You are on page 1of 17

2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Bernyanyi
Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang artinya suatu cara kerja yang
sistematis untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Metode
pembelajaran dapat pula diartikan sebagai suatu cara yang sistematis untuk melakukan aktiviatas
atau kegiatan pembelajaran yang tujuannya mempermudahkan dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Pendapat lain mengatakan bahwa metode bembelajaran ialah suatu
cara atau sistem yang digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan agar anak didik dapat
mengetahui, memahami, mempergunakan, dan menguasai bahan pelajaran tertentu.
Sebagai acuan dalam menentukan metode pembelajaran, berikut beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan metode pembelajaran:
1. Didasarkan pada pandangan bahwa manusia dilahirkan dengan potensi bahwa tertentu
dan dengan itu ia mampu berkembang secara aktif dengan lingkungannya. Hal ini
mempunyai implikasi bahwa proses belajar mengajar harus didasarkan pada prinsip
belajar siswa aktif.
2. Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristi masyarakat madani, yaitu manusia
yang bebas berekpresi dari kekuatan.
3. Metode pembelajaran didasarkan pada prinsip learning kometensi. Di mana siswa akan
memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, sikap, wawasan, dan penerapannya
sesuai dengan kriteria atau tujuan pembelajaran.
Menurut kamus Bahasa Indonesia bernyanyi adalah mengeluarkan suara bernada atau
berlagu. Adapun nyanyian yang diistilahkan juga dengan lagu adalah komponen musik pendek yang
terdiri atas perpaduan lirik dan lagu/nada. Dalam lirik terdapat susunan kata-kata yang mengandung
arti/makna tertentu. Makna yang terdapat dalam sebuah nyanyian berbedabeda sesuai tujuan
dibuatnya nyanyian tersebut. Selajutnya makna yang ada dapat digunakan untuk melakukan sugesti,
persuasi dan memberikan nasehat. Kemampuan mempengaruhi sebuah lirik lagu terjadi karena
pengarang lagu menyampaikan ide dan gagasan tertentu.
Metode bernyanyi merupakan metode pembelajaran yang menggunakan syair-syair yang
dilagukan. Biasanya syair-syair tersebut disesuaikan dengan materi-materi yang akan diajarkan oleh
pendidik. Menurut beberapa ahli, bernyanyi membuat suasana belajar menjadi riang dan berngairah
sehingga perkembangan anak dapan distimulasi secara lebih optimal. Menurut Sutikno metode
bembelajaran adalah cara-cara menyanjikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar
terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Salah satu metode
3

pembelajaran yang akan diterapkan peneliti adalah metode menyanyi. Metode menyanyi adalah
metode pembelajaran yang melantunkan kata atau kalimat yang dinyanyikan. Hal ini sesuai dengan
pendapat.
Tantranurandi yang mengukapkan bahwa metode bernyanyi merupakan suatu metode yang
melafazkan suatu kata/kalimat yang dinyanyikan. Dalam jurnal Elisabeth nyanyian adalah bagian
dari music. Nyanyian berfungsi sebagai alat untuk mencurahkan pikiran dan perasaan untuk
berkomunikasi. Pada hakikatnya nyanyian bagi anak-anak adalah sebagai:
1. Bahasa Emosi, dimana dengan nyanyian anak dapat mengukapkan perasaannya, rasa
senang, lucu, kagung dan haru.
2. Bahasa Nada, karena nyanyian dapat didegar, dapat dinyanyikan, dan dikomunikasikan.
3. Bahasa Gerak, gerak pada nyanyian tergambar pada irama (gerak/ketukan yang teratur),
pada irama (gerak/ketukan panjang pendek, tidak teratur), dan pada melodi (gerakkan
tinggi rendah).
Menyanyi merupakan suatu kegiatan yang disukai anak. Dengan menyanyi menirukan suara
guru didepan kelas bersama teman-temannya, anak akan semakin senang terhadap apa yang
dipelajarinya, terutama dilingkungan sekolah. Dengan dimikian bernyanyi merupakan suatu
kegiatan yang sangat disukai oleh anak-anak. Secara umum menyanyi bagi lebih berfungsi sebagai
aktivitas bermain daripada aktivitas pembelajaran atau penyampaian pesan. Menyanyi dapat
memberikan kepuasan, kegembiraan, dan kebahagiaan bagi anak sehingga dapat mendorong anak
untuk belajar lebih giat. Menyanyi ternyata merupakan hal yang disukai tidak hanya oleh anakanak,
namun juga semua umur. Menyanyi dapat menjadi sarana hiburan dan juga pembelajaran bagi
semua usia dan golongan.
Kita dapat memilih lagulagu yang pas untuk materi pembelajaran yang kita ajarkan, apabila
sesuai maka disamping menghibur dan menjadi jeda dan dapat menghilangkan kejenuhan,
menyanyi juga dapat menguatkan pemahaman anak terhadap materi yang diajarkan. Belajar dengan
nyanyian seorang anak akan lebih cepat mempelajari, menguasai, dan mempraktikkan suatu materi
ajar ayang disampaikan oleh pendidik. Selain itu kemampuan anak dalam mendengar, bernyanyi,
dan berkreativitas dapat dilatih melalui kegiatan ini. Dengan uraian tersebut memberikan gambaran
bahwa kegiatan bernyanyi tidak bisa terlepaskan dengan dunia anak-anak. Anak sangat suka
bernyanyi sambal bertepuk tangan dan juga menari.
Dengan mengunakan metode bernyanyi dalam setiap pembelajaran anak akan mampu
merangsang perkembangannya, khususnya dalam berbahasa dan berinteraksi dengan lingkungan.
Nyanyian disini sifatnya ialah untuk membantu anak dalam memahami materi dan bisa menghafal
4

