BARAT

1. Merupakan hasil karya tulis ilmiah sendiri dan bukan karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar akademik di tempat lain.
2. izinkan untuk dikelola oleh Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia sesuai
dengan norma yang hukum dan etika yang berlaku.

Pernyataan ini buat dengan penuh tanggung jawab dan bersedia menerima
konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila di kemudian hari
pernyataan ini tidak benar.

Jakarta, 2 Agustus 2022

Chandra Buana Simanjuntak

ii
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHEL INDONESIA

TESIS

TIPE KHOTBAH TOPIKAL YANG BERDAMPAK PADA


PERTUMBUHAN ROHANI JEMAAT GBI JL JATILUHUR,
JAKASAMPURNA, BEKASI BARAT

Oleh :
Nama : Chandra Buana Simanjuntak
Nim : 19121044

Telah disetujui untuk dipertahankan dalam sidang


Jakarta, 19 Juli 2022

Menyetujui,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. Yusak Setianto Dr. Gidion Hery Susanto


NIDN. 2315046801 NIDN. 2325018001

Mengetahui,
Ketua Tipe Studi Magister Teologi
Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia

Dr. Andreas Budi Setyobekti


NIDN. 2318046901

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Tesis ini diajukan oleh :


Nama : Chandra Buana Simanjuntak
NIM : 19121044
Tipe Studi : Magister Teologi
Judul Tesis : TIPE KHOTBAH TOPIKAL YANG BERDAMPAK PADA
PERTUMBUHAN ROHANI JEMAAT GBI JL JATILUHUR,
JAKASAMPURNA, BEKASI BARAT.
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk mendapatkan gelar Sarjana Teologi pada
Tipe Studi Teologi, Sekolah Tinggi Teologia Bethel Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Penguji 1 : Dr. Apin Militia Christi …………………………

Penguji 2 : Dr.Donny Charles Chandra ………………………….

\
Penguji 3 : Dr. Yusak Setianto ………………………….

Jakarta, 2 Agustus 2022

Ketua Prodi Teologi Ketua STT Bethel Indonesia

Dr.Andreas Budi Setyobekti Dr. Frans Pantan


NIDN. 2318046901 NIDN. 2310126101

iv
ABSTRAK

Penelitian terhadap tipe khotbah topikal yang berdampak pada


pertumbuhan rohani jemaat GBI Jl Jatiluhur ini dilakukan dengan latar belakang
dari pengamatan peneliti, yaitu kurang seimbangnya antara pertumbuhan rohani
jemaat dibandingkan dengan lamanya jemaat beribadah. Hal ini juga dikuatkan
dengan hasil pra penelitian yang dilakukan terhadap aspek yang mengindikasikan
pertumbuhan rohani, yaitu Membaca dan mempelajari Alkitab (Firman Allah),
Berdoa, mengucap syukur dan menyembah Tuhan setiap waktu, Bersaksi dan
memenangkan jiwa, Perubahan Perilaku, dan Memiliki kesetiaan dalam pelayanan.
Hasil prapenelitian menunjukkan kurangnya respon jemaat terhadap aspek-aspek
pertumbuhan rohani tersebut, sehingga peneliti mengambil langkah untuk
melakukan penelitian terhadap khotbah topikal yang berdampak pada pertumbuhan
rohani jemaat. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami dan menganlisis
khotbah topikal seperti apa yang berdampak pada pertumbuhan rohani jemaat GBI
Jl Jatilihur, Jakasampurna, Bekasi Barat.
Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan studi literatur
untuk menjadi landasan teori pertumbuhan rohani dan khotbah topikal, dan
berdasarakan teori khotbah topikal tersebut digunakan untuk menyusun khotbah
topikal. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan
perwakilan jemaat sebagai narasumber, untuk mengetahui bagaimana tipe khotbah
ini berdampak pada pertumbuhan rohani jemaat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa khotbah topikal yang berdampak
pada pertumbuhan jemaat adalah khotbah yang dipersiapkan dengan baik, dengan
pemilihan topik yang bersumber dari Alkitab, melalui proses perenungan dan doa
kepada Tuhan, dan juga merupakan kebutuhan jemaat serta dapat diaplikasikan
terhadap hidup sehari-hari, mengakibatkan terjadinya peningkatan motivasi
terhadap aspek-aspek pertumbuhan rohani, yaitu kerinduan untuk membaca Alkitab
sebagai pedoman dan tuntunan hidup, berdoa, memuji dan menyembah, memiliki
hati untuk memberitakan Injil keselamatan dan mengalami perubahan dalm
perilaku serta mau mulai melayani dan setia melayani Tuhan.

Keywords : pertumbuhan rohani, khotbah topikal, membaca Alkitab, berdoa,


memuji dan menyembah, perubahan perilaku, melayani.

v
PRAKATA

Segala puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang

hanya oleh karena anugerah-Nya, kemampuan, kekuatan serta hikmat dari-Nya

sehingga dapat menyelesaikan Tesis ini dengan baik. Peneliti bersyukur bisa

diberikan kesempatan untuk mengikuti perkuliahan di Sekolah Tinggi Teologi

Bethel Indonesia Jakarta.

Peneliti juga menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak akan selesai tanpa

bantuan dan dukungan dari orang-orang yang berada disekeliling peneliti, baik

secara langsung maupun tidak langsung, baik dorongan dana, ide, waktu, motivasi,

dan sebagainya. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini peneliti dengan tulus hati

hendak mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Frans Pantan, selaku Ketua STT Bethel Indonesia, yang telah

memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar dan menyelesaikan

proses pembelajaran di STT Bethel Indonesia, Dr.Sadrakh Sugiono selaku

Waket I, Dr. Apin M. Christi selaku Waket II, Dr. Dony Chandra selaku

Waket III, yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada peneliti

untuk menyelesaikan tesis ini.

2. Dr. Andreas Budi Setyobekti, selaku Kaprodi S2 Teologi, yang telah

memberikan motivasi dan semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan

tesis ini.

vi
3. Dr. Yusak Setianto, selaku dosen pembimbing I yang tidak henti-hentinya

memberikan motivasi dan semangat, juga mengarahkan peneliti dalam

menyelesaikan tesis ini.

4. Dr. Gidion Hery Susanto, selaku dosen pembimbing II yang telah sabar dalam

membimbing, mengarahkan dan memberi motivasi kepada peneliti dalam

penyusunan tesis sampai selesai.

5. Semua dosen yang telah mengajar dan mendidik peneliti selama kuliah di

STT Bethel Indonesia. Dimana telah banyak membantu peneliti selama dan

sampai menyelesaikan perkuliahan di STT Bethel Indonesia.

6. Ibu Sumihar Aritonang, selaku ibu peneliti yang selalu mendukung peneliti

dalam doa juga motivasi semangat dalam menyelesaikan tesis ini.

7. Rumiri, selaku istri dan Arthia Ruth selaku anak peneliti yang selalu

mendukung peneliti dalam doa juga motivasi semangat dalam menyelesaikan

tesis ini.

8. Pdt. Samuel Harnadi beserta ibu, selaku Gembala Rayon 5 GBI Jl Jend Gatot

Subroto, beserta jemaat yang telah mendukung dan mendoakan peneliti dalam

menyelesaikan tesis ini.

9. Dr. Samuel Phang, sebagai Tim pendukung eksternal, Bpk.Farel dan Ibu

Farida sebagai tim pendukung internal, yang membantu peneliti untuk

memberi saran, masukan dan ikut memonitor dalam penelitian ini, sehingga

dapat menyelesaikan penelitian ini.

10. Keluarga besar Jemaat GBI Jl Jatiluhur yang mendukung dalam doa, motivasi

dan waktunya, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

vii
11. Keluarga besar Simanjuntak dan Napitupulu yang mendukung dalam doa,

motivasi dan materi sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini.

12. Seluruh pihak yang belum peneliti cantumkan namanya dalam tesis ini yang

telah mendukung dan motivasi peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya dan

kiranya Tuhan Yesus memberkati dalam segala kelimpahan bagi bapak/ibu/

saudara/i. Semoga kasih setia dan rahmat dari Tuhan Yesus Kristus senantiasa

menyertai semua. Harapan peneliti, kiranya tesis ini juga dapat bermanfaat bagi

banyak orang.

Jakarta, 2 Agustus 2022

Chandra Buana Simanjuntak

viii
DEDIKASI

Tesis ini peneliti dedikasikan kepada :

TUHAN YESUS KRISTUS,

Kepada :

Keluarga, jemaat GBI Jl Jatiluhur dan seluruh sahabat dan saudara yang

terkasih, yang telah mendukung penelitian ini

ix
MOTTO

“Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada


mendengar,
dan menyaksikan, bahwa keluarga dan jemaat yang
Tuhan percayakan,
hidup dalam kebenaran dan menghasilkan buah.”

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
PRAKATA ......................................................................................................... vi
DEDIKASI ......................................................................................................... ix
MOTTO............................................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ....................................................................... 1
B. Fokus Penelitian...................................................................................... 7
C. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 7
D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 9
A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 9
1. Pertumbuhan Rohani ........................................................................ 9
2. Khotbah Topikal ............................................................................ 23
B. Penelitian Yang Relevan ....................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 43
A. Jenis Metode dan Desain Penelitian ...................................................... 43
B. Lokasi dan Waktu penelitian ................................................................. 45
1. Sejarah Gereja ............................................................................... 45
2. Visi dan Misi GBI Jemaat Jl.Jatiluhur ............................................ 46
3. Struktur GBI Jemaat Jl.Jatiluhur .................................................... 47

xi
4. Lokasi GBI Jemaat Jl.Jatiluhur ....................................................... 48
C. Subjek dan Obyek Penelitian................................................................. 48
D. Instrumen Penelitian ............................................................................. 50
E. Sumber Data ......................................................................................... 50
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 51
1. Observasi atau Pengamatan ............................................................ 51
2. Wawancara .................................................................................... 52
3. Dokumentasi .................................................................................. 54
G. Teknik Analisa Data ............................................................................. 54
H. Validasi dan Reliabilitas Data (Uji Keabsahan Data) ............................. 56
1. Perpanjangan pengamatan .............................................................. 56
2. Ketekunan Pengamatan .................................................................. 57
3. Menggunakan Bahan Referensi ...................................................... 57
4. Pengecekan anggota ....................................................................... 58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 59
A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 87
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 92
A. Kesimpulan ........................................................................................... 92
B. Saran..................................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 95

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Verbatim Wawancara Narasumber A ............................................ 103

Lampiran 2 Verbatim Wawancara Narasumber B............................................. 109

Lampiran 3 Verbatim wawancara Narasumber C ............................................. 115

Lampiran 4 Verbatim wawancara Narasumber D ............................................. 120

Lampiran 5 Verbatim wawancara Narasumber E.............................................. 125

Lampiran 6 Daftar Pertanyaan Wawancara Pra Penelitian ................................ 130

Lampiran 7 Hasil Wawancara Pra penelitian .................................................... 130

Lampiran 8 Dokumen Video ............................................................................ 130

Lampiran 9 Dokumen Wawancara setelah Tipe Khotbah Topikal .................... 131

Lampiran 10 Lembar Bimbingan Tesis ............................................................ 132

Lampiran 11 Biodata Mahasiswa ..................................................................... 139

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal dan Topik Khotbah dalam Ibadah Minggu Periode 09 Januari-
22 Mei 2022 .................................................................................... 49

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur GBI Jemaat JLJatiluhur ..................................................... 47

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Latar belakang penelitian ini bermula dari pengamatan peneliti atas

permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan rohani jemaat, terutama ketika

dalam hal jemaat mengalami persoalan, apakah masalah penyakit, ekonomi atau

masalah hubungan dengan sesama. Dalam hal ini peneliti melihat adanya

ketidakseimbangan antara pertumbuhan rohani dibandingkan dengan lama waktu

jemaat beribadah, sehingga pneliti merasa perlu megadakan prapenelitian untuk

menggambarkan pertumbuhan rohani jemaat.

Untuk itu peneliti mencari aspek yang dapat mengndikasikan pertumbuhan

rohani. Dalam hal ini peneliti mengambil referensi dari beberapa literatur, salah

satunya adalah dalam buku yang ditulis oleh Dr. H.L Senduk1, mengatakan bahwa

orang Kristen yang dewasa secara rohani ditandai dengan lima unsur, yaitu:

1. Membaca dan mempelajari Alkitab (Firman Allah)

2. Berdoa, mengucap syukur dan menyembah Tuhan setiap waktu.

3. Bersaksi dan memenangkan jiwa.

4. Perubahan Perilaku.

5. Memiliki kesetiaan dalam pelayanan.

1
H. L. Senduk, Kedewasaan Rohani, Jakarta:Bethel Press, 2000, 29.

1
Pertumbuhan rohani sangat erat hubungannya dengan kedewasaan rohani,

pertumbuhan rohani seseorang akan menyebabkan pertumbuhan rohani, ibarat

jasamani yang bertumbuh dari bayi sampai dewasa, demikian juga dengan rohani

akan bertumbuh menjadi dewasa, tentu ada faktor- faktor yang mempengaruhinya,

seperti dikatakan oleh Warren, yang menjelaskan tentang pertumbuhan rohani

jemaat secara kualitas dapat dilihat dari kedewasaan rohani. Sehingga peneliti

mengambil unsur-unsur yang ada dalam teori H.L Senduk ini menjadi unsur yang

menjadi indikasi pertumbuhan rohani jemaat.

Berdasrkan kelima unsur di atas, maka pengamatan awal atas kondisi

kehidupan rohani jemaat GBI Jl. Jatiluhur, yang dilakukan melalui survey dengan

pertanyaan wawancara menggunakan google form2 yang terkait dengan aspek

kehidupan rohani mereka, yang meliputi : (1) Membaca dan mempelajari Alkitab

(Firman Allah), (2) Berdoa, mengucap syukur dan menyembah Tuhan setiap waktu,

(3) Bersaksi dan memenangkan jiwa, (4) Perubahan Perilaku, (5) Memiliki

kesetiaan dalam pelayanan.

Dari hasil pra penelitian yang diwakili oleh responden jemaat yang dapat

mewakili kondisi rohani jemaat GBI Jl. Jatiluhur sebelum Tipe, ditemukan bahwa

sebelas dari delapan belas responden jemaat yang membaca dan mempelajari

Alkitab setiap hari. Kemudian jemaat yang berdoa, menyembah Tuhan setiap hari,

juga hamper sama dengan aspek pertama. Untuk jemaat yang bersaksi dan

memenangkan jiwa hanya dilakukan oleh delapan dari delapan belas jumlah

responden. Jemaat yang telah dan sedang mengalami perubahan perilaku dilakukan

2
Google form, hasil wawancara pertumbuhan rohani jemaat GBI Jl. Jatiluhur

2
oleh dua belas responden. Jemaat yang memiliki kesetiaan dalam pelayanan

mencapai dua belas responden jemaat.

Sementara itu dari penjelasan jemaat atas alasan mereka terhadap masing-

masing aspek tersebut, didapatkan alasan, bahwa mereka tidak melakukan kegiatan

rohani tersebut diatas, karena beberapa faktor, yaitu faktor ekonomi, dimana

mereka harus bekerja dan harus mempersiapkan diri untuk bekerja pada pagi hari

dan dalam kondisi lelah pada malam hari setelah bekerja, sehingga tidak sempat

untuk menyediakan waktu khusus untuk berdoa dan membaca Alkitab. Masalah

lain yang dihadapi adalah faktor pandemi yang cukup memberatkan dari sisi

ekonomi dan mempengaruhi kesehatan serta mempengaruhi hubungan sosial,

dimana selama pandemi dibatasi untuk berkumpul bersama secara tatap muka dan

hanya bertemu secara maya.

Kemudian ada faktor yang tak kalah pentingnya menurut tanggapan jemaat

adalah faktor khotbah dalam ibadah minggu merupakan salah satu penyebab kurang

bertumbuhnya rohani jemaat, yaitu khotbah yang disampaikan dalam ibadah

minggu, dirasakan sebagian jemaat kurang sesuai dengan kebutuhan dan

membangun rohani mereka, sehingga dari hasil pra penelitian ini dapat

diindikasikan, bahwa khotbah yang selama ini dilakukan dalam ibadah, yaitu

khotbah yang belum dalam bentuk pengajaran dengan topik tertentu, sehingga

kurang membangun rohani jemaat dengan signifikan.

Selama ini di dalam ibadah di GBI Jl. Jatiluhur, khotbah tidak disampaikan

menurut topik yang disiapkan oleh setiap pembicara. Hal ini memang cukup

memberkati, tetapi tidak menjadikan satu kesatuan pengajaran sebagai dasar

3
kehidupan rohani bagi jemaat untuk bertumbuh, yaitu mulai dari pengertian dasar

keselamatan, berakar, bertumbuh dan hidup dalam firman Tuhan, berdoa, memuji

dan menyembah, yang merupakan gaya hidup orang percaya setelah lahir baru,

serta pembentukan karakter ke arah Kristus dan akhirnya diutus untuk melayani.

Dengan demikian peneliti bermaksud meneliti tipe khotbah topikal yang

berdampak pada pertumbuhan rohani jemaat GBI Jl Jatiluhur, menjadi fokus

penelitian ini,

Khotbah sangat mempengaruhi kedewasaan rohani jemaat. Seperti yang

dikatakan Kheng, Pengetahuan jemaat tentang Firman Tuhan akan meningkat dan

iman mereka akan tumbuh lebih dewasa dengan mendengarkan khotbah. Menurut

Santoso, pertumbuhan rohani jemaat meningkat secara signifikan dengan hadirnya

khotbah yang baik dari pengkhotbah di gereja. 3

Berkhotbah adalah tugas yang sangat besar. Berkhotbah adalah bagian

yang sangat penting dari ibadah, karena Tuhan berbicara kepada umat-Nya melalui

khotbah. Inti dari ibadah Kristen adalah berkhotbah. tidak ada ibadah tanpa

mengabarkan Firman Tuhan. Berkhotbah merupakan kegiatan menyampaikan

firman Tuhan menjadi makanan rohani, agar jemaat bertumbuh sesuai dengan

kehendak-Nya.Tujuan mengajar atau berkhotbah bukan hanya untuk memberi

informasi tentang firman Tuhan, tetapi agar setiap jemaat melakukan perintah-

perintah-Nya. Tanpa berkhotbah tidak mungkin Jemaat tidak akan bertumbuh

tanapa khotbah, agar dalam pertumbuhannya mereka juga mengenali karunia

3
Dwi Setio Budiono Santoso, Peran Khotbah Gembala Sidang dalam Pertumbuhan rohani
Jemaat, Magnum Opus Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen, 1(2), 2020, 88

4
mereka dalam mengembangkan pelayanan mereka. 4

Pengkhotbah bukan mengandalkan kekuatan dan kecerdasan manusia

dalam berkhotbah,, melainkan kuasa Roh Kudus. Pengkhotbah dalam melayani

harus dengan motivasi murni dan untuk memuliakan nama Tuhan. Selain

memberitakan firman Tuhan, ia juga harus menjadi pelaku firmanNya, karena

pengkhotbah harus menjadi teladan bagi pendengarnya.5

P.H. Pouw mengatakan bahwa: “Seorang pengkhotbah tidak hanya

memberikan isi khotbahnya yang baik, tetapi juga harus memiliki tujuan, yaitu

kepada Yesus Kristus dengan segala karya-Nya yang sempurna dan agung, artinya

khotbah dengan tujuan untuk memuliakan Tuhan, bukan untuk kepentingannya

sendiri.” 6

Khotbah merupakan seni berkomunikasi, sehingga perlu ditafsirkan agar

dipahami oleh pendengarnya. sehingga mereka mendapatkan pengetahuan baru

yang pada akhirnya memperkuat iman mereka sebagai orang Kristen yang

mempunyai tanggung jawab. Proses komunikasi melalui khotbah yang didengar

dan menjadi proses perenungan pribadi membawa perubahan paradigma. Selain

materi khotbah menjadi pusat pemberitaan, komunikasi adalah jembatan untuk

membangun hubungan untuk berinteraksi melalui khotbah kepada jemaat juga

4
Budi Kasmanto, Panggilan Berkhotbah, Yogyakarta, Penerbit Andi, 2013, 6.
5
Mortan Sibarani, MM, M.Pd.K, Deskripsi Tentang Khotbah Yang Berkuasa Secara Alkitabiah,
Jurnal Teologi dan Misi, Phronesis : Jurnal STT Setia (Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar,
Jakarta, 2018,84.
6
P.H. Pouw, Uraian Singkat Tentang Homiletik Ilmu Berkhotbah, Bandung: Kalam Hidup,1995,
9.

5
sangat penting, agar pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh jemaat.7

Penyusunan struktur yang baik dalam khotbah perlu dilakukan. Struktur

khotbah disusun atau dibangun dengan berkaitan satu dengan yang lain, seperti

membangun rumah mulai dari pondasi, tembok, pintu, jendela dan atapnya.

Khotbah akan berpengaruh dan kuat bila disusun dengan struktur yang logis dan

jelas. Tanpa struktur khotbah yang baik, pendengar tidak akan mendapat makna

dari pesan khotbah yang disampaikan. Untuk menghindari hal tersebut maka,

pengkhotbah harus memahami dan menyusun struktur khotbah yang baik.8

Kesadaran akan pekerjaan Roh Kudus dan berdoa untuk bimbingan Roh

Kudus.mengarahkan pengkhotbah dalam memilih bagian-bagian Alkitab.

Pengkhotbah harus mempunyai hubngan yang intim dengan Tuhan, agar

menemukan kepekaan kehendak-Nya, untuk memilih dan menentukan teks yang

akan disampaikan. Pengalaman pengkhotbah akan menghidupkan khotbahnya, dan

menjawab apa yang dibutuhkan pendengarnya. Hubungan pengkhotbah dengan

orang lain akan membuat khotbahnya relevan dengan pendengarnya. Pengkhotbah

harus mencari topik sesuai tema yang diminta, apabila tema sudah ditentukan oleh

gereja atau undangan.9

Selain materi khotbah, seorang pendeta memiliki peran vital dalam ibadah,

hal ini bisa jadi karena dalam berkhotbah, jemaat diajarkan untuk mengenal Tuhan

7
Kevin Tonny Rey, Khotbah Pengajaran versus Khotbah Kontemporer, Dunamis: Jurnal
Penelitian Teologi dan Pendidikan Kristiani STT Intheos Surakarta,2016,33.
8
Jerry Vines dan Jim Shaddix, Homiletika, Kuasa dalam Berkhotbah, Malang: Gandum Mas,
2009, 203.
9
Sunarto, Pengkhotbah Dan Peranan Roh Kudus Dalam Berkhotbah, Sekolah Tinggi Baptis
Indonesia (STBI) di Semarang, 267.

6
dan memahami kehendak Tuhan. Jemaat diberikan tantangan untuk bertobat;

menjelaskan bagian-bagian Alkitab yang sulit; sehingga menjawab keraguan

jemaat. Kristus diberitakan melalui khotbah dan keselamatan diterima, karena iman

timbul dari pendengaran akan firman Tuhan. Khotbah berperan sangat penting, oleh

sebab itu khotbah harus dipersiapkan dengan baik agar mencapai tujuan yang

memuaskan.10

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang dihadapi jemaat, maka

penelitian ini fokus kepada Tipe khotbah topikal yang berdampak pada

pertumbuhan rohani jemaat GBI Jl. Jatiluhur.

C. Pertanyaan Penelitian

Agar penelitian fokus kepada latar belakang masalah yang ada, maka

peneliti memberi dua pertanyaan pada penelitian, adalah :

Bagaimana tipe khotbah topikal berdampak pada pertumbuhan rohani jemaat GBI

Jl.Jatiluhur?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini, yang pertama adalah untuk memahami dengan benar,

bahwa Tipe khotbah topikal seperti apa yang berdampak pada pertumbuhan rohani

jemaat GBI Jl Jatiluhur. Yang kedua adalah, untuk menganalisis, bahwa Tipe

khotbah topikal yang berdampak pada pertumbuhan rohani jemaat GBI Jl Jatiluhur,

10
Mortan Sibarani, 94.

7
sehingga hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam khotbah sebagai bagian dari

penatalayanan rohani jemaat di GBI Jl. Jatiluhur.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini menghasilkan dua manfaat, yaitu yang pertama teoritis, yaitu

manfaat secara pengembangan ilmu agar dapat digunakan sebagai ilmu yang dapat

dikembangkan untuk gereja yang mempunyai masalah yang serupa dengan masalah

ini. Kedua adalah manfaat praktis, yaitu manfaat bagi mahasiswa S2 STT

khususnya, dapat menjadi bahan acuan untuk menganalisis pertumbuhan rohani

dengan membandingkan antara teoritis dengan empiris.

Demikian juga untuk STTBI, hasil dari penelitian ini dapat menjadi salah

satu referensi bagi mahasiswa untuk penelitian lebih lanjut. Bagi GBI Jl. Jatiluhur

sendiri, hasil penelitian ini akan digunakan menjadi pola yang sistematis yang dapat

dimanfaatkan untuk memperbaiki dan mengembangkan pelayanan, sehingga dapat

maksimal dengan menjawab unsur pemuridan dalam membangun jemaat

berkarakter Kristus yang melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus, dengan menjadi

jemaat yang melayani dan memuridkan secara berkesinambungan sehingga tercapai

tujuan, yaitu : menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus.

8
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

Untuk menjawab pertanyaan penelitian ini, yaitu: Bagaimana khotbah

topikal berdampak pada pertumbuhan rohani jemaat GBI Jl.Jatiluhur? Untuk itu

diperlukan kajian Pustaka yang mendukung kepada jawaban pertanyaan di atas.

Dalam kajian pustaka ini peneliti ingin menjelaskan dua hal penting yang terkait

dengan penelitian ini, yaitu yang pertama adalah teori tentang pertumbuhan rohani

dan aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan rohani jemaat, dan yang kedua

adalah tentang khotbah topikal yang berdampak pada pertumbuhan rohani jemaat,

sehingga unsur-unsur pertumbuhan rohani tersebut di atas dapat tercapai.

1. Pertumbuhan Rohani

Pertumbuhan rohani atau dengan kata lain pertumbuhan rohani adalah

proses di mana seseorang menjadi semakin seperti Yesus Kristus. Ketika beriman

kepada Yesus, Roh Kudus memulai proses menjadikan menurut gambar-Nya,

seperti Yesus.

Pertumbuhan rohani adalah bagian dari proses orang percaya menuju

kedewasaan rohani. Ciri-ciri orang kristen dewasa rohani menurut dokter H.L

Senduk,11 yang pertama adalah membaca dan mempelajari Alkitab (Firman Tuhan),

11
H. L. Senduk, Kedewasaan Rohani, Jakarta:Bethel Press, 2000, 29.

9
karena Tuhan berbicara kepada umat-Nya melalui pembacaan Alkitab. Mereka

yang mengalami kedewasaan rohani akan memiliki kepribadian seperti Kristus dan

pengembangan kepribadian seperti Kristus.

Kedua, selalu berdoa, bersyukur, dan menyembah Tuhan. Dalam doa,

seseorang berkomuniksi kepada Tuhan. Tanda kedewasaan rohani adalah iman

yang kuat kepada Tuhan Yesus Kristus, dalam seluruh aspek kehidupan. Sebagai

orang percaya, harus mengalami kedewasaan rohani dengan percaya dan teguh

kepada Injil keselamatan Yesus Kristus.

Ketiga adalah, bersaksi dan memenangkan jiwa, dalam kehidupan

pelayanan-Nya, Tuhan Yesus telah menyelamatkan manusia yang berdosa dengan

memberikan yang terbaik, yaitu nyawa-Nya. Oleh sebab itu, setiap orang percaya

adalah memberitakan Injil keselamatan kepada orang lain, sebagai kewajiban agar

orang lain juga mengalami keselamatan seperti yang kita terima. 12 Setiap orang

percaya yang sudah dewasa rohani pasti menjadikan Kristus sebagai teladan,

dengan melakukan pelayanan yang terbaik dan dengan penuh kesetiaan.

Keempat adalah Perubahan Perilaku. Kedewasaan rohani ditunjukkan

dengan adanya perubahan perilaku. Kehidupan Kristen tidak hanya sebatas tentang

pengakuan atau kepercayaan, melainkan menjadi nyata dalam kehidupan dan

pembentukan karakter. Perilaku merupakan sikap atau ungkapan dari kedewasaan

rohani dari apa yang dipercaya.

12
Cristian A. Schwarz, Pertumbuhan Gereja Yang Alamiah (Delapan Kualitas Esensial Bagi
Sebuah Gereja yang sehat), (Jakarta:Metanoia, 1998), 34.

