Professional Documents
Culture Documents
1114 2623 1 PB
1114 2623 1 PB
Yerry Mijianti
Universitas Muhammadiyah Jember
yerry.mijianti@unmuhjember.ac.id
ABSTRAKS
Pedoman ejaan di Indonesia mengalami perubahan dan perkembangan. Artikel ini
membahas dua masalah meliputi: (1) bagaimana perkembangan ejaan dalam bahasa
Indonesia? (2) bagaimana ciri-ciri tiap ejaan? Tujuan dalam karya ilmiah ini meliputi: (1)
mendeskripsikan perkembangan ejaan bahasa Indonesia, (2) mendeskripsikan ciri-ciri tiap
ejaan.Perkembangan ejaan bahasa Indonesia dimulai pada tahun 1901 hingga tahun
2015.Tahun 1901 ejaan yang diberlakukan bernama Ejaan van Ophuijsen. Tahun 1947
terdapat Ejaan Republik. Tahun 1956 terjadi pembahasan Ejaan Pembaharuan yang urung
diberlakukan. Tahun 1959 terjadi pembahasan Ejaan Melindo yang urung diberlakukan.
Tahun 1967 terdapat Ejaan Baru. Tahun 1972 dan tahun 1988 diberlakukan EYD. Tahun
2009 diberlakukan PUEYD. Tahun 2015 diberlakukan PUEBI. Ketujuh ejaan tersebut
memiliki ciri khusus. Ejaan van Ophuijsen memiliki enam ciri khusus. Ejaan Republik
memiliki lima ciri khusus. Ejaan Pembaharuan memiliki empat ciri khusus. Ejaan Melindo
memiliki enam ciri khusus. Ejaan Baru tidak memiliki ciri khusus karena sama dengan
EYD.PUEYD tahun 1972 memiliki tujuh ciri khusus. PUEYD tahun 1988 memilikilima ciri
khusus. PUEYD tahun 2009 memiliki empat ciri khusus. PUEBI memiliki lima ciri khusus.
Kata kunci: ejaan, perkembangan, ciri khusus.
ABSTRACT
Spelling guidelines in Indonesia have undergone changes and development. This article
discusses two issues including: (1) how was the development of spelling in the Indonesian
language? (2) what are the characteristics of each spelling? The purposes of this article are
to describe (1) the development of Indonesian spelling, (2) the characteristicss of each
spelling. The development of Indonesian spelling began since 1901 until 2015 and covered
seven different spellings changes. Those seven spellings possessed distinctive features.
Spelling van Ophuijsen has six distinctive features. The Spelling of the Republic has five
distinctive features. Renewal Spelling has four distinctive features. The Melindo spelling
has six distinctive features. The New Spelling has no special features because it is the same
as the EYD. The 1972 PUEYD has seven distinctive features. The PUEYD of 1988 has five
distinctive features. PUEYD in 2009 has four special features. PUEBI has five distinctive
features.
Keywords: development, special features, spelling.
113
Yerry Mijianti. Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia .... Halaman 113 – 126
Volume 3, No. 1, Februari 2018
dengan dua cara yaitu menjaga keaslian bahasa yang disetujui semua kalangan
bahasa Indonesia dan menanamkan masyarakat dan memudahkan pilihan
budaya berbahasa Indonesia kepada bahasa pengantar dalam dunia
anak-anak(Widada, 2014: 484). Usaha pendidikan (Hwia, 2013:8). Masyarakat
menjaga keaslian bahasa Indonesia Indonesia yang hidup dengan beraneka
dilakukan dengan cara menuliskan dialek memerlukan bahasa standar yang
kaidah-kaidah ejaan dan tulisan bahasa dapat menyatukan anggota masyarakat.
