You are on page 1of 41

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT NN. A


UMUR 24 TAHUN WUS DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS
DI PUSKESMAS MANTRIJERON

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik BD7002 Asuhan Kebidanan


Holistik pada Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat

Oleh :
AYU UKHVIYATI
P07124523055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2023
ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat


rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Laporan komprehensif yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Perencanan Kehamilan Sehat Nn. A Umur 24 Tahun WUS
dengan Kekurangan Energi Kronis di Puskesmas Mantrijeron”. Tersusunnya
laporan komprehensif ini tentunya tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Heni Puji Wahyuningsih, S.SiT.,M.Keb, selaku ketua jurusan kebidanan
sekaligus dosen pembimbing akademik yang telah memberikan kesempatan
dan bimbingan atas terlaksananya Praktik Asuhan Kebidanan Holistik pada
Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat.
2. Munica Rita Hernayanti, S.SiT., Bdn., M.Kes, selaku ketua prodi pendidikan
profesi bidan yang telah memberikan kesempatan atas terlaksananya Praktik
Asuhan Kebidanan Holistik pada Masa Prakonsepsi dan Perencanaan
Kehamilan Sehat.
3. Huriyah S.ST., Bdn, selaku pembimbing lahan yang telah memberikan arahan
serta bimbingan selama Praktik Asuhan Kebidanan Holistik pada Masa
Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan laporan komprehensif ini. Oleh sebab itu, segala kritik dan saran yang
membangun dari pembaca. Demikian yang bisa penulis sampaikan, semoga
Laporan Komprehensif ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan
memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Yogyakarta, 1 September 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................ Error! Bookmark not defined.


KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................2
C. Manfaat..................................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI DAN KASUS ..................................................................4
A. Kajian Teori...........................................................................................4
B. Kajian Masalah Kasus .........................................................................21
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................23
A. Pengkajian ...........................................................................................23
B. Analisa.................................................................................................25
C. Penatalaksanaan ..................................................................................25
BAB IV PENUTUP ...............................................................................................29
A. Kesimpulan..........................................................................................29
B. Saran .................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................31
LAMPIRAN ...........................................................................................................33

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan
mental, oleh karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan
sebelum masa kehamilan. Proses kehamilan yang direncanakan dengan
baik akan berdampak positif pada ibu dan janin. Pada umumnya
kehamilan dapat berkembang dengan normal sehingga dapat
menghasilkan kelahiran bayi yang sehat melalui jalan lahir. Namun,
kadangkadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit untuk
diketahui bahwa kehamilanpraw mengalami masalah sehingga Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
faktor resiko morbiditas dan mortalitas bagi ibu dan bayi.1
Faktor–faktor yang mempengaruhi KEK pada Wanita Usia
Subur (WUS) terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal (individu/ keluarga) yaitu genetik, obstetrik, seks.
Sedangkan faktor eksternal adalah gizi, obat–obatan, lingkungan dan
penyakit. Secara nasional, prevalensi Ibu hamil KEK pada WUS usia
15–19 tahun dan 20 – 24 tahun (33.5% dan 23.3%). Kehamilan di usia
dini dapat meningkatkan risiko kekurangan gizi dikarenakan pada usia
remaja masih terjadi pertumbuhan fisik. Prevalensi KEK pada Remaja
puteri (usia 15 – 19 tahun) sebesar 36,3%. KEK pada kelompok remaja
memiliki risiko tinggi untuk mengalami KEK pada masa kehamilan.
Seperti diketahui bahwa KEK terjadi karena kurangnya asupan
makanan dalam jangka waktu yang lama.
Berdasarkan data Riskesdas (2018), prevalensi KEK di
Indonesia pada wanita usia subur (WUS) tidak hamil sebesar 14,5% .
Provinsi Yogyakarta masih termasuk kedalam lima belas provinsi
dengan prevalensi di atas nasional. Jika dikelompokan menurut umur,
proporsi kurang energi kronis (KEK) pada wanita usia subur (WUS)

1
tidak hamil terbanyak di Indonesia pada usia 15-19 tahun dengan
prevalensi sebesar 36,3%. Secara regional, Daerah Istimewa
Yogyakarta memiliki prevalensi KEK pada wanita usia subur tidak hamil
sebesar 19,08%. Data tersebut berbanding lurus dengan kondisi gizi pada
remaja di Indonesia yang harus diperbaiki.
Puskemas Mantrijeron adalah salah satu puskesmas yang ada di
wilayah Kota Yogyakarta. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
tertarik untuk mengangkat kasus KEK pada WUS di Puskesmas
Mantrijeron untuk bisa memberikan asuhan yang sesuai dalam
mengatasi permasalahanyang ada.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diketahui dan dilaksanakannya asuhan kebidanan perencanaan
kehamilan sehat pada “Nn. A Umur 24 Tahun WUS pranikah
dengan Kekurangan Energi Kronis” dengan menerapkan pola pikir
manajemenkebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Dilaksanakannya pengkajian data subyektif dan obyektif pada
asuhan kebidanan perencanaan kehamilan sehat “Nn. A Umur
24 Tahun WUS pranikah dengan Kekurangan Energi Kronis”
b. Dilaksanakannya interpretasi data dasar pada asuhan kebidanan
perencanaan kehamilan sehat “Nn. A Umur 24 Tahun WUS
pranikah dengan Kekurangan Energi Kronis”
c. Dilaksanakannya identifikasi masalah pada asuhan kebidanan
perencanaan kehamilan sehat “Nn. A Umur 24 Tahun WUS
pranikah dengan Kekurangan Energi Kronis”
d. Dilaksanakannya penetapan kebutuhan tindakan segera bila
diperlukan pada asuhan kebidanan perencanaan kehamilan
sehat “Nn. A Umur 24 Tahun WUS pranikah dengan
Kekurangan Energi Kronis”
e. Dilaksanakannya penyusunan rencana asuhan yang menyeluruh

2
pada asuhan kebidanan perencanaan kehamilan sehat “Nn. A
Umur 24 Tahun WUS pranikah dengan Kekurangan Energi
Kronis”
f. Dilakukannya penatalaksanaan asuhan kebidanan pada asuhan
kebidanan perencanaan kehamilan sehat “Nn. A Umur 24
Tahun WUS pranikah dengan Kekurangan Energi Kronis”
g. Dilakukannya evaluasi penatalaksanaan yang telah diberikan
pada asuhan kebidanan perencanaan kehamilan sehat “Nn. A
Umur 24 Tahun WUS pranikah dengan Kekurangan Energi
Kronis”.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
secara langsung, serta menambah wawasan dalam menerapkan
asuhan kebidanan terhadap kasus KEK pada WUS.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Mahasiswa Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta
Dapat memahami teori, memperdalam ilmu, dan menerapkan
asuhan yang diberikan pada kasus KEK pada WUS dengan
perencanaan kehamilan sehat.
b. Bagi Bidan, Ahli Gizi dan tenaga kesehatan lain di Puskesmas
Mantrijeron
Diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan
pelayanan dengan pemberian KIE tentang KEK pada WUS
dengan perencanaan kehamilan sehat.
c. Bagi Wanita Usia Subur
Laporan komprehensif ini diharapkan menambah pengetahuan
tentang KEK, sehingga WUS dapat mengetahui faktor
penyebab, penanganan KEK dan penatalaksanaan yang sesuai
dalam perencanaan kehamilan sehat.