10
Dan yang kelima adalah memiliki kesetiaan dalam pelayanan. Kedewasaan

rohani juga diwujudkan dalam bentuk kesetiaan dalam pelayanan, karena karakter

Kristus yang menyatakan bahwa Dia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk

melayani. Sebaliknya orrang yang tidak setia dalam pelayanan berarti tidak

memiliki karakter Kristus. Seseorang yang mengalami pertumbuhan rohani yang

baik pasti akan memiliki komitmen dan hasil yang maksimal dalam pelayanan.13

Rick Warren dalam bukunya, Purpose Driven Church, memberikan enam

prinsip pertumbuhan/perkembangan spiritual, 14 yaitu:

a. Pertumbuhan spiritual harus dipupuk, untuk berkembang dibutuhkan

komitmen dan usaha untuk tumbuh (Ibrani 5:12).

b. Pertumbuhan spiritual itu sederhana, setiap orang percaya dapat

bertumbuh dan menjadi dewasa secara spiritual, kalau mereka mau

memelihara hidup spiritualnya.

c. Pertumbuhan spiritual adalah proses yang membutuhkan waktu. Ini

adalah perjalanan seumur hidup.

d. Pertumbuhan spiritual lebih dimanifestasikan lewat karakter dari pada

lewat iman.

e. Pertumbuhan spiritual membutuhkan orang lain untuk berbagi dan

membantu mereka untuk tumbuh.

13
Agung Gunawan, “Pemuridan Dan Kedewasaan Rohani” Jurnal Theologia Aletheia, Vol. 19 No.
12 Maret 2017,5.
14
Rick Warren, The Purpose Driven Church, Grand Rapids: Zondervan Publishing,1995, 178.

11
f. Pertumbuhan spiritual membutuhkan pengalaman spiritual bersama

dengan Allah yang menghasilkan kedewasaan spiritual.

Sedangkan menurut Paulus, tujuan utama dari pertumbuhan spiritual ialah

menjadi sama seperti Yesus Kristus. Hal itu jelas diungkapkan dalam suratnya

kepada orang-orang Kristen di Efesus dalam Efesus 4:13-16. Hal ini penting, karena

itu formasi spiritual bertujuan agar setiap orang percaya dapat bertumbuh dalam

kehidupan spiritual. Pertumbuhan spiritual ini dapat tercapai apabila mereka

bertekun dalam membaca dan merenungkan Firman Tuhan, berdoa, dan

mengekspresikan iman dalam kehidupan nyata sehari-hari sehingga mereka

menjadi seperti Kristus, dan tumbuh dalam segala hal kearah Dia yaitu Kristus yang

adalah kepala. 15

Menurut Chrysostom, pertumbuhan rohani merupakan proses seseorang

menjadi semakin serupa dan segambar dengan Yesus Kristus. Firman Tuhan yang

diberitakan oleh gembala jemaat sangat penting bagi pertumbuhan rohani jemaat

sebab Allah menyatakan seluruh kehendak-Nya kepada jemaat melalui Alkitab atau

firman Tuhan yang disampaikan dalam khotbah oleh gembala jemaat.16

Menurut Gidion, pertumbuhan rohani adalah perkembangan rohani dalam

kehidupan orang percaya yang berlangsung terus menerus dan mengalami

peningkatan ke arah kebenaran dan berkualitas, dan hal ini dapat dinilai dari

karakter hidup. Hal ini ditegaskan Gidion yang mengatakan bahwa pertumbuhan

15
Alfius Areng Mutak, Formasi Spiritualitas Sarana Menuju Kedewasaan Spiritual, Sola Gratia:
Jurnal Teologi Biblika Dan Praktika,2018.100.
16
John Chrysostom, The Christian Priesthood (New York: Vladimir’s Seminary Press, 1984,87.

12
rohani orang percaya adalah suatu proses hidup yang aktif, dinamis dan

berkembanng sampai mencapai kesempurnaan Kristus.17

Yesri Esau Talan mengatakan, pertumbuhan rohani adalah proses orang

percaya menjadi serupa dengan Kristus. Dalam proses tersebut perlu tahapan yang

harus dilalui dengan hubungan yang dibangun di dalam Tuhan. Tahapan tersebut

adalah; memiliki pemahaman yang benar sesuai dengan firman Tuhan, taat

melakukan firman: sabar, mengasihi, jujur, berdoa dan bersaksi. Pertumbuhan

rohani seseorang sulit diukur dengan grafik pertumbuhan rohaninya, tetapi dapat

dilihat dari pola dan sikap hidupnya dalam kehidupan setiap hari, sehingga bisa

menjadi indikator yang ideal dalam menentukan apakah sedang mengalami

pertumbuhan rohani atau tidak. Sebab kehidupan yang ideal setelah diselamatkan

adalah bertumbuh rohani. Paradigma dan pola hidup yang baru akan terlihat dalam

kehidupan sehari-hari. 18

Melayani adalah bukti seseorang mengalami pertumbuhan rohani, dari anak

rohani yang hanya ingin dilayani dan mendapat sesuatu, menjadi pribadi yang

dewasa rohani yang melayani. Dalam Alkitab digambarkan, bahwa hubungan orang

percaya dengan Tuhan bukan lagi sebagai hamba dengan tuannya, tapi lebih dekat

sebagai anak dan Bapa, dimana anak yang dewasa sudah menerima tetapi sudah

bisa memberi dan melayani Bapanya, walaupun harus melalui proses yang tidak

mudah. 19

17
Gidion Hery Susanto, Tesis, Yogyakarta: STT Kadesi, 2013, 82.
18
Yesri Esau Talan, Proses Pertumbuhan rohani Kristen, Kehidupan yang Menikmati Makanan
Keras – Artikel KTMPL Official, Jun 24, 2021,1-2.
19
Rustam Siagian, “Pembaharuan Rohani Menurut Efesus 4:23 Sebagai Dasar Pertumbuhan
Jemaat,”SCRIPTA: Jurnal Teologi Dan Pelayanan Kontekstual 4, no. 2,2020, 98.

13
Menurut Mark Dever,20 ada sembilan tanda gereja yang sehat, yaitu :

a. Khotbah yang disampaikan adalah khotbah eksposisi, yaitu menyampaikan

khotbah yang bersumber dari Alkitab, pemberitaan sifatnya keluar dari firman

Tuhan itu sendiri yang menjelasakan, bukan dari luar ke dalam dan membuat

berita ini relevan bagi kehidupan nyata.

b. Memiliki pemahaman teologi yang Alkitabiah dan solid. Gembala sidang harus

mempunyai dasar-dasar teologi dalam penyampaian khotbah.

c. Memiliki pemahaman tentang Injil (kabar baik) yang sesungguhnya yaitu

keselamatan oleh Yesus diberikan bagi orang yang berdosa yang percaya

kepadaNya dan dituntun oleh Roh Kudus dalam kekudusan dalam menjalani

hidup dalam keselamatan.

d. Pemahaman tentang pertobatan, bukan hanya pertobatan sewaktu terima Yesus,

tetapi pertobatan dalm kehidupan sehari-hari sehingga menjadi seperti Kristus.

e. Pemahaman tentang penginjilan, bahwa jemaat harus membawa keluar berita

keselamatan untuk melakukan tugas amanat agung.

f. Ada tanggung jawab sebagai anggota gereja, yaitu ikut dan terlibat dan

berkomitmen dalam pelayanan dalam gereja, berakar dan tertanam di gereja

lokal, dan bukan hanya sebagai pengunjung.

g. Menerapkan disiplin dalam gereja, dan bertanggungjawab dalam beretika dan

tegas dalam kekudusan.

h. Mengembangkan pelayanan pemuridan dan pengajaran tentang dasar

kekristenan yang ada dalam Aliktab agar jemaat bertumbuh.

20
Mark Dever, 9 Tanda Gereja Yang Sehat, Penerbit Momentum, 2021.

14
i. Menyiapkan jemaat terlibat dalam pelayanan untuk menjadi pemimpin sehingga

dapat menjadi tim pelayanan untuk membantu gembala.

Rick Warren mengatakan bahwa pertumbuhan kualitas ditunujukkan

dengan murid yang dihasilkan oleh gereja. Apakah ia benar-benar berubah menjadi

seperti Kristus, hidup dalam kebenaran firman Allah dan bersaksi sebagai bentuk

pelayan penginjilan. 21 Menurut Saparman ciri-ciri orang yang bertumbuh

kerohaniannya adalah membuang dosa, merindukan firman Allah, menikmati

kebaikan Allah. 22

Pertumbuhan kerohanian jemaat dapat dilihat dengan mereka mempunyai

jam doa priabdi; mereka berani bertindak untuk melayani sesuai dengan talenta

yang dimiliki; dapat mengasihi orang lain tanpa pandang dari bulu, dan masih

banyak lagi pengaruh sebuah kebenaran yang dikhotbahkan terhadap pertumbuhan

kerohanian jemaat. Pertumbuhan kerohania jemaat tidak dapat disebutkan secara

detail dalam tulisan ini sebab merupakan hal yang komprehensif. Tetapi yang pasti

bahwa kerohanian jemaat yang bertumbuh dapat menghasilkan buah Roh (Gal.

5:22-23), yang akan diwujud-nyatakan pada kehidupan sehari-hari diberbagai

macam lingkuangan.23

Pertumbuhan gereja secara kualitas merupakan peningkatan kualitas gereja,

dimana jemaat bertumbuh dalam penyembahan, pemahaman firman Allah, kasih

terhadap satu sama lain, memiliki buah roh, kehidupan doa dan dalam hal-hal

21
Rick Warren, The Purpose Driven Church, Malang: Gandum Mas,2006,56.
22
Saparman, Menjadi Dewasa Secara Rohani, Bandung: Kalam Hidup, 1997, 200.
23
Dwi Setio Budiono Santoso, Peran Khotbah Gembala Sidang dalam Pertumbuhan Rohani Jemaat,
Sekolah Tinggi Alkitab Jember, Jawa Timur,Jurnal Magnum Opus, 2020,92

15
lainnya, karena kualias gereja akan meningkat jika anggota-anggota gereja yang

bertobat dan dilahirkan kembali. 24

Adapun ciri-ciri dari pertumbuhan kualitatif atau rohani antara lain jemaat

tekun dalam firman Allah. Seperti gereja mula-mula yang tekun dalam pengajaran

dan pemberitaan firman oleh para rasul-rasul (Kis 2:42). Pertumbuhan rohani

terlihat dari kesetiaan kepada Injil dan mengaplikasikan firman dalam kehidupan

sehari-hari. Tekun dan hidup di dalam firman Tuhan merupakan kekuatan utama

dalam kehidupan rohani jemaat mula-mula, dan mereka taat dengan konsisten

semua yang diajarkan para rasul di Yerusalem dan berakar di dalam firman karena

mau dididik dan diajar dalam kebenaran. 25

Ada beberapa hal yang menjadi barometer pertumbuhan rohani yang dapat

lihat ketika semakin bertumbuh dewasa di dalam iman. Menurut Alki ada tiga belas

tanda yang dapat gunakan untuk mengetahui tahapan pertumbuhan kerohanian

menuju kedewasaan rohani,yaitu Memiliki kerinduan untuk mengenal Tuhan lebih

besar lagi, Memiliki keinginan untuk lebih mengetahui kebenaran Firman Tuhan,

Menjadi semakin sadar akan dosa , Memiliki respon yang cepat atas dosa,dalam

pertobatan. Bersukacita dalam proses peperangan rohani setiap saat, Ujian dan

cobaan dipandang menjadi kesempatan untuk bertumbuh, Melayani Tuhan adalah

suatu kehormatan, bukan beban, Dapat bersyukur dalam memandang segala sesuatu

baik dan buruk, Memiliki iman untuk menghadapi perkara yang besar, Kerinduan

dalam memberitakan Kristus kepada orang lain, Kerinduan sungguh-sungguh

24
Donny Chandra, Diktat Prinsip Dan Pengembangan Pertumbuhan Gereja,2021,5
25
Zaluchu, S. E. (2019). Eksegesis Kisah Para Rasul 2: 42-47 Untuk Merumuskan Ciri Kehidupan
Rohani Jemaat Mula-Mula Di Yerusalem, Epigraphe: Jurnal Teologi Dan Pelayanan Kristiani, 2,
72.

16
dalam melayani pekerjaan Tuhan, Menyadari bahwa Tuhan ada dan berdaulat

dalam setiap aspek kehidupan kita dan Memiliki prioritas untuk waktu saat teduh

secara pribadi. 26 Sedangkan Robert Schnase27, mengatakan bahwa lima hal yang

menjadi ciri jemaat yang bertumbuh rohaninya, yaitu sangat rendah hati dan

terbuka, bergairah dalam mengikuti setiap ibadah, mempunyai pertumbuhan dalam

iman, menjalankan misi dan pelayanan dan memiliki kemurahan hati. Alkitab

menjadi panduan hidup yang berkuasa dan utama untuk iman dan praktek hidup

setiap hari. 28 Pada saat Alkitab menjadi panduan dan nilai tertinggi, maka terjadi

pertumbuhan rohani yang baik dalam kehidupan orang percaya. 29

Dalam hal ini terdapat kesamaan indikator pertumbuhan rohani dengan H.L

Senduk, sehingga peneliti mengambil lima hal yang inti yang penting sebagai tanda

atau indicator pertumbuhan rohani, yaitu : Membaca dan mempelajari Alkitab

(Firman Allah), Berdoa, mengucap syukur dan menyembah Tuhan setiap waktu,

Bersaksi dan memenangkan jiwa, Perubahan Perilaku, Memiliki kesetiaan dalam

pelayanan.

Tugas seorang gembala sebenarnya terlihat sejak adanya penciptaan di

Taman Eden. Setelah Allah menciptakan manusia pertama itu, Allah berperan dan

bertanggung jawab terhadap ciptaanNya. Allah tidak hanya menciptakan manusia

26
Alki Tombuku, Barometer Pertumbuhan rohani, Kristen Alkitabiah, Situs Pembelajaran Alkitab,
30 September, 2014,2.
27
Robert Schnase, Lima Ciri Jemaat yang Bertumbuh,Gandum Mas,2016,1.
28
Donald G. Bloesch, Christian Foundations, Holy Scripture, Revelation, Inspiration And
Ilmumination, (British Ubrary Qltaloguing-in-Publication Data, 2008),15.
29
Efi Nurwindayani, Memaknai peran Alkitab dalam pertumbuhan rohani Mahasiswa kristen
melalui pemuridan Kontekstual di surakarta (Sebuah Interpretative Phenomenological Analysis),
STT Gamaliel Surakarta,1.

17
dan membiarkanya hidup sendiri, tetapi memberikan tugas kepada manusia agar

meraka bertanggung jawab kepada Allah sebagai gembala. 30

Pendidikan rohani kepada jemaat merupakan tugas yang penting bagi

seorang gembala jemaat, dan pendidikan yang dilakukan akan mempengaruhi

pertumbuhan rohani jemaat.31 Seorang gembala jemaat memiliki tugas dan

tanggung jawab yang tinggi berlapis, yaitu di satu sisi sebagai pengkhotbah dan

pemimpin di gereja, tetapi juga sekaligus sebagai pendidik jemaat. Jadi seorang

gembala jemaat harus mendidik jemaat untuk menjadi jemaat yang bertumbuh

rohaninya, memiliki kedewasaan dalam Kristus serta memiliki karakter Kristus.32

Menurut Storm, yang termasuk dalam penggembalaan, yaitu mencari,

mengunjungi, mengabarkan firman dan melayani. Jelaslah bahwa penggembalaan

pun merupakan suatu bentuk pemberitaan Firman. 33

Penggembalaan merupakan satu kesatuan dari tugas-tugas dan pelayanan

gereja, dan memiliki berkaitan satu sama lain dalam melengkapi untuk

menumbuhkan dan meningkatkan kerohanian jemaat.34

Gembala jemaat bertanggung jawab dalam pertumbuhan rohani jemaat. Ada

banyak pelayanan yang dapat dilakukan oleh gembala jemaat dalam hal

30
Yanda Kosta & Jermia Djadi, “Peran Gembala Sebagai Pemimpin Dalam Perspektif I Petrus
5:1-4 dan Relevansinya Pada Masa Kini,” Jurnal Jaffray 9, No. 2 (Oktober 2011), 172.
31
Arozatulo Telaumbanua, Peran Gembala Sidang Sebagai Pendidik Dalam Pertumbuhan rohani
Jemaat, FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika Dan Prakteka Available Online at Vol.2 No.2 (Desember
2019),365.
32
Arozatulo Telaumbanua,366.
33
M Bons Storm,Apakah Penggembalaan Itu? BPK Gunung Mulia,2019,17.
34
Robert Dabili,Yunus D. A Laukapitang, Korelasi Pelayanan Gembala Terhadap Pertumbuhan
rohani Perkaria Di Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Mazmur Datah Bilang Ulu, Repository
Skripsi Online, STT Jaffray, 2021,151.

18
pertumbuhan rohani jemaat, dan salah satunya adalah berkhotbah, sehingga seorang

gembala jemaat adalah seorang pengkhotbah.35

Gembala sebagai pemimpin harus menjadi teladan yang dapat diikuti oleh

jemaat dan bagi semua orang, baik dalam hal perkataan, tingkah laku, maupun

dalam kasih, kesetiaan, dan kesucian. Sehingga, seorang gembala harus memiliki

perkataan yang jujur, berpegang kepada Firman Allah, dan harus dikendalihkan

oleh Roh Kudus dan Firman Allah. 36

Peranan gembala selain mengabarkan Injil kepada orang-orang yang belum

diselamatkan, juga sangat penting bagi pembangunan tubuh Kristus, terutama

dalam membangun kehidupan rohani jemaatnya agar bertumbuh menjadi jemaat

yang dewasa rohaninya. 37

Salah satu bentuk pelayanan yang membuat orang Kristen akan mengalami

kedewasaan rohani adalah dengan pemuridan, sehingga membuat jemaat menjadi

murid Kristus yang mampu berbuah bagi Tuhan dan sesamanya. 38 Salah satu bentuk

pemuridan adalah pelayana melalui khotbah yang disampaikan dalam ibadah

minggu.

Ibadah tidak bisa dipisahkan dari fokus yang reflektif terhadap firman Allah.

Khotbah dan pengajaran firman dalam ibadah bersama memberi kita fokus tersebut.

Berkhotbah bukanlah sekadar untuk memberikan informasi, melainkan juga untuk

35
Dwi Setio Budiono Santoso, 88.
36
Dapot Tua Simanjuntak, Joseph Christ Santo, Pengaruh Keteladanan Hidup Gembala Sidang
terhadap Pertumbuhan Gereja-Gereja Injili di Indonesia, Cileungsi, Jawa Barat, Sekolah Tinggi
Teologi Berita Hidup, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia, Jurnal Teologi Pantekosta Volume 2, No
1, Juli 2019,32.
37
Helen Farida, “Pengaruh Pengajaran dan Persekutuan Terhadap Tingkat Pertumbuhan rohani,”
Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani 1, No. 2 (November 2017), 119.
38
Agung Gunawan, 6.

19
mempertajam kesadaran kita akan kebesaran Allah dan pada akhirnya mengangkat

roh kita kepadaNya dan supaya kita dapat menyerap pesan yang disampaikan

semaksimal mungkin. 39

Pemberitaan Firman Tuhan dalam ibadah merupakan bagian utama dalam

kegiatan rohani di gereja, termasuk dalam ibadah Minggu yang diselenggarakan

setiap minggu. Dalam hal ini, berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Barna,

mengatakan bahwa pemberitaan Firman Tuhan memiliki peran yang sangatt

penting dalam proses perkembangan iman jemaat.40

Khotbah sangat berpengaruh besar terhadap kedewasaan rohani jemaat.

karena khotbah yang baik oleh seorang pendeta, dapat meningkatkan pertumbuhan

rohani jemaat secara signifikan.41 Menurut Anderson, khotbah merupakan salah

satu indikator yang mempengaruhi kedewasaan rohani jemaat. Penyampaian firman

merupakan sarana untuk memperlengkapi orang percaya menghidupi kebenaran. 42

Pengkhotbah dalam menjalankan tugasnya, harus memiliki pengenalan akan

Kristus secara keseluruhan dalam kehidupannya, supaya Tuhan yang menjadi pusat

pemberitaannya, bukan konsep diri sendiri atau manusia. Dengan firman dan kuasa

Roh Kudus seorang pengkhotbah dapat mengenal Allah secara holistik. Roh Kudus

akan menerangi pengkhotbah dan jemaat; membukakan selubung yang menutupi

hati terhadap pengenalan akan Allah. Oleh sebab itu seorang pemimpin harus

dipenuhi oleh Roh Kudus, karena seorang pemimpin yang dipimpin dan dipenuhi

39
Dynamic Churches International, Pemuridan yang Dinamis : Pribadi ke Pribadi, Kalam
Hidup,2013,120.
40
George Barna, The Habits of Highly Effective Churches, Malang: Gandum Mas, 2005, 109.
41
Dwi Setio Budiono Santoso, 2020,90.
42
Anderson, Menjadi Gereja Pembuat Murid ,Jakarta: Yayasan Gloria, 2016, 33.

20
Roh Kudus dapat menolong orang untuk merespon dengan positif khotbah yang

disampaikan.43

Pengertian pengajaran menurut Dr. E.G. Homrighausen harus memiliki

tujuan, dimana dengan menerima pengajaran, semua pelajar, muda dan tua,

memiliki persekutuan iman yang hidup dengan Tuhan sendiri, dan dalam Dia

mereka akan masuk ke dalam persekutuan dengan jemaat-Nya yang mengakui dan

memuliakan nama-Nya di setiap waktu dan tempat”.44

Seorang pemimpin tidak hanya memberi instruksi saja, tetapi juga

mencontohkan apa yang diajarkannya kepada anggotanya. Berdasarkan pandangan

yang disampaikan oleh Warren Bennis dan Burt Nanus, karakter adalah sesuatu

yang terus menerus maju dan berkembang. Proses untuk menjadi seorang pemimpin

sama seperti proses menjadi seorang manusia yang utuh.45

Seorang gembala adalah seorang pempimpin yang harus mempunyai

pengetahuan yang luas, khususnya tentang Alkitab, seperti dikatakan Gidion, faktor

pengetahuan ini dapat dikembangkan dengan melihat beberapa hal berikut ini,

yaitu; Ia memahami dan berpikir dengan baik. Ia memahami dan menjadi proaktif

dan sinergetik dengan baik. Ia berpikir sistematis, lengkap, terencana dan strategis.

Ia memahami dan berpikir cermat dan tepat yang membantu dirinya dalam

43
Aldwin Ragoonath, Preach The Word (Malang: Gandum Mas, 2005), 40.
44
Helen Farida Latif, 121.
45
Nanus Burt dan Bennis Warren, Leader (Strategi Untuk Mengemban Tanggung Jawab), (Jakarta:
Gramedia, 2006), 14.

21
membuat perkiraan serta keputusan yang tepat. Dapat memberi nilai tambah dan

diterima dalam lingkungan sosial. 46

Pertumbuhan rohani, seperti kata Bambang Mulyono, adalah bahwa pusat

spiritualitas kita seharusnya tertuju pada hakikat keselamatan, bukan pada

bayangannya. Jika demikian, rohani dan iman kita akan bertumbuh secara sehat

bilamana berpijak pada hakikat keselamatan. 47 Hal ini juga berdampak pada pada

pertumbuhan gereja, dimana ketika gereja secara pribadi mengalami pertumbuhan

rohani maka akan membawa gereja secara jemaat juga menjadi gereja yang sehat.

Menurut Iverson, Allah sedang berusaha agar orang-orang kudusNya menjadi

dewasa dan berbuah. Hal ini hanya dapat terjadi kalau mereka memahami

pentingnya ibadah dalam gereja.Tidaklah cukup hanya menjadi orang Kristen.

Allah menghendaki agar orang percaya menghasilkan buah, dari pohon yang

ditanam. 48 dan mengalami pertumbuhan, seperti dikatakan oleh Wagner,

pertumbuhan gereja berarti segala sesuatu yang mencakup tentang membawa jiwa-

jiwa yang tidak memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus, masuk ke dalam

persekutuan dengan Dia dan membawa mereka menjadi jemaat yang mempunyai

bertanggung jawab.49

46
Gidion Hery Susanto,Efektifitas Kepemimpinan Yang Memberdayakan Dalam Meningkatkan
Pertumbuhan Gereja Di Gereja Jemaat Kristen Indonesia Maranatha Ungaran, Jurnal Teologi Dan
Pengembangan Pelayanan, Shiftkey, 2018,23.
47
Yohanes Bambang Mulyono, Bertumbuh dalam Anugrah Allah,BPK Gunung Mulia,2016,78.
48
Dick Iverson,Larry Asplund,Gereja Sehat dan bertumbuh,Gandum Mas,2003,63.
49
Wagner,C Peter, Gereja Saudara dapat bertumbuh,Gandum Mas.2003,11.

22
2. Khotbah Topikal

Kata khotbah berasal dari kata Yunani ‘homilein’ artinya ‘bercakap-cakap’.

Kata disebutkan dalam Kisah Para Rasul 24:26, Yohanes 4:27 dan Matius 24:3,

sedangkan dalam Lukas 24:14-15 berbunyi: Ketika mereka sedang bercakap-cakap

dan bertukar pikiran, datanglah Yesus mendekati dan berjalan bersama mereka.

Kata sifat ‘homiletika’ berhubungan dengan kata ‘technell’ dan menjadi ‘techne

homiletika’, yang berarti ilmu pergaulan atau ilmu bercakap-cakap, tentang

bagaimana firman Tuhan (Alkitab) yang berisi kabar keselamatan disampaikan. 50

Menurut P.H. Pouw, kata homiletik berasal dari kata Yunani ‘homilia’ yang

berarti perundingan, penguraian atau khotbah, atau diterjemahkan sebagai ilmu

berkhotbah atau ilmu berbicara di depan umum. Ilmu homiletik merupakan

pelajaran bangsa barat, tetapi asalnya dari bangsa Israel, seperti terlukis dalam

Alkitab.51

Selanjutnya homiletika dihubungkan dengan khotbah, dan firman Tuhan

yang disampaikan tentang jalan keselamatan melalui Tuhan Yesus Kristus, supaya

menjadi kesaksian bagi orang lain.

Menurut Hasan Sutanto, definisi khotbah berbeda pada setiap ahli,

tergantung pada teologi yang diyakininya, ada unsur bahasa, latar belakang dan

budaya ikut menentukan pemahaman sesorang akan khotbah. Dalam perjanjian

baru, arti ‘berkhotbah’, diterjemahkan dengan kata ‘memberitakan’ (Mrk 1:14),

namun belum memberikan gambaran yang jelas tentang pelayanan berkhotbah. jadi

50
Mortan Sibarani, 83.
51
P. H. Pouw, Uraian Singkat Tentang Homiletik. Bandung: Kalam Hidup, 1995,19.

23
perlu diperhatikan cara berkhotbah pada kebaktian orang Yahudi di dalam

Sinagoge. Inti khotbah adalah mendalami isi firman Allah yang diberikan Tuhan

melalui para gembala atau hamba Tuhan untuk membimbing jemaat untuk

pertumbuhan iman jemaat, karena khotbah bersifat spiritual yaitu membangun dari

dalam rohani manusia ke luar, yaitu perilaku. 52

Definisi khotbah menurut Andreas B. Subagyo sesuai arti berkhotbah dalam

Perjanjian Baru, adalah “pemberitaan, percakapan, dan pengajaran Injil bagi orang

yang belum dan sudah percaya, disertai panggilan dan peringatan, sehingga

pendengar meyakininya.”53 Jerry Vines dan Jims Shaddix merumuskan arti khotbah

adalah menyampaikan kebenaran Alkitab secara lisan melalui seorang pengkhotbah

kepada pendengar agar mereka memberikan respon yang positif. 54

Menurut James Braga, khotbah topikal adalah khotbah yang bagian-bagian

utamanya diambil dari topik atau pokoknya dan lepas dari teks. Bagian pertama,

bagian utama diambil dari pokok itu sendiri, artinya bahwa khotbah topikal dimulai

dengan topik atau tema, dan bagian-bagian utama khotbah itu terdiri dari ide yang

muncul dari awal topik. Bagian kedua, khotbah topikal tidak memerlukan satu teks

sebagai dasar pemberitaannya. Ini bukan berarti pemberitaannya tidak Alkitabiah,

tetapi hanya menunjukkan bahwa ayat Firman Tuhan bukan sumber khotbah

topikal. Namun, agar menjamin pemberitaan isinya Alkitabiah, maka harus mulai

52
Hasan Sutanto, Homiletik, Prinsip Dan Metode Berkhotbah, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014,
23.
53
Andreas B Subagyo,. Sabda Dalam Kata: Bagian 1. Bandung:Kalam Hidup, 2000,19.
54
Jerry Vines, and Jim Shaddix, Homiletika: Kuasa Dalam Berkhotbah, Malang: Gandum Mas,
2018,21.

