You are on page 1of 22

ANALISIS BUDAYA DAERAH SEBAGAI BAGIAN

IDENTITAS NASIONAL
(OBSERVASI di MUSEUM LAMPUNG)

Oleh :
KELOMPOK 23
FAUZAN NUR FATHONI (1211460081)
ABDUR RAHMAN (121460085)
MIFTAHUR RIDHO (121460092)
ABDUL AZIZ AL BANUR (121460100)

JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERKERETAAPIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2023
ANALISIS BUDAYA DAERAH SEBAGAI BAGIAN
IDENTITAS NASIONAL
(OBSERVASI di MUSEUM LAMPUNG)
(Sebagai tugas pertama mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan)

Anggota Kelompok 23 :
FAUZAN NUR FATHONI (1211460081)
ABDUR RAHMAN (121460085)
MIFTAHUR RIDHO (121460092)
ABDUL AZIZ AL BANUR (121460100)

JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERKERETAAPIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Analisis
Budaya Daerah Sebagai Bagian Identitas Nasional (Observasi Di Museum
Lampung) ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Kewarganegaraan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan dan pemahaman tentang Museum Lampung secara mendalam.
Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi rahmat dan hidayah sehingga dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik
2. Susilo, M.Pd. selaku Dosen Pengampu, Serta selaku dosen mata kuliah
“Kewarganegaraan”.
3. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat,
terkhusus anggota kelompok (dua puluh tiga) atas kerjasama dan sinerginya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.

Akhir kata, semoga dengan adanya laporan yang kami buat ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca, khususnya bagi kami dan mahasiswa yang menekuni dibidang
ini. Dan kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan
laporan praktikum ini.
Lampung Selatan, 15 Maret 2023
Penulis

Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Museum Lampung adalah sebuah museum yang terletak di kota Bandar


Lampung, Provinsi Lampung, Indonesia. Museum ini berisi koleksi benda-
benda peninggalan sejarah dan kebudayaan masyarakat Lampung, mulai dari
zaman prasejarah hingga masa modern.

Observasi museum Lampung dapat menjadi kegiatan yang sangat bermanfaat


untuk meningkatkan pemahaman tentang sejarah dan kebudayaan masyarakat
Lampung. Melalui observasi ini, kita dapat mempelajari berbagai aspek
kehidupan masyarakat Lampung, seperti adat istiadat, seni, arsitektur, dan lain
sebagainya. Museum Lampung memiliki koleksi benda-benda peninggalan
sejarah dan kebudayaan masyarakat Lampung yang sangat beragam. Beberapa
di antaranya adalah arca, pahatan batu, senjata tradisional, pakaian adat, alat
musik tradisional, serta berbagai benda-benda peninggalan sejarah lainnya.

Salah satu koleksi yang menjadi daya tarik museum Lampung adalah arca-arca
dari zaman prasejarah. Arca-arca ini ditemukan di berbagai lokasi di Lampung
dan sekitarnya, dan menjadi bukti bahwa masyarakat Lampung telah memiliki
peradaban yang maju sejak ribuan tahun yang lalu. Selain itu, museum
Lampung juga memiliki koleksi senjata tradisional Lampung yang sangat
menarik. Beberapa di antaranya adalah pedang, tombak, dan keris, yang
digunakan oleh prajurit-prajurit Lampung dalam berbagai konflik pada masa
lalu.

Koleksi pakaian adat Lampung juga sangat menarik untuk diamati. Pakaian
adat Lampung terbuat dari bahan yang berkualitas tinggi dan memiliki desain
yang sangat indah. Pakaian adat Lampung terdiri dari beberapa jenis, seperti
baju kurung, baju kebaya, dan baju beletak, yang masing-masing memiliki ciri
khas dan keunikan tersendiri. Selain itu, museum Lampung juga memiliki
koleksi alat musik tradisional Lampung yang sangat beragam. Beberapa di
antaranya adalah gendang, rebana, serunai, dan suling. Alat musik tradisional
Lampung digunakan dalam berbagai acara adat dan upacara, seperti
pernikahan, khitanan, dan lain sebagainya.