Indonesia dalam sebuah buku yang Bahasa standar hasil pembakuan dapat
membahas tentang kebakuan ejaan. dimanfaatkan sebagai simbol prestise
Buku tersebut dapat digunakan sebagai penuturnya. Pembakuan juga membuat
pedoman dalam kegiatan komunikasi bahasa menjadi mudah digunakan di
secara tulis dan lisan saat menggunakan dunia pendidikan. Di dunia pendidikan,
bahasa Indonesia. Usaha kedua yaitu bahasa Indonesia dapat menjadi media
membudayakan bahasa Indonesia dapat instruksi pembelajaran di sekolah dan
diwujudkan pada pemerolehan dan kampus.
pembelajaran bahasa Indonesia kepada Pembelajaran bahasa Indonesia di
anak-anak baik di dalam keluarga sekolah menjadi suatu sarana untuk
maupun di sekolah. menanamkan penggunaan kaidah, ejaan
Menuliskan kaidah-kaidah ejaan dan dan tanda baca yang tepat. Guru
tulisan disebut dengan pembakuan. sebagaiaktor dalam dunia pendidikan
Menurut Hwia (2013:8) pembakuan sebaiknya membelajarkan aspek ejaan
merupakan proses yang berkelanjutan saat menemukan kesalahan berbahasa
dan memiliki fungsi sebagai jaminan pada diri siswa baik dalam bahasa lisan
ketersediaan pedoman kebahasaan. maupun tulisan. Apabila siswa melakukan
Pembakuan merupakan proses terus- kesalahan ketatabahasaan, guru harus
menerus karena bahasa dapat menyadarkan siswa agar
danpenggunaannya terus mengalami mengetahui kesalahan yang
perubahan. Misalnya, penerbiat kamus dilakukantersebut dan sekaligus
harus menyediakan kamus edisi baru berupaya membetulkannya sesuai
kurang lebih setiap lima tahun sampai dengan kaidah. Kesalahan penggunaan
sepuluh tahun sekali. Pembakuan ejaan dalam menulis pada siswa dapat
berfungsi untuk menjamin ketersediaan dipecahkan, misalnya, menggunakan
buku pedoman. Buku pedoman berwujud teknik Jigsaw seperti yang dilakukan
kamus, ejaan, kaidah bahasa, dan Kustomo (2015:74). Dengan teknik
penggunaan istilah. Buku pedoman perlu jigsaw, kesalahan pada penggunaan huruf
disediakan oleh lembaga bahasa untuk kapital/kecil, penggunaan kata depan,
memudahkan masyarakat dalam dan penggunaan tanda baca mengalami
menggunakan bahasa Indonesia. penurunan.
Pembakuan dilatarbelakangi oleh dua Kesalahan ketatabahasaan dapat
hal, yaitu kemungkinan adanya model terjadi karena dua faktor yaitu
114
Yerry Mijianti. Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia .... Halaman 113 – 126
Volume 3, No. 1, Februari 2018
komunikasi dan tata bahasa (Utami, Bagian ini membahas tentang ejaan,
2015:548). Faktor pertama adalah hal- perkembangan ejaan,dan ciri-ciri tiap
hal penentu dalam kegiatan ejaan yang berlaku di negara Indonesia.
berkomunikasi.Kegiatan berkomunikasi
yang dilakukan tanpa mengindahkan A. Ejaan
faktor penentu dapat membuat Ejaan tidak menyangkut pelafalan kata
kesalahan berbahasa. Faktor kedua saja tetapi juga menyangkut cara
adalah tata bahasa. Kesalahan penulisan. Ejaan merupakan cara
penggunaan tata bahasa membuat menuliskan kata atau kalimat dengan
bahasa Indonesia menjadi tidak baik. memeperhatikan penggunaan tanda baca
Oleh karena itu, penggunaan bahasa dan huruf (Yulianto dalam Kustomo,
Indonesia yang tepat adalah penggunaan 2015:59). Sedangkan menurut Badan
bahasa Indonesia yang sesuai faktor Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
penentu komunikasi dan benar dalam (2016), “ejaan adalah kaidah cara
penerapan aturan kebahasaan. menggambarkan bunyi-bunyi (kata,
Agar kesalahan berbahasa Indonesia kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk
tidak terjadi maka masyarakat tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan
memerlukan pedoman.Pedoman ejaan tanda baca”. Berdasarkan kedua
(khususnya) di Indonesia mengalami pendapat di atas, ejaan adalah
perubahan dan perkembangan. carapelafalan dan cara penulisan tanda
Perubahan dan perkembangan terjadi baca, kata, dan kalimat dalam bentuk
karena kondisi masyarakat Indonesia tulis.