24
dengan suatu pokok bahasan atau topik Alkitabiah. Bagian utama dari kerangka

khotbah harus diambil dari pokok Alkitab.55

Pengkhotbah harus tekun mempelajari Alkitab menurut topik-topiknya,

maka akan banyak didapati topik yang dapat dipilih untuk satu tema yang cocok

dalam khotbahnya. Kita harus mencari pimpinan Tuhan dengan mengambil waktu

untuk berdoa dan merenungkan Firman Allah, untuk memilih topik atau pokok yang

akan diambil. Untuk menentukan topik perlu juga dipertimbangkan dengan antara

lain tema yang sudah diberikan kepada pengkhotbah, kebutuhan jemaat dan kondisi

tertentu yang sesaui dengan keadaan. 56

Menyusun khotbah topikal, dimulai dengan membuat Kerangka khotbah

topikal, dengan langkah pertama adalah menentukan pokok atau topik yang akan

disampaikan sesuai dengan pilihan pengkhotbah berdasarkan kebutuhan jemaat dan

proses doa kepada Tuhan. Setelah itu Langkah kedua, menentukan bagian-bagian

utama yang merupakan dasar atau alasan atau penyebab dari pokok, dan bagian-

bagian ini didukung oleh satu ayat Alkitab. Setelah kerangka terbentuk, maka

terlihat khotbah topik yang memiliki satu ide pokok, atau hanya menguraikan satu

tema. Dari pengupasan masing-masing bagian ini maka akan terjawab apa yang

diinginkan pokok tersebut. Langkah ketiga adalah penerapan, yaitu sari dari hasil

penguraian bagian-bagian diatas yang dapat diterapkan atau dilakukan. Hal ini akan

membuat pendngar dapat memahami dan meyakininya karena topik yang dimaksud

55
James,Braga, Cara Mempersiapkan Khotba, Malang: Gandum Mas, 2014,93.
56
James,Braga, 17-18.

25
dapat dijelaskan dengan jelas dan terperinci serta dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari. 57

Sedangkan menurut Jerry Vines dan Jim Shaddix khotbah topikal disusun

dari topik tertentu. Topik dapat diambil dari Alkitab atau dari sumber lain. Biasanya

pengkhotbah mengambil sumber ayat Alkitab mengenai suatu topik, kemudian

menyusunnya menjadi suatu presentasi yang runut dan logis, dan

menyampaikannya menjadi khotbah topikal. 58

Menurut D.W. Lee proses terjadinya khotbah topikal, dimulai dari pencarian

topik atau pokok yang ditentukan oleh pengkhotbah, kemudian mencari ayat atau

bagian Alkitab untuk mendukung topik tersebut sebagai pembuktian (Lee 2000).59

Isi khotbah yang disampaikan adalah kesimpulan dan pendapat pengkhotbah, yang

didengar oleh pendengar.

J. Gulleson mengatakan proses terjadinya khotbah topikal adalah pencarian

sebuah pokok (topik) dalam konkordansi dan mengambil beberapa ayat serta

membentuknya menjadi pokok besar, dan menjadi sebuah khotbah topikal dan jauh

lebih mudah menyiapkannya dibandingkan dengan jenis khotbah lainnya. 60

P.H. Pouw dalam bukunya Uraian Singkat Tentang Homiletik,

mendefinisikan khotbah topikal dengan khotbah sintesis, yaitu mengumpulkan

bagian-bagian yang terurai, lalu menjelaskan bagian-bagian tersebut, dan

membentuknya menjadi satu kesatuan yang sempurna. Langkah awal khotbah

57
James,Braga, 16.
58
Jerry Vines, and Jim Shaddix, Homiletika: Kuasa Dalam Berkhotbah, Malang: Gandum Mas,
2018,47.
59
D. W, Lee, Khotbah Ekspositori Yang Membangunkan Pendengar: Krisis & Kesempatan Mimbar
Masa Kini,Bandung: Lembaga Literatur Baptis,2000,113
60
J, Gulleson, Bagaimana Berkhotbah, Surabaya: YAKIN,1978,20.

26
topikal adalah mencari sebuah tema, selanjutnya adalah melengkapi dengan ayat

yang mendukung tema. Tema bisa berupa sebuah pokok pikiran tentang suatu hal

dan sumbernya harus dari Alkitab. 61

Proses yang dikemukakan oleh Pouw agak sedikit berbeda dengan proses

yang dituliskan oleh D.W. Lee dan J. Gulleson, yaitu pada sumber tema atau topik,

menurut Pouw tema harus berasal dari Alkitab, sedangkan yang lain bisa dari

Alkitab atau dari luar Alkitab. Untuk langkah dalam membentuk khotbah topikal,

pendapat ketiga para pakar di atas cenderung sama. Pendapat Pouw mengenai

sumber dari tema atau topik khotbah topikal harus dari Alkitab, sama dengan

pendapat James Braga, yang mengatakan untuk menjamin agar isi pemberitaan

benar-benar Alkitabiah, harus dimulai dengan pokok pembicaraan atau topik

Alkitabiah”.

Koller mengatakan, susunan khotbah topikal bagian utamanya dibentuk dari

judul, topik, atau tema, yang menunjukkan bahwa khotbah topikal harus memiliki

topik lebih dulu, yang merupakan garis besar khotbah. Pemilihan topik tidak

memiliki hubungan analitis dengan suatu perikop Alkitab, yang berarti topik tidak

bersumber pada Alkitab, tetapi pada tema . 62 Khotbah topikal adalah jenis khotbah

yang bersifat deduktif, sehingga khotbah topikal akan sangat rentan dan subjektif .

Khotbah topikal seringkali berisi pendapat subjektif pengkhotbah tentang suatu

61
. Yosua Sibarani, Studi Evaluatif Model Khotbah Topikal Bagi Pengkhotbah Kristen, Jurnal
Teologi,STT Happy Family, Surabaya,2020, 65
62
Charles W, Koller, Khotbah Ekspositori Tanpa Catatan, Bandung: Kalam Hidup,2008,23.

27
peristiwa atau kejadian, isu, berita, atau masalah yang terjadi di sekitar mereka yang

jauh dari teks Alkitab.63

Kelebihan khotbah topikal adalah: pertama, dapat memenuhi kebutuhan

praktis atau mendesak dari pendengar, karena proses pembuatannya dimulai dari

topik yang terjadi di sekitar pengkhotbah atau pendengar, serta mudah dalam

persiapannya, seperti yang dikatakan oleh P.H.Pouw, khotbah topikal adalah

mempergunakan sepatah kata atau sesuatu sebagai kunci khotbah atau pusat uraian,

hal ini merupakan kelebihan yang unik dalam khotbah topikal, karena untuk

mencari kunci bagi khotbah jenis ini, diperlukan beberapa pasal dari Alkitab. 64

Kedua, Khotbah topikal bersifat sangat fleksibel, yaitu pendengar dapat

menangkap pokok pemikiran yang disampaikan oleh pengkhotbah adalah inti

khotbah yang sering diucapkan pengkhotbah, karena khotbah topikal terpusat pada

satu pokok pikiran. Ketiga, Khotbah topikal memiliki jangkauan yang lebih luas,

dengan menggunakan teks Alkitab yang berbeda dan banyak ayat yang digunakan

dalam satu khotbah. Keempat, Khotbah topikal melatih ketajaman dan kemampuan

berpikir serta analisa pengkhotbah, sehingga mampu mengutarakan banyak materi

menuju pada satu pokok pikiran atau sebaliknya (induktif dan deduktif). Kelima,

Khotbah topikal memenuhi kebutuhan dan menarik pendengar dari kalangan yang

berbeda dan materi khotbah dapat disesuaikan dengan latar belakang dan tingkat

pendidikan pendengar.

63
Andri Kosasih, “Kembali Kepada Khotbah Ekspositori.” Veritas : Jurnal Teologi Dan Pelayanan.
doi:10.36421/veritas.v2i2, 2001,58.
64
. Yosua Sibarani,66.

28
Kelemahan khotbah topikal: Pertama, Khotbah topikal dapat membuat

pengkhotbah melakukan eisegesis terhadap teks Alkitab, yang tidak dibenarkan

dalam prinsip hermeneutika, karena pengkhotbah harus menentukan terlebih dahulu

topik dan selanjutnya mengutip ayat Alkitab yang mendukung dari topik

tersebut,yang dapat membuat pengkhotbah melakukan eisegese, yaitu memasukkan

pikiran atau ide ke dalam teks Alkitab, seperti yang dikatakan D.W Lee, merupakan

satu ancaman atau bahaya bagi pendengar, bila khotbah dimulai dari keinginan

untuk membicarakan maksud dari pribadi pengkhotbah daripada menyampaikan

Alkitab secara murni. 65

Kedua, khotbah topikal dapat menjadi pidato seorang Kristen, karena

Alkitab adalah firman Allah yang hidup, bukan merupakan suatu daftar tentang

suatu pokok lalu berkhotbah berdasarkan daftar tersebut, sehingga menjadikan sang

pengkhotbahlah yang berbicara, bukan Tuhan yang berfirman, akibatnya khotbah

yang disampaikan menjadi kering.66 Jika memilih satu pokok sebagai dasar

khotbah, dapat menjadi bahaya karena hanya akan berupa ajaran saja dan tidak

menjadi kerygma atau pemberitaan. Ketiga, Khotbah topikal dapat membuat

pengkhotbah malas mempelajari Alkitab, karena hanya mengambil topik yang

menjadi isu yang sedang hangat di masyarakat, melalui koran, artikel di internet,

televisi, dan media social.

Berkhotbah merupakan salah satu bentuk pelayanan pastoral yang sangat

penting, karena akibat khotbah pendeta yang tidak menarik, monoton atau

65
D. W, Lee, 19-20.
66
.Yosua Sibarani, 68.

29
membosankan, banyak jemaat yang meninggalkan gereja, sebaliknya ada gereja

yang mengalami pertumbuhan, karena jemaatnya tertarik dan merasa diberkati

melalui pelayanan khotbah pendeta. Hal ini penting, karena jemaat mengharapkan

mendapatkan sesuatu dalam khotbah. Ronda dan Salong menyampaikan, bahwa

jemaat mendambakan setiap khotbah dapat memenuhi kebutuhan jemaat yang

mendorong dan memotivasi jemaat untuk mengalami pertumbuhan. 67

Jemaat sangat mengharapkan sesuatu yang didapat dari setiap pelayanan

khotbah. Menurut Kim, pertumbuhan gereja secara alami akan mengikuti khotbah

Alkitabiah. 68

Pemberitaan Firman secara tidak langsung mengajak jemaat untuk ikut

menyebarkan Injil. Khotbah merupakan bentuk dialog secara tidak langsung antara

seorang pembawa firman dengan jemaat, untuk mempelajari dan menemukan isi

Firman Tuhan. Firman Tuhan memiliki fungsi yang sangat penting dalam

kehidupan jemaat, dan melalui khotbah, jemaat diajak untuk mengenal Tuhan dan

meningkatkan iman serta pengharapan kepada Tuhan, dan terus bertumbuh jika

jemaat benar-benar memahami serta menghidupi Firman Tuhan. 69

Ada dua alasan mengapa firman Tuhan tidak mengubah hidup atau menarik

untuk didengar adalah; yang pertama pendengar belum mau membuka hati untuk

mendengar Firman Tuhan dan kedua adalah isi khotbah dan cara penyampaian oleh

67
Daniel Ronda and Yonatan Salong, “Analisis Peran Teori Komunikasi Untuk Mencapai Tujuan
Khotbah Yang Komunikatif Di Gereja Kibaid Klasis Makassar,” Jurnal Jaffray 10, no. 1 (April 1,
2012), 200.
68
In Hwan Kim, “The Role of Preaching in Church Growth,” Doctoral Dissertations and Projects
(May 1, 2008), 155.
69
Rexi Tambunan, Sarah Andrianti, Telaah Kekinian Khotbah Topikal dari Perspektif Gereja Aliran
Pentakosta, Vol. 1, No. 3, Desember 2021,2.

30
pengkhotbah. Dalam hal ini peneliti memfokuskan pada Tipe khotbah yang disusun

dengan topik tertentu.

Pertama, kekurangan pengkhotbah adalah tidak lagi memiliki rasa

supranatural, sehingga khotbah dirasakan sebagai kegiatan manusia belaka, bukan

aktivitas Tuhan. Khotbah dipandang sebagai profesi belaka, tugas rutin para

pendeta, pameran kemampuan akademis atau dilihat sebagai “hiburan.” Khotbah

yang mampu menghadirkan hadirat Tuhan dimana Tuhan berbicara kepada jemaat

adalah ketika pengkhotbah sepenuhnya bergantung pada kuasa Roh Kudus.

Kedua, kekurang pekaan pendeta terhadap isi khotbah atau pesan utama

teks. Pengkhotbah cenderung menyampaikan ide dan imajinasinya ke dalam teks

sehingga khotbah bukanlah hasil eksegesis melainkan eisegese. Seringkali isi

khotbah tidak ada hubungannya dengan cerita utama teks bacaan. Juga dengan isi

khotbah tentang doktrin, disampaikan terpotong-potong tanpa ada hubungannya

dengan seluruh doktrin Alkitab.

Ketiga, khotbah yang disampaikan dengan sedikit aplikasi akan membuat

jemaat terasa kering, karena tidak ada relevansinya bagi kehidupan jemaat,

sehingga cenderung menjadi hanya semacam ceramah. Bila Khotbah hanya

dipenuhi dengan pesan moral dan doctrinal, akan membuat jemaat tidak tahu apa

yang menjadi kehendak Tuhan, yang harus mereka lakukan. Sehingga khotbah

seperti ini membuat jemaat frustrasi.

Keempat, penyampaian khotbah yang tidak komunikatif, yang disampaikan

secara monoton, hanya membaca naskah, tidak ikut terlibat dalam situasi

31
pendengar, suara tanpa penekanan dan inspirasi, bahasa yang tidak jelas dan

relevan, tidak didukung dengan gerak tubuh dan ekspresi wajah serta penampilan

yang tidak meyakinkan serta pakaian yang tidak pantas,akan mengurangi respon

dan antusias pendengar.

Kelima, rendahnya integritas hdup seorang pengkhotbah sesuai dengan

firman Tuhan dengan apa yang diberitakan. Faktor ini berdampak pada negatif

terhadap kepercayaan dan loyalitas jemaat terhadap khotbah yang mereka dengar.

Ketika pendengar mengevaluasi secara positif dan percaya pada integritas

pengkhotbah, maka akan lebih mudah untuk menerima dan melakukan apa yang

dikhotbahkan. 70

J.L.Ch. Abineno mengatakan: “Maksud Tuhan memberikan Alkitab kepada

manusia adalah agar manusia menggunakannya sebagai buku pemberitaan, sebagai

amanat kepada jemaat. Alkitab adalah satu-satunya sumber pemberitaan firman,

sehingga tidak boleh menyimpang daripadanya. Jadi ketika berdiri di belakang

Alkitab harus berkhotbah seperti apa yang tertulis di dalamnya.” 71

Berkhotbah merupakan salah satu pogram pembinaan rohani untuk

membina rohani jemaat-jemaat agar mengalami pembaharuan dalam kehidupan

yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan dalam kehidupan sehari-hari.72

Oleh karena itu, berkhotbah atau mengajar tidak bisa dihilangkan, karena memiliki

70
Benny Solihin, 7 Langkah menyusun khotbah yang mengubah kehidupan, Pambelum: Jurnal
Teologi, Vol.2 No.02, November 2010,10.
71
J. L. Ch. Abineno, Pelayanan dan Pelayan Jemaat Jemaat Dalam Perjanjian Baru (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1986), 97.
72
Francis O. Ayres, Pembinaan Warga Gereja Pelayanan Kaum Awam, ed. Putri Kapandeyan,
Pertama. (Malang: Gandum Mas, 2016), 15

32
kedudukan yang esensial dalam gereja, khusus dalam kaitan pembinaan rohani yang

memiliki sasaran mengubah kehidupan, nilai-nilai kehidupan terbentuk dengan baik

dan menjadikan jemaat hidup sesuai dengan firman Tuhan. 73

Ada hubungan antara khotbah dengan pertumbuhan jemaat, parameter

sebuah khotbah yang baik atau benar, dapat dilihat dari pertumbuhan kerohanian

jemaat, sebab moralitas jemaat merupakan akibat dari kebenaran yang mereka

dengar melalui khotbah. Mutu kerohanian jemaat akan bertumbuh dan berbuah

buah lebat karena kebenaran itu sendiri dan gembala mempunyai peranan penting

dalam khotbah ini, untuk meningkatkan pertumbuhan rohani jemaat, khotbah

gembala sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan rohani jemaat.

Jemaat akan mengalami pertumbuhan rohani dan akan memperoleh

keselamatan yang kekal dalam Kristus, bila gembala berkhotbah dengan baik dan

benar, tetapi bila khotbah gembala tidak benar, maka jemaat yang dipimpinnya juga

tidak akan mengalami pertumbuhan dan tidak beroleh keselamatan kekal. Seorang

gembala bertanggung jawab penuh atas kehidupan rohani jemaat. Gembalalah yang

bertanggung jawab memberi contoh dan teladan yang benar kepada jemaat melalui

khotbah. 74

Akibat pengenalan yang benar akan Allah melalui pemberitaan Firman,

maka terdapat buah hasil dari kedewasaan rohani jemaat dalam hal melakukan

hukum yang utama dan yang terutama, yaitu mengasihi Tuhan dan mengasihi

73
Purim Marbun, Strategi dan Model Pembinaan Rohani untuk PendewasaanIman Jemaat, Jurnal
Ilmiah Religiosity Entity Humanity(JIREH)Vol. 2, No.2, (Desember, 2020): 156.
74
Melina Kurniawati Gea, Peran Khotbah Gembala Bagi Pertumbuhan rohani Warga Jemaat,
Jurnal, Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta, Volume 2, Nomor 1, Januari
2018,11.

33
sesama manusia (Mrk. 12:30- 31). Mengasihi Tuhan dapat diwujudkan dengan

melakukan FirmanTuhan dalam kehidupan sehari-hari, mendengar firman dan aktif

membaca Alkitab,menjadi salah satu cara untuk meningkatkan iman mereka kepada

Kristus, karena iman timbul dari pendengaran akan firman Kristus (Rom. 10:17).75

Khotbah berupa pengajaran sangat penting disampaikan kepada jemaat,dan

merupakan bagian dari khotbah topikal , agar jemaat lebih dalam memahami

maksud yang tertulis dalam Alkitab, sehingga menemukan kebenaran dan dapat

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, ini yang disebut pertumbuhan

rohani. Sehingga khotbah pengajaran merupaka bagian yang tidak terlepas dari

khotbah topikal ini yang didalamnya ada pengajaran yang berlandaskan Firman

Tuhan.

Khotbah pengajaran berkaitan dengan kemampuan pengkhotbah menguasai

ilmu teologi, baik itu teologi sistematik, teologi biblika, teologi historis, teologi

prakteka, maupun hermeneutik. Disisi lain penguasaan ilmu komunikasi, sosial,

psikologi, teologi agama-agama membantu pengembangan isi khotbah yang akan

disampaikan sehingga khotbah yang dihasilkan dapat dipertanggung jawabkan.

Khotbah pengajaran bersifat menjelaskan dan memberikan kesimpulan

akhir dan dapat diterapkan dalam praktek hidup, sehingga pendengar khotbah

mampu bertindak sesuai dengan penjelasan khotbah yang diterimanya. Sebaliknya

isi khotbah bukan menjadi kumpulan data-data baku yang kabur dan disampaikan

dengan menggunaan bahasa pengantar yang abstrak serta dengan istilah-istilah

75
Dwi Setio Budiono Santoso, 91.

34
yang sulit dimengerti sehingga pesan khotbah jadi hilang dan tidak sampai kepada

pendengan.76

Khotbah pengajaran memenuhi kebutuhan aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik melalui penjelasan- penjelasan teks yang disampaikan. Khotbah

pengajaran ini harus dilakukan dalam kerangka teoritis dan praktis sehingga

penjelasan yang diperoleh dimaknai secara norma teologis yaitu adanya konsep

pemahaman tentang Allah yang berkarya dan perilaku umat atau individu berkaitan

dengan Allah yang berkarya dalam dunia ciptaan-Nya. 77

Pemahaman tentang khotbah pengajaran tidak dapat diseragamkan secara

universal dan memiliki sifat mutlak serta perspektif tunggal. Pada penjelasan

selanjutnya disampaikan orientasi khotbah yang masuk dalam bingkai kohtbah

pengajaran, bukan melihat struktur khotbahnya melainkan esensi pesan atau berita

yang disampaikan. Identifikasi khotbah melalui berita atau pesan yang disampaikan

yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan melalui penjelasan khotbah kepada

pendengarnya sehingga mereka memiliki perspektif baru tentang kehidupan

sebagai pribadi Kristen yang harus menghargai dan menghormati manusia lain

dalam masyarakat. Dalam khotbah pengajaran tersimpan suatu penegertian, bahwa

belajar adalah menerima pengetahuan, dan mengajar adalah memberi pengetahuan.

Kalau belajar adalah memiliki keterampilan, maka mengajar adalah melatih

keterampilan.”78

76
Kevin Tonny Rey, Khotbah Pengajaran versus Khotbah Kontemporer, STT Intheos Surakarta,
44.
77
Kevin Tonny Rey, 45.
78
Kevin Tonny Rey, 46.

35
Khotbah pengajaran berseri atau khotbah secara topikal berseri adalah

khotbah dalam ibadah yang diTipekan secara sistematis dengan tema ajaran yang

dipersiapkan untuk pertumbuhan rohani jemaat, dimulai dari pengajaran dasar iman

Kristen, yaitu tentang keselamatan hingga menjadi hamba yang siap diutus untuk

mengabdi dalam berbagai bidang pelayanan. Maka perlu dibentuk suatu jadwal ,

dan tema pengajaran setiap kebaktian Minggu dan setiap pembicara yang akan

berkhotbah diberi tema khotbah, agar penyampaiannya sesuai dengan Tipe.

Metode topikal merupakan suatu bentuk khotbah di mana bagian utama

uraikan dari sebuah topik tertentu atau pokok bahasan tertentu. Bagian utama dari

khotbah ini diambil dari subjek itu sendiri dan tidak memerlukan teks referensi

khusus. Khotbah dengan metode ini didedikasikan kepada jemaat dengan

membahas topik yang relevan dengan kehidupan jemaat, agar setiap jemaat dapat

dengan mudah menerima dan memahami isi khotbah secara utuh.79

Khotbah Topikal merupakan bentuk khotbah yang berfokus pada satu topik

bahasan dimana terdiri dari bagian dan sub bagian yang mendukung dari topik

bahasan tersebut. Kelebihan khotbah ini adalah lebih mudah dipersiapkan oleh

pengkhotbah, lebih menarik, dan kalangan jemaat dari berbagai lapisan mampu

untuk memahami dan mengerti topik yang disampaikan. Jemaat akan mempelajari

materi dan ayat-ayat yang mendukung materi tersebut. Kelemahan khotbah ini

adalah membuka banyak ayat alkitab tanpa melihat konteks ayat yang dikutip,

79
Rexi Tambunan, Sarah Andrianti, 26.

36
sehingga akan menimbulkan kebosanan jika tidak pandai berkhotbah, karena setiap

bagian kalimat memiliki ayat yang diambil dari Alkitab.80

Khotbah topikal adalah khotbah yang berdasarkan pokok atau tema tertentu

dan diambil dari satu ayat atau lebih. Khotbah ini menolong pengkhotbah untuk

menyampaikan kebenaran-kebenaran Alkitab. Khotbah ini dimulai dengan memilih

topik tertentu, kemudian mencari ayat-ayat pendukung untuk membahas pokok

tersebut. Khotbah topikal harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut: (a) Menjadi satu

bentuk tema yang utuh (b) Bagian-bagian dari setiap tema berkaitan satu sama lain

(c) Penekanan terhadap tema akan semakin dijelaskan dalam setiap bagian.

Kebaikan khotbah jenis lni yaitu : (a) Jemaat bisa mengenal berbagai pengajaran

Alkitab (b) Menjadikan Alkitab sebagai suatu kesatuan (c) Memungkinkan khotbah

berseri selama periode waktu atau tahun tertentu. Kelemahan khotbah topical

adalah kehabisan bahan khotbah, karena jumlah topik terbatas.81

Khotbah dengan topik berseri akan sangat membantu gereja mencapai

pertumbuhan rohani, sehingga gereja memiliki rencana untuk menentukan tujuan

dan fungsi dari setiap topik khotbah yang akan disampaikan kepada jemaat. Dengan

menentuan topik khotbah berseri ini, akan menolong gereja yang menginginkan

pertumbuhan rohai jemaat dan juga membantu pengkhotbah untuk menyampaikan

khotbahnya lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan jemaat dan tetap fokus pada

Yesus Kristus sebagi isi dan pusat dari pemberitaan firman yang disampaikan.82

80
Yosua Sibarani, 60.
81
Mortan Sibarani, 93-94.
82
Wilis Wihartati, Pengaruh Penyampaian Khotbah Topik Berseri Terhadap Pertumbuhan rohani
Jemaat di GBI Jelambar Timur,Tesis 2019,3.

37
Khotbah berseri membuka topik untuk dapat dikembangkan, untuk belajar

lebih banyak prinsip, menggali teologi lebih dalam, menjawab lebih banyak

pertanyaan, menjelaskan lebih terperinci, menemukan contoh yang lebih banyak,

Dapat diaplikasikan dalam kehidupan dan berlandaskan banyak bagian Alkitab.

Keluasan dan kedalaman dan fokus semacam ini dapat mengubah paradigma dalam

kehidupan. 83

Dengan demikian maka peneliti akan menggunakan modul Tipe khotbah

topikal dengan mengikuti pola seperti yang disampaikan oleh Mortan Sibarani,

yaitu dengan ciri-ciri khotbah sebagai berikut : (a) Keutuhan, yaitu memiliki satu

kesatuan thema yang tidak terpisahkan dan berkaitan satu sama lain, misalnya

khotbah dengan topik untuk tujuan agar jemaat termotivasi membaca Alkitab, maka

pengkhotbah perlu menjelaskan tentang dasar keselamatan dan Firman yang

menjadi manusia, yaitu Yesus Kristus, dan Firman yang juga adalah perkataan

Tuhan, yang membuat kita mengenal Tuhan dan apa yang Tuhan kehendaki dari

kita. (b) Bagian-bagiannya berkaitan satu sama lain,setiap bagian merupakan

turunan dari topik yang akan diajarkan, contohnya perubahan perilaku, hal ini tidak

dapat dipisahkan dari mulainyakita membaca Alkitab dan diikuti dengan hidup

yang berdoa, memuji dan menyembah dan mengasihi sesama, maka proses

perubahan perilaku akan terjadi. (c) Tekanannya semakin meningkat, adalah

semakin dalam dan detail menjelaskan topik khotbah yang akan disampaikan,

misalnya tentang berdoa, memuji dan menyembah, pengkhotbah harus menjelaskan

83
Haddon Robinson and Craig Brian Larson, The Art and craft of Biblical Preaching ; Sumber
Lengkap Untuk Komunikator Masa Kini-Jilid 2 (Malang: Literatur SAAT,2012),500.

38
tentang arti doa, pujian dan penyembahan dan mengapa harus berdoa, memuji dan

menyembah, sehingga jemaat semakin dalam untuk memahami topik ini.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yang pertama diambil dari

penelitian dengan judul “Pengaruh khotbah gembala terhadap pertumbuhan rohani

jemaat Gereja Pentekosta di Indonesia jemaat Tamanan, Bondowoso, Jawa

Timur”. 84

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kajian literatur, jenis

penelitian kualitiatif. Penelitian ini membuat sebuah gambaran kompleks, meneliti

tentang bagaimana peranan khotbah gembala sidang dalam pertumbuhan

kerohanian.

Dari hasil penelitian ini dhasilkan bahwa pertumbuhan rohani jemaat dapat

terjadi disebabkan ada tiga faktor, yaitu yang pertama, pemahaman gembala sidang

GPdI Tamanan mengenai khotbah yang baik, menjadikan progresitas pertumbuhan

rohani jemaat di GPdI Tamanan berkembang secara signifikan. Hal tersebut dapat

dibuktikan dengan lebih dari sembilan puluh persen (sangat tinggi) jemaat GPdI

Tamanan mengenal kebenaran Alkitab.

Kedua, jemaat dapat mengenal kebenaran dari khotbah gembala sidang

GPdI Tamanan dibidang pendahuluan. Pertumbuhan rohani jemaat dapat dilihat

lebih dari sembilanpuluh persen (sangat tinggi) jemaat telah mengerti makna

kebenaran Firman Tuhan melalui khotbah gembala; baik makna kebenaran dimasa

84
Dwi Setio Budiono Santoso, 91.

39
lampau maupun kebenaran yang dihubungkan pada saat ini dengan benar.

Ketiga, jemaat dapat mengerti untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah.

Keempat, dengan khotbah gembala sidang dibidang aplikasi, jemaat GPdI Tamanan

dapat mempraktekan Firman yang telah disampaikan, hal ini terlihat lebih dari

delapan puluh persen jemaat dapat mengaplikasikan kebenaran Firman dalam

kehidupan sehari-harinya.

