Professional Documents
Culture Documents
Resume PIH
I Pendahuluan
A. ETIMOLOGI DAN SEJARAH SINGKAT PENGANTAR ILMU HUKUM
a. Etimologi
P.I.H. (Pengantar Ilmu Hukum) terdiri dari kata Pengantar dan Ilmu Hukum. Bila dikehendaki
ilmu hukum dapat dipecah lagi menjadi ilmu dan hukum. Mengantar yang berasal dari perkataan
"Pengantar" berarti membawa ke tempat yang dituju. Dalam bahasa asing juga diartikan
"Inleiding" (Belanda) dan "Introduction" (Inggris) yang berarti memperkenalkan, dalam hal ini
yang diperkenalkan ialah ilmu hukum. Bertitik tolak dari kata Pengantar inilah maka P.I.H.
merupakan basis leervak/mata pelajaran dasar yang tidak boleh ditinggalkan oleh mereka yang
ingin mempelajari masalah dan cabang-cabang ilmu hukum.
b. Sejarah
Istilah Pengantar IImu hukum tidak tercipta begitu saja, tetapi mempunyai sejarahmya sendiri.
Pengantar Ilmu Hukum berasal dari terjemahan bahasa Belanda. “Inleiding tot de
rechtswetenschap". Istilah ini dipakai pada tahun 1920 yaitu dimasukkan dalam Hoger Onderwijs
Wet, atau Undang-undang Perguruan Tinggi di negeri Belanda. Inleiding tot de rechtswetenschap
ini adalah sebagai pengganti dari istilah "Encyclopaedie der rechtswetenschap" yaitu suatu istilah
yang semula dipergunakan di negeri Belanda. Sebenarnya istilah Inleiding tot de rechtswetenschap
itu sendiri merupakan terjemahaan dari "Einfuhrung in die Rechtswisenschaft" suatu istilah yang
dipergunakan di Jerman pada akhir abad 19 dan permulaan abad ke 20. Di Indonesia sendiri
Inleiding tot de rechtswetenschap telah dikenal sejak tahun 1924 dengan didirikannya Rechts Hoge
School (Sekolah Tinggi Hukum) di Batavia (Jakarta) di mana dimasukkan dalam kurikulumnya.
Sedangkan istilah Pengantar IImu Hukum, dipergunakan untuk pertama kalinya di Perguruan
Tinggi/Universitas Gajah Mada yang berdiri tanggal 3 Maret 1946. Tetapi sebenarnya jauh
sebelum itu tepatnya pada tahun 1942, istilah Pengantar Ilmu Hukum sudah dipelajari berbagai
terjemahan dari Inleiding tot de Rechtswetenschap dan sampai sekarang dijadikan mata kuliah
dasar di setiap perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
D. isi kaidah
kaidah adalah petunjuk hidup yang harus diikuti. Berdasarkan makna kaidah tersebut, dapat
dikatakan kaidah mempunyai fungsi sebagai petunjuk kepada manusia bagiamana bertindak atau
bertingkah laku dalam masyarakat. Sesungguhnya kaidah memiliki 2 (dua) macam isi, yakni
sebagai berikut:
a). Kaidah berisi tentang perintah yakni keharusan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh
karena akibat-akibatnya dipandang baik.
b). Kaidah berisi larangan yakni keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat karena perbuatan
tersebut dilarang atau tidak diperkenankan.
E. sifat kaedah
Kaidah hukum dari sisi sifatrya, maka dapat dibedakan kaidah hukum yang bersifat 7mperative
dan kaidah hukum yang bersifat fakultatif. Disebut 7mperative karena sifatnya mengikat dan
memaksa dan harus ditaati oleh setiap orang yang termasuk lokus dan tempus dari kaidah tersebut.
Kaidah hukum fakultatif adalah kaidah yang sifatrya tidak serta merta harus ditaati karena sifatrya
hanya merupakan pelengkap.
Bab III Lanjutan Kaidah hukum
1. Hukum Tertulis
Hukum tertulis adalah sebuah aturan yang dibuat dalam bentuk tertulis. Seperti yang sudah
disebutkan kalau ini didasari oleh Pancasila, maka contoh norma hukum tertulis adalah Undang-
Undang, Peraturan Pemerintah, dan dokumen penting lainnya.
Hukum tertulis ini digunakan untuk kehidupan masyarakat pada satu wilayah negara dan
dibuat oleh lembaga yang berwenang. DPR dan pemerintah eksekutif memiliki hak dan
wewenang untuk menyusun hukum tertulis dari tingkat bawah ke atas.
2. Hukum Pidana
Contoh norma hukum selanjutnya adalah hukum pidana. Contohnya adalah seperti pencurian
yang terjadi dalam kelompok masyarakat sehingga menyebabkan kerugian dalam hal materil.
Pelaku dapat terjerak hukum sesuai dengan yang tercatat.
Tujuan adanya norma ini adalah membatasi tingkah alku masyarakat agar tidak mengancam
hak orang lain. Tentu saja bagi pelanggar akan dihadapkan dengan sanksi. Jadi, dengan adanya
sanksi ini diharapkan tidak lagi ada pelanggaran.
3. Hukum Perdata
Contoh norma hukum selanjutnya adalah hukum perdata. Di dalamnya nanti adalah
serangkaian kewajiban yang harus ditaati oleh warga negara. Hukum perdata ini akan
mengurusi masalah yang dilakukan oleh salah satu pihak individu ke orang lain.
Hukum perdata ini tidak sama dengan hukum pidana. Ini sifatnya tidak merugikan banyak
pihak. Contohnya adalah masalah rumah tangga atau perbuatan buruk seorang siswa saat di
sekolah. Jadi, pidananya nanti juga tidak akan sama.
4. Hukum Tidak Tertulis
Dan yang terakhir ini mungkin sangat berbeda dengan sifat dasar sebuah norma hukum. Jika
sebelumnya kita mengatakan kalau dibanding jenis-jenis norma yang lain, hukum ini adalah
sesuatu yang sifatnya ditulis dan tertuang di dokumen negara.
Tetapi dalam norma hukum ini, sifatnya hanya memenuhi kebutuhan masyarakat. Hukum yang
dibuat untuk membuat kehidupan dan aktivitas masyarakat lebih aman dan teratur. Biasanya
hukum ini ada pada lingkungan yang masih penuh budaya.
Prof. Dr. Hj. Neni Sri Imaniyati, S.H., M.H., 2017. Pengantar Hukum Indonesia. Penerbit Sinar
Grafika.
Dr. H.Yuhelson, S.H., M.H., MKn., 2017. Pengantar ilmu Hukum. Penerbit Ideas Publishing.
Dr. FENCE M. WANTU, SH.,MH., 2015. Pengantar ilmu Hukum. Penerbit Reviva Cendikia.