Professional Documents
Culture Documents
Makalah Jamur Tiram
Makalah Jamur Tiram
TIRAM
DI
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK: ZIGOMYCOTA
MIFTAHUL JANNAH
NAURAH NAZHIFAH PUTRI
TIFANNY DWI PUTRI
WILDA ARRIFA
Keisya Ramadhanti Taufik
X MIPA 2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur kami panjatkan kepada pencipta alam beserta isinya Allah yang
Maha Kuasa yang telah melimpahkan berjuta karunia dan nikmat-Nya sehingga kami
dapat menyusun serta menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Budidaya Jamur
Tiram”.
Selama proses penyusunan karya ilmiah ini kami mendapatkan banyak rintangan
dan kesulitan. Namun berkat doa, bimbingan, motivasi, serta arahan dari berbagai
pihak, semuanya dapat kami lewati, sehingga kami mampu menyelesaikan karya ilmiah
ini. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat kami mengucapkan rasa terima kasih
dan penghargaan kepada ibu Popy Elviani,S.pd sebagai guru biologi kami. Serta rekan-
rekan yang telah memberikan motivasi serta semangat selama proses penyusunan
karya ilmiah ini.
Kami menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan, sehingga
kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan khususnya dari Guru mata
pelajaran Baiologi untuk dijadikan pedoman pada penulisan berikutnya. Harapan kami
semoga penulisan karya tulis ilmiah ini bisa bermanfaat bagi pembaca umumnya dan
khususnya bagi kami. Amin..
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………..…………………………………….2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN
a) Latar Belakang…………………………………..……….….……….………………………………….4
b) Pendekatan Penyelesaian Masalah………….…………………………………………..…….4
c) Tujuan Penelitian……………………………….……………………………………………………….4
d) Manfaat Penilitian………………………….…………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN DAN PEMECAHAN MASALAH
a) Pembahasan …………………………………………………………………………………………....5
b) Pemecahan Masalah……………………………………………………………………..………..18
1. Langkah Pemecahan Masalah………………………………….…………………………18
2. Hambatan Siswa…………………………………………………………………………………18
3. Tempat Dan Waktu Serta Lembaga Penampung…………………………………18
BAB III HASIL YANG DICAPAI…………………………………………………………………………...19
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
a) Kesimpulan……………….………………………………………………………........................20
b) Saran………………………………………..………………………………………………………………20
TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………………………….......21
LAMPIRAN……………………………………..……………………………………………………………….22
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana proses pembudidayaan jamur tiram.
2. Mengetahui persiapan yang diperlukan saat pembudidayaan jamur.
3. Mengetahui cara pengendalian hama penyakit dalam proses pembudiyaan.
1.3 Manfaat
4
Penyusun mengharapkan dengan disusunnya makalah ini dapat membantu
semua orang yang mencari informasi cara pembudidayaan jamur baik secara teori
maupun praktik.
BAB II
PEMBAHASAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Pembahasan
A. Pengertian Jamur Tiram
Jamur tiram sangat cocok untuk daerah beriklim tropis seperti Indonesia.
Investasi yang dibutuhkan untuk memulai usaha budidaya jamur tiram cukup
murah dan bisa dilakukan bertahap. Bagian tersulit adalah pembuatan baglog,
media tanam yang telah diberi dengan bibit jamur.
Nama latin jamur tiram adalah Pleurotus ostreatus, termasuk dalam
kelompok Basidiomycota. Disebut jamur tiram karena bentuk tajuknya
menyerupai kulit tiram. Berwarna putih berbentuk setengah lingkaran. Di alam
bebas, jamur tiram putih biasa ditemukan pada batang-batang kayu yang sudah
lapuk. Mungkin karena itu, jamur tiram sering disebut jamur kayu.
Usaha budidaya jamur tiram seringkali mengalami kegagalan karena teknik
dan cara budidaya yang kurang benar. Meskipun gampang, perlu diperhatikan
faktor-faktor seperti lingkungan, kebersihan, serta konsistensi selama perawatan.
Jika faktor-faktor tersebut tidak bisa dipenuhi dengan baik maka hasilnya pun
kurang optimal bahkan besar kemungkinan berpotensi mendatangkan kegagalan.