3
BAB II
KAJIAN KASUS DAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Definisi Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan
Prakonsepsi merupakan penggabungan dua kata, yaitu pra yang
berarti sebelum, konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur
wanita dan sel sperma pria. Prakonsepsi dilakukan untuk
mengidentifikasi dan memodifikasi risiko biomedis, mekanis dan
sosial terhadap kesehatan wanita ataupun pasangan usia produktif yang
berencana untuk hamil. Persiapan konsepsi dimulai dari masa remaja
Kesehatan organ reproduksi, kebutuhan akan gizi dan perilaku hidup
sehat dan lainya.1
Wanita prakonsepsi adalah wanita usia subur yang siap menjadi
seorang ibu, dimana kebutuhan gizi pada masa ini berbeda dengan
masa anak-anak, remaja, ataupun lanjut usia.2 Masa pranikah dapat
dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena setelah menikah wanita
akan segera menjalani proses konsepsi. Masa prakonsepsi merupakan
masa sebelum kehamilan. Periode prakonsepsi adalah rentang waktu
dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi dan idealnya harus
mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari
sebelum konsepsi. Status gizi WUS atau wanita pranikah selama tiga
sampai enam bulan pada masa prakonsepsi akan menentukan kondisi
bayi yang dilahirkan. Prasayarat gizi sempurna pada masa prakonsepsi
merupakan kunci kelahiran bayi normal dan sehat. 3
Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk
dilakukan setiap pasangan suami istri, baik itu secara fisik,
psikologi/mental dan finansial. Kesehatan prakonsepsi merupakan
bagian dari kesehatan secara menyeluruh selama masa reproduksi yang
berguna untuk mengurangi risiko dan mengaplikasikan gaya hidup
hidup yang sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat. Idealnya

4
pasangan suami istri perlu menyiapkan diri, setidak-tidaknya tiga atau
enam bulan sebelum konsepsi, dengan cara mengontrol pola makan
dan gaya sehat, usahakan untuk makan-makanan yang bergizi yang
dibutuhkan janin untuk tumbuh dan berkembang.
2. Definisi Wanita Usia Subur (WUS)
Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang masih dalam
usia reproduktif (sejak mendapat haid pertama dan sampai berhentinya
haid), yaitu antara usia 15-49 tahun, dengan status belum menikah,
menikah, atau janda, yang masih berpotensi untuk mempunyai
keturunan. 4
Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ
reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada
wanita usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak
kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. 5
3. Persiapan Prakonsepsi dalam Perencanaan Kehamilan Sehat
a. Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan sangat penting bagi calon ibu
sebelum hamil untuk mempersiapkan ibu dan bayi yang sehat
selama kehamilan sampai bayi lahir. Pemeriksaan dan pengobatan
penyakit yang diderita sebelum hamil perlu dilakukan sampai
dinyatakan sembuh atau diperbolehkan hamil oleh dokter.
Pemeriksaan penyakit atau virus yang umum dilakukan
pada masa prakonsepsi adalah virus rubella, HIV, siphilis dan
TORCH. Pemeriksaan golongan darah dan rhesus pada pasangan
suami istri dilakukan untuk mengantisipasi perbedaan golongan
darah dan rhesus antara darah ibu dan bayinya. Pemeriksaan
Hemoglobin darah dilakukan untuk mendeteksi anemia dan GDS
untuk menggambarkan risiko DM pada WUS. Pada pemeriksaan
genetik dilakukan untuk mengetahui penyakit dan cacat bawaan
yang mungkin akan dialami bayi akibat genetis dari salah satu atau
kedua orang tuanya. Jika telah diketahui data medis secara lengkap,

5
dapat diketahui secara dini apabila memang ada kelainan pada
janin atau calon orang tua, sehingga bisa membuat keputusan yang
lebih bijak.
b. Imunisasi TT
Imunisasi TT adalah bentuk pencegahan dan perlindungan
diri terhadap penyakit tetanus toksoid. Imunisasi TT dilakukan
dengan pemberian 5 dosis imunisasi TT untuk mencapai kekebalan
penuh. Pemberian imunisasi dapat diberikan saat akan menikah, dan
paling lambat sebelum proses persalinan. Tujuan imunisasi TT yaitu
untuk menghindari tetanus pada ibu dan bayi yang risikonya
meningkat akibat adanya proses persalinan. Bakteri tetanus masuk
melalui luka. Ibu yang baru melahirkan bisa terpapar tetanus pada
waktu proses persalinan, sementara bayi terpapar tetanus melalui
pemotongan pusar bayi.
c. Menjaga Kesehatan Genetalia
Genetalia harus dijaga kebersihannya untuk menghindari
adanya kemungkinan penyakit infeksi pada perempuan dan laki-
laki. Misal penggunaan celana dalam diganti minimal 2 kali sehari,
tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahan non
sintetik. Mengeringkan genetalia dengan handuk yang bersih,
kering, tidak lembab/bau. Membersihkan organ reproduksi luar
dari depan ke belakang dengan menggunakan air bersih dan
dikeringkan menggunakan handuk bagi perempuan. Mengganti
pembalut saat haid paling lama setiap 4 jam sekali. Laki-laki
dianjurkan disunat untuk kesehatan. Bila didapatkan tanda penyakit
IMS pada pasangan seperti keputihan berbau, keluar cairan
abnormal dari penis atau vagina dan nyeri saat berhubungan maka
dianjurkan segera melakukan pemeriksaan.
d. Pemenuhan Gizi
Gizi prakonsepsi didefinisikan sebagai kebiasaan makan
yang dilakukan wanita usia subur dan pasangan yang merencanakan

6
kehamilan. Status gizi prakonsepsi juga merupakan salah satu faktor
penting yang dapat mempengaruhi kondisi kehamilan dan
kesejahteraan bayi. Keadaan kesehatan dan status gizi ibu hamil
ditentukan jauh sebelumnya, yaitu pada masa remaja dan dewasa
sebelum hamil.
e. Aktivitas Fisik dan Pencapaian Berat Badan Ideal
Aktivitas fisik berolahraga 30 menit perhari, tidak perlu
dilakukan selama berjam-jam. Dengan olahraga dapat menyehatkan
dan mencegah terjadinya kelebihan berat badan. Berat badan dan
tinggi badan berkaitan dengan persiapan fisik WUS dengan Indeks
Massa Tubuh (IMT). Berat badan yang sehat membantu pembuahan
dan kehamilan membuat lebih nyaman.
f. Mengurangi Kebiasaan Buruk
Berhenti merokok, obat terlarang, alcohol bahkan
narkoba. Karena kebiasaan buruk tersebut menyebabkan berbagai
masalah selama kehamilan. Bayi dapat lahir prematur, lahir dengan
cacat bawaan hingga kematian janin.
g. Kesiapan Psikologis dan Finansial
Mempersiapkan kehamilan pasangan harus tau
perencanaan, perawatan selama kehamilan, menjelang persalinan,
pasca persalinan dan juga perawatan bayi. Pengetahuan tersebut
dapat diperoleh dari berbagai sumber terpercaya sehingga dapat
mempersiapkan langsung kehamilan secara sehat. Tujuannya yaitu
untuk meminimalisir risiko ketegangan dan stress semasa kehamilan
hingga perawatan anak nantinya.
Hindari yang dapat mempengaruhi keseimbangan
hormon. Stress dapat merusak siklus bulanan dan menghambat
proses ovulasi. Dukungan suami dan keluarga juga penting selama
kehamilan. Olah karena itu pastikan kehamilan terencana dan
mendapat dukungan dari orang sekitar. Kondisi kejiwaan bisa
sangat mempengaruhi kandungan.