Observasi museum Lampung juga dapat memberikan manfaat untuk


meningkatkan pemahaman tentang nilai-nilai budaya dan adat istiadat
masyarakat Lampung. Melalui observasi ini, kita dapat mempelajari bagaimana
masyarakat Lampung hidup dan bermasyarakat, serta bagaimana nilai-nilai
tersebut tetap dilestarikan hingga saat ini. Observasi museum Lampung juga
dapat memberikan kesempatan bagi para pengunjung untuk menambah
pengetahuan dan wawasan tentang sejarah dan kebudayaan Indonesia. Sebagai
salah satu museum yang terletak di Indonesia, museum Lampung merupakan
tempat yang ideal untuk belajar tentang sejarah dan kebudayaan Indonesia
secara keseluruhan.

Kegiatan observasi museum Lampung juga dapat menjadi kegiatan yang


menyenangkan bagi semua orang. Selain dapat memperoleh pengetahuan dan
wawasan baru, pengunjung juga dapat menikmati keindahan dan keunikan dari
berbagai koleksi museum Lampung yang menarik perhatian.

1.2 Tujuaan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan laporan observasi di museum lampung yaitu :


1. Meningkatkan pemahaman tentang sejarah dan budaya masyarakat
Lampung. Dengan mengunjungi museum Lampung, pengunjung dapat
mempelajari aspek kehidupan masyarakat Lampung, seperti adat istiadat,
kesenian, arsitektur, dan lain sebagainya.
2. Mendidik anak-anak tentang sejarah dan budaya Lampung. Museum
Lampung dapat menjadi tempat yang ideal bagi anak-anak untuk belajar
sejarah dan budaya Lampung secara langsung, sehingga dapat memperkaya
pengetahuan dan wawasan mereka.
3. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang sejarah dan budaya
Indonesia. Museum Lampung sebagai salah satu museum di Indonesia
merupakan tempat yang ideal untuk belajar tentang sejarah dan budaya
Indonesia secara keseluruhan.

4. Nikmati keindahan dan keunikan berbagai koleksi museum Lampung.


Museum Lampung memiliki koleksi yang sangat beragam dan menarik,
sehingga dapat memberikan pengalaman yang unik dan menyenangkan bagi
para pengunjungnya.

5. Melestarikan nilai budaya dan adat istiadat masyarakat Lampung. Dengan


mengunjungi museum Lampung, pengunjung dapat memahami dan
menghayati nilai-nilai budaya dan adat istiadat masyarakat Lampung,
sehingga dapat membantu dalam upaya pelestarian budaya Lampung yang
kaya dan beragam.

1.3 Metode Penulisan

Metode penulisan untuk observasi museum Lampung dilakukan dengan cara


sebagai berikut:
1. Pengamatan langsung: mengunjungi museum Lampung secara langsung
dan mengamati dengan seksama berbagai koleksi yang ada di dalamnya.
memperhatikan detail dan ciri khas dari setiap benda yang dipajang di
museum.
2. Riset: melakukan riset terkait sejarah dan kebudayaan Lampung sebelum
mengunjungi ke museum Lampung. Dengan melakukan riset, kami dapat
memahami konteks sejarah dan kebudayaan yang mendasari benda-benda
yang dipajang di dalam museum.
3. Pemotretan: menggunakan kamera atau smartphone untuk memotret setiap
benda yang menarik perhatian kami di dalam museum. Dengan memotret,
kami memperoleh gambaran visual yang lebih jelas tentang setiap benda
yang ada di dalam museum.
4. Penulisan Laporan: Selama melakukan pengamatan, dan riset, menulis
informasi penting yang diperoleh. Hal ini dapat membantu dalam mengingat
kembali informasi dan detail-detail penting yang diperoleh selama observasi
di museum Lampung.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Lokasi Observasi