Jamur tiram putih berwarna putih agak krem dengan diameter tubuh 3-14
cm. Jamur ini memiliki miselium. Tubuh buah jamur inilah yang bernilai ekonomis
tinggi dan menjadi tujuan dari budidaya jamur tiram. Teknik budidaya jamur tiram
mulai dari persiapan hingga pasca panen sangat perlu diperhatikan agar pelaku
usaha benar-benar memahami sehingga lebih menguasai dalam pemeliharaan
maupun pengendalian hama tanaman
5
tiram karena ketersediannya masih terbatas. Berkat kelezatanya, budidaya jamur
tiram diabadikan dalam bentuk relief di salah satu bagian kerja Prague castle di
saint vitus cathedral di kota praha. Relief ini di buat tahun 925 SM, bercerita
mengenai ratu pertama yang menganut agama nasrani. Keluarga kerajaan
merayakannya dengan menikmati kelezatan hidangan jamur tiram. Jamur juga
dikonsumsi untuk pengobatan herbal bagi para raja dan bngsawan di negeri cina
pada masa dinasti shu atau sekitar 2.400 tahun lalu. Jamur yang di gunakan saat
itu adalah jamur ling zhi. Selain jamur ling zhi, jamur kuping juga sudah
dimanfaatkan sebagai bahan obat herbal. Beberapa bangsa di dunia seperti
yunani, rusia, dan meksiko percaya bahwa mengonsumsi jamur tiram dapat
memberikan kekuatan super. Usaha Budidaya Jamur tiram yang mereka konsumsi
umumnya diperoleh dari kayu-kayu lapuk saat pergantian musim.
Awal mula budidaya jamur tiram di Indonsesia awalnya pemenuhan
kebutuhan masyarakat terhadap jamur tiram komsumsi hanya mengandalkan
ketersediaan alami. Dengan cara seperti itu, jumlah jamur tiram yang di peroleh
dari pembudidaya jamur tiram sangat terbatas dan hanya tersedia pada musim
tertentu. Di negara tropis seperti Indonesia, budidaya jamur tiram hanya tumbuh
secara alami pada musim hujan. Inisiatif untuk membudidayakan jamur konsumsi
muncul saat masyarakat menyadari kebutuhan terhadap jamur tiram semakin
meningkat, tetapi persediaan di dalam semakin terbatas.Jamur merang sebagai
salah satu jamur konsumsi mulai di budidayakan di Indonesia pada tahun 1955.
Jamur champignon baru mulai dibudidayakan secara komersial di Indonesia
sekitar tahun 1970. Kegiatan ini di lakukan oleh PT Mantrust yang membuka
perkebunan jamur di daratan tinggi Dieng, Jawa Tengah. Awalnya bibit jamur di
impor dari Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan Taiwan. Pada saat itu, hampir
sebagaian besar hasil budi daya diekspor ke luar negeri dalam bentuk kalengan.
Setelah jamur champignon, baru kemudian tahun 1990 jamur kuping dan jamur
shiitake ramai dibudidayakan sebagai komoditas bernalia jual tinggi. Di Indonesia,
budidaya jamur tiram mulai dirintis dan diperkenalkan kepada para petani tahun
1988, khususnya pada petani di Cisarua, Jawa Barat. Pada waktu itu petani dan
pengusaha budidaya jamur tiram masih sangat sedikit. Sekitar tahun 1995,petani
bunga, peternak ayam, dan peternak sap mulai beralih menjadi petani budidaya
jamur tiram meski masih dalam skala rumah tangga. Dalam perkembangannya,
6
beberapa industri skala rumah tangga bergabung hingga terbentuk CV dan
memiliki badan hukum. Indonesia sendiri termasuk salah satu Negara yang
dikenal sebagai “gudang jamur” di dunia. Dari sekian banyak jenis jamur pangan,
jamur merang salah satu yang paling banyak dibudidayakan petani. Alasannya,
karena lebih mudah dibudidayakan dan siklus hidupnya lebih pendek, yakni hanya
satu bulan. Menurut data masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia (MAJI) bahwa
produksi jamur merang mendominasi 55-60% dari total produksi jamur nasional.
