You are on page 1of 14

MAKALAH

SEJARAH INDONESIA
Peninggalan Kerajaan yang Bercorak
Hindu - Budha di Indonesia

Disusun Oleh :

Nama : Gerry Zahrul Awwal

No Absen : 11

Kelas : X MIPA 1

TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018

SMA N 1 CEPIRING
KATA PENGANTAR

Dengan senantiasa memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menulis

makalah ini dengan baik. Tak lupa pula haturkan sholawat serta salam kepada

junjungan nabi besar Muhammad SAW, yang telah memberikan petunjuk

pada umat manusia serta menghantarkan umat dari zaman kegelapan ke

zaman yang terang benerang ini.

Penulis menyadari, bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

makalah ini. Penulis mengharapkan berbagai masukan kritik dan saran

membangun yang kiranya dapat membantu dalam penulisan makalah

selanjutnya. Penulis juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.
A. PERKEMBANGAN KERAJAAN-KERAJAAN HINDU BUDHA DI
INDONESIA
1. Kerajaan Mataram Kuno
 Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno
Menurut Prasasti Mantyasih (907) menyebutkan Raja pertama Kerajaan
Mataram Kuno adalah Sanjaya. Sanjaya sendiri mengeluarkan Prasasti Canggal
(732) tanpa menyebut jelas apa nama kerajaannya. Dalam prasasti itu, Sanjaya
menyebutkan terdapat raja yang memerintah di pulau Jawa sebelum dirinya.
Raja tersebut bernama Sanna atau yang dikenal dengan Bratasena yang
merupakan raja dari Kerajaan Galuh yang memisahkan diri dari Kerajaan Sunda
(akhir dari Kerajaan Tarumanegara).
Kekuasaan Sanna digulingkan dari tahta Kerajaan Galuh oleh Purbasora
dan kemudian melarikan diri ke Kerjaan Sunda untuk memperoleh perlindungan
dari Tarusbawa, Raja Sunda. Tarusbawa kemudian mengambil Sanjaya yang
merupakan keponakan dari Sanna sebagai menantunya. Setelah naik tahta,
Sanjaya pun berniat untuk menguasai Kerajaan Galuh kembali. Setelah berhasil
menguasai Kerajaan Sunda, Galuh dan Kalingga, Sanjaya memutuskan untuk
membuat kerajaan baru yaitu Kerajaan Mataram Kuno.
Dari prasasti yang dikeluarkan oleh Sanjaya pada yaitu Prasasti Canggal,
bisa dipastikan Kerajaan Mataram Kuno telah berdiri dan berkembang sejak
abad ke-7 dengan rajanya yang pertama adalah Sanjaya dengan gelar Rakai
Mataram Sang Ratu Sanjaya.
 Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno
Kemunduran kerajaan Mataram Kuno pada Masa Raja Dharmawangsa
yang disebabkan karena kedudukan ibukota kerajaan yang semakin lama
semakin lemah dan tidak menguntungkan. Hal ini disebabkan oleh:
a. Tidak memiliki pelabuhan laut sehingga sulit berhubungan dengan dunia
luar
b. Sering dilanda bencana alam oleh letusan Gunung Merapi
c. Mendapat ancaman serangan dari kerajaan Sriwijaya
Oleh karena itu pada tahun 929 M ibukota Mataram Kuno dipindahkan
ke Jawa Timur (di bagian hilir Sungai Brantas) oleh Empu Sindok. Pemindahan
ibukota ke Jawa Timur ini dianggap sebagai cara yang paling baik. Selain Jawa
Timur masih wilayah kekuasaan Mataram Kuno, wilayah ini dianggap lebih
strategis. Hal ini mengacu pada letak sungai Brantas yang terkenal subur dan
mempunyai akses pelayaran sungai menuju Laut Jawa. Kerajaan itu kemudian
dikenal dengan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur atau Kerajaan Medang
Kawulan.
 Sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno :
1. Prasasti Canggal
Prasasti itu ditemukan di halaman Candi Guning Wukir di desa Canggal
berangka tahun 732 M. Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa dan bahasa
Sansekerta yang isinya menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang Syiwa) di desa
Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya dan disamping itu juga diceritakan bawa yang menjadi
raja sebelumnya adalah Sanna yang digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha (saudara
perempuan

