You are on page 1of 11

AGAMA KHONG HU CU

Disusun Oleh :
Wahyu Stefanus
Immanuela Frisca
Danny Eka Harjanto
Petra Eldath
STT MAGELANG
2022
BAB I – PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Khonghucu dalam dialek Hokkian memiliki nama asli Ru Jiao atau Ji
Kauw yang berarti agama bagi umat yang lembut hati adalah bimbingan hidup karunia
Thian, Tuhan Yang Maha Esa yang diturunkan kepada para Nabi dan para suci purba
yang digenapkan, disempurnakan dengan ajaran Nabi Khonghucu. Agama Khonghucu
(Ru Jiao) ini disempurnakan oleh nabi Khonghucu. Hal ini dikuatkan pada abad 16 M
oleh Matteo Ricci, yakni salah satu misionaris dari Italia yang menyatakan bahwa
diantara nabi-nabi dalam Agama Khonghucu (Ru Jiao), maka Nabi Khonghucu
merupakan nabi yang memiliki pengaruh terbesar dalam Agama Khonghucu tersebut.

Dari pengamatannya tersebut, ia membuat istilah Confusianism atau


Konfusianisme yang kemudian dikenal oleh masyarakat sebagai sebutan populer dari
agama Khonghucu. Seperti halnya Agama Islam, Agama Khonghucu juga merupakan
agama monoteis. Agama Khonghucu hanya mengenal satu Tuhan yakni yang dikenal
dengan istilah Thian (Tuhan yang maha esa), Shang Di (Tuhan yang maha kuasa).

Sedangkan arti Agama dalam keyakinan umat Khonghucu merupakan wahyu


Tuhan yang membimbing manusia sebagai rakyat Tuhan (Thian Ming) agar manusia
mampu hidup selaras mengikuti benih kebajikan dalam watak sejati (Xing) yang
merupakan kuasa firman Tuhan. Thian (Tuhan) menurunkan firman-Nya kepada para
nabi purba/raja suci yang kemudian terangkai sebagai mutiara kebajikan.

Di Indonesia Agama Khonghucu memiliki perkembangan yang sangat


mengkhawatirkan dan memprihatinkan. Pada era Soeharto, Agama Khonghucu tidak
diakui sebagai salah satu agama yang boleh dipeluk oleh penduduk Indonesia. Agama ini
dihapuskan sebagai agama negara dan karena keputusan Soeharto tersebut, Agama
Khonghucu terpaksa mengaviliasi dirinya dengan Agama Budha dan Tao yang kemudian
membentuk suatu tempat ibadah Tridharma
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Sejarah Agama Khong Hu Chu?
2. Kapan awal Agama Khong Hu Chu masuk di Indonesia?
3. Apa saja Tradisi yang dilakukan oleh penganut Agama Khong Hu Chu?
4. Apa saja Hal-hal yang perlu diketahui dalam agama Khonghucu?
5. Apa Intisari segala sesuatu yang diajarkan Khong Hu Cu?
6. Apa isi dari Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) ?
7. Apa isi dari Lima Sifat Luhur (Wu Chang) ?
8. Apa isi dari Lima Etika (Wu Lun) ?
9. Apa isi dari Delapan Kebajikan (Ba De) ?
10.Apa Kitab suci Khong Hu Cu?

BAB II – ISI

1. SEJARAH AGAMA KHONG HU CHU

Pada awal perkembangan agama Khonghucu di Indonesia ajaran yang dipraktikkan


terbatas di lingkungan keluarga keturunan Zhonghua di mana antara satu dengan yang
lainnya belum mencerminkan adanya suatu keseragaman. Mereka melakukan berbagai
tata cara keagamaan dengan ritual menurut apa yang telah dilakukan secara turun-
temurun oleh para nenek moyang mereka.

