You are on page 1of 6

Pusat Penelitian BIDANG POLITIK DALAM NEGERI

Badan Keahlian DPR RI


Gd. Nusantara I Lt. 2
Jl. Jend. Gatot Subroto
Jakarta Pusat - 10270
c 5715409 d 5715245
m infosingkat@gmail.com KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. XIII, No.21/I/Puslit/November/2021

TRANSPARANSI ANGGARAN RESES DAN


KEPERCAYAAN PUBLIK
Anin Dhita Kiky Amrynudin dan Riris Katharina
25
Abstrak
Peringatan Hari Parlemen Indonesia pada tanggal 16 Oktober 2021 menjadi
momentum bagi perbaikan tingkat kepercayaan publik kepada DPR. Memperingati
Hari Parlemen Indonesia, masyarakat sipil menyoroti persoalan transparansi
anggaran DPR, khususnya dana reses. Masyarakat sipil menilai tidak transparannya
penggunaan dana reses parlemen dapat menurunkan kepercayaan publik kepada
parlemen yang berdasarkan survei terakhir memang sudah rendah. Tulisan
ini bertujuan menganalisis persoalan anggaran reses yang dinilai publik tidak
transparan. Tulisan ini menyimpulkan bahwa ketiadaan regulasi yang memadai
telah menjadi persoalan transparansi anggaran dana reses parlemen. Tulisan
merekomendasikan transparansi penggunaan dana reses harus menjadi prioritas
perbaikan yang dilakukan parlemen agar dapat meningkatkan kepercayaan publik
kepada parlemen. Tulisan ini juga merekomendasikan agar dilakukan penataan
ketatalaksanaan, di mana perlu sebuah instrumen regulasi yang mengatur skema
kegiatan reses mulai dari perencanaan hingga pelaporan serta tindak lanjut aspirasi
reses dengan menekankan pada transparansi dan pelibatan publik dalam kegiatan
reses secara nyata.