7
Persiapan financial/keuangan yang matang untuk
persiapan pemeliharaan kesehatan dan persiapan menghadapi
kehamilan hingga persalinan. Masalah ini menjadi salah satu
faktor penting karena timbulnya ketegangan psikis serta tidak
terpenuhinya kebutuhan gizi yang baik pada saat kehamilan sering
timbul akibatketidaksiapan pasangan dalam hal finansial/keuangan.
4. Kebutuhan Gizi pada Masa Prakonsepsi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorpsi,
transportasi. Penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan
fungsi normal dari organ- organ serta menghasilkan energi.6
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat,
lemak, dan protein, oksidasi zatzat gizi ini menghasilkan energi yang
diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan atau aktivitas. Ketiga zat
gizi termasuk zat organik yang mengandung karbon yang dapat
dibakar, jumlah zat gizi yang paling banyak terdapat dalam pangan dan
disebut juga zat pembakar.7
Pedoman Gizi Seimbang merupakan pedoman untuk konsumsi
makan sehari-hari yang harus mengandung zat gizi dalam jenis dan
jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang atau
kelompok umur, mengandung berbagai zat gizi (energi, protein, vitamin
dan mineral), serta dapat dijadikan sebagai pedoman makan, aktivitas
fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal. 8
Pesan khusus gizi seimbang yang perlu diperhatikan bagi calon
pengantin adalah mengonsumsi aneka ragam makanan untuk memenuhi
kebutuhan energinya. Hal tersebut meliputi konsumsi zat gizi makro dan
mikro (karbohidrat, protein, vitamin dan mineral) yang akan digunakan
sebagai proses pertumbuhan tubuh yang cepat, peningkatan volume
darah dan peningkatan hemoglobin dalam darah yang berguna untuk
mencegah anemia yang disebabkan karena kehilangan zat besi selama

8
proses menstruasi.
Gizi yang memengaruhi prakonsepsi adalah karbohidrat, lemak,
protein, asam folat, vitamin A, E, dan B12, mineral zinc, besi, kalsium
dan omega3. Pasangan yang akan melangsungkan pernikahan sebaiknya
mulai mengubah pola makan menjadi teratur dan baik selambat-
lambatnya enam bulan sebulan sebelum kehamilan. Hal ini dapat
membantu memperbaiki tingkat kecukupan gizi pasangan.
Berikut pola makan yang disarankan pada pasangan prakonsepsi
untuk mengonsumsi dalam jumlah yang mencukupi:
a. Karbohidrat
Karbohidrat yang disarankan adalah kelompok polisakarida (seperti
nasi, jagung, sereal, umbi-umbian) dan disarankan membatasi
konsumsi monosakarida (seperti gula, sirup, makanan, dan minuman
yang tinggi gula).
b. Protein
Kekurangan protein pada tingkat berat akan memperlambat
perkembangan hormone endokrin sehingga kemampuan untuk
mengikat hormone androgen rendah. Makanan yang kaya protein
bisa diperoleh dari telur, daging, tempe, dan tahu. Serangan radikal
bebas (oksidan) yang memengaruhi kesehatan reproduksi.
c. Asam Folat
Kecukupan nutrisi asam folat dapat mengurangi resiko bayi lahir
kecacatan system saraf dengan neutral tube defect (NTD) seperti
spina bifida sebanyak 70%.
d. Vitamin B6
Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, ginjal, beras merah,
kacang kedelai, kacang tanah, pisang, dan kol.
e. Vitamin D
Vitamin D diproduksi dari dalam tubuh dengan bantuan sinar
matahari, selain itu dapat diperoleh dari susu, telur, mentega, keju,
minyak ikan, ikan tuna, dan ikan salmon.

9
f. Zinc
Zinc sangat penting untuk calon ibu karena zinc membantu produksi
materi genetik ketika pembuahan terjadi. Menjaga asupan zinc
sesuai AKG, yaitu 15 mg/hari dapat membantu menjaga sistem
reproduksi berfungsi normal.
g. Zat besi
Kekurangan zat besi pada calon ibu dapat menyebabkan
anemia dengan menunjukkan gejala lelah, sulit konsentrasi, dan
gampang infeksi. Juga dapat mengurangi resiko ibu hamil
mengalami defisiensi anemia gizi besi yang dapat membahayakan
ibu dan kandungannya.
5. Kekurangan Energi Kronis (KEK)
a. Definisi Kekurangan Energi Kronik
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu
keadaan malnutrisi. Ibu KEK menderita kekurangan makanan yang
berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya
gangguan kesehatan pada ibu secara relatif atau absolut satu atau
lebih zat gizi. 9
b. Etiologi
Terdapat beberapa penyebab KEK pada ibu hamil yaitu :
1) Pola konsumsi makanan
Hasil penelitian Abadi dan Putri (2020), menyatakan
penyebab langsung terjadinya KEK adalah rendahnya asupan
makronutrien seperti energi, protein, lemak, dan karbohidrat,
hal tersebut berhubungan dengan pola makan. Pola makan
merupakan perilaku paling penting yang dapat mempengaruhi
keadaan gizi, karena kuantitas dan kualitas makanan dan
minuman akan mempengaruhi asupan gizi yang akan
berpengaruh kepada kesehatan seseorang.11
Dalam Aceh nutrition journal membahas tentang
hubungan antara asupan zat gizi makro, asupan zat besi, kadar

10
hemoglobin, dan risiko kekurangan energi kronis (KEK) pada
remaja putri. Penelitian dilakukan pada 72 siswi SMA, dengan
36 siswi berisiko KEK dan 36 siswi tidak berisiko. Hasil
penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
antara konsumsi energi, asupan zat gizi makro, dan asupan zat
besi dengan risiko KEK pada remaja putri. Jurnal ini
menekankan pentingnya edukasi dan intervensi untuk
mengatasi status gizi remaja putri.2
2) Penyakit Infeksi
Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan antara
penyakit infeksi dengan kejadian KEK ibu hamil. Penyakit
infeksi dapat bertindak sebagai penyebab awal terjadinya
kurang gizi oleh karena penyakit infeksi menyebabkan nafsu
makan menurun, gangguan penyerapan makanan, atau
kebutuhan zat gizi oleh adanya penyakit.12
c. Patofisiologi
Patofisiologi penyakit gizi kurang terjadi melalui lima
tahapan yaitu: pertama, ketidakcukupan zat gizi. Apabila ketidak
cukupan zat gizi ini berlangsung lama maka persediaan/cadangan
jaringan akan digunakan untuk memenuhi ketidak cukupan itu.
Kedua, apabila ini berlangsung lama, maka akan terjadi
kemerosotan jaringan, yang ditandai dengan penurunan berat
badan. Ketiga, terjadi perubahan biokimia yang dapat dideteksi
dengan pemeriksaan laboratorium. Keempat, terjadi perubahan
fungsi yang ditandai dengan tanda yang khas. Kelima, terjadi
perubahan anatomi yang dapat dilihat dari munculnya tanda
klasik.13
d. Tanda dan gejala Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Tanda dan gejala terjadinya kurang energi kronik adalah
berat badan kurang dari 40 kg atau tampak kurus dan kategori KEK
bila LiLA kurang dari 23,5 cm atau berada pada bagian merah pita

11
LiLA saat dilakukan pengukuran.14
Pengukuran LiLA pada kelompok wanita usia subur
merupakan salah satu deteksi dini yang mudah dan dapat
dilaksanakan pada masyarakat awam untuk mengetahui kelompok
beresiko KEK. Tujuan pengukuran LiLA adalah mencakup
masalah WUS baik pada ibu hamil maupun calon ibu (remaja
putri).
Untuk menentukan seorang ibu hamil mengalami KEK
dapat diukur dengan pita LILA. Ibu hamil yang berisiko
mengalami KEK jika hasil pengukuran LILA kurang atau sama
dengan 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA, apabila hasil
pengukuran lebih dari 23,5 cm maka tidak berisiko mengalami
KEK.10
Gejala seseorang mengalami KEK adalah sebagai berikut:
1) Lingkar lengan atas sebelah kiri kurang dari 23,5 cm.
2) Kurang cekatan dalam bekerja.
3) Sering terlihat lemah, letih, lesu, dan lunglai.
4) Jika hamil cenderung melahirkan anak secara prematur bayi
yang dilahirkan akan memiliki berat badan lahir yang rendah
atau kurang dari 2.500 gram.15

Pengkajian lain yang dapat dilakukan untuk


mengidentifikasi ibu hamil mengalami KEK selain dilakukan
dengan pengukuran lingkar lengan atas, pengukuran (IMT), dan
pemeriksaan laboratorium. Ibu hamil dikatakan mengalami KEK
apabila LILA <23,5 cm, gizi kurang apabila IMT <18,5 kg/𝑚2 serta
kadar hemoglobin ibu hamil dikatakan anemia kurang dari 11
gr/Dl.16

12
Tabel Penambahan Berat Badan yang dianjurkan Berdasarkan IMT Pra Hamil

Laju kenakan pada


Kenakan BB
TM 2 danTM 3
IMT Pra-hamil Total Selama
(rentang
Kehamilan (Kg)
rerata kg/mg)