Perkembangan selanjutnya, ajaran agama Khonghucu didukung oleh kehidupan


berorganisasi kemasyarakatan dan keagamaan dengan maksud agar teratur dan lebih baik
sesuai dengan tuntutan zaman tanpa mengurangi esensi/inti dan nilai penghayatan
spiritual atau justru dalam rangka untuk meningkatkannya dalam berbagai aspek
kehidupan umat manusia.

2. AWAL MASUKNYA AGAMA KHONG HU CU KE INDONESIA

Keberadaan umat Khonghucu Indonesia beserta lembaga-lembaga keagamaannya


sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Mengingat sejak zaman San Guo sekitar abad ke
tiga sebelum Masehi, agama Khonghucu telah menjadi salah-satu dari tiga agama di
Negeri Zhongguo pada saat itu. Terlebih lagi pada zaman Dinasti Han (tahun 136 SM)
bahwa agama Khong Hu Cu ditetapkan sebagai agama negara.

Agama Khong Hu Cu di Indonesia tiba sebagai agama keluarga. Kedatangan


komunitas Konfusian pertama kali terjadi pada masa formasi Kerajaan Majapahit.
Mereka datang bersama tentara Tar-Tar yang dikirim untuk menghukum Kertanegara
(Raja Singosari terakhir).

Sebagai suatu bukti mengenai keberadaan agama Khonghucu di Indonesia pada


tahun 1688 dibangun Kelenteng Thian Ho Kiong di Makassar, tahun 1819
dibangun Kelenteng Ban Hing Kiong di Manado dan tahun 1883 dibangun Kelenteng
Boen Thiang Soe di Surabaya. Kemudian pada tahun 1906 setelah diadakan pemugaran
kembali berganti nama menjadi Wen Miao. Kelenteng Talang di Kota Cirebon-Jawa
Barat adalah juga merupakan salah satu Kongzi Miao/tempat ibadah Khonghucu, semua
itu juga merupakan peninggalan sejarah yang telah berusia tua.

Akhir abad ke-19 di seluruh Pulau Jawa terdapat 217 sekolah berbahasa Mandarin,
jumlah murid tercatat sebanyak 4.452 siswa, guru-gurunya direkrut dari Negeri
Zhongguo. Kurikulum yang digunakan mengikuti sistem tradisional yakni menghafalkan
ajaran Khonghucu. Mereka adalah anak-anak pedagang dan tokoh masyarakat seperti
Kapitan dan Lieutnant Cina.

Siswa-siswa tersebut menempuh ujian di ibu kota Kerajaan Qing untuk menjadi
seorang Junzi. Komunitas dagang Zhonghoa sudah sangat berkembang jauh sebelum
kedatangan VOC. Jaringan Zhonghoa sudah meliputi Manila, Malaka, Saigon, dan
Bangkok. Jadi sejak awal perkembangan komunitas Zhonghoa sudah sangat luas.
3. TRADISI-TRADISI AGAMA KHONG HU CU

1. Imlek
Perayaan Imlek tentu saja bermula dari negara asalnya, yakni Cina. Seiring dengan
banyaknya etnis Tionghoa yang melakukan migrasi dan tersebar di seluruh penjuru,
Imlek pada akhirnya dirayakan pula di banyak negara lain dari berbagai belahan
dunia, termasuk Indonesia meskipun sempat dibatasi pada masa Orde Baru
Imlek atau yang kerap disebut sebagai Tahun Baru Cina merupakan salah satu
momentum besar bagi orang Tionghoa. Perayaan Imlek sering dikait-kaitkan dengan
Cap Go Meh.
Semula, Imlek adalah momentum sakral untuk menghormati leluhur serta
kepercayaan yang diperingati secara khidmat dengan bersembahyang. Seiring
perkembangan zaman, perayaan Imlek kian meluas dan dirayakan dengan suasana
riang-gembira, berkumpul bareng keluarga, makan bersama, pesta kembang api, dan
lain sebagainya.
Tahun Baru Cina di Indonesia disebut dengan Imlek. Namun, penyebutan Imlek
sebenarnya justru tidak dikenali di Cina dan beberapa negara lainnya. Misal di Tibet,
perayaan ini dikenal dengan nama Losar, lalu di Vietnam disebut sebagai Tet,
sedangkan di Korea Utara dan Korea Selatan dikenal dengan nama Solnal