Kesimpulan dalam penelitian ini dapat dilihat melalui hasil angket bahwa

sebesar lebih dari delapan puluh persen khotbah yang meliputi pendahuluan, nats

Alkitab, makna dan aplikasi memengaruhi pertumbuhan kerohanian jemaat GPdI

Tamanan. Bila dipersentase tersebut dinilai dengan skala kriteria, maka diperoleh

kriteria “sangat tinggi”. Ada beberapa hal yang dapat diimplikasikan, seperti:

mempertahankan apa yang telah dilakukan, tetapi lebih baik gembala sidang lebih

progresif, supaya mencapai pertumbuhan rohani jemaat dengan maksimal; gembala

sidang lebih kreatif atau bila mungkin lebih inovatif dalam mempersiapkan

khotbahnya ditahap pendahuluan, supaya jemaat yang kurang lebih sepuluh persen

dapat terkontruksi dalam pokok-pokok khotbah; gembala sidang GPdI Tamanan

lebih progresif dalam mempelajari teks dan konteks nats Alktiab (hermeneutika),

supaya jemaat yang sekitar duapuluh lima persen dapat mengetahui dan mengerti

dengan jelas latar belakang nats Alkitab dengan baik danbenar.85

Bila dibandingkan dengan penelitian yang peneliti lakukan, terdapat

relevansinya, antara lain yang pertama adalah bahwa obyek yang diteliti adalah

85
Dwi Setio Budiono Santoso, 95-96.

40
mengenai pertumbuhan rohani jemaat. Kedua adalah faktor gereja yang dalam hal

ini diwakili oleh gembala selaku pemimpin rohani, mengambil inisiatif untuk

mengadakan atau melakukan suatu cara atau Tipe guna berdampak pada

pertumbuhan rohani jemaat.

Perbedaan penelitian ini adalah, penelitian di atas menekankan pada cara

gembala menyampaikan khotbah secara baik dan sistematis untuk meningkatkan

pertumbuhan rohhani jemaatnya, sedangkan pada penelitian ini peneliti

menekankan pada Tipe yang dilakukan, dalam hal ini peneliti lebih menekankan

pada topik khotbah yang berdampak pada pemahaman jemaat akan firman Tuhan,

sehingga berdampak pada pertumbuhan rohani mereka.

Hasil yang didapatkan dari kedua penelitian ini adalah sama, yaitu

pertumbuhan rohani jemaat meningkat terlihat dalam hasil penelitian.

Penelitian relevan yang kedua adalah dari penelitian yang ditulis oleh Wilis

Wihartati, dengan judul, Pengaruh Penyampaian Khotbah Topik Berseri Terhadap

Pertumbuhan rohani Jemaat di GBI Jelambar Timur, Tesis 2019, yang meneliti

pertumbuhan rohani jemaat melalui penyampaian khotbah topik berseri yang

memberikan pembahasan secara mendalam tentang Firman Allah yang bertujuan

mendidik jemaat memahami kebenaran dan melakukannya dalam kehidupan

mereka. Penekanan dan unsur terprnting dalam penelitian ini adalah faktor

pengkhotbah, dalam hal persiapan khotbah, penguasaan materi dan kepercayaan

diri yang mengakibatkan khotbah topik berseri tersampaikan dengan baik kepada

jemaat, sehingga jemaat mengalami pertumbuhan rohani dengan adanya perubahan

41
perilaku akibat pengetahuan akan kebenaran Firman Allah.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah peneliti fokus kepada topik dari

khotbah yang disampaikan yang diharapkan berdampak pada pertumbuhan rohani

jemaat, sedangkan dalam penelitian Wilis. Wihartati penekanannya pada

penyampaian khotbah oleh pengkhotbah yang merupakan faktor penting yang

menjadi aspek penelitiannya.

Perbedaan kedua adalah dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian

dengan menggunakan metode kualitatif, tetapi penelitian Wilis Wihartati,

menggunakan metode kuantitaitf dan yang menjadi parameter adalah cara

penyampaian pengkhotbah dalam menyampaikan khotbah86. Untuk hasil dari

penelitian ini Wilis Wihartati menghasilkan adanya faktor penyampaian khotbah

topik berseri terhadap pertumbuhan rohani jemaat mempunyai persentase yang

besar. Sedangkan dalam penelitian ini, menggunakan metode kualitatif, dengan

wawancara narasumber yang mengalami setelah dlakukannya Tipe khotbah topikal,

dan memperlihatkan adanya pertumbuhan rohani.

86
Wilis Wihartati, 80.

42
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif dengan detesis penelitian yang akan dilakukan meliputi: metode

penelitian, jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, sampel sumber data

penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik analisa data.

Dalam penelitian ini, peneliti tidak meneliti sendiri, tetapi didukung oleh

tim yang ikut dalam penelitian ini, yang peneliti anggap sebagai anggota jemaat dan

pelayan yang sudah senior, sehingga dapat juga memberi masukan, mengorekasi

dan juga ikut memonitor perkembangan dalam hal penelitian terhadap jemaat GBI

Jl.Jatiluhur.

A. Jenis Metode dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, hal ini

didasarkan pada fokus atau rumusan yang muncul dalam penelitian ini yang

menuntut peneliti untuk memahami dan menjelaskan masalah yang menjadi fokus

penelitian ini sehingga dapat mengungkap fakta, keadaan, fenomena, data, keadaan

yang terjadi, saat penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya.

Metode penelitian ini adalah jenis kualitiatif, karena dalam penelitian ini

hanya mengkaji pada satu objek penelitian. Penelitian kualitatif yaitu penelitian

yang digunakam untuk memilih pada kondisi objek yang alamiah, maksudnya

43
adalah usaha untuk memahami secara mendalam kondisi di lapangan berdasarkan

data yang diperoleh,87 dengan tujuan dapat membantu peneliti dalam pengamatan,

menghayati, merenungkan fenomena di lapangan serta untuk memberikan

gambaran secara detail tentang bagaimana efektifitas dari program kerohanian yang

dilakukan oleh GBI Jemaat Jl.Jatiluhur dalam meningkatkan pertumbuhan rohani

jemaat.

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap suatu permasalahan untuk

mendapatkan informasi, yang dituangkan dalam bentuk deskripsi melalui kata-kata

yang tertulis dan juga bahasa. 88

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus, yaitu penelitian

yang dilakukan dengan menggali sebuah peristiwa atau kasus, melalui

pengumpulan informasi secara detail dengan prosedur pengumpulan data.89

Penelitian studi kasus ini berupa penelitian yang mendalam terhadap individu

maupun kelompok.90

Penelitian deskriptif menurut Nana Sudjana dan Ibrahim adalah penelitian

yang berusaha menjelasakan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat

sekarang.91 Dalam hal ini adalah menjelaskan kondisi kurang bertumbuhnya

87
Suharsimi Arikunto dan Ahmadi, Metode Penelitian, (Jakarta, Rajawali Press, 1997), 7.
88
Lexy J Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Karya, 2007,6.
89
S. Wahyuningsih, Metode Penelitian Studi Kasus, Madura: UTM PRESS,2013, 3.
90
E, Murdiyanto, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Lembaga penelitian dan Pengabdian
pada Masyarakat UPN VETERAN,2020,32.
91
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Jakarta; Rajawali Press, 1995,
64

44
kerohanian jemaat secara signifikan dilihat dari lamanya mereka beribadah, dan

peristiwa serta kejadian yang mendukung terhadap kondisi jemaat GBI Jemaat

Jl.Jatiluhur, Jakasampurna, Bekasi Selatan. Sedangkan tipe penelitian yang

digunakan adalah studi kasus. Studi kasus yang diteliti adalah tentang bagaimana

khotbah topikal berdampak pada pertumbuhan rohani jemaat, dan penelaahnya

kepada dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail, dan komperhensif kepada

jemaat setelah dilakukannya Tipe teresbut.92

Untuk pengumpulan data atau informasi akan dilakukan dengan observasi

dan wawancara terstruktur. Hal ini dilakukan peneliti agar memperoleh gambaran,

data-data dan penelitian yang terarah mengenai GBI Jemaat Jl.Jatiluhur,

Jakasampurna, Bekasi Selatan.

B. Lokasi dan Waktu penelitian

Tempat Penelitian adalah di Jemaat GBI Jl.Jatiluhur, Jakasampurna, Bekasi

Barat.Waktu Penelitian adalah selama 5 ( lima) bulan, yaitu dari bulan 09 Januari

2022 sampai 22 Mei 2022.

1. Sejarah Gereja

Jemaat GBI Jl.Jatiluhur dimulai beribadah pada tanggal 27 Agustus 2017,

dengan jumlah jemaat kurang lebih 30 Kepala Keluarga (KK) atau kurang lebih 100

jiwa jemaat, yang terdiri dari rentang usia anak sampai orang tua ( 4 tahun – 65

tahun), dan berasal dari berbagai latar belakang suku, status sosial dan pendidikan.

92
Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung,; Rosdakarya, 2008, 201

45
GBI Jemaat Jl.Jatiluhur merupakan gereja cabang di bawah pembinaan Rayon 5

(GBI Jl.Jend.Gatot Subroto) dan BPD Bekasi (Sinode GBI).

Dalam kegiatan rohani yang diadakan setiap minggu adalah Ibadah Raya

setiap hari Minggu, jam 09,00. Kegiatan diluar Ibadah adalah Ibadah Cool

(Komsel), yang pada masa pandemi ini digabungkan seluruh jemaat untuk

mengikuti Cool (Komsel) dengan cara online setiap hari Jumat, jam 19.00-21.21.00.

Setiap hari ada doa pagi jam 05.00-06.00 hari Senin – Jumat dan Sabtu diadakan

doa dan puasa, yang mengundang seluruh pelayan dan jemaat, sekaligus untuk

mempersiapkan pelayanan untuk Ibadah raya hari Minggu. Dalam pelayanan

kategorial, Jemaat GBI Jl.Jatiluhur memiliki pelayanan Sekolah Minggu, Remaja

dan Pemuda, Dewasa Muda, Kaum Ibu dan Kaum Bapak.

Selain itu, sebagai bagian dari gereja Rayon 5 (GBI Jl.Jend Gatot Subroto),

mempunyai program KOM (Kehidupan Orientasi Melayani) seri 100,200,300 dan

400, yaitu bahan pengajaran atau pemuridan untuk memperlengkapi jemaat untuk

dapat melayani. Dalam menjalankan aktifitas pelayanan, Gembala dibantu oleh

para diaken dan diakones, yang bertugas membantu pelayanan pada ibadah hari

Minggu. Untuk masing-masing pelayanan kategorial Sekolah Minggu, Remaja dan

Pemuda, Dewasa Muda, Kaum Ibu dan Kaum Bapak, Gembala dibantu oleh para

Koordinator masing masing kategori pelayanan.

2. Visi dan Misi GBI Jemaat Jl.Jatiluhur


Visi GBI Jemaat Jl.Jatiluhur :

46
Melakukan dan menyelesaikan Amanat Agung Tuhan Yesus sesuai Matius

28:19-20, yaitu:

a. Menyelamatkan jiwa-jiwa diluar Kristus, mencari dan membawa jiwa-jiwa

Kristen yang terhilang kepada Tuhan.

b. Memuridkan jemaat sesuai Firman Tuhan,dengan pengajaran dan teladan.

c. Membangun karakter jemaat untuk menjadi serupa karakter Kristus.

d. Mengutus jemaat untuk melayani dan menjangkau jiwa untuk diselamatkan

3. Struktur GBI Jemaat Jl.Jatiluhur


Gembala

Koord. Diaken/Diak
Bendahara
Ibadah ones

Koord. Koord. Koord. Dewasa


Remaja dan Koord. Kaum Koord, Kaum
Sekolah Koord. Musik Koord.Cool Koord. KOM
Pemuda muda Bapak Ibu
Minggu

Gambar 3. 1 Struktur GBI Jemaat JLJatiluhur

a. Tipe Pelayanan GBI Jemaat Jl.Jatiluhur

1) Ibadah Minggu sekali ibadah Jam 09.00-11.00

2) Doa Pagi jam 05.00-06.00, setiap hari Senin- Jumat dan Sabtu disertai

dengan puasa.

3) Komsel / Cool untuk setiap kategori dan wilayah, setiap Jumat, Jam.19.00-

21.00

47
4) Doa Pengerja setiap bulan, hari Kamis minggu pertama, jam 19.00-21.00

4. Lokasi GBI Jemaat Jl.Jatiluhur

Lokasi Jemaat GBI Jl.Jatiluhur, berlokasi di Jl. Jatiluhur Raya No.59D,

Kelurahan Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi.

C. Subjek dan Obyek Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian diperlukan sumber data yang sesuai dengan

kebutuhan penelitian. Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data

diperoleh.93 Nana Sudjana dan Ibrahim mengemukakan bahwa, populasi

merupakan seluruh sumber data yang memungkinkan memberikan informasi yang

berguna bagi masalah penelitian. Populasi dapat berupa orang, nilai, barang atau

benda lainnya yang dapat dijadikan objek penelitian. 94 Dalam penelitian ini terdapat

subjek yang akan menjadi sasaran peneliti yaitu jemaat di GBI Jemaat GBI

Jl.Jatiluhur, yaitu Bapak Fery Wullur (52 Tahun), sebaai perwakilan Kaum Bapak,

Ibu Rosinar ( 52 Tahun), sebagai perwakilan Kaum Ibu, Adri ( 22 Tahun), sebagai

perwakilan Dewasa Muda, Valentino Gultom (18 Tahun) dan Grace Trinita Sitorus

( 20 Tahun), sebagai perwakilan Pemuda/Remaja.

Objek penelitian adalah Tipe khotbah topikal yang berdampak pada

pertumbuhan rohani jemaat. Adapun jadwal dan topik hotbah yang akan diberikan

93
Suharsimi Arikunto, 172
94
Nana Sudjana, 84

48
dalam ibadah minggu dalam periode 09 Januari 2022 – 22 Mei 2022, adalah sebagai

berikut :

Tabel 3. 1 Jadwal dan Topik Khotbah dalam Ibadah Minggu Periode 09


Januari-22 Mei 2022

Tanggal Topik Khotbah

Membaca dan mempelajari Alkitab setiap hari

09-Jan-22 Keselamatan

16-Jan-22 Firman Tuhan pedoman hidup

23-Jan-22 Menjadi pelaku Firman

Berdoa, menyembah Tuhan setiap hari,

27-Feb-22 Pujian dan Penyembahan

06-Mar-22 Doa adalah hubungan dengan Tuhan

27-Mar-22 Menjadi pemenang

Dalam bersaksi dan memenangkan jiwa

03-Apr-22 Pertumbuhan rohani

10-Apr-22 Memenangkan jiwa

17-Apr-22 Hidup menjadi saksi

Mengalami perubahan perilaku

24-Apr-22 Hidup yang berubah untuk berbuah

01-May-22 Menjadi serupa Kristus

Memiliki kesetiaan dalam pelayanan

08-May-22 Melayani bukan dilayani

49
22-May-22 Setia dalam melayani

D. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Sebagai

instrumen dalam penelitian ini, yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan data

dengan cara wawancara atau bertanya, meminta, mendengar, mengamati.

Instrumen lain yang dipakai peneliti untuk mendukung pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah alat-alat tulis, alat perekam suara melalui zoom, whatsapp dan

google docs.

E. Sumber Data

Sumber data yaitu dari mana data itu diperoleh, yang menjadi subjek

penelitian ini adalah :

1. Sumber data primer, yaitu data dari hasi wawancara yang diperoleh langsung

dari jemaat GBI Jl.Jatiluhur, yaitu Bapak Fery Wullur (52 Tahun), sebaai

perwakilan Kaum Bapak, Ibu Rosinar ( 52 Tahun), sebagai perwakilan Kaum

Ibu, Adri ( 22 Tahun), sebagai perwakilan Dewasa Muda, Valentino Gultom

(18 Tahun) dan Grace Trinita Sitorus ( 20 Tahun), sebagai perwakilan

Pemuda/Remaja.

2. Sumber data sekunder yaitu sumber data pelengkap yang mendukung dalam

penelitan ini. Peneliti mendapatkan data melalui sumber buku-buku serta

jurnal, tulisan dalam literatur pustaka tentang pertumbuhan rohani dan tentang

khotbah topikal untuk mendukung penelitian ini.

50
F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Untuk memperoleh data atau

informasi yang sesuai dengan penelitian, peneliti menggunakan metode

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi atau Pengamatan

Observasi yaitu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan

pengamatan mengenai kenyataan suatu gejala, fenomena dan belajar melalui

perilaku dan makana dari perilaku tersebut.95 dengan bantuan media sosial seperti

whatsapp dan google form.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur atau

partisipasi aktif. Jadi observasi berkembang sewaktu peneliti melakukan kegiatan

penelitian. Sedangkan pada observasi aktif, peneliti lebih menonjolkan perannya

sebagai peneliti atau pengamat pada obyek observasi. 96 Dalam hal ini peneliti

mengadalan penelitian melalui pertanyaan wawancara yang sudah dipersiapkan

sebelumnya, tetapi dalam perjalannya peneliti mengembagkan pertanyaan menjadi

lebih detail untuk mendalami terhadap jawaban responden.

95
Sugiyono,Metode Penelitian Manajemen,Alfabeta, 2018, 377
96
Sugiyono, 378-380

51
2. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan jalan bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab. 97 Dalam penelitian ini peneliti mengadakan

interview dengan menggunakan aplikasi zoom dan direkam serta dicatat dalam

google docs hasil tanya jawab peneliti dan responden. Data tersebut akan digunakan

dalam menyusun verbatim dan akan digunakan untuk pembahasan dan analisa data,

karena memang salah satu fungsi wawancara adalah sebagai penunjang instrumen

yang lain dari pengumpulan data.

Untuk mendapatkan gambaran tentang pertumbuhan rohani jemaat GBI

Jatiluhur, setelah diadakannya Tipe khotbah topikal dalam khotbah dalam ibadah

raya setiap minggu, maka peneliti mengadakan wawancara melalui zoom,

wawancara akan dimulai dari tanggal 09 Juni 2022 – 16 Juni 2022, dan hasil dari

wawancara ini selanjutnya akan dibuat dalam bentuk verbatim untuk diproses.

Adapun peneliti membuat daftar pertanyaan wawancara yang berkaitan

dengan khotbah topikal yang dilakukan dalam ibadah raya setiap minggu yang

dijadwal mulai 09 Januari – 22 Mei 2022, berdampak pada pertumbuhan rohani

jemaat, yang dibandingkan dengan hasil pra penelitian sebelum diadakannya

khotbah topikal. Pertanyaan yang dibuat adalah untuk menjadi acuan, tetapi tidak

menutup kemungkinan bila ada pertanyaan yang berkembang sesuai dengan proses

wawancara, pertanyaan wawancara tersebut adalah :

97
Sugiyono, 384

52
Untuk Khotbah dengan topikal :

a. Apakah khotbah topikal yang disampaikan dalam ibadah setiap Minggu,

dapat anda pahami ?

b. Apakah khotbah dengan topik tertentu, yang disampaikan dalam ibadah

raya setiap hari minggu, membuat anda ingin membaca Alkitab dan

merenungkan Firman Tuhan?

c. Apakah khotbah dengan topik tertentu, yang disampaikan dalam ibadah

raya setiap hari minggu, dapat memotivasi anda untuk saat teduh dengan

berdoa, memuji dan menyembah Tuhan?

d. Apakah khotbah dengan topik tertentu, yang disampaikan dalam ibadah

raya setiap hari minggu, dapat memotivasi anda untuk menyaksikan kasih

Tuhan Yesus yang sudah menyelamatkan anda?

e. Apakah khotbah dengan topik tertentu yang disampaikan dalam ibadah raya

setiap hari minggu dengan topik tertentu, memotivasi anda untuk mengubah

cara pandang dan perilaku ke arah yang lebih baik?

f. Apakah khotbah dengan topik tertentu yang disampaikan dalam ibadah raya

setiap hari minggu, memotivasi anda untuk setia melayani Tuhan dalam

ibadah atau pelayanan lain di lingkungan jemaat?

Untuk Meningkatkan Pertumbuhan rohani jemaat :

g. Menurut anda apakah khotbah dengan topik tertentu, yang disampaikan

dalam ibadah raya setiap hari minggu, berdampak pada pertumbuhan rohani

anda?

53
3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan suatu peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

dapat berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita,

biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen gambar misalnya foto, gambar hidup,

sketsa. Dokumen karya monumental dari seseorang, misalnya karya seni, berupa

gambar, patung, film dan lain-lain. 98 Dalam hal ini, peneliti mendokumentasikan

hasil wawancara berupa bentuk rekaman zoom dan google docs serta video youtube

khotbah yang dapat diakses melalui link oleh pembaca dalam lembar lampiran.

G. Teknik Analisa Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis

data-data tersebut. Analisa data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisirkan ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar. Penelitian

ini merupakan penelitian kualitatif, maka dalam menganalisa data yang terkumpul

peneliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Oleh karena itu, analisis

deskriptif ini dimulai dari teknik klasifikasi data.99 Analisa yang dilakukan dalam

penelitian ini dengan mengambil data verbatim dari setiap responden dan

menjabarkannya dalam setiap item yang ditentukan untuk dapat menjawab sesuai

dengan pertanyaan penelitian.

98
Sugiyono, 396.
99
Lexy J. Maleong, 103.

54
Dengan adanya metode deskriptif kualitatif, maka teknik analisa data

dilakukan melalui 3 tahapan yaitu:

1. Reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data mentah atau data kasar

yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dari data narasumber

yang ada maka peneliti mengambil narasumber dengan cara perwakilan jemaat

yang mewakili unsu Kaum Bapak, Kaum Ibu, Kaum Dewasa muda dan

Pemuda/remaja.

2. Penyajian data, yaitu penyusunan informasi yang kompleks ke dalam suatu

bentuk yang sistematis, sehingga menjadi lebih selektif dan sederhana serta

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan data dan

pengambilan tindakan. Data yang disajikan dalam penelitian ini dalam bentuk

verbatim yaitu hasil wawancara yang dikaitkan antara narasumber dan

pertanyaan yang adam sehingga membentuk suatu matriks yang berhubungan

satu sama lain.

3. Kesimpulan, yaitu merupakan tahap akhir dalam proses analisa data, pada

bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah

diperoleh.100 Setelah data terkumpul dan hasil daari verbatim diuraikan dalam

hasil temuan penelitian, maka dari situ didapat suaatu kesimpulan dari hasil

penelitian ini.

100
Husaini Usman dan Purnama Setiadi, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta, Bumi Aksara,
2000), 86.

55
H. Validasi dan Reliabilitas Data (Uji Keabsahan Data)

Dalam penelitian ini, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak

ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya

terjadi pada obyek yang diteliti. Pengujian validitas atau keabsahan data, meliputi

uji101, antara lain:

1. Perpanjangan pengamatan

Dengan perpanjangan pengamatan akan berdampak pada kredibilitas data.

Peneliti kembali ke lapangan melakukan pengamatan, wawancara dengan sumber

data yang pernah ditemui maupun yang baru. Sehingga hubungan peneliti dengan

narasumber akan terjadi kewajaran dalam penelitian, semakin terbuka, saling

mempercayai, sehingga tidak ada data yang disembnyikan lagi. Kehadiran peneliti

tidak lagi mengganggu perilaku yang dipelajari. Keikutsertaan peneliti sangat

menentukan pengumpulan data.102 Dalam penelitian ini, karena seluruh responden

atau narasumber adalah jemaat GBI Jl. Jatiluhur, maka antara peneliti dengan

narasumber telah saling mengenal dan telah terbuka akses untuk berkomunikasi,

sehingga dalam sesi tanya-jawab tidak terjadi kesulitan, dan semua responden

terbuaka untuk menjawab pertanyaan peneliti, menurut apa yang mereka tahu dan

alami sesungguhnya.

101
Sugiyono, 433.
102
Sugiyono, 436.

56
2. Ketekunan Pengamatan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan. Dengan cara demikian maka kepastian data dan

urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan

meningkatakan ketekunan maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali

apakah data yang telah ditemukan itu benar dan peneliti dapat memberikan detesis

data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. 103Peneliti mengambil

beberapa perwakilan sebagai narasumber untuk dipilih menjadi narasumber, yaitu

yang mewakili dari pemuda remaja, dewasa muda, kaum ibu dan kaum bapak,

sehingga diharapkan dapat mewakili semua lapisan yang ada dalam jemaat di GBI

Jl Jatiluhur.

3. Menggunakan Bahan Referensi

Bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data

yang telah ditemukan oleh peneliti. Data hasil wawancara didukung dengan adanya

rekaman hasil wawancara berupa lembar responses dari jemaat yang ikut

wawancara. Data tentang interaksi manusia atau gambaran suatu keadaan, akan

didukung oleh rekaman, catatan dan foto, sehingga menjadi lebih dipercaya.104

Peneliti melakukan wawancara secara online , yang didukung melalui fasilitas zoom

dan ada yang direkam secara audio visual, dan ada dalam rekaman berbentuk

103
Sugiyono, 437.
104
Sugiyono, 442.

57
tulisan dalam bentuk google docs, dan kemuidan disempurnakan dalam bentuk

word yang akhirnya menjadi bahan untuk membuat verbatim.

4. Pengecekan anggota

Pengecekan anggota ini untuk mengerti siapa saja yang memberikan

informasi dan pandangan tentang penelitian. Para anggota yang terlibat dalam

penelitian ini adalah rekan-rekan terdekat subjek sebagai informan dan anggota

sebagai instrumen penelitian.105Dalam melakukan penelitian peneliti melibatkan

beberapa orang sebagai tim peneliti dan sebagai narasumbernya peneliti mengambil

beberapa orang perwakilan dari Kaum Bapak, Kaum Ibu, Dewasa Muda dan

Pemuda/Remaja.

105
Sugiyono, 443.

58
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam Bab IV, peneliti akan mendetesiskan hasil dari pada pengumpulan

data yang sudah diperoleh peneliti dari berbagai responden atau narasumber. Data

tersebut didapat dari hasil wawancara, yang sebelumnya sudah dilakukan observasi

dalam pra penelitian. Data hasil penelitian dalam Bab IV ini juga untuk menjawab

pertanyaan penelitian pada Bab I.

Dari hasil wawancara terhadap responden yang mewakili jemaat sesuai

daftar pertanyaan-pertanyaan dalam BAB III, maka didapatkan hasil wawancara

sesudah Tipe khotbah topikal mulai dilakukan sejak 9 Januari 2022 sampai dengan

22 Mei 2022, dan hasilnya direkap pada akhir bulan Mei 2022, sebagai periode

untuk keperluan penelitian tesis ini, tetapi sebenarnya Tipe ini berlanjut terus

sampai akhr tahun.

Peneliti melakukan wawancara kepada lima responden sebagai perwakilan

jemaat, yaitu Bapak Fery Wullur (Narasumber A) yang mewakili Kaum bapak,Ibu

Rosinar (Narasumber B) wakil Kaum ibu, Adri (Narasumber C) wakil Dewasa

muda, Valentino Gultom (Narasumber D) wakil Pemuda dan remaja dan Grace

Trinita Sitorus (Narasumber E) wakil Pemuda dan remaja.

Dengan adanya Tipe khotbah topikal apakah berdampak pada pertumbuhan

rohani mereka, yang direalisaikan atau membawa dampak untuk (1) Membaca

Alkitab (2) Berdoa dan memuji dan menyembah Tuhan (3)Menyaksikan kasih

59
Tuhan (4)Adanya perubahan perilaku (5) Semakin setia melayani, dan pertanyaan

apakah mereka mengalami pertumbuhan rohani setelah Tipe ini dilaksanakan.

1. Membaca dan mempelajari Alkitab (Firman Allah)

Menurut responden Bapak Fery Wullur, melalui Tipe khotbah topikal ,

selain menyampaikan ayat Firman Tuhan, juga menyampaikan hal yang

menyangkut kehidupan sehari-hari dan dibawakan secara sederhana, sehingga

membuat semakin semangat untuk memahami isi firman Tuhan dan semakin hari

semakin ingin membaca firman Tuhan itu secara rutin pada pagi hari (A4).

Tetapi menurut Adri khotbah topikal tidak serta merta bisa langsung

dipraktekkan, khususnya dalam hal membaca Alkitab. Contohnya ketika ada

pengkhotbah mengatakan bahwa harus belajar Alkitab agar lebih mengenal Tuhan

dan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan orang yang belum mengerti atau diluar

iman Kristen, perkataan ini membangkitkan motivasi untuk lebih belajar dan

membaca Alkitab, sehingga ada keinginan untuk lebih mendalami Alktab, tetapi

masih belum terlaksana secara rutin, mungkin masih ada proses untuk ini.

Rasa ingin tahu tentang kisah dalam Alkitab yang menginspirasi secara

pribadi misalnya dari kisah Daud, ketika anaknya sakit dan akhirnya mati, setelah

itu dia pulang dengan senangnya dan tidak sedih lagi. Jadi hal yang dapat diambil

dari kisah itu adalah tidak harus kecewa sama Tuhan bila doa tidak dijawab. Artinya

secara tidak langsung kerinduan untuk membaca Alkitab, yang merupakan proses

dalam diri, sedang dikerjakan Roh Kudus, sehingga mendorong diri sendiri untuk

membaca Alkitab secara teratur (C4).

