Professional Documents
Culture Documents
Makalah Sejarah Indonesia
Makalah Sejarah Indonesia
SEJARAH INDONESIA
Peninggalan Kerajaan yang Bercorak
Hindu - Budha di Indonesia
Disusun Oleh :
No Absen : 11
Kelas : X MIPA 1
SMA N 1 CEPIRING
KATA PENGANTAR
makalah ini dengan baik. Tak lupa pula haturkan sholawat serta salam kepada
pembaca.
A. PERKEMBANGAN KERAJAAN-KERAJAAN HINDU BUDHA DI
INDONESIA
1. Kerajaan Mataram Kuno
Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno
Menurut Prasasti Mantyasih (907) menyebutkan Raja pertama Kerajaan
Mataram Kuno adalah Sanjaya. Sanjaya sendiri mengeluarkan Prasasti Canggal
(732) tanpa menyebut jelas apa nama kerajaannya. Dalam prasasti itu, Sanjaya
menyebutkan terdapat raja yang memerintah di pulau Jawa sebelum dirinya.
Raja tersebut bernama Sanna atau yang dikenal dengan Bratasena yang
merupakan raja dari Kerajaan Galuh yang memisahkan diri dari Kerajaan Sunda
(akhir dari Kerajaan Tarumanegara).
Kekuasaan Sanna digulingkan dari tahta Kerajaan Galuh oleh Purbasora
dan kemudian melarikan diri ke Kerjaan Sunda untuk memperoleh perlindungan
dari Tarusbawa, Raja Sunda. Tarusbawa kemudian mengambil Sanjaya yang
merupakan keponakan dari Sanna sebagai menantunya. Setelah naik tahta,
Sanjaya pun berniat untuk menguasai Kerajaan Galuh kembali. Setelah berhasil
menguasai Kerajaan Sunda, Galuh dan Kalingga, Sanjaya memutuskan untuk
membuat kerajaan baru yaitu Kerajaan Mataram Kuno.
Dari prasasti yang dikeluarkan oleh Sanjaya pada yaitu Prasasti Canggal,
bisa dipastikan Kerajaan Mataram Kuno telah berdiri dan berkembang sejak
abad ke-7 dengan rajanya yang pertama adalah Sanjaya dengan gelar Rakai
Mataram Sang Ratu Sanjaya.
Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno
Kemunduran kerajaan Mataram Kuno pada Masa Raja Dharmawangsa
yang disebabkan karena kedudukan ibukota kerajaan yang semakin lama
semakin lemah dan tidak menguntungkan. Hal ini disebabkan oleh:
a. Tidak memiliki pelabuhan laut sehingga sulit berhubungan dengan dunia
luar
b. Sering dilanda bencana alam oleh letusan Gunung Merapi
c. Mendapat ancaman serangan dari kerajaan Sriwijaya
Oleh karena itu pada tahun 929 M ibukota Mataram Kuno dipindahkan
ke Jawa Timur (di bagian hilir Sungai Brantas) oleh Empu Sindok. Pemindahan
ibukota ke Jawa Timur ini dianggap sebagai cara yang paling baik. Selain Jawa
Timur masih wilayah kekuasaan Mataram Kuno, wilayah ini dianggap lebih
strategis. Hal ini mengacu pada letak sungai Brantas yang terkenal subur dan
mempunyai akses pelayaran sungai menuju Laut Jawa. Kerajaan itu kemudian
dikenal dengan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur atau Kerajaan Medang
Kawulan.
Sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno :
1. Prasasti Canggal
Prasasti itu ditemukan di halaman Candi Guning Wukir di desa Canggal
berangka tahun 732 M. Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa dan bahasa
Sansekerta yang isinya menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang Syiwa) di desa
Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya dan disamping itu juga diceritakan bawa yang menjadi
raja sebelumnya adalah Sanna yang digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha (saudara
perempuan
2. Prasasti Kalasan
Prasasti ini ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778M, ditulis
dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya menceritakan
pendirian bangunan suci untuk dewi Tara dan biara untuk pendeta oleh Raja Pangkaran
atas permintaan keluarga Syaelendra dan Panangkaran juga menghadiahkan desa
Kalasan untuk para Sanggha (umat Budha).
3. Prasasti Mantyasih
Prasasti ini ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa Tengah berangka 907M yang
menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti tersebut adalah daftar silsilah raja-raja
Mataram yang mendahului Rakai Watukura Dyah Balitung yaitu Raja Sanjaya, Rakai
Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, rakai
Kayuwangi dan Rakai Watuhumalang.
4. Prasasti Klurak
Prasasti ini ditemukan di desa Prambanan berangka 782M ditulis dalam huruf
Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan pembuatan Acra Manjusri oleh
Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.
Candi-candi peninggalan Kerajaan Medang antara lain, Candi Kalasan, Candi
Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi
Sambisari, Candi Sari, Candi Kedulan, Candi Morangan, Candi Ijo, Candi Barong,
Candi Sojiwan, dan tentu saja yang paling kolosal adalah Candi Borobudur.
