You are on page 1of 8

Pelayanan Kedokteran Keluarga

dr. Ratnawati, M.Kes


Batasan Kedokteran Keluarga

Menurut The American Academy of Family Physician (1969) Kedokteran


Keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan
pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab dokter tidak
dibatasi oleh umur dan jenis kelamin, organ tubuh, atau jenis penyakit tertentu.

Menurut Ikatan Dokter Indonesia (1982) Kedokteran Keluarga adalah dokter


yang memberi pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat
kepada keluarga, tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi
sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu
aktif.

Menurut Singapore College of General Practitioners (1987) Kedokteran Keluarga


adalah dokter yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal, tingkat pertama,
menyeluruh, dan berkesinambungan, yang berkaitan dengan keluarga, komunitas, serta
lingkungan.
Pengertian Sp.KKLP

Deklarasi Alma Ata dan konsep PHC dari WHO (1978), delinisi pelayanan primer
dari Institute of Medicine (1996), definisi disiplin ilmu GP/FM dari WONCA Europe
(2011), Undang-Undang Pendidikan Kedokteran tahun 2013, dan konsensus yang
melatar-belakanginya. Dokter Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer adalah
dokter yang disiapkan untuk menjadi fondasi sistem pelayanan kesehatan di era
jaminan kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, maupun oleh pihak
swasta. Kolegium llmu Kedokteran Keluarga Indonesia adalah badan yang dibentuk
oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) yang bertugas mengampu cabang
disiplin ilmu kedokteran keluarga dan disahkan oleh PB IDI berdasarkan rekomendasi
Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI).

Tujuan Pendidikan KKLP

 Tercapainya keseragaman mutu lulusan Dokter Spesialis Kedokteran Keluarga


Layanan Primer dari semua Institusi Pendidikan Dokter Spesialis (IPDS) dengan
rujukan Standar Pendidikan nasional dan regional.
 Menghasilkan Dokter Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer dengan
kemampuan akademik dan klinik seorang professional untuk memenuhi
kebutuhan nasional dan meningkatkan daya saing di tingkat internasional
 Pendidikan spesialis yang memiliki kompetensi khusus bidang ilmu kedokteran
keluarga di pelayanan primer.

Pendidikan Sp.KKLP Jalur Reguler

Pendidikan Sp.KKLP Jalur Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)


Sejarah Dokter Keluarga

Tahun 1972 didirikanlah organisasi internasional dokter keluarga yang dikenal


dengan nama World of National College and Academic Association of General
Practitioners / Family Physicians (WONCA). Tahun 1981 didirikannya Kelompok Studi
Dokter Keluarga Tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi pelayanan dokter keluarga
di Indonesia belum resmi mendapat pengakuan baik dari profesi kedokteran ataupun
dari pemerintah. Tahun 1990 melalui kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi
dirubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI). Indonesia adalah anggota
dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI).
Pelayanan Kesehatan Kerja
dr. Ratnawati, M.Kes

Pengertian Kesehatan Kerja


Promosi dan pemeliharaan derajat yang setinggin-tingginya dari kesehatan fisik,
mental dan sosial dari pekerja pada semua pekerjaan, pencegahan gangguan kesehatan
pada pekerja yg disebabkan oleh kondisi kerjanya, perlindungan pekerja dari resiko
akibat faktor-faktor yg menganggu kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja
dalam suatu lingkungan kerja yg sesuai kemampuan fisik dan psikologinya, penyesuaian
pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaannya. (ILO dan
WHO,1995))
Spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan
agar tenaga kerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental,
maupun sosial dengan usaha preventif dan kuratif. Sasaran: manusia, Sifat: medis.
Upaya yang ditujukan untuk melindungi setiap orang yang berada di Tempat Kerja
agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan dari pekerjaan (PP NO 88 TAHUN 2OI9).
Ruang Lingkup Kesehatan Kerja
a. Pelayanan Kesehatan Kerja
b. Pemeriksaan Kesehatan Kerja
c. Pelaksanaan P3K
d. Gizi Kerja
e. Ergonomi
f. Penyakit Akibat Kerja
Tujuan
a. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik fisik
maupun mental, terutama dalam penyesuaianan pekerjaan atau lingkungan
kerja.
b. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari
pekerja atau lingkungan kerja
c. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik
tenaga kerja.
d. Memberikan pengobatan dan perwatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang
menderita sakit.
Pelayanan Kesehatan Kerja Permenakertrans No. 03 /1982
a. Tugas pokok:
- Promotif
- Preventif
- Kuratif
- Rehabilitatif
b. Dipimpin dan dijalankan oleh Dokter Kesehatan Kerja
c. Bentuk:
- Diselenggarakan sendiri
- Bekerja sama
- Bersama-sama perusahaan lain
Tugas Pokok Pelayanan Kerja
a. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
b. Penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja
c. Pembinaan dan pengawasan lingkungan kerja
d. Pembinaan dan pengawasan sanitair
e. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja
f. Pencegahan terhadap penyakit umum dan PAK
g. P3K
h. Latihan Petugas P3K
i. Perencanaan tempat kerja, APD, gizi, dan penyelenggaraan makanan di tempat
kerja
j. Rehabilitasi akibat kecelakaan atau PAK
k. Pembinaan terhadap tenaga kerja yang punya kelainan
l. Laporan berkala
Personel Yang Kompeten
Dokter:
a. UU No.1/1970 pasal 8 ayat (2)
- Ditunjuk oleh perusahaan dan dibenarkan oleh direktur
b. Permenaker No.01/1976
- Dokter perusahaan wajib latihan hiperkes
c. Permenaker No.02/1980
- Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja
Paramedis:
a. Permenaker No.01/1979
- Paramedis wajib latihan hiperkes
Personel yang Kompeten
a. Ahli K3:
- Permenaker No.02/1992
b. Ahli Kimia:
- Wajib pada perusahaan kimia dengan bahaya besar/tinggi
c. Petugas K3 Kimia:
- Wajib pada semua perusahaan kimia (ref. Kepmenaker No. 187/Men/1999)
Standar Kesehatan Kerja Dalam Upaya Pencegahan Penyakit
(PP no 88/2019 Pasal 4)
a. Identifikasi, penilaian, dan pengendalian potensi
b. Bahaya Kesehatan
c. Pemenuhan persyaratan kesehatan lingkungan kerja
d. Pelindungan kesehatan reproduksi
e. Pemeriksaan Kesehatan
f. Penilaian kelaikan bekerja
g. Pemberian imunisasi dan/atau profilaksis bagi Pekerja
h. Berisiko tinggi
i. Pelaksanaan kewaspadaan standar; dan
j. Surveilans Kesehatan Kerja
Standar Kesehatan Kerja Daiam Upaya Peningkatan Kesehatan
(PP no 88/2019 Pasal 5)
a. Peningkatan pengetahuan Kesehatan
b. Pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat
c. Pembudavaen keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat
d. Penerapan gizi kerja
e. Peningkatan kesehatan fisik dan mental
Standar Kesehatan Kerja Daiam Upaya Penanganan Penyakit
(PP no 88/2019 Pasal 6)
a. Pertolongan pertama pada cedera dan sakit yang
terjadi di Tempat Kerja
b. Diagnosis dan tata laksana penyakit
c. Penanganan kasus kegawatdaruratan medik dan atau rujukan.
- Penanganan lanjutan setelah pertolongan pertama terhadap cedera
- kasus keracunan
- gangguan kesehatan lainnya yang memerlukan tindakan segera

You might also like