You are on page 1of 9

PROSEDUR ANALISIS

RESUME

Tugas ini dikerjakan untuk memenuhi tugas Dosen Mata Kuliah Auditing dan Assurans

Oleh :

Dwita Ninzi Maiviza

NPM : 51622220013

MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2023
PROSEDUR ANALISIS

1. LIMA JENIS PROSEDUR ANALITIS

Kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat bergantung pada auditor yang
mengembangkan ekspektasi tentang berapa saldo akun atau rasio yang harus dicatat, tanpa
memperhatikan jenis prosedur analitis yang digunakan. Auditor mengembangkan
ekspektasi menyangkut saldo akun atau rasio dengan mempertimbangkan informasi dari
periode sebelumnya, tren industry, ekspektasi anggaran yang disiapkan klien,dan informasi
nonkeuangan. Biasanya auditor membandingkan saldo dan rasio klien dengan saldo dan
rasio yang diharapkan dengan menggunakan satu atau lebih jenis prosedur analitis berikut.
Dalam setiap kasus, auditor membandingkan data klien dengan:

a. Data industry
Membandingkan Data Klien dan Industri

Klien Industri
2013 2012 2013 2012
Perputaran persediaan 3,4 3,5 3,9 3,4
Persentase marjin kotor 26,3% 26,4% 27,3% 26,2%

Jika kita hanya memperhatikan informasi tentang klien untuk kedua rasio yang
diperlihatkan, perusahaan terlihat stabil tanpa ada indikasi kesulitan. Akan tetapi, jika
kita menggunakan data industry untuk mengembangkan ekspektasi tentang dua rasio
tahun 2013, harapannya kedua rasio klien itu meningkat. Meskipun kedua rasio itu
tidak menunjukkan masalah yang berarti, data industry ini dapat memberikan
informasi yang berguna tentang kinerja klien dan salah saji yang material. Mungkin
perusahaan telah kehilangan pangsa pasar, penetapan harganya tidak kompetitif,
telah mengeluarkan biaya yang abnormal, atau mungkin memiliki item persediaan
yang using atau melakukan kesalahan dalam mencatat pembelian. Auditor harus
menentukan apakah kedua hal yang terjadi terakhir memberikan kepastian yang
layak bahwa laporan keuangan tidak salah saji.

Dun & Bradstreet, Standard and Poor’s, dan analis lainnya mengumpulkan informasi
keuangan bagi ribuan perusahaan dan mengkompilasi data tersebut untuk lini bisnis
yang berbeda. Banyak kantor akuntan public membeli informasi ini untuk digunakan
sebagai dasar perbandingan industry dalam auditnya.

Manfaat paling penting dari perbandingan industry adalah membantu memahami


bisnis klien dan sebagai indikasi atas kemungkinan adanya kegagalan keuangan,
tetapi mungkin kurang membantu auditor dalam mengidentifikasi salah saji yang
potensial. Sebagai contoh, informasi keuangan yang dikumpulkan oleh Risk
Management Association terutama adalah jenis yang digunakan para banker dan
eksekutif kredit lainnya untuk mengevaluasi apakah perusahaan mampu melunasi
pinjamannya. Informasi yang sama itu juga berguna bagi auditor dalam menilai
kekuatan relative dari struktur modal klien, kapasitas pinjamannya, dan kemungkinan
kegagalan keuangan.

Namun, kelemahan utama penggunaan rasio industry dalam auditing adalah


perbedaan antara sifat informasi keuangan klien dan perusahaan yang membentuk
total industry. Karena data industry adalah rata-rata yang lebih luas,
perbandingannya mungkin tidak berarti. Sering kali, lini bisnis klien tidak sama seperti
standar industry. Selain itu, perusahaan yang berbeda menerapkan metode
akuntansi yang juga berbeda, sehingga mempengaruhi komparabilitas data. Sebagai
contoh, jika sebagian besar perusahaan dalam industry menggunakan penilaian
persediaan FIFO serta penyusutan garis lurus, dan klien audit menggunakan LIFO
serta penyusutan saldo menurun ganda, perbandingannya mungkin tidak berarti. Ini
bukan berarti bahwa perbandingan industry harus diabaikan. Sebaliknya, ini
dipandang sebagai indikasi dari perlunya untuk mengatasi keterbatasan rata-rata
industry adalah membandingkan klien dengan satu atau lebih perusahaan yang
menjadi tolok ukur dalam industry.