sebuah kosa kata yang akan dipraktekkan langsung dalam berkomunikasi disekolah atau diluar
sekolah.
Menurut syamsuri Jari, sebagaimana dikutip oleh setyoadi, menyebutkan bahwa di antara
manfaat penggunaan lagu (menyanyi) dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Sarana relaksasi dengan menetralisasi denyut jantung dan gelombang otak.
2. Menumbuhkan minat dan menguatkan daya Tarik pembelajaran.
3. Menciptakan proses pembelajaran lebih humanis dan menyenangkan.
4. Sebagai jembatan dalam mengingat materi pembelajaran.
5. Membangun retensi dan menyentuh emosi dan rasa etika siswa.
6. Proses internalisasi nilai yang terdapat pada materi pembelajaran.
7. Mendorong motivasi belajar siswa.
Menurut Novan A. Wiyani dan Barnawi, metode pembelajaran melalui bernyanyi itu:
1. Rasional metode pembelajaran melalui bernyanyi
Honing menyatakan bahwa bernyanyi memiliki banyak manfaat untuk praktik
pendidikan anak dan pengembangan pribadinya secara luas karena:
a. Bernyanyi bersifat menyenangkan.
b. Bernyanyi dapat dipakai untuk mengatasi kecemasan.
c. Bernyanyi merupakan media untuk mengekspresikan perasaan.
d. Bernyanyi dapat membantu daya ingat anak.
e. Bernyanyi dapat mengembangkan rasa humor.
f. Bernyanyi dapat membantu pengembangan keterampilan berpikir dan kemampuan
motoric anak, dan bernyanyi dapat meningkatkan keeratan dalam sebuah kelompok.
2. Sintaks pembelajaran melalui bernyanyi
Metode pembelajaran dengan bernyanyi terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
A. Tahap perencanaan, terdiri dari:
1. Penetapkan tujuan pembelajaran.
2. Penetapan materi pembelajaran.
3. Menetapkan metode dan teknik pembelajaran.
4. Menetapkan evaluasi pembelajaran
B. Tahap pelaksaan, terdiri dari:
1. Kegiatan awal yaitu guru memperkenalkan lagu yang akan dinyanyikan bersama
dan memberi contoh bagaimana seharusnya lagu itu dinyanyikan serta
memberikan arahan bagaimana bunyi tepuk tangan yang mengirinya.
5

2. Kegiatan tambahan yaitu anak diajak mendramatisasikan lagu, misalnya “Ini jari
Jempol”, yaitu dengan melakukan gerakan menunjuk organ-organ tunuh yang ada
dalam lirik lagu.
3. Kegiatan pengembangan yaitu, guru membantu anak untuk mengenal nada tinggi
dan rendah alat musik, misalnya pianika.
C. Tahap penilain dilakukan dengan memakai pedoman observasi untuk mengetahui
sejauh mana perkembangan yang telah dicapai anak secara individual maupun
kelompok.
B. Metode bernyanyi
Pengertian metode bernyanyi, secara umum, seorang anak mulai mengenal suatu nyanyian
tertentu pada saat berusia dua tahun. Paling tidak, nyanyian tersebut bersifat sangat spotan atas
dasar idenya sendiri. Pada perkembangab selanjutnya, ia secara alami akan mengenal frasa, irama,
dan lagu. Pada dasarnya, keterampilan bernyanyi anak meningkat manakala kemampuan bahasanya
sudah berkembang dengan baik. Menurut Jamalus, kegiatan bernyanyi merupakan kagiatan di mana
kita mengeluarkan suara secara beraturan dan berirama, baik diringi oleh iringan musikk ataupun
tanpa iringan music.
Bernyanyi berbeda dengan berbicara, karena bernyanyi memerlukan teknik-teknik tertentu,
sedangkan berbicara tanpa perlu menggunakan teknik tertentu. Bagi anak, kegiatan bernyanyi
adalah kegiatan yang menyenangkan, dan pengalaman bernyanyi ini memberikan kepuasan
kepadanya. Bernyanyi juga merupakan alat bagi anak untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaannya. Kemampuan anak bernyaanyi secara umum dapat dibagi dalam beberapa kelompok di
bawah ini.
1. Mereka yang dapat bernyanyi tanpa bantuan. Anak yang termasuk olongan ini adalah anak-
anak yang dapat menyanyikan nada dengan tepat dan tetap, serta mau dan mampu bernyanyi
sediri.
2. Mereka yang dapat bernyanyi dengan bantuan. Anak-anak ini adalah merekk yang belajar
bernyanyi secepat anak macam pertama yang telah desebutkan, jika bernyanyi bersama-
sama.
3. Mereka yang memulai atau mengakhiri lagu tidak tepat. Mereka dapat bernyanyi dengan
tinggi nada yang benar tetapi pada saat yang salah.
4. Mereka yang bernyanyi dalam oktaf yang salah. Mereka cenderung menyanyikan melodi
dengan nada satu oktaf lebih rendah dari tinggi nada yang sudah ditentukan.
6

5. Mereka yang bernyanyi kurang teapat dengan oktaf yang salah. Anakanak dalam kelompok
ini adalah mereka menghadapi dua masalah: pertama, mereka memulai atau mengakhiri lagu
tidak pada waktu yang tepat; kedua, mereka cenderung menggunakan suara rendah.
C. Tujuan bernyanyi
Tujuan bernyanyi bagi anak antara lain memupuk perasaan irama dan estetis, memperkaya
perbendaharaan Bahasa, melatih daya ingat, serta memberi kepuasan, kegembiraan, serta
kebahagiaan. Hal-hal tersebut akan mendorong anak untuk lebih giat dalam belajar. Melalui
manfaat bernyanyi dalam proses pembelajaran anak usia dini, para guru dituntut berkreasi
menciptakan berbagia lagu yang berhubungan dengan materi pelajaran. Jika pendidik dapat
mengiringi dengan sentuhan instrukmen atau music, suasana pembelajaran dipastikan akan lebih
semarak dan menyenangkan.
Joy Dowling menyatakan bahwa berbagai pengaruh positif pembelajaran sangat berkaitan dengan
dua bentuk proses mental, yaitu memori deklaratif dan procedural.
Melalui music, kedua proses tersebut dapat digabungkan. Artinya, music diyakini mampu
memadukan kekuatan pikiran (deklatif) dan keterampilan atau gerakan tubuh (procedural). Oleh
karena itu, salah satu hal yang dianggap menyenangkan bagi anak usia beliau adalah ketika diajak
belajar sambal bernyanyi dan menari. Adapun Campbell juga menjelaskan bahwa music dapat
memperlambat dan menyeimbangkan gelombang otak. Dalam hal ini, gelombang otak dapat
dimodofikasi oleh suara music ataupun bunyi yang ditimbulkan sendiri. Dengan demikian, music
dan nyanyian sangat baik digunakan dalam proses pembelajaran. Sebab, keseimbangan otak
menciptakan suasana sekaligus meningkatkan konsentrasi.
D. Manfaat Beryanyi
Honing menyatakan bahwa bernyanyi memiliki banyak manfaat untuk Pratik pendidikan
anak dan perkembangan pribadinya secara luas karena:
1. Bernyanyi bersifat menyenangkan.
2. Bernyanyi dapat dipakai untuk mengatasi kecemasan.
3. Bernyanyi merupakan media untuk mengekspresikan perasaan.
4. Bernyanyi dapat membangun rasa percaya diri anak.
5. Bernyanyi dapat membantu daya ingat anak
6. Bernyanyi dapat mengembangkan rasa humor
7. Bernyanyi dapat membantu pengembangan keterampilan berpikir dan kemampuan motorok
anak serta dapat meningkatkan keeratan dalam sebuah kelompok.
Kegiatan bernyanyi merupakan salah satu kegiatan yang sangat digemari oleh anak-anak.
Hampir setiap anak menikmati lahgu-lagu atau nyanyian yang dideggarkan, lebih-lebih jika
7

