You are on page 1of 10

Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny.

K dengan Masalah Halusinasi di


Ruangan Kamboja: Studi Kasus

Intan Cahaya Harahap


harahapintancahaya@gmail.com

ABSTRACT
Schizophrenia is a mental disorder characterized by impaired thought processes and weak
emotional responses. One of the symptoms of schizophrenia is auditory hallucinations and low
self-esteem. Auditory hallucinations are when the client hears a clear or unclear voice where the
voice usually invites the client to speak or do something but is not related to real things that other
people cannot hear). The purpose of this writing is to provide mental nursing care to Mrs. K in
RSJ. prof.Muhammad IIdrem Medan in the Cambodia Room. The research method uses a case
study approach. The subject used was one of the patients at RSJ Prof. Dr.Muhammad Ildrem
Medan in the Cambodia Room. Data collection techniques were carried out using interview
techniques, observation and physical examination. Nursing problems experienced by this patient
are auditory hallucinations, low self-esteem, and self-care deficits. With 6 days of management,
Mrs. K can control auditory hallucinations by scolding, taking medication regularly, talking to other
people, doing scheduled activities. In the case review the evaluation obtained was: The client still
listens to whispering voices and the client still seems to be talking to himself, but the patient feels
happy and very enthusiastic in carrying out the (SP) given.
Keywords: Schizophrenia, Psychiatric Nursing Care, Hallucinations

PENDAHULUAN dan perilaku sosialnya (Mahmudah & Solikhah,


Skizofrenia merupakan reaksi psikotik yang 2020). Pasien skizofrenia sering mengalami
berpengaruh terhadap area fungsi individu, kekambuhan. Frekuensi kekambuhan dinilai
termasuk dalam berpikir, berkomunikasi, dari banyaknya jumlah kekambuhan yang
menerima, menafsirkan kenyataan, merasakan dialami pasien dalam kurun waktu tertentu,
dan menunjukkan emosi serta penyakit kronis dengan gejala-gejala yang biasanya dialami
yang ditandai dengan pikiran kacau, delusi, dan ditujukan pasien pada episode skizofrenia
halusinasi, dan perilaku aneh. Skizofrenia akut (Pardede & Hasibuan, 2019).
biasanya muncul dalam masa remaja atau
dewasa muda (sebelum usia 45 tahun) Salah satu khas skizofernia adalah halusinasi
(Pardede & Purba, 2020). sensori. Halusinasi biasanya muncul pada
pasien pada gangguan jiwa diakibatkan
Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi terjadinya perubahan orientasi realita, pasien
psikotik yang memengaruhi berbagai area merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada
fungsi individu, termasuk berpikir, (Ervina & Hargiana, 2018). Halusinasi
berkomunikasi, menerima,menginterpretasikan merupakan keadaan seseorang mengalami
realitas, merasakan dan menunjukkan emosi perubahan dalam pola dan jumlah stimulasi
(Pardede, et al, 2020). Skizofrenia merupakan yang diprakarsai secara internal atau eksternal
penyakit neurologis yang mempengaruhi disekitar dengan pengurangan berlebihan
persepsi pasien, cara berfikir, Bahasa, emosi, distrorsi, atau kelainan berespon terhadap
setiap stimulasi. Halusinasi merupakan distorsi penderita skizofrenia mencapai sekitar
persepsi palsu yang terjadi pada respon 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000
neurobiologist maladaptive, penderita penduduk Riskesdas 2013, sedangkan
sebenarnya me ngalami distorsi sensori Riskesdas juga menyebutkan sebanyak 84,9%
sebagai hal yang nyata dan meresponnya pengidap skizofrenia/psikosis di Indonesia
(Pardede, 2020). ada rangsangan yang telah berobat. Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa
menimbulkannya. Pasien yang mengalami (RSJ) yang ada di seluruh Indonesia
halusinasi pendengaran yaitu pasien tampak menyebutkan hingga kini jumlah penderita
berbicara atau tertawa – tawa sendiri, pasien gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang.
marah – marah sendiri, menutup telinga Di Provinsi Sumatera Utara sendiri penderita
seketika karena menganggap bahwa ada yang skizofrenia menduduki peringkat ke 21 dengan
berbicara dengannya (Hairul, 2021). nilai privalensi 6,3.%, setelah Provinsi Jawa
Timur (Kemengkes, 2019). Data yang
Skizofrenia merupakan gangguan mental yang diperoleh dari Medical Record Rumah Sakit
ditandai dengan gangguan proses berpikir dan Jiwa Prof.Dr.M.Ildrem Provsu Medan tahun
respons emosional yang lemah. Situasi ini 2017, pasien yang menderita skizofrenia
umumnya merupakan gangguan berpikir sebanyak 13,846 (85.3%) (Manao, & Pardede,
disertai dengan disfungsi sosial dan bicara 2019).
kacau balau. Gejala skizofrenia salah satunya
negatif yaitu harga diri yang rendah (Pardede, Halusinasi merupakan keadaan seseorang
et al, 2020). Faktor-faktor yang mampu mengalami perubahan dalam pola dan jumlah
mempengaruhi kekambuhan penderita stimulasi yang diprakarsai secara internal atau
skizofrenia dengan halusinasi meliputi ekspresi eksternal disekitar dengan pengurangan
emosi keluarga yang tinggi, pengetahuan berlebihan distrorsi, atau kelainan berespon
keluarga yang kurang, ketersediaan pelayanan terhadap setiap stimulasi. Halusinasi juga
kesehatan, penghasilan keluarga dan merupakan persepsi yang salah atau palsu
kepatuhan minum obat pasien Skizofrenia tetapi juga merupakan persepsi yang salah
(Pardede, 2020). atau palsu tetapi tidak ada rangsangan yang
menimbulkannya. Halusinasi pendengaran
Ketidak mampuan seseorang dalam adalah mendengar suara manusia, atau bunyi
menghadapi stressor dan kurangnya yang berkisar dari suara sederhana sampai
kemampuan pengendalian diri, seseorang suara yang berbicara mengenai klien sehingga
mudah mengalami halusinasi. Halusinasi jika klien berespon terhadap suara atau bunyi
tidak segera dikenali dan diobati, akan muncul tersebut. Halusinasi pendengaran adalah
pada pasien dengan keluhan kelemahan, mendengar suara manusia, hewan atau mesin,
hysteria, ketidakmampuan mencapai tujuan, barang, kejadian alamiah dan musik dalam
pikiran buruk, ketakutan berlebihan dan keadaan sadar tanpa adanya rangsang
tindakan kekerasan (Abdurkhman, 2022). apapun (Dwi, 2020).