Museum Lampung merupakan salah satu Museum Negeri yang berlokasi di


jalan H.Zainal Abidin Pagar Alam No.64 Gedung Meneng Bandar Lampung.
Museum Lampung telah dirintis sejak tahun 1975 oleh Kepala Kantor
Pembinaan Permuseuman Perwakilan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Lampung di Tanjung Karang. Museum Lampung
Memiliki koleksi 4.754 benda yang dibagi dalam 10 kelompok, termasuk
koleksi zaman prasejarah dan sejarah. Koleksi etnografi termasuk tekstil
tradisional Lampung seperti kain Tapis, Pelapai, Nampan, dan Tatibin, yang
menjadi Warisan Budaya Tak Benda. Museum Lampung juga memiliki
koleksi warisan budaya Hindu-Buddha dan pengaruh Islam di Lampung.
Didirikan pada tahun 1975.

2.2 Waktu Observasi

Observasi dilaksanakan pada hari rabu, 14 Maret 2023 pada pukul 10.00 wib.
Kami melakukan pengamatan selama 3 jam di dalam museum.

2.3 Hasil Observasi

Inti dari kegiatan di semua museum adalah koleksi. Koleksi yang ada harus
diinformasikan kepada masyarakat. Museum ini menggunakan bangunan
dengan gaya arsitektur khas Lampung dan memiliki beragam koleksi
prasejarah, benda budaya, serta flora dan fauna khas Lampung. Pada tahun
2015, Museum Lampung memiliki sekitar 4.735 benda koleksi dengan koleksi
etnografika menjadi koleksi terbanyak yang mencapai 2.079. Berdasarkan
klasifikasinya, benda koleksi Museum Lampung terbagi menjadi 10 jenis :
1. Geologika
Koleksi tersebut meliputi barang-barang yang menjadi bukti sejarah alam
dan lingkungan, yang terkait dengan disiplin ilmu geologi, seperti fosil,
batuan, mineral, dan objek alam lainnya seperti andesit dan granit. Benda
benda Geologika pada zaman Batu Besar, atau yang dikenal sebagai
Kebudayaan Megalitikum, dimulai pada saat periode perundagian yang
banyak ditemukan. Di Lampung, terdapat banyak situs Megalitikum berupa
dolmen, menhir, bangunan berundak, batu bergores, lumpang batu, kursi
dan meja batu, arca menhir, dan arca megalitikum.

2. Biologika
Biologikal yang ada di Museum Lampung merujuk pada koleksi benda-
benda yang terkait dengan ilmu biologi atau makhluk hidup dan proses
kehidupan di daerah Lampung. Koleksi biologikal ini meliputi spesimen
flora dan fauna khas Lampung, seperti tumbuhan, burung, mamalia, reptil,
dan serangga. Selain itu, koleksi biologikal di Museum Lampung juga
mencakup benda-benda yang terkait dengan aspek biologi seperti anatomi
dan fisiologi hewan, serta spesimen yang dipelajari dalam ilmu taksonomi
dan klasifikasi. Berdasarkan penjelasan ilmu bantu tersebut dapat
dijelaskan bahwa, di Museum lampung terdapat fosil gajah, harimau
sumatra, tringgiling, burung madu dan lain

3. Ethnografika
Ethnografika di Museum Lampung adalah salah satu jenis koleksi yang
mencakup berbagai benda budaya dan artefak dari berbagai suku bangsa
dan komunitas yang tinggal di daerah Lampung. Koleksi ini meliputi
pakaian adat, perhiasan tradisional, senjata tradisional, alat musik
tradisional, alat-alat rumah tangga tradisional, dan berbagai benda lainnya
yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan budaya masyarakat
Lampung. Melalui koleksi etnografika ini, Museum Lampung berusaha
untuk melestarikan dan memperkenalkan beragam kebudayaan dan tradisi
masyarakat Lampung kepada generasi masa kini dan mendatang.
4. Arkeologika
Arkeologika di Museum Lampung merupakan salah satu jenis koleksi yang
berkaitan dengan ilmu arkeologi, yaitu benda-benda bukti sejarah manusia
yang berupa peninggalan kebudayaan dari masa lampau, seperti arca,
prasasti, nisan, kendi, dan benda-benda lainnya yang berasal dari zaman
Hindu-Buddha maupun zaman Kerajaan-kerajaan di wilayah Lampung.
Koleksi arkeologika di Museum Lampung dapat memberikan gambaran
mengenai sejarah dan kebudayaan Lampung pada masa lalu.