b. Data periode sebelumnya yang serupa

Membandingkan Data Klien dengan Data Periode Sebelumnya yang Serupa

Andaikan bahwa persentase marjin kotor sebuah perusahaan berada antara 26 dan
27 persen untuk masing-masing dari 4 tahun terakhir tetapi turun menjadi 23 persen
pada tahun berjalan. Penurunan marjin kotor ini harus diperhatikan oleh auditor jika
penurunan itu tidak diperkirakan. Penyebab penurunan ini dapat berupa perubahan
kondisi ekonomi, di samping dapat juga disebabkan oleh salah saji laporan keuangan,
seperti kesalahan cutoff penjualan atau pembelian, penjualan yang belum tercatat,
lebih saji utang usaha, atau kesalahan kalkukasi biaya persediaan. Penurunan marjin
kotor mungkin akan mengakibatkan meningkatnya bukti dalam satu atau lebih akun
yang mempengaruhi marjin kotor tersebut. Auditor harus menentukan penyebab
penurunan marjin kotor ini untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan tidak salah
saji secara material.

Berbagai prosedur analitis akan memungkinkan auditor untuk membandingkan data


klien dengan data serupa dari satu lebih periode sebelumnya. Berikut ini adalah
contoh umum:

Membandingkan Saldo Tahun Berjalan dengan Tahun Sebelumnya

Salah satu cara termudah untuk melaksanakan pengujian ini adalah mencantumkan
hasil neraca saldo tahun lalu yang telah disesuaikan ke dalam kolom terpisah dari
spreadsheet neraca saldo tahun berjalan. Auditor dapat dengan mudah
membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun sebelumnya untuk memutuskan,
secara dini dalam audit, apakah suatu akun harus mendapat perhatian lebih dari
biasanya karena terjadi perubahan yang signifikan dalam saldo. Sebagai contoh, jika
auditor mengamati kenaikan beban perlengkapan yang substansial, auditor harus
menentukan apakah penyebabnya adalah kenaikan penggunaan perlengkapan,
kesalahan dalam akun akibat misklasifikasi, atau salah saji persediaan perlengkapan.

Membandingkan Rincian Total Saldo dengan Rincian yang Serupa untuk Tahun
Sebelumnya

Jika operasi klien dalam tahun berjalan tidak banyak berubah, sebagian besar rincian
yang membentuk total laporan keuangan juga harus tetap tidak berubah. Dengan
membandingkan secara singkat rincian periode berjalan dengan rincian periode
sebelumnya yang serupa, auditor sering kali mengisolasi informasi yang memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut. Perbandingan rincian dapat berbentuk rincian selama
beberapa waktu, misalnya membandingkan total penjualan bulanan, perbaikan, dan
akun lainnya untuk tahun berjalan dengan tahun sebelumnya, atau rincian pada
suatu waktu tertentu, misalnya membandingkan rincian utang pada akhir tahun
berjalan dengan akhir tahun sebelumnya. Dalam setiap contoh tersebut, auditor
pertama harus mengembangkan ekspektasi perubahan atau tidak adanya perubahan
sebelum melakukan perbandingan.

Menghitung Rasio dan Hubungan Persentase untuk Dibandingkan dengan Tahun


Sebelumnya

Membandingkan total atau rincian tahun berjalan dengan tahun sebelumnya


memiliki dua kelemahan. Pertama, hal itu tidak mempertimbangkan pertumbuhan
atau penurunan aktivitas bisnis. Kedua, hubungan data yang satu dengan yang
lainnya, seperti penjualan dengan harga pokok penjualan, diabaikan. Rasio dan
hubungan persentase dapat mengatasi kedua kelemahan itu. Sebagai contoh, marjin
kotor adalah hubungan persentase umum yang digunakan oleh auditor.