Pendahuluan di Indonesia masih belum membaik di


Pada peringatan Hari Parlemen mata masyarakat. Berdasarkan hasil
Indonesia pada 16 Oktober yang lalu survei yang dilaksanakan oleh Indikator
masyarakat sipil menyoroti mengenai Politik Indonesia pada 26 September
transparansi anggaran reses DPR. 2021, DPR dan partai politik merupakan
Masyarakat berpendapat bahwa dua lembaga yang memiliki tingkat
peringatan tersebut harus menjadi kepercayaan publik yang rendah
momentum bagi DPR untuk dapat (republika.co.id, 27 September 2021).
memperkuat peran dan fungsi DPR, Sementara itu, Litbang Kompas
PUSLIT BKD khususnya dalam menjaring aspirasi dalam hasil survei terkait kinerja
dan kepentingan masyarakat (Kompas, 25 DPR yang dirilis pada 25 Oktober
Oktober 2021). Tidak dapat dipungkiri 2021 memperlihatkan bahwa 43,6%
bahwa tingkat kepercayaan publik responden menilai gaji dan tunjangan
kepada DPR sebagai lembaga legislatif Anggota DPR dianggap terlalu banyak
dengan 60,1% responden menganggap kepercayaan masyarakat terhadap
bahwa besarnya pendapatan tersebut DPR, padahal sebagai sebuah lembaga
tidak sebanding dengan kinerja perwakilan, persoalan kepercayaan
selama menjabat. Sementara itu, publik merupakan hal yang penting.
terkait integritas antikorupsi para Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan
Anggota DPR sebanyak 50,5% untuk menganalisis persoalan
responden berpendapat kurang transparansi anggaran reses DPR yang
percaya. Adapun terkait transparansi dikritik masyarakat.
penggunaan dana yang ditujukan
untuk masyarakat oleh Anggota DPR Transparansi dan Kepercayaan
sebanyak 47,5% responden menjawab Publik
tidak transparan dan tidak dapat Cheema (2010; dalam Bouckaert
dipertanggungjawabkan (Kompas, 25 & Van de Walle, 2003) menyatakan
Oktober 2021). bahwa kepercayaan publik kepada
Terkait dengan anggaran
reses, hasil survei Litbang Kompas
pemerintah dan parlemen (DPR) 26
dianggap sebagai suatu hal yang
memperlihatkan bahwa masyarakat sangat diperlukan demi berjalannya
menganggap kenaikan anggaran reses pemerintahan yang demokratis, adil,
tidak diimbangi dengan peningkatan dan efektif. Selanjutnya, Bouckaert
DPR dalam menampung aspirasi & Van de Walle (2003) menekankan
masyarakat. Masyarakat berpendapat bahwa good governance, khususnya pada
bahwa anggaran reses seharusnya aspek akuntabilitas dan transparansi,
mampu mendorong kualitas dan akan meningkatkan kepuasan
manfaat reses bagi masyarakat. masyarakat dan kepercayaan publik
Publik juga mempertanyakan kepada pemerintah. Akuntabilitas dan
pertanggungjawaban anggaran reses transparansi menjadi indikator penting
yang dianggap tidak transparan. karena wujud akuntabilitas sejalan
Menurut Formappi, pelaporan dengan prinsip transparansi dalam
dana reses tidak diatur secara detil. penyelenggaraannya.
Dalam pengamatan Formappi, lebih Transparansi pada era saat ini
banyak anggota dewan yang hanya sesungguhnya telah dipermudah
melampirkan laporan kegiatannya saja, dengan hadirnya e-government yang
tanpa rincian anggaran yang digunakan sudah mulai dikenal dan diaplikasikan
(Media Indonesia, 22 September 2021). di pemerintahan. DPR sendiri sudah
Selain itu, pemberian anggaran reses menerapkan open data sehubungan
pada masa pandemi juga menuai dengan adanya program open parliament,
kontroversi karena mekanisme sehingga laporan kinerja dan berbagai
penyaluran dana tersebut dilakukan laporan terkait pelaksanaan fungsi
secara lump sum melalui rekening dewan sudah dapat diakses oleh publik
pribadi masing-masing anggota dewan. dalam website milik DPR.
Hal ini menimbulkan persepsi di Meskipun DPR sudah banyak
masyarakat bahwa mekanisme tersebut membuka akses untuk publik terhadap
dinilai rawan penyalahgunaan (Tempo, kegiatannya, namun ternyata hal
18 September 2021). tersebut belum dilakukan terhadap
Adanya pandangan masyarakat anggaran reses. Kenyataannya,
terkait dana reses DPR yang tidak masyarakat masih mempertanyakan
transparan dapat semakin menurunkan transparansi anggaran DPR, khususnya
dana reses yang tidak dimunculkan parlemen perlu menjadi perhatian DPR.
secara detil rincian penggunaan Transparansi anggaran reses selain dapat
dananya. Masyarakat menuntut agar meningkatkan kepercayaan publik, juga
setiap pengeluaran atas anggaran reses diharapkan dapat meningkatkan kinerja
dapat dilihat publik alokasi kegiatannya. DPR ke depan.
Hal ini dimaksudkan agar masyarakat
dapat mengetahui bentuk kegiatan yang Urgensi Penataan Ketatalaksanaan
dilakukan, sehingga masyarakat dapat Indonesia Budget Center/IBC