Prevalensi masalah kesehatan jiwa di Halusinasi pendengaran adalah kesalahan


Indonesia di Indonesia, estimasi jumlah dalam mempersepsikan suara yang didengar
penderita skizofrenia mencapai sekitar oleh orang dengan gangguan jiwa dan
400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 biasanya suara yang didengar bisa
penduduk Riskesdas 2013, sedangkan menyenangkan, ancaman, membunuh, dan
Riskesdas juga menyebutkan sebanyak 84,9% merusak (Aji, 2019). Halusinasi pendengaran
pengidap skizofrenia/psikosis di Indonesia bisa diatasi dengan menghardik halusinasi,
Prevalensi masalah kesehatan jiwa di bercakap cakap dengan orang lain atau orang
Indonesia di Indonesia, estimasi jumlah terdekat, melakukan aktifitas berjadwal dan
keteraturan minum obat. Bila keempat cara ini Faktor-faktor yang mampu mempengaruhi
tidak dilakukan secara teratur oleh para kekambuhan penderita skizofrenia dengan
penderita halusinasi akan menyebabkan halusinasi meliputi ekspresi emosi keluarga
penderita terus menerus terganggu oleh yang tinggi, pengetahuan keluarga yang
halusinasi tersebut (Aji, 2019). kurang, ketersediaan pelayanan kesehatan,
penghasilan keluarga dan kepatuhan minum
Halusinasi adalah gangguan penerimaan obat pasien Skizofrenia (Pardede, 2020).
panca indra tanpa stimulasi eksternal Ketidak mampuan seseorang dalam
(halusinasi pendengaran, penglihatan, menghadapi stressor dan kurangnya
pengecapan, penciuman, dan perabaan). kemampuan pengendalian diri, seseorang
Halusinasi merupakan salah satu gejala mudah mengalami halusinasi. Halusinasi jika
gangguan jiwa pada individu yang ditandai tidak segera dikenali dan diobati, akan muncul
dengan perubahan sensori persepsi yaitu pada pasien dengan keluhan kelemahan,
merasakan sensasi palsu berupa suara, hysteria, ketidakmampuan mencapai tujuan,
penglihatan, pengecapan, perabaan atau pikiran buruk, ketakutan berlebihan dan
penghidungan. Pasien merasakan at al tindakan kekerasan (Abdurkhman, 2022).
stimulus yang sebenarnya tidak ada (Samal,,
2018). Dampak yang dapat ditimbulkan oleh Survei awal dilakukan di RSJ Prof. Dr.
pasien yang mengalami halusinasi adalah Muhammad Ildram dengan jumlah pasien 26
kehilangan kontrol dirinya. Dimana pasien orang di ruangan kemboja, terdapat 26 pasien
mengalami panik dan perilakunya dikendalikan yang mengalami skizofrenia dengan masalah
oleh halusinasinya (Harkomah, 2019). keperawatan gangguan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran. Sehingga penulis
Halusinasi dapat timbul pada pasien tertarik untuk memberikan asuhan
skizofrenia hebefrenik karena didapatkan data keperawatan pada pasien dengan masalah
pasien yang mengatakan sering mendengar keperawatan gangguan persepsi sensori :
bisikan-bisikan suara yang menyuruhnya untuk Halusinasi pendengaran
marah marah, pasien sering tertawa sendiri,
pasien berbicara ngelantur, serta pasien lebih METODE
senang menyendiri dan sikap pasien yang Metode penelitian penggunakan pendekatan
pemalu.Kondisi isi pikir dan arus pikir yang studi kasus dengan menggunakan 5 tahap
terdisorganisasi dan kemampuan kontak proses keperawatan, yaitu: Pengkajian
dengan kenyataan cenderung buruk hal ini keperawatan, diagnosa keperawatan,
dapat menimbulkan halusinasi (Syahdi & perencanaan keperawatan, tindakan
Pardede, 2022). keperawatan dan evaluasi keperawatan.
Tindakan keperawatan yang dilakukan
menggunakan terapi generalis yaitu strategi
Halusinasi dapat timbul pada pasien pelaksanaan SP1 - SP4.
skizofrenia hebefrenik karena didapatkan data
pasien yang mengatakan sering mendengar Subjek yang akan digunakan dalam studi
bisikan-bisikan suara yang menyuruhnya untuk kasus adalah satu orang pasien dengan
marah marah, pasien sering tertawa sendiri, gangguan presepsi sensori : halusinasi
pasien berbicara ngelantur, serta pasien lebih pendengaran di RSJ Prof. Dr. Muhammad
senang menyendiri dan sikap pasien yang Ildrem Medan. Waktu pelaksanaan dimulai dari