5. Historika
Terdapat barang-barang yang memiliki sejarah dan pernah digunakan untuk
kegiatan perlawanan terhadap penjajah. Museum Lampung menyimpan
beberapa benda, antara lain meriam ula/meriam benteng, meriam bumbung,
serta pedang Punggawa Raden Intan II. Semua barang tersebut memiliki
nilai sejarah yang penting.
Ini adalah penjelasan tentang tiga benda historika di Museum Lampung:
a. Meriam Ula ditemukan di Lampung. Meriam adalah senjata penembak
jarak jauh yang dikenal di Indonesia sejak kedatangan bangsa Portugis
pada abad ke-16. Meriam memiliki berbagai bentuk dan ukuran.
b. Meriam Bumbung ditemukan di Cukuh Balak, Tanggamus. Jenis
meriam ini berukuran sedang dan merupakan senjata menembak jarak
jauh yang digunakan pada masa kolonial Belanda. Meriam ini terbuat
dari besi.
c. Pedang Punggawa Raden Intan II ditemukan di Lampung. Pada bilah
pedang terdapat tulisan Arab yang berbunyi "innama amruhu idza
arradallah syaitan alyaquulahu kunfayakun". Pedang ini menjadi bukti
sejarah perjuangan Raden Intan II dan pasukannya dalam melawan
penjajah Belanda yang berusaha menguasai Lampung.

6. Humanistika/ Heraldika
Humismatika di Museum Lampung adalah salah satu jenis koleksi yang
dikategorikan sebagai numismatika/heraldik. Koleksi ini berisi sejumlah
koin dan mata uang yang pernah digunakan di daerah Lampung pada masa
lampau, mulai dari zaman Hindu-Buddha hingga masa kemerdekaan
Indonesia. Beberapa di antaranya termasuk dalam kategori benda
bersejarah dan memiliki nilai penting dalam memahami sejarah dan budaya
Lampung. Selain itu, koleksi numismatika di Museum Lampung juga
mencakup medali dan plakat penghargaan serta koleksi lain yang berkaitan
dengan numismatika dan heraldik. Sedangkan Heraldika yaitu kumpulan
tanda jasa dan peralatan pemerintah. Benda yang terdapat di Museum
Lampung yaitu, mata uang dan stempel.

7. Fisiologika
Filologika, yaitu kumpulan tulisan atau naskah kuno yang ditulis dengan
tangan di atas kulit kayu, bambu, daun lotar dan sebagainya. (Saputri,
2022).

8. Kermologika
Keramologika, yaitu benda yang terbuat dari tanah liat, bahan batuan atau
porselin yang dibakar dengan suhu tertentu. koleksinya terdiri dari keramik
asing yang ditemukan di daerah Lampung dan gerabah lokal yang dibuat
oleh masyarakat Lampung. (Saputri, 2022).
Kata ceramic berakar dari bahasa Yunani yakni "Keramos" yang bermakna
belanga atau piring yang terbuat dari tanah liat. Proses pembuatan keramik
melalui pembakaran dengan temperatur tinggi. Kemunculan keramik
dibuktikan melalui temuan artefak hasil karya tangan peradaban manusia
yang ada di belahan dunia, utamanya bangsa Yunani, Romawi, dan Cina,
kemudian diikuti oleh bangsa Korea dan juga bangsa Indian Amerika.
Koleksi keramologika menjadi salah satu sumber belajar yang menarik bagi
peserta didik karena didalam museum ini menyajikan dalam jumlah yang
cukup banyak dan beragam jenisnya, sehingga sangat cocok untuk
menelaah, menganalisis dan menuliskan dalam kertas kerja jika ingin
membuat klasifikasi berdasarkan negara asal dan jenis keramologika yang
tersedia. (Sinaga, Sudjarwo, & Adha, 2021).
9. Seni rupa
Seni rupa, yaitu benda hasil daya cipta, karsa dan rasa manusia yang
diungkapkan secara konkrit dalam bentuk dua atau tuga dimensi yang
memiliki keragaman tema ide konseptual dan media cetak. (Saputri, 2022).