 Merayakan Imlek dengan Sembahyang


Penganut Tridharma, seperti Khong Hu Cu, Taoisme, dan Budha melakukan
sembayang sembari menyajikan makanan untuk Tihan yang disebut sebagai Thien
(Tian).
Hingga kini, upacara yang bersifat ritual tersebut masih dilakukan oleh penganut
Tridharma. Namun, perayaan yang terkait dengan unsur agama sebenarnya tidak
terjadi saat China pertama kali berdiri
2. Mooncake Festival (Festival Kue Bulan)
Kue bulan ini bukan hanya sekadar makanan. Ini adalah tradisi budaya yang mendalam di lubuk
hati orang Tionghoa yang melambangkan perasaan spiritual dan punya filosofi yang mendalam.

5 Filosofi dari perayaan Kue Bulan (Mooncake Festival)

1. Membawa Harapan Baik


Pada Festival Pertengahan Musim Gugur, orang-orang makan kue bulan
bersama keluarga, atau mempersembahkan kue bulan kepada kerabat atau
teman, untuk mengungkapkan cinta dan harapan terbaik.
2. Melambangkan Kemakmuran
Dalam budaya Tionghoa, kebulatan melambangkan kelengkapan dan
kebersamaan. Bulan purnama melambangkan kemakmuran dan reuni bagi
seluruh keluarga. Kue bulan bundar melengkapi bulan panen di langit malam di
Festival Pertengahan Musim Gugur.
3. Makna Ukiran dalam kue bulan
Salah satu ciri khas dari kue bulan terdapat motif ukiran di bagian atasnya.
Kue bulan tradisional umumnya menggunakan simbol atau aksara Tionghoa
yang bermakna “panjang umur” ataupun “harmoni”. Namun, seiring
perkembangan jaman banyak orang sudah mulai memodifakasi bentuk dari
ukiran ini menjadi bentuk-bentuk unik.
4. Simbol Keberuntungan
Kue bulan juga biasanya isian seperti pasta biji teratai, atau dalam versi
Kanton biasanya berisi satu hingga empat kuning telur bebek asin dan yang
melambangkan bulan purnama dan sebagai simbol keberuntungan.
5. Pembawa Pesan Rahasia
Konon pada masa Dinasti Yuan kue bulan digunakan sebagai pembawa
pesan rahasia untuk membantu orang Han menggulingkan rezim Mongol pada
abad 14. Penulisan pesan rahasia dilakukan dengan cara khusus dalam empat
buah kue bulan yang dimasukkan dalam satu kotak. Setiap kue bulan dipotong
menjadi emat bagian sehingga menghasilkan 16 bagian yang dirangkai agar
dapat membaca pesan.
.

4. HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI DALAM AGAMA KHONGHUCU

 Mengangkat Konfusius untuk salah satu nabi (先知)


 Menetapkan Litang (Gerbang Kebajikan) untuk tempat ibadah formal, namun
dikarenakan tidak banyak akses ke litang, warga umumnya
menganggap klenteng untuk tempat ibadah umat Khonghucu.
 Menetapkan Sishu Wujing (四書五經) untuk kitab suci formal
 Menetapkan tahun baru Imlek, untuk hari raya keagamaan formal
 Hari-hari raya keagamaan lainnya; Imlek, Hari kelahiran Khonghucu (27-8 Imlek),
Hari Wafat Khonghucu (18-2-Imlek), Hari Genta Rohani (Tangce) 22 Desember,
Chingming (5 April), Qing Di Gong (8/9-1 Imlek) dsb-nya.[1]
 Rohaniawan; Jiao Sheng (Penyebar Agama), Wenshi (Guru Agama), Xueshi
(Pendeta), Zhang Lao (Tokoh/Sesepuh).
 Kalender Imlek terbukti di buat oleh Nabi Khongcu (Konfusius). Nabi Khongcu
mengambil sumbernya dari penangalan dinasti Xia (2200 SM) yang sudah di
atur kembali oleh Nabi Khongcu.

