Professional Documents
Culture Documents
Tugas Tatwa
Tugas Tatwa
CANANG SARI
OLEH
2023/2024
i
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 1
1.3 Metode...................................................................................... 1
1.4 Tujuan....................................................................................... 2
1.5 Manfaat..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Komponen dan Manfaat Canang Sari....................................... 3
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu upakara terpenting yang paling sering melengkapi ritual keagamaan
adalah canang sari. canang sari pelengkap sebagai sarana persembahan dan
Pemujaan kehadapan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Namun, tidak
semua umat mengetahui makna yang terkandung serta komponen yang tepat dari
Canang sari.
1
2. Penataan Simbolis : Menata bunga-bunga dan elemen lainnya secara
simbolis, mengikuti pola atau aturan tertentu yang mencerminkan
nilai-nilai spiritual dan kepercayaan.
3. Doa dan Mantra: Seringkali, Canang Sari disertai dengan doa atau
mantra yang diucapkan oleh pemberi persembahan sebagai ekspresi
rasa syukur dan permohonan.
4. Orientasi Geografis: Canang Sari ditempatkan dengan orientasi
tertentu, seperti arah mata angin, yang memiliki makna tersendiri
dalam konteks kepercayaan Bali.
5. Frekuensi dan Ritual : Penentuan waktu penyusunan Canang Sari
dapat berkaitan dengan hari-hari tertentu, peristiwa-peristiwa khusus,
atau ritual keagamaan.
Penting untuk diingat bahwa metode ini dapat bervariasi tergantung pada
tradisi dan kepercayaan masyarakat atau keluarga yang membuat Canang Sari.
1.4 Tujuan
1. Untuk mengetahui makna yang terkandung dalam canang sari.
1.5 Manfaat
1. Dengan mengetahui makna yang terkandung dalam canang sari, maka
kami berharap pembaca dapat memperluas pengetahuan mengenai
2
BAB II
PEMBAHASAN
Canang berasal dari kata “Can” yang berarti indah, sedangkan “Nang”
berarti tujuan atau maksud (bhs. Kawi/Jawa Kuno), Sari berarti inti atau sumber.
Dengan demikian Canang Sari bermakna untuk memohon kekuatan Widya
kehadapan Sang Hyang Widhi beserta Prabhawa (manifestasi) Nya secara skala
maupun niskala. Dalam dokumen tersebut juga dijelaskan mengenai bentuk dan
fungsi canang menurut pandangan Hindu Bali ada beberapa macam sesuai dengan
kegiatan upakara yang dilaksanakan.
3
mengandung sirih. Canang sari adalah salah satu sarana upakara yang sederhana
namun. penting. Dimana dalam Bhagawad Gita IX.26 dijelaskan
a. Ceper
Canang memakai alas berupa “ceper” (berbentuk segi empat) adalah simbol
kekuatan “Ardha Candra” (bulan). Di atas ceper ini diisikan sebuah “Porosan”
yang bermakna persembahan tersebut harus dilandasi oleh hati yang welas
asih serta tulus kehadapan Sang Hyang Widhi beserta Prabhawa Nya,
demikian pula dalam hal kita menerima anugerah dan karunia Nya.
Ceper adalah alas dari canang sari yang berbentuk persegi dan terbuat dari
janur. Di atas ceper lah semuaa komponen canang sari diletakkan. Ceper
adalah lambang dari angga sarira, dimana empat sisi yang terdapat di ceper
adalah simbol dari kesatuan Panca Maha Bhuta, Panca Tan Matra, Panca
Budhi Indriya dan Panca Karmendriya (penyusun angga). Ceper cuga bisa
sebagai pralambang ardha candra/bulan (tamas).
Di atas ceper ini juga berisikan seiris tebu, pisang dan sepotong jaja (kue)
adalah sebagai simbol kekuatan “Wiswa Ongkara” (Angka 3 aksara Bali).
b. Plawa/Don kayu
Dalam lontar "Yadnya Prakerti", dikatakan bahwa Plawa adalah lambang
tumbuhnya pikiran yang hening dan suci, yang menyimbolkan suasana ketika
memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
4
c. Tubungan mekamen/porosan
Tubungan mekamen terdiri dari pinang yang melambangkan manifestasi Tri
Murti yakni dewa Brahma, kapur untuk dewa Siwa dan sirih untuk Dewa
Wisnu. Jadi porosan/tubungan mekamen memiliki makna sebagai poros atau
pusat yang bermakna dimana memohon tuntunan kepada Ida Sang Hyang
Widhi Wasa dalam amnifestasinya sebagai Dewa Tri Murti untuk
menciptakan, memelihara hal yang baik dan melebur hal negatif.
d. Kekiping
Kiping adalah jajan dari ketan yang tipis berwarna putih.
e. Pisang
Pisang memiliki lambang sebagai anugrah/nyasa amertha yang diberikan alam
sebagai pemberian Ida Sang Hyang Widhi Wasa, manifestasi dewal
Mahadewa.
f. Tebu seiris
Tebu memiliki lambang sebagai anugrah/nyasa amertha yang diberikan alam
sebagai pemberian Ida Sang Hyang Widhi Wasa, sebagai manifestasinya
adalah dewa Brahma.
g. Geti geti
Ketan yang berisi gula bali, merupakan penganan, memiliki lambang sebagai
anugrah/nyasa amertha pemberian Ida Sang Hyang Widhi Wasa, diletakkan
dibungkus daun atau di atas celemik.
h. Lengis müük/minyak wangi
Merupakan lambang/nyasa ketenangan jiwa, diletakkan berisi rampai sedikit
di atas celemik.
i. Borch miik/Lepa
Simbol dari perilaku yang baik, dimana borch miyik diletakkan di atas
celemik.
j. Beras kuning
Merupakan simbol/nyasa dari Sang Hyang Atma yang merupakan benih yang
menjadikan badan ini hidup.
5
k. Sampiyan uras
Sampyan uras/uras sari menyimbulkan padma asta dala yang melambangan
kedudukan tuhan di penjuru mata angin. Uras yang berbentuk lingkaran bisa
juga melambangkan windhu/matahari. Dalam sampyan uras terdapat
reringgitan yang merupakan lambang ketetapan dan kelanggenagan
pikiran/simbol Nada (bintang)
6
e. Rampe/Kembang Rampai terbuat dari daun pandan yang diiris tips-tipis,
diletakkan di tengah- tengah bunga menyimbolkan warna Brumbun.
Rampai memiliki makna kebijaksanaan, dimana rampai tidak berbau
dikelilingi oleh bunga bungaan yang berbau wangi, sama seperti filosofi
kehidupan. Rampai memohon diutusnya widyadari Suprabha dalam
saktinya Dewa Siwa agar memercikkan tirta mahamertha untuk
memberikan pembebasan.