Auditor sering kali menyiapkan laporan keuangan common-size untuk satu tahun
atau lebih yang menampilkan semua pos sebagai persentase dari dasar umum,
misalnya penjualan. Laporan keuangan common-size memungkinkan perbandingan
di antara perusahaan-perusahaan atau untuk perusahaan yang sama selama periode
waktu yang berbeda, yang mengungkapkan tren dan memberikan pandangan
tentang bagaimana perusahaan yang berbeda diperbandingkan. Data laporan laba-
rugi common-size untuk 3 (tiga) tahun terakhir dari Hillsburg Hardware disajikan pada
Gambar 8-7. Auditor harus menghitung saldo akun laporan laba rugi sebagai
persentase dari penjualan apabila tingkat penjualan berubah dari tahun sebelumnya
– suatu hal yang sangat sering terjadi dalam banyak perusahaan. Penjualan Hillsburg
telah meningkat secara signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Perhatikan bahwa akun-akun seperti harga pokok penjualan, gaji bagian penjualan,
dan komisi juga telah meningkat secara signifikan tetapi cukup konsisten sebagai
persentase penjualan, sesuai dengan yang kita harapkan untuk akun-akun tersebut.

Auditor mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut dan bukti pendukung untuk
perubahan iklan, beban piutang tak tertagih, serta perbaikan dan pemeliharaan
kantor.
1. Perhatikan bahwa beban iklan telah meningkat sebagai persentase penjualan.
Salah satu penjelasan yang mungkin adalah pengembangan kampanye
periklanan yang baru.
2. Jumlah dollar beban piutang tak tertagih tidak berubah secara signifikan, tetapi
telah menurun seperti persentase penjualan. Auditor harus mengumpulkan
bukti audit tambahan untuk menentukan apakah beban piutang tak tertagih dan
penyisihan piutang yang tak tertagih kurang saji.
3. Beban perbaikan dan pemeliharaan juga telah meningkat. Fluktuasi dalam akun
ini merupakan hal yang biasa jika klien telah mengadakan perbaikan yang tak
terduga. Auditor harus menyelidiki pengeluaran berjumlah besar dalam akun ini
untuk menentukan apakah hal itu meliputi setiap jumlah yang harus
dikapitalisasi sebagai aset tetap.
c. Hasil yang diharapkan yang ditentukan klien

Kebanyakan perusahaan menyiapkan anggaran (budget) untuk berbagai aspek


operasi dan hasil keuangannya. Karena anggaran merupakan ekspektasi klien selama
periode berjalan, auditor harus menyelidiki perbedaan yang paling signifikan antara
hasil yang dianggarkan dan hasil actual, karena area ini dapat mengandung salah saji
yang potensial. Jika tidak ada perbedaan, salah saji tidak mungkin terjadi. Sebagai
contoh, audit atas unit pemerintahan local, negara bagian, dan federal biasanya
menggunakan jenis prosedur analitis ini.

Apabila data klien dibandingkan dengan anggaran, ada dua kepentingan khusus.
Pertama, auditor harus mengevaluasi apakah anggaran itu merupakan rencana yang
realistis. Dalam beberapa organisasi, anggaran disiapkan secara asal-asalan sehingga
bukan merupakan ekspektasi yang realistis. Pembahasan tentang prosedur anggaran
dengan personil klien digunakan untuk memenuhi tujuan ini. Kepentingan kedua
adalah kemungkinan bahwa informasi keuangan saat ini telah diubah oleh personil
klien agar sesuai dengan anggaran. Jika hal ini terjadi, auditor tidak akan menemukan
perbedaan ketika membandingkan data actual dengan data yang dianggarkan,
meskipun ada salah saji dalam laporan keuangan. Penilaian risiko pengendalian dan
pengujian audit yang terinci atas data actual biasanya dilakukan untuk meminimalkan
masalah ini.

d. Hasil yang diharapkan yang ditentukan auditor

Perbandingan umum lainnya antara data klien dengan hasil yang diharapkan terjadi
ketika auditor menghitung saldo yang diharapkan untuk dibandingkan dengan saldo
actual. Pada jenis prosedur analitis ini, auditor membuat estimasi tentang saldo akun
apa yang seharusnya dengan menghubungkannya ke beberapa akun neraca atau
akun laporan laba-rugi lainnya, atau membuat proyeksi berdasarkan beberapa tren
historis.

