Professional Documents
Culture Documents
Tugas Observasi Museum - Kelompok 23
Tugas Observasi Museum - Kelompok 23
IDENTITAS NASIONAL
(OBSERVASI di MUSEUM LAMPUNG)
Oleh :
KELOMPOK 23
FAUZAN NUR FATHONI (1211460081)
ABDUR RAHMAN (121460085)
MIFTAHUR RIDHO (121460092)
ABDUL AZIZ AL BANUR (121460100)
Anggota Kelompok 23 :
FAUZAN NUR FATHONI (1211460081)
ABDUR RAHMAN (121460085)
MIFTAHUR RIDHO (121460092)
ABDUL AZIZ AL BANUR (121460100)
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Analisis
Budaya Daerah Sebagai Bagian Identitas Nasional (Observasi Di Museum
Lampung) ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Kewarganegaraan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan dan pemahaman tentang Museum Lampung secara mendalam.
Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi rahmat dan hidayah sehingga dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik
2. Susilo, M.Pd. selaku Dosen Pengampu, Serta selaku dosen mata kuliah
“Kewarganegaraan”.
3. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat,
terkhusus anggota kelompok (dua puluh tiga) atas kerjasama dan sinerginya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Akhir kata, semoga dengan adanya laporan yang kami buat ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca, khususnya bagi kami dan mahasiswa yang menekuni dibidang
ini. Dan kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan
laporan praktikum ini.
Lampung Selatan, 15 Maret 2023
Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu koleksi yang menjadi daya tarik museum Lampung adalah arca-arca
dari zaman prasejarah. Arca-arca ini ditemukan di berbagai lokasi di Lampung
dan sekitarnya, dan menjadi bukti bahwa masyarakat Lampung telah memiliki
peradaban yang maju sejak ribuan tahun yang lalu. Selain itu, museum
Lampung juga memiliki koleksi senjata tradisional Lampung yang sangat
menarik. Beberapa di antaranya adalah pedang, tombak, dan keris, yang
digunakan oleh prajurit-prajurit Lampung dalam berbagai konflik pada masa
lalu.
Koleksi pakaian adat Lampung juga sangat menarik untuk diamati. Pakaian
adat Lampung terbuat dari bahan yang berkualitas tinggi dan memiliki desain
yang sangat indah. Pakaian adat Lampung terdiri dari beberapa jenis, seperti
baju kurung, baju kebaya, dan baju beletak, yang masing-masing memiliki ciri
khas dan keunikan tersendiri. Selain itu, museum Lampung juga memiliki
koleksi alat musik tradisional Lampung yang sangat beragam. Beberapa di
antaranya adalah gendang, rebana, serunai, dan suling. Alat musik tradisional
Lampung digunakan dalam berbagai acara adat dan upacara, seperti
pernikahan, khitanan, dan lain sebagainya.
Observasi dilaksanakan pada hari rabu, 14 Maret 2023 pada pukul 10.00 wib.
Kami melakukan pengamatan selama 3 jam di dalam museum.
Inti dari kegiatan di semua museum adalah koleksi. Koleksi yang ada harus
diinformasikan kepada masyarakat. Museum ini menggunakan bangunan
dengan gaya arsitektur khas Lampung dan memiliki beragam koleksi
prasejarah, benda budaya, serta flora dan fauna khas Lampung. Pada tahun
2015, Museum Lampung memiliki sekitar 4.735 benda koleksi dengan koleksi
etnografika menjadi koleksi terbanyak yang mencapai 2.079. Berdasarkan
klasifikasinya, benda koleksi Museum Lampung terbagi menjadi 10 jenis :
1. Geologika
Koleksi tersebut meliputi barang-barang yang menjadi bukti sejarah alam
dan lingkungan, yang terkait dengan disiplin ilmu geologi, seperti fosil,
batuan, mineral, dan objek alam lainnya seperti andesit dan granit. Benda
benda Geologika pada zaman Batu Besar, atau yang dikenal sebagai
Kebudayaan Megalitikum, dimulai pada saat periode perundagian yang
banyak ditemukan. Di Lampung, terdapat banyak situs Megalitikum berupa
dolmen, menhir, bangunan berundak, batu bergores, lumpang batu, kursi
dan meja batu, arca menhir, dan arca megalitikum.