yang terus berkembang dari segi politik, Ejaan yang digunakan dalam
gaya hidup, budaya, dan komunikasi. Tiap berbahasa Indonesia telah berubah dan
perubahan berdampak pada kaidah- berkembang. Ejaan yang berlaku
kaidah yang ikut berlaku. Masyarakat sekarang adalah Pedoman Umum Ejaan
perlu tahu pedoman mana yang sedang Bahasa Indonesia yang selanjutnya
berlaku dan pedoman mana yang tidak disebut dengan PUEBI. Sebelum itu, telah
berlaku Berdasarkan latar belakang digunakan beberapa ejaan. Perubahan
tersebut, masalah yang akan ditemukan ejaan tersebut memiliki akibat, seperti
jawabannya dalam artikel ini meliputi: (1) saat tim penyunting buku “10 Tahun
bagaimana perkembangan ejaan bahasa Koperasi (1930 – 1940)” karya R.M.
Indonesia? (2)bagaimana ciri-ciri tiap Margono Djojohadikusumo akan
ejaan? Sejalandengan masalahtersebut, menerbitkan kembali buku tersebut,
maka tujuan dalam karya ilmiah ini seperti yang dituliskan Opie (2015)
meliputi: (1) mendeskripsikan berikut.
perkembangan ejaan bahasa Indonesia, Tim penyunting menemui beberapa
(2) mendeskripsikan ciri-ciri tiap ejaan. kesulitan saat menerbitkan kembali buku
yang pernah diterbitkan pertama kali
2. PEMBAHASAN pada 1941 dengan ejaan yang berlaku
115
Yerry Mijianti. Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia .... Halaman 113 – 126
Volume 3, No. 1, Februari 2018
pada masa itu. Misalnya, kata hingga ciri-ciri setiap ejaan akan dibahas
“penelitian” atau “riset”, tidak ditemukan pada bagian berikut ini.
pada buku-buku yang diterbitkan No Tahun Bentuk Pengesahan
sebelum tahun 1950-an. Padanan kata 1 1901 Ejaan bahasa
yang digunakan adalah “penyelidikan”. Melayu dengan
Kata “kerajinan” memiliki padanan kata huruf latin sesuai
“industry’. Nama ITB dahulu disebut rancangan Ch. A.
“Tehcnische Hogeschool” yang van Ophuijsen
diterjemahkan menjadi “sekolah tukang” 2 1938 Ejaan Indonesia
Penerjemahan tersebut terjadi karena . lebih
kata “tukang” diterjemahkan dari kata diinternasionalkans
“technische” yang berasal dari bahasa esuai keputusan
Belanda. dalam Konggres
Ejaan dalam bahasa Indonesia diubah, Bahasa Indonesia
dikembangkan, dan disempurnakan oleh pertama
Badan Pengembangan dan Pembinaan 3 1947 Ejaan Republik
Bahasa, Kementerian Pendidikan dan . sesuai SK Menteri
Kebudayaan. Usaha tersebut Pengajaran,
menghasilkan Peraturan Kementerian Pendidikan, dan
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Kebudayaan tanggal
Tahun 2015 tentang PUEBI. 19 Maret nomor
Pengubahan, pengembangan, dan 264/Bhg.A
penyempurnaan ejaan dalm bahasa 4 1956 Rumusan patokan baru
Indonesia dilakukan selama 114 tahun, . peraturan ejaan praktis
dimuali dari 1901 sampai dengan 2015. sesuai SK Menteri
Selama itu, berbagai nama disematkan Pengajaran, Pendidikan, dan
pada ejaan bahasa kita. Untuk Kebudayaan tanggal 19 Juli
memberikan gambaran perkembangan 1956 nomor 4487/S
ejaan di Indonesia berdasarkan tahun 5 1966 Konsep Ejaan Yang
penetapannya, tabel 1 dapat dicermati. . Disempurnakan sesuai SK
Tabel berikut merupakan intisari dari Menteri Pengajaran,
pengantar yang terdapat pada Buku Pendidikan, dan Kebudayaan
Pedoman Umum Ejaaan Bahasa tanggal 19 September 1967
Indonesia (Tim Pengembang Pedoman nomor 062/1967
Bahasa Indonesia, 2016). 6 1972 Ejaan Yang Disempurnakan
Berikut akan disajikan dalam tabel 1 . (EYD) disahkan dengan SK
yang menunjukkan tahun-tahun penting Menteri Pendidikan dan
perjalanan ejaan bahasa Indonesia. Kebudayaan tanggal 20 Mei
Penjelasan detil tentang tahun-tahun 1972 nomor 03/A.I/72 dan
tersebut dan peristiwa yang terjadi
116
Yerry Mijianti. Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia .... Halaman 113 – 126
Volume 3, No. 1, Februari 2018
117
Yerry Mijianti. Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia .... Halaman 113 – 126
Volume 3, No. 1, Februari 2018
Melayu pada sekolah milik pribumi agar Ia lalu menggunakan bahasa melayu Riau
bisa meluaskan kekuasaan mereka dan sebagai acuan baku.