e. Hasil yang diharapkan dengan menggunakan data nonkeuangan


Jika kita sedang mengaudit sebuah hotel. Kita dapat mengembangkan ekspektasi atas
total pendapatan dari kamar hotel dengan mengalikan jumlah kamar dengan tarif
setiap kamar, tarif harian rata-rata untuk setiap kamar, dan tingkat hunian rata-rata.
Kemudian dapat membandingkan estimasi kita dengan pendapatan yang tercatat
sebagai pengujian atas kelayakan pendapatan yang dicatat. Pendekatan yang sama
juga dapat diterapkan untuk melakukan estimasi dalam situasi lain, seperti
pendapatan uang kuliah di universitas (rata-rata uang kuliah dikalikan pendaftar),
penggajian pabrik (total jam kerja dikalikan tarif upah), dan biaya bahan yang dijual
(unit yang terjual dikalikan biaya bahan per unit).

Namun, kepentingan utama dalam menggunakan data nonkeuangan terletak pada


keakuratan data. Pada contoh hotel, kita tidak boleh menggunakan perhitungan yang
diestimasi atas pendapatan hotel sebagai bukti audit kecuali kita yakin dengan
kelayakan perhitungan jumlah kamar, tarif kamar rata-rata, dan tingkat hunian rata-
rata. Jadi, jelas bahwa ketepatan tingkat hunian lebih sulit dievaluasi ketimbang dua
item lainnya.

2. RASIO KEUANGAN YANG UMUM

Prosedur analitis auditor sering kali meliputi penggunaan rasio keuangan yang umum
selama tahap perencanaan dan review akhir atas laporan keuangan yang telah diaudit. Hal
ini berguna untuk memahami peristiwa terkini dan status keuangan perusahaan serta untuk
menelaah laporan itu dari perspektif pemakai. Analisis keuangan yang umum dapat
mengidentifikasi secara efektif bidang permasalahan yang mungkin, dimana auditor dapat
melakukan analitis tambahan dan pengujian audit, serta bidang permasalahan yang
dihadapi perusahaan dimana auditor dapat memberikan bantuan lainnya. Ketika
menggunakan rasio ini, auditor harus memastikan untuk melakukan perbandingan yang
tepat. Perbandingan yang paling penting adalah bagi perusahaan tersebut dalam tahun-
tahun terdahulu dan terhadap rata-rata industry atau perusahaan serupa untuk tahun yang
sama.

Biasanya rasio dan prosedur analitis lainnya dihitung dengan menggunakan spreadsheet
dan jenis perangkat lunak audit lainnya, dimana data klien dan industry selama beberapa
tahun dapat dipertahankan untuk tujuan komparatif. Rasio dapat dikaitkan dengan neraca
saldo sehingga perhitungannya dapat diperbaharui secara otomatis ketika ayat jurnal
penyesuaian dibuat pada laporan klien. Sebagai contoh, penyesuaian atas persediaan dan
harga pokok penjualan mempengaruhi sejumlah besar rasio, termasuk perputaran
persediaan, rasio lancer, marjin kotor, dan ukuran profitabilitas lainnya.

Kemampuan Membayar Utang Jangka Pendek


Perusahaan membutuhkan tingkat likuiditas yang wajar untuk membayar utangnya ketika
jatuh tempo, dan ketiga rasio tersebut mengukur likuiditas. Jadi dengan menelaah ketiga
rasio itu akan terlihat bahwa rasio kas mungkin berguna untuk mengevaluasi kemampuan
membayar utang dengan segera, sedangkan rasio lancer (current ratio) memerlukan
konversi aset seperti persediaan dan piutang usaha menjadi kas sebelum utang dapat
dibayar. Perbedaan yang paling penting antara rasio cepat (quick ratio) dan rasio lancer
adalah pencantuman persediaan dalam aset lancer untuk rasio lancer.