memberikan kontribusi dalam kegiatan (2020: 5) menyatakan bahwa reses dapat
jaring aspirasi yang dilakukan selama diartikan banyak hal. Pertama, reses
reses. Selain itu, rakyat juga hendak sebagai perkumpulan elit artinya peserta
memastikan bahwa anggaran reses tidak reses adalah konstituen, tetapi terbatas
digunakan untuk kepentingan pribadi. pada orang-orang dekat (tim sukses) dan
Ketua Badan Anggaran elit yang ada di daerah pemilihan. Kedua,
27 DPR, Said Abdullah, dalam sebuah
wawancara (Kompas TV, 28 Oktober
reses adalah sekumpulan janji, artinya
Anggota DPR akan mencatat berbagai
2021) mengatakan bisa jadi persepsi aspirasi dan usulan yang disampaikan
transparansi DPR terkait dana reses konstituen dan menjanjikannya sebagai
lemah karena dokumen pendukung program atau kegiatan. Ketiga, reses
yang lemah (seperti kuitansi, foto adalah pembagian barang, artinya
kegiatan, laporan). Namun, hal ini konstituen menganggap bahwa reses
disebabkan karena tidak adanya merupakan kegiatan bagi-bagi barang
kewajiban bagi Anggota DPR untuk atau uang. Sebagian besar Anggota DPR
menyampaikan rincian penggunaan yang melakukan reses selalu membagi-
anggaran reses. Selama ini terkait bagikan barang kepada konstituen.
pertanggungjawaban penggunaan Keempat, reses sebagai ceramah, artinya
anggaran oleh anggota dewan pelaksanaan reses dalam bentuk tatap
menggunakan Peraturan Pemerintah muka dan Anggota DPR berpidato
(PP) No. 61 Tahun 1990 tentang di depan konstituennya. Berdasarkan
Perjalanan Dinas Pimpinan dan keempat pengertian tersebut, yang
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat perlu diperhatikan adalah perlunya
Republik Indonesia. Dalam PP ini menyamakan persepsi bahwa dana
dijelaskan bahwa dalam menyampaikan reses digunakan untuk menyerap
pertanggungjawaban hanya aspirasi dan bukan diberikan langsung
perlu melampirkan surat perintah kepada masyarakat (bantuan langsung
perjalanan dinas atas nama anggota masyarakat).
yang bersangkutan dan tanda bukti Berkaca dari beragam spekulasi
penerimaan biaya perjalanan dinas atas yang berkembang di masyarakat
nama anggota yang bersangkutan. Hal mengenai dana reses, menjadikan
ini diartikan bahwa tidak ada kewajiban ragam kritikan muncul seperti
bagi anggota dewan menyertakan bukti adanya anggapan bahwa pelaksanaan
kuitansi terhadap setiap kegiatan yang reses sekedar rutinitas yang sudah
mereka lakukan dalam kegiatan reses. dianggarkan. Permasalahannya adalah
Melihat tuntutan pentingnya mekanisme reses hanya diserahkan
transparansi dalam menunjang kepada masing-masing Anggota DPR
tingkat kepercayaan publik, tentu dan tidak memiliki panduan teknis yang
persoalan transparansi anggaran reses melembaga secara kuat dan terstandar.
Tidak adanya panduan reses bagi Adapun tahap dari pelaksanaan
Anggota DPR menjadikan reses sebagai reses yang tidak dapat dilewatkan
sesuatu yang tidak memiliki rujukan apabila ingin transparan adalah adanya
dalam pelaksanaanya (IBC, 2020: 7). standar pelaporan. Oleh karena itu
Atas dasar hal tersebut maka dibutuhkan sebuah form rekapitulasi
dibutuhkan penataan ketatalaksanaan, penggunaan anggaran sesuai dengan
yaitu dibutuhkan suatu cara untuk penggunaan anggaran secara aktual.
menyempurnakan sistem dan prosedur Penerapan prinsip transparansi akan
yang tengah berjalan melalui pengaturan berkorelasi dengan manajemen kinerja
mekanisme, sistem, dan prosedur. di dalamnya. Adanya penerapan
Pelaksanaan transparansi anggaran reses prinsip tersebut dapat mendukung
DPR dapat efektif dilakukan manakala upaya pengembangan budaya
DPR mulai memiliki skema atau kerja dan mengubah mindset yang
prosedur serta pelaporan yang dapat berorientasi pada proses dan hasil.
dijadikan alat evaluasi untuk menilai
kinerja Anggota DPR. Prosedur yang
Selanjutnya dari setiap kegiatan yang
dilakukan dibuat laporan kegiatan
28
dimaksud adalah bahwa DPR perlu dan pertanggungjawaban anggaran
memiliki aturan teknis penggunaan yang digunakan serta umpan balik atas
dan pertanggungjawaban dana aspirasi yang didapat.
reses sehingga setiap kegiatan dan Selain itu, dengan adanya
pengeluaran anggaran tercatat dengan perubahan prosedur dan mekanisme
baik. Diperlukan sebuah tools atau maka perlu dilakukan revisi terhadap PP
instrumen untuk melaksanakannya. No. 61 Tahun 1990 dengan mengubah
IBC pernah merilis sebuah panduan sistem penggunaan anggaran dewan
pengelolaan reses Anggota DPR yang dari lumpsum menjadi at cost. Manfaat
digambarkan dalam diagram berikut ini: dari perbaikan pentatalaksanaan