Jamur tersebut banyak dibudidayakan di sentra penanaman padi seperti di
Kerawang, Jawa Barat, Karena budidaya jamur ini menggunakan merang sisa
panen padi sebagai media tanamnya. Tahun 1980-an produksi budidaya jamur
merang di kawasan Bekasi dan Karawang telah berkembang dengan cukup baik.
Sayangnya, saat itu system produksi dan pemasarannya belum dikembangkan
dengan baik sehingga pada tahun 1990-an produksinya sempat merosot.
7
bersertifikat yang dapat dibeli dari petani lain atau dinas pertanian setempat.
Peralatan budidaya jamur tiram cukup sederhana, harga terjangkau, bahkan kita
bisa memanfaat peralatan dapur.
Untuk mengoptimalkan hasil dalam usaha budidaya jamur tiram di dataran
rendah dapat dilakukan dengan modifikasi terhadap bahan media dan
takarannya, yakni dengan menambah atau mengurangi takaran tiap-tiap bahan
dari standar umumnya. Dalam usaha skala kecil, eksperimen dalam menentukan
takaran bahan media merupakan hal yang sangat penting guna memperoleh
takaran yang pas. Hal ini mengingat jamur yang dibudidayakan di lingkungan
tumbuh berbeda tentu membutuhkan nutrisi dan media yang berbeda pula
tergantung pada kondisi lingkungan setempat. Hingga saat ini belum ada standar
komposisi media untuk budidaya jamur tiram di dataran rendah, sehingga petani
memodifikasi media dan lingkungan berdasarkan pengalaman dan kondisi
masing-masing.
Sebagai media tumbuh jamur tiram, serbuk gergaji berfungsi sebagai penyedia
nutrisi bagi jamur. Kayu yang digunakan sebaiknya kayu keras karena serbuk
gergaji kayu jenis tersebut sangat berpotensi dalam meningkatkan hasil panen
jamur tiram. Hal ini karena kayu keras banyak mengandung selulosa yang
dibutuhkan oleh jamur. Jenis-jenis kayu keras yang bisa digunakan sebagai media
tanam jamur tiram antara lain sengon, kayu kampung, dan kayu mahoni. Untuk
mendapatkan serbuk kayu pembudidaya harus memperolehnya ditempat
penggergajian kayu. Sebelum digunakan sebagai media biasanya sebuk kayu
harus dikompos terlebih dahulu agar bisa terurai menjadi senyawa yang lebih
sederhana sehingga mudah dicerna oleh jamur. Proses pengomposan serbuk
kayu dilakukan dengan cara menutupnya menggunakan plastik atau terpal
selama 1-2 hari. Pengomposan berlangsung dengan baik jika terjadi kenaikan
suhu sekitar 50 derajat C.
Alternatif bahan yang bisa digunakan untuk mengganti serbuk kayu adalah
berbagai macam ampas, misal ampas kopi, ampas kertas, ampas tebu, dan ampas
teh. Namun, berdasarkan pengalaman petani jamur tiram di dataran rendah,
media yang baik untuk digunakan tetap serbuk gergaji kayu.
Media berupa dedak/bekatul dan tepung jagung berfungsi sebagai substrat dan
penghasil kalori untuk pertumbuhan jamur. Sebelum membeli dedak dan tepung
8
jagung, sebaiknya pastikan dahulu bahan-bahan tersebut masih baru. Jika
memakai bahan yang sudah lama dikhawatirkan sudah terjadi fermentasi yang
dapat berakibat pada tumbuhnya jenis jamur yang tidak dikehendaki.
Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan dedak maupun teung jagung
memberikan kualitas hasil jamur yang sama karena kandungan nutrisi kedua
bahan tersebut mirip. Namun, penggunaan dedak dianggap lebih efisien karena
bisa memangkas biaya dan cenderung mudah dicari karena banyak dimanfaatkan
sebagai pakan ternak. Kapur (CaCo3) berfungsi sebagai sumber mineral dan
pengatur pH. Kandungan Ca dalam kapur dapat menetralisir asam yang
dikeluarkan meselium jamur yang juga bisa menyebabkan pH media menjadi
rendah.