60
Menurut Ibu Rosinar khotbah yang disampaikan setiap hari Minggu itu

membuat atau memotivasi untuk semakin ingin membaca Alkitab dan

merenungkannya lebih dalam lagi, alasannya karena ingin semakin mengerti dan

keinginan untuk lebih dalam lagi menggali firman Tuhan , membuat semakin

mencari Tuhan lebih dalam lagi dan semakin mau lebih mengenal Tuhan lebih dekat

lagi. mulai atur waktu untuk membaca Alkitab, malam sebelum tidur dan ketika

bangun pagi dari jam 05.00 sampai jam 06.00 sebelum berangkat kerja rutin baca

firman Tuhan, dari bahan bacaan Alkitab setiap hari yang diberikan setiap minggu

itu baca setiap pagi dan kalau malam mulai dari Kitab Kejadian.

Dari bacaan rutin setiap pagi itu banyak yang dapatkan dari firman Tuhan

itu, sehingga jadi cermin bagi kehidupan, dan apabila itu teguran berarti agar

memperbaiki diri dan apabila itu nasehat, menjadi motivasi ingin lebih mendalam

untuk mengerti firman Tuhan. Jadi dengan membaca firman Tuhan itu tahu apa

maksud yang mau Tuhan sampaikan kepada (B4).

Menurut Valentino Gultom, khotbah topikal yang disampaikan setiap

ibadah hari Minggu tidak secara langsung membuat ingin membaca Alkitab secara

rutin, tetapi ada keinginan untuk memulai baca, walaupun belum teratur, tapi ada

beberapa hari dalam seminggu. Tetapi pengaruh khotbah yang disampaikan setiap

hari Minggu itu menadi ada keinginan lebih lagi mendalami Firman dan tetap

mencoba perlahan untuk rutin membaca Alkitab. Masih ada juga kendala membaca

Alkitab secara rutin,dalam mengatur waktu, terutama waktu belajar dan

sekolah(D4).

61
Khotbah topikal yang disampaikan setiap hari Minggu, menurut Grace

Trinita Sitorus berdampak pada karena Firman yang disampaikan banyak yang

belum didengar seperti khotbah-khotbah di YouTube, sehingga menambahkan

iman untuk membaca Firman, dan juga sering mendapat teguran dari Firman yang

disampaikan dari setiap hari Minggu itu. Untuk membaca firman Tuhan atau

Alkitab sudah dilakukan tetapi belum secara rutin, tetapi keinginan hati besar untuk

melakukannya dengan rutin, dan orangtua juga menasehati untuk setiap pagi

melakukan saat teduh (E4).

Dengan Tipe khotbah dengan topik tentang Firman Tuhan, membuat jemaat

ada yang suka membaca Alkitab dan merenungkan Firman Tuhan secara teratur,

tetapi ada juga yang belum melakukannya secara rutin, atau masih ‘bolong-bolong’,

walaupun sudah ada keinginan untuk itu.

2. Berdoa, mengucap syukur dan menyembah Tuhan setiap

waktu

Menurut Bapak Fery Wullur, Tipe khotbah topikal yang disampaikan

dalam ibadah Minggu sangat memotivasi untuk berdoa, memuji dan menyembah

Tuhan, karena dalam khotbah itu mengajar bagaimana dapat intim dengan Tuhan

sebagai sumber kehidupan dan senakin dekat dalam hadirat Tuhan, dalam doa ,

pujian dan penyembahan, dan karena Tuhan Yesus memberikan sesuatu yang

berarti melalui teladan Tuhan Yesus yang dapat diikuti (A6).

Menurut Adri, untuk berdoa, memuji dan menyembah Tuhan, mempunyai

keinginan dan kerinduan untuk melakukan secara rutin, tetapi masih terkendala

waktu, tetapi menyadari, doa , pujian penyembahan itu maksudnya agar tetap

62
berjaga-jaga dan lebih intim dengan Tuhan, ini harus dilakukan dengan keinginan

dan hati yang terbuka dan tidak bisa dipaksakan. Berdoa, memuji dan menyembah

Tuhan bisa dimana saja karena Tuhan tidak tergantung ruang dan waktu, dan ada

kerinduan, alasannya karena menjadi ketenangan bagi ketika ada kesempatan dalam

memuji dan menyembah Tuhan (C6).

Menurut Ibu Rosinar semakin termotivasi untuk memuji Tuhan setiap hari,

bersyukur akan kasih Tuhan hari lepas hari, menyembah Tuhan, baca firman Tuhan,

semakin diberi semangat. Akibat berdoa, memuji dan menyembah, merubah pola

kehidupan, yang tadinya tidak bisa menahan emosi, dengan rajin membaca firman

Tuhan, menjadi tahu apa yang Tuhan inginkan dalam hidup . Dalam pekerjaan dan

dalam menghadapi berbagai masalah dan persoalan, bisa menyikapinya dan bisa

merubah sikap dan cara berpikir sekarang lebih berhikmat karena firman Tuhan.

Untuk berdoa, memuji dan menyembah Tuhan lebih sering, maka lebih

mendekatkan diri kepada Tuhan dan semakin rindu dan menyampaikan sesuatu

kepada kepada Tuhan dengan doa segala permohonan ucapan syukur dan

menyampaikan isi hati. Waktu-waktu rutin untuk berdoa memuji dan menyembah

Tuhan diadakan tiap malam dan pagi-pagi setelah bangun tidur, ada doa, pujian dan

penyembahan serta membaca firman Tuhan. Di pekerjaan pun siang hari juga ambil

waktu berdoa pada waktu istirahat (B6).

Menurut Valentino Gultom, melalui topik khotbah yang disampaikan

dalam ibadah setiap hari Minggu, sangat mempengaruhi untuk berdoa, memuji dan

menyembah Tuhan, alasannya untuk lebih dekat dengan Tuhan, dan berdoa adalah

berbicara dengan Tuhan, kalau memuji dan menyembah Nya, sekarang sudah mau

63
memulainya dan ada keinginan,walau tanpa alat musik, dan mulai dengan pujian

yang sederhana, sehingga lambat laun akan diajar oleh Roh Kudus untuk lebih

dalam lagi, karena dengan pujian penyembahan itu ada di dalam hadirat Tuhan dan

ada damai sejahtera dan sukacita (D6).

Menurut Grace Trinita Sitorus sangat berdampak pada karena diingatkan

melalui khotbah, tetapi terkadang masih belum teratur, dilakukan pada pagi atau

malam tetapi terkadang tidak baca firman Tuhan. Pola yang dilakukan bisa

langsung berdoa dan baca firman, itupun tidak rutin setiap hari, kendalanya kalau

pagi karena terburu-buru akibat terlambat bangun kesiangan, kalau malam

terkadang ada tugas sehingga tidak terlaksana.

Untuk kedepannya ingin lebih bisa membagi waktu karena menyadari

bahwa datang kepada Tuhan tidak hanya lagi ada masalah saja, tetapi lagi bahagia

juga, dan harus selalu bersyukur. Sadari seharusnya tidak ada yang hari yang

berbeda, semua hari sama dan harusnya tetap selalu datang pada Tuhan berdoa

memuji dan menyembah Nya, serta mendengarkan FirmanNya, jadi harus ada

keseimbangan dalam Tuhan dan kegiatan sehari-hari (E6).

Dengan Tipe khotbah topik pujian dan penyembahan yang disampaikan ,

sebagian besar jemaat dapat melakukan khusunya berdoa, tetapi untuk

memuji,mengucap syukur dan menyembah Tuhan, ada jemaat yang sudah

melakukannya dengan rutin atau setiap waktu, tetapi ada yang belum

melakukannya, tetapi ada keinginan untuk itu.

64
3. Bersaksi dan memenangkan jiwa.

Menurut Bapak Fery Wullur, khotbah dengan topik tertentu, yang

disampaikan dalam ibadah raya setiap hari minggu, dapat memberikan motivasi

untuk menyaksikan kasih Tuhan Yesus, minimal mau mengajak orang atau saudara

yang sudah lama tidak ke gerja untuk datang ke gereja dan mau menceritakan dan

menyaampaikan kebaikan Tuhan kepada orang lain, termasuk berbuat baik dan

mendoakan orang lain, sehingga berdampak pada dengan memberikan kasih Tuhan

Yesus itu kepada orang lain (A8) .

Menurut Adri ada pengaruh dari dari ayat-ayat firman yang disampaikan,

membuat ada keinginan untuk membagi kesaksian, alasannya agar mereka juga

dapatkan hal yang sama dan berbelas kasihan, karena sudah mengalami,dan ingin

ada orang lain juga mengalami, dan ingin bercerita dan sharing walaupun orang itu

kadang tidak bisa menerima masukan, tetapi ada kerinduan buat berbagi (C8).

Menurut Ibu Rosinar khotbah yang disampaikan membuat ada kerinduan

untuk bercerita tentang firman dan kasih Tuhan didapatkan dalam kehidupan sehari-

hari. Awalnya berbincang biasa, tanpa maksud untuk bersaksi, tetapi akhirnya

bercerita, sehingga orang lain mendengar kesaksian-kesaksian. Dampak ketika

menceritakan tentang Yesus atau kasih Tuhan kepada orang lain, berupa mujizat

atau semua yang diterima dari Tuhan baik kepada teman yang kristen atau non-

kristen.

Terjadi perubahan pada mereka yang sebelumnya suka bicara sembarangan,

mulai berubah, yang tadinya suka membicarakan orang lain jadi lebih bisa menjaga,

sehingga di pekerjaan sering disebut Ibu Pendeta, karena menceritakan kasih Tuhan

65
dalam hidup . Demikian juga kepada murid-murid juga disampaikan kalau ada yang

melakukan sesuatu dan berkata yang kurang baik, maka menasehati mereka, agar

tidak boleh berkata seperti itu,karena harus menjadi terang dan teman-teman

banyak yang orang-orang belum percaya, sehingga harus menjadi saksi di manapun

berada. (B8).

Menurut Valentino Gultom dengan adanya khotbah yang disampaikan

setiap ibadah hari Minggu dengan topik tertentu membawa kerinduan untuk

menyaksikan kasih Tuhan Yesus pada orang lain,dengan cara mengajak teman yang

sudah lama tidak beribadah supaya dekat lagi dengan Tuhan, menuju jalan Tuhan.

Walaupun pada awalnya tidak mau beribadah, tetapi karena dinasehati untuk

beribadah, akhirnya mau ikut beribadah, tetapi ada juga orang yang sudah jauh dari

Tuhan, belum mau buka hati, tetapi terus diajak dan didoakan, hal ini salah satu

bukti ada pengaruh dari mendengarkan khotbah, ada kerinduan untuk menyaksikan

kebaikan Tuhan pada orang lain (D8),

Menurut Grace Trinita Sitorus cara menyampaikan kasih Tuhan atau

kesaksian dengan melalui media sosial (Instagram atau WhatsApp), dengan

membagikan ayat firman dan kesaksian rohani dan menceritakan betapa besarnya

kasih Tuhan melalui media sosial supaya mereka juga mengetahui kebaikan Tuhan,

dan juga disampaikan baik kepada teman dari kepercayaan lain.Tanggapan mereka

beragam, ada yang kritis dan juga ada yang menerima, tapi tetap disampaikan agar

mereka mengenal kebenaran (E8).

Dampak dari khotbah dengan topik menjadi saksi, yang disampaikan dalam

ibadah, sudah dapat membawa jemaat untuk menyaksikan kasih Tuhan Yesus yang

66
sudah menyelamatkan mereka, dan meyakini bahwa Yesus adalah jalan, kebenaran

dan hidup bagi semua orang, terlihat dari kesaksian mereka kepada orang yang ada

disekitar mereka, baik dilingkungan pekerjaan, studi, maupun dalam pergaulan

hidup sehari-hari.

4. Perubahan perilaku

Menurut Bapak Fery Wullur, khotah yang disampaikan setiap minggu,

melalui firman yang disampaikan dapat memotivasi untuk merubah perilaku,

dengan mendengar dan mengenal Kristus, sehingga merubah paradigma lama

menjadi baru dan merasa apa yang dilakukan selama ini, hal yang negatif daa tidak

berkenan kepada Tuhan seperti sifat yang kasar dan tidak menjadi teladan dan

tercela sudah ditinggalkan. Kalau dulu cepat marah atau cepat kecewa, tetapi

sekarang sudah bisa menerima dan bersyukur. Sifat kedagingan tidak boleh

menguasai, dengan kuasa Firman itu memberikan perubahan hidup (A10)

Menurut Adri ada perubahan walupun belum banyak dan sifatnya masih

yang kecil, contohnya mulai belajar tepat waktu kalau datang ke gereja, dan

sebenarnya banyak perilaku yang berubah akbat mendengarkan khotbah yang

disampaikan, contohnya bila di jalan terjadi orang yang menyerempet kendaraan ,

sudah bisa untuk menyikapi dengan hati yang lebih tenang (C10).

Menurut Ibu Rosinar khotbah yang disampaikan setiap hari Minggu apakah

mengakibatkan adanya perubahan perilaku, contohnya kalau dengar ada ada orang

lain membicarakan dibelakang sehingga ada perasaan emosi, tapi sekarang tidak

lagi, karena sudah tahu dari firman Tuhan, dan bisa mendoakan. Jadi berpengaruh

67
ketika berubah, maka mereka pun dengan tidak membicarakan orang lain, tetapi

mendoakan mereka (B10).

Menurut Valentino Gultom dengan adanya khotbah yang disampaikan

setiap hari Minggu secara topikal berseri ini membuat adanya perubahan perilaku

yang ke arah yang lebih baik yang alami, contohnya, dulu suka mencuri uang

orangtua , tetapi sekarang sudah tidak melakukan hal itu lagi , setelah sering

mendengarkan khotbah yang disampaikan , artinya ada semacam perubahan

perilaku, akibat adanya khotbah yang didengarkan.

Juga ada perubahan perilaku, kalau dulu, sangat tidak perhatian sama orang

lain, sekarang lebih perhatian, dulunya nggak peduli sama orang lain, atau ‘bodo

amat’ tetapi sekarang ada perubahan menjadi lebih peduli pada orang lain terutama

anak-anak muda, karena juga rindu banyak anak-anak muda yang bisa

diselamatkan, seperti menolong mereka yang jauh dari Tuhan, agar lebih dekat

kepada Tuhan. Dengan adanya khotbah topikal yang didengar setiap hari Minggu

itu berdampak pada ya kepada adanya perubahan perilaku (D10).

Menurut Grace Trinita Sitorus ada perubahan perilakunya ke arah yang

lebih baik, karena lambat laun semakin dewasa dalam rohani dan semakin berpikir

kebenaran dari Tuhan, Contoh dalam kehidupan sehari-hari seperti mulai

mengurangi emosi dan bisa menguasai diri, seperti tidak melawan orang tua dan

lebih memilih untuk tidak bertengkar dengan adik dan kakak. Perubahan lain adalah

lebih mengerti dan mengenal kasih karunia Tuhan, semakin dekat dengan Tuhan

dan semakin bersyukur, dan ada hati berbelas kasihan melihat orang lain (E10).

68
Dengan khotbah topik tentang karakter Kristus yang disampaikan,

umumnya memotivasi jemaat untuk mengubah cara pandang dan perilaku ke arah

yang lebih baik, dari yang suka mencuri, tidak bisa menahan emosi dan membalas

perkataan negatif orang lain, sehingga bisa menahan diri untuk tidak mencuri,

menahan emosi dan melihat dari sisi positif.

5. Memiliki kesetiaan dalam pelayanan.

Khotbah yang disampaikan setiap hari Minggu dalam topik tertentu

memotivasi Bapak Fery Wullur untuk lebih lagi melayani Tuhan. Alasannya

bertumbuh didalam gereja, dan bertemu juga dengan orang lain, yang artinya harus

siap untuk melayani artinya supaya menjadi berkat bagi orang lain. Khotbah itu

memotivasi untuk tidak hanya untuk mendengarkan dan dilayani saja, tapi siap

melayani dengan mengikuti teladan Tuhan Yesus, dan melayani di bidang yang

Tuhan beri.

Melayani juga memberikan contoh sebagai anak-anak Tuhan. Melayani

Tuhan itu harus dengan hati, dan bukan dengan keterpaksaan, tetapi kerelaan dan

ketulusan. Seperti sekarang dengan melayani kaum Bapak, walaupun awalnya sulit

tetapi mau belajar dan jangan sampai putus asa untuk melayani kaum Bapak.

Melalui pelayanan ini, memotivasi untuk lebih semangat lagi dan melayani itu

bukan hanya melayani, tetapi harus menjadi teladan bagi orang-orang lain (A12).

Menurut Adri ada kerinduan untuk melayani dan tetap setia melayani,

artinya tetap terus menerus, walaupun ada saja masalah tetapi itu tidak membuat

mundur, tetapi membuat semakin setia melayani, karena ingin hidup lebih berguna

bagi orang lain (C12).

69
Menurut Ibu Rosinar, setelah mendengarkan khotbah- khotbah, ada

keinginan lebih lagi untuk melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Jadi apapun

yang dilakukan untuk memuliakan nama Tuhan dan dengan waktu-waktu yang ada

ini ingin dipakai untuk melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh dan semakin

lebih mau setia melayani Tuhan karena Tuhan Yesus sudah melakukan yang terbaik

, mengasihi dan sudah memberikan semuanya, cintaNya, anugrahNya dan sekarang

ingin membalaskasih Tuhan. Jadi itulah yang membuat termotivasi untuk

memberikan hidup untuk Tuhan, supaya bisa berarti dan berguna bagi banyak orang

dan untuk memuliakan nama Tuhan (B12).

Menurut Valentino Gultom dengan adanya khotbah yang disampaikan

setiap hari buku, ada kerinduan untuk melayani Tuhan, baik dalam ibadah atau dalm

kegiatan pelayanan lain, karena ingin melayani Tuhan dan juga menjadi berkat bagi

orang lain, dalam pelayanan mau tetap setia yang melayani Tuhan dan bisa jadi

berkat buat orang lain. Khotbah yang didengarkan setiap hari Minggu dengan topik

tertentu membuat kerinduan untuk melayani melayani seperti ibadah atau

pelayanan (D12),

Menurut Grace Trinita Sitorus sangat ingin melayani, dan merasa perlu

meningkatkan iman untuk bisa melayani orang lain, bukan hanya bicara saja.

Melayani dalam hal ini bisa mulai dengan cara sederhana misalnya dengan saling

mengasihi, mendoakan, dan memberi bantuan sebenarnya melayani juga. Dimana

hati mau berbagi kepada orang lain dan memberi perhatian memberkati, termasuk

juga di dalam ibadah, Menurut Grace Trinita Sitorus Sudah banyak keajaiban yang

Tuhan berikan, naka tidak akan menyia-nyiakan Tuhan, yang sudah memberikan

70
berkatNya, artinya sebagai bentuk sikap akibat kebaikan Tuhan, maka juga berbuat

baik dan memberkati banyak orang (E12).

Untuk pertanyaan apakah Tipe khotbah topikal ini meningkatkan

pertumbuhan rohani? Menurut Bapak Fery Wullur, ia dapat mengalami

pertumbuhan rohani dengan adanya perubahan dalam kehidupan dan perilaku dan

juga ingin lebih dekat dengan Tuhan. bertumbuh didalam gereja, dan bertemu juga

dengan orang lain, yang artinya juga harus siap untuk melayani artinya supaya

menjadi berkat bagi orang lain.

Jadi khotbah selain berupa pengajaran tetapi juga praktek kehidupan sehari-

hari mereka mu memberikan sesuatu yang berarti bagi orang yang belum pernah

mengalami, mereka melihat kesaksian hamba Tuhan, sehingga datang ke gereja

dengan semangat mendngarkan khotbah yang disampaikan oleh hamba tuhan tidak

monoton, dengan banyak kesaksiannya. Jemaat mengalami perubahan paradigma

dan diikuti perubahan cara hidup harus ada keseimbangan antara pengajaran dengan

kesaksian hidup. Hal ini juga membawa jemaat ingin memenangkan jiwa dengan

mengajak jiwa-jiwa, supaya mereka juga bisa mengalami seperti yang mereka

dengar dan alami. Faktor cara penyampaian firman Tuhan juga sangat

mempengaruhi jemaat, sehingga sampai dan diterima dengan semangat oleh jemaat

dan mereka semakin mencari Tuhan, dan tidak sabar menunggu hari Minggu (A14).

Menurut Ibu Rosinar, mengalami pertumbuhan rohani, yang terlihat dari

sikap dan paradgma dan ingin lebih dalam dengan Tuhan. Khotbah yang

disampaikan dapat membangun kerohanian, tetapi saran untuk topik Firman

Tuhannya jangan terlalu theologia, tetapi juga harus dapat diaplikasikan untuk

71
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Dampak dalam pertumbuhan rohani ada

dampaknya lakukan ya berarti perlu topik-topik khotbah yang menyentuh

kehidupan jemaat dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga punya pengajaran-

pengajaran, sehingga berakar mendalam, bertumbuh dan berbuah (B14).

Menurut Adri, ya ada, contohnya kalua sekarang, mau ke gereja dari rumah

sudah disetting untuk fokus menyembah dan mendengarkan firman Tuhan, dan

pulang dari gereja ada sesuatu yang didapat buat diri sendiri, dan ada kerinduan

nanti bertemu orang untuk berbagi dan juga terlihat dengan adanya perubahan

perilaku (C14).

Menurut Valentino Gultom, mengalami pertumbuhan rohani, walaupun

belum terlalu terlihat, tetapi sudah ada keinginan dan kerinduan untuk membaca

Alkitab, berdoa dan meuji Tuhan, dan adanya belas kasihan dan perubahan perilaku

dalam kehidupan (D14).

Menurut Grace Trinita Sitorus, mengalami proses pertumbuhan rohani,

sedikit demi sedikit seiring dengan waktu dengan mengikuti ibadah dan

mendengarkan khotbah topical yang disampaikan dan ingin lebih maju lagi

melayani Tuhan (E14).

Khotbah dengan topik melayani, ada yang memotivasi jemaat untuk ikut

melayani Tuhan dalam ibadah atau pelayanan lain di lingkungan jemaat,dan

semakin mau setia melayani, tetapi ada jemaat yang belum memahami arti

melayani, karena menurut anggapannya melayani itu harus sama seperti misalnya

pendeta, bisa bicara di depan umum dan kemampuan lainnya.

72
Dari hasil penelitian dapat dijadikan bahan pembahasan dan Analisa sebagai

berikut:

1. Membaca dan mempelajari Alkitab (Firman Allah)

Dari hasil penelitian terkait ada jemaat yang tekun membaca Alkitab sebagai

kebutuhan rohani karena firman Tuhan yang mereka terima memberi makanan

rohani sehingga bertumbuh. Hal ini terjadi karena pemahaman dan pengertian

setiap jemaat akan perlunya Firman Tuhan atas hidupnya, tetapi ada yang belum

menjadikan Alkitab sebagi bacaan yang mereka perlukan walaupun ada keinginan

untuk itu. Hal ini terjadi karena pemahaman dari khotbah yang mereka terima masih

kurang, dan tentu masih memerlukan proses untuk itu. Kebutuhan rohani setiap

jemaat berbeda-beda, untuk itu gereja perlu mengupayakan pemenuhan kebutuhan

rohani tersebut, yaitu mencakup kebutuhan pengetahuan akan kebenaran yang

hakiki tentang Allah dan karya-Nya, jawaban atas pergumulan hidup manusia, pola

dan perilaku kehidupan yang Alkitabiah, dan pemenuhan akan kebutuhan hidup.106

Untuk khotbah topikal, agar dapat memberi pemahaman kepada jemaat

tentang Firman Tuhan, perlu diberikan topik yang dapat memotivasi jemaat, betapa

penting dan bermanfaatnya Firman Tuhan bagi kehidupan sehari-hari, utamanya

dalam menguatkan iman dan memperbaharui cara berpikir, serta memberikan

respon positif ketika mengalami permasalahan dalam hidup, seperti yang dituliskan

oleh James Braga107, tentang menyusun khotbah topikal, dengan menentukan topik

tentang : “Firman Allah adalah terang hidup” , dan tentukan ayat sumber dari

106
Nova Ritonga,Teologi Sebagai Landasan bagi gereja Dalam Mengembangkan Pendidikan
Agama Kristen, STT Mawar Saron Lampung, Jurnal Shanan, 2020,34.
107
James,Braga, 18-19.

73
Alkitab, yaitu Mazmur 119:105. Kemudian topik itu diuraikan dalam bentuk

pertanyaan terhadap topik, yaitu, Mengapa kita perlu Firman Tuhan? Jawaban atas

pertanyaan ini dapat diuraikan menjadi, yang pertama adalah untuk mengenal

Tuhan, karena Tuhan memperkenalkan dirinya melalui ciptaanNya, yaitu alam

semesta dan manusia itu sendiri yang diciptakan serupa dan segambar dengan

Allah. Hal ini ditulis dalam kitab Kejadian pasal 1, yang mengatakan bahwa alam

semesta ini diciptakan oleh Firman, yang keluar dari mulut Allah, sebelum

semuanya ada. Dalam Kitab Yohanes 1:1-2, mengatakan bahwa Firman itu adalah

Allah sendiri. Dari tulisan ini maka kita dapat mengenal siapa Allah yang kita

percayai itu. Kita juga dapat mengenal Allah yang berkuasa (Maz103:19) atas

segala yang ada, di langit, yang berarti surga, di bumi yang berarti seluruh alam dan

ciptaan yang terlihat dan di bawah bumi, berarti segala yang tidak kelihatan, atau

roh. Melalui Alkitab juga kita mengenal, bahwa Allah itu maha pengasih dan

penyayang, panjang sabar dan penuh kasih karunia (Maz 103:8), karena Dia sangat

mengasihi manusia adalah ciptaan yang segambar dengan Dia dan rela mati untuk

menyelamatkan manusia yang berdosa. Di sisi lain Tuhan juga adalah Allah yang

kudus, dan Dia juga mau agar kita orang percaya hidup kudus karena Dia adalah

kudus(1Pet1:16-17). Tuhan yang kita kenal juga adalah Allah yang hidup bukan

Allah yang mati (Yoh11:25), sehingga Dia dapat mendengarkan seruan dan doa kita

serta menjawab dan bertindak karena Dia adalah Allah yang hidup bahkan kekal

sampai selamanya. Melalui FirmanNya, kita dapat mengetahui kehendakNya

(Maz135:6), dengan mengetahui apa yang menjadi kehendak Tuhan dan apa yang

tidak disukai oleh Tuhan, sehingga kita dapat mengambil keputusan yang sesuai

74
dengan kehandak Tuhan. Alkitab adalah tulisan yang diilhamkan Allah memang

bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki

kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2 Tim 3:16).

Akan tetapi peneliti menganggap bahwa dengan adanya keinginan dan

motivasi untuk mulai membaca Alkitab, sudah merupakan suatu bentuk

pertumbuhan rohani, karena proses yang terjadi adalah mulai dari mendengarkan,

yang berarti membuka hati, karena iman timbul dari pendengaran akan firman,

kemudian merenungkan dan melakukannya.seperti dikatakan oleh Stephen Tong,


108
iman di dalam Bahasa inggris adalah fidelity, atau dari kata latin fide, yang

berarti setia kepada kebenaran. Dalam mendengarkan pemberitaan Injil, jemaat

dituntut untuk tetap setia pada kebenaran, sehingga jemaat tidak akan mudah

dilumpuhkan oleh masalah.

Ada empat langkah untuk membuat kita berakar kuat dalam Firman

Allah109, yaitu pertama, menerima Firman (Yak. 1:21), dengan memiliki hati yang

lembut melalui doa agar Firman Tuhan dapat berakar bertumbuh dalam hati kita.

Kedua, merenungkan dan meneliti Firman (Yak. 1:25), artinya melihat dengan

teliti, dan memahami hingga menemukan kedalamannya, seperti berakar dan

merambat ke bawah tanah sampai menemukan sumber air. Ketiga, melakukan

dengan tekun (Yak. 1:25), sehingga berakar dan bertumbuh di dalam iman, dengan

melakukan Firman Tuhan terus menerus sampai menjadi kebiasaan dan karakter.

108
Stephen Tong, Iman, Rasio dan Kebenaran, Surabaya: Momentum, 2018, 69.
109
Eddy Leo, Injil Kerajaan Surga (Seri Kingdom of Heaven), Jakarta: Metanoia Publishing,
2006,2-3.

75
Membuka hati untuk membaca Alkitab yang berisikan firman Allah, maka

ada respon dari hati kita yang membacanya yaitu logos, yaitu firman dalam bentuk

tulisan, akan ditangkap oleh hati dan akan menjadi rhema, dan menjadi iman bagi

kita karena percaya atas firman tersebut, karena firman itu adalah hidup, sehingga

firman itu akan mengubahkan cara pendang yang lama menjadi baru sesuai dengan

cara pandang Tuhan.

