Professional Documents
Culture Documents
Uas An Ajira Belum Selesai
Uas An Ajira Belum Selesai
Abstrak
Desain split level merupakan pendekatan efektif dalam meminimalisir pemerataan tanah pada lahan
berkontur. Dengan memanfaatkan perbedaan ketinggian alami lahan, desain ini menciptakan variasi
tingkat pada bangunan tanpa perlu melakukan perubahan signifikan pada kontur asli. Keuntungan
utamanya adalah pemanfaatan lahan yang lebih efisien, dengan ruang bawah tanah atau ruang di
bawah tingkat dasar bangunan dapat dimanfaatkan sebagai ruang tambahan. Selain efisiensi lahan,
desain ini juga memberikan manfaat estetika dan pengaturan ruang yang menarik. Namun,
perencanaan yang cermat dan penggunaan teknik konstruksi yang tepat penting untuk memastikan
kestabilan dan keamanan bangunan. Aksesibilitas antar-tingkat juga harus dipertimbangkan. Secara
keseluruhan, desain split level memberikan solusi yang efektif dalam memaksimalkan pemanfaatan
lahan berkontur tanpa perlu meratakan tanah secara signifikan.
PENDAHULUAN
Dalam perencanaan tata ruang dan pengembangan lahan, pemerataan tanah pada
lahan berkontur seringkali menjadi tantangan yang kompleks. Lahan berkontur cenderung
memiliki perbedaan ketinggian yang signifikan, yang memerlukan penyesuaian yang
intensif untuk mencapai permukaan yang datar. Namun, melakukan pemerataan tanah ini
tidak hanya memakan waktu dan biaya yang tinggi, tetapi juga dapat mengganggu
ekosistem alami dan mengubah karakteristik asli lahan.
Dalam upaya untuk mengatasi tantangan ini, desain split level telah muncul sebagai
alternatif yang menarik. Split level merupakan pendekatan desain yang mengoptimalkan
pemanfaatan lahan berkontur tanpa perlu meratakan tanah secara signifikan. Dalam desain
ini, bangunan dibangun pada tingkat-tingkat yang mengikuti kemiringan alami lahan.
Sebagai contoh, bagian depan bangunan dapat dibangun pada tingkat yang lebih tinggi
sementara bagian belakangnya ditempatkan pada tingkat yang lebih rendah, mengikuti
kontur lahan.
Dengan menerapkan desain split level, pemanfaatan lahan yang efisien dapat
dicapai. Perbedaan ketinggian alami lahan dimanfaatkan untuk menciptakan ruang
tambahan di bawah tingkat dasar bangunan, seperti ruang bawah tanah yang dapat
digunakan sebagai ruang tambahan atau penyimpanan. Hal ini mengurangi kebutuhan untuk
melakukan perubahan besar pada kontur asli lahan dan meminimalisir dampak negatif
terhadap lingkungan sekitar.
Selain keuntungan efisiensi lahan, desain split level juga memberikan manfaat
estetika. Dengan menciptakan variasi tingkat pada bangunan, desain ini memberikan
karakteristik unik dan menarik secara visual. Bangunan split level dapat memberikan
tampilan yang menarik dengan dimensi yang berbeda dan kesan arsitektur yang kreatif.
Namun, perlu diperhatikan bahwa desain split level juga memiliki tantangan dan
pertimbangan yang perlu diatasi. Perencanaan yang cermat, termasuk analisis teknis dan
struktural, diperlukan untuk memastikan stabilitas dan keamanan bangunan yang dibangun
pada tingkat yang berbeda. Aksesibilitas antar-tingkat juga perlu dipertimbangkan agar
penghuni dapat dengan mudah berpindah antar-ruang.
Dalam konteks ini, penelitian ini akan menjelaskan konsep desain split level sebagai
pendekatan yang efektif dalam meminimalisir pemerataan tanah pada lahan berkontur.
Penelitian ini akan menganalisis keuntungan dan tantangan desain split level, serta
menyoroti faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penerapannya. Diharapkan bahwa
penelitian ini akan memberikan wawasan yang berharga bagi para perencana dan
pengembang lahan dalam memaksimalkan pemanfaatan lahan berkontur tanpa merusak
karakteristik alami lahan.
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini, akan dijelaskan secara lebih rinci tentang bagaimana desain
split level dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan berkontur tanpa perlu meratakan tanah
secara signifikan. Beberapa poin utama yang perlu diperhatikan dalam pembahasan ini
adalah efisiensi lahan, manfaat estetika, dan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam penerapan desain split level.