Wadah yang digunakan untuk meletakkan campuran media adalah kantong
plastik bening tahan panas (PE 0,002) berukuran 20 cm x 30 cm. Adapun
komposisi media semai adalah serbuk gergaji 100 kg; tepung jagung 10 kg; dedak
halus atau bekatul 10 kg; kompos 0,5 kg; kapur (CaCo3) 0,5 kg; dan air 50-60%.
Ada dua hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan penanaman bibit jamur,
yaitu sterilisasi bahan dan sterilisasi baglog.
a. Sterilisasi Bahan
Sebelum dicampur dengan media lain, serbu kayu dan dedak disterilisasi terlebih
dahulu menggunakan oven selama 6-8 jam pada suhu 100 derajat C. Dengan
sterilisasi tersebut selain mengurangi mikroorganisme penyebab kontaminsasi
juga menguranngi kadar air pada serbuk gergaji kayu. Dengan demikian, media
menjadi lebih kering. Kedua bahan tersebut kemmudian dicampur dan diberi air
sekitar 50—60% hingga adonan menjadi kalis dan bisa dikepal. Air berfungsi
dalam penyerapan nutrisi oleh miselium. Air yang digunakan harus air bersih
untuk mengurangi resiko kontaminasi organisme lain dalam media. Dalam
memasukkan media ke dalam plastik, media harus benar-benar padar agar jamur
yang dihasilkan bisa banyak. Jadi pastikan bahwa bahan-bahan telah cukup padat
di dalam plastik dengan cara menekan—nekan adonan hingga benar-benar
padat, kemudian bagian atas kantong dipasang cincin paralon dan selanjutnya
kantong plastik ditutup dengan sumbat kapas dan diikat dengan karet.
9
b. Sterilisasi Baglog
Sterilisasi baglog dilakukan dengan cara memasukkan baglog ke dallam autoclave
atau pemanas/steamer dengan suhu 121 derajat C selama 15 menit. Untuk
mengganti penggunaan autoclave atau streamer, dapat menggunakan drum
dengan kapasitas besar atau mampu menampung sekitar 50 baglog dan dipanasi
di atas kompor minyak atau dapat juga menggunakan oven. Memang, sterilisasi
baglog menggunakan drum memakan waktu lebih lama, yaitu sekitar 8 jam,
tetapi dianggap lebih menghemat biaya.
Setelah proses sterilisasi selesai, baglog kemudian didinginkan, yakni
dengan mematikan alat sterilisasi dan membiarkan suhunya turun sedikit demi
sedikit. Setelah proses pendinginan, baru kemudian dilakukan penanaman bibit
jamur.
2. Cara penanaman
a. Menyiapkan kumbung
Kumbung atau rumah jamur adalah tempat untuk merawat baglog dan
menumbuhkan jamur. Kumbung biasanya berupa sebuah bangunan, yang diisi
rak-rak untuk meletakkan baglog. Bangunan tersebut harus memiliki kemampuan
untuk menjaga suhu dan kelembaban. Kumbung biasanya dibuat dari bambu
atau kayu. Dinding kumbung bisa dibuat dari gedek atau papan. Atapnya dari
genteng atau sirap. Jangan menggunakan atap asbes atau seng, karena atap
tersebut akan mendatangkan panas. Sedangkan bagian lantainya sebaiknya tidak
diplester. Agar air yang digunakan untuk menyiram jamur bisa meresap. Di dalam
kumbung dilengkapi dengan rak berupa kisi-kisi yang dibuat bertingkat. Rak
tersebut berfungsi untuk menyusun baglog. Rangka rak bisa dibuat dari bambu
atau kayu. Rak diletakkan berjajar. Antara rak satu dengan yang lain dipisahkan
oleh lorong untuk perawatan. Ukuran ketinggian ruang antar rak sebaiknya tidak
kurang dari 40 cm, rak bisa dibuat 2-3 tingkat. Lebar rak 40 cm dan panjang setiap
ruas rak 1 meter. Setiap ruas rak sebesar ini bisa memuat 70-80 baglog.
Keperluan rak disesuaikan dengan jumlah baglog yang akan dibudidayakan.
Sebelum baglog dimasukkan kedalam kumbung, sebaiknya lakukan persiapan
terlebih dahulu. Berikut langkah-langkahnya:
· Bersihkan kumbung dan rak-rak untuk menyimpan baglog dari kotoran.