nyanyian tersebut dibawakan oleh anak-anak sesuainya dan diikuti dengan gerakan-gerakan yang
sederhana. Melalui nyanyian atau lagu, banyak hal yang dapat kita pesankan kepada anak-anak,
terutama pesan-pesan moral dan nilai-nilai agama.
E. Kelebihan dan kelemahan bernyanyi
Selain metode bernyanyi memiliki manfaat yang penting bagi siswa, metode ini juga
memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari metode menyanyi yaitu mampu membantu
siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam
proses kognitif atau pengenalan siswa. Disamping itu, metode bernyanyi dapat mengbangkitkan
semangat kegairahan belajar para siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang
dan maju sesuai dengan kemampuan masing-masing, serta mampu mengarahkan cara belajar siswa,
sehingga lebih memiliki motivasi uang kuat untuk lebih gait.
Menurut Musbikin, menyanyi memiliki kelebihan antara lain:
1. Dapat merangsang imajinasi didik.
2. Dapat memicu kreatifitas.
3. Memberi stimulus yang cukup kuat terhadap otak sehingga mendorong kognitif anak
dengan cepat.
Sedangkan kelemahan metode menyanyi adalah siswa ditekankan harus memiliki
kesimpulan dan kematangan mental untuk belajar, siswa harus berani berkeinginan untuk
mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik. Metode ini hanya mementingkan proses pengertian
saja, kurang memperhatikan perkembangan atau pembentukan sikap dan keterampilan, dan apabila
kelas terlalu besar, metode ini kurang efektif digunakan, dan metode ini tidak memberikan
kesempatan untuk berfikir secara kreatif. Tidak selalu metode pembelajaran, missal metode
bernyanyi yang diterapkan di kelas besar kurang efektif seperti halnya pendapat Usman menyatakan
bahwa selama guru mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan di
kelas, menguasai teknik-teknik dan materi pembelajaran, memotivasi siswa untuk belajar dan
membuat belajar lebih menarik, mempertahankan kondisi kelas, dan menciptakan suasana yang
dapat menumbuhkan gairah belajar siswa, metode pembelajaran yang diterapkan pendidik diruang
besar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Namun, dengan menerapkan metode yang
bervariasi yaitu metode menyanyi, siswa akan bersemangat dan motivasi untuk belajar.
F. Hukum Menari dalam Islam
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita temui beberapa pertunjukan yang
menghadirkan tarian sebagai hiburan dalam acara-acara yang diadakan masyarakat. Tidak hanya
bagi perempuan, tarian juga seringkali dilakukan oleh kaum laki-laki. Lantas, bagaimanakah hukum
menari dalam Islam? Dalam literatur kitab fikih, dijumpai beberapa perbedaan pendapat ulama yang
menjelaskan mengenai hukum menari. Ada ulama yang membolehkan seorang muslim menari. Hal
8

ini karena dalam menari itu hanya sekedar gerakan badan baik gerakan biasa maupun lenggak
lenggok. Gerakan tarian itu tidak haram hukumnya. Akan tetapi menurut ulama, kendati tidak
haram, gerakan menari dapat dapat menurunkan muruah (harga diri) seseorang.
Sebagaimana dalam kitab Ithaf Sadat al-Muttaqin, halaman 40 berikut,
‫ِك ِث‬ ‫ِت ِة‬ ‫ٍت‬ ‫ٍم‬
‫َقاَل ِإَم اُم اَحْلَر َم ِنْي الَّر ْقُص َلْيَس ُمِبَح َّر َفِإَّنُه َجُمَّر ُد َح َر َك ا َعَلى اْس َق اَم َأِو اْع ِو َج اٍج َو َل ْن َك ْيُر ُه‬
‫َحُيِّر ُم اْل ْو َة َك َذ ِلَك َقاَل اْلَم َح ِّلي يِف الَّذ َخ اِئِر َو اْب اْلِعَم اِد الَّس ْه َرَو ْر ِدي َو الَّر اِفِعُّي َو ِبِه َجَزَم اْلُم َص ِّنُف يِف‬
‫ُن‬ ‫ُمُر َء َو‬
‫اْلَو ِس ْيِط َو اْبُن َأيِب الَّدم‬
Artinya : “Menurut Imam Haramain menari itu tidak diharamkan, karena hanya sekedar
gerakan saja lurus atau menurun. Akan tetapi, gerakan seperti dapat menghilangkan muruah
seseorang. Pendapat ini selaras dengan pendapat Imam Mahalli dalam kitab Dzakhoir, Ibnu
‘Imad al-sahrawardi, Imam Rofi’i, Ibnu Abi Dam dan ditegaskan oleh pengarang dalam kitab Al-
wasith.”
Namun demikian, kebolehan menari hanya berlaku kepada seseorang yang menggunakan
pakaian sopan dan tidak mengantarkan kepada syahwat yang diharamkan. Apabila dia
menggunakan pakaian seksi saat menari dan meningkatkan syahwat penontonnya, maka hukumnya
haram.
Selain itu, dalam tarian juga disyaratkan harus tidak terdapat gerakan yang menyerupai
wanita bagi penari laki-laki, dan menyerupai laki-laki bagi penari wanita. Apabila terdapat gerakan
yang menyerupai lawan jenis, maka hukumnya haram.
Sebagaimana dalam kitab Faidul Qadir, juz 5, halaman 271 berikut
‫ِل ٍل َت ُّب ِبا َأٍة‬
‫ْم‬ ‫ٌه‬ ‫َش‬ ‫ُج‬ ‫ُز‬ ‫ْو‬‫ُجَي‬ ‫َفَال‬ ‫ُّي‬ ‫ َقاَل اْلَعِز ْيِز‬. ‫َلَعَن اُهلل اْلُم َخ ِّنِثَنْي ِم َن الِّر َج اِل َو اْلُم َت ِّج َالِت ِم َن الِّن اِء‬
‫َر‬ ‫َر‬ ‫َس‬ ‫َر‬
‫يِف ْحَنِو ِلَباٍس َأْو َهْيَئٍة َو َال َعْك ُس ُه ِلَم ا ِفْيِه ِم ْن َتْغِيِرْي َخ ْلِق اِهلل َتَعاىَل‬.
Artinya : “Allah melaknat laki-laki yang bergaya menyerupai perempuan, dan perempuan
yang bergaya menyerupai laki-laki. Imam Al-Azizi menyatakan: laki-laki dilarang menyerupai
perempuan dalam berpakaian atau pun tingkah lakunya, begitu juga sebaliknya, karena hal itu
termasuk mengubah ciptaan Allah SWT”.
Dalam penjelasan diatas dapat diketahui bahwa, menurut pendapat ulama yang dijadikan
pegangan menari itu diperbolehkan. Tetapi, dengan syarat menggunakan pakaian sopan dan tidak
mengantarkan kepada syahwat yang diharamkan. Selain itu, dalam tarian juga disyaratkan harus
9

