Professional Documents
Culture Documents
Teologi Agama Khong Hu Cu-1
Teologi Agama Khong Hu Cu-1
Disusun Oleh :
Wahyu Stefanus
Immanuela Frisca
Danny Eka Harjanto
Petra Eldath
STT MAGELANG
2022
BAB I – PENDAHULUAN
Agama Khonghucu dalam dialek Hokkian memiliki nama asli Ru Jiao atau Ji
Kauw yang berarti agama bagi umat yang lembut hati adalah bimbingan hidup karunia
Thian, Tuhan Yang Maha Esa yang diturunkan kepada para Nabi dan para suci purba
yang digenapkan, disempurnakan dengan ajaran Nabi Khonghucu. Agama Khonghucu
(Ru Jiao) ini disempurnakan oleh nabi Khonghucu. Hal ini dikuatkan pada abad 16 M
oleh Matteo Ricci, yakni salah satu misionaris dari Italia yang menyatakan bahwa
diantara nabi-nabi dalam Agama Khonghucu (Ru Jiao), maka Nabi Khonghucu
merupakan nabi yang memiliki pengaruh terbesar dalam Agama Khonghucu tersebut.
BAB II – ISI
Akhir abad ke-19 di seluruh Pulau Jawa terdapat 217 sekolah berbahasa Mandarin,
jumlah murid tercatat sebanyak 4.452 siswa, guru-gurunya direkrut dari Negeri
Zhongguo. Kurikulum yang digunakan mengikuti sistem tradisional yakni menghafalkan
ajaran Khonghucu. Mereka adalah anak-anak pedagang dan tokoh masyarakat seperti
Kapitan dan Lieutnant Cina.
Siswa-siswa tersebut menempuh ujian di ibu kota Kerajaan Qing untuk menjadi
seorang Junzi. Komunitas dagang Zhonghoa sudah sangat berkembang jauh sebelum
kedatangan VOC. Jaringan Zhonghoa sudah meliputi Manila, Malaka, Saigon, dan
Bangkok. Jadi sejak awal perkembangan komunitas Zhonghoa sudah sangat luas.
3. TRADISI-TRADISI AGAMA KHONG HU CU
1. Imlek
Perayaan Imlek tentu saja bermula dari negara asalnya, yakni Cina. Seiring dengan
banyaknya etnis Tionghoa yang melakukan migrasi dan tersebar di seluruh penjuru,
Imlek pada akhirnya dirayakan pula di banyak negara lain dari berbagai belahan
dunia, termasuk Indonesia meskipun sempat dibatasi pada masa Orde Baru
Imlek atau yang kerap disebut sebagai Tahun Baru Cina merupakan salah satu
momentum besar bagi orang Tionghoa. Perayaan Imlek sering dikait-kaitkan dengan
Cap Go Meh.
Semula, Imlek adalah momentum sakral untuk menghormati leluhur serta
kepercayaan yang diperingati secara khidmat dengan bersembahyang. Seiring
perkembangan zaman, perayaan Imlek kian meluas dan dirayakan dengan suasana
riang-gembira, berkumpul bareng keluarga, makan bersama, pesta kembang api, dan
lain sebagainya.
Tahun Baru Cina di Indonesia disebut dengan Imlek. Namun, penyebutan Imlek
sebenarnya justru tidak dikenali di Cina dan beberapa negara lainnya. Misal di Tibet,
perayaan ini dikenal dengan nama Losar, lalu di Vietnam disebut sebagai Tet,
sedangkan di Korea Utara dan Korea Selatan dikenal dengan nama Solnal
1. Tian
Tian adalah Maha Pencipta dunia semesta. Manusia tidak dapat memahami hakikat
sejati Tian sehingga Beliau dilambangkan dengan ciri-ciri berikut:
Yuan : yang selalu benar.
Heng : yang selalu berhasil.
Li : yang selalu membawa berkah.
Zhen : yang selalu sah, tidak membeda-bedakan.
2. Xing
Xing adalah jati diri manusia, kodrat, adalah perwujudan firman Tian (Tian Ming)
dalam diri manusia. Xing menghubungkan Tian dengan segala ciptaannya. Manusia sulit
mengenali xingnya karena tertutup oleh emosi, napsu; maka manusia mesti dididik
dengan pedoman etika. Meskipun xing setiap manusia berbeda-beda, tetapi memiliki satu
persamaan adalah Ren (perikemanusiaan)
3. Ren
Ren atau perikemanusiaan dapat dibagi dijadikan dua anggota adalah Zhong (setia)
dan Shu (solidaritas).