pemalu.Kondisi isi pikir dan arus pikir yang tanggal 4 November 2022 - 16 November
terdisorganisasi dan kemampuan kontak 2022. Pengumpulan data menggunakan
dengan kenyataan cenderung buruk hal ini wawancara, observasi dan studi dokumentasi
dapat menimbulkan halusinasi (Syahdi &
Pardede, 2022).
HASIL dan merasa rendah diri saat bertemu dengan
Hasil pengkajian dan observasi dilakukan pada orang lain (Laki-Laki) dan cenderung
tanggal 4 November 2022, Ny. K (34 tahun) menjauhinya. Selain itu, pasien juga
masuk ke di RSJ Prof. Dr. Muhammad Ildrem mengalami defisit perawatan diri, hal ini dapat
Medan pada tanggal 06 Januari 2022 dengan dilihat dari penampilan pasien tampak acak-
diagnosis medis Skizofrenia.Saat dilakukan acakan dan tampak malas untuk menyisir
pasien mengatakan bahwa ia dirawat di RSJ rambut dan malas mandi sehingga pasien
karena sering mendengar suara bisikan yang menjadi bau dan tidak peduli dengan
membisikkan ditelinganya seperti menyuruh lingkungan sekitar.
atau memerintah klien untuk melakukan
sesuatu. Selain itu juga klien suka membawa Terapi yang diberikan adalah risperidone 2 mg
benda-benda seperti minyak dan korek api, dan clozapine 25 mg. Salah satu penyebab
meresahkan warga, suka berbicara sendiri, kekambuhan pasien gangguan jiwa yaitu
dan mengganggu orang lain. ketidakpatuhan minum obat, hal ini di
sampaikan oleh Pebrianti (2021)) bahwa
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 4 kekambuhan dapat disebabkan oleh
November 2022, pasien mengatakan bahwa ia ketidakpatuhan minum obat, gejala yang
dirawat di RSJ karena sering mendengar refrakter terhadap pengobatan, peristiwa
suara bisikan yang membisikkan ditelinganya kehidupan yang menimbulkan stres,
seperti menyuruh atau memerintah klien untuk kerentanan individu terhadap stres, ekspresi
melakukan sesuatu. Karena klien suka emosi keluarga yang tinggi, serta yang tidak
membawa benda-benda seperti minyak dan kalah penting adalah dukungan keluarga
korek api,meresahkan warga, suka berbicara dalam penatalaksanaan untuk pasien
sendiri, dan menggangu orang lain gangguan jiwa. Dukungan keluarga sangat
penting dalam penyembuhan penderita
Faktor predisposisi pasien mengatakan belum gangguan jiwa.
pernah masuk rumah sakit jiwa dimasa lalu.
Begitu pula dengan anggota keluarga pasien Sedangkan untuk data objektif, respon pasien
juga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. baik dan jelas walaupun sesekali pasien
Klien menyatakan bahwa dulunya pasien menunduk saat sedang berbicara dengan
pernah mengalami pelecehan seksual pada lawan bicaranya. Pasien tampak kelihatan
usianya yang ke 22 tahun pada masa lalunya cemas dan ketakutan dan terkadang menutup
yang tidak menyenangkan dahulu. Pasien juga telinganya dimana pasien sering mendengar
mengatakan ikut berperan serta dalam suara bisikan yang membisikkan ditelinganya
kegiatan kelompok/ masyarakat yakni dengan seperti menyuruh atau memerintah klien untuk
mengikuti kegiatan kelompok/masyarakat, dan melakukan sesuatu, pasien juga sering
selama di rawat di RSJ, pasien juga mengikuti mondar - mandir diruangan, bicara sendiri,
kegiatan kebaktian (ibadah). bicara ngawur. Tampilan pasien tampak acak -
acakan, tampak malas untuk menyisir rambut,
Masalah keperawatan yang dialami pasien gigi kuning dan bau badan. Pasien diagnosis
adalah halusinasi pendengaran, dimana skizofrenia paranoid, dengan masalah utama
pasien sering mendengar suara bisikan yang halusinasi pendengaran, harga diri re,
membisikkan ditelinganya seperti menyuruh gangguan konsep diri : harga diri rendah dan
atau memerintah klien untuk melakukan defisit perawatan diri
sesuatu, pasien juga sering mondar-mandir
diruangan, bicara sendiri, bicara ngawur. Intervensi Keperawatan kepada Tn. J dengan
Masalah keperawatan lainnya adalah harga menggunakan strategi pelaksanaan (SP 1-4).
diri rendah, dimana pasien mengatakan malu Pada diagnosa Halusinasi strategi
pelaksanaan yang dilaksanakan pada hari terdiam melamun, tidak mau bercakap dengan