2. Prasasti Kalasan
Prasasti ini ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778M, ditulis
dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya menceritakan
pendirian bangunan suci untuk dewi Tara dan biara untuk pendeta oleh Raja Pangkaran
atas permintaan keluarga Syaelendra dan Panangkaran juga menghadiahkan desa
Kalasan untuk para Sanggha (umat Budha).

3. Prasasti Mantyasih
Prasasti ini ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa Tengah berangka 907M yang
menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti tersebut adalah daftar silsilah raja-raja
Mataram yang mendahului Rakai Watukura Dyah Balitung yaitu Raja Sanjaya, Rakai
Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, rakai
Kayuwangi dan Rakai Watuhumalang.
4. Prasasti Klurak
Prasasti ini ditemukan di desa Prambanan berangka 782M ditulis dalam huruf
Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan pembuatan Acra Manjusri oleh
Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.
Candi-candi peninggalan Kerajaan Medang antara lain, Candi Kalasan, Candi
Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi
Sambisari, Candi Sari, Candi Kedulan, Candi Morangan, Candi Ijo, Candi Barong,
Candi Sojiwan, dan tentu saja yang paling kolosal adalah Candi Borobudur.
 Raja-raja Kerajaan Mataram Kuno
Selama berdiri, Kerajaan Mataram Kuno pernah dipimpin oleh raja-raja
dinataranya sebagai berikut:
1. Sanjaya
2. Rakai Panangkaran
3. Rakai Panunggalan
4. Rakai Warak
5. Rakai Garung
6. Rakai Pikatan
7. Rakai Kayuwangi
8. Rakai Watuhumalang
9. Rakai Watukura Dyah Balitung
10. Mpu Daksa
11. Rakai Layang Dyah Tulodong
12. Rakai Sumba Dyah Wawa
13. Mpu Sindok
14. Sri Lokapala
15. Makuthawangsawardhana
16. Dharmawangsa Teguh
2. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit Didirikan tahun 1294 oleh Raden Wijaya yang bergelar
Kertarajasa Jayawardana yang merupakan keturunan Ken Arok raja Singosari.
o Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit ini mencapai puncak kejayaannya di masa pemerintahan
Raja Hayam Wuruk (1350-1389). Kebesaran kerajaan ditunjang oleh pertanian sudah
teratur, perdagangan lancar dan maju, memiliki armada angkutan laut yang kuat serta
dipimpin oleh Hayam Wuruk dengan patih Gajah Mada.
Di bawah patih Gajah Mada Majapahit banyak menaklukkan daerah lain. Dengan
semangat persatuan yang dimilikinya, dan membuatkan Sumpah Palapa yang berbunyi
“Ia tidak akan makan buah palapa sebelum berhasil menyatukan seluruh wilayah
Nusantara”.
Mpu Prapanca dalam bukunya Negara Kertagama menceritakan tentang zaman
gemilang kerajaan di masa Hayam Wuruk dan juga silsilah raja sebelumnya tahun 1364
Gajah Mada meninggal disusun oleh Hayam Wuruk di tahun 1389 dan kerajaan
Majapahit mulai mengalami kemunduran.
o Penyebab kemunduran Kerajaan Majapahit
Majapahit kehilangan tokoh besar seperti Hayam Wuruk dan Gajah Mada
meletusnya Perang Paragreg tahun 1401-1406 merupakan perang saudara
memperebutkan kekuasaan daerah bawahan mulai melepaskan diri.
o Raja-raja pada kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit dipimpin oleh
1. Raden Wijaya ( 1273-1309 )
2. Jayanegara ( 1309-1328 )
3. Tribhuwanatunggaldewi ( 1328-1350 )
4. Hayam Wuruk ( 1350-1389 )
5. Wikramawardana ( 1389-1429 )
6. Kertabhumi ( 1429-1478 )