tidak terdapat gerakan yang menyerupai wanita bagi penari laki-laki, dan menyerupai laki-laki bagi
penari wanita.
Menari, wajar ditemui dalam kehidupan sehari-hari akan tetapi belum tentu dibenarkan
dalam Islam. Islam memandang bahwa tindakan yang mengumbar aurat dan menjadikan bahan
tontonan yang menimbulkan mafsadat kerusakan di Haramkan, dari sinilah muncul kajian hukum
menari dalam Islam. Kajian Menari atau tarian dalam Islam dewasa ini harus dihukumi terpisah
karena beberapa Thariqah dalam Islam menggunakan Tarian dan Menari sebagai
media Dzikir kepada Allah SWT. Hukum menari dalam Islam beserta dalil-dalil argumentasinya
perlu dipahami dengan baik.
Menari, adalah sebuah gerakan ritmis dan indah sebagai ungkapan jiwa manusia. Menari dipahami
luas oleh banyak dengan kata Joged, Dance atau lainnya yang sejenis menggerakan anggota badan.
Menari dapat ditemukan dalam semua kebudayaan dan peradaban di dunia, baik barat maupun
timur. Menari juga bisa dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan.
Bahkan di Jawa, Kerajaan kepanjangan Mataram Islam, Kesultanan Nyayogyakarta dan
Kasunanan Surakarta selalu menghadirkan Tarian Bedhaya Tawang pada saat peringatan kenaikan
Sultan/ Sunan. Tarian atau menari sebagai ungkapan jiwa bisa dilakukan dengan ekspresi pakaian
yang tertutup sopan sebagaimana tarian Saman dari Aceh. Atau tarian penyambuta, perang dan lain
yang menggunakan pakaian adat sebagaimana ditemukan di Papua. Semuanya dinamakan tarian
dan pasti berimplikasi hukum berbeda satu sama lain. Istilah tarian juga biasa disematkan dalam
ritus dzikir Thariqah Maulawiyah yang didirikan oleh Maulana Jalaludin Ar-Rumi di Kerajaan
Ustmaniyah (Turki).
Tarian terakhir ini disebut dengan tarian Sufi yang berfungsi sebagai media dzikir. Maka
memerlukan pengertian mendalam dalam memahami Hukum Menari dalam Islam. Tidak serta
merta dihukumi sama semua dalam semua bentuk tarian. Dasar dari Hukum Menari dalam Islam
dijelaskan dalam kitab ini, bahwa Hukum wanita menari-nari di depan lelaki yang bukan
mahramnya adalah Haram. Keharaman Hukum Menari dalam Islam oleh wanita di depan laki-laki
bukan mahrom berdasar Ijma’ konsensus para Ulama.‘illat hukumnya yakni menghindari faktor
negatif yang ditimbulkan dari perbuatan tarian wanita. Tentunya akan sangat banyak syahwat
terumbar, fitnah tersebar, merusak kehormatan wanita dan petaka bagi laki-laki yang tidak tahan.
Keharaman menari di atas juga berlaku bagi laki-laki muda yang menari dihadapan wanita yang
bukan mahramnya. Keharaman menari dalam Islam jelas bertujuan menghindari kerusakan yang
terjadi sebagaimana pesan dalam maqshid asy-Syariah.
G. Pengertian Seni Tari
10

Setiap masyarakat mempunyai seni dan kebudayaan masing-masing. Kebudayaan tersebut


terbentuk karena adanya pola tingkah laku yang ditimbulkan oleh kegiatan masyarakat itu sendiri.
Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, namun pada dasarnya bangsa Indonesia
dapat merujuk kepada semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang terdapat pada lambang Negara kita
yaitu Pancasila yang berarti walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu.
Dengan demikian bangsa Indonesia mengakui eksistensi keanekaragaman suatu suku bangsa
sebagai masyarakat yang mempunyai seni dan budaya Menurut E.B. Tylor dalam (Soerjono
Soekanto) Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat dan lain, kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain kebudayaan mencakup
semuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat Manusia pada
umunya senang terhadap sesuatu yang indah, keindahan itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Keindahan alam, yaitu keharmonisan yang menakjubkan dari hukum alam, seperti suara air
terjun mengalir, kicauan burung, keindahan gunung dan lain sebagainya yang terbentang luas
bagi mereka yang mempunyai kemampuan untuk menerimanya (menikmatinya).
2. Keindahan seni, yaitu keindahan buatan atau hasil karya cipta manusia, yaitu buatan seorang
seniman yang mempunyai bakat untuk menciptakan sesuatu yang indah seperti sebuah karya
seni