pertama yaitu strategi pelaksanaan (1-2) teman-temannya dan tidak mau merapikan
dimana pasien mengatakan mendengar tempat tidur. Setelah diterapkan tindakan
bisikan yang memanggil namanya, suara yang keperawatan (SP 3-4) pasien mengatakan
menyuruhnya berhenti minum obat, suara – sudah mulai bercakap-cakap dengan teman-
suara itu muncul ketika klien mau tidur malam. temannya dan mau merapikan tempat tidur.
Setelah diterapkan tindakan keperawatan (SP
1-2) didapatkan hasil pasien mampu Kemudian dilanjutkan dengan diagnosa isolasi
mengontrol halusinasinya dengan cara social. Pada hari pertama dilakukan strategi
menghardik dan pasien mengatakan mampu pelaksaan (SP 1-2) dimana tanda dan
menyebutkan warna obat dan jadwal minum gejalanya pasien mengatakan belum mampu
obat dengan benar. Pada hari kedua menjelaskan keuntungan dan kerugian
dilaksanakan strategi pelaksanaan (3-4) mempunyai teman, tidak mau berkenalan
dimana pasien mondar – mandir, tidak mau dengan teman satu ruangannya dan sering
bercakap – cakap dengan temannya dan tidak menyendiri. Setelah dilakukan tindakan
mau merapikan tempat tidur. Setelah keperawatan (SP 1-2) pasien mengatakan
diterapkan tindakan keperawatan (SP 3-4) mampu menyebutkan keuntungan dan
didapatkan hasil pasien mampu menerapkan kerugian mempunya teman dan sudah mulai
cara bercakap-cakap dengan orang lain saat kenal dengan teman satu ruangannya. Pada
suara atau bisikan yang tidak nyata dating dan diagnosa isolasi sosial hari kedua dilakukan
mampu merapikan tempat tidur. Hal ini sejalan strategi pelaksanaan (3-4) dimana tanda dan
dengan Stuart (2016) Modifikasi tindakan gejalanya pasien mengatakan tidak mau
keperawatan sangat dibutuhkan untuk bercakap-cakap dengan teman satu
membantu pasien mengurangi halusinasi ruangannya sambil melakukan aktivitas sehari-
sehingga pasien dapat mengoptimalkan hari dan tidak mau meminta sesuatu kepada
kemampuannya dan pasien dapat hidup sehat temannya. Setelah dilakukan tindakan
dimasyarakat keperawatan (SP 3-4) pasien mengatakan
mampu bercakap-cakap dengan teman-
Diagnosa keperawatan:Gangguan Persepsi temannya dan mampu meminta sesuata
Sensori: Halusinasi Pendengaran, Isolasi kepada temannya.
Sosial: Menarik Diri Dan Defisit perawatan diri.
Pada diagnosa Defisit perawatan diri, Hari
Intervensi Keperawatan yang diberikan pada pertama dilakukan tindakan keperawatan (SP
ny.k dengan menggunakan strategi 1-2) dimana tanda dan gejalanya pasien
pelaksanaan (SP 1-4). Pada diagnosa mengatakan malas mandi dan berhias, belum
Halusinasi. Hari pertama dilakukan strategi mampu melakukan mandi dan berhias secara
pelaksanaan (1-2) dimana tanda dan benar, tampak kotor dan bau. Setelah
gejalanya pasien mengatakan mendengar dilakukan tindakan keperawatan (SP 1-2)
suara-suara aneh, sulit tidur,gelisah dan pasien mengatakan sudah mau mandi dan
tampak mondar- mandir sendiri. Setelah berhias. Pada hari kedua dilakukan tindakan
diterapkan tindakan keperawatan (SP 1-2) keperawatan (SP 3-4) dimana tanda dan
Pasien mengatakan mampu mengontrol gejalanya pasien mengatakan setelah makan
halusinasinya dengan cara menghardik dan tidak mencuci tangan dan pada saat BAB/
pasien mengatakan mampu menyebutkan BAK tidak membersikannya. Setelah dilakukan
nama obat dan jadwal minum obat dengan tindakan keperawatan (SP 3-4) pasien
benar risperidone 2 mg (2x1) dan clozapine 25 melakukan makan dan minum dengan benar
mg (1x1). Pada diagnosa Halusinasi hari dan setelah makan pasien mencuci tangan
kedua dilakukan strategi pelaksanaan (3-4) dan setelah BAB/BAK membersihkannya.
dimana tanda dan gejalanya pasien tampak
PEMBAHASAN halusinasi pendengaran adalah membina
Setelah penulis melaksanakan asuhan hubungan saling percaya, mengidentifikasi
keperawatan kepada ny.k dengan Gangguan (jenis, isi, waktu terjadinya, frekuensi, dan
Presepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran di situasi) yang menimbulkan halusinasi, dan
Rumah Sakit Jiwa, maka penulis membahas mengontrol halusinasi dengan strategi
