Professional Documents
Culture Documents
Metodologi Study Islam - Shoviana - Nim (21200011104)
Metodologi Study Islam - Shoviana - Nim (21200011104)
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
SOAL
JAWAB
2. Apa yang saudara ketahui tentang kedudukan filsafat dalam studi agama?
Yang saya ketahui tentang kedudukan filsafat dalam studi agama yaitu, keduanya
mempunyai fungsi yang sama kuat untuk kemajuan, keduanya tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia dan keduanya memiliki kedudukan dan peran yang sangat
penting. Karena secara konkrit bahwa islam adalah pembimbing kearah filsafat yang
murni. Hal itu dibuktikan oleh sejarah bahwa berkat Islamlah maka filsafat itu dapat
berkembang dengan baik dan mempunyai kedudukan yang terhormat dalam dunia ilmu
pengetahuan, dan Islam pulalah sesungguhnya yang menyelamatkan filsafat Yunani dari
saat-saat hampir tenggelamnya. Perintah agama untuk berfilsafat ini berdasarkan pada
dua argumen; Pertama, aktifitas filsafat adalah memperhatikan (memikirkan) alam
semesta. Dengan memikirkan semesta maka akan mengetahui Tuhan yang
menciptakannya. Jika pengetahuan tentang ciptaan dapat diraih dengan sempurna, maka
pengetahuan akan Tuhan juga akan lebih sempurna. Kedua, dalam Al-Quran banyak ayat
yang menyeru umat Islam supaya mendayagunakan akal pikirnya. Diantaranya:
a. Tafakkara; yaitu berpikir secara mendalam:
4. Apa yang Saudara ketahui tentang Studi Islam dengan pendekatan fenomenologi?
Yang saya ketahui tentang Studi Islam dengan pendekatan fenomenologi
berdasarkan beberapa pendapat tokoh dapat saya simpulkan bahwa fenomenologi
agama adalah sebagai sebuah metode yang menyesuaikan prosedur-prosedur epoché
(penundaan penilaian-penilaian sebelumnya) dan intuisi eidetic (melihat ke dalam
makna agama) dengan kajian terhadap beragam ekspresi simbolik yang direspons oleh
orang-orang sebagai nilai yang tidak terbatas buat mereka. Selain itu fenomenologi
agama muncul sebagai salah satu disiplin keilmuan dan pendekatan modern terhadap
agama.
Fenomologi agama muncul sebagai upaya untuk menjauhi pendekatan-
pendekatan sempit, etnosentris dan normatif. Fenomologi agama berupaya
mendeskripsikan pengalaman-pengalaman agama seakurat mungkin. Dalam
penggambaran, analisa dan interpretasi makna, fenomenologi agama berupaya untuk
menunda penilaian tentang apa yang riil atau tidak riil dalam pengalaman orang lain.
fenomenologi agama berupaya menggambarkan, memahami dan berlaku adil kepada
fenomena agama seperti yang muncul dalam pengalaman keberagamaan orang lain.
Agama mesti dipelajari sebagai sebuah ekspresi sosial dan kultural dengan
konteks-konteks hisotris,geografis, politik dan ekonomi. Dimensi-dimensi Smart dapat
digunakan, namun tanpamembawa gagasan esensialisnya tentang agama sebagai
sesuatu yang difokuskan secara transendental. Kita bisa juga mendukung pendekatan
polimetodis dengan menggunakan semua ilmu pengetahuan manusia untuk memahami
bagaimana tradisi-tradisi ditransmisikan secara otoritatif dalam berbagai macam
masyarakat dan bagaimana ini diperkuat dalam mitos, ritual, doktrin, pranata hukum,
ekspresi artistik, dan testimoni kaum beriman.