3. Kerajaan Singasari
 Berdirinya Kerajaan Singasari
Kerajaan Singhasari atau s ering pula ditulis Singasari atau Singosari, adalah
sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi
kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang. Kerajaan ini
bercorak Hindu.
 Masa Kejayaan
Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari
(1272 - 1292). Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa.
Pada tahun 1275 ia mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk
menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi
bangsa Mongol. Saat itu penguasa Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya (kelanjutan
dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini akhirnya dianggap telah ditundukkan, dengan
dikirimkannya bukti arca Amoghapasa yang dariKertanagara, sebagai tanda
persahabatan kedua negara.
Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali.
Pada tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari meminta
agar Jawa mengakui kedaulatan Mongol. Namun permintaan itu ditolak tegas
oleh Kertanagara. Nagarakretagam amenyebutkan daerah-daerah bawahan Singhasari
di luar Jawa pada masa Kertanagara antara lain, Melayu, Bali, Pahang, Gurun, dan
Bakulapura.

 Kerutuhan kerajaan Singasari


Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke
luar Jawa akhirnya mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi
pemberontakan Jayakatwang bupati Gelanggelang, yang merupakan sepupu, sekaligus
ipar, sekaligus besan dari Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu Kertanagara mati
terbunuh. Setelah runtuhnya Singhasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu
kota baru di Kerajaan Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir.
 Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Singasari
Ken Arok mati dibunuh Anusapati (anak tirinya). Anusapati mati dibunuh
Tohjaya (anak Ken Arok dari selir). Tohjaya mati akibat pemberontakan Ranggawuni
(anak Anusapati). Hanya Ranggawuni yang digantikan Kertanagara (putranya) secara
damai. Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Singasari :
1) Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 - 1247)
2) Anusapati (1247 - 1249)
3) Tohjaya (1249 - 1250)
4) Ranggawuni (1250 - 1272)
5) Kertanagara (1272 – 1292)
4. Kerajaan Sriwijaya
 Berdirinya Kerajaan Sriwijaya
Bukti tertua datangnya dari berita Cina yaitu pada tahun 682 M terdapat seorang
pendeta Tiongkok bernama I-Tsing yang ingin belajar agama Budha di India, singgah
terlebih dahulu di Sriwijaya untuk mendalami bahasa Sanskerta selama 6 Bulan.
Tercatat juga Kerajaan Sriwijaya pada saat itu dipimpin oleh Dapunta Hyang.
Selain berita dari luar, terdapat juga beberapa prasasti peninggalan Kerajaan
Sriwijaya, diantaranya adalah prasasti Kedukan Bukit (605S/683M) di Palembang. Isi
dari prasasti terseubt adalah Dapunta Hyang mengadakan ekspansi 8 hari dengan
membawa 20.000 tentara, kemudian berhasil menaklukkan dan menguasai beberapa
daerah. Dengan kemenangan itu Sriwijaya menjadi makmur. Dari kedua bukti tertua di