kesenjangan antara teoritis dengan tinjauan pelaksanaan (SP) yaitu, mengontrol halusinasi
kasus. Merawat pasien skizofrenia dengan dengan menghardik, bercakap-cakap,
masalah halusinasi dibutuhkan pengetahuan, melakukan kegiatan terjadwal, dan minum obat
keterampilan dan kesabaran serta dibutuhkan dengan baik dan teratur dengn prinsip 6 benar
waktu yang lama akibat kronisnya penyakit (benar : jenis, guna, dosis, frekuensi, cara,
ini.Selama pengkajian dilakukan pengumpulan kontinuitas minum obat). Dan meberikan terapi
data dari beberapa sumber, yaitu dari pasien lanjutan yaitu Sp 1-4 Harga Diri Rendah yaitu
dan tenaga kesehatan di ruangan. Penulis : mengidentifikasi kemampuan aspek positif
mendapat sedikit kesulitan dalam yang dimiliki pasien, menilai kemampuan yang
menyimpulkan data karena keluarga pasien dapat digunakan, menetapkan/memilih
jarang mengunjungi pasien di rumah sakit jiwa. kemampun yang dipilih, melatih kegiatan
Maka penulis melakukan pendekatan kepada sesuai yang dipilih 1 yatu klien mampu
pasien melalui komunikasi terapeutik yang mengikuti terapi yang di jadwalkan oleh pihak
lebih terbuka membantu pasien untuk Rumah Sakit Jiwa menggambar, melatih
memecahkan perasaannya dan juga kegiatan sesuai kemampuan yang dipilih 2,
melakukan observasi kepada pasien. yaitu klien mampu mewarnai hasil yang ia
gambarkan., melatih kegiatan sesuai
Adapun upaya tersebut yaitu: Melakukan kemampuan yang dipilih Selanjutnya yang
pendekatan dan membina hubungan saling diberikan yaitu Sp 1-3 Defisit Perawatan Diri :
percaya diri pada klien agar klien lebih terbuka Melatih perawatan diri Mandi, Melatih
dan lebih percaya dengan menggunakan perawatan diri Berhias,Melatih perawatan diri
perasaan, Mengadakan pengkajian klien Makan/Minum. Setiap selesai melakukan
dengan wawancara dan Mengadakan tindakan keperawatan penulis memberikan
pengkajian dengan cara membaca status pujian kepada Ny. K untuk keberhasilan klien
dalam mempelajari SP, Menurut (Nugroho, A.
Pada diagnosa saat melakukan asuhan 2020) pujian tersebut dapat meningkatkan
keperawatan terdapat tiga prioritas diagnosa semangat hidup dan membangkitkan
keperawatan yaitu Gangguan Persepsi kepercayaan diri seseorang. hal ini sesuai
Sensori : Halusinasi Pendengaran, Harga Diri dengan intervensi yang di buat penulis di
Rendah Dan Defisit Perawatan Diri. Dari tinjuan teoritis.
Halusinasi (NANDA, 2015-2017), diagnosa
keperawatan yang muncul sebanyak 3 Implementasi keperawatan dalam mengontrol
diagnosa keperawatan (Aji, 2019) yang masalah gangguan persepsi sensori :
meliputi: Harga diri rendah, Isolasi social, halusinasi pendengaran, adalah
Halusinasi. Sehingga terdapat kesenjangan melaksanakan asuhan keperawatan yang
antara tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus. sudah direncanakan pada tahap pra interaksi
dan melanjutkan tahap orientasi. Implementasi
Rencana keperawatan yang dilakukan pada yang dilakukan yaitu sesuai dengan intervensi
pasien telah sesuai dengan teori sehingga yang telah di tetakan pada Ny.K mulai dari
tidak terdapat kesenjangan diantaranya. tanggal 25 Januari 2022 dengan membina
Rencana tindakan keperawatan yang di hubungan saling percaya dan melakukan
lakukan pada Ny.K dengan diagnosa teknik komunikasi terapeutik yaitu
keperawatan gangguan persepsi sensori : mendengarkan dengan penuh perhatian,
menunjukkan penerimaan, menanyakan yang telah di berikan, dan dapat diterapkan
pertanyaan yang berkaitan, menyatakan hasil dalam 1x1 sehari. Pada tinjauan kasus
observasi, menawarkan informasi, evaluasi yang didapatkan adalah: Klien masih
memberikan penghargaan, menawarkan diri, mendengarkan suara-suara bisikansi dan klien
memberikan kesempatan pada klien untuk maish tanpak bercakap-cakap sendiri,anakn
memulai pembicaraan, serta memberikan tetapi pasien merasa senang dan sangat
kesempatan kepada klien untuk menguraikan antusias dalam menjalankan SP yang
persepsinya (Fasya, 2018). diberikan.