2. Biologika
Biologikal yang ada di Museum Lampung merujuk pada koleksi benda-
benda yang terkait dengan ilmu biologi atau makhluk hidup dan proses
kehidupan di daerah Lampung. Koleksi biologikal ini meliputi spesimen
flora dan fauna khas Lampung, seperti tumbuhan, burung, mamalia, reptil,
dan serangga. Selain itu, koleksi biologikal di Museum Lampung juga
mencakup benda-benda yang terkait dengan aspek biologi seperti anatomi
dan fisiologi hewan, serta spesimen yang dipelajari dalam ilmu taksonomi
dan klasifikasi. Berdasarkan penjelasan ilmu bantu tersebut dapat
dijelaskan bahwa, di Museum lampung terdapat fosil gajah, harimau
sumatra, tringgiling, burung madu dan lain
3. Ethnografika
Ethnografika di Museum Lampung adalah salah satu jenis koleksi yang
mencakup berbagai benda budaya dan artefak dari berbagai suku bangsa
dan komunitas yang tinggal di daerah Lampung. Koleksi ini meliputi
pakaian adat, perhiasan tradisional, senjata tradisional, alat musik
tradisional, alat-alat rumah tangga tradisional, dan berbagai benda lainnya
yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan budaya masyarakat
Lampung. Melalui koleksi etnografika ini, Museum Lampung berusaha
untuk melestarikan dan memperkenalkan beragam kebudayaan dan tradisi
masyarakat Lampung kepada generasi masa kini dan mendatang.
4. Arkeologika
Arkeologika di Museum Lampung merupakan salah satu jenis koleksi yang
berkaitan dengan ilmu arkeologi, yaitu benda-benda bukti sejarah manusia
yang berupa peninggalan kebudayaan dari masa lampau, seperti arca,
prasasti, nisan, kendi, dan benda-benda lainnya yang berasal dari zaman
Hindu-Buddha maupun zaman Kerajaan-kerajaan di wilayah Lampung.
Koleksi arkeologika di Museum Lampung dapat memberikan gambaran
mengenai sejarah dan kebudayaan Lampung pada masa lalu.
5. Historika
Terdapat barang-barang yang memiliki sejarah dan pernah digunakan untuk
kegiatan perlawanan terhadap penjajah. Museum Lampung menyimpan
beberapa benda, antara lain meriam ula/meriam benteng, meriam bumbung,
serta pedang Punggawa Raden Intan II. Semua barang tersebut memiliki
nilai sejarah yang penting.
Ini adalah penjelasan tentang tiga benda historika di Museum Lampung:
a. Meriam Ula ditemukan di Lampung. Meriam adalah senjata penembak
jarak jauh yang dikenal di Indonesia sejak kedatangan bangsa Portugis
pada abad ke-16. Meriam memiliki berbagai bentuk dan ukuran.
b. Meriam Bumbung ditemukan di Cukuh Balak, Tanggamus. Jenis
meriam ini berukuran sedang dan merupakan senjata menembak jarak
jauh yang digunakan pada masa kolonial Belanda. Meriam ini terbuat
dari besi.
c. Pedang Punggawa Raden Intan II ditemukan di Lampung. Pada bilah
pedang terdapat tulisan Arab yang berbunyi "innama amruhu idza
arradallah syaitan alyaquulahu kunfayakun". Pedang ini menjadi bukti
sejarah perjuangan Raden Intan II dan pasukannya dalam melawan
penjajah Belanda yang berusaha menguasai Lampung.
6. Humanistika/ Heraldika
Humismatika di Museum Lampung adalah salah satu jenis koleksi yang
dikategorikan sebagai numismatika/heraldik. Koleksi ini berisi sejumlah
koin dan mata uang yang pernah digunakan di daerah Lampung pada masa
lampau, mulai dari zaman Hindu-Buddha hingga masa kemerdekaan
Indonesia. Beberapa di antaranya termasuk dalam kategori benda
bersejarah dan memiliki nilai penting dalam memahami sejarah dan budaya
Lampung. Selain itu, koleksi numismatika di Museum Lampung juga
mencakup medali dan plakat penghargaan serta koleksi lain yang berkaitan
dengan numismatika dan heraldik. Sedangkan Heraldika yaitu kumpulan
tanda jasa dan peralatan pemerintah. Benda yang terdapat di Museum
Lampung yaitu, mata uang dan stempel.
7. Fisiologika
Filologika, yaitu kumpulan tulisan atau naskah kuno yang ditulis dengan
tangan di atas kulit kayu, bambu, daun lotar dan sebagainya. (Saputri,
2022).