Setiap manusia diberikan dua kebahagiaan hidup, yaitu : agama, merupakan petunjuk untuk
kebahagiaan akhirat dan seni yang merupakan hasil karya dan terwujud dalam kehidupan di dunia.
Seperti yang diungkapkan oleh Sidi Gazalba dalam bukunya yang berjudul “Asas Kebudayaan
Islam” mengatakan bahwa : “Agama berfungsi untuk mewujudkan keselamatan rohani baik didunia,
terutama di akhirat. Di akhirat kesenangan dan keselamatan itu ditambah kesenangan Jannah.
Sosial, ekonomi, politik, pengetahuan dan teknik membina keselamatan jasmaniah di dunia yang
ada lantunan (aspek) nilai-nilainya di akhirat. Sedangakn yang berfungsi untuk mewujudkan
kesenangan manusia di dunia ialah seni Dari Ensiklopedi Indonesia dipetik bahwa defenisi seni
yaitu penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantaraan
alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat tertangkap oleh indera pendengaran seni suara),
penglihatan (seni lukis) atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari, drama) Menurut kamus
bahasa Indonesia, seni adalah :

1. Keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya dan
sebagainya).
2. Karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti : tari, lukisan dan ukiran
11

Seni tari adalah seni menggerakkan tubuh secara berirama dengan diiringi musik.
Gerakannya dapat sekedar dinikmati sendiri, merupakan ekspresi suatu gagasan atau emosi dan
cerita (kisah). Seni tari juga dapat digunakan untuk mencapai ekskatase (semacam mabuk atau tak
sadar diri) bagi yang melakukannya Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa seni
tari adalah sebuah hasil karya manusia yang berasal dari ide / gagasan dan pola pikir, berupa
pengalaman pribadi ataupun orang lain, dan menyatakan perasaan yang sesungguhnya (marah,
sedih, bahagia) serta dituangkan melalui gerakan badan (anggota tubuh) dan biasanya diiringi oleh
musik.
H. Seni Tari Dalam Lintasan Sejarah Islam
Dari zaman dahulu, seni tari telah memainkan peranan penting dalam upacara kerajaan,
dikalangan masyarakat maupun individu. Seni tari merupakan akar tari Barat yang popular pada
masa kini. Bangsa-bangsa primitif bahkan percaya pada daya magis tari, seperti tampak pada tari
kesuburan dan hujan, tari perburuan dan perang. Biasanya tarian seperti ini dijadikan sebagai
lambang kekuatan kerja sama secara kelompok dan sebagai perwujudan rasa saling hormat
menghormati. Semua itu didasari oleh tradisi-tradisi masyarakat Seni tari pada permulaan Islam
berbentuk sederhana dan hanya dilakukan oleh orang-orang yang datang dari luar jazirah Arab,
seperti orang Sudan, Ethiopia dan lain-lain. Menari biasanya dilakukan pada hari-hari gembira ,
seperti hari raya dan hari-hari gembira lainnya Dalam tulisan ini, kami kutip salah satu riwayat
sebagai contoh tentang hal menari, hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Anas Ra. sebagai
berikut:
Artinya : “Dari Anas Ra. Ia berkata : “Tatkala Rasulullah datang ke Madinah, orang-orang
Habsyah (Ethiopia sekarang) menari dengan gembira menyambut kedatangan beliau sambil
memainkan senjata mereka”

Imam Ahmad dan Ibnu Hibban juga meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Anas Ra. beliau
berkata:

Artinya :“Orang-orang Habsyah (pada hari raya Idhul Adha) menari (dengan memainkan senjata
mereka) dihadapan Rasulullah Saw. Banyak anak-anak berkumpul disekitarnya karena ingin
menonton tarian mereka. Orang-orang Habsyah bernyanyi (dengan syair) : “Muhammad adalah
hamba yang shaleh,” (secara berulang-ulang)”.

Pada masa khalifah Islam terdahulu tidak pernah melarang rakyatnya mempelajari seni
suara, musik dan tari Mereka dibiarkan mendirikan sekolahsekolah musik dan membangun pabrik-
pabrik alat music Mereka diberi gairah untuk mengarang buku-buku tentang seni suara, musik dan
tari. Negara khilafah juga tidak pernah mengambil tindakan hukum terhadap biduan dan biduanita
12

yang bernyanyi di rumah-rumah individu Bahkan mereka diberi ijin untuk bernyanyi di istana dan
di rumah penguasa. Perhatian kearah pendidikan musik juga telah dicurahkan sejak akhir masa
Daulah Ummayah, yang kemudian dilanjutkan pada masa Daulah Abbasiyah. Seni tari pada masa
ini telah mendapat tempat yang istimewa di tengah masyarakat, baik dikalangan istana, gedung-
gedung khusus (rumah pejabat dan hartawan), maupun tempat-tempat hiburan lainnya.
Berkembangnya seni ini karena ketika itu perbudakan masih berlaku. Para budak wanita bernyanyi
untuk menghibur para pejabat maupun rakyat. Tetapi biduanita-biduanita pada umumnya adalah
berasal dari kalangan sendiri Catatan tentang kesenian umat Islam begitu banyak disebut orang.

Para penemu dan pencipta alat musik Islam juga cukup banyak jumlahnya, yang muncul
sejak pertengahan abad kedua hijriah, misalnya Yunus Al Khatib yang meninggal tahun135 H,
Khalil bin Ahmad (170 H), Ibnu An Nadiem Al Naushilli (235 H), Hunain Ibnu Ishak (264 H) dan
lain-lain Pengarang kitab ilmu seni tari yang pertama di dalam Islam adalah Al-Farabi (wafat tahun
950 M) yang mengarang kitab Al Raqs was Zafn (kitab tentang Tari dan Gerak Kaki)
Berkembangnya kesenian diseluruh negeri Islam tidak menyebabkan berkembangnya seni yang
dicampuri oleh maksiat dan hal-hal yang dilarang syara’. Jika hal tersebut terjadi, biasanya khalifah
Islam akan mengambil tindakan keras dengan menangkap pelakunya serta menutup tempat-tempat
hiburan yang berselubung kemaksiatan. Pada akhir masa Daulah Abbasiyah, kesenian tari mulai
mundur ketika tentara bangsa Mongol menguasai pusat peradaban Islam di Baqhdad.