Perlu diperhatikan dalam komunikasi Strategi pelaksanaan pada pasien halusinasi


terapeutik adalah posisi, kontak mata, mencakup kegiatan mengenal halusinasi,
kemudian berkenalan dengan pasien, mengajarkan pasien menghardik halusinasi,
menanyakan perasaan klien. Setelah itu baru minum obat dengan teratur, bercakap – cakap
berdiskusi untuk mengenal halusinasi, dengan orang lain saat halusinasi muncul,
mengontrol perilaku kekerasan serta harga diri serta melakuka kegiatan terjadwal untuk
rendah.Penulis mengevaluasi kembali mencegah halusinasi (Devy, 2017).
keadaan klien baik obyektif maupun subyektif. Mendengar suara-suara atau kebisingan,
Menentukan rencana tindak lanjut, serta paling seperti suara orang suara berbentuk
merencanakan kontrak waktu dan tempat kebisingan yang kurang keras sampai kata-
untuk pertemuan selanjutnya. Penulis kata yang jelas berbicara tentang klien,
melaksanakan semuanya pada setiap tahapan bahkan sampai percakapan lengkap antara
strategi pelaksanaan (SP). implementasi yang dua orang atau lebih. Pikiran yang didengar
penulis lakukan tidak terdapat kesenjangan klien dimana pasien disuruh untuk melakukan
antara konsep teoritis dengan pembahasan sesuatu yang kadang-kadang membahayakan
pada kasus Ny.K karna penulis mengacu pada (Muhit, 2016).
teori yang ada, dimana tindakan yang
dilakukan pada Ny.K sesuai dengan Klien menarik diri juga mengalami penurunan
kondisinya. harga diri rendah karena kurangnya
kepercayaan diri. Harga diri merupakan
Pada tinjauan teoritis evaluasi yang katalisator untuk mempertahankan cahaya
diharapkan adalah: Pasien mempercayai batin yang dapat menciptakan kondisi
perawat sebagai terapis, pasien menyadari lingkungan eksternal yang kondusif bagi
bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya, pengembangan pribadi. Melalui harga diri
dapat mengidentifikaasi halusinasi, dapat inilah kita dapat membedakan diri dengan
mengendalikan halusinasi melalui orang lain dengan kata lain harga diri
mengahrdik, latihan bercakap - cakap, digunakan sebagai parameter untuk menilai
melakukan aktivitas serta menggunakan atau membedakan diri kita dengan orang lain
obat secara teratur (Hafizudiin,2021). Dalam dalam hal penghargaan terhadap keunikan
proses evaluasi dimana pertemuan pertama penampilan fisik, kemampuan intelektual,
penulis membina hubungan saling percaya kecakapan pribadi, dan kepribadian. Harga diri
dan mengkaji sejauh mana pasien dapat yang positif dapat meningkatkan kesadaran
mengontrol Halusinasi, harga diri rendah, akan perkembangan diri atau kapan tindakan
defisit perawatan diri. Setelah terbina dan pikiran melenceng dari tujuan semula,
hubungan saling percaya penulis melanjutkan sehingga dapat menghadapi tantangan –
sejauh mana intervensi yang sudah tercapai tantangan bila diperlukan (Widowati, 2019).
oleh pasien. Penulis juga menggunakan SOAP Gejala negatif pada klien harga diri rendah
dalam mengevaluasi klien didapat kan bahwa kronis juga tampak dari tidak mampu
klien dapat menerapkan/mengingat Sp-Sp mengekspresikan perasaan, hilangnya
spontanitas dan rasa ingin tahu, menurunnya tanda gejala halusinasi,isolasi sosial, dan
motivasi, serta hilangnya kemampuan harga diri rendahkronis pada klien setelah
melakukan aktivitas sehari-hari (Widianti & diberikannya tindakan keperawatan dengan
Wardhani 2017). Pada pasien dengan harga terapi generalis yaitu strategi pelaksanaan (SP
diri rendah itu memandang kalau dirinya itu 1-4).
tidak berguna dan merasa dirinya tidakmampu,
dengan cara melatih kemampuan positif DAFTAR PUSTAKA
dapat menggali aspek-aspek kemampuan Abdurkhman, R. N., & Maulana, M. A. (2022).
positif yang dimilikinya sehingga diharapkan Psikoreligius Terhadap Perubahan
klien mampu memandang dirinya itu berguna Persepsi Sensorik Pada Pasien
dan menjadi individu yang baik. Menurut Halusinasi Pendengaran Di Rsud
penelitian yang dilakukan (Supriyono, 2016) Arjawinangun Kabupaten
dalam 6 kali pertemuan klien dapat membina Cirebon. Jurnal Education And
hubungan saling percaya, klien dapat Development, 10(1),251253.
