Professional Documents
Culture Documents
Term of Reference (Kerangka Acuan Kerja) Focus Group Discussion (FGD) Program Kerja KKRI
Term of Reference (Kerangka Acuan Kerja) Focus Group Discussion (FGD) Program Kerja KKRI
(Term of Reference)
Focus Group Discussion
A. Pendahuluan
Pemerintah seringkali membentuk Lembaga Non Struktural (LNS) melalui
peraturan perundang-undangan tertentu untuk mengatasi tantangan dalam
melaksanakan beragam tanggung jawab dan fungsinya. Meskipun tugas dan fungsi
utama diatur dalam peraturan perundang-undangan, seringkali terdapat
kebutuhan untuk mengatasi permasalahan atu fungsi tambahan yang dianggap
penting untuk kesejahteraan masyarakat dan kelancaran operasional
administrasi.1 Beberapa LNS keberadaannya didefinisikan secara eksplisit dalam
peraturan perundang-undangan. Misalnya, Komisi Kepolisian Nasional
disebutkan secara tegas dalam Pasal 37 UU Nomor 2 Tahun 2002.
Meski demikian, tidak semua LNS keberadaannya dinyatakan secara
eksplisit dalam peraturan perundang-undangan. Misalnya, Komisi Kejaksaan
Republik Indonesia (KKRI) tidak memiliki ketentuan yang secara tegas
menyebutkan keberadaannya dalam UU Nomor 16 Tahun 2004. Komisi ini
merupakan salah satu LNS yang dibentuk berdasarkan Perpres Nomor 18 Tahun
2005 yang kemudian dicabut dengan Perpres Nomor 18 Tahun 2011.
Pembentukan lembaga ini bertujuan untuk memenuhi amanat yang termaktub
dalam Pasal 38 UU Nomor 16 Tahun 2004.
Aspek penting lainnya dari keberadaan LNS adalah struktur organisasi dan
prosedur operasionalnya. Organisasi dan prosedur di LNS bukan sekadar
formalitas administratif. Sebaliknya, elemen-elemen ini menjadi landasan penting
2 H. A. Rusdiana, Manajemen Operasi Cetakan I, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), hlm. 13.
4. Layanan Data dan Informasi;
5. Penyusunan Dokumen Evaluasi dan Tindak Lanjut;
6. Layanan Perkantoran;
7. Operasional dan Pemeliharaan Kantor;
8. Layanan Sarana Internal;
9. Layanan Perencanaan dan Penganggaran;
10. Layanan Pemantauan dan Evaluasi;
11. Layanan Manajemen Keuangan.
B. Dasar Hukum
1. Pasal 38 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik
Indonesia;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2011 tentang Komisi
Kejaksaan Republik Indonesia;
7. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Komisi Kejaksaan Republik Indonesia;
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja;
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
10. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian Koordinator Bidang
Politik, Hukum dan Keamanan Republik Indonesia Nomor SP DIPA-
34.01.1.427743.2024 tanggal 28 November 2023.
C. Tujuan Kegiatan
Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Rencana Program Kerja Komisi
Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2024 yang akan dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 29 Januari 2024 sampai dengan hari Rabu tanggal 31 Januari 2024
bertempat di Amanuba Hotel and Resort Rancamaya Bogor, Jalan Rancamaya
Nomor 37 RT 03 / RW 04, Kelurahan Bojongkerta, Kecamatan Bogor Selatan, Kota
Bogor, Provinsi Jawa Barat, 16139, bertujuan untuk:
1. Mendiskusikan Rencana dan Program Kerja: FGD dapat digunakan untuk
mendiskusikan rancangan program kerja yang akan dilaksanakan oleh KKRI.
Melalui diskusi ini, berbagai pihak terkait dapat memberikan masukan dan
validasi data terkait rencana dan program kerja yang akan dijalankan oleh
KKRI.
2. Mendapatkan Masukan dan Validasi Data: FGD bertujuan untuk memperoleh
masukan dari berbagai pihak terkait, seperti perwakilan pemerintah,
masyarakat, dan lembaga terkait, guna memperkaya pembahasan,
memberikan rekomendasi, serta mengoptimalkan potensi sumber daya. Selain
itu, FGD juga bertujuan untuk memvalidasi data terkait rencana dan program
kerja yang akan dilaksanakan.
3. Merumuskan Permasalahan dan Strategi Penyelesaian: Tujuan lain dari FGD
adalah untuk merumuskan permasalahan, strategi penyelesaian masalah, dan
rekomendasi kebijakan, rencana, serta program berdasarkan diskusi aktif dan
partisipasi berbagai pihak terkait. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa
program kerja yang akan dilaksanakan oleh KKRI dapat mencakup berbagai
sudut pandang dan memperoleh dukungan dari berbagai pihak terkait.
D. Narasumber
Berkenaan dengan uraian di atas, maka demi terlaksananya tujuan
kegiatan, maka KKRI akan menghadirkan Sdr. Tiyas Widiarto, S.H., M.H. Kepala
Biro Perencanaan pada Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan Kejaksaan Agung
Republik Indonesia sebagai narasumber.
E. Jadwal Kegiatan
G. Biaya
Biaya yang timbul dari kegiatan ini dibebankan pada Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum
dan Keamanan Republik Indonesia Nomor SP DIPA-034.01.1.427743.2023
Tanggal 28 November 2023.
H. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Kerja (Term of Reference) Kegiatan Focus Group
Discussion (FGD) Rencana Program Kerja Komisi Kejaksaan Republik Indonesia
Tahun 2024 ini disusun untuk menjadi acuan dalam memberikan saran dan
masukan kepada peserta, agar dapat mendapatkan rekomendasi untuk
peningkatan kinerja KKRI dan Sekretariat KKRI dengan melakukan perbaikan,
penyesuaian atau penyempurnaan struktur organisasi yang ada agar sesuai
dengan lingkungan strategis, beban kerja dan kebutuhan saat ini, serta
memperoleh nilai capaian efektivitas kelembagaan perangkat KKRI dan
Sekretariat KKRI seiring dengan kebijakan reformasi birokrasi bidang
kelembagaan dalam melaksanakan tugas kedinasan sesuai amanat Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2011 tentang Komisi Kejaksaan
Republik Indonesia dan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum
dan Keamanan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2011 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komisi Kejaksaan Republik Indonesia dalam
memberikan dukungan teknis dan administratif kepada KKRI.