You are on page 1of 8

MAKALAH

pokok ajaran islam

OLEH:
KELOMPOK 03

BAIQ SURO TRI HASTININGRUM E1F017014


FATIMATUNZAHROH E1F017022
DIMAS DWI WICAKSANA A1C017041
AULIA UTARI PRATIWI L1C017010

SHM 29
UNIVERSITAS MATARAM
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar belakang
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat
menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Petunjuk-
petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam
sumber ajarannya, Alquran dan Hadis, tampak amat ideal dan agung. Islam mengajarkan
kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material
dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap
terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti-feodalistik,
mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan bersikap positif
lainnya.

Allah menciptakan manusia dengan seindah-indahnya dan selengkap- lengkapnya


bentuk dibanding dengan makhluk/ciptaan yang lain. Kemudian Allah bimbing mereka
dengan mengutus para Rasul-Nya (menurut hadis yang disampaikan Abu Dzar bahwa
jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang, namun jumlah yang sebenarnya hanya Allah
saja yang mengetahuinya), semuanya menyerukan kepada tauhid (diriwayatkan oleh Al
Bukhari dalam At Tarikhul Kabir 5/447 dan Ahmad dalam Al Musnad 5/178-179).
Sementara dari jalan sahabat Abu Umamah disebutkan bahwa jumlah para Rasul 313
(diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Al Maurid 2085 dan Ath-Thabrani dalam Al
Mu’jamul Kabir 8/139) agar mereka berjalan sesuai dengan kehendak Sang Pencipta
melalui wahyu yang dibawa oleh Sang Rasul. Orang yang menerima disebut mukmin,
orang yang menolaknya disebut kafir serta orang yang ragu-ragu disebut munafik yang
merupakan bagian dari kekafiran.

Begitu pentingnya aqidah ini, sehingga Nabi Muhammad Saw, penutup para Nabi
dan Rasul membimbing umatnya selama 13 tahun ketika berada di Makkah dengan
menekankan masalah aqidah ini, karena aqidah adalah landasan semua tindakan, bahkan
merupakan landasan bangunan Islam. Oleh karena itu, maka para dai dan para pelurus
agama dalam setiap masa selalu memulai dakwah mereka dengan tauhid dan pelurusan
aqidah

b. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian dari Aqidah,Ibadah,Muamalah dan Akhlak?
2. Apa Hubungan antaran Aqidah,Ibadah,Muamala dan Akhlak?
A. Pengertian Aqidah, Ibadah, Muamalah dan Akhlak.
1. Pengertian Aqidah

Aqidah secara etimologi; Aqidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan.
Aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Jika dikatakan “Dia mempunyai aqidah
yang benar” berarti aqidahnya bebas dari keraguan. Aqidah merupakan perbuatan hati
yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya.

Aqidah merupakan suatu keyakinan hidup yang dimiliki oleh manusia. Keyakinan
hidup inidiperlukan manusia sebagai pedoman hidup untuk mengarahkan tujuan
hidupnya sebagai mahluk alam. Pedoman hidup ini dijadikan pula sebagai pondasi dari
seluruh bangunan aktifitas manusia.

Aqidah Islamiyyah:

Aqidah Islamiyyh adalah aqidah tiga generasi pertama yang dimuliakan yaitu
generasi sahabat, Tabi’in dan orang yang mengikuti mereka dengan baik. Menurut Ahlus
Sunnah wal Jama’ah, sinonimnya aqidah Islamiyyah mempunyai nama lain, di antaranya,
at-Tauhid, as-Sunnah, Ushuluddiin, al-Fiqbul Akbar, Asy-Syari’iah dan al-Iman. Nama-
nama itulah yang terkenal menurut Ahli Sunnah dalam ilmu ‘aqidah.

2. Pengertian Ibadah

ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu.


Definisi itu antara lain adalah:

1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui


lisan para Rasul-Nya.
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan
tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling
tinggi.
3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai
Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun
yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap

Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati, lisan dan anggota badan. Rasa khauf
(takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah
(senang) dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati).
Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan
hati). Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan hati,
lisan dan badan.
3. Pengertian Muamalah

Dari segi bahasa, muamalah berasal dari kata aamala, yuamilu, muamalat
yang berarti perlakuan atau tindakan terhadap orang lain, hubungan kepentingan.
Kata-kata semacam ini adalah kata kerja aktif yang harus mempunyai dua buah
pelaku, yang satu terhadap yang lain saling melakukan pekerjaan secara aktif,
sehingga kedua pelaku tersebut saling menderita dari satu terhadap yang lainnya.

Menurut Louis Ma’luf, pengertian muamalah adalah hukum-hukum syara


yang berkaitan dengan urusan dunia, dan kehidupan manusia, seperti jual beli,
perdagangan, dan lain sebagainya. Sedangkan menurut Ahmad Ibrahim Bek,
menyatakan muamalah adalah peraturan-peraturan mengenai tiap yang berhubungan
dengan urusan dunia, seperti perdagangan dan semua mengenai kebendaan,
perkawinan, thalak, sanksi-sanksi, peradilan dan yang berhubungan dengan
manajemen perkantoran, baik umum ataupun khusus, yang telah ditetapkan dasar-
dasarnya secara umum atau global dan terperinci untuk dijadikan petunjuk bagi
manusia dalam bertukar manfaat di antara mereka.

4. Pengertian Akhlak

Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan etimologi,


perkataan “akhlak” berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradnya
“Khuluqun” yang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
tabiat.