Alkitab adalah firman Allah dalam pengertian memberi kesaksian tentang

kebenaran firman Allah, yaitu Yesus Kristus. Firman Allah diwahyukan oleh Allah

sendiri, dan ditegaskan dalam Alkibab, sehingga Alkitab menjadi sumber

legitimasi, karena kesaksian yang lengkap, jelas, dan penuh tentang Allah, tentu

hanya diberikan oleh Allah sendiri (Yohanes 17:17). 110

Alkitab berkata bahwa, “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi

ujungnya membawa maut” (Ams. 14:12). Oleh sebab banyaknya yang salah

melangkah, kita perlu bimbingan firman Tuhan melalui Alkitab, sebab Alkitab

adalah petunjuk jalan kepada kehendak Allah dan sumber kebahagiaan hidup

manusia. “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku”.”111 Dalam

King James Version kata “lamp” menjelaskan bahwa “Firman Tuhan itu menerangi

jalan manusia agar dapat berjalan dalam kegelapan dunia ini, dengan selamat.

Barang siapa memiliki terang dalam langkah kakinya, maka tidak akan tersandung

meskipun kejahatan mengelilingi jalannya (Maz.119:105)”112

110
Eka, Dharmaputera, Penuntun, Buletin Gereja dan Teologi, Vol 1 No 2 ,Jakarta: Gereja Kristen
Jawa Barat, 1995, 123.
111
Kathleen H. Liwijaya Kuntaraf dan Jonathan Kuntaraf, Kitab Ajaib, Bandung: Indonesia
Pubilshing House, 1997, 174.
112
Francis D.Nicho, “Lamp,The Seventh Day Adventists Bible Commentary, ed l, Washington DC:
Review and Herald Publishing Association, 1978,902.

76
2. Berdoa, mengucap syukur dan menyembah Tuhan setiap

waktu.

Menurut analisa peneliti ada jemaat yang sudah berdoa, mengucap syukur

dan meyembah setiap waktu adalah karena doa, memuji dan menyembah

merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari kehidupan orang percaya,

seperti dikatakan oleh J.H Gondowijoyo, 113 seperti anak panah dan busurnya, jika

kita sungguh-sungguh dan beriman melakukannya, seperti anak panah yang

mengenai tepat sasarannya, maka akan terjadi perkara-perkara besar yang mustahil

bagi kita, tidak mustahil bagi Bapa.

Doa, pujian dan penyembahan sudah menjadi kebutuhan bagi mereka untuk

selalu bersekutu dengan Tuhan. Tetapi bagi yang sudah ada keinginan tetapi belum

secara rutin melakukan, disebabkan masih kurang pemahaman, dan ada pergumulan

dengan diri sendiri, merupakan proses yang harus terus diperjuangkan, untuk ini

menurut peneliti, jemaat perlu lebih lagi diberikan penekanan dan pemahaman

dalam khotbah dengan topik doa, pujian dan penyembahan serta praktek untuk

mengajak jemaat lebih banayak ikut dalam kegiatan doa, memuji dan menyembah.

Untuk menentukan topik doa, pujian dan penyembahan, maka topik “Ada

kuasa dalam doa, memuji dan menyembah Tuhan” dengan ayat sumber dari

Yakobus 5:16b, dan Mazmur 22:4. Bagian-bagiannya adalah, doa dimulai dari

proses keintiman dan pengenalan serta pujian pengagungan dan penyembahan

pernyataan hidup yang mengasihi Tuhan (Matius 22:37), dan menjadi sebuah kunci

utama dalam pujian penyembahan. Sebab sentral pujian penyembahan adalah

113
J.H Gondowijoyo, Membangun manusia rohani, Andi Offset Yogyakarta, 2005,175.

77
Tuhan Yesus (Wahyu 5:13), sehingga untuk itu perlu proses waktu untuk lebih

dalam lagi mengenal Tuhan secara pribadi sehingga dapat mengasihi Tuhan. Tidak

bisa dipungkiri banyak orang percaya hanya kelihatan secara lahiriah melakukan

pujian dan penyembahan, namun pada hakekatnya hatinya menjauh dari pada

Tuhan (Matius 15:8).114 Bukti mengasihi Yesus menjadi modal penting hidup

dalam pujian dan penyembahan. Ketika kasih kepada Tuhan Yesus nyata, pastilah

pujian dan penyembahan akan menjadi lebih indah. Tuhan mencari penyembah-

penyembah yang benar yang menyembah dalam roh dan kebenaran (Yohanes

4:23).115

Doa adalah kehendak Allah, melalui doa Allah ingin mendidik kita untuk

mengerti kehendakNya, sekaligus berjalan dalam kehendakNya. Sering kita

memohon atas kedagingan kita, padahal tidak sesuai kehendak Tuhan, tetapi

melalui disiplin doa, Tuhan akan menolong kita mengerti kehendakNya dan tidak

memaksakan kehandak kita (Matius 6:10).116

Doa adalah perintah Tuhan Yesus, karena bukti bahwa kita mengasihi

Tuhan Yesus, adalah menuruti perintahNya (Yoh 14:15), dan salah satu

perintahNya adalah berdoa dengan tekun, sehingga melalui disiplin berdoa, Tuhan

ingin mendidik kita untuk menjadi anak-anakNya yang sungguh-sungguh

mengasihi Allah dan sesama.117

114
Sadhu Sundar Selvaraj, Seni Menyembah, Jakarta: Nafiri Gabriel, 1996, 19.
115
Paulus Kunto Baskoro, Ester Yunita Dewi, Prinsip-Prinsip Hidup Yang Berkenan Di Hadapan
Tuhan Dalam Pujian Penyembahan Menurut 2 Tawarikh 5-7 Dan Aplikasinya Bagi Orang
Percaya Masa Kini, STT Injili Indonesia, Yogyakarta, 2021,118.
116
Eddy Frances, Bertumbuh menuju Kesempurnaan, Yayasan Andi,Yogyakarta,1993,23.
117
Eddy Frances, 24.

78
Doa juga merupakan hak istimewa yang diberikan Tuhan kepada kita (Yoh

1:12), sehingga kita diberi kesempatan untuk berkomunikasi secara langsung

kepada Allah yang menjadi Bap kita, dan tidak terbatas oleh ruang, waktu, situasi

dan kondisi. 118

Manusia pada dasarnya mempunyai naluri untuck mencari Tuhan dan

beribadah serta menyembah. Tanpa beribadah, maka sebuah komunitas tidak bisa

disebut sebagai gereja. Willimon, seorang pendeta Methodist dan professor di Duke

University, dengan tepat mengatakan: “Jika sebuah komunitas tidak beribadah, itu

bukan komunitas Kristen.”119

Manusia adalah makhluk ciptaan, dan mencari penciptanya dan semua

manusia telah diciptakan untuk mencerminkan keberadaannya, dan pada akhirnya

mereka akan mencerminkan apa yang mereka yakini, apakah itu Tuhan yang benar

atau objek lain dalam tatanan ciptaan.” Manusia menyerupai apa yang disembahnya

(Mazmur 135:18).120

Ciri hidup gereja mula-mula, yang dalam kehidupan mereka, yang

mempunyai gaya hidup doa, memuji dan menyembah merupakan ciri kehidupan

rohani mereka, tentu juga melalui kesaksian hidup mereka terhadap orang-orang

yang berada di sekitarnya, sehingga Tuhan menambahkan jumlah mereka yang

diselamatkan (Kis 2::47),

118
Eddy Frances, 25.
119
William H. Willimon, “Jika komunitas tersebut tidak beribadah, maka itu bukanlah komunitas
Kristen.” Worship as Pastoral Care, Nashville: Abingdon, 1979, 20.
120
G. K. Beale, We Become What We Worship: A Biblical Theology of Idolatry. Downers Grove:
InterVarsity, 2008,22.

79
Manusia diciptakan untuk memuji, menyembah dan mengagungkan Tuhan

semesta alam. Pemazmur sendiri menyadari akan pentingnya pujian dan

penyembahan, karena melaluinya, umat Allah mengekspresikan kasih dan

keintiman kepada Allah sebagai bentuk sikap hanya Allah yang berhak menerima

kemuliaan (Maz. 150:3-5).121

Pujian penyembahan bukanlah masalah tempat atau waktu yang tepat, dan

juga bukan kegiatan lahiriah semata yang menuntut terciptanya suasana tertentu,

tetapi terjadi di dalam hati, dan roh setiap orang percaya (Yohanes 4:24).122

Pujian dan penyembahan bukan hanya merupakan suatu gerakan dalam

alam pikiran kita saja tetapi juga merupakan suatu tindakan dalam kehidupan

sehari-hari dan mempengaruhi kehidupan seseorang, untuk seseorang bertingkah

laku yang benar. Pujian dan penyembahan, dapat mempengaruhi terhadap

perubahan gaya hidup dan karakter seseorang mengarah kepada karakter Kristus.

Ketika Tuhan ditinggikan lewat pujian dan penyembahan, maka kuasa-Nya akan

menarik banyak jiwa untuk datang kepada-Nya, dan menyebabkan pertumbuhan

bagi Gereja (Yohanes 12:32).123

Pujian dan penyembahan memiliki peran yang sangat penting dalam ibadah.

Fungsi pujian dan penyembahan dalam ibadah adalah untuk membawa jemaat

masuk dalam hadirat Tuhan dan membuat jemaat menikmati hadirat Tuhan (Maz

22:4), Pujian dan penyembahan yang diurapi mendatangkan suatu pewahyuan

121
Bob Sorge, “Mengungkap Segi-segi Pujian & Penyembahan”, Yayasan Andi Yogyakarta,
1991,1
122
Djohan E. Handoyo, “Praise and Worship”, Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2007, 50.
123
Rinaldy Syah Putra, Pengaruh Pujian Penyembahan Terhadap Perubahan Karakter Jemaat
dan Pertumbuhan Gereja, STT Pelita Kebenaran, Sumatera Utara,2022,3.

80
Allah yang dapat mengubah karakter jemaat untuk menjadi seperti Kristus. Pujian

dan penyembahan yang diilhami oleh Roh Kudus dapat melepaskan karunia-

karunia rohani dan mendatangkan kelepasan, kesembuhan, dan nubuat (Maz

30:2).124

3. Bersaksi dan memenangkan jiwa.

Menurut analisa peneliti mengapa hal ini bisa terjadi, karena mereka

diingatkan sudah mengalami kasih Yesus, dan juga ingin orang lain mengalami hal

sama, dan juga ditugaskan untuk melakukan tugas amanat agung.125 Hal itu terlihat

dari kesaksian mereka, dengan mengajak teman yang sudah jauh dari Tuhan untuk

beribadah, dan ada juga yang menyaksikan firman Tuhan melalui media sosial,

serta menceritakan kebaikan Tuhan kepada orang lain.

Untuk menentukan topik tentang bersaksi, maka dapat dipilih topik

“Menjadi saksi Kristus” dengan ayat sumber dari Matius 28:18-20, daa bagian-

bagiannya adalah gereja mendapat tugas Allah untuk melakukan Amanat Agung,

dan bertanggung jawab untuk memberitakan Injil kepada orang yang belum

diselamatkan (2 Tim 4:2). Gereja bertugas untuk menyampaikan Amanat Agung

itu. Gereja sebagai subjek diutus untuk membagikan keselamatan yang telah

diterimanya dari Tuhan, kepada dunia ini sebagai objek yang berisi masyarakat luas

dengan berbagai macam ragam perbedaan dan kemajemukan didalamnya, tidak

bisa dipisahkan dari hal-hal tersebut.126

124
John MacArthur, “Prioritas Utama dalam Penyembahan”, Bandung: Kalam Hidup, 2001, 151.
125
Peter Wongso, Tugas Gereja dan Misi Masa Kini, Malang : SAAT,1999, 51.
126
Peter Wongso, 129.

81
Orang percaya harus hidup seperti Kristus dalam kekudusan, agar berbeda

dengan dunia ini, dan menjadi teladan, seperti yang dikatakan Paulus ikutlah

teladanku (1Kor 4:16).127 Setiap orang percaya harus menjadi saksi dalam hidupnya

baik sebagai pewarta Injil maupun sebagi teladan dalam kehidupannya. Jhon Stott

mengatakan, “jemaat merupakan suatu tubuh yang melayani, bukan hanya sebagai

wadah untuk bersaksi, tetapi gaya hidup yang melayani dengan penuh kasih itulah

yang menyatakan kesaksiannya di dalam dunia ini (Luk 12:37).128

Penginjilan berarti memberitakan Yesus dengan kekuatan Roh Kudus (Kis

1: 8), sehingga banyak orang percaya kepada Allah melalui Yesus Kristus, dan

menerima Dia sebagai Juruselamat serta melayani Dia, dan pelayanan ini

merupakan kelanjutan misi Yesus di dunia ini, melalui orang percaya untuk pergi

bagi Dia (Mat. 28:19-20).129

Dampak kesaksian pribadi sangat besar bagi orang-orang yang belum

percaya sebab kesaksian pribadi seseorang didapatkan melalui pengalaman-

pengalaman pribadi orang percaya bersama Allah. Setiap orang yang sudah ditebus

dipanggil untuk menjadi saksi bagi Tuhannya. 130 Orang percaya sudah ditebus

dengan darah Kristus yang sangat mahal, untuk itu orang percaya harus menjadi

saksi ditengah-tengah dunia ini menceritakan betapa dahsyat dan betapa hebat Allah

yang disembah. oleh orang yang percaya kepada Kristus. Bersaksi berarti

127
Donal Bridge, Karunia-Karunia Roh dan Jemaat, Bandung: Kalam Hidup, 1982,170.
128
John Stott, Satu Umat, Malang : Gandum Mas, 1990,127.
129
Darmawan, “Jadikanlah Murid”; Riniwati Riniwati, “Bentuk Dan Strategi Pembinaan Warga
Jemaat Dewasa,” in Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Agama Kristen STT Simpson Tahun
2016 Tema: Strategi Pembinaan Jemaat Untuk Meningkatkan Kehidupan Jemaat, Ungaran: STT
Simpson, 2016), 1–13.
130
A,Murray, Membina Iman, Kalam Hidup, 1995,127.

82
menceritakan karya keselamatan Allah kepada semua orang yang belum percaya(1

Pet 1:19).131

Orang percaya harus bersaksi, bukan untuk menceritakan dan memuliakan

diri sendiri tapi membagikan kabar keselamatan di dalam Yesus kepada orang lain

seperti apa yang diajarkan oleh Yesus.. Menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini

kesaksian adalah tanggung jawab yang tidak mudah, khususnya dalam suatu kasus

yang mengakibatkan adanya ancaman dengan hukuman mati 132. Kesaksian berarti

menceritakan pengalaman pribadi yang dikerjakan Kristus atas hidup seseorang

(Matius 28:19).

4. Perubahan Perilaku

Menurut analisa peneliti hal ini terjadi karena mau membuka hati untuk

ditegur dan dikoreksi oleh firman, dan juga ada model yang bisa dicontoh yaitu

Tuhan Yesus, yang sebagai manusia dapat menguasai diri dari berbagai hawa nafsu

dan dosa, serta tentu saja mau dipimpin dan dipenuhi oleh Roh Kudus.

Untuk menentukan topik perubahan perilaku, maka dapat dipilih topik

“Firman Tuhan mengubahkan” dengan ayat sumber dari Yohanes 15:3. Bagian-

bagianya adalah Firman Tuhan juga penting untuk membantu perubahan perilaku

yang berarti bagi jemaat yang mendengarnya. Seperti yang disampaikan Andreas

B. Subagyo, bahwa Pelayanan Firman adalah pelayanan yang penting dalam

131
Prima Hermanugerah, Kelompok Sel Yang Bertumbuh, STAK Diaspora Wamena Papua, Jurnal
Didasko, Volume 1 Nomor 2, Oktober 2021,159.
132
J. D,Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,
2011,340.

83
ibadah, sehingga para rasul ingin memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan

firman (Kis 2:42).133

Hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus adalah orang yang sudah

membiarkan kehendak Allah sebagai pemimmpin dalam hidupnya dalam keadaan

apapun (Galatia 5:25).134 dan dipimpin oleh Roh juga mengandung arti bahwa

Tuhan memimpin ke arah kedewasaan moral dan rohani. 135 Setelah melalui proses

pembentukan dan dimuridkan melalui pendengaran akan firman Tuhan, maka orang

percaya harus mulai belajar hidup sebagai warga Kerajaan Allah selagi masih di

dunia ini. Mulai dari menjaga hati, pikiran, sikap, tindakan, perkataan, perbuatan,

yang semuanya itu sama dengan gaya hidup Tuhan Yesus selama Ia masih di dunia.

Hidup sama seperti Tuhan Yesus adalah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi jika

kita benar-benar ingin menjadi warga Kerajaan Allah, sebab cara hidup seperti

Tuhan Yesus itulah yang dikehendaki oleh Allah Bapa di sorga. Orang percaya

seharusnya memancarkan jati kita sebagai orang-orang yang telah merdeka dari

karakter duniawi (1 Yoh 2:6).136

Keteladaan gembala sangat penting untuk dapat menginspirasi jemaat untuk

merubah perilaku, yaitu melalui keteladanan, misalnya dalam hal tepat waktu dalam

mengikuti ibadah dan kegiatan lain serta tepat janji dalam perkataan. Gembala

jemaat bertanggung jawab atas kesehatan jiwa atau rohani jemaat, sehingga harus

133
Andreas B. Subagyo, Pengaruh Khotbah Dalam Ibadah Minggu Terhadap Kedewasaan Iman,
Bandung: Kalam Hidup, 2000, 7.
134
Manondang Napitupulu, Diktat Yunani 1 dan 2, STT Tawangmangu, 1995,40.
135
Jack Kuhatschek, Hati-hati Penyesat Injil, Jakarta : Perkantas, 1994 ,64.
136
Djuwansah Suhendro P. Stephanus, Mengajarkan Penginjilan sebagai Gaya Hidup Orang
Percaya, STT Kerusso Indonesia, Redominte, Jurnal Pendidikan Kristiani, Bekasi, Vol 1, No 1,
Desember 2019,192.

84
memperhatikan kerohanian jemaat, dan kalau ada jemaat yang sakit, maka gembala

bertugas untuk menyembuhkan jemaat, termasuk dalam perilaku yang kurang

sesuai dengan firman Tuhan (Flp 3:17).

Penyakit rohani harus disembuhkan oleh firman Tuhan, sehingga gembala

harus mengenal kondisi jemaat agar dapat memberi penanganan akibat `kelemahan

dan penyakit` rohani manusia, dengan bersandar pada kekuatan Roh Kudus dan

doa, karena penyakit rohani dan jasmani sering disebabkan oleh dosa, dan hal ini

baru dapat diselesaikan dengan doa dan kekuatan Roh Kudus (Mat.8:17).137

Roh kudus mempunyai peran terhadap perubahan perilaku orang

percaya,melalui kuasanya yang menarangi untuck memahami firman Tuhan. Roh

Kudus menyatakan kebenaran kepada orang percaya, sehingga memampukan orang

percaya mengetahui pengetahuan tentang Allah(Yoh 16:8-10).138 Pengetahuan

seperti ini mengubahkan orang percaya, 139 dan sudah dimulai ketika seseorang

percaya kepa-da Yesus Kristus, dan hal ini dikerjakna oleh Roh Kudus di dalam

hati manusia, 140 dan terus berlanjut sehingga membuat orang yang sudah percaya

kepada Yesus Kristus bertumbuh rohaninya. 141 Selama orang percaya masih hidup,

Roh Kudus membantu orang yang percaya untuk berjalan dalam kebenaran Firman

Allah(Titus 3:5).142

137
Peter Wongso, Theologia Penggembalaan, Seminari Asia Tenggara,1996,12.
138
Joel Beeke, The Holy Spirit and Reformed Spirituality: A Tribute to Geoffrey Thomas, ed. Joel
R. Beeke dan Derek Thomas (Grand Rapids: Reformation Heritage Books, 2013), 54.
139
Arthur W. Pink, The Holy Spirit (Grand Rapids: Baker, 1990), 99.
140
Beeke, 64.
141
Beeke, 54
142
Yuzo Adhinarta, “The Doctrine of the Holy Spirit in the Major Reformed Confessions and
Catechisms of the Sixteenth and Seventeenth Centuries” (Carlisle: Langham Monographs, 2012),
125.

85
5. Memiliki kesetiaan dalam pelayanan.

Menurut analisa peneliti bagi yang sudah melayani dan mau setia berarti

mereka sudah mengerti prinsip melayani, karena melayani adalah kehormatan

bukan beban, dan harus dengan hati yang tulus, tetapi bagi yang belum maka perlu

diberikan khotbah pengajaran pada penekanan bahwa melayani itu sederhana saja,

yaitu prinsip memberi apa yang ada pada kita, contohnya, bantuan, pikiran, waktu

kepada orang lain yang membutuhkan, contohnya di gereja kita memberi waktu,

tenaga dan talenta yang bisa diberikan untuk orang lain diberkati.

Tetapi bila jemaat yang masih belum memiliki kerinduan untuk melayani

Tuhan dan belum mau terlibat dalam pelayanan, adalah karena mereka belum

mencapai kedewasaan rohani, mereka masih dalam proses, mereka masih

membutuhkan pelayanan dari orang lain, ingin dilayani dan belum mau melayani,

karena melayani Tuhan membutuhkan pengorbanan. Orang Kristen yang belum

dewasa secara rohani tidak mau berkorban bagi Tuhan dalam pelayanan,karena

merupakan tanda kedewasaan rohani seorang Kristen. Seorang Kristen dewasa

rohani akan memberikan segala potensi dan talenta yang terbaik yang dimiliki

untuk dipakai dalam pekerjaan Tuhan, karena menyadari bahwa Tuhan telah

terlebih dahulu berkorban dan memberikan yang terbaik bagi dirinya melalui

pengorbanan Yesus di atas kayu salib. Kesadaran inilah yang membuat mau

memberikan seluruh aspek dalam hidupnya untuk dipakai sebagai alat bagi

Kerajaan Surga.143

143
Agung Gunawan, 4.

86
A. Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini memperlihatkan, bahwa secara umum jemaat

mengalami apa yang disebut dengan pertumbuhan rohani, yang terlihat dari hasil

wawancara, yaitu ada jemaat yang semakin dikuatkan, dan ada jemaat yang

dibangun motivasinya untuk membaca Alkitab, berdoa, memuji dan menyembah

Tuhan, memiliki belas kasihan dan perhatian kepada orang lain sehingga mau

bersaksi atau mengajak orang kepada Tuhan, sadar dan mau merubah perilaku

menjadi lebih baik, dan mempunyai kerinduan untuk melayani serta berkomitmen

untuk setia melayani.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam pembahasan ini adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian pada

BAB II, yaitu : Bagaimana khotbah topikal berdampak pada pertumbuhan rohani

jemaat GBI Jl.Jatiluhur? Jawabannya adalah khotbah topikal yang berdampak pada

pertumbuhan rohani jemaat adaah khutbah topikal yang dipersiapkan dengan

matang dan pemilihan topik yang bersumber dari Alkitab dan melalui proses

perenungan dan doa kepada Tuhan, dan juga merupakan kebutuhan jemaat serta

dapat diaplikasikan terhadap hidup sehari-hari.

Hal ini sesuai dengan teori yang pada BAB II. Untuk khotbah dengan

metode jenis topikal,perlu melakukan langkah penting yaitu sebagai berikut,

langkah pertama, khotbah dimulai dengan memilih topik yang menjadi pokok yang

akan dibahas, dan agar menjamin pemberitaan isinya Alkitabiah, maka harus mulai

dengan suatu pokok bahasan atau topik Alkitabiah. Bagian utama dari kerangka

87
khotbah harus diambil dari pokok Alkitab. Untuk pemilihan topik pengkhotbah

harus tekun mempelajari Alkitab menurut topik-topiknya, dapat dipilih untuk satu

topik yang sesuai dengan kebutuhan jemaat dan harus mencari pimpinan Tuhan

dengan mengambil waktu untuk berdoa dan merenungkan Firman Allah, 144

Kedua, untuk menyusun khotbah topikal, dimulai dengan membuat

kerangka khotbah topikal, dengan menentukan pokok atau topik yang akan Setelah

itu menentukan bagian-bagian utama yang merupakan dasar atau alasan atau

penyebab dari pokok, yang didukung oleh ayat Alkitab. Setelah kerangka terbentuk,

maka terlihat khotbah topik yang memiliki satu ide pokok, atau hanya menguraikan

satu tema, dan menguraikan masing-masing bagian ini, maka akan terjawab apa

yang diinginkan pokok tersebut. 145

Ketiga adalah penerapan, yaitu sari dari hasil penguraian bagian-bagian

diatas yang dapat diterapkan atau dilakukan. Hal ini akan membuat pendngar dapat

memahami dan meyakininya karena topik yang dimaksud dapat dijelaskan dengan

jelas dan terperinci serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai contoh dalam memotivasi jemaat untuk mengerti dan memahami

arti melayani, maka diambil topik “Melayani bukan dilayani” dengan ayat sumber

dari Matius 20:28.

Kemudian bagian-bagian yang akan mendukung topik tersebut adalah :

(1) Pelayan Tuhan adalah seorang hamba Kristus (Matius 24:46).

144
James,Braga, 17-18.
145
James Braga, 16.

88
Orang yang sudah percaya Kristus adalah yang sadar bahwa hidupnya

adalah milik Kristus karena Kristus sudah menebus hidupnya. Ia memiliki

komitmen kepada satu tuan, yaitu Kristus, dan tidak boleh mendua kepada tuan

yang lain. Ia memiliki ketaatan penuh dan kerendahan hati. Ia segera memberikan

respons berupa tindakan dan tidak hanya berbicara tentang tugas yang dipercayakan

kepadanya. Ia tidak selalu diperhitungkan, namun pelayanannya amat dibutuhkan,

itu sebabnya seorang pelayan Tuhan tidak perlu mencari hormat atau peninggian

bagi diri sendiri. Seorang pelayan Tuhan harus siap sedia dalam segala keadaan. Ia

juga harus dapat menjaga rahasia. Ia selalu memperhatikan orang lain dalam

memenuhi kebutuhannya. Ia adalah seorang hamba yang memiliki kesetiaan dan

tanggung jawab kepada rumah Tuhan. Ia memiliki kehidupan yang diamati banyak

orang, karenanya ia harus hidup dalam integritas. Ia mempersiapkan diri agar dapat

melayani ibadah dengan baik.

(2) Pelayanan adalah panggilan Tuhan (Ef 1:18).

Bagi setiap orang percaya, melayani merupakan panggilan Tuhan, dan dapat

dilakukan dengan berbagai cara dan di berbagai tempat. Melayani Tuhan tidak

harus dalam lingkup gereja, atau di hadapan masyarakat. Melayani Tuhan dimulai

dari sikap rendah hati dan hidup dalam kehendak Tuhan sehingga menyenangkan

hati Tuhan..

(3) Karakter seorang hamba adalah kasih (Matius 22:37-39)

Kasih kepada Tuhan dan terhadap sesama menunjukkan karakter seorang

hamba lewat pola hidupnya sehari-hari.Kesetiaan dalam melayani sangat

89
ditentukan oleh kasih seorang kepada Tuhan. Demikian juga kesucian tetap

terpelihara bila seorang pelayan memiliki kasih yang sama itu.

(4) Peran Roh Kudus bagi ornag yang melayani (Kis 1:8)

Roh Kudus berdampak pada pribadi orang percaya untuk menguduskan dan

memberikan inspirasi Firman serta memberikan karunia-karunia khusus kepada

orang-orang yang melayani dalam gereja untuk kepentingan membangun jemaat,

yang adalah Tubuh Kristus (1 Kor12:12)., dan menggerakkan orang yang tidak

percaya untuk menerima Yesus

Aplikasi : Melayani bukanlah pilihan bagi murid Kristus. Melayani

merupakan keharusan bagi orang percaya, karena Tuhan Yesus terlebih dahulu

melayani kita, maka sudah selayaknya kita juga harus melayani Tuhan dengan setia.

Kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus,

dan yang berkenan kepada Allah (Roma 12:1). Tuhan Yesus telah memberikan

keteladan dalam hal melayani dengan setia dan maksimal. Dalam kehidupan

pelayanan-Nya, Tuhan Yesus telah memberikan yang terbaik yaitu nyawa-Nya

sendiri diserahkan bagi umat manusia yang berdosa. Setiap orang percaya yang

memiliki kedewasaan rohani pasti akan berusaha untuk meneladani Kristus dengan

melakukan pelayanan yang maksimal dengan penuh kesetiaan (Ef 4:13).

Cara penyampaian khotbah juga merupakan faktor yang penting dalam

khutbah topikal ini, agar dapat dipahami dan diterima pikiran dan hati jemaat, dan

dapat dijelaskan dengan bahasa yang sederhana, serta dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Materi khotbah dan penyampaian khotbah perlu

ditingkatkan mutunya dengan penekanan yang lebih mendalam terhadap satu topik,

90
terutama dalam menghadapi terhadap isu terkini dalam kehidupan sehari-hari, agar

mereka dapat mengantisipasi sesuai dengan iman Kristen.

91
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pertumbuhan rohani ada hubungannya dan berbanding lurus dengan ibadah

yang diikuti oleh jemaat. Dalam ibadah tersebut selain jemaat mengalami

persekutuan dengan Tuhan melalui pujian dan penyembahan, mereka juga

mengalami pertumbuhan rohani melalui Firman Tuhan yang disampaikan gembala

atau pengkhotbah dalam setiap ibadah setiap hari Minggu.