atas bisa disimpulkan Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 dengan raja
pertamanya adalah Dapunta Hyang.
Lokasi Kerajaan Sriwijaya di wilayah Sumatera bagian selatan, Pusat
pemerintahannya kemungkinan besar di sekitar `Palembang, Sumatera, meskipun ada
pendapat lain yang menyebutkan Ligor di Semenanjung malaya sebagai pusatnya.
 Faktor Pendorong Perkembangan Kerajaan Sriwijaya
1. Letaknya yang strategis
2. Kemajuan kegiatan perdagangannya.
3. Keruntuhan Kerajaan Funan di Vietnam Selatan memberikan kesempatan bagi
perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim (sarwajala) yang selama abad
ke- 6 dipegang oleh kerajaan Funan.
4. Memiliki armada laut yang kuat
5. Melayani distribusi ke berbagai wilayah nusantara
 Sumber sejarah
1. Berita Asing yaitu Berita Cina, Berita Arab, Dan Berita India
2. Dari dalam negeri berwujud prasasti yaitu prasasti kedukan bukit, prasasti talang
tuo ,prasasti kota kapur ,prasasti telaga batu, prasastikarang berahi dan prasasti
ligor
 Mundurnya Kerajaan Sriwijaya
Faktor Politik Kedudukan Kerajaan Sriwijaya makin terdesak, karena
munculnya kerajaan-kerajaan besar yang juga memiliki kepentingan dalamdunia
perdagangan, seperti Kerajaan Siam di sebelah utara. Pada akhir abad ke-13 M,
Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan oleh faktor politik dan
ekonomi.
Kerajaan Siam memperluas kekuasaannya ke arah selatan dengan menguasai
daerah-daerah diSemenanjung Malaka termasuk Tanah Genting Kra. Jatuhnya Tanah
Genting Kra ke dalam kekuasaan Kerajaan Siam mengakibatkan kegiatan pelayaran
perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang.
 Sebab-sebab keruntuhan Kerajaan Sriwijaya
Kebesaran Kerajaan Sriwijaya mulai surut sejak abad ke-11. Kemunduran itu
bermula dari serangan besar – besaran yang dilancarkan Kerajaan Cola (India) di bawah
pimpinan Raja Rajendra Coladewa pada tahun 1017 dantahun 1025. Perisitiwa serangan
Kerajaan Cola dapat diketahui dari prasasti Tanjore ( 1030 ). Sebab-sebab kemunduran
Kerajaan Sriwijaya sebagai berikut :
a) Pada saat tahun 990 M Kerajaan Sriwijaya diserang oleh raja
Dharmawangsa dari P. Jawa
b) Banyak daerah atau kekuasaan Sriwijaya yang melepaskan diri.
c) Pernah diserang oleh raja Rajendra Coladewa dari Colamandala
India dua kali, yaitu tahun 1025 M dan 1030 M
d) Adanya ekspedisi Pamalayu dari kerajaan Singasari pada tahun 1275
M
e) Muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Samudra Pasai.
f) Serangan kerajaan Majapahit dipimpin Adityawarman atas perintah
Mahapatih Gajah Mada, 1477. Sehingga Sriwijaya menjadi
taklukkan Majapahit Terjadinya serangan dari kerajaan Majapahit
pada tahun 1477M Pada sekitar pertengahan abad ke-14, nama
Sriwijaya sudah tidak pernah lagi disebut – sebut dalam sumber
sejarah. Kerajaan Sriwijaya benar – benar runtuh akibat serangan
Kerajaan Majapahit dari Jawa
 Raja-raja yang Pernah Memerintah
Menurut sejarah kerajaan sriwijaya merupakan kerajaan yang megah dan jaya
dimasa lampau. Raja-raja yang pernah memerintah adalah :
1. Dapunta Hyang Srijayanegara
2. Dharmasetu
3. Balaputradewa
4. Cudamani Warmadewa
5. Sanggrama Wijaya Tunggawarman