10
· Lakukan pengapuran dan penyemprotan dengan fungisida di bagian dalam
kumbung. Diamkan selama 2 hari, sebelum baglog dimasukkan ke dalam
kumbung.
· Setelah bau obat hilang, masukkan baglog yang sudah siap untuk ditumbuhkan.
Seluruh permukaannya sudah tertutupi serabut putih
b. Menyiapkan baglog
Baglog merupakan media tanam tempat meletakkan bibit jamur tiram. Bahan
utama baglog adalah serbuk gergaji, karena jamur tiram termasuk jamur kayu.
Baglog dibungkus plastik berbentuk silinder, dimana salah satu ujungnya diberi
lubang. Pada lubang tersebut jamur tiram akan tumbuh menyembul keluar. Pada
usaha budidaya jamur tiram skala besar, petani jamur biasanya membuat baglog
sendiri. Namun bagi petani pemula, atau petani dengan modal terbatas biasanya
baglog dibeli dari pihak lain. Sehingga petani bisa fokus menjalankan usaha
budidaya. Saat ini, baglog jamur tiram yang berbobot sekitar 1 kg dijual dengan
harga Rp. 2.000-2.500. Jika ingin membuat baglog sendiri. Dapat dilihat di point
selanjutnya.
11
dan apabila dilepas tidak pecah. Ukuran diatas cukup untuk 100 baglog. Lihat
gambar 2.1
· Setelah semua tercampur dengan baik, masukkan kedalam plastik baglog. Isi
plastic baglog hingga padat, namun saat pengisian baglog jangan terlalu ditekan
karna dapat memerusak plastik baglog. Lihat gambar 2.2. Setelah itu beri ring
pada ujung plastik baglog. Lihat gambar 2.3. Tutup plastik baglog dan tunggu
selama satu malam atau satu hari. Lalu kukus baglog tersebut kurang lebih 7
jam. Ambil dan tiriskan . tunggu hingga baglog yang dikukus tadi mendingin.
· Pemberian bibit dilakukan setelah baglog dingin. Ambil bibit dengan alat yang
sudah disterilkan lalu masukkan kedalam baglog kira-kira satu sendok makan,
lalu ratakan. Lihat gamabar 2.4. Setelah itu. Tutup baglog dengan kertas.lalu
beri karet agar tidak lepas.penggunaan kertas berfungsi agar dapat terjadi
sirkulasi udara ke dalam baglog. Lihat gambar 2.5.
· Semprot ujung baglog dari kejauhan dengan air yang telah tercampur dengan
pewangi pakaian. agar hewan tidak mendekati media baglog tersebut. cukup
lakukan satu kali.
· Letakkan baglog pada kumbung yang telah disediakan.
· Buka penutup kertas tersebut apabila baglog sudah dibiarkan selama kurang
lebih satu bulan atau baglog telah putih merata.
12
terbukti mampu memproduksi jamur lebih banyak. Memang dalam perawatan
baglog pada masa produksi yang perlu diperhatikan dengan baik adalah :
· Sirkulasi udara
· Pencahayaan (jamur tidak butuh cahaya yang banyak) tetapi kumbung juga
tidak terlalu gelap
· Kelembaban. Untuk pertumbuhan jamur yang baik kelembaban adalah sekitar
85%.
· Bersih dari kontaminasi asap dan C02.
· Menjaga selalu kebersihan kumbung
· Pengawasan terhadap hama
Intinya adalah, jamur membutuhkan suasana yang lembab namun nyaman
dari segi sirkulasi udara. Indikator sederhananya, bila suasana di dalam kumbung
cukup nyaman bagi anda untuk bernafas, maka jamur dalam lingkungan yang
baik untuk tumbuh. Kumbung yang kurang baik hasil panennya biasanya memiliki
sirkulasi udara yang buruk. Beberapa dikarenakan jumlah log di dalam kumbung
terlalu banyak sehingga terkesan sesak.
Beberapa pertanyaan yang sering diajukan adalah sebagai berikut :
Ø Baglog berhasil menumbuhkan miselium, tetapi tidak langsung memproduksi
jamur, jika ya, hanya sedikit dan lambat. Knapa ?