1. Zhong merupakan kependekan dari istilah zhong yi Tian (lit. setia kepada
Tuhan), adalah berserah diri, lahir dan batin kepada Tuhan.
2. Shu merupakan kependekan dari istilah shu yi ren (lit. solider kepada
sesama manusia atau "cinta kasih sejati".
1. Ji shuo bu yi wu shi yi ren, adalah "apa yang diri sendiri tiada inginkan, jangan
dilaksanakan terhadap orang lain". (Lunyu)
2. Ji yi li er li ren, ji yi da er da ren, adalah "kalau bersedia tegak, buatlah orang lain
juga tegak; jika bersedia maju, buatlah orang lain juga maju".
Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu
1. Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
2. Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
3. Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
4. Sepenuh Iman Percaya beradanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
5. Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
6. Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
7. Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
8. Sepenuh Iman menempuh Perlintasan Suci (Cheng Xing Da Dao)
Sifat luhur pribadi seseorang terhadap moralitas, cinta kasih, kebajikan, kebenaran,
tahu-diri, halus budi pekerti, tanggang rasa, perikemanusiaan. Ini merupakan sifat
manusia yang sangat luhur dan luhur.
3. Li - Kesusilaan/ Kebaikan
Sifat luhur pribadi seseorang yang bersusila, sopan santun, atur krama, dan budi
pekerti. Semula Li hanya dikaitkan dengan perilaku yang benara dalam upacara
keagamaan, tetapi selanjutnya diperluas hingga ke adat-istiadat dan tradisi dalam warga.
4. Zhi - Berbakat
Sifat luhur pribadi seseorang yang arif berbakat dan penuh pengertian. Kong Hu
Cu merangkaikan munculnya kebijaksanaan seseorang dengan selalu sabar dalam
mengambil aksi, penuh persiapan, melihat jauh ke depan, serta memperhitungkan segala
kemungkinan yang akan terjadi.
Lima hubungan norma etika dalam bermasyarakat merupakan susunan dasar interaksi
manusia. Dengan menjalani kehidupan yang sesuai dengan asas Wu Lun, seseorang akan
menikmati keselarasan dalam kepribadiannya maupun dalam hubungannya dengan
warga.
1. Xiao - Laku Bakti; adalah berbakti kepada orangtua, leluhur, dan guru.
2. Ti - Rendah Hati; adalah sikap kasih sayang antar saudara, yang lebih muda menghormati
yang tua dan yang tua membimbing yang muda.
3. Zhong - Setia; adalah kesetiaan terhadap atasan, kenalan, kerabat, dan negara.
4. Xin - Dapat Dipercaya
5. Li - Susila; adalah sopan santun dan bersusila.
6. Yi - Bijaksana; adalah berpegang teguh pada kebenaran.
7. Lian - Suci Hati; adalah sifat hidup yang sederhana, selalu menjaga kebersihan, dan tidak
menyeleweng / menyimpang.
8. Chi - Kenal Malu; adalah sikap mawas diri dan noda jika melanggar etika dan budi
pekerti.
Selain itu masih berada satu kitab lagi: Xiao Jing (Kitab Bhakti).
Daftar Pustaka
https://www.fimela.com/food/read/4664846/5-filosofi-kue-bulan-dalam-tradisi-festival-pertengahan-
musim-gugur
https://student-activity.binus.ac.id/kbmk/2016/03/sejarah-agama-konghucu-3/
https://travel.kompas.com/read/2019/02/04/151100127/5-tradisi-imlek-yang-biasa-dilakukan-orang-
tionghoa?page=all
https://tirto.id/apa-itu-imlek-tujuan-perayaan-bedanya-dengan-cap-go-meh-goiU
https://travel.kompas.com/read/2021/02/11/130100327/apa-itu-imlek-dan-apa-tujuan-dari-perayaannya
https://utaratimes.pikiran-rakyat.com/inspiratif/pr-1193557981/hari-raya-konghucu-dan-perayaan-
tionghoa-berdasarkan-penanggalan-imlek
http://p2k.itbu.ac.id/id3/2-3070-2950/Khonghucu_21619_ensiklopedia-dunia-q-itbu.html
http://www.citizen-tangerang.my.id/detailpost/melihat-sekilas-tentang-sejarah-agama-konghucu-di-
indonesia