Gizi <18,5 12,71-18,16 0,45(0,45-0,59)


kurang/KEK
Normal 18,5-24,9 11,35-15,89 0,45 (0,36-0,45)
Kelebihan BB 25-29,9 6,81-11,35 0,27 (0,23-0,32)
Obesitas ≥30 4,99-9,08 0,23 (0,18-0,27)

e. Risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK)


Ambang batas LiLA pada WUS dengan resiko KEK di
Indonesia adalah 23,5 cm, apabila ukuran LiLA kurang dari 23,5 cm
atau berada pada bagian merah pita LiLA, artinya wanita tersebut
mempunyai resiko KEK dan diprediksi akan melahirkan Berat Bayi
Lahir Rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian, kurang
gizi, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan pada
anak.14
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi KEK
Faktor-faktor yang mempengaruhi KEK menurut
paramashanti (2019) adalah sebaga berikut:
1) Kondisi kesehatan
Kondisi kesehatan adalah hal yang paling utama pada
ibu hamil. Jika ibu hamil sedang berada dalam kondisi sakit,
maka asupan energi ibu hamil tidak boleh dilupakan. Kondisi
tubuh yang sakit adalah peringatan bahwa tubuh sedang
membutuhkan perhatian dan zat gizi lebih, apabila seseorang
sedang mengalami kehamilan, maka asupan zat gizi yang
diperlukan sudah pasti lebih banyak. Saat hamil seorang ibu

13
disarankan untuk mengonsumsi berbagai tablet yang
mengandung zat besi atau berbagai makanan yang
mengandung zat besi, agar kehamilan selalu berada dalam
kondisi yang baik. Sehingga saat kelahiran seorang ibu hamil
harus selalu mendapat tambahan protein, mineral, vitamin, dan
energi.15
2) Jarak kelahiran
Jarak kelahiran harus juga selalu diperhatikan oleh
seorang perempuan yang sudah pernah mengalami kehamilan
khususnya kehamilan yang pertama. Status gizi seorang ibu
hamil baru akan benar-benar pulih sebelum dua tahun pasca
persalinan sebelumnya. Oleh karena itu, seorang perempuan
yang belum berjarak dua tahun dari kelahiran anak
pertamanya, tentu belum siap untuk mengalami kehamilan
berikutnya. Selama dua tahun dari kelahiran pertama, seorang
perempuan harus benar-benar memulihkan kondisi tubuh serta
meningkatkan status gizi dalamtubuhnya.15
3) Usia Ibu Hamil
a) Ibu hamil yang usianya kurang dari 20 tahun.
Ibu hamil yang usianya kurang dari 20 tahun
memiliki tingkat risiko kehamilan yang sangat tinggi.
Risiko itu biasanya terjadi terhadap dirinya sendiri
maupun terhadap bayi yang dikandungnya. Risiko yang
tinggi ini bisa terjadi karena pertumbuhan linear atau tinggi
badan, pada umumnya baru selesai pada usia 16-18 tahun.
Pertumbuhan itu kemudian dilanjutkan dengan
pematangan pertumbuhan rongga panggul beberapa tahun
setelah pertumbuhan linear selesai dan pertumbuhan linear
itu selesai pada usia sekitar 20 tahun. Akibatnya, seorang
ibu hamil yang usianya belum menginjak 20 tahun akan
mengalami berbagai komplikasi persalinan dan gangguan

14
penyelesaian pertumbuhan optimal.
Hal ini dikarenakan, proses pertumbuhan dirinya
sendiri memang belum selesai dan karena berbagai asupan
gizi tidak atau belum mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan dirinya yang memang masih tumbuh.
b) Ibu hamil yang usianya lebih dari 35 tahun
Seorang perempuan yang mengalami kehamilan
pertama pada usia 35 tahun lebih juga amat berisiko. Pada
usia lebih dari 35 tahun seseorang yang mengalami
kehamilan akan lebih mudah terserang penyakit. Organ
kandungan pada perempuan itu akan semakin menua dan
jalan lahir juga semakin kaku. Pada usia lebih dari 35
tahun, ada risiko untuk mendapatkan anak cacat, terjadi
persalinan macet, dan perdarahan pada ibu hamil akan
terbuka lebih besar.
4) Paritas
Salah satu faktor penting yang dapat memengaruhi
status gizi ibu hamil adalah paritas. Paritas adalah faktor
yang berpengaruh terhadap hasil konsepsi kehamilan.
Seorang perempuan harus selalu waspada, terutama yang
pernah hamil atau pernah melahirkan anak sebanyak
empat kali atau lebih.
Kewaspadaan ini diperlukan karena pasti akan
ditemui berbagai keadaan seperti ini :
a) Kondisi kesehatan yang mungkin saja cepat berubah.
Ibu hamil akan sangat mudah terganggu kesehatannya,
misalnya karena anemia, ataupun mengalami
kekurangan asupan gizi.
b) Seorang ibu hamil bisa mengalami kekendoran pada
dinding perut dan dinding rahim. Kondisi ini tentu
amat menggelisahkan bagi beberapa perempuan,

15
maka hal iniperlu menjadi hal yang diwaspadai.
c) Kondisi paritas ini berarti menampakan seorang ibu
yang perutnya tampak menggantung. Kondisi ini amat
mungkin terjadi pada beberapa perempuan yang
sedang atau sudah mengalami kehamilan, dan bagi
banyak perempuan hal ini tentu menggelisahkan.
5) Faktor sosial ekonomi
a) Pendidikan
Tingkat pendidikan ibu hamil sangat berperan
penting. Informasi yang berkaitan dengan kehamilan
sangat dibutuhkan ibu hamil. Penguasaan pengetahuan
erat kaitannya dengan tingkat pendidikan seseorang.
Bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin
baik juga pengetahuannya. Pada ibu hamil tingkat
pendidikan yang rendah kadang tidak cukup
mendapatkan informasi mengenai kesehatannya,
sehingga tidak tahu bagaimana cara melakukan
perawatan kehamilan yang benar.
b) Pekerjaan
Pekerjaan seorang akan menggambarkan
aktivitas dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang akan
didapatkan. Jika ibu yang bekerja mempunyai tingkat
pengetahuan yang lebih baik, karena ibu yang bekerja
lebih banyak untuk mendapatkan informasi.
c) Pendapatan
Pendapatan atau penghasilan merupakan
gambaran tingkat kehidupan seseorang dalam
masyarakat yang sangat berperan dalam menentukan
status kesehatan seseorang. Hal ini bisa menjadi tolak
ukur karena dapat mempengarui berbagai aspek
kehidupan setiap hari atau memberi asupan gizi ke

16
dalam tubuhnya sehari-hari.
Pada ibu hamil dengan tingkat ekonomi yang
baik akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan
psikologis yang baik juga. Status kesehatan juga akan
meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas,
dan tidak membebani secara psikologis mengenai biaya
persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari
setelah bayi lahir.
d) Aktivitas ibu hamil
Jika aktivitas ibu hamil tinggi kebutuhan energi
juga akan semakin tinggi. Semakin banyak kegiatan
dan aktivitas fisik yang dikeluarkan asupan gizi juga
akan semakin besar dibutuhkan. Jumlah asupan gizi
akan sangat menentukan berapa besar energi yang
dapat dikeluarkan oleh tubuh seseorang.
e) Pengetahuan
Pengetahuan gizi pada masa kehamilan sangat
diperlukan oleh seorang ibu hamil. Pengetahuan ini
amat bermanfaat agar ibu hamil dapat merencanakan
menu makan yang sehat dan bermanfaat. Pengetahuan
ini juga amat diperlukan agar ibu hamil dapat mengatur
makanan, terutama untuk menangani berbagai keluhan
kehamilan pada setiap trimesternya.
Pada trimester awal kehamilan, seorang ibu hamil
biasanya akan mengalami berbagai keluhan, seperti
mual atau muntah. Kondisi inilah yang akan membuat
selera makan dari ibu hamil berkurang banyak. Selera
makan yang berkurang akan berdampak pada asupan
makanan ibu hamil. Dengan pengetahuan yang
memadai, ibu hamil juga bisa menyiasati dengan
makan sedikit-sedikit tapi intensitasnya lebih sering.