Raja-raja Kerajaan Mataram Kuno
Selama berdiri, Kerajaan Mataram Kuno pernah dipimpin oleh raja-raja
dinataranya sebagai berikut:
1. Sanjaya
2. Rakai Panangkaran
3. Rakai Panunggalan
4. Rakai Warak
5. Rakai Garung
6. Rakai Pikatan
7. Rakai Kayuwangi
8. Rakai Watuhumalang
9. Rakai Watukura Dyah Balitung
10. Mpu Daksa
11. Rakai Layang Dyah Tulodong
12. Rakai Sumba Dyah Wawa
13. Mpu Sindok
14. Sri Lokapala
15. Makuthawangsawardhana
16. Dharmawangsa Teguh
2. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit Didirikan tahun 1294 oleh Raden Wijaya yang bergelar
Kertarajasa Jayawardana yang merupakan keturunan Ken Arok raja Singosari.
o Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit ini mencapai puncak kejayaannya di masa pemerintahan
Raja Hayam Wuruk (1350-1389). Kebesaran kerajaan ditunjang oleh pertanian sudah
teratur, perdagangan lancar dan maju, memiliki armada angkutan laut yang kuat serta
dipimpin oleh Hayam Wuruk dengan patih Gajah Mada.
Di bawah patih Gajah Mada Majapahit banyak menaklukkan daerah lain. Dengan
semangat persatuan yang dimilikinya, dan membuatkan Sumpah Palapa yang berbunyi
“Ia tidak akan makan buah palapa sebelum berhasil menyatukan seluruh wilayah
Nusantara”.
Mpu Prapanca dalam bukunya Negara Kertagama menceritakan tentang zaman
gemilang kerajaan di masa Hayam Wuruk dan juga silsilah raja sebelumnya tahun 1364
Gajah Mada meninggal disusun oleh Hayam Wuruk di tahun 1389 dan kerajaan
Majapahit mulai mengalami kemunduran.
o Penyebab kemunduran Kerajaan Majapahit
Majapahit kehilangan tokoh besar seperti Hayam Wuruk dan Gajah Mada
meletusnya Perang Paragreg tahun 1401-1406 merupakan perang saudara
memperebutkan kekuasaan daerah bawahan mulai melepaskan diri.
o Raja-raja pada kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit dipimpin oleh
1. Raden Wijaya ( 1273-1309 )
2. Jayanegara ( 1309-1328 )
3. Tribhuwanatunggaldewi ( 1328-1350 )
4. Hayam Wuruk ( 1350-1389 )
5. Wikramawardana ( 1389-1429 )
6. Kertabhumi ( 1429-1478 )
3. Kerajaan Singasari
Berdirinya Kerajaan Singasari
Kerajaan Singhasari atau s ering pula ditulis Singasari atau Singosari, adalah
sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi
kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang. Kerajaan ini
bercorak Hindu.
Masa Kejayaan
Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari
(1272 - 1292). Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa.
Pada tahun 1275 ia mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk
menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi
bangsa Mongol. Saat itu penguasa Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya (kelanjutan
dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini akhirnya dianggap telah ditundukkan, dengan
dikirimkannya bukti arca Amoghapasa yang dariKertanagara, sebagai tanda
persahabatan kedua negara.
Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali.
Pada tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari meminta
agar Jawa mengakui kedaulatan Mongol. Namun permintaan itu ditolak tegas
oleh Kertanagara. Nagarakretagam amenyebutkan daerah-daerah bawahan Singhasari
di luar Jawa pada masa Kertanagara antara lain, Melayu, Bali, Pahang, Gurun, dan
Bakulapura.
c. Seni bangunan
Yang menjadi bukti berkembanngnya budaya India di Indonesia
adalah bangunan candi. Dasar bangunan candi merupakan hasil
pembangunan bangsa Indonesia pada zaman megalitikum yang
berupa punden berundak-undak kemudian mendapat pengaruh dari
kebudayaan India sehingga menjadi wujud sebuah candi.
d. Seni Pertunjukkan
Wayang Seni pertunjukan wayang merupakan salah satu
kebudayaan asli Indonesia dan pertunjukan wayang tersebut sangat
digemari terutama oleh masyarakat Jawa. Wujud akulturasi dalam
pertunjukan wayang tersebut terlihat dari pengambilan lakon cerita
dari kisah Ramayana maupun Mahabarata yang berasal dari budaya
India
3. PENUTUP
Pendapat mengenai proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha di
Indonesia, yaitu hipotesis Waisya, Hipotesis Ksatria, Hipotesis Brahmana dan teori
Arus Balik. Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha
membawa pengaruh besar di berbagai bidang. Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-
Budha merupakan salah satu bukti adanya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di
Indonesia. Setiap kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan mutlak
dan turun-temurun. Kerajaan-kerajaan itu antara lain : Kerajaan Kutai, Kerajaan
Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Mataram Kuno, Kerajaan Singhasari, Kerajaan
Majapahit. Masuknya kebudayaan India ke Indonesia telah membawa pengaruh
terhadap perkembangan kebudayaaan di Indonesia. Namun kebudayaan asli Indonesia
tidak begitu luntur. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses penyesuaian
dengan kebudayaan, maka terjadilah proses akulturasi kebudayaan.
Kebudayaan yang berkembang di Indoneisa pada tahap awal diyakini berasal dari
India. Pengaruh itu diduga mulai masuk pada awal abad masehi. Apabila kita
membandingkan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia akan ditemukan kemiripan
itu. Sebelum kenal dengan kebudayaan India, bangunan yang kita miliki masih sangat
sederhana. Saat itu belum dikenal arsitektur bangunan seperti candi atau keraton. Tata
kota di pusat kerajaan juga dipengaruhi kebudayaan hindu. Demikian pula dalam hal
kebudayaan yang lain seperti peribadatan dan kesastraan.Kita harus menjaga kelestarian
dan budaya-budaya yang ditinggalkan agama Hindu-Budha.