Semua hasil karya seni dirusak oleh tentara keji itu karena memang tentara ini tidak
menyukai taritarian. Kemudian pada masa khilafah Usmaniyah berikutnya, seni tari berkembang
lebih pesat lagi, khususnya tarian sufi yang biasa dilakukan oleh kaum pria saja. Sedangkan penari
wanita menarikan tarian di istana dan rumahrumah para pejabat. Setelah khilafah Islam diruntuhkan
oleh Barat (gabungan Negara Eropa), mulailah muncul tempa-tempat hiburan yang terbuka untuk
umum. Kita lantas mengenal ada yang namnya klub malam, bar, diskotik dan panggung-panggung
terbuka. Muncul pula nyanyian cabul yang sesungguhnya tidak pantas dinyanyikan. Bahkan kita
sudah sangat mudah menemukan nyanyian yang disertai dengan acara joget, dansa, disko dan
breakdance yang disertai dengan jeritan histeris. Penyanyi wanitanya pun telah banyak yang tidak
punya rasa malu lagi. Mereka lebih suka memamerkan auratnya dengan mengenakan pakaian ketat,
tipis dan mini.
I. Tanggapan Ulama Islam terhadap Seni Tari
Dalam buku-buku hadits terdapat nash-nash yang membolehkan seseorang menyanyi,
menari dan memainkan alat musik. Tetapi kebolehan itu disebutkan pada nash-nash tersebut hanya
ada pada acara pesta perkawinan, khitanan, aqiqah, lahirnya seorang bayi, setelah seseorang hafal
Al-Qur’an dan ketika menyambut tamu yang baru datang atau memuji-muji orang yang mati syahid
13

dalam perperangan atau pula menyambut kedatangan hari raya, dan yang sejenisnya. Selama tidak
dicampuri omong kotor, cabul dan yang kiranya dapat mengarah kepada perbuatan dosa
Menanggapi masalah seni tari dikalangan ulama terjadi perbedaan pendapat, seperti yang penulis
kutip dari buku “Sejarah Kebudayaan Islam” karangan Prof. A. Hasjmy, tercatat bahwa Imam
Syaikhul Islam, Ahmad Ibnu Taimiyah (wafat tahun 1328 M).

Beliau menentang keras seni dalam kitabnya yang berjudul Risalah fi Sima’wal Raqs wal
Surakh Risalah tentang Mendengar Musik, Taritarian dan Nyanyian Namun ada juga kalangan
ulama yang membolehkan seni tari selama tidak melanggar norma-norma Islam Yang berpendapat
demikian diantaranya Ibrahim Muhammad Al-Halby (wafat 1545 M), beliau mengarang kitab yang
berjudul Al Rash wal Waqs limustahil Al Raqs (Benteng yang Kokoh bagi Orang yang
Membolehkan Tari-tarian) Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulum Ad Din yang dikutip dari buku
“Seni Dalam Pandangan Islam Seni Vokal, Musik dan Tari” karangan Abdurrahman Al Baghdadi,
beranggapan bahwa mendengar nyanyian dan musik sambil menari hukumnya mubah. Sebab kata
beliau : Para sahabat Rasulullah Saw. Pernah melakukan “hajal” berjinjit pada saat mereka merasa
bahagia. Imam Al Ghazali kemudian menyebutkan bahwa Ali bin Abi Thalib pernah berjinjit atau
menari tatkala ia mendengar Rasulullah Saw. Bersabda tentang yang baik bagi dirinya. Begitu juga
Ja’far bin Abi Thalib. Kata Imam Al Ghazali, dia pernah melakukan hal yang sama berjinjit,
demikian juga dengan Zaid bin Haritsah Dalam kesempatan lain Aisyah diizinkan Rasulullah Saw.
untuk menyaksikan penari-penari Habsyah Kemudian Imam Al Ghazali menyimpulkan bahwa
menari itu hukumnya boleh pada saat-saat bahagia, seperti pesta perkawinan, khitanan, aqiqah,
lahirnya seorang bayi, setelah seseorang hafal Al-Qur’an dan ketika menyambut tamu yang baru
datang atau memuji-muji orang yang mati syahid dalam perperangan atau pula menyambut
kedatangan hari raya, dan yang sejenisnya.

Semua ini hukumnya mubah dengan tujuan untuk menampakkan rasa gembira. Namun, perlu
diketahui bahwa tari-tarian dimasa permulaan Islam tidak pernah dilakukan dalam keadaan kaum
laki-laki menari bercampur dengan kaum wanita, kecuali sesudah kebudayaan Barat mulai
mewarnai dan mempengaruhi kebudayaan Islam. Sesudah itu baru muncul kebiasaan menari dengan
mengikuti para penari Barat dengan gaya merangsang syahwat dan membangkitkan birahi, seperti :
tari balet, dansa, joget, dangdut, atau tarian yang menimbulkan hysteria seperti : disko dan break
dance.
J. Pengertian dan Sejarah Ngebeng Joget serta Unsur-unsurnya
1. Pengertian
Ngebeng joget secara teoritis belum penulis temukan pengertiannya. Namun, apabila ditinjau
dari segi kata “Joget” mengandung pengertian :
14

a. Tari (sembarang tari).


b. Tari dengan lagu melayu yang agak rancak iramanya.
c. Tandak atau ronggeng

Joget berasal dari dua kata yaitu : Ngebeng dan Joget. Ngebeng adalah kegiatan berjoget
atau bergoyang yang dilakukan oleh para suami dan pemuda. Para suami dan pemuda tersebut
disebut sebagai Pengebeng. Sedangkan Joget adalah sebutan kepada beberapa orang remaja
perempuan yang mana pekerjaannya hanya berjoget atau bergoyang yang diiringi oleh musik. Para
joget ini tergabung dalam sebuah kelompok yang disebut Joget Band Joget Band adalah sebutan
kepada sekelompok orang yang terdiri dari ketua kelompok, terdiri dari 7-9 orang remaja
perempuan bertugas sebagai penari atau pejoget, dan seorang penyanyi wanita, serta seorang laki-
laki sebagai pemain alat musik Orgen Tunggal. Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan “Ngebeng Joget” adalah sejenis tarian (joget) yang dilakukan secara
berpasangpasangan antara laki-laki dan perempuan serta diringi oleh musik yang menggairahkan
dalam waktu dan acara tertentu.
2. Sejarah Ngebeng Joget
Joget band pertama kali datang ke Desa Posek yaitu pada tahun 1970-an, berasal dari Jawa
dan terdiri dari ketua atau kepala joget, tiga orang pemain alat musik dan 2 orang penyanyi serta 6
orang para gadis joget. Pada masa ini alat musik yang digunakan masih berupa alat musik
tradisional yaitu menggunakan gong, gendang dan seruling. Sedangkan pakaian yang digunakan
para joget berupa pakaian khusus yaitu Baju Kebaya yang panjang dan pendek. Baju kebaya
pendek hanya sebatas pinggul, sedangakan kebaya panjang sampai kelutut Kelompok Joget Band
ini berasal dari banyak daerah, misalnya Jawa, Medan, Madura, dan daerah lainnya. Biasanya
Joget Band datang ke desa Posek dan desa-desa lainya apabila masyarakat desa tersebut akan
mengadakan pesta pernikahan dan turnamen atau perlombaan-perlombaan antar desa. Jika dalam
suatu desa mengadakan pesta pernikahan ataupun perlombaanperlombaan, maka ketua pemuda di
desa tersebut menjemput atau mengundang group joget band untuk hadir dan memeriahkan acara
di desa tersebut Seiring dengan pergantian tahun dan berjalannya waktu, tradisi ini juga telah
banyak mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi sekitar awal tahun 1990-an, misalnya :
a. Pada masa ini pakaian para gadis joget tidak lagi mengggunakan baju kebaya, namun
mereka menggunakan baju kaos dan celana jeans yang ketat.
b. Alat musik yang digunakan berasala dari alat musik modern yaitu Orgen Tunggal atau Key
Board .
c. Jenis musik yang dimainkan bernada hot atau menggairahkan.
15