8. Kermologika
Keramologika, yaitu benda yang terbuat dari tanah liat, bahan batuan atau
porselin yang dibakar dengan suhu tertentu. koleksinya terdiri dari keramik
asing yang ditemukan di daerah Lampung dan gerabah lokal yang dibuat
oleh masyarakat Lampung. (Saputri, 2022).
Kata ceramic berakar dari bahasa Yunani yakni "Keramos" yang bermakna
belanga atau piring yang terbuat dari tanah liat. Proses pembuatan keramik
melalui pembakaran dengan temperatur tinggi. Kemunculan keramik
dibuktikan melalui temuan artefak hasil karya tangan peradaban manusia
yang ada di belahan dunia, utamanya bangsa Yunani, Romawi, dan Cina,
kemudian diikuti oleh bangsa Korea dan juga bangsa Indian Amerika.
Koleksi keramologika menjadi salah satu sumber belajar yang menarik bagi
peserta didik karena didalam museum ini menyajikan dalam jumlah yang
cukup banyak dan beragam jenisnya, sehingga sangat cocok untuk
menelaah, menganalisis dan menuliskan dalam kertas kerja jika ingin
membuat klasifikasi berdasarkan negara asal dan jenis keramologika yang
tersedia. (Sinaga, Sudjarwo, & Adha, 2021).
9. Seni rupa
Seni rupa, yaitu benda hasil daya cipta, karsa dan rasa manusia yang
diungkapkan secara konkrit dalam bentuk dua atau tuga dimensi yang
memiliki keragaman tema ide konseptual dan media cetak. (Saputri, 2022).
10. Tecnologika
Teknologika, yaitu peralatan yang dibuat dengan teknologi tradisional,
umumnya berupa peralatan untuk memenuhi kebutuhan hidup. (Saputri,
2022).
2. Biologika
Homo Erectus
Manusia yang hidup sejak 1Juta - 150.000 Tahun yang lalu pada Masa
Paleolitik dan Masa Mesolitik. Benda budaya yang dihasilkan
mencakup Kapak Perimbas, Pahat Genggam, Proto Kapak Genggam,
Kapak Penetak, Batu Inti, Serpih Bilah, Kapak Genggam, Alat Tulang
dan Tanduk (sudip, lancipan, belati, mata kail), dan perhiasan kerang.
Perubahan iklim menyebabkan Homo Erectus menyesuaikan tata cara
hidupnya. Pithecanthrolpus Erectus dan Meganthopus hidup
berkelompok (8-10 orang) dan tidak menetap di gua daratan dan gua
batu karang. Makanan diperoleh dari lingkungan sekitarnya, bahan
makanan belum diolah, dan alat batu belum diasah. Ekosistem padang
rumput kering, tanah datar dan lembah dengan danau dan rawa kecil,
serta perbukitan tepl pantal. Bahan makanan tersedia daging hewan
buruan, tunas hijau, dedaunan, buah musiman dan berbagal kacang
serta umbi-umbian.
4. Arkeoligika
Teko Alpaka
Pada Teko dan Gelas Alpaka terdapat ragam hias penuh kaligrafi
berbunyi "Allah" dan motif hlas sulur daun.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
3.2.1 Mahasiswa
Sebagai mahasiswa, banyak hal yang bisa kita lakukan untuk
melestarikan peninggalan sejarah, seperti mengunjungi museum,
menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa peninggalan sejarah
adalah bagian dari Identitas Nasional kita. Karena dapat
menumbuhkan rasa nasionalisme, karena dengannya kita dapat
menjaga kelestarian salah satu identitas bangsa.
3.2.2 Masyarakat
Sebagai masyarakat yang turut serta melestarikan salah satu identitas
bangsa, seharusnya masyarakat dapat menjaga dan merawat keaslian
benda-benda tersebut serta mampu memperkenalkan benda-benda
tersebut kepada anak cucu atau generasi penerusnya. Hal ini akan
menimbulkan rasa nasionalisme dalam masyarakat.
3.2.3 Pemerintah
Dalam menjalankan pemerintahannya mendorong pemerintah untuk
dapat memperkenalkan kepada masyarakat luas bahwa kita wajib
menjaga, mempelajari dan mempertahankan salah satu identitas
bangsa, agar kedepannya benda-benda tersebut tidak hilang begitu
saja. Juga agar masyarakat nantinya dapat memahami nasionalisme
dan menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri mereka.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN