You are on page 1of 11

Dampak Kejahatan Internet (Cybercrime) Terhadap Ketahanan Nasional

Nama : Wisnu Bayu Pratama

NIM : 030439794

UPBJJ : Jakarta
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi


segenap kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar,
untuk menjamin identitas, integrasi dan kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
Banyak faktor-faktor yang bisa mengancam ketahanan nasional, salah
satunya adalah kejahatan melalui internet atau yang biasa kita kenal dengan
Cybercrime seperti prostitusi online, penjualan narkoba melalui internet,
perjudian online, pencurian data-data nasabah perbankan, dan banyak lagi
kejahatan-kejahatan lainnya. Tindakan Cybercrime saat ini menjadi ancaman
yang sangat nyata bagi Bangsa Indonesia yang sangat merugikan kehidupan
masyarakat, yang nantinya dapat mengancam keutuhan bangsa terutama
terhadap ketahanan nasional.

I.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah mengenai hubungan antara kejahatan


melalui internet dengan ketahanan nasional adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui bagaimana kejahatan melalui internet dapat mengancam
ketahanan nasional
b. Mengetahui dampak yang terjadi terhadap ketahanan nasional bila tindak
kejahatan melalui internet terus meningkat .
c. Dapat mengetahui bagaimana pandangan para ahli dalam kejahatan
melalui internet dan kaitannya dengan ketahanan nasional
d. Mengetahui bagaimana usaha memberantas kejahatan melalui internet
dalam upaya menjaga ketahanan nasional

I.3 Metode Penulisan

Makalah ini disusun dengan bersumber artikel yang terdapat di internet,


koran, dan pengetahuan penulis dari masalah-masalah yang sering terjadi di
kehidupan sehari-hari bangsa ini. Adapun metode penulisan makalah ini
disusun dengan sistematika sebagai berikut: Bab I yang berisi pendahuluan,
meliputi latar belakang, tujuan, dan metode penulisan. Bab II berisi
permasalahan, bab III merupakan pembahasan, dan bab IV merupakan
penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
II. PERMASALAHAN

Tindak kejahatan melalui internet saat ini sangat memprihatinkan. Hampir setiap
hari kita dapat melihat di televisi ataupun portal-portal berita online selalu saja
terdapat berita-berita tentang Cybercrime, mulai dari prostitusi online, penjualan
narkoba secara online, perjudian online, serta berbagai macam tindak kejahatan
lainnya. Perilaku Cybercrime yang sangat menjamur, saat ini sudah hampir
menjamah seluruh aspek masyarakat. Dari pelajar mulai dari SD sampai
mahasiswa, orang biasa sampai pejabat pemerintahan, semuanya hampir terlibat
dalam Cybercrime baik sebagai pelaku maupun sebagai korban. Hal ini sangat
merugikan bangsa Indonesia dan berdampak buruk bagi bangsa Indonesia,
khususnya terhadap generasi muda sebagai generasi penerus bangsa. Kejahatan
melalui internet mempunyai dampak yang sangat buruk bagi sendi-sendi
kehidupan masyarakat. Bagaimana kita lihat dampak dari pornografi dan
prostitusi online, menyebabkan tingginya kejahatan seksual dan tingginya tingkat
pelecehan seksual baik pada anak-anak maupun orang dewasa.

Maka dapat disimpulkan bahwa kejahatan melalui internet adalah ancaman


terhadap keberlangsungan hidup bangsa. Jadi, permasalahan yang menjadi
landasan penulisan makalah ini adalah kejahatan melalui internet merupakan salah
satu ancaman bagi kelangsungan hidup bangsa yang juga merupakan bentuk ujian
terhadap ketahanan nasional Indonesia.
III. PEMBAHASAN

III.1Pengertian Ketahanan Nasional dan Cybercrime

Definisi dari ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang
berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan,
kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
hambatan, dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar, juga
secara langsung maupun tidak langsung yang dapat membahayakan
integritas, identitas serta keberlangsungan hidup bangsa dan negara.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketahanan nasional adalah kemampuan suatu
bangsa dalam mempertahankan hidup dan kehidupannya dari ancaman.
Perkembangan yang pesat dalam pemanfaatan jasa internet juga mengundang
terjadinya kejahatan. Cybercrime merupakan perkembangan dari computer
crime. Cybercrime adalah suatu bentuk kejahatan virtual dengan
memanfaatkan media komputer yang terhubung ke internet, dan
mengekploitasi komputer lain yang terhubung dengan internet juga. Rene L.
Pattiradjawane menyebutkan bahwa konsep hukum cyberspace, cyberlaw dan
cyberline yang dapat menciptakan komunitas pengguna jaringan internet
yang luas (60 juta), yang melibatkan 160 negara telah menimbulkan
kegusaran para praktisi hukum untuk menciptakan pengamanan melalui
regulasi, khususnya perlindungan terhadap milik pribadi.
Perkembangan teknologi jaringan komputer global atau Internet telah
menciptakan dunia baru yang dinamakan cyberspace, sebuah dunia
komunikasi berbasis komputer yang menawarkan realitas yang baru, yaitu
realitas virtual. Istilah cyberspace muncul pertama kali dari novel William
Gibson berjudul Neuromancer pada tahun 1984. Istilah cyberspace pertama
kali digunakan untuk menjelaskan dunia yang terhubung langsung (online) ke
internet oleh Jhon Perry Barlow pada tahun 1990.
Secara etimologis, istilah cyberspace sebagai suatu kata merupakan suatu
istilah baru yang hanya dapat ditemukan di dalam kamus mutakhir.
Pengertian cyberspace tidak terbatas pada dunia yang tercipta ketika terjadi
hubungan melalui internet. Perkembangan teknologi komputer juga
menghasilkan berbagai bentuk kejahatan komputer di lingkungan cyberspace
yang kemudian melahirkan istilah baru yang dikenal dengan Cybercrime,
Internet Fraud, dan lain-lain.
Sebagian besar dari perbuatan Cybercrime dilakukan oleh seseorang yang
sering disebut dengan cracker. Kegiatan hacking atau cracking yang
merupakan salah satu bentuk Cybercrime tersebut telah membentuk opini
umum para pemakai jasa internet bahwa Cybercrime merupakan suatu
perbuatan yang merugikan bahkan amoral. Para korban menganggap atau
memberi stigma bahwa cracker adalah penjahat.
Perbuatan cracker juga telah melanggar hak-hak pengguna jasa internet
sebagaimana digariskan dalam “The Declaration of the Rights of Netizens”
yang disusun oleh Ronda Hauben. David I. Bainbridge mengingatkan bahwa
pada saat memperluas hukum pidana, harus ada kejelasan tentang batas-batas
pengertian dari suatu perbuatan baru yang dilarang sehingga dapat dinyatakan
sebagai perbuatan pidana dan juga dapat dibedakan dengan misalnya sebagai
suatu perbuatan perdata.
III.2Hubungan Cybercrime dengan Ketahanan Nasional

Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk yang besar. Di negara


Indonesia, kebutuhan akan internet sudah seperti menjadi kebutuhan pokok
bagi hampir di setiap individu. Regulasi yang cenderung lemah terhadap
internet dimanfaatkan oleh pelaku-pelaku kejahatan untuk melakukan
Cybercrime.
Beberapa contoh Cybercrime diantaranya :
a. Pornografi
Kegiatan yang dilakukan dengan membuat, memasang, mendistribusikan,
dan menyebarkan material yang berbau pornografi, cabul, serta
mengekspos hal-hal yang tidak pantas.
b. Cyberstalking
Kegiatan yang dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang
dengan memanfaatkan komputer, misalnya dengan menggunakan e-mail
yang dilakukan secara berulang-ulang seperti halnya teror di dunia cyber.
Gangguan tersebut bisa saja berbau seksual, religius, dan lain sebagainya.
c. Cyber-Tresspass
Kegiatan yang dilakukan melanggar area privasi orang lain seperti
misalnya Web Hacking. Breaking ke PC, Probing, Port Scanning dan
lain sebagainya.
- Cybercrime menyerang hak milik (Againts Property)
Cybercrime yang dilakukan untuk menggangu atau menyerang hak
milik orang lain. Beberapa contoh kejahatan jenis ini misalnya
pengaksesan komputer secara tidak sah melalui dunia cyber,
pemilikan informasi elektronik secara tidak sah/pencurian informasi,
carding, cybersquating, hijacking, data forgery dan segala kegiatan
yang bersifat merugikan hak milik orang lain.
- Cybercrime menyerang pemerintah (Againts Government)
Cybercrime Againts Government dilakukan dengan tujuan khusus
penyerangan terhadap pemerintah. Kegiatan tersebut misalnya cyber
terorism sebagai tindakan yang mengancam pemerintah termasuk juga
cracking ke situs resmi pemerintah atau situs militer.

Diantara beberapa dampak negatif akibat dari Cybercrime dapat dilihat antara
lain :
- Tingginya angka kejahatan atau tindak pelecehan seksual
- Kebocoran data yang bersifat rahasia baik data masyarakat umum
maupun data negara. Karena kebebasan setiap individu untuk mengirim
dan menerima surat elektronik, kebocoran rahasia menjadi sangat mudah
pada saat ini, pencurian rahasia oleh orang-orang dari luar tidaklah sulit
bagi mereka yang tahu mekanisme kerja dan teknik pembobolan
password, banyak jaringan internal dapat dibobol diam-diam sebagai
dampak internet yang tidak diperhitungkan.
- Internet mempermudah perekrutan pelaku terorisme, komunikasi, atau
perencanaan tindakan terorisme.

III.3Pandangan Para Ahli Mengenai Cybercrime yang Mengancam Ketahanan


Nasional.