10. Tecnologika
Teknologika, yaitu peralatan yang dibuat dengan teknologi tradisional,
umumnya berupa peralatan untuk memenuhi kebutuhan hidup. (Saputri,
2022).

2.4 Anaslisis Hasil Observasi

Budaya dan peninggalan bersejarah yang terdapat dalam Museum Lampung


sangatlah penting dan harus di jaga karena itu merupakan bagian dari
Identitas Nasional. Dengan adanya museum, peninggalan tersebut menjadi
terawat, dan yang lebih adalah peninggalam bersejarah tersebut bisa di lihat
oleh banyak orang yang terkunjung ke Museum, dan orang- orang akan tahu
bahwa banyak peninggalan bersejarah yang menjadi bagian dari Identitas
Nasional. Budaya dan peninggalan bersejarah yang terdapat dalam Museum
Lampung sangatlah penting dan harus di jaga karena itu merupakan bagian
dari Identitas Nasional. Dengan adanya museum, peninggalan tersebut
menjadi terawat, dan yang lebih adalah peninggalam bersejarah tersebut
bisa di lihat oleh banyak orang yang terkunjung ke Museum, dan orang-
orang akan tahu bahwa banyak peninggalan bersejarah yang menjadi bagian
dari Identitas Nasional.
Kehadiran Museum Lampung sangatlah penting untuk menjaga
keberlangsungan budaya dan peninggalan sejarah yang merupakan bagian
dari Identitas Nasional. Dalam museum, peninggalan tersebut dijaga dengan
baik dan dapat dilihat oleh banyak orang yang datang berkunjung. Hal ini
juga membantu meningkatkan kesadaran akan banyaknya peninggalan
bersejarah yang menjadi bagian dari Identitas Nasional.
Museum Lampung merupakan museum pertama dan terbesar di Provinsi
Lampung yang menjadi kebanggaan masyarakat setempat. Museum ini
diberi julukan "Sai Bumi Ruwa Jurai" dan dibuka untuk umum dengan biaya
masuk yang sangat terjangkau. Banyak pelajar dan mahasiswa yang
mengunjungi museum ini, karena selain dapat memperkaya pengetahuan
tentang kebudayaan daerah Lampung, pengunjung juga dapat berfoto selfie
di dalam maupun di luar museum. Bangunan museum yang menarik juga
menjadi daya tarik tersendiri, terutama Rumah Panggung dari Deda Kenali,
sebuah rumah adat masyarakat Lampung Barat yang dikenal dengan nama
Lamban Persagai, terletak di bagian depan museum.
Selain koleksi-koleksi tersebut, Museum Lampung juga memiliki beberapa
galeri yang menampilkan seni rupa dan kerajinan tangan khas Lampung.
Galeri-galeri ini memamerkan karya seni yang dibuat oleh para seniman dan
pengrajin Lampung, mulai dari kain songket, tenun ikat, hingga patung dan
lukisan.
Tidak hanya sebagai tempat untuk menyimpan peninggalan bersejarah dan
koleksi seni, Museum Lampung juga berperan sebagai pusat kegiatan
budaya dan pendidikan. Di sini sering diadakan berbagai acara seperti
seminar, workshop, dan pameran seni yang diikuti oleh para seniman dan
pelaku budaya dari berbagai daerah.
Selain letaknya yang mudah dijangkau Museum Lampung juga memiliki
berbagai koleksi di antaranya sebagai berikut :
1. Geologika
Batu Bergores
Permukaan batu terdapat 5 goresan dan 1 buah lubang, digunakan untuk
kebutuhan upacara yang bersifat sakral, sebagai saran pemberian
kekuatan gaib terhadap suatu alat berupa senjata tajam dengan cara
mengasahkan alat pada batu. Ditemukan di Benteng Sari Jabung
Lampung Timur.
Gambar 2.1 Batu Bergores
Prasasti Palas Pasemah
Prasasati ditemukan tahun 1958 di tepi Way Pisang di Desa Palas
Pasemah, Kecamatan Palas, Lampung Selatan. Prasasti terdiri dari 13
baris, umur Akhir Abad ke-7 M, huruf Pallawa, bahasa Melayu Kuno.
Prasasti berisi tentang penaklukan daerah Lampung dan kutukan-
kutukan kepada yang berani memberontak kepada Sriwijaya.