menyatukan Nusantara. Dengan Kecakapan berbahasa Ch. A. van
demikian, Belanda telah melakukan politik Ophuijsen juga ditampakkan pada buku
bahasa, yaitu membuat standar untuk karyanya yang berjudul Kijkjes in Het
bahasa Melayu. Bahasa Melayu Huiselijk Leven Volkdicht ‘Pengamatan
diharapkan menjadi bahasa resmi yang sekilas Kehidupan Kekeluargaan Suku
digunakan di seluruh kegiatan kehidupan Batak. Buku tersebut diterbitkan tahun
di Nusantara. 1879.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, Pada tahun 1896 ia bersama Engku
maka Belanda menunjuk seorang ahli Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan
bahasa untuk menyusun tata bahasa baku Moehammad Taib Soetan Ibrahim
bahasa Melayu. Linguis tersebut lahir di merancang ejaan bahasa melayu yang
Batavia bernama A.A. Fokker. Ia ditulis menggunakan huruf latin.
mengusulkan agar ada penyeragaman Pedoman tersebut berhasil diterbitkan
ejaan bahasa Melayu. Berdasarkan usulan saat ia berkarir sebagai inspektur
tersebut, Belanda memilih Charles Adrian pendidikan ulayat. Pedoman tersebut
van Ophuijsen atau dikenal dengan nama berjudul Kitab Logat Melayu: Woordenlijst
Ch. A. van Ophuijsen untuk menyusun Voor de Spelling der Malaisch taal met
tata bahasa baku bahasa Melayu. Latijnch Karakter ‘Perbendaharaan
Ch. A. van Ophuijsen adalah seorang Kosakata: Daftar Kata untuk Ejaan Bahasa
lelaki yang memiliki kecakapan bahasa Melayu dalam Huruf Latin’. Pedoman
yang ditugasi oleh Belanda untuk tersebut diterbitkan tahun 1901 di
menyusun tata bahasa baku bahasa Batavia. Buku tersebut berisi 10.130 kata-
Melayu. Ia telah meluncurkan tiga buku kata Melayu yang ditulis menggunakan
yang salah satunya menjadi acuan dalam ejaan baru, yaitu ejaan yang dipengaruhi
berbahasa Melayu (Erikha, 2015). Ch. A. oleh bahasa Belanda.
van Ophuijsen lahir di Solok Sumatera Pada tahun yang sama, tahun 1901, ia
Barat tahun 1856. Eyang buyutnya juga menerbitkan buku berjudul Maleische
lahir di Solok sehingga ia sangat mengenal Spraakkunst ‘Tata Bahasa Melayu’. Buku
bahasa Melayu. Ia juga memiliki minat ini dimanfaatkan sebagai acuan
mempelajari bahasa-bahasa di Nusantara. penggunaan tata bahasa baku bahasa
Hal ini tampak dari kesediaannya saat Melayu. Buku tersebut diterjemahkan
ditugasi pemerintah kolonial menyusun oleh T.W. Kamil dan diterbitkan oleh Balai
tata bahasa baku bahasa Pustaka. Atas prestasi tersebut, Ch. A. van
Melayu.Iameneliti bentuk-bentuk bahasa Ophuijsen diangkat menjadi profesor di
Melayu. Kemudian, ia menemukan bahwa Universitas Leiden Belanda sebagai ahli di
bahasa Melayu Riau memiliki kekhasan bidang bahasa Melayu.