Menurut guru besar kriminologi Universitas Indonesia Prof. Nitibaskara


dalam artikelnya “Problema yuridis Cybercrime”, Sulitnya menciptakan
peraturan-peraturan di cyberspace, khususnya membuat cyberlaw, adalah
disebabkan perubahan-perubahan radikal yang dibawa oleh revolusi
teknologi informasi yang membalikan paradigma-paradigma. Untuk
membuat ketentuan hukum yang memadai di dunia cyber, tampaknya para
pembuat hukum terpaksa harus rela menunggu revolusi mulai reda. Reaksi
yang semakin keras terhadap Cybercrime akan mendorung lahirnya aturan-
aturan yang lebih ketat di cyberspace,terasuk cyberlaw. Seberapa keras reaksi
sosial tergantung dari seberapa besar fire of crime masayarakat dan
kepedulian Negara terhadap Cybercrime. Sekiranya ketentuan-ketentuan
hukum yang sekarang ada dapat dipergunakaan maka pelaksanannnya akan
berbeda dengan penegak hukum terhadap tindak pidana konvensional,
khususnya yang harus dilakukan oleh aparat kepolisian. Dalam dunia cyber,
polisi sebagai crime hunter mempunyai senjata utama berupa ketrampilan
teknis dibidang teknologi informasi Tetapi tanpa penegak hukum yang kokoh
tidak terlalu banyak yang mampu dilakukan aparat penegak hukum
(Nitibaskara 31 juli 2000:1-3).

III.4Upaya Memberantas Cybercrime Dalam Menjaga Ketahanan Nasional


Didalam salah satu upaya untuk memberantas Cybercrime diantaranya ialah
membentuk Cyber Law, atau hukum-hukum yang terkait dengan Cybercrime.
Cyber Law yang merupakan aspek hukum dengan ruang lingkup meliputi
setiap aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum
yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada
saat mulai online dan memasuki dunia cyber atau maya.
Saat ini salah satu upaya pemerintah dalam memberantas Cybercrime adalah
membentuk Badan Keamanan Siber atau yang dikenal dengan Badan Siber
dan Sandi Negara (BSSN). Fungsi dari BSSN ini adalah untuk mendeteksi,
mencegah dan memperbaiki hal-hal yang terkait dengan cyber security.
BSSN ini diharapkan dapat menjadi solusi yang akurat bagi pemerintah,
terutama terkait dengan deteksi dini adanya ancaman, tantangan, dan
gangguan dari dalam dan luar negeri terhadap kemanan cyber nasional.
IV. PENUTUP

IV.1Kesimpulan

Ketahanan nasional adalah suatu kemampuan suatu bangsa dalam mempertahankan


hidup dan kehidupannya dari ancaman. Salah satu ancaman ketahanan nasional di
Indonesia adalah Kejahatan Internet atau Cybercrime. Melihat adanya akibat atau
dampak yang timbul dari Cybercrime, pemerintah harus bertindak cepat dengan
menerbitkan segala undang-undang yang terkait dengan kegiatan berinternet di
masyarakat. Karena Cybercrime ini merupakan kegiatan yang sangat merugikan. Modus
operandi dari Cybercrime saat ini sangat beragam dan terus berkembang. Untuk itu
langkah pemerintah saat ini sudah cukup tepat, hanya saja pengaplikasiannya yang perlu
diperhatikan agar lebih baik lagi.

IV.2Saran
Beberapa hal yang dapat menjadi masukan sehubungan dengan Cybercrime diantaranya
adalah :
- Perlu adanya undang-undang yang mengatur Cybercrime lebih khusus lagi. Aturan-
aturan mengenai Cybercrime saat ini masih secara umum sehingga sulit untuk
menjerat pelaku-pelaku Cybercrime yang lebih terperinci.
- Perlu adanya peran aktif dari praktisi-praktisi teknologi informasi dalam upaya
mencegah Cybercrime. Misalnya dengan menciptakan program pengamanan yang
lebih optimal, sehingga kasus-kasus kejahatan di dunia maya dapat diminimalkan.
DAFTAR PUSTAKA

Kompas.com. Badan Siber dan Sandi Negara Resmi Didirikan. Diunduh di


http://tekno.kompas.com/read/2017/06/02/08325207/badan.siber.dan.sandi.negara.resm
i.didirikan. Pada 17 September 2017

Maula, M. Ihsan. Dampak Teknologi Informasi Dan Komunikasi Terhadap Ketahanan Dan
Keamanan Nasional. Diunduh di https://www.scribd.com/doc/69964612/Dampak-
Teknologi-Informasi-Dan-Komunikasi-Terhadap-Ketahanan-Dan-Keamanan-Nasional pada 17
September 2017

Fahmi, Mohammad. 2012. Makalah Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Diunduh di https://www.slideshare.net/kierahadian/makalah-tentang-Cybercrime-dan-
kejahatan-internet pada 17 September 2017

Mawardah, Diah. 2013. Cybercrime dan Cyberlaw. Diunduh di


http://lawandcrimecyber.blogspot.my/2013/03/Cybercrime.html pada 17 September
2017

You might also like