· Penyebabnya 1 : Kondisi pertumbuhan tubuh buah kurang baik dalam
kumbung. Atasi dengan memeriksa temperatur dan kelembaban serta sirkulasi
oksigen dalam kumbung. Buka atau tutup pintu/jendela kumbung dan atur
hingga kondisinya sesuai.
· Penyebab 2 : adanya kontaminasi bakteri, ulat, semacam lintah, atau hama.
Atasi dengan memeriksa kebersihan dan higinitas baglog dan kumbung. Atur
kondisi kelembaban, sirkulasi udara, penerangan, dan ventilasi. Periksa dengan
benar kebersihan dan baglog yang terkontaminasi. Segera buang jika terdapat
log kontaminasi.
· Penyebab 3 : kemungkinan terdapat kontaminasi udara, asap, racun (dari obat-
obatan sayuran misalnya), gas chlorine. Atasi segera dengan memindahkan
asap, racun tersebut. Buatkan blower berupa exhaust fan dalam kumbung untuk
mengeluarkan gas tersebut.
13
Ø Jamur berhasil terbentuk (dengan adanya pin head) tetapi pembentukan
tubuh buah terlalu lama. Bahkan tudung jamur gagal terbentuk (terlalu kecil)
· Penyebab 1 : kemungkinan kurangnya cahaya (kondisi terlalu gelap tanpa
cahaya sama sekali). Atasi dengan mengatur penambahan cahaya dengan
jumlah yang tepat (kondisi tidak terlalu gelap). Yang penting jamur tidak
terkena sinar matahari secara langsung.
· Penyebab 2 : kemungkinan terlalu banyak karbondioksida. Pada saat produksi
jamur, log mengeluarkan semacam gas yang mengandung karbondioksida.
Karena pertumbuhan tubuh buah memerlukan oksigen (kondisi aerob), atur
pergantian udara dalam kumbung dengan membuka atau menutup pintu dan
jendela kumbung.
· Penyebab 3 : waktu inkubasi yang terlalu lama. Sebaiknya pada saat miselium
mencapai panjang 85 – 90% baglog, tutup baglog sudah mulai dibuka.
Adakalanya jika menunggu 100%, pertumbuhan tubuh buah malah akan
terlambat.
Beberapa tips tadi semoga berguna bagi para pelaku pembudidaya jamur tiram.
Memang masih banyak lagi tips yang mampu menambah hasil panen yaitu
dengan menambahkan zat-zat nutrisi untuk pertumbuhan. Namun intinya untuk
memperoleh hasil yang optimal, memang diperlukan perawatan yang baik.
Jamur Bisa tumbuh dengan bagus & sempurna· kalau memenuhi tiga unsur :
1. Kelembapan··· kisaran (95% – 100%) alat ukur Higrometer.
2. Udara.
3. Suhu Ruangan 22-24 Drajat Alat ukur thermometer. Apabila ada kekurangan
salah satu dari ke tiga unsur tersebut maka berakibat sebagai berikut . Misalnya :
a. Ruangan Kurang udara maka tangkai jamur lebih Panjang dari daun, jamur
bisa naik keatas seperti (Terompet).
Cara mengatasinya yaitu buka sedikit penutup samping rumah
jamur/(Kumbung Jamur) biar udara bisa masuk.
b. Apabila suhu ruangan terlalu panas maka Jamur masih kecil akan kering dan
mati serta biasanya daun jamur bisa berwarna kuning kekeringan· &
pertumbuhan jamur bisa kurang normal.
Cara mengatasinya = Lakukan penyemprotan dengan air (dikabut halus) seluruh
ruangan baik atas, bawah, samping dinding + Media intinya seluruh ruangan
14
harus di semprot bertujuan biar suhu ruangan bisa turun sampai 24-25 Drajat. Di
usahakan suhu didalam ruangan tidak panas. Apabila ujung daun jamur masih
tetap kuning tempat kumbung jamur harus di adakan penambahan seperti
depan, samping atau belakang kumbung jamur dibuatkan teras/tritis bertujuan
udara atau suhu ruangan luar tidak panas. Sebelum melakukan penyemprotan
sebaiknya jamur di panen dulu
Catatan : cara menyemprot air jangan sampai masuk di depan Media baglog
(Lubang cincin) karena bisa mengakibatkan media baglog cepat busuk dan rusak.