17
Ibu hamil juga dianjurkan untuk mengonsumsi menu
seimbang.
f) Latar belakang adat dan kebudayaan
Hal ini juga amat berpengaruh terhadap status gizi
ibu hamil. Berbagai pantangan makanan karena adanya
kepercayaan terhadap adat dan budaya, amat dapat
memengaruhi asupan makan pada ibu hamil.
Contohnya, kepercayaan antara ibu hamil bahwa ketika
hamil seorang perempuan dilarang makan ikan. Dengan
memakan ikan, beberapa adat mempercayai bahwa si
bayi akan cacingan dan berbau amis. Padahal konsumsi
ikan terutama ikan laut, justru sangat dianjurkan karena
mengandung omega 3 dan omega 6. Dua zat ini adalah
zat-zat yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan otak
janin dalam kandungan.17
g. Penatalaksanaan
Moegni (2013) menyatakan bahwa tatalaksana dari
Kekurangan Energi Kronis yaitu sebagai berikut:
1) Berikan ibu makanan tambahan pemulihan
2) Makanan tambahan pemulihan diutamakan berbasis bahan
makanan atau makanan lokal
3) Makanan tambahan diberikan setiap hari selama 90 hari
berturut-turut

18
6. Pathway KEK

Ketidakseimbangan asupan & Kebutuhan

KEK

Tanda dan gejala


1. Berat badan <40kg
2. LILA kurang dari 23,5 cm
3. Tinggi badan <145 cm
4. Ibu menderita anemia dengan Hb <11 gr%
5. Lelah, letih, lesu, lemah, lunglai
6. Bibir tampak pucat
7. Nafas pendek
8. Denyut jantung meningkat
9. Susah buang air besar
10. Nafsu makan berkurang
11. Kadang-kadang pusing
12. Mudah mengantuk

Bahaya pada janin : Bahaya pada ibu :


1. Abortus 1. Anemia
2. Bayi lahir mati 2. Perdarahan
3. Kematian neonatal 3. Berat badan ibu
4. Cacat bawaan tidak bertambah
5. Anemia pada bayi secara normal
6. Asfiksia intrapartum 4. Terkena penyakit
7. BBLR infeksi

Persalinan sulit dan lama

Persalinan sebelum waktunya

Perdarahan setelah
persalinan
Penanganan KEK

1. Pemberian PMT biscuit


2. Suplementasi zat besi

Gambar 1. Pathway KEK 12

19
7. Peran dan Kewenangan Bidan
a. Peran Bidan
Bidan merupakan tenaga kesehatan yang sangat
berpengaruh dalam meningkatkan derajat kesehatan wanita. Bidan
selaku petugas kesehatan diharapkan mampu menjalankan peran,
fungsi, dan kompetensinya dalam melakukan pelayanan kesehatan
sebagai fasilitator advokator, konselor, motivator, komunikator
dimana meliputi pendidikan kesehatan wanita terutama mengenai
KEK (Kurang Energi Kronis).
Dalam menyelenggarakan praktik kebidanan, bidan dapat
berperan sebagai penyuluh dan konselor menurut pasal 46 ayat 1,
UU Kebidanan No. 4 tahun 2019. Dan memberikan asuhan
kebidanan pada masa sebelum hamil, pasal 49 UU Kebidanan No.
4 tahun 2019.
b. Kewenangan Bidan
Bidan bertugas memberikan pelayanan dalam
penyelenggaraan praktik kebidanan salah satunya pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana menurut
pasal 46 ayat 1, UU Kebidanan No. 4 tahun 2019. Dalam
penyelenggaraan praktik kebidanan bidan berhak melakukan
kegiatan secara mandiri, kolaborasi, dan/atau rujukan sesuai tingkat
kasus yang dihadapi. Pada pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana termasuk di dalamnya
pemberian pelayanan pada PUS dalam merencanakan kehamilan
yang sehat. Keluarga berencana membantu pengaturan dan
perencanaan kehamilan sehat untuk melahirkan pada usia yang
ideal, memiliki jumlah anak dan mengatur jarak kelahiran anak
yang ideal. Pasal 21 UU PMK No. 28 tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan menyebutkan bahwa bidan
berwenang dalam penyuluhan dan pemberian konseling dalam
pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana.

20
Bidan berperan sebagai konselor yang berhak memberikan
konseling kepada PUS dalam perencanaan kehamilan serta
melakukan kolaborasi dengan profesional terkait untuk
memberikan pelayanan secara maksimal. Dalam hal perencanaan
kehamilan sehat atau pada masa prakonsepsi, persiapan melalui
pemeriksaan yang perlu dilakukan seperti pemeriksaan
laboratorium tentunya perlu adanya kolaborasi dengan tenaga
ATLM.
Selain itu, bidan berwenang dalam melakukan deteksi
adanya gangguan kesehatan reproduksi pada PUS yang berkaitan
dengan perencanaan kehamilan. Apabila dicurigai adanya
gangguan kesehatan reproduksi maka perlu dilakukan penanganan
lebih lanjut terhadap gangguan tersebut bergantung pada kasus
kesehatan reproduksi yang ditemui. Pada kasus kesehatan
reproduksi yang bukan menjadi kewenangannya, bidan berhak
melakukan kolaborasi dan/atau rujukan klien. Pada klien
perencanaan kehamilan dengan KEK, bidan dapat memberikan
edukasi pemenuhan gizi seimbang maupun melakukan kolaborasi
dengan ahli gizi. Persiapan psikologis dapat berkolaborasi dengan
psikolog dalam mempersiapkan pernikahan dan kehamilan sangat
dibutuhkan untuk meminimalisir risiko ketegangan dan stress
semasa kehamilan hingga perawatan anak nantinya.

B. Kajian Masalah Kasus


Nama responden adalah Nn. A berusia 24 tahun. Pada Rabu, 23
Agustus 2023 pukul 09.00 WIB datang ke Puskesmas Mantrijeron,
mengatakan ingin melakukan pemeriksaan pranikah dan perencanaan
kehamilan. Nn. A mengatakan keadaanya baik dan tidak ada keluhan.
Riwayat kesehatan Nn. A tidak pernah/sedang menderita penyakit
sistemik. Riwayat menstruasi, Nn. A mengalami menarche pada usia 12
tahun dan siklus teratur setiap bulannya selama 7 hari dan tidak ada

21
keluhan setiap menstruasi, HPHT 28-07-2023. Riwayat obstetri Nn A
yaitu belum pernah melakukan hubungan seks pranikah dan belum pernah
hamil. Nn. A mengatakan sehari-hari makan 2-3 kali, kadang dipagi hari
tidak sarapan karena tidak sempat dan terkadang tidak merasa lapar. Jenis
makanan yang dikonsumsi ada nasi, sayur, lauk dan buah. Tetapi makan
buah masih jarang, tidak selalu setiap hari. Tidak ada keluhan dalam
makan dan minum. Nn. A mengatakan beristirahat cukup, aktivitas sehari-
hari ngaji dipondok dan kuliah. Tidak ada kebiasaan merokok, minum
alkohol ataupun konsumsi obat-obatan.
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan yaitu tekanan darah
109/73 mmHg, nadi 88 x/ menit, pernafasan 20 x/ menit, suhu 36, 5. Hasil
pengukuran tinggi badan 157,5 cm, berat badan 46,8 kg, LiLA 21 cm, IMT
18,87 kg/m2, Hb= 12,3 gr/dL. Berdasarkan pengukuran LiLa 21 cm Nn. A
masuk dalam kategori KEK dan IMT normal.
Analisa pasien berdasarkan pengkajian data subyektif dan obyektif
adalah Nn. A usia 24 tahun WUS dengan kekurangan energi kronis
membutuhkan KIE perencanaan kehamilan sehat. Tata laksana pasien
berfokus pada diagnosa KEK serta kebutuhan KIE perencanaan kehamilan
sehat.