Gambar 2.2 Prasasti Palas Pasemah

2. Biologika
Homo Erectus
Manusia yang hidup sejak 1Juta - 150.000 Tahun yang lalu pada Masa
Paleolitik dan Masa Mesolitik. Benda budaya yang dihasilkan
mencakup Kapak Perimbas, Pahat Genggam, Proto Kapak Genggam,
Kapak Penetak, Batu Inti, Serpih Bilah, Kapak Genggam, Alat Tulang
dan Tanduk (sudip, lancipan, belati, mata kail), dan perhiasan kerang.
Perubahan iklim menyebabkan Homo Erectus menyesuaikan tata cara
hidupnya. Pithecanthrolpus Erectus dan Meganthopus hidup
berkelompok (8-10 orang) dan tidak menetap di gua daratan dan gua
batu karang. Makanan diperoleh dari lingkungan sekitarnya, bahan
makanan belum diolah, dan alat batu belum diasah. Ekosistem padang
rumput kering, tanah datar dan lembah dengan danau dan rawa kecil,
serta perbukitan tepl pantal. Bahan makanan tersedia daging hewan
buruan, tunas hijau, dedaunan, buah musiman dan berbagal kacang
serta umbi-umbian.

Gambar 2.3 Homo Erectus


Harimau Sumatera
merupakan satwa endemik asli Indonesia. Hewan dengan nama latin
Panthera tigris sondaica ini mendiami pulau Sumatra menjadi satu-
satunya anggota subspesies harimau yang masih bertahan hidup hingga
saat ini.
Harimau Sumatera memiliki tubuh yang relatif lebih kecil
dibandingkan subspesies harimau lainnya, dengan berat 91-140 kg dan
panjang 198-250 cm. Namun, ukurannya yang kecil memudahkannya
menjelajahi rimba.

Gambar 2.4 Replika harimau sumatera


3. Etnografika

4. Arkeoligika
Teko Alpaka
Pada Teko dan Gelas Alpaka terdapat ragam hias penuh kaligrafi
berbunyi "Allah" dan motif hlas sulur daun.

Gambar 2.5 Teko Alpaka


Talam
Talam pada bagian tengan terdapat tulisan Arab Allah, Muhammad,
Abu Bakar, Umar, Usman dan All. Baglan kedua Ayat Kursi dan bagian
ketiga dan keempat tentang doa sesudah dzikir, salam kepada manusia
dan Nabi.

Gambar 2.6 Talam


Prasasti Bohdalung
Aksara Arab berbahasa Jawa Banten terdiri dari 32 baris (12 alenia)
tentang kekuasaan Sultan Banten di Lampung serta hubungan dangang
komoditi lada. Ditemukan oleh bapak Abu Bakar Hasihan di Desa
Bojong.

Gambar 2.7 Prasasti Bohdalung


Alqur’an
Alqur’an tulis tangan diatas kertas deluang (kulit kayu yang diproses
menjadi kertas), isi terdiri dari 30 Jus.

Gambar 2.8 Alqur'an


Stempel Marga Sabu
Stempel tulisan Arab berbunyi "Kepala Marga Bandar Sabu, dan angka
tahun 1862", dida- pat di daerah Putih Doh, Cukuh Balak Lampung
Selatan.