Apabila menjumpai kadar air terlalu banyak di depan Media Baglog harus cepat di
keluarkan airnya dengan cara di miringkan Media tersebut bertujuan biar airnya
keluar dari media tersebut.
c. Apabila kelembapan tanah / ruangan terlalu tinggi maka berakibat :
Biasanya Jamur terlalu basah & Media bisa gampang busuk dan rusak.
Cara menggatasinya = Kurangi perlakuan penyemprotan ruangan. Cukup
tanahnya saja yang di siram.
16
bagian luar pintu untuk membiaskan cahaya sehingga serangga cenderung
menghindar dan menjauh dari kumbung. Bila upaya ini masih kurang, maka dapat
dilakukan upaya pengendalian serangga dengan cara memasang perangkap
serangga di dalam kumbung berupa lem yang dioleskan secara merata pada
lembaran kertas/plastik berwarna kuning.
PENYAKIT
v Tra.Trichoderma: Jamur berwarna hijau ini umum menyerang jamur tiram.
Umumnya berasal dari udara atau dari pekerja.
v Verticillium: Gelembung-gelembung kering menyebabkan distorsi dan bercak.
v Virus: menyebabkan perubahan warna jamur
v Jamur lendir: menjadikan penampakan jamur tidak menarik:
Pencegahan Penyakit
Penyakit pada jamur tiram biasanya disebabkan oleh fungi, kapang, bakteri
ataupun virus. Jamur tiram atau baglog yang terserang penyakit biasanya
ditandai dengan timbulnya noda-noda berwarna, berlendir, atau kerusakan fisik
tubuh buah jamur tiram sehingga tidak dapat dipanen. Secara umum, timbulnya
penyakit pada jamur ini disebabkan karena kurang sterilnya proses produksi
mulai dari pembibitan hingga inkubasi.
17
Pemecahan Masalah
1) Langkah Pemecahan Masalah
1. Pergi ketempat penelitian.
2. Wawancara dengan pemilik pembudidayaan jamur tiram.
3. Melihat proses pembuatan jamur tiram.
4. Melihat tanaman jamur tiram.
5. Melihat pemanenan jamur tiram.
2) Hambatan Siswa
Jarak antara sekolah dan tempat observasi memiliki jarak yang jauh,
seta dapat memakan waktu.
18
BAB III
HASIL YANG DICAPAI
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembudidayaan jamur tiram dilakukan dengan beberapa tahap. Diantaranya
adalah :
· Menyiapkan kumbung atau rak untuk meletakkan baglog jamur.
· Menyetrilkan bahan-bahan pembuatan baglog.
· Membuat baglog dan melakukan pembibitan.
· Melakukan perawatan baglog hingga masa panen
· Proses pemanenan jamur tiram.
Jamur tiram terdiri dari berbagai variasi antara lain adalah jamur tiram putih,
kuning, abu-abu, merah, cokelat, raja, biru dan lain-lain. Jamur tiram juga dapat
terserang hama atau penyakit sehingga, dapat dilakukan hal-hal pencegahan.
Jamur tiram sendiri juga memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh sehingga baik
dikonsumsi oleh manusia.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini diperlukan penelitian yang benar dan tepat agar
dapat menghasilkan hasil yang akurat bagi pembaca. Sehingga diharapkan dapat
meminimalisir kegagalan yang akan dilakukan oleh pembaca. Selain itu dalam
pembudidayaan jamur tiram dilakukan dengan penuh kesabaran, ketelitian,
serta keuletan agar mendapatkan hasil yang diinginkan
20
TINJAUAN PUSTAKA
http://penjagagunung.wordpress.com/2013/05/30/teknik-dan-cara-budidaya-jamur-tiram/
http://bestbudidayatanaman.blogspot.com/2013/01/Panduan-Budidaya-Jamur-Tiram-dan-Penjelasan-
Tata-caranya.html
http://newknowledgehere.blogspot.com
http://tavidibm.blogspot.com
21
LAMPIRAN
22