Peneliti melihat adanya hubungan sebab akibat dari teratur dan rutinnya

hubungan dengan Tuhan dengan membaca Alkitab dan berdoa, memuji dan

menyembah Tuhan, akan membawa dampak atau buah, yaitu keinginan untuk

bersaksi, merubah perilaku dan melayani. Sehingga pertumbuhan rohani harus

dimulai dengan kesukaan akan Taurat Tuhan dan merenungkannya siang dan

malam (Maz 1:2) , serta hubungan pribadi yang intim dengan Tuhan melalui doa,

memuji dan menyembah Tuhan. Dalam hal ini, gereja sebagai lembaga

perpanjangan tangan Tuhan dan wakil kerajaan Allah di muka bumi dengan tugas

menyelesaikan amanat agung Tuhan Yesus, untuk menjadikan jemaat menjadi

murid, maka ibadah Minggu dapat dipergunakan secara efektif sebagai wadah

pemuridan dengan cara meyampaikan pengajaran melalui khotbah yang memiliki

thema atau topik tertentu agar jemaat mempunyai pemahaman dan berakar

mendalam akan Firman Tuhan, sehngga bisa tumbuh dan berbuah.

92
Tipe khotbah topikal yang dipersiapkan mulai dari pemilihan topik yang

sesuai dengan kebutuhan jemaat dan hasil doa kepada Tuhan, serta pemilihan ayat-

ayat pendukung dari pokok akan dapat menjadi salah satu cara untuk dapat

menumbuhkan rohani jemaat, karena Firman Tuhan yang disampaikan juga harus

memiliki nilai pengajaran yang mendasar dan berakar, bukan hanya sekedar

pengetahuan atau intelektual saja, tetapi lebih jauh kepada aspek aplikasi pada

perbuatan dalam kehidupan sehari-hari yang langsung dialami oleh jemaat.

Khusus untuk Jemaat GBI Jl Jatiluhur, dapat disimpulkan, bahwa Tipe

khotbah topikal menjadi salah satu sarana yang berdampak pada pertumbuhan

rohani jemaat dan akan terus dilanjutkan. Kiranya untuk waktu ke depan ini, Tipe

khotbah topikal yang sudah berlangsung dapat disempurnakan lagi, baik dari sisi

materi khotbah,yaitu topik yang akan dipilih, maupun cara penyampaian khotbah,

yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Dalam hal ini peneliti terbuka

untuk mendapatkan masukan dan kritikan yang membangun dari semua pihak guna

memberikan penatalayanan gereja yang lebih baik lagi terhadap jemaat, khususnya

GBI Jl. Jatiluhur.

B. Saran

Saran yang disampaikan oleh jemaat, khususnya untuk khotbah topikal ini

dapat berkelanjutan dan berkesinambungan, disampaikan dengan bahasa sederhana,

mudah dipahami, dan tidak saja berupa pengajaran secara teori, tetapi tentu juga

telah diaplikasikan lebih dulu oleh pengkhotbah yang menjadi kesaksian hidup dan

teladan mereka untuk dapat dibagikan kepada jemaat, seperti firman Tuhan dalam

93
Mat 28:20, “ dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah

kuperintahkan kepadamu..” sehingga mereka juga meneladani dan dapat

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- hari.

94
DAFTAR PUSTAKA

Abineno, J. L. Ch. Pelayanan dan Pelayan Jemaat Jemaat Dalam Perjanjian Baru
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986),

Adhinarta, Yuzo. “The Doctrine of the Holy Spirit in the Major Reformed
Confessions and Catechisms of the Sixteenth and Seventeenth Centuries”
(Carlisle: Langham Monographs, 2012)

Alfius Areng Mutak. Formasi Spiritualitas Sarana Menuju Kedewasaan Spiritual,


Sola Gratia: Jurnal Teologi Biblika Dan Praktika, 2018

Anderson.. Menjadi Gereja Pembuat Murid ,Jakarta: Yayasan Gloria, 2016,

Arikunto, Suharsimi dan Ahmadi. Metode Penelitian, (Jakarta, Rajawali Press,


1997)

Arikunto, Suharsimi.. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.


Rineka, 2010)

Arthur W. Pink. The Holy Spirit Grand Rapids: Baker. 1990

Asih Rachmani Endang Sumiwi, Joseph Christ Santo. Menerapkan Konsep Pelayan
Tuhan Perjanjian Baru pada Masa Kini, STT Berita Hidup, Surakarta,
Indonesia, Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani Vol 3, No 2, November
2019

Ayres, Francis, Pembinaan Warga Gereja Pelayanan Kaum Awam, ed. Putri
Kapandeyan, Pertama. (Malang: Gandum Mas, 2016)

B Subagyo, Andreas. Sabda Dalam Kata: Bagian 1. Bandung:Kalam Hidup, 2000

Barna, George, The Habits of Highly Effective Churches, Malang: Gandum Mas,
2005

Baskoro, Paulus Kunto. dan Ester Yunita Dewi. Prinsip-Prinsip Hidup Yang
Berkenan Di Hadapan Tuhan Dalam Pujian Penyembahan Menurut 2
Tawarikh 5-7 Dan Aplikasinya Bagi Orang Percaya Masa Kini, STT Injili
Indonesia, Yogyakarta, 2021

Beale, G. K. We Become What We Worship: A Biblical Theology of Idolatry.


Downers Grove: InterVarsity, 2008

Beeke, Joel, The Holy Spirit and Reformed Spirituality: A Tribute to Geoffrey
Thomas, ed. Joel R. Beeke dan Derek Thomas (Grand Rapids:
Reformation Heritage Books, 2013)

95
Bloesch, G. Donald, Christian Foundations, Holy Scripture, Revelation,
Inspiration And Ilmumination, (BritishLibrary Qltaloguing-in-Publication
Data, 2008).

Boice, James Montgomery, Dasar-Dasar Iman Kristen, Surabaya: Momentum,


2015.

Borrong, Robert P. Berakar Didalam Dia Dan Dibangun di atas Dia, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2002)

Braga, James, Cara Mempersiapkan Khotbah, Malang: Gandum Mas, 2014

Bridge, Donal, Karunia-Karunia Roh dan Jemaat, Bandung: Kalam Hidup, 1982

Burt, Nanus dan Bennis Warren. 2006. Leader (Strategi Untuk Mengemban
Tanggung Jawab). Jakarta: Gramedia

Chandra, Donny, Diktat Prinsip Dan Pengembangan Pertumbuhan Gereja, 2021

Chrysostom, John, The Christian Priesthood (New York: Vladimir’s Seminary


Press, 1984

Dabili, Robert dan Yunus D. A Laukapitang.. Korelasi Pelayanan Gembala


Terhadap Pertumbuhan rohani Perkaria Di Gereja Kemah Injil Indonesia
Jemaat Mazmur Datah Bilang Ulu, Repository Skripsi Online, STT
Jaffray, 2021

Darmawan, “Jadikanlah Murid”; Riniwati Riniwati, “Bentuk Dan Strategi


Pembinaan Warga Jemaat Dewasa,” in Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Agama Kristen STT Simpson Tahun 2016 Tema: Strategi
Pembinaan Jemaat Untuk Meningkatkan Kehidupan Jemaat, Ungaran:
STT Simpson, 2016)

Dever, Mark, 9 Tanda Gereja Yang Sehat, Penerbit Momentum, 2021.

Dharmaputera, Eka, Penuntun, Buletin Gereja dan Teologi, Vol 1 No 2 ,Jakarta:


Gereja Kristen Jawa Barat, 1995

Douglas, J. D. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II, Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, 2011

Frances, Eddy, Bertumbuh menuju Kesempurnaan, Yayasan Andi,Yogyakarta,


1993

Gea, Melina Kurniawati, Peran Khotbah Gembala Bagi Pertumbuhan rohani


Warga Jemaat, Jurnal, Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA)
Jakarta, Volume 2, Nomor 1, Januari 2018.

96
Gondowijoyo J.H, Membangun manusia rohani, Andi Offset Yogyakarta, 2005

Gulo, Hendi, Hisikia, Peran Khotbah Gembala Sidang Dalam Pertumbuhan rohani
Jemaat Menurut John Chrysostom,Sekolah Tinggi Teologi Soteria
Purwokerto, Jurnal Teologi Biblika dan Prakteka, Vol 2 No.1 (Mei2021)

Gulleson J, Bagaimana Berkhotbah, Surabaya: YAKIN,1978.

Gunawan, Agung, “Pemuridan Dan Kedewasaan Rohani” Jurnal Theologia


Aletheia Vol. 19 No. 12 Maret 2017

Handoyo, Djohan E, “Praise and Worship”, Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2007

Hermanugerah, Prima. Kelompok Sel Yang Bertumbuh, STAK Diaspora Wamena


Papua, Jurnal Didasko, Volume 1 Nomor 2, Oktober 2021

In Hwan, Kim, “The Role of Preaching in Church Growth,” Doctoral Dissertations


and Projects (May 1, 2008)

International, Dynamic Churches, Pemuridan yang Dinamis : Pribadi ke Pribadi,


Kalam Hidup,2013

Iverson, Dick dan Larry Asplund, Gereja Sehat dan bertumbuh,Gandum Mas,2003

Kasmanto, Budi, Panggilan Berkhotbah, Yogyakarta, Penerbit Andi, 2013.

Koller, Charles W,. “Khotbah Ekspositori Tanpa Catatan”, Bandung: Kalam


Hidup.2008.

Kosasih, Andri.. Kembali Kepada Khotbah Ekspositori. Veritas : Jurnal Teologi


dan Pelayanan. doi:10.36421/veritas.v2i2, 2001

Kosta, Yanda & Jermia Djadi.. “Peran Gembala Sebagai Pemimpin Dalam
Perspektif I Petrus 5:1-4 dan Relevansinya Pada Masa Kini,” Jurnal
Jaffray 9, No. 2 (Oktober 2011)

Kuhatschek, Jack, Hati-hati Penyesat Injil, Jakarta : Perkantas, 1994

Kuntaraf, Kathleen H. Liwijaya dan Jonathan Kuntaraf, Kitab Ajaib, Bandung:


Indonesia Pubilshing House, 1997

Latif, Helen Farida, Pengaruh Pengajaran dan Persekutuan Terhadap Tingkat


Pertumbuhan rohani Anak dan Remaja, Jurnal Teologi dan Pelayanan
Kristiani, Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa Jakarta,Volume 1, Nomor
1, November 2017

97
Lee,, D. W, Khotbah Ekspositori Yang Membangunkan Pendengar: Krisis &
Kesempatan Mimbar Masa Kini, Bandung: Lembaga Literatur
Baptis,2000.

Leigh, Ronald W, Melayani Dengan Efektif. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988)

Leo, Eddy, Injil Kerajaan Surga (Seri Kingdom of Heaven), Jakarta: Metanoia
Publishing, 2006

MacArthur, John, “Prioritas Utama dalam Penyembahan”, Bandung: Kalam


Hidup, 2001

Maleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung; PT. Remaja


Rosdakarya, 2005).

Marbun, Purim, Strategi dan Model Pembinaan Rohani untuk PendewasaanIman


Jemaat, Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity(JIREH)Vol. 2, No.2,
(Desember, 2020):

Moeong, L. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Karya, 2007,

Mulyana, Dedi, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung,; Rosdakarya, 2008).

Mulyono, Yohanes Bambang.. Bertumbuh dalam Anugrah Allah, (BPK Gunung


Mulia, 2016)

Murray,A, Membina Iman, Kalam Hidup, 1995

Nanus, Burt dan Bennis Warren. Leader (Strategi Untuk Mengemban Tanggung
Jawab). (Jakarta: Gramedia 2006)

Napitupulu, Manondang. Diktat Yunani 1 dan 2, STT Tawangmangu, 1995

Nazir. Metode Penelitian. (Jakarta: Ghalia, 1988)

Nichol, Francis,D, Lamp, The Seventh Day Adventists Bible Commentary,


Washington DC: Review and Herald Publishing Association, 1978,902.

Nurwindayani, Efi, Memaknai peran Alkitab dalam pertumbuhan rohani


Mahasiswa kristen melalui pemuridan Kontekstual di surakarta (Sebuah
Interpretative Phenomenological Analysis), STT Gamaliel Surakarta,1.

Peter, Wagner..,C Gereja Saudara dapat bertumbuh, (Gandum Mas, 2003)

Pouw, P.H, Uraian Singkat Tentang Homiletik Ilmu Berkhotbah, (Bandung: Kalam
Hidup, 1995)

98
Putra, Rinaldy Syah.. Pengaruh Pujian Penyembahan Terhadap Perubahan Karakter
Jemaat dan Pertumbuhan Gereja, STT Pelita Kebenaran, Sumatera Utara.
2022

Ragoonath, Aldwin. Preach The Word. Malang: Gandum Mas, 2005

Rey, Kevin Tonny, Khotbah Pengajaran versus Khotbah Kontemporer, Dunamis:


Jurnal Penelitian Teologi dan Pendidikan Kristiani STT Intheos
Surakarta,2016

Ritonga, Nova. Teologi Sebagai Landasan bagi gereja Dalam Mengembangkan


Pendidikan Agama Kristen, STT Mawar Saron Lampung, Jurnal Shanan,
2020

Robinson, Haddon and Craig Brian Larson, The Art and craft of Biblical Preaching;
Sumber Lengkap Untuk Komunikator Masa Kini-Jilid 2 (Malang: Literatur
SAAT,2012)

Ronda and Yonatan Salong, Daniel. Analisis Peran Teori Komunikasi Untuk
Mencapai Tujuan Khotbah Yang Komunikatif Di Gereja Kibaid Klasis
Makassar. Jurnal Jaffray 10, no. 1 (April 1, 2012).

Santoso, Dwi Setio Budiono, Peran Khotbah Gembala Sidang dalam Pertumbuhan
rohani Jemaat, Magnum Opus Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen,
Sekolah Tinggi Alkitab Jember, Jawa Timur, 2020

Saparman.. Menjadi Dewasa Secara Rohani, Bandung: Kalam Hidup, 1997

Schnase, Robert, Lima Ciri Jemaat yang Bertumbuh,(Gandum Mas, 2016)

Selvaraj, Sadhu Sundar. Seni Menyembah, (Jakarta: Nafiri Gabriel, 1996)

Senduk, H. L. Pengkhotbah Yang Dinamis, Jakarta: Yayasan Bethel, 2010.

Schwarz,A, Cristian. “Pertumbuhan Gereja Yang Alamiah (Delapan Kualitas


Esensial Bagi Sebuah Gereja yang sehat). Jakarta: Metanoia. 1998

Siagian, Rustam. Pembaharuan Rohani Menurut Efesus 4:23 Sebagai Dasar


Pertumbuhan Jemaat. SCRIPTA: Jurnal Teologi Dan Pelayanan
Kontekstual 4, no. 2, 2020.

Sibarani, Mortan Sibarani, MM, M.Pd.K.. Deskripsi Tentang Khotbah Yang


Berkuasa Secara Alkitabiah, Jurnal Teologi dan Misi, Phronesis : Jurnal
STT Setia (Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar), Jakarta. 2018

Sibarani, Yosua. Studi Evaluatif Model Khotbah Topikal Bagi Pengkhotbah


Kristen, Jurnal Teologi (JUTEOLOG), Sekolah Tinggi Teologi Happy
Family, Surabaya Vol. 1 No. 1 (December 2020)

99
Simanjuntak, Dapot Tua dan Joseph Christ Santo, Pengaruh Keteladanan Hidup
Gembala Sidang terhadap Pertumbuhan Gereja-Gereja Injili di
Indonesia, Cileungsi, Jawa Barat, Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup,
Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia, Jurnal Teologi Pantekosta Volume 2,
No 1, Juli 2019

Solihin, Benny.. 7 Langkah menyusun khotbah yang mengubah kehidupan: Jurnal


Teologi, Vol.2 No.02 November 2010.

Sorge, Bob.. Mengungkap Segi-segi Pujian & Penyembahan, Yogyakarta: Yayasan


Andi, 1991

Stephanus, P, Djuwansah Suhendro, Mengajarkan Penginjilan sebagai Gaya Hidup


Orang Percaya, STT Kerusso Indonesia, Redominte, Jurnal Pendidikan
Kristiani, Bekasi, Vol 1, No 1, Desember 2019

Storm, M Bons.. Apakah Penggembalaan Itu? (BPK Gunung Mulia, 2019)

Stott, John, Satu Umat, Malang : Gandum Mas, 1990

Sudjana, Nana, Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001

Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Alfabeta, 2018)

Sulastri, . Menjadi Pelayan Tuhan Yang Setia Dan Bertanggung Jawab, Jurnal Acil,
Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja 2021.

Sunarno.. “Karakteristik Karunia-Karunia Roh Berdasarkan 1 Korintus 12,” Regula


Fidei: Jurnal Pendidikan Agama Kristen 3, no. 1 (2018)

Sunarto, Pengkhotbah Dan Peranan Roh Kudus Dalam Berkhotbah, Sekolah


Tinggi Baptis Indonesia (STBI) di Semarang.

Susanto, Gidion Hery, Efektifitas Kepemimpinan Yang Memberdayakan Dalam


Meningkatkan Pertumbuhan Gereja Di Gereja Jemaat Kristen Indonesia
Maranatha Ungaran, Jurnal Teologi Dan Pengembangan Pelayanan,
Shiftkey, 2018

Sutanto, Hasan, Homiletik, Prinsip Dan Metode Berkhotbah, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2014

Talan, Yesri Esau. Proses Pertumbuhan rohani Kristen, Kehidupan yang


Menikmati Makanan Keras – Artikel KTMPL Official, Jun 24, 2021

Tambunan, Rexi dan Sarah Andrianti.. Telaah Kekinian Khotbah Topikal dari
Perspektif Gereja Aliran Pentakosta, Ritornera: Jurnal Pentakosta
Indonesia, Vol. 1, No. 3, Desember 2021,

100
Telaumbanua, Arozatulo. Peran Gembala Sidang Sebagai Pendidik Dalam
Pertumbuhan rohani Jemaat, FIDEI: Jurnal Teologi Sistematika Dan
Prakteka Available Online at Vol.2 No.2 (Desember 2019),

Tombuku, Alki, Barometer Pertumbuhan rohani, Kristen Alkitabiah, Situs


Pembelajaran Alkitab, 30 September, 2014

Tong, Stephen,,. Iman, Rasio dan Kebenaran, (Surabaya: Momentum, 2018)

Tubbs & Sylvia Moss, Stewart L, 1996. Human Communication (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1996).

Usman, Husaini dan Purnama Setiadi, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta, Bumi
Aksara, 2000).

Vines, Jerry dan Jim Shaddix, Homiletika, Kuasa dalam Berkhotbah, Malang:
Gandum Mas, 2009.

Wahyuningsih, S. Metode Penelitian Studi Kasus, (Madura: UTM PRESS, 2013)

Warren, Rick. The Purpose Driven Church, (Grand Rapids: Zondervan Publishing,
1999)

Warren, Rick.. Pertumbuhan Gereja Masa Kini. (Malang: Gandum Mas, 1999)

White, John, Kepemimpinan Yang Handal, Kalam Hidup, 1994

Wihartati, Wilis. Pengaruh Penyampaian Khotbah Topik Berseri Terhadap


Pertumbuhan rohani Jemaat di GBI Jelambar Timur, Tesis, 2019

Willimon, William H. “Jika komunitas tersebut tidak beribadah, maka itu bukanlah
komunitas Kristen.” Worship as Pastoral Care, Nashville: Abingdon, 1979

Wongso.Peter, Tugas Gereja Dan Misi Masa Kini, (Malang: Seminari Alkitab Asia
Tenggara, 1996)

Zaluchu, S. E.. Eksegesis Kisah Para Rasul 2: 42-47 Untuk Merumuskan Ciri
Kehidupan Rohani Jemaat Mula-Mula Di Yerusalem, Epigraphe: Jurnal
Teologi Dan Pelayanan Kristiani, 2

Internet :
https://doi.org/10.47154/scripta.v4i2, Siagian, Rustam, “Pembaharuan Rohani
Menurut Efesus 4:23 Sebagai Dasar Pertumbuhan Jemaat,”SCRIPTA: Jurnal
Teologi Dan Pelayanan Kontekstual 4, no. 2 (2020).

101
https://digitalcommons.liberty.edu/doctoral/81, Usman, Husaini dan Purnama
Setiadi, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta, Bumi Aksara, 2000).

https://www.youtube.com/watch?v=ziAPxl54XAw, KTMPL Renungan:


Pertumbuhan rohani. Seri 16, Jun 24, 2021. 7.

102
LAMPIRAN

Lampiran 1 Verbatim Wawancara Narasumber A

Nama Informan : Fery Wullur

Jabatan : Pelayan Kaum Bapak

Waktu : 8 Juni 2022

Tempat : Via zoom

Durasi : 45 menit

Coding Pelaku Uraian Wawancara

Topik : Khotbah Topikal


A1 Peneliti Apakah khotbah topikal yang disampaikan dalam

ibadah setiap hari Minggu dapat Bapak pahami?

A2 Narasmber Ya, dapat memahami khotbah yang disampaikan,

karena selain menyampaikan ayat Firman Tuhan,

juga karena menyangkut kehidupan sehari-hari dan

dibawakan secara sederhana, sehingga membuat

semakin semangat untuk memahami isi firman

Tuhan.

A3 Peneliti Apakah dengan mendengar khotbah topikal setiap

ibadah Minggu, memotivasi Pak Fery untuk

membaca dan mendalamai Alkitab?

A4 Narasumber Ya, semakin hari semakin ingin membaca firman

Tuhan itu secara rutin pada pagi hari setelah bangun


jam 05.00 sudah saat teduh dan mempersiapkan

bacaan firman Tuhan yang sudah dibagikan oleh

gembala untuk bacaan setiap hari dalam satu

minggu, sehingga ada tuntunan Tuhan setiap hari

yang didapatkan dan merasakan adanya

pertumbuhan rohani dan ada pengaruh dalam

perubahan paradigm, dan ada sesuatu yang didapat

pada pagi hari itu dari ayat firman Tuhan, apa yang

harus dilakukan dan ada contoh dan pelajaran yang

didapat dari tokoh yang ada dalam pembacaan

Alkitab yang dapat merubah hidup .

A5 Peneliti Apakah khotbah topikal yang disampaikan dalam

ibadah Minggu, memotivasi Pak Fery untuk berdoa,

memuji dan menyembah Tuhan?

A6 Narasumber Sangat memotivasi untuk berdoa, memuji dan

menyembah Tuhan, karena dalam khotbah itu

mengajar bagaimana bergaul dengan Tuhan sebagai

sumber kehidupan dan senakin dekat dalam hadirat

Tuhan, dalam doa , pujian dan penyembahan, dan

karena Tuhan Yesus memberikan sesuatu yang

berarti melalui teladan Tuhan Yesus yang dapat

diikuti.
A7 Peneliti Apakah khotbah yang disampaikan setiap ibadah

Minggu membuat Pak Fery ingin bersaksi kepada

orang lain?

A8 Narasumber termotivasi untuk menyaksikan kasih Tuhan Yesus,

minimal mau mengajak orang atau saudara yang

sudah lama tidak ke gereja untuk datang ke gereja.

Satu waktu juga mau cerita dengan sampaikan

kebaikan Tuhan kepada orang lain, termasuk berbuat

baik dan mendoakan orang lain, sehinggaberdampak

pada dengan memberikan kasih Tuhan Yesus itu

kepada orang lain. Ada kerinduan untuk

menyampaikan apa yang sudah diterima untuk

disampaikan kepada teman-teman.

A9 Peneliti Apakah dengan mendengarkan khotbah topikal

setiap hari Minggu itu memotivasi Pak Fery untuk

mengalami perubahan perilaku kearah yang lebih

baik?

A10 Narasumber Cukup memotivasi untuk mulai merubah perilaku,

karena mendengar dan mulai mengenal Kristus,

sehingga merubah paradigma lama menjadi baru dan

merasa apa yang dilakukan selama ini, misalnya hal-

hal yang negatif tidak berkenan kepada Tuhan dan

sesama, yang dulu yang kasar dan tidak menjadi


teladan dan tercela. merasakan setelah mendengar

firman Tuhan, ada perubahan yang sangat berarti,

dan terjadi perubahan yang sifatnya baru, tidak

seperti yang dulu, karena Tuhan mengajarkan untuk

saling mengasihi, lemah lembut. Tuhan Yesus telah

memberikan teladan bagi . Melalui khotbah tersebut

tidak hanya dala bentuk pengajaran yang teoritis,

tetapi juga ada kesaksian sebagai contoh-contoh

khidupan sehari-hari. menjalankan apa yang Tuhan

ajarkan kepada . Tuhan Yesus mengajarkan selalu

bersyukur dengan apa yang ada pada , kalau dulu

cepat marah atau cepat kecewa , sekarang apa yang

tidak memuaskan masih bisa menerima dan

bersyukur. Manusia tidak luput dari dosa, tapi

dengan dengan adanya penyampaian firman Tuhan,

sifat kedagingan jangan sampai menguasai ,

sehingga Firman itu memberikan semangat hidup

berubah dalam kehidupan .

A11 Peneliti Apakah dengan khotbah yang dengarkan setiap

minggu secara dalam topik tertentu itu membuat Pak

Fery ingin melayani dan tetap setia melayani Tuhan?

A12 Narasumber Sangat emotivasi untuk lebih lagi melayani Tuhan.

Alasannya bertumbuh didalam gereja, artinya


bertemu juga dengan orang lain, yang artinya juga

harus siap untuk melayani artinya supaya menjadi

berkat bagi orang lain. Khotbah itu memotivasi

untuk tidak hanya untuk mendengarkan dan dilayani

saja, tapi siap melayani dengan mengikuti teladan

Tuhan Yesus, dan melayani di bidang yang Tuhan

beri. Melayani juga memberikan contoh sebagai

anak-anak Tuhan. Melayani Tuhan itu harus dengan

hati, dan bukan dengan keterpaksaan, tetapi kerelaan

dan ketulusan. Seperti sekarang contohnya melayani

kaum Bapak , walaupun awalnya sulit tetapi di

situlah belajar dan jangan sampai putus asa untuk

melayani kaum Bapak. Melalui pelayanan ini,

memotivasi untuk lebih semangat lagi dan melayani

itu bukan hanya melayani, tetapi harus menjadi

teladan bagi orang-orang lain di sekitar . Khotbah

yang disampaikan setiap hari Minggu memotivasi

atau membuat semakin setia melayani di di gereja

lokal dan selalu siap dan miliki hati yang benar-

benar tulus artinya yang sudah dipercayakan

melayani Tuhan dan memegang tanggung jawab

pelayanan itu dengan komitmen pribadi dengan

Tuhan karena dengan Tuhan maka jadi melayani itu


menyerahkan diri kepada Tuhan sampai Tuhan

datang.

Topik : Meningkatkan Pertumbuhan rohani jemaat


A13 Peneliti Apakah Pak Fery mengalami atau merasakan adanya

pertumbuhan rohani selama mengikuti ibadah,

khususnya setelah mendengarkan khotbah yang

disampaikan dalam ibadah setiap Minggu?

A14 Narasumber Ya mengalami pertumbuhan rohani dengan adanya

perubahan dalam kehidupan dan perilaku dan juga

ingin lebih dekat dengan Tuhan. bertumbuh didalam

gereja, dan bertemu juga dengan orang lain, yang

artinya juga harus siap untuk melayani artinya

supaya menjadi berkat bagi orang lain. Khotbah itu

memotivasi untuk tidak hanya untuk mendengarkan

dan dilayani saja, tapi siap melayani dengan

mengikuti teladan Tuhan Yesus, dan melayani di

bidang yang Tuhan beri. Melayani juga memberikan

contoh sebagai anak-anak Tuhan. Melayani Tuhan

itu harus dengan hati, dan bukan dengan

keterpaksaan, tetapi kerelaan dan ketulusan. Seperti

sekarang contohnya melayani kaum Bapak ,

walaupun awalnya sulit tetapi di situlah belajar dan

jangan sampai putus asa untuk melayani kaum


Bapak. Melalui pelayanan ini, memotivasi untuk

lebih semangat lagi dan melayani itu bukan hanya

melayani, tetapi harus menjadi teladan bagi orang-

orang lain di sekitar .

Khotbah yang disampaikan setiap hari Minggu

memotivasi atau membuat Bapak Fery Wullur

semakin setia melayani di di gereja lokal dan selalu

siap dan miliki hati yang benar-benar tulus artinya

yang sudah dipercayakan melayani Tuhan dan

memegang tanggung jawab pelayanan itu dengan

komitmen pribadi dengan Tuhan karena dengan

Tuhan maka jadi melayani itu menyerahkan diri

kepada Tuhan sampai Tuhan datang.

Lampiran 2 Verbatim Wawancara Narasumber B


Nama Informan : Rosinar Pasaribu
Jabatan : Pelayan Kaum Ibu
Waktu : 13 Juni 2022
Tempat : Via zoom
Durasi : 42 menit
Coding Pelaku Uraian Wawancara

Topik : Khotbah Topikal


B1 Peneliti Apakah khotbah topikal yang disampaikan dalam

ibadah setiap hari Minggu dapat Ibu pahami?