5. INTISARI SEGALA SESUATU YANG DIAJARKAN KHONG HU CU

1. Tian

Tian adalah Maha Pencipta dunia semesta. Manusia tidak dapat memahami hakikat
sejati Tian sehingga Beliau dilambangkan dengan ciri-ciri berikut:
Yuan : yang selalu benar.
Heng : yang selalu berhasil.
Li : yang selalu membawa berkah.
Zhen : yang selalu sah, tidak membeda-bedakan.
2. Xing
Xing adalah jati diri manusia, kodrat, adalah perwujudan firman Tian (Tian Ming)
dalam diri manusia. Xing menghubungkan Tian dengan segala ciptaannya. Manusia sulit
mengenali xingnya karena tertutup oleh emosi, napsu; maka manusia mesti dididik
dengan pedoman etika. Meskipun xing setiap manusia berbeda-beda, tetapi memiliki satu
persamaan adalah Ren (perikemanusiaan)

3. Ren
Ren atau perikemanusiaan dapat dibagi dijadikan dua anggota adalah Zhong (setia)
dan Shu (solidaritas).
1. Zhong merupakan kependekan dari istilah zhong yi Tian (lit. setia kepada
Tuhan), adalah berserah diri, lahir dan batin kepada Tuhan.
2. Shu merupakan kependekan dari istilah shu yi ren (lit. solider kepada
sesama manusia atau "cinta kasih sejati".

 Terdapat dua istilah yang menerangkan guna Shu lebih lanjut.

1. Ji shuo bu yi wu shi yi ren, adalah "apa yang diri sendiri tiada inginkan, jangan
dilaksanakan terhadap orang lain". (Lunyu)
2. Ji yi li er li ren, ji yi da er da ren, adalah "kalau bersedia tegak, buatlah orang lain
juga tegak; jika bersedia maju, buatlah orang lain juga maju".

6. DELAPAN PENGAKUAN IMAN (BA CHENG CHEN GUI)

Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu

1. Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
2. Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
3. Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
4. Sepenuh Iman Percaya beradanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
5. Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
6. Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
7. Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
8. Sepenuh Iman menempuh Perlintasan Suci (Cheng Xing Da Dao)

7. LIMA SIFAT LUHUR (WU CHANG)

Lima Sifat Kekekalan (Wu Chang):


1. Ren - Cinta Kasih

Sifat luhur pribadi seseorang terhadap moralitas, cinta kasih, kebajikan, kebenaran,
tahu-diri, halus budi pekerti, tanggang rasa, perikemanusiaan. Ini merupakan sifat
manusia yang sangat luhur dan luhur.

2. Yi - Kebenaran/ Keadilan/ Kewajiban

Sifat luhur pribadi seseorang dalam solidaritas serta senantiasa membela


kebenaran. Bila Ren sudah ditegakkan, maka Yi mesti menyertai.

3. Li - Kesusilaan/ Kebaikan

Sifat luhur pribadi seseorang yang bersusila, sopan santun, atur krama, dan budi
pekerti. Semula Li hanya dikaitkan dengan perilaku yang benara dalam upacara
keagamaan, tetapi selanjutnya diperluas hingga ke adat-istiadat dan tradisi dalam warga.

4. Zhi - Berbakat

Sifat luhur pribadi seseorang yang arif berbakat dan penuh pengertian. Kong Hu
Cu merangkaikan munculnya kebijaksanaan seseorang dengan selalu sabar dalam
mengambil aksi, penuh persiapan, melihat jauh ke depan, serta memperhitungkan segala
kemungkinan yang akan terjadi.