dibanding bahasa Melayu di daerah lain. Buku berjudul Maleische Spraakkunst
‘Tata Bahasa Melayu’ karya Ch. A. van
118
Yerry Mijianti. Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia .... Halaman 113 – 126
Volume 3, No. 1, Februari 2018
119
Yerry Mijianti. Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia .... Halaman 113 – 126
Volume 3, No. 1, Februari 2018
(Erikha, 2015). Berikut kelima ciri khusus Kebudayaan. Keberadaan panitia tersebut
tersebut. diperkuat dengan surat keputusan tanggal
a) Huruf oe disederhanakan menjadi u 19 Juli 1956, nomor 44876/S (Tim
misalnyadulu, aku, republik. Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia,
b) Bunyi hamzah (‘) ditulis dengan k 2016). Panitia tersebut beranggotakan
sehingga tidak ada lagi kata ra’yat Profesor Prijono dan E. Katoppo (Admin
dan ta’ tetapi menjadi rakyat dan Padamu, 2016). Panitia tersebut berhasil
tak merumuskan aturan baru pada tahun
c) Kata ulang ditulis dengan angka 2 1957. Aturan baru tersebut tidak
seperti pada anak2, ber-dua2-an, diumumkan, tetapi menjadi bahan
ke-laki2-an. penyempurnaan pada EYD yang
d) Awalan di- dan kata depan di diresmikan pada tahun 1972.
keduanya ditulis serangkai dengan Panitia tersebut membuat aturan
kata yang menyertainya, tentang satu fonem diwakili dengan satu
misaldijalan, diluar, dijual, diminum. huruf. Penyederhanaan ini sesuai dengan
e) Penghapusan tanda diakritis schwa itikad agar dibuat ejaan yang praktis saat
atau e‘pepet’ (ẻ) menjadi esehingga dipakai dalam keseharian (Erikha, 2016).
tidak ada lagi ada tulisankẻnari dan Selain aturan satu fonem satu huruf,
kẻluarga, tetapi keluarga dan terdapat pula aturan bahwa gabungan
kehadiran. huruf ditulis menjadi satu huruf.
3) Ejaan Pembaharuan Menurut Admin Padamu (2016) ciri
Ejaan ini urung diresmikan. Namun, khas Ejaan Pembaharuan ada empat,
ejaan ini diduga menjadi pemantik awal yaitu perubahan gabungan konsonan dan
diberlakukannya EYD tahun 1972 (Erikha, gabungan vokal. Berikut keempat ciri khas
2015). Ejaan Pembaharuan direncanakan tersebut.
untuk memperbarui Ejaan Republik. a) Gabungan konsonan ng diubah
Pembaruan ejaan ini dilandasi oleh rasa menjadi ŋ
prihatin Menteri Moehammad Yamin Perubahan penulisan gabungan huruf
akan kondisi bahasa Indonesia yang konsonan dari gabungan konsonan
belum memiliki kejatian. Maka ng menjadi satu huruf ŋ. Misalnya,
diadakanlah Konggres Bahasa Indonesia mengalah menjadi meŋalah.
Kedua di Medan. Medan dipilih karena di b) Gabungan konsonan nj diubah
kota itulah bahasa Indonesia digunakan menjadi ń
dengan baik oleh masyarakat. Pada Perubahan penulisan gabungan huruf
konggres tersebut diusulkan perubahan konsonan dari gabungan konsonan
ejaan dan perlu adanya badan yang njmenjadi satu hurufń. Misalnya,
menyusun peraturan ejaan yang praktis menjanjimenjadimeńańi.
bagi bahasa Indonesia. c) Gabungan konsonan sj menjadi š
Selanjutnya, dibentuk panitia oleh Perubahan penulisan gabungan huruf
Menteri Pengajaran, Pendidikan dan konsonan dari gabungan konsonan
120
Yerry Mijianti. Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia .... Halaman 113 – 126
Volume 3, No. 1, Februari 2018
121
Yerry Mijianti. Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia .... Halaman 113 – 126
Volume 3, No. 1, Februari 2018
tahun 1972, tahun 1988, dan tahun 2009 (tanpa tahun). Berikut ketujuh ciri khusus
(Tim Pengembang Pedoman Bahasa EYD tahun 1972.