2. PENGARUH KEBUDAYAAN DAN AGAMA HINDU BUDHA DI


INDONESIA
1. Kepercayaan atau agama
Bidang kepercayaan atau agama Sebelum budaya India masuk, di Indonesia
telah berkembang kepercayaan yang berupa pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Kepercayaan itu bersifat Animisme dan Dinamisme. Animisme merupakan satu
kepercayaan terhadap roh atau jiwa sedangkan Dinamisme merupakan satu kepercayaan
bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib.
Dengan masuknya kebudayaan India, penduduk Nusantara secara berangsur-
angsur memeluk agama Hindu dan Buddha, diawali oleh lapisan elite para raja dan
keluarganya. Agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami
perpaduan dengan kepercayaan Animisme dan Dinamisme, atau dengan kata lain
mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti
perpaduan dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Untuk itu agama Hindu dan
Budha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu -Budha yang
dianut oleh masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan tersebut dapat dilihat dalam
upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu atau Budha yang ada di Indonesia.
Contohnya, upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut
tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India
2. Bahasa
Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan
bahasa Sansekerta yang dapat temukan sampai sekarang dimana bahasa Sansekerta
memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Dan istilah-istilah penting yang
menggunakan bahasa Sanskerta.
3. Organisasi sosial kemasyarakatan
Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat
dalam organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia
setelah masuknya pengaruh India. Pemerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat
mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip
musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkan terutama apabila raja tidak mempunyai
putra mahkota yaitu seperti yang terjadi di kerajaan Majapahit, pada waktu
pengangkatan Wikramawardana.
4. Kesenian
Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra, seni
bangunan dan seni pertunjukan.
a. Seni rupa
Unsur seni rupa India telah masuk ke Indonesia dibuktikan dengan
ditemukannya relief-relief cerita sang Budha pada candi Borobudur,
cerita Ramayana pada candi Prambanan. Dan sekarang relief-relief
tersebut dijadikan hiasan pada bangunan, seperti yang terdapat pada
pustaka wilayah yang terdapat di provinsi Riau.
b. Seni sastra
Bahasa sanskerta yang berasal dari India tersebut membawa
pengaruh besar terhadap perkembangan sastra di Indonesia, seperti
prasasti yang ditulis dengan huruf pallawa dan sanskerta. Tidak hanya
itu kitab-kitab yang dibuat pada zaman tersebut juga memiliki nilai
sastra yang tinggi.

c. Seni bangunan
Yang menjadi bukti berkembanngnya budaya India di Indonesia
adalah bangunan candi. Dasar bangunan candi merupakan hasil
pembangunan bangsa Indonesia pada zaman megalitikum yang
berupa punden berundak-undak kemudian mendapat pengaruh dari
kebudayaan India sehingga menjadi wujud sebuah candi.
d. Seni Pertunjukkan
Wayang Seni pertunjukan wayang merupakan salah satu
kebudayaan asli Indonesia dan pertunjukan wayang tersebut sangat
digemari terutama oleh masyarakat Jawa. Wujud akulturasi dalam
pertunjukan wayang tersebut terlihat dari pengambilan lakon cerita
dari kisah Ramayana maupun Mahabarata yang berasal dari budaya
India

3. PENUTUP
Pendapat mengenai proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha di
Indonesia, yaitu hipotesis Waisya, Hipotesis Ksatria, Hipotesis Brahmana dan teori
Arus Balik. Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha
membawa pengaruh besar di berbagai bidang. Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-
Budha merupakan salah satu bukti adanya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di
Indonesia. Setiap kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan mutlak
dan turun-temurun. Kerajaan-kerajaan itu antara lain : Kerajaan Kutai, Kerajaan
Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Mataram Kuno, Kerajaan Singhasari, Kerajaan
Majapahit. Masuknya kebudayaan India ke Indonesia telah membawa pengaruh
terhadap perkembangan kebudayaaan di Indonesia. Namun kebudayaan asli Indonesia
tidak begitu luntur. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses penyesuaian
dengan kebudayaan, maka terjadilah proses akulturasi kebudayaan.
Kebudayaan yang berkembang di Indoneisa pada tahap awal diyakini berasal dari
India. Pengaruh itu diduga mulai masuk pada awal abad masehi. Apabila kita
membandingkan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia akan ditemukan kemiripan
itu. Sebelum kenal dengan kebudayaan India, bangunan yang kita miliki masih sangat
sederhana. Saat itu belum dikenal arsitektur bangunan seperti candi atau keraton. Tata
kota di pusat kerajaan juga dipengaruhi kebudayaan hindu. Demikian pula dalam hal
kebudayaan yang lain seperti peribadatan dan kesastraan.Kita harus menjaga kelestarian
dan budaya-budaya yang ditinggalkan agama Hindu-Budha.

You might also like