Jadi perkembangan tradisi ngebeng joget saat ini dapat kita lihat, bahwa secara kualitas dan
kuantitasnya benar-benar telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat atau sebagai sarana hiburan
yang ditampilkan dalam berbagai acara dan pesta masyarakat .
3. Waktu dan Tempat serta Unsur-unsur dalam Pelaksanaan Ngebeng Joget
Pelaksaan ngebeng joget dilakukan di lapangan voli pada malam hari, yaitu pukul 20.00 sampai
dengan pukul 04.00 pagi. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, bahwa dalam pelaksanaan
pertunjukan joget band terdapat unsuunsur pokok yang harus dipenuhi seperti :
a. Pejoget / Pengebeng
b. Gadis-gadis Joget
c. Alat musyik dan pemainnya.

Dalam pelaksanaan tradisi ngebeng joget terdiri dari laki-laki dan perempuan yang menari
(berjoget) bersama-sama. Dalam hal penari laki-laki dikenal dengan sebutan Pejoget atau
Pengebeng, sedangkan penari perempuan dikenal dengan sebutan gadis-gadis joget. Jumlah
pengebeng ditentukan tergantung banyaknya gadis-gadis joget, biasanya 7 sampai 9 pasangan
Keberadaan joget band serta proses pelaksanaannya dapat diikuti berbagai lapisan masyarakat,
mulai dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan orang tua. Acara ini dilaksanakan atau diadakan
hampir setiap pesta, terutama dalam pesta perkawinan, turnamen (pertandingan antar Desa). Dalam
memeriahkan pesta perkawinan, acara joget ini hanya dilaksanakan selama satu malam penuh.
Namun jika ada turnamen waktunya tergantung kepada lamanya turnamen tersebut diadakan .
4. Sistem Pelakssanaan Ngebeng Joget
pelaksanaan tradisi ngebeng joget di Desa Posek diadakan sampai satu malam penuh, dari
pukul 20.00 sampai pukul 04.00 pagi. Dalam sepanjang malam biasanya acara ngebeng joget
diadakan dalam beberapa ronde (raun) atau tahap dalam satu malam, yaitu 14 sampai 17 ronde.
Dengan batas waktu sampai habisnya 7 buah lagu yang dinyanyikan oleh seorang biduanita dari
Group Joget Band atau dengan batas waktu kira-kira 25 sampai 30 menit. Bagi pengebeng yang
ingin berjoget (ngebeng) terlebih dahulu harus mendaftar kepada ketua joget dan biasanya para
pengebeng secara berombongan berkelompok mendaftar kepada ketua joget. Untuk dapat ngebeng
joget setiap pengebeng harus mendaftarkan diri dengan membayar uang sejumlah Rp. 25.000,-
untuk satu ronde, maka keseluruhan untuk satu rombongan pengebeng harus membayar uang
sebesar Rp. 175.000,- atau Rp. 225.000,-. Meskipun untuk dapat ngebeng joget, mereka harus
mengeluarkan sejumlah uang, namun hal tersebut tidak bisa merubah keinginan mereka untuk
ngebeng joget. Dalam hubungannya dengan yang lain, bahwa pelaksanaan tradisi ngebeng joget
tersebut, penulis mengamati terdapat waktu resmi dan waktu semi resmi. Waktu resmi berlangsung
dari jam 20.00 WIB sampai 00.00 WIB, yang berjalan dengan baik dan berada dalam batas-batas
16

yang ethis. Tetapi ketika sudah mencapai pukul 01.00 WIB, ketika itu para penonton sebagian
sudah pulang dan yang tinggal hanya para pejoget atau pengebeng yang menunggu giliran Ketika
itu akan mulailah terlihat para pengebeng menampakkan aksi-aksi mereka, yakni minum minuman
keras, kemudian para pengebeng dan gadis-gadis joget saling senggol-senggolan, bahkan ada
pengebeng yang usil memeluk dan mencium gadis-gadis joget tersebut.
K. Dampak yang ditimbulkan dari Pelaksanaan Tradisi Ngebeng Joget terhadap Kehidupan
Rumah Tangga
1. Sebab-sebab Acara Joget disenangi oleh Masyarakat Islam
Dari pemaparan data di atas, terlihat bahwa joget band merupakan salah satu hiburan yang
disenangi masyarakat di Desa Posek, meskipun harus mengeluarkan uang untuk dapat
ngebeng joget. Kenyataan ini terlihat sekali dari praktek kehidupan sosial masyarakat Desa
Posek, walaupun jenis-jenis hiburan yang lain seperti : rebana, tari melayu, pencak silat, dan
sebagainya, namun joget merupakan salah satu sarana hiburan yang banyak digemari. Hal
ini seperti yang dikatakan oleh salah seorang anggota masyarakat, beliau mengatakan :
“Masyarakat Desa Posek lebih menyukai acara joget band dari pada hiburan-hiburan lain.
Karena dapat melibatkan masyarakat secara langsung serta pertunjukannya lama Selain dari
kenyataan di atas, yang menyebabkan joget band itu disenangi masyarakat di Desa Posek,
barangkali faktor pendidikannya juga dapat dijadikan sebagai salah satu alasan. Dalam tabel
dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat pendidikan masyarakat masih rendah, terlihat bahwa
masih ada masyarakat yang tidak tamat SD, bahkan ada diantara mereka yang buta huruf.
Kemungkinan dari keadaan tersebut dapat berpengaruh kepada pola pikir masyarakat,
sehingga tidak begitu memperhitungkan akibat dari acara tersebut. Selain itu, kesenangn
sebagian besar para remaja, pemuda bahkan orang tua dalam mengikuti acara joget adalah
merupakan salah satu penyebab membudayanya tradisi Ngebeng Joget tersebut. keadaan
tersebut juga bisa mendukung masyarakat banyak untuk menerima sekaligus menyenangi
acara tersebut.
2. . Dampak yang ditimbulkan dari Pelaksanaan Tradisi Ngebeng Joget terhadap Kehidupan
Rumah Tangga
Pada dasarnya setiap tindakan dan perbuatan manusia akan menimbulkan suatu dampak,
baik positif maupun negatif. Adapun dampak positif yang bisa dirasakan oleh masyarakat
Desa Posek dari pelaksanaan tradisi ngebeng joget diantaranya, bisa memberikan hiburan
kepada masyarakat. Diantara dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat adalah
timbulnya keretakan keluarga atau ketidak harmonisan rumah tangga disebabkan suami
terbawa arus atau tidak bisa mengontrol diri untuk tidak ngebeng joget. Ada suami yang
17