22
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Berdasarkan hasil anamnesa diketahui Nn. A berumur 24 tahun,
dan saat ini mengatakan rencana akan menikah 19 November 2023 dan
ingin merencanakan kehamilan. Masa pranikah dapat dikaitkan dengan
masa prakonsepsi, karena setelah menikah wanita akan segera menjalani
proses konsepsi. Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum kehamilan.
Periode prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu
tahun sebelum konsepsi dan idealnya harus mencakup waktu saat ovum
dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi. Status gizi
WUS atau wanita pranikah selama tiga sampai enam bulan pada masa
prakonsepsi akan menentukan kondisi bayi yang dilahirkan. Prasayarat
gizi sempurna pada masa prakonsepsi merupakan kunci kelahiran bayi
normal dan sehat. Riwayat menstruasi Nn. A dalam batas normal dengan
HPHT tangal 28 Juli 2023, lama menstruasi 6-7 hari dan siklus teratur
setiap bulannya. Siklus menstruasi teratur 27-30 hari setiap bulannya.
Menstruasi dikatakan normal apabila didapatkan siklus menstruasi tidak
kurang dari 21 hari tetapi tidak melebihi 35 hari, lama menstruasi 3-7 hari
dengan jumlah darah selama menstruasi berlangsung adalah 30-80 ml,
ganti pembalut 2-6 kali per-hari.
Riwayat obstetri Nn. A belum pernah hamil dan belum pernah
melakukan seks pranikah. Ini adalah pernikahan pertamanya dan suami
juga menikah pertamakali. Berdasarkan pola nutrisi pada Nn. A diketahui
bahwa asupan makannya terkadang melewatkan sarapan, makan 2-3 kali
sehari porsi kecil. Terkadang tidak ada nafsu untuk makan banyak. Jenis
makanan yang dikonsumsi yaitu nasi, lauk, sayur dan buah, namun buah
tidak setiap hari kadang-kadang saja. Anjuran yang diberikan dalam
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman
Gizi Seimbang bahwa berdasarkan WHO secara umum menganjurkan

23
konsumsi sayuran dan buah-buahan untuk hidup sehat sejumlah 400 g
perorang perhari, yang terdiri dari 250 gram sayur (setara dengan 2,5 porsi
atau 2,5 gelas sayur setelah dimasak dan ditiriskan) dan 150 gram buah,
(setara dengan 3 buah pisang ambon ukuran sedang atau 1,5 potong
pepaya ukuran sedang atau 3 buah jeruk ukuran sedang). Bagi orang
Indonesia dianjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan 300-400 gram
perorang perhari bagi anak balita dan anak usia sekolah, dan 400-600 gram
perorang perhari bagi remaja dan orang dewasa. Sekitar dua pertiga dari
jumlah anjuran konsumsi sayuran dan buah-buahan tersebut adalah porsi
sayur. Pasien masih kurang dalam pemenuhan pola aktivitas, jarang
olahraga. Olahraga seminggu hanya satu kali. Aktivitas sehari-hari
dipondok pesantren mengaji dan kuliah.
Pengkajian data subyektif lain adalah riwayat perkawinan, riwayat
obstetri, status imunisasi TT, riwayat penyakit, pola pemenuhan nutrisi
dan pola aktivitas. Item pengkajian melalui anamnesa sudah sesuai dengan
pedoman anamnesa dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pranikah dan
perencanaan kehamilan sehat. Data subyektif yang harus digali pada klien
adalah identitas calon istri dan calon suami, keluhan atau alasan
berkunjung, riwayat obstetri, riwayat menstruasi, riwayat perkawinan,
riwayat kontrasepsi dan riwayat kesehatan. Selain itu berkaitan dengan
pentingnya penilaian status gizi, pada data subyektif perlu dikaji pola
pemenuhan nutrisi. Pemeriksaan status gizi berdasar LiLA menunjukkan
bahwa Nn. A mengalami KEK dengan dibuktikan ukuran LiLA 21 cm.
KEK adalah keadaan di mana remaja putri/ wanita mengalami kekurangan
gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun. Seseorang
dikatakan menderita risiko kurang energi kronis bilamana lingkar lengan
atas LiLA <23,5 cm. KEK mengacu pada lebih rendahnya masukan energi,
dibandingkan besarnya energi yang dibutuhkan yang berlangsung pada
periode tertentu, bulan hingga tahun.

24
B. Analisa
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan hasil dari pengkajian data
subyektif dan obyektif. Nn. A umur 24 tahun saat ini ingin melakukan
pemeriksaan pranikah dan ingin merencanakan kehamilan. HPHT tangal
28 juli 2023. Pada pemeriksaan obyektif, Nn. A didapatkan hasil bahwa
pengukuran LiLA yaitu 21 cm. Sehingga pada kasus ini Nn. A dapat
ditegakkan diagnosis yaitu Nn. A umur 24 tahun WUS pranikah dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) merencanakan kehamilan di Puskesmas
Mantrijeron.
C. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kasus pada Nn. A umur 24 tahun dengan KEK
yaitu memberikan asuhan berupa konseling. Memberitahu Nn. A bahwa
dirinya termasuk dalam kategori WUS pranikah dengan KEK karena LiLA
hanya 21 cm. KEK adalah salah satu keadaan malnutrisi dimana seseorang
menderita kekurangan gizi kalori dan protein yang berlangsung menahun
(kronik) dan dapat mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan secara
relatif.
Seseorang dikatakan menderita risiko kurang energi kronis apabila
lingkar lengan atas <23,5 cm. KEK mengacu pada lebih rendahnya
masukan energi, dibandingkan besarnya energi yang dibutuhkan yang
berlangsung pada periode tertentu, bulan hingga tahun. Lingkar lengan
atas merupakan gambaran ketersediaan zat gizi di otot dan lemak,
sehingga status LiLA pada remaja putri berkaitan juga dengan kecepatan
maturasi seksualnya. Pengukuran LiLA tidak dapat digunakan untuk
memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek.
Nn. A berencana menikah dan ingin melakukan perencanaan
kehamilan sehat. Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting
untuk dilakukan setiap pasangan baik yang akan menikah maupun yang
sudah menjadi pasangan suami istri. Perencanaan kehamilan harus
dipersiapkan baik itu secara fisik, psikologi/mental dan finansial. Kesehatan
prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara menyeluruh selama

25
masa reproduksi yang berguna untuk mengurangi risiko dan
mengaplikasikan gaya hidup sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat.
Permenkes No.320 Tahun 2020 menyebutkan bahwa implementasi
adalah pelaksanaan tindakan kebidanan berdasarkan rencana yang diberikan
secara komperehensif, efektif, efisien dan aman (safety) kepada klien,
dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, baik
secara mandiri, kolaborasi dan rujukan. Penatalaksanaan yang dilakukan
pada kasus ini adalah pemberian edukasi sesuai dengan permasalahan yang
didapatkan dari pengkajian sebagai bentuk upaya promotif yang dilakukan
oleh bidan. Salah satu area kompetensi bidan dalam penatalaksanaan dalam
kasus ini adalah Promosi kesehatan dan konseling (kompetensi ke-6) yang
menjadi dasar dalam memberikan pelayanan kebidanan secara
komprehensif yang akan berdampak pada hasil akhir Pelayanan Kebidanan
yang berkualitas. Selain upaya promotif dalam kasus ini bidan juga
melakukan salah satu kewajiban sebagai bidan diantaranya memberikan
informasi terkait hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan berdasarkan
data obyektif. Area kompetensi bidan yang ada dalam kasus ini adalah
kompetensi ke-5 yaitu Keterampilan Klinis Dalam Praktik Kebidanan
yang terdiri dari kemampuan memberikan pelayanan tanggap budaya
dalam upaya promosi kesehatan reproduksi pada WUS. Penatalaksanaan
yang diberikan terdiri dari:
1. Menjelaskan faktor-faktor penyebab KEK dan dampak yang dapat
ditimbulkan dari KEK. Bahwa keadaan KEK terjadi karena tubuh
kekurangan satu atau beberapa jenis zat gizi yang dibutuhkan.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi
antara lain: jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang, mutunya rendah
atau keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga mungkin gagal untuk
diserap dan digunakan untuk tubuh.
Faktor yang menyebabkan KEK bisa karena faktor lingkungan
dan faktor manusia yang didukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi
sehingga simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi

26
kebutuhan. Apabila keadaan ini berlangsung lama maka simpanan zat
gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan. Keadaan
KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis zat gizi
yang dibutuhkan. Hal yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat
gizi adalah jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang, mutunya rendah
atau kombinasi keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga mungkin gagal
untuk diserap dan digunakan untuk tubuh.
2. Menjelaskan tentang perilaku hidup bersih dan sehat yang dapat
dilakukan antara lain mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
edukasi termasuk kesehatan reproduksi berkaitan dengan kebersihan
organ kewanitaan. Lalu memberikan menyarankan untuk memenuhi
gizi dan makan seimbang yang harus di konsumsi. Memperbaiki pola
pemenuhan nutrisi seperti menerapkan isi piringku untuk sajian sekali
makan memuat makanan pokok, lauk pauk, sayuran, serta batasi
konsumsi gula, garam, minyak. Terlebih meningkatkan konsumsi
protein hewani seperti: daging-dagingan dan ikan.
Hal ini berdasarkan anjuran yang tertera dalam Peraturan
Menteri Kesehatan RI nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi
Seimbang.
3. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi untuk bisa memberikan
konseling dan penatalaksanaan yang sesuai dengan kondisi Nn. A. Ahli
gizi berkolaborasi membuat rencana untuk menentukan kebutuhan
makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan terutama dalam persiapan
kehamilan. Ahli gizi memberikan kontribusi dalam perencanaan
makanan dan bidan mengajarkan pasien memilih makan sehari-hari.
Dalam fungsi ini, bidan bertanggung jawab secara bersama-
sama dengan tenaga kesehatan lain terhadap kegagalan pelayanan
kesehatan terutama untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi calon ibu.
4. Kebutuhan gizi prakonsepsi dan perencanaan kehamilan sehat yang
sangat penting didukung dengan adanya suplementasi adalah
pemenuhan asam folat. Suplementasi ini perlu dimulai 3-6 bulan

27
sebelum kehamilan karena sering kali wanita setidaknya membutuhkan
3-4 minggu sebelum ia mengetahui dirinya hamil di mana pada saat itu
neuralis telah mulai terjadi. Asam folat juga didapatkan dari makanan,
seperti sayuran berwarna hijau tua (bayam, sawi hijau, caisim mini),
asparagus, brokoli, pepaya, jeruk, stroberi, rasberi, kacang-kacangan,
alpukat, okra, kembang kol, seledri, wortel, buah bit, dan jagung.
Vitamin D berfungsi meningkatkan kesuburan mencapai 75%. Sumber
vitamin D diproduksi di dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari,
selain itu dapat pula diperoleh dari telur, susu, hati, minyak ikan, ikan
tuna, margarin, dan ikan salmon.
Konsumsi tablet Fe sangat berkaitan dengan kadar hemoglobin.
Zat besi atau Fe membantu pembentukan hemoglobin dan mencegah
anemia pada wanita. Sumber zat besi dari alam diperoleh dari hati,
daging merah, kuning telur, sayuran hijau, jeruk dan sereal yang
diperkaya zat besi.

28
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kasus ini diambil dari kasus nyata pasien Nn. A umur 24 tahun
WUS dengan kekurangan energi kronis (KEK) yang berencana menikah
dan ingin merencanakan kehamilan di Puskesmas Mantrijeron. Asuhan
kebidanan prakonsepsi dan perencanaan kehamilah sehat yang diberikan
pada Nn. A berjalan sesuai dengan teori. Penatalaksanaan yang diberikan
sesuai dengan pengkajian data subyektif dan obyektif berupa :
1. Asuhan kebidanan pada Nn. A dilakukan berdasarkan pengkajian dan
pemeriksaan fisik, sehingga penanganan yang diberikan berdasarkan
kebutuhan dan kewenangan bidan.
2. Asuhan kebidanan pada Nn. A sesuai identifikasi masalah kebidanan
yaitu KEK dengan perencanaan kehamilan sehat.
3. Asuhan kebidanan Nn. A dapat menentukan kebutuhan segera yaitu
dengan pemberian asam folat dan tablet tambah darah untuk
pengaturan nutrisi yang baik.
4. Asuhan kebidanan Nn. A dapat menentukan kebutuhan segera yaitu
dengan pengaturan pola makan yang baik.
5. Asuhan kebidanan Nn. A dengan merencanakan tindakan yang akan
dilakukan pada kasus KEK yaitu dengan KIE penangan KEK dan
terapi vitamin.
6. Asuhan kebidanan Nn. A dengan melaksanakan tindakan untuk
menangani kasus KEK dengan pemberian KIE tentang faktor
penyebab KEK, dampak KEK, perilaku hidup bersih sehat, pentingnya
terapi vitamin, serta kesehatan reproduksi.
7. Pendokumentasian asuhan yang diberikan pada Nn. A sesuai asuhan
yang diberikan.

29
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Diharapkan mahasiswa lebih memperdalam ilmu dan teori tentang
KEK pada WUS dengan perencanaan kehamilan sehat, sehingga dapat
mengambil tindakan secara cepat, tepat dan akurat. Selain itu
mahasiswa diharapkan dapat mengkaji setiap informasi yang dapat
menunjang analisa dengan rinci.
2. Bagi Bidan, Ahli Gizi dan tenaga kesehatan lain di Puskesmas
Mantrijeron
Diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan pelayanan
pemberian konseling, informasi dan edukasi tentang KEK pada WUS.
3. Bagi WUS
Diharapkan laporan komprehensif ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang KEK pada WUS dengan perencanaan kehamilan
sehat sehingga WUS dapat mengetahui faktor penyebab, penanganan
KEK, dan penatalaksanaan yang sesuai untuk perencanaan kehamilan
sehat.

30
DAFTAR PUSTAKA

1. Permatasari D, Suryani L, Mukhoirotin, Zuraidah sukaisi, Harahap N


afifah. Asuhan Kebidanan Pranikah dan Pra Konsepsi.
2. World Health Organization. Preconception care: Maximizing the gains for
maternal and child health. [Internet]. World Health Organization. 2013.
Available from:
http://www.who.int/maternal_%0Achild_adolescent/documents/concensus
_%0Apreconception_care/en/
3. Puli T, Thaha AR, Syam A, Studi P, Gizi I, Kesehatan F, et al. Hubungan
Sosial Ekonomi Dengan Kekurangan Energi Kronik ( Kek ). Core.
2014;1–7.
4. Susilowati, Kuspriyanto. Gizi dalam Daur Kehidupan. Bandung: Refika
Aditama; 2016.
5. Novitasary MD. Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dengan Obesitas Pada
Wanita Usia Subur Peserta Jamkesmas Di Puskesmas Wawonasa
Kecamatan Singkil Manado. J e-Biomedik. 2014;1(2):1040–6.
6. Sianturi. Kesehatan Masyarakat. Sidoarjo. Zitafatma Jawara. 2019.
7. Supariasa. Penilaian Status Gizi. EGC; 2014.
8. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta.: PT Gramedia Pustaka
Utama; 2011.
9. Kemenkes RI. Pedoman gizi seimbang. dirjen bina gizi; 2014.
10. Sipahutar. Gambaran Pengetahuan Gizi Ibu Hamil Trimester Pertama dan
Pola Makan Dalam Pemenuhan Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas
Parsorban Kecamatan Habinsaran Kabupaten Toba Samosir. 1– 7. 2013.
11. Simbolon D. Modul Edukasi Gizi Pencegahan dan Penanggulangan
Kurang Energi Kronik (KEK) dan Anemia pada Ibu Hamil. Deepublish;
2018.
12. Abadi E, Putri LAR. Konsumsi Makronutrien pada Ibu Hamil Kekurangan
Energi Kronik (KEK) di Masa Pandemi Covid-19. J Kesehat Manarang.
2020;6(2):85.
13. Kartini A. Hubungan Pengetahuan Gizi, Aktivitas Fisik , Asupan Energi,
dan Asupan Lemak Dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja Sekolah
Menengah Pertama. 6(3): 257-261. 2017.
14. Supariasa. Penilaian Status Gizi. EGC; 2012.
15. Supariasa. Penilaian Status Gizi. EGC; 2016.
16. Paramashanti. Gizi Bagi Ibu dan Anak. Yogyakarta: Pustaka Baru; 2019.
17. Suryaningsih. Kebidanan Teori dan Asuhan. Jakarta: EGC; 2018.
18. Sukarni. Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika;
2013.
19. Moegni E. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kemenkes RI; 2013.
20. Handayani. Dokumentasi Kebidanan [Internet]. 2012. Available from:
http://bppsdmk.kemkes.go.id
21. Jannah. 7 Langkah Manajemen Kebidanan Menurut Varney. 208-209.
2012.