Efisiensi Lahan: Desain split level memanfaatkan perbedaan ketinggian alami lahan
untuk menciptakan tingkat-tingkat pada bangunan. Dengan pendekatan ini, ruang
bawah tanah atau ruang di bawah tingkat dasar bangunan dapat dimanfaatkan
sebagai ruang tambahan, seperti ruang keluarga, ruang kerja, atau ruang
penyimpanan. Dengan memaksimalkan penggunaan ruang di bawah permukaan
tanah, desain split level dapat mengurangi kebutuhan untuk melakukan perubahan
besar pada kontur asli lahan.
Gambar 1. Metode memanfaatkan lahan yang lebih efisien
(Sumber: Pinterest)
Manfaat Estetika: Desain split level juga memberikan manfaat estetika dengan
menciptakan variasi tingkat pada bangunan. Hal ini memberikan karakteristik unik
dan menarik secara visual. Bangunan split level dapat memberikan tampilan yang
menarik dengan dimensi yang berbeda dan kesan arsitektur yang kreatif. Desain ini
juga dapat mengintegrasikan bangunan dengan lanskap sekitar dengan cara yang
lebih harmonis.
Lokasi pembangunan proyek Permata Depok Regency terletak di daerah Citayam dengan
luas lahan 261.517 m², dimana sebagian lahan merupakan kontur tanah dengan
kemiringan yang curam karena site berada di tepi jurang. Lingkungan disekitar proyek
merupakan lingkungan permukiman, stasiun kereta api, dan juga terdapat banyak lahan
yang masih kosong. Dengan jalan utama Jl. Ratu Jaya dengan lebar ± 7 meter yang dibagi
menjadi 2 jalur.
Dalam perumahan Permata Depok Regency ada beberapa wilayah yang konturnya harus
diperlakukan secara khusus, daerah-daerah tersebut diantaranya terdapat pada cluster
Emerald dan Jade. Pada cluster Emerald kemiringan mencapai ±10°, kemiringan tersebut
merupakan kemiringan yang sudah ideal untuk dijadikan tempat tinggal. Pada cluster
Jade, kemiringan lereng berkisar 36° yang merupakan kemiringan yang cukup curam
untuk dijadikan tempat tinggal. Pada cluster ini sangat riskan untuk terjadinya longsor,
oleh sebab itu pihak pengembang berusaha untuk mengolah cluster tersebut agar
diperoleh kemiringan yang ideal.
Kontur
Daerah
Daerah
Tahap ini pengembang melakukan cut pada beberapa bagian site yang dianggap lebih
tinggi elevasinya dibandingkan dengan yang lain. Alat berat yang digunakan pada tahap
ini yaitu eskavator. Setelah tanah dikeruk oleh eskavator, kemudian tanah diangkut
menggunakan truk ke daerah yang akan di fill. Pada tahap ini biasanya akan timbul
banyak kendala diantaranya jalan yang terlalu kecil untuk dilewati truk, jalan yang kotor
akibat tanah yang berjatuhan
Gambar 7. Eskavator yang sedang mengeruk tanah untuk fill dan tanah diangkut oleh truk untuk
dipindahkan ke lokasi site lain
(Sumber: pdf kajian pembangunan perumahan dilahan kontur)
Lahan dengan kondisi miring dapat kita temui dan tidak perlu jauh-jauh. Lihat saja kontur
geografis di kawasan Puncak, Cianjur di propinsi Jawa Barat. Kontur berbukit, lereng,
dan lembah menjadikan pendirian bangunan di kawasan tersebut berada di bidang tanah
miring (slope). Dilihat dari persoalan posisi bidang tanah yang berkontur miring,
sebetulnya hal yang paling penting dimengerti adalah keselarasan bidang tanah dengan
keadaan sekitar, artinya bidang yang akan dibangun dengan lingkungan sekitar harus
seimbang. Dari situ bisa diambil kesimpulan bahwa membangun rumah di puncak sebuah
bukit, di sekitar lereng, atau di lembah mengundang bahaya sendiri. Ada teknik-teknik
penyelesaian untuk menghindari dari longsoran tanah, yaitu dengan membuat konstruksi
dinding penahan tanah. Dinding penahan tanah secara buatan digunakan di dalam
bangunan yang berhubungan langsung dengan ruang-ruang dalam.
DAFTAR PUSTAKA
(single space, 10pt)
Daftar Pustaka ditulis dengan format APA (American Psychological Association),
singel spasi Time New Roman 12 pt, jarak antara judul 6 pt.