melaksanakan perawatan diri dengan bantuan https://doi.org/10.37081/ed.v10i1.3332
perawat, klien dapat melaksanakan perawatan
diri secara mandiri. Aji, W. M. H. (2019). Asuhan Keperawatan
Orang Dengan Gangguan Jiwa
Halusinasi dengar dalam Mengontrol
SIMPULAN Halusinasi.
Pada kasus Ny.K, diperoleh bahwa klien (https://doi.org/10.31219/OSF.IO/N9DG
mengalami gejala-gejala halusinasi seperti S)
mendengar suara-suara, gelisah, sulit tidur,
tampak tegang, mondar-mandir. Pada tinjauan Azizah, L., Zainuri, I., & Akbar, A. (2016). Buku
kasus evaluasi yang didapatkan adalah : Klien Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
masih mendengarkan suara-suara bisikansi Yogyakarta: Indomedia Pustaka
dan klien maish tanpak bercakap-cakap https://rsjiwajambi.com/wpcontent/uploa
sendiri, akan tetapi pasien merasa senang dan ds/2019/09/
sangat antusias dalam menjalankan SP yang
diberikan. Adapun. Salah satu khas skizofernia Devy, A. E. A. (2017). Asuhan Keperawatan
adalah halusinasi sensori. Salah satunya pada Jiwa pada Klien Skizofrenia Paranoid
sensori pedengaran. Pasien yang mengalami dengan Gangguan Persepsi Sensori
halusinasi pendengaran yaitu pasien tampak Halusinasi Penglihatan Rumah Sakit
berbicara atau tertawa – tawa sendiri, pasien Jiwa Menur Surabaya. Sekolah Tinggi
marah – marah sendiri, menutup telinga Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika
seketika karena menganggap bahwa ada yang Jombang
berbicara dengannya (Hairul, 2021). Faktor-
Dwi, P.O (2020). Asuhan Keperawatan Jiwa
faktor yang mampu mempengaruhi
Pada Tn. K dengan masalah Gangguan
kekambuhan penderita skizofrenia dengan
Persepsi Sensori: Halusinasi
halusinasi meliputi ekspresi emosi keluarga
Pendengaran di Ruang Rokan Rumah
yang tinggi, pengetahuan keluarga yang
Sakit Jiwa Tampan. Diss. Poltekkes
kurang, ketersediaan pelayanan kesehatan,
Kemenkes Riau,
penghasilan keluarga dan kepatuhan minum
http://repository.pkr.ac.id/498/
obat pasien skizofrenia.Intervensi keperawatan
dengan terapi generalis sangat efektif Hairul, H. (2021). Asuhan Keperawatan Jiwa
diberikan pada pasien dengan pada Sdr. S dengan Gangguan
gangguansensori persepsi halusinasi Persepsi Sensori: Halusinasi
pendengaran, isolasi sosial, dan harga diri Pendengaran di Wilaya Kerja
rendah.Hal ini ditandai dengan penurunan
Puskesmas Situbondo. Skripsi, https://doi.org/10.52199/inj.v10i2.17161
Universitas Muhammadiyah Jember.
http://repository.unmuhjember.ac.id/id/ Pardede, J. A., Harjuliska. H, & Arya, R.
eprint/10095 (2021). "Self-Efficacy dan Peran Keluarga
Berhubungan dengan Frekuensi
Manao, B. M., & Pardede, J. A. (2019). Beban Kekambuhan Pasien Skizofrenia." Jurnal
Keluarga Berhubungan Dengan Ilmu Keperawatan Jiwa 4.1: 57-66.
Pencegahan Kekambuhan Pasien https://doi.org/10.32584/jikj.v4i1.846
Skizofrenia. Jurnal KeperawatanJiwa,
12(3). Stuart, G. W (2016). "Prinsip dan Praktik
Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart 2."
Meylani, M., & Pardede, J. A. (2022). https://ekatalog.stikespantirapih.ac.id/inde
Penerapan Strategi Pelaksanaan (SP) 1-4 x.php?p=show_detail&id=5423&keywords
Dengan Masalah Halusinasi Pada
Penderita Skizofrenia: Studi Kasus. Syahdi,D., & Pardede, J. A. (2022). Penerapan
https://doi.org/10.31219/osf.io/y52rh Strategi Pelaksanaan (SP) 1-4 Dengan
Masalah Halusinasi Pada Penderita
Muhiht, A. (2016) Pendidikan Keperawatan Skizofrenia: Studi Kasus.
Jiwa: Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Cv Andi https://doi.org/10.31219/osf.io/y52rh
Offest.
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.a Suryenti, V. (2017). Dukungan dan beban
spx?id=1174507 keluarga dengan kemampuan keluarga
merawat pasien resiko perilaku
Pardede, J. A., Irwan, F., Hulu, E. P., Manalu, kekerasan di klinik jiwa rumah sakit jiwa
L. W., Sitanggang, R., & Waruwu, J. F. A. Provinsi Jambi. Jurnal Psikologi
P. (2021). Asuhan keperawatan Jiwa Jambi, 2(2),39-46.
Dengan Masalah Halusinasi. doi: DOI: https://doi.org/10.22437/jpj.v2i2.479
https://osf.io/nfsby/ 5