tergoda untuk berbuat serong/selingkuh, kemudian menimbulkan konflik besar dalam rumah
tangga, seperti yang dialami oleh pak Atan., bahwa suaminya poligami. sehingga orang tua
lalai dalam mendidik dan mengawasi tingkah laku anak-anaknya. Bagi anak-anak, tradisi
ngebeng joget berpengaruh terhadap mental dan keinginannya sehari-hari, antara lain yaitu :
a. Sering melalaikan ibadah agama seperti shalat, mengaji, wirid, pengajian dan
lainnya.
b. Melalaikan tugas sekolah, seperti PR (Pekerjaan Rumah), diskusi belajar dan lainnya.
c. Mulai mengetahui seks (pergaulan bebas) yang seharusnya belum saatnya mereka
ketahui.
3. . Usaha-usaha Penanggulangan yang Telah dilakukan
a. Apabila dilihat dari pengaruh yang ditimbulkan dari tradisi ngebeng joget yang
merupakan suatu keadaan yang merusak aspek kehidupan masyarakat dan jika
dibiarkan berlarut-larut akan melahirkan generasi-generasi yang rusak dan tidak
bertanggungjawab. Dengan demikian khususnya terhadap kehidupan rumah tangga di
Desa Posek. Jika hal ini dibiarkan tetap berlangsung, Karena hal ini menyangkut
keadaan/masalah kemasyarakatan, maka orang yang paling tepat untuk itu adalah
pemerintah setempat yang bekerja sama dengan alim ulama yang berada di Desa
tersebut. karena keduanya merupakan suatu kekuatan yang dapat menggunakan hak
dan wewenanganya dengan bijaksana.
b. Dalam upaya perbaikan, para pihak yang berwenang dan terkait telah melakukan
beberapa langkah, diantaranya
c. Membentuk organisasi remaja dan kepemudaan.

Dari upaya-uapaya di atas, dapat disimpulakan bahwa langkah-langkah perbaikan yang telah
dilakukan memang baik, tetapi dipandang belum memadai. Hanya baru sebatas perbaikan terhadap
manusianya, itupun antara aparat dan pemerintah desa kurang bekerja sama dengan alim ulama. Hal
ini terbukti dari usaha yang ada tidak melahirkan sesuatu yang diharapkan.
L. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tradisi Ngebeng
Keinginan untuk menari sama dengan keinginan manusia untuk berjalan,bermain dan
sebagianya. Semua itu merupakan perbuatan yang biasa dilakukan secara alami dalam rangka
menghibu diri atau mencari kesenangan dan kebahagiaan. Syara’ tidak mengharamkan seseorang
untuk menggerakkan badan, tangan, kaki, perut dan sebagainya.. Hal ini terlihat dari gaya penari
yang merangsang syahwat dan membangkitkan birahi, seperti : tari balet, dansa, joget, dangdut, atau
tarian yangmenimbulkan hysteria seperti : disko dan break dance. Adapun pandangan syara’
terhadap seni tari adalah sebagai berikut:
18

a. Menurut ketentuan syara’, setiap sesuatu yang menghantarkan kepada perbuatan haram,
maka ia haram pula dikerjakan Dalam pelaksanaanya, tradisi ngebeng joget memang telah
melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama. Disamping itu juga, para pengebeng juga
minum minuman keras, padahal hal itu sudah jelas dilarang oleh agama Kemudian akibat
dari pengaruh minuman keras tersebut menimbulkan perkelahian antar pengebeng/pejoget,
bahkan juga terhadap penonton Dengan adanya tradisi ngebeng joget yang disertai dengan
mabuk-mabukan yang jelas telah dilarang oleh Allah, sebagaimana yang telah disebutkan
terdahulu. Dengan demikian, secara otomatis tradisi ini telah banyak menimbulkan
kemudhorotan / kerusakan, padahal Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat
kerusakan di permukaan bumi ini. Sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT. dalam surat
AlQashas ayat 77 yang berbunyi :
‫ِس‬ ‫ِص ِم‬ ‫ِخ‬ ‫ِف‬
‫َو ٱْبَتِغ يَم ٓا َءاَتٰى َك ٱلَّلُه ٱلَّداَر ٱْل َءا َر َةۖ َو اَل َتنَس َن يَبَك َن ٱلُّد ْنَياۖ َو َأْح ن َك َم ٓا َأْح َسَن ٱلَّلُه‬
‫ِس ِد‬ ‫ِحُي‬ ‫ِإ‬ ‫ىِف‬ ‫ِإ‬
‫َلْيَك ۖ َو اَل َتْبِغ ٱْلَف َس اَد ٱَأْلْر ِض ۖ َّن ٱلَّلَه اَل ُّب ٱْلُم ْف يَن‬
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.
Para penari/gadis-gadis joget dalam acara joget band memakai pakaian yang ketat, sehingga
terlihat bentuk tubuhnya. Hal ini bisa membangkitkan dan merangsang birahi laki-laki yang
berjoget bersamanya serta penonton yang melihat acara tersebut. Ditambah lagi dengan
wajahnya yang cantik, membuat para lelaki terpikat dan terpesona, bahkan juga bisa
mendorong kepada perbuatan zina.

You might also like