Rasio kas = kas + sekuritas 828 = 0,06


Kewajiban lancer 13.216

Rasio cepat = kas + sekuritas + 828+18.957+945 = 1,57


piutang bersih 13.216
Kewajiban lancer
51.027 = 3,86
Rasio lancer = aset lancer 13.216
Kewajiban lancar

Rasio Aktivitas Likuiditas

Jka sebuah perusahaan tidak memiliki kas dan item yang mirip dengan kas yang mencukupi
untuk memenuhi kewajibannya, kunci bagi kemampuan membayar utangnya adalah waktu
yang dibutuhkan perusahaan untuk mengkonversi aktiva lancer yang kurang likuid menjadi
kas. Hal ini dilakukan dengan rasio aktivitas likuiditas.

Rasio aktivitas untuk piutang usaha dan persediaan terutama berguna bagi auditor, yang
sering kali menggunakan tren dalam rasio perputaran piutang usaha untuk menilai
kelayakan penyisihan piutang tak tertagih. Auditor menggunakan tren dalam rasio
perputaran persediaan untuk mengidentifikasi keusangan persediaan yang potensial.
Jumlah hari rata-rata penagihan adalah cara yang berbeda untuk memandang rata-rata
data perputaran piutang usaha. Hal yang sama juga berlaku bagi rata-rata hari untuk
menjual dibandingkan dengan rata-rata perputaran persediaan.

Kemampuan untuk Memenuhi Kewajiban Utang Jangka Panjang

Solvensi jangka Panjang perusahaan bergantung pada keberhasilan operasi dan


kemampuannya untuk memperoleh modal guna perluasan, serta kemampuannya untuk
melakukan pembayaran pokok dan bunga. Kedua rasio ini merupakan ukuran kunci yang
digunakan oleh para kreditor dan investor untuk menilai kemampuan perusahaan
membayar utang-utangnya.

Rasio utang terhadap ekuitas menunjukkan tingkat penggunaan utang dalam membiayai
aktivitas perusahaan. Jika rasio terhadap ekuitas terlalu tinggi, ini dapat menunjukkan
bahwa perusahaan telah menggunakan seluruh kapasitasnya untuk meminjam dan tidak
memiliki jaminan atas utang tambahan. Jika terlalu rendah, ini dapat berarti bahwa
leverage yang tersedia tidak digunakan untuk kepentingan pemilik.

Kemampuan membayar bunga tergantung pada kemampuan perusahaan untuk


menghasilkan arus kas yang positif dari operasi. Rasio berapa kali bunga dihasilkan (time
interest earned ratio) menunjukkan apakah perusahaan dengan leluasa melakukan
pembayaran bunga, dengan asumsi bahwa tren laba stabil.

Rasio Profitabilitas

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas demi membayar kewajiban, perluasan,


dan dividen sangat bergantung pada profitabilitas. Rasio profitabilitas yang paling umum
digunakan adalah laba per saham. Auditor menghitung rasio tambahan untuk memberikan
pandangan lebih jauh tentang operasi perusahaan.

Persentase laba kotor memperlihatkan bagian penjualan yang tersedia untuk menutupi
semua beban dan laba setelah dikurangi biaya produk. Auditor menyadari rasio ini
terutama berguna untuk menilai salah saji penjualan, harga pokok penjualan, piutang
usaha, dan persediaan.

Marjin laba serupa dengan marjin laba kotor tetapi setelah dikurangi dengan harga pokok
penjualan dan beban operasi. Rasio ini memungkinkan auditor untuk menilai kemungkinan
salah saji beban operasi dan akun neraca yang terkait.

Pengembalian atas aset dan pengembalian atas ekuitas saham biasa adalah ukuran
profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. Rasio-rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba bagi setiap dollar aset dan ekuitas.

Laba per saham = laba bersih 3.934 = 0,79


Rata-rata saham biasa yang beredar 5.000

Persentase laba kotor = penjualan


bersih – harga pokok penjualan
Penjualan bersih

Marjin laba = laba operasi


Penjualan bersih

Pengembalian atas aset = laba


sebelum pajak
Aset total rata-rata

Pengembalian atas ekuitas saham


biasa = laba sebelum pajak – dividen
saham preferen
Ekuitas pemegang saham rata-rata

DAFTAR PUSTAKA

IAI. (2020). Audit & Asurans. https://web.iaiglobal.or.id/assets/materi/Sertifikasi/CA/modul/aa/

You might also like