Gambar 1. Siklus Lengkap Reses


Sumber: Tools Reses IBC (2020:38)
parlemen dalam pengelolaan anggaran kegiatan reses.
negara dalam mendukung kegiatannya Pengaturan mengenai prosedur,
adalah juga untuk mengeliminasi pelaporan, dan pengawasan
praktik diskriminasi hukum di antara kegiatan reses dilakukan dengan
pejabat tinggi negara, sehingga semua penataan ketatalaksanaan. Penataan
harus patuh pada sistem belanja at cost. ketatalaksanaan tersebut dapat
Oleh karena itu, perlu adanya peran dilakukan melalui tools yang memuat
BPK dalam melakukan audit dana reses perencanaan kegiatan secara strategis
tidak hanya pada laporan kegiatan atau hingga pelaporan yang terstandardisasi
aktivitas, namun perlu memperhatikan sesuai dengan format akuntansi
detil rincian penggunaan anggaran keuangan negara dan dilaporkan
reses tersebut. DPR RI juga perlu secara aktual. Dengan demikian,
memuat mekanisme kegiatan reses dan diharapkan akan terjadi perubahan
pertanggungjawabannya dalam revisi mindset terkait kegiatan reses itu sendiri,
29 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 dan mengembangkan budaya kerja
tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan mekanisme baru demi
(UU MD3) serta Tata Tertib DPR. terwujudnya perbaikan mekanisme
penganggaran yang lebih menjamin
Penutup keterbukaan dan partisipasi publik.
Isu yang berkembang di
masyarakat terkait transparansi Referensi
anggaran DPR, khususnya dana reses Bouckaert, G., & Van de Walle, S.
dapat memicu semakin turunnya (2003). Comparing measures of
kepercayaan publik kepada DPR, citizen trust and user satisfaction as
apabila tidak ditangani secara serius. indicators of “good governance”:
Transparansi – yang dituntut oleh Difficulties in linking trust and
publik – sebagai salah satu prinsip good satisfaction indicators. International
governance, merupakan sebuah hal Review of Administrative Sciences,
mutlak yang harus dilakukan sebagai 69(3), 329–343. https://doi.
wujud pertanggungjawaban kepada org/10.1177/00208523030693003.
masyarakat. “Dewan Diminta Transparan dalam
Tulisan ini merekomendasikan Dana Reses”, 22 September 2021,
agar DPR melakukan perubahan https://mediaindonesia.com/
terhadap prosedur, pelaporan, serta politik-dan-hukum/434584/
pengawasan anggaran reses. Perubahan dewan-diminta-transparan-dalam-
mendasar harus dilakukan terhadap pelaporan-dana-reses, diakses 1
mekanisme pertanggungjawaban November 2021.
penggunaan anggaran reses, dari “DPR Dinilai Tidak Transparan
semula lumpsum menjadi at cost, melalui Gunakan Dana”, 28 Oktober
perubahan PP No. 61 Tahun 1990, yaitu 2021, Kompas TV, https://
dengan memperjelas ketentuan pada www.facebook.com/
PP tersebut, khususnya dalam Pasal 6 watch/?v=1322874248165046,
terkait pertanggungjawaban perjalanan diakses 2 November 2021.
dinas. Selanjutnya perlu dilakukan revisi “Formappi Beri Nilai Merah untuk
terhadap UU MD3 dan Tata Tertib DPR Kinerja DPR di Masa Sidang
agar mengatur mengenai prosedur, 2021-2022”, 28 Oktober 2021,
pelaporan, serta pengawasan anggaran https://nasional.kompas.com/
read/2021/10/28/ 22433231 / “Memperkuat Citra dan Kinerja DPR
formappi-beri-nilai-merah-untuk- RI”, Kompas, 25 Oktober 2021, hal. 2.
kinerja-dpr-di-masa-sidang-i-2021- “Survei: Tingkat Kepercayaan pada
2022?page=all, diakses 1 November DPR dan Parpol Terendah”, 27
2021. September 2021, https://republika.
“Formappi Soroti Potensi co.id/berita/r02bc7384/survei-
Penyalahgunaan Dana Reses DPR”, tingkat-kepercayaan-pada-dpr-
Tempo, 18 September 2021. dan-parpol-terendah, diakses 2
Indonesia Budget Center. (2020). Panduan November 2021.
Pengelolaan Reses Anggota DPR yang
Transparan dan Akuntabel. Jakarta:
Perkumpulan Indonesia Budget
Center.

30

Anin Dhita Kiky Amrynudin Riris Katharina


anin.amrynudin@dpr.go.id riris.katharina@dpr.go.id

Anin Dhita Kiky Amrynudin, S.A.P., M.Si, lahir di Tegal, 1992. Menyelesaikan Pendidikan S1
Program Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro
pada tahun 2013 dan Pendidikan S2 Program Magister llmu Administrasi, Universitas
Diponegoro pada tahun 2015. Saat ini menjabat sebagai peneliti ahli pertama di Pusat
Penelitian Badan Keahlian DPR RI.

Dr. Riris Katharina, S.Sos., M.Si. Menyelesaikan pendidikan S1 Administrasi Negara


Universitas Diponegoro (1996), S2 Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Indonesia
(2004), dan S3 di Program Doktoral Ilmu Administrasi, FISIP, Universitas Indonesia tahun
2017. Menjadi peneliti di DPR sejak tahun 1997. Jabatan saat ini adalah Peneliti Utama dengan
kepakaran Birokrasi dan Politik. Saat ini aktif dalam organisasi Himpunan Peneliti Indonesia
(Himpenindo) Pusat, sebagai Ketua Divisi Sinergi Antar-Lembaga Penelitian. Beberapa karya
yang telah diterbitkan di antaranya Pelayanan Publik dan Pemerintahan Digital Indonesia
(ed.), Penerbit Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2020; Reformasi Birokrasi Indonesia dan
Revolusi Industri 4.0 (ed.), Penerbit Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2019; dan Menakar
Capaian Otonomi Khusus Papua, Penerbit Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2018; Dapat
dihubungi di: ririsk@yahoo.com; riris.katharina@dpr.go.id.

Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.

You might also like