Pengertian akhlak adalah kebiasaan kehendak itu bila membiasakan sesuatu


maka kebiasaannya itu disebut akhlak .Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang
yang mengerti benar akan kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam pergaulan
semata – mata taat kepada Allah dan tunduk kepada-Nya. Oleh karena itu seseorang
yang sudah memahami akhlak maka dalam bertingkah laku akan timbul dari hasil
perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang
menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan
hidup keseharian. Akhlak sifatnya universal dan abadi. Akhlak dalam islam
merupakan refleksi internal dari dalam jiwa manusia yang dieksternalisasikan secara
kongrit dalam bentuk perilaku dan tindakan nyata. Akhlak seseorang terkait erat
dengan perspektif keimanannya, tentang eksistensi dirinya sebagai khalifah Allah.
B. Hubungan Antara Aqidah, Ibadah, Muamalah, dan Ahklak
1. Hubungan aqidah dengan akhlak
Aqidah seseorang akan benar dan lurus jika kepercayaan dan keyakinanya
terhadap alam juga lurus dan benar. Karena barang siapa mengetahui sang pencipta
dengan benar, niscahya ia akan dengan mudah berperilaku baik sebagaimana perintah
allah. Sehingga ia tidak mungkin menjauh bahkan meninggalkan perilaku-perilaku
yang telah ditetapkanya. Pendidikan akhlak yang bersumber dari kaidah yang benar
merupakan contoh perilaku yang harus diikuti oleh manusia. Mereka harus
mempraktikanya dalam kehidupan mereka, karena hanya inilah yang menghantarkan
mereka mendapatkan ridha allah dan atau membawa mereka mendapatkan balasan
kebaikan dari allah
Aqidah sebagai dasar pendidikan akhlak “Dasar pendidikan akhlak bagi seorang
muslim adalah aqidah yang benar terhadap alam dan kehidupan, Karena akhlak
tersarikan dari aqidah dan pancaran dirinya. Oleh karena itu jika seorang beraqidah
dengan benar, niscahya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula
sebaliknya, jika aqidah salah maka akhlaknya pun akan salah. Fikih tidak bisa
dijadikan ukuran kemuliaan, tetapi kemuliaan seseorang di lihat dari kemuliaan
akhlaknya.

2. Hubungan aqidah dengan ibadah

Muslim apabila akidahnya telah kokoh maka keimanannya akan semakin kuat,
sehingga dalam pelaksanaan praktek ibadah tidak akan terjerumus pada praktek
ibadah yang salah. Sebaliknya apabila akidah seseorang telah melenceng maka dalam
praktek ibadahnya pun akan salah kaprah, yang demikian inilah akan mengakibatkan
lemahnya keimanan
Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, sejak kelahirnya telah dibekali
dengan akal pikiran serta perasaan (hati). Manusia dengan akal pikiran dan hatinya
tersebut dapat membedakan mana yang baik dan mana yang benar, dapat mempelajari
bukti-bukti kekuasaan Allah, sehingga dengannya dapat membawa diri mereka pada
keyakinan akan keberadaan-Nya. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi manusia
untuk tidak mengakui keberadaan Allah SWT. karena selain kedua bekal yang
dimiliki oleh mereka sejak lahir, Allah juga telah memberikan petunjuk berupa ajaran
agama yang didalamnya berisikan tuntunan serta tujuan dari hidup mereka di dunia.

Ibadah mempunyai hubungan yang erat dengan aqidah. Antaranya :

1. Ibadah adalah hasil dari pada aqidah yaitu keimanan terhadap Allah sebenarnya
yang telah membawa manusia untuk beribadah kepada Allah swt.
2. Aqidah adalah asas penerimaan ibadah yaitu tanpa aqidah perbuatan seseorang
manusia bagaimana baik pun tidak akan diterima oleh Allah swt.
3. Aqidah merupakan tenaga penggerak yang mendorong manusia melakukan ibadat
serta menghadapi segala cabaran dan rintangan.
3. Hubungan aqidah dengan muamalah

Agar tetap kokoh dan kuat serta menjadi penyangga seluruh sendi keber-Islaman,
aqidah harus dijaga, dipelihara dan dipupuk sehingga bisa hidup subur dalam pribadi
setiap Muslim. Pentingnya memelihara aqidah ini juga tersirat dalam Sirrah
Nabawiyah. Saat membangun masyarakat Islam di Makkah dan Madidah selama 23
tahun Rasulullah Muhammad SAW tidak kenal lelah membina aqidah umatnya.
Mengingat pentingnya aqidah ini bisa dimengerti bila setiap surat dalam Al Quran
mengandung pokok-pokok ajaran keimanan.
Ajaran islam yang mengatur prilaku manusia baik dalam kaitanya sebagai
makhluk dengan tuhannya maupun dalam kaitannya sebagai sesama mahluk, dalam
term fiqih atau ushul alfiqh disebut dengan syariah. Sesuai dengan aspek yang
diaturnya, syariah ini terbagi kepada dua yakni ibadah dan muamalah. Ibadah adalah
syariah yang mengatur hubungan antara manusia dengan tuhannya, sedangkan
muamalah adalah syariah yang mengatur hubungan antara sesama manusia. Pada
gilirannya kegiatan ekonomi sebagai salah satu bentuk dari hubungan antara manusia
ia bukan bagian dari aqidah, akhlaq dan ibadah melainkan bagian dari muamalah.
Namun demikian masalah ekonomi tidak lepas dari maspek aqidah, akhlak maupun
ibadah sebab dalam prespektif islam prilaku ekonomi harus selalu diwarnai oleh nilai-
nilai aqidah, aklak dan ibadah

You might also like