Pardede, J. A., & Purba, J. M. (2020). Family Samal, M., Ahmad, A., & Saidah, S. (2018).
Support Related to Quality of Life on Pengaruh Penerapan Asuhan
Schizophrenia Patients. Jurnal Ilmiah Keperawatan Pada Klien Halusinasi
Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, Terhadap Kemampuan Klien
10(4),645-654. Mengontrol Halusinasi Di Rskd Provinsi
https://doi.org/10.32583/pskm.v10i4.942 Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Diagnosis, 12(5), 546-550.
Pardede, J. A., Budi A. K, & Ice, Y. (2015). http://ejournal.stikesnh.ac.id/index.php/ji
"Kepatuhan dan Komitmen Klien kd/article/view/839
Skizofrenia Meningkat Setelah Diberikan
Acceptance And Commitment Therapy Tika R, T. I. K. A. (2021). Asuhan keperawatan
dan Pendidikan Kesehatan Kepatuhan jiwa pada pasien halusinasi
Minum Obat." Jurnal Keperawatan pendengaran. Diss. Universitas Kusuma
Indonesia 18.3:157-166. Husada Surakarta,
https://doi.org/10.7454/jki.v18i3.419 http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/1796

Pardede, J. A., & Hasibuan, E. K. (2019). Widowati. (2019). Pengaruh Terapi Aktivitas
Dukungan Caregiver Dengan Frekuensi Kelompok Peningkatan Harga Diri
Kekambuhan Pasien Skizofrenia. Idea Terhadap Harga Diri Klien Menarik Diri
Nursing Journal, 10(2).
Di Ruang Seruni Rs Jiwa Dr Radjiman 3(1),83-99.
Wediodiningrat Lawang https://doi.org/10.17509/jpki.v3i1.748 9.

Widianti, E., Keliat, B. A., & Wardhani, I. Y. Yusuf. A., Fitriasari. R., & Nihayati. H.
(2017). Aplikasi Terapi Spesialis A.(2015). Buku Ajar Keperawatan
Keperawatan Jiwa pada Klien Kesehatan Jiwa. Jakarta
Skizofrenia dengan Harga Diri Rendah Salemba Medika.
Kronis di RSMM Jawa Barat. Jurnal https://osf.io/preprints/j28e7/
Pendidikan Keperawatan Indonesia,

You might also like