31
22. Prawiroharjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2014.

32
LAMPIRAN

ASUHAN KEBIDANAN PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT PADA


NY. A UMUR 24 TAHUN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS
DI PUSKESMAS MANTRIJERON

Nama pengkaji : Ayu Ukhviyati


Tempat Pengkajian : Puskesmas Mantrijeron
Waktu pengkakjian : Kamis, 8 September 2022

DATA SUBJEKTIF
1. Biodata

Nama Ibu/Calon : Nn. A Tn. A

Umur : 24 tahun 24 tahun

Pendidikan : S1 S2

Pekerjaan : Mahasiswa Dosen

Alamat domisili : PP. Al-Munawiir Krapyak Komplek Q

2. Keluhan Utama

Nn. A ingin pemeriksaan pranikah dan ingin merencanakan


kehamilan sehat. Rencana menikah tanggal 19 November 2023.
Ini rencana pernikahan pertamanya dan belum pernah
melakukan seks pranikah.
3. Riwayat Menstruasi

Nn. A menarche pada usia 12 tahun. Siklus menstruasi 28 hari,


teratur, lama 7 hari, sifatdarah encer, bau khas darah menstruasi,
tidak keputihan, tidak dismenorhea, menggganti pembalut 3-4
kali/ hari. HPHT: 28-07-2023
4. Riwayat Kesehatan

33
Nn. A tidak sedang menderita penyakit apapun. Riwayat
penyakit menular, menurn dan menahun dari keluarga tidak ada.
Tidak ada Riwayat alergi obat, makanan atau cuaca.
5. Riwayat obstetri

Nn. A belum pernah hamil


6. Riwayat psikososial spiritual
Nn. A mengatakan saat ini sangat siap untuk menikah dan memiliki keturunan.

7. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a. Pola nutrisi

Nn. A makan sehari 2-3 kali terdiri dari nasi, lauk, sayur dan buah. Tetapi
buah jarang, tidak setiap hari ada. Terkadang suka melewatkan sarapan dan
makan dengan porsi kecil.
b. Pola Eliminasi
Nn. A BAB lancar tiap pagi, tidak diare, dan tidak konstipasi. BAK
sering dan warna urin jernih.
c. Pola aktivitas
Kegiatan sehari-hari mengaji dan kuliah, olahraga jarang hanya setiap hari
minggu.

d. Personal Hygiene

Nn. A mandi sehari 2 kali, mengganti celana dalam tiap habis


mandi/kotor dan ataujika lembap.
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos mentis

c. Tanda vital : TD :109/73 mmHg, Nadi : 88 x/ menit, Suhu : 36,5o ,


RR: 21/menit

d. Antropomentri : BB : 46,8 Kg, TB: 157,5 Cm, IMT : 18,87

34
(normal), LiLA : 21 cm(KEK)
e. Kepala dan leher

- Rambut : Hitam, ikal, bersih, rontok sedikit

- Kepala : Simetris, bersih, tidak teraba benjolan

- Wajah : Tidak pucat

- Mata : Mata simetris, konjungtiva kemerahan, sklera putih

- Mulut :Bibir lembab, warna kemerahan, mulut bersih,


tidak ada tomatitis, tidakada karies gigi
- Leher :Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid,
kelenjar limfe, dan venajugularis
f. Payudara
- Bentuk : Bulat simetris
- Puting susu : Menonjol
- Massa/tumor : Tidak ada
g. Abdomen
- Bentuk : Datar simetris
- Bekas Luka : Tidak ada bekas luka
- Massa /tumor : Tidak teraba massa/ tumor
- Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

h. Ekstremitas

Tidak oedem, tidak ada varices, reflek patella positif kanan kiri.
2. Pemeriksaan penunjang
Lab. Hb : 12,3
PP test : negatif.
ANALISA

1. Diagnosa
Nn. A Umur 24 Tahun WUS pranikah dengan Kekurangan
Energi Kronis (KEK) dalamperencanaan kehamilan sehat

35
2. Masalah
Nn. A memiliki LiLA yang terklasifikasi KEK pranikah dan
ingin merencanakan kehamilan.
3. Kebutuhan
Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi, memberikan KIE
tentang masalah yang dialami Nn. A saat ini yaitu KEK,
memberikan KIE pemenuhan gizi seimbang, KIE jadwal
makan, KIE perilaku hidup bersih dan sehat, KIE kesehatan
reproduksi, dan KIE konsumsi vitamin/obat untuk persiapan
kehamilan.

PENATALAKSANAAN

Tanggal 23 Agustus 2023, Jam 09.00 WIB

1. Memberitahu hasil pemeriksaan Nn. A bahwa keadaan


umum baik dan hasil pemeriksaan vital sign dalam batas
normal. Nn. A mengerti tentang kondisinya
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada Nn. A bahwa hasil
pemeriksaan baik dan tidaksedang hamil
3. Menjelaskan kepada Nn. A bahwa hasil pemeriksaan
antropometri terutama pada LiLA terklasifikasi dalam KEK.
Memberikan KIE tentang KEK, penyebab dan faktor KEK, serta
dampak KEK pada remaja.
4. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi, supaya mendapatkan
konseling dan penatalaksanaan yang sesuai dengan kondisi Nn.
A.
5. Memberikan KIE tentang perilaku hidup bersih dan sehat yang
dapat dilakukan antara lain cuci tangan dengan sabun dan air
bersih, mengonsumsi buah dan sayur setiap hari. Serta
pemenuhan gizi seimbang. dengan menerapkan program isi
piringku yaitu mengonsumsi lima kelompok pangan setiap hari
atau setiap kali makan. Kelima kelompok pangan tersebut

36
adalah makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, buah-buahan dan
minuman. Mengonsumsi lebih dari satu jenis untuk setiap
kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan
buah-buahan) setiap kali makan akan lebih baik. Minum banyak
air putih dan membatasi konsumsi gula, garam, minyak. Nn. A
mengerti dan bersedia untuk melakukanya.
6. Memberikan KIE kepada Nn. A tentang pengaturan jadwal
makan dan porsi makan yang harus sesuai dengan piring
makanku.
7. Memberikan KIE tentang menjaga kesehatan reproduksi seperti
mengganti celana dalam apabila dirasa lembab/kotor,
membasuh/cebok kemaluan dari arah depan ke belakang
menggunakan air mengalir, mengeringkan kemaluan setelah
dibasuh menggunakan tisu atau handuk kering, karena daerah
tersebut rentan menjadi tempat perkembangbiakan kuman
8. Memberi suplementasi asam folat 1x1 sebanyak 30 tablet. Serta
tablet tambah darah sebanyak 4 tablet dikonsumsi 1
kali/minggu yang berfungsi untuk mencukupi kebutuhan sel
darah merah dalam tubuh, diminum menggunakan air putih/
vitamin C/ air jeruk/jus jambu agar penyerapan zat besi dalam
darah efektif dan jangan menggunakan the, susu atau kopi
karena bisa mengganggu penyerapan zat besi dalam darah.
9. Mendokumentasikan asuhan yang diberikan kepada Nn. A.
Dokumentasi asuhan sudah dilakukan

37

You might also like