5. Xin - Dapat dipercaya


Sifat pribadi seseorang yang selalu percaya diri, dapat dipercaya orang lain, dan
senantiasa menetapti akad.

8. LIMA ETIKA (WU LUN)

Lima hubungan norma etika dalam bermasyarakat merupakan susunan dasar interaksi
manusia. Dengan menjalani kehidupan yang sesuai dengan asas Wu Lun, seseorang akan
menikmati keselarasan dalam kepribadiannya maupun dalam hubungannya dengan
warga.

 Hubungan selang Pimpinan dan Bawahan


 Hubungan selang Suami dan Isteri
 Hubungan selang Orang tua dan anak
 Hubungan selang Kakak dan Saudara kandung yang lebih muda
 Hubungan selang Kawan dan Kenalan

9. DELAPAN KEBAJIKAN (BA DE)

1. Xiao - Laku Bakti; adalah berbakti kepada orangtua, leluhur, dan guru.
2. Ti - Rendah Hati; adalah sikap kasih sayang antar saudara, yang lebih muda menghormati
yang tua dan yang tua membimbing yang muda.
3. Zhong - Setia; adalah kesetiaan terhadap atasan, kenalan, kerabat, dan negara.
4. Xin - Dapat Dipercaya
5. Li - Susila; adalah sopan santun dan bersusila.
6. Yi - Bijaksana; adalah berpegang teguh pada kebenaran.
7. Lian - Suci Hati; adalah sifat hidup yang sederhana, selalu menjaga kebersihan, dan tidak
menyeleweng / menyimpang.
8. Chi - Kenal Malu; adalah sikap mawas diri dan noda jika melanggar etika dan budi
pekerti.

10. KITAB SUCI

Kitab suci agama Khonghucu dibagi dijadikan dua kelompok:

1. Wu Jing (五 經) (Kitab Suci yang Lima) yang terdiri atas:


1. Kitab Sanjak Suci 詩經 Shi Jing
2. Kitab Dokumen Sejarah 書經 Shu Jing
3. Kitab Wahyu Perubahan 易經 Yi Jing
4. Kitab Suci Kesusilaan 禮經 Li Jing
5. Kitab Chun-qiu 春秋經 Chunqiu Jing

2. Si Shu (Kitab Yang Empat) yang terdiri atas:


1. Kitab Segala sesuatu yang diajarkan Akbar - 大學 Da Xue
2. Kitab Tengah Sempurna - 中庸 Zhong Yong
3. Kitab Sabda Suci - 論語 Lun Yu
4. Kitab Mengzi - 孟子 Meng Zi

Selain itu masih berada satu kitab lagi: Xiao Jing (Kitab Bhakti).
Daftar Pustaka

https://www.fimela.com/food/read/4664846/5-filosofi-kue-bulan-dalam-tradisi-festival-pertengahan-
musim-gugur
https://student-activity.binus.ac.id/kbmk/2016/03/sejarah-agama-konghucu-3/
https://travel.kompas.com/read/2019/02/04/151100127/5-tradisi-imlek-yang-biasa-dilakukan-orang-
tionghoa?page=all
https://tirto.id/apa-itu-imlek-tujuan-perayaan-bedanya-dengan-cap-go-meh-goiU
https://travel.kompas.com/read/2021/02/11/130100327/apa-itu-imlek-dan-apa-tujuan-dari-perayaannya
https://utaratimes.pikiran-rakyat.com/inspiratif/pr-1193557981/hari-raya-konghucu-dan-perayaan-
tionghoa-berdasarkan-penanggalan-imlek
http://p2k.itbu.ac.id/id3/2-3070-2950/Khonghucu_21619_ensiklopedia-dunia-q-itbu.html
http://www.citizen-tangerang.my.id/detailpost/melihat-sekilas-tentang-sejarah-agama-konghucu-di-
indonesia

You might also like