B2 Narasmber dapat memahami khotbah yang disampaikan,

karena selain menyampaikan ayat Firman Tuhan,

juga karena menyangkut kehidupan sehari-hari dan

dibawakan secara sederhana, sehingga membuat

semakin semangat untuk memahami isi firman

Tuhan.

B3 Peneliti Apakah dengan mendengar khotbah topikal setiap

ibadah Minggu, memotivasi Ibu Rosinar untuk

membaca dan mendalamai Alkitab?

B4 Narasumber Sangat memotivasi untuk semakin ingin membaca

Alkitab dan merenungkannya lebih dalam lagi

alasannya, karena ingin semakin mengerti dan

keinginan untuk lebih dalam lagi menggali firman

Tuhan lebih dalam lagi, membuat semakin mencari

Tuhan lebih dalam lagi dan semakin mau lebih

mengenal Tuhan lebih dekat lagi karena firman

Tuhan yang disampaikan. mulai punya waktu-waktu

tertentu untuk membaca Alkitab, malam sebelum

tidur dan ketika bangun pagi dari jam 05.00 sampai

jam 06.00 pagi, sebelum berangkat kerja rutin baca

firman Tuhan, dari bahan bacaan diberikan setiap

minggu itu baca setiap pagi dan kalau malam dari b

Kejadian. Dari bacaan rutin setiap pagi itu banyak


yang say dapatkan dari firman Tuhan itu, sehingga

jadi cermin bagi kehidupan, dan apabila itu teguran

berarti agar memperbaiki diri dan apabila itu

nasehat, menjadi motivasi ingin lebih mendalam

untuk mengerti firman Tuhan. Jadi dengan membaca

firman Tuhan itu tahu apa maksud yang mau Tuhan

sampaikan kepada .

B5 Peneliti Apakah khotbah topikal yang disampaikan dalam

ibadah Minggu, memotivasi Ibu Rosinar untuk

berdoa, memuji dan menyembah Tuhan?

B6 Narasumber Semakin termotivasi untuk memuji Tuhan setiap

hari, bersyukur akan kasih Tuhan hari lepas hari,

menyembah Tuhan, baca firman Tuhan, semakin

diberi semangat. Akibat berdoa,, memuji dan

menyembah, merubah pola kehidupan, dengan rajin

membaca firman Tuhan, menjadi tahu apa yang

Tuhan inginkan dalam hidup . Untuk berdoa,

memuji dan menyembah Tuhan lebih sering, maka

lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan semakin

rindu dan menyampaikan sesuatu kepada kepada

Tuhan dengan doa segala permohonan ucapan

syukur dan menyampaikan isi hati. Waktu-waktu

rutin untuk berdoa memuji dan menyembah Tuhan


diadakan tiap malam dan pagi-pagi setelah bangun

tidur, ada doa, pujian dan penyembahan serta

membaca firman Tuhan. Di pekerjaan pun siang hari

juga ambil waktu berdoa pada waktu istirahat.

B7 Peneliti Apakah khotbah yang disampaikan setiap ibadah

Minggu membuat Ibu Rosinar ingin bersaksi kepada

orang lain?

B8 Narasumber Ya, membuat ada kerinduan untuk bercerita tentang

firman dan kasih Tuhan yang dapati dalam

kehidupan sehari-hari, awalnya berbincang biasa,

tanpa maksud untuk bersaksi, tetapi akhirnya

bercerita, sehingga mereka pun mendengar

kesaksian-kesaksian. Dampak ketika menceritakan

tentang Yesus atau kasih Tuhan kepada orang lain,

berupa mujizat atau semua yang terima dari Tuhan

ceritakan kepada teman-teman, yang kristen atau

non-kristen dan mereka akhirnya menjadi berubah

sikapnya, dari mereka yang tadinya suka bicara

sembarangan, mulai berubah, yang tadinya suka

‘ngomongin’ orang jadi lebih bisa menjaga,

sehingga di pekerjaan sering disebut Ibu Pendeta,

karena menceritakan kasih Tuhan dalam hidup .

Kepada murid-murid juga sampaikan kalau ada yang


melakukan sesuatu dan berkata yang kurang baik,

tetap bersaksi buat mereka, agar tidak boleh berkata

seperti itu,karena harus menjadi terang dan teman-

teman banyak yang orang-orang belum percaya,

sehingga harus menjadi saksi di manapun berada.

Kepada murid-murid semua dari yang berumur 5-6

tahun, kalau mendapati mereka bicara yang kurang

sopan, nasehati mereka dan merekapun akhirnya ada

perubahan dalam karakter mereka. Jadi ingin

menjadi saksi dan terang dimanapun berada, Ada

kerinduan untuk menyaksikan kasih Tuhan

istilahnya menjadi berkat bagi banyak orang.

B9 Peneliti Apakah dengan mendengarkan khotbah topikal

setiap hari Minggu itu memotivasi Ibu Rosinar

untuk mengalami perubahan perilaku kearah yang

lebih baik?

B10 Narasumber Terasa adanya perubahan perilaku, contohnya kalau

dengar ada ada orang lain membicarakan dibelakang

terkadang suka ada perasaan emosi agak kesal, tapi

sekarang tidak, karena tahu dari firman Tuhan, dan

lama-lama mendoakan. Jadi berpengaruh juga pada

diri , ketika merubah diri , mereka pun berubah

karena apa yang katakan kepada mereka tidak boleh


membicarakan orang lain, lebih baik mendoakan

mereka.

B11 Peneliti Apakah dengan khotbah yang dengarkan setiap

minggu secara dalam topik tertentu itu membuat Ibu

Rosinar ingin melayani dan tetap setia melayani

Tuhan?

B12 Narasumber Ada keinginan lebih lagi untuk melayani Tuhan

dengan sungguh-sungguh. Jadi apapun yang lakukan

untuk memuliakan nama Tuhan dan dengan waktu-

waktu yang ada ini ingin dipakai untuk melayani

Tuhan dengan sungguh-sungguh dan semakin lebih

mau setia melayani Tuhan karena Tuhan Yesus

sudah baik kepada , mengasihi dengan sungguh-

sungguh dan Tuhan sudah memberikan semuanya,

cintaNya, anugrahNya dan sekarang Tuhan tanya

kepada , apa yang kamu berikan untuk ? Jadi itulah

yang membuat termotivasi untuk memberikan

kehidupan untuk Tuhan, supaya bisa berarti dan

berguna bagi banyak orang dan untuk memuliakan

nama Tuhan.

Topik : Meningkatkan Pertumbuhan rohani jemaat


B13 Peneliti Apakah Ibu Rosinar mengalami atau merasakan

adanya pertumbuhan rohani selama mengikuti


ibadah, khususnya setelah mendengarkan khotbah

yang disampaikan dalam ibadah setiap Minggu?

B14 Narasumber Saya mengalami pertumbuhan rohani, yang terlihat

dari sikap dan paradgma dan ingin lebih dalam

dengan Tuhan. Khotbah yang disampaikan dapat

membangun kerohanian , tetapi saran untuk topik

Firman Tuhannya jangan terlalu theologia, tetapi

juga harus dapat diaplikasikan untuk dilakukan

dalam kehidupan sehari-hari. Dampak dalam

pertumbuhan rohani ada dampaknya lakukan ya

berarti perlu topik topik khotbah yang menyentuh

kehidupan jemaat dalam kehidupan sehari-hari

tetapi juga punya pengajaran-pengajaran, sehingga

berakar mendalam, bertumbuh dan berbuah.

Lampiran 3 Verbatim wawancara Narasumber C


Nama Informan : Adri
Jabatan : Pelayan Dewasa Muda
Waktu : 9 Juni 2022
Tempat : Via zoom
Durasi : 68 menit
Coding Pelaku Uraian Wawancara

Topik : Khotbah Topikal


C1 Peneliti Apakah khotbah topikal dapat dipahami oleh Adri?
C2 Narasumber Ya, Sebagian besar dapat dipahami, artinya khotbah

yang disampaikan dapat dipahami dan mendapat

sesuatu dari apa yang disampaikan, karena apa yang

dikhotbahkan penjelasannya berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari, tetapi ada beberapa

pengkhotbah yang tidak begitu mengerti, mungkin

karena penyampaiannya yang belum bisa ditangkap

oleh pengertian .

C3 Peneliti Apakah dengan mendengar khotbah topikal setiap

ibadah Minggu, memotivasi Adri untuk membaca

dan mendalamai Alkitab?

C4 Narasumber tidak serta merta bisa langsung melakukannya,

tetapi ada keinginan untuk iru, contohnya ketika ada

pengkhotbah mengatakan bahwa harus belajar

Alkitab agar lebih mengenal Tuhan dan bisa

menjawab pertanyaan-pertanyaan orang yang belum

mengerti atau diluar iman Kristen, perkataan ini

membangkitkan motivasi untuk mau membaca dan

belajar Alkitab, tetapi masih belum terlaksana secara

rutin, mungkin masih ada proses untuk ini.

Kerinduan untuk membaca Alkitab ada, walaupun

tidak secara rutin, secara tidak langsung punya

keinginan membaca, tetapi ada rasa ingin tahu kisah


dalam Alkitab yang menginspirasi secara pribadi

misalnya dari dari kisah Daud ketika dia anaknya

sakit dan akhirnya mati, setelah itu dia pulang

dengan senangnya dan tidak sedih lagi. Jadi hal yang

dapat diambil dari kisah itu adalah tidak harus

kecewa sama Tuhan bila doa tidak dijawab. Artinya

secara tidak langsung kerinduan untuk membaca

Alkitab itu Kalau dari pengkhotbah tidak langsung

berpengaruh, tetapi ada proses dalam diri, yang

dikerjakan Roh Kudus, sehingga diri sendiri

membaca Alkitab.

C5 Peneliti Apakah khotbah topikal yang disampaikan dalam

ibadah Mingg, memotivasi Adri untuk berdoa,

memuji dan menyembah Tuhan?

C6 Narasumber Untuk berdoa, memuji dan menyembah Tuhan,

mempunyai keinginan dan kerinduan untuk

melakukannya secara rutin, tetapi masih terkendala

waktu, tetapi menyadari, doa , pujian penyembahan

itu maksudnya agar tetap berjaga-jaga dan lebih

intim dengan Tuhan, ini harus dilakukan dengan

keinginan dan hati yang terbuka dan tidak bisa

dipaksakan. Pujian penyembahan menurut bisa

dilakukan di mana saja, karena hidup selama


duapuluh empat jam memang sebenarnya adalah

memuji dan menyembah. Berdoa memuji dan

menyembah Tuhan bisa dimana saja karena Tuhan

tidak tergantung ruang dan waktu, dan ada kerinduan

alasannya karena menjadi ketenangnan bagi ketika

ada kesempatan dalam memuji dan menyembah

Tuhan.

C7 Peneliti Apakah khotbah yang disampaikan setiap ibadah

Minggu membuat Adri ingin bersaksi kepada orang

lain?

C8 Narasumber Ya, ada keinginan, sebab dari dari ayat-ayat yang

disampaikan, agar mereka juga mendapatkan hal

yang sama dan berbelas kasihan, karena sudah

mengalami,dan ingin ada oranglain yang

mengalami, dan ingin bercerita dan sharing

walaupun orang itu kadang tidak bisa menerima

masukan, tetapi ada kerinduan buat berbagi.

C9 Peneliti Apakah dengan mendengarkan khotbah setiap hari

Minggu secara topikal sejarah topik tertentu itu

mengalami perubahan perilaku kea rah yang lebih

baik?

C10 Narasumber Kalau dibilang berpengaruh ya berpengaruh,

contohnya mulai belajar tepat waktu kalau datang ke


gereja, dan sebenarnya banyak perilaku yang

berubah gara-gara mendengarkan khotbah yang

disampaikan, contohnya bila di jalan ada orang yang

menyerempet kendaraan , sudah bisa untuk

menyikapi dengan hati yang lebih tenang.

C11 Peneliti Apakah dengan khotbah yang dengarkan setiap

minggu secara dalam topik tertentu itu membuat

Adri ingin melayani dan tetap setia melayani Tuhan?

C12 Narasumber Ya ada dan mau lebih lagi kerinduan untuk tetap

setia melayani, artinya tetap terus menerus,

walaupun ada saja masalah tetapi itu tidak membuat

mundur, tetapi membuat semakin setia melayani.

Topik : Meningkatkan Pertumbuhan rohani jemaat


C13 Peneliti Apakah Adri mengalami atau merasakan adanya

pertumbuhan rohani selama mengikuti ibadah,

khususnya setelah mendengarkan khotbah yang

disampaikan dalam ibadah setiap Minggu, artinya

kalau bertumbuh itu kan yang tadinya kecil jadi

besar begitu,apakah ada?

C14 Narasumber Kalau dari ya ada, contohnya kalua mau ke gereja

dari rumah sudah disetting buat menyembah dan

mendengarkan firman Tuhan, pasti pulang dari


gereja bakalan ada sesuatu yang didapat buat diri

sendiri, juga bisa jadi pulang gereja ada kerinduan

nanti ketemu orang bisa berbagi. Ketika fokus

dengan khotbah Firman berdampak pada

pertumbuhan rohani dan mengalami perubahan

perilaku.

Lampiran 4 Verbatim wawancara Narasumber D


Nama Informan : Valentino Gultom
Jabatan : Pelayan Pemuda/Remaja
Waktu : 15 Juni 2022
Tempat : Via zoom
Durasi : 59 menit
Coding Pelaku Uraian Wawancara

Topik : Khotbah Topikal


D1 Peneliti Apakah khotbah topikal yang disampaikan dalam

ibadah setiap hari Minggu dapat Anda pahami?

D2 Narasmber memahami sebagian dari khotbah yang

disampaikan, karena mungkin keterbatasan dalam

mencernanya, tetapi selalu ada keinginan dan

kerinduan untuk beribadah stiap minggu, memuji

dan menyambah Tuhan dan mendengarkan pesan

Tuhan.
D3 Peneliti Apakah dengan mendengar khotbah topikal setiap

ibadah Minggu, memotivasi Anda untuk membaca

dan mendalamai Alkitab?

D4 Narasumber Tidak secara langsung membuat ingin membaca

Alkitab secara rutin, tetapi ada keinginan untuk

memulai baca, walaupun belum teratur, tapi ada

beberapa hari dalam seminggu. Tetapi pengaruh

khotbah yang disampaikan setiap hari Minggu itu

membuat untuk ingin lebih lagi mendalami Firman

dan tetap mencoba perlahan untuk rutin membaca

Alkitab. Masih ada juga kendala membaca Alkitab

secara rutin,dalam menagtur waktu, terutama waktu

belajar dan sekolah.

D5 Peneliti Apakah khotbah topikal yang disampaikan dalam

ibadah Minggu, memotivasi Anda untuk berdoa,

memuji dan menyembah Tuhan?

D6 Narasumber Ya, sangat mempengaruhi untuk berdoa, memuji

dan menyembah Tuhan, alasannya untuk lebih dekat

dengan Tuhan, dan berdoa adalah berbicara dengan

Tuhan, kalau memuji dan menyembah Nya, dan

yang lakukan selama ini berdoa, tetapi kalau memuji

dan menyembah mencoba memulainya dan ada

keinginan, karena dengan pujian penyembahan itu


ada di dalam hadirat Tuhan dan ada damai sejahtera

sukacita dan kemudian banyak hal yang bisa

dapatkan dari Tuhan lebih intim lagi dengan Tuhan.

akan melakukannya walaupun sepertinya sulit

awalnya, tetapi mau mulai untu melakukan tanpa

pakai alat musik dan mulai dengan pujian yang

sederhana, sehingga lambat laun akan diajar oleh

Roh Kudus untuk lebih dalam lagi.

D7 Peneliti Apakah khotbah yang disampaikan setiap ibadah

Minggu membuat Anda ingin bersaksi kepada orang

lain?

D8 Narasumber Ada kerinduan untuk menyaksikan apa yang

disampaikan atau kasih Tuhan Yesus pada orang

lain, dengan cara mengajak teman yang sudah lama

tidak beribadah lagi ajak supaya dekat lagi dengan

Tuhan, menuju jalan Tuhan. Jadi karena tahu bahwa

orang itu sudah jauh dari Tuhan, maka ajak untuk

beribadah lagi untuk dekat dengan Tuhan, pada

awalnya tidak mau beribadah, tetapi tapi setiap hari

nasehati untuk beribadah, akhirnya mau juga untuk

diajak ke gereja, dan yang kedua ada orang yang

sedang ajak ke gereja orang lain yang sudah jauh

dari Tuhan,tetapi belum ada tanggapannya,dan


belum mau buka hati, tetapi terus diajak dan berdoa

mudah-mudahan dia buka hati dan mau diajak untuk

beribadah, hak ini kira salah satu bukti ada pengaruh

dari mendengarkan khotbah, ada kerinduan untuk

menyaksikan kebaikan Tuhan pada orang lain.

D9 Peneliti Apakah dengan mendengarkan khotbah topikal

setiap hari Minggu itu memotivasi Anda untuk

mengalami perubahan perilaku kearah yang lebih

baik?

D10 Narasumber Ya, ada perubahan perilaku ke arah yang lebih baik

yang alami, contohnya, dulu suka mencuri uang

orangtua , tetapi sekarang sudah tidak melakukan hal

itu lagi , setelah sering mendengarkan khotbah yang

disampaikan , artinya ada semacam perubahan

perilaku, akibat adanya khotbah yang didengarkan.

Juga ada perubahan perilaku, kalau dulu, sangat

tidak perhatian sama orang lain, sekarang lebih

perhatian, dulunya nggak peduli sama orang lain,

atau ‘bodo amat’ tetapi sekarang ada perubahan

menjadi lebih peduli pada orang lain terutama anak-

anak muda, karena juga rindu banyak anak-anak

muda yang bisa diselamatkan, seperti menolong


mereka yang jauh dari Tuhan, agar lebih dekat

kepada Tuhan.

D11 Peneliti Apakah dengan khotbah yang dengarkan setiap

minggu secara dalam topik tertentu itu membuat

Anda ingin melayani dan tetap setia melayani

Tuhan?

D12 Narasumber Ada kerinduan untuk melayani Tuhan, baik dalam

ibadah atau dalm kegiatan pelayanan lain, karena

ingin melayani Tuhan dan juga menjadi berkat bagi

orang lain, dalam pelayanan,dan mau tetap setia

yang melayani Tuhan dan bisa jadi berkat buat orang

lain.

Topik : Meningkatkan Pertumbuhan rohani jemaat


D13 Peneliti Apakah Anda mengalami atau merasakan adanya

pertumbuhan rohani selama mengikuti ibadah,

khususnya setelah mendengarkan khotbah yang

disampaikan dalam ibadah setiap Minggu?

D14 Narasumber Ya, mengalami pertumbuhan rohani, walaupun

belum terlalu terlihat, tetapi sudah ada keinginan dan

kerinduan untuk membaca Alkitab, berdoa dan

meuji Tuhan, dan adanya belas kasihan dan

perubahan perilaku dalam kehidupan .


Lampiran 5 Verbatim wawancara Narasumber E

Nama Informan : Grace Trinita Sitorus


Jabatan : Pelayan Pemuda/Remaja
Waktu : 16 Juni 2022
Tempat : Via zoom
Durasi : 47 menit
Coding Pelaku Uraian Wawancara

Topik : Khotbah Topikal


E1 Peneliti Apakah khotbah topikal yang disampaikan dalam

ibadah setiap hari Minggu dapat Anda pahami?

E2 Narasmber Berdampak pada, karena Firman yang disampaikan

banyak yang belum dengar seperti khotbah-khotbah

di YouTube, sehingga menambah iman untuk

membaca Firman, dan juga sering mendapat teguran

dari Firman yang disampaikan dari setiap hari

Minggu itu.

E3 Peneliti Apakah dengan mendengar khotbah topikal setiap

ibadah Minggu, memotivasi Anda untuk membaca

dan mendalamai Alkitab?

E4 Narasumber Untuk membaca firman Tuhan atau Alkitab sudah

dilakukan tetapi belum secara rutin, tetapi keinginan

hati besar untuk melakukannya dengan rutin, dan

orangtua juga menasehati untuk setiap pagi

melakukan saat teduh.


E5 Peneliti Apakah khotbah topikal yang disampaikan dalam

ibadah Minggu, memotivasi Anda untuk berdoa,

memuji dan menyembah Tuhan?

E6 Narasumber Sangat berdampak pada, karena diingatkan melalui

khotbah, tetapi terkadang masih belum teratur,

dilakukan pada pagi atau malam tetapi terkadang

tidak baca firman Tuhan. Pola yang dilakukan bisa

langsung berdoa dan baca firman, itupun tidak rutin

setiap hari, kendalanya kalau pagi karena terburu-

buru akibat terlambat bangun kesiangan, kalau

malam terkadang ada tugas sehingga tidak

terlaksana. Untuk kedepannya harus lebih bisa

membagi waktu karena menyadari bahwa datang

kepada Tuhan tidak hanya lagi ada masalah saja,

tetapi lagi bahagia juga, dan harus selalu bersyukur.

sadari seharusnya tidak ada yang hari yang berbeda,

semua hari sama dan harusnya tetap selalu datang

pada Tuhan berdoa memuji dan menyembah Nya,

serta mendengarkan FirmanNya, jadi harus ada

keseimbangan dalam Tuhan dan kegiatan sehari-

hari.
E7 Peneliti Apakah khotbah yang disampaikan setiap ibadah

Minggu membuat Anda ingin bersaksi kepada orang

lain?

E8 Narasumber Ya, cara menyampaikan kasih Tuhan atau kesaksian

pribadu sring melalui media sosial (Instagram atau

WhatsApp), dengan membagikan ayat firman dan

kesaksian rohani dan menceritakan betapa besarnya

kasih Tuhan melalui media sosial supaya mereka

juga mengetahui kebaikan Tuhan, dan juga

disampaikan baik kepada teman dari kepercayaan

lain, dan tanggapan mereka beragam, ada yang kritis

dan juga ada yang menerima, tapi tetap sampaikan

supaya mereka juga mengetahui kebenaran,

contohnya tentang teman-teman yang berpacaran

beda agama,supaya j menyadarkan mereka, dan ini

salah satu cara untuk menyampaikan firman secara

tidak langsung.

E9 Peneliti Apakah dengan mendengarkan khotbah topikal

setiap hari Minggu itu memotivasi Anda untuk

mengalami perubahan perilaku kearah yang lebih

baik?

E10 Narasumber Ya, ada perubahan perilaku ke arah yang lebih baik,

karena lambat laun semakin dewasa dalam rohani


dan semakin berpikir kebenaran dari Tuhan, sebagai

contoh dalam kehidupan sehari-hari seperti mulai

mengurangi emosi dan bisa menguasai diri, seperti

tidak melawan orang tua dan lebih memilih untuk

tidak bertengkar dengan adik dan kakak. Perubahan

lain adalah lebih mengerti dan mengenal kasih

karunia Tuhan, semakin dekat dengan Tuhan dan

semakin bersyukur, dan ada hati berbelas kasihan

melihat orang lain.

E11 Peneliti Apakah dengan khotbah yang dengarkan setiap

minggu secara dalam topik tertentu itu membuat

Anda ingin melayani dan tetap setia melayani

Tuhan?

E12 Narasumber Sangat ingin melayani, dan merasa iman perlu

ditingkatkan untuk bisa melayani orang bukan hanya

dengan bicara saja. Melayani dalam hal ini bisa

mulai dengan cara sederhana misalnya dengan

saling mengasihi, mendoakan, dan memberi bantuan

sebenarnya melayani juga. Dimana hati mau berbagi

kepada orang lain dan memberi perhatian

memberkati, termasuk juga di dalam ibadah,

termasuk menyampaikan firman kepada orang lain,

dan membuat semakin setia melayani Tuhan, karena


sudah banyak keajaiban yang Tuhan berikan kepada

, tidak akan menyia-nyiakan Tuhan yang sudah

memberikan berkatNya kepadaku, artinya sebagai

bentuk sikap akibat kebaikan Tuhan, maka juga

berbuat baik dan memberkati banyak orang.

Topik : Meningkatkan Pertumbuhan rohani jemaat


E13 Peneliti Apakah Anda mengalami atau merasakan adanya

pertumbuhan rohani selama mengikuti ibadah,

khususnya setelah mendengarkan khotbah yang

disampaikan dalam ibadah setiap Minggu?

E14 Narasumber Ya, mengalami proses pertumbuhan rohani, sedikit

demi sedikit seiring dengan waktu mengikutiibadah

dan mendengarkan firman Tuhan yang disampaikan

melalui khotbah hari Minggu, dan ingin lebih maju

lagi melayani Tuhan.


Lampiran 6 Daftar Pertanyaan Wawancara Pra Penelitian
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSf0m7hHdybz8iwoomWZpJcgcDmw
-awY0k0-dzeLopYHh8Ppbg/viewform?usp=sf_link

Lampiran 7 Hasil Wawancara Pra penelitian


https://docs.google.com/spreadsheets/d/1WPHxGqnEa4wMSprGlbKiUhEpTNJQj
LasO8kO_0PmeOY/edit?usp=sharing

Lampiran 8 Dokumen Video


Dokumen video yang memuat khotbah topikal yang terdapat dalam link

video sebagai berikut :

Tipe Khotbah Topikal /Tanggal Link video khotbah

Membaca dan mempelajari Alkitab setiap hari

Firman Tuhan pedoman hidup 2-Jan-22 https://youtu.be/JL06Hq-j84A

Percaya kepada Firman 9-Jan-22 https://youtu.be/X4YH7HMN14g

Menjadi pelaku Firman 16-Jan-22 https://youtu.be/BkzCp8YrxRc

Tinggal di dalam Dia 30-Jan-22 https://youtu.be/9C0RPzBlC0M

Berdoa, menyembah Tuhan setiap hari,

Pujian dan Penyembahan 06-Feb-22 https://youtu.be/0V9F_QdWevg

Doa adalah hubungan dengan Tuhan 20-Feb-22 https://youtu.be/KL8ABjMn5CQ

Menjadi pemenang 13-Mar-22 https://youtu.be/wMlM_9sYwts

Bersaksi dan memenangkan jiwa

Pertumbuhan rohani 27-Mar-22 https://youtu.be/r2l4QXP1dMM

Memenangkan jiwa 3-Apr-22 https://youtu.be/n_L1HNmjbQ8


Hidup menjadi saksi 10-Apr-22 https://youtu.be/kVw_8CFbrsM

Mengalami perubahan perilaku

Hidup yang berubah untuk berbuah 24-Apr-22 https://youtu.be/YlE1hmgomms

Menjadi serupa Kristus 01-May-22 https://youtu.be/y9MssNlvBXk

Memiliki kesetiaan dalam pelayanan

Melayani bukan dilayani 08-May-22 https://youtu.be/r7yGEgF7yPw

Setia dalam melayani 22-May-22 https://youtu.be/5MP5f0NBVUk

Lampiran 9 Dokumen Wawancara setelah Tipe Khotbah Topikal

Rekaman Wawancara dengan Bpk Fery Wullur :


https://docs.google.com/document/d/1k6MMBi7taOKaISzsrFs0XXj9LI-
XAPKp6vJEL-nKWMk/edit?usp=sharing

Rekaman wawancara dengan Ibu Rosinar :


https://docs.google.com/document/d/1iP3pGqwfQvbuBJROQ7lyQBmyEf00UAU
UHfdHRe2V2C8/edit?usp=sharing

Rekaman Wawancara dengan Adri


https://docs.google.com/document/d/1aRY8fctj4jmJHQ3SQYTAigQdjaSWEEOy
9Up5RcnPhWM/edit?usp=sharing

Rekaman Wawancara dengan Valentino Gultom


https://docs.google.com/document/d/1KUx4DEx7FjHhadXQcdCboqgJx4BA0xq9
OsBoRE-h7ak/edit?usp=sharing

Rekaman Wawancara dengan Grace Trinita Sitorus


https://docs.google.com/document/d/1y3TdfDVTiKqWVOAtmcU0ot4NkP4EyZx
zqtL6-VMCT6Q/edit?usp=sharing
Lampiran 10 Lembar Bimbingan Tesis
Lampiran 11 Biodata Mahasiswa

Nama Lengkap : Chandra Buana Simanjuntak


Nama Panggilan : Chandra
Jenis Kelamin : Laki- Laki
Alamat Rumah : Jl. Lembah Palem Blok J4 no.11,RT
12/RW 09,Pondok Kelapa, Jakarta Timur
13450

Alamat E-Mail : chandrasima29@gmail.com


No Telp. : 081291871217
Riwayat Pendidikan : S1 Teknik Sipil – Institut Teknologi
Bandung (ITB)

Riwayat Pekerjaan : PT.Waskita Beton Precast (Tbk)

Riwayat Pelayanan Gereja : Gembala Jemaat GBI Jl.Jatiluhur,


Jakasampurna, Bekasi Barat

You might also like