Indonesia, 2016). Masing-masing masa a) Huruf diftong oi hanya ditemukan di
memiliki ciri khusus. Perkembangan EYD belakang kata, misalnya oi pada kata
pada ketiga kurun waktu tersebut akan amboi.
dijelaskan pada bagian berikut. b) Bentuk gabungan konsonan kh, ng,
Berawal dari Ejaan Baru atau Ejaan LBK ny, dan sy termasuk kelompok huruf
sebagai cikal bakal konsep EYD yang konsonan.
konsepnya diperkenalkan oleh Lembaga c) Masih menggunakan dua istilah
Bahasa dan Kesastraan, konsep EYD terus yaitu huruf besar dan huruf kapital.
ditanggapi dan dibahas kalangan luas d) Penulisan huruf hanya mengatur
diseluruh tanah air selama beberapa dua macam huruf yaitu huruf besar
tahun. atau huruf kapital dan huruf miring.
Konsep EYD akhirnya dilengkapi pada e) Penulisan angka untuk menyatakan
pelaksnaan Seminar Bahasa Indonesia di nilai uang menggunakan spasi
Puncak pada tahun 1972. EYD merupakan antara lambang dengan angka,
hasil kinerja panitia yang diatur dalam misalnya Rp 500,00
surat keputusan Menteri Pendidikan dan f) Tanda petik dibedakan istilah dan
Kebudayaan tanggal 20 Mei 1972, No. penggunaannya menjadi dua, yaitu
03/A.I/72. Bertepatan dengan hari tanda petik ganda dan tanda petik
Proklamasi Kemerdekaan tahun itu juga, tunggal.
diresmikanlah aturan ejaan yang baru g) Terdapat tanda ulang berupa angka
berdasarkan keputusan Presiden, No. 57, 2 biasa (bukan kecil di kanan atas [2]
tahun 1972, dengan nama EYD. Agar EYD atau juga bukan di kanan bawah [2])
dapat dimanfaatkan dengan baik oleh yang dapat dipakai dalam tulisan
masyarakat, maka Departemen cepat dan notula untuk menyatakan
Pendidikan dan Kebudayaan pengulangan kata dasar, misalnya
mengeluarkan Pedoman Umum Ejaan dua2, mata2, dan hati2.
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan Untuk memenuhi kebutuhan penutur
(PUEYD). Pedoman tersebut dipaparkan yang selalu berkembang seuai dengan
lebih rinci dalam Pedoman Umum. zamannya, maka dibutuhkan perbaikan
Pedoman umum disusun oleh Panitia dari EYD. Pada tahun 1988 lahirlahPUEYD
Pengembangan Bahasa Indonesia, edisi kedua.Pedoman hasil revisi PUEYD
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pertama ini diterbitkan atas dasar
yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan Keputusan Menteri Pendidikan dan
dan Kebudayaan dengan surat Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
keputusanNomor 156/P/1972 tanggal 12 0543a/U/1987 pada tanggal 9 September
Oktober 1972 1987. Terdapat lima ciri khusus dalam
PUEYD tahun 1972 memiliki tujuh ciri PUEYD tahun 1988. Berikut kelima ciri
khas yang disarikan dari Pamungkas tersebut.
122
Yerry Mijianti. Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia .... Halaman 113 – 126
Volume 3, No. 1, Februari 2018
123
Yerry Mijianti. Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia .... Halaman 113 – 126
Volume 3, No. 1, Februari 2018
124
Yerry Mijianti. Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia .... Halaman 113 – 126
Volume 3, No. 1, Februari 2018
125
Yerry Mijianti. Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia .... Halaman 113 – 126
Volume 3, No. 1, Februari 2018
126