Gambar 2.9 Stempel Marga Sabu


Naskah
Naskah kulit kayu hallm, aksara Lampung berjumlah 15 halaman
berbahasa Lampung, Melayu, Serang/Banten dan Arab. Isi naskah
tentang Memang/Mantra digunakan untuk rajah dan jimat serta tertera
kalimat syahadat yang fungsinya menyembuhkan penyakit,
mengilangkan gangguan setan, menangkal guna-guna serta untuk
menjaga diri.
Gambar 2.10 Naskah
5. Historika
VOC Senjata Pistol
Seri lain dari pistol VOC jenis yang dulu didapat lagi jenis pistol dengan
moncong yang berbeda (mekar/ mekrok/ terompet). Dengan barang
kawat pembersih sisa mesiu yang tersedia di sisi bawah depan ujung
pistol.
Relik Sejarah (Historical Relics) adalah peninggalan masa lampau
berupa benda-benda yang pernah dibuat dan dipergunakan manusia
sebagai bukti kehidupan pada masa lalu dan merupakan peninggalan
masa kolo- nial.

Gambar 2.11 VOC Senjata Pistol


6. Numismatika dan Heraldika
7. Filologika
Prasasti Bungkuk
Prasasti ditemukan tahun 1985 di Desa Bungkuk, Kecamatan Jabung,
Lampung Timur. Prasasti terdiri dari 13 baris, huruf Pallawa, bahasa
Melayu Kuno, umur Akhir Abad Ke-7 M. Prasasti berisi kutukan
terhadap rakyat yang tidak tunduk terhadap Sriwijaya.
Gambar 2. Prasasti bungkuk
8. Keramologika
9. Seni rupa
10. Teknologika
Lumpung Batu
Batu berbentuk lesung yang merupakan tinggalan tradisi megalitik
muda dari neolitikum +1600 tahun yang lalu. Digunakan untuk
menumbuk biji-bijian/ menghaluskan kebutuhan sehari-hari.
Ditemukan di daerah Benteng Sari, Jabug Timur.

Gambar 2. Batu lumpung


BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Museum Lampung merupakan museum pertama dan terbesar di Provinsi


Lampung dan museum ini menjadi kebanggaan masyarakat Lampung.
Museum Lampung memiliki julukan “Sai Bumi Ruwa Jurai”. Koleksi
museum ini meliputi berbagai peninggalan dari masa prasejarah, masa
Hindu-Buddha, kedatangan Islam, masa penjajahan, dan pasca
kemerdekaan. Selain bisa melihat-lihat koleksi museum, pada waktu-waktu
tertentu taman budaya atau pusat seni di museum ini menggelar pertunjukan
musik dan tarian tradisional Lampung. Selain sebagai tempat menyimpan
benda-benda bersejarah, museum Lampung juga menjadi tempat sarana
pendidikan, penelitian, rekreasi budaya
Peninggalan budaya dan sejarah yang terdapat di Museum Lampung sangat
penting dan harus dijaga karena merupakan bagian dari Identitas Nasional.
masyarakat akan mengetahui bahwa banyak peninggalan sejarah yang
merupakan bagian dari Identitas Nasional.

3.2 Saran

3.2.1 Mahasiswa
Sebagai mahasiswa, banyak hal yang bisa kita lakukan untuk
melestarikan peninggalan sejarah, seperti mengunjungi museum,
menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa peninggalan sejarah
adalah bagian dari Identitas Nasional kita. Karena dapat
menumbuhkan rasa nasionalisme, karena dengannya kita dapat
menjaga kelestarian salah satu identitas bangsa.
3.2.2 Masyarakat
Sebagai masyarakat yang turut serta melestarikan salah satu identitas
bangsa, seharusnya masyarakat dapat menjaga dan merawat keaslian
benda-benda tersebut serta mampu memperkenalkan benda-benda
tersebut kepada anak cucu atau generasi penerusnya. Hal ini akan
menimbulkan rasa nasionalisme dalam masyarakat.
3.2.3 Pemerintah
Dalam menjalankan pemerintahannya mendorong pemerintah untuk
dapat memperkenalkan kepada masyarakat luas bahwa kita wajib
menjaga, mempelajari dan mempertahankan salah satu identitas
bangsa, agar kedepannya benda-benda tersebut tidak hilang begitu
saja. Juga agar masyarakat nantinya dapat memahami nasionalisme
dan menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri mereka.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

You might also like