You are on page 1of 77
BAB ill ALIRAN GAS DALAM PIPA ALIRAN GAS DALAM PIPA Kemampuan gas untuk dapat diproduksikan kepermukaan tergantung pada tekanan alir dasar sumur ,pwf. Gambar 3-1 memperlihatkan bahwa besarnya pwf juga tergantung pada tekanan dan konfigurasi sistem pemipaan , sehingga dapat dituliskan persamaan berikut ini : uf = Psep + Apjl + Apen + Apu + Apns 3.1) dimana : Psep = tekanan separator Apa = kehilangan tekanan di pipa Apch = kehilangan tekanan di choke permukaan Apwb = kehilangan tekanan di tubing Apis = kehilangan tekanan di tempat lainnya , seperti oo safety valve (SSSV) , valve dan fitting , Untuk menentukan kemampuan dari sistem total sumur perlu menghitung kehilan- gan tekanan dimasing-masing tempat seperti ditunjukkan oleh persamaan 3.1. Pada bab ini akan dibahas persamaan - persamaan untuk menentukan hal tersebut beserta cara pemakaiannya. Akan tetapi, sebelumnya perlu dibicarakan dasar-dasar persamaan aliran di dalam pipa, 3.1 Persamaan Dasar Aliran Dasar dari persamaan aliran adalah persamaan kesetimbangan energi antara dua titik dalam suatu sistem. Kemudian dengan menggunakan prinsip thermodinamika, persamaan tersebut dapat dituliskan di dalam bentuk persamaan gradien tekanan. Bentuk persamaan kesetimbangan energi ini , secara sederhana adalah energi dari fluida yang masuk kedalam sistem ditambah kerja yang dilakukan oleh fluida ditambah Alcan Gas Dalam Pie Bet SESS AAS Alinan Gas Dalam Pipa energi panas yang ditambahkan sama dengan energi yang meninggalkan sistem tersebut. Gambar 3-2 dapat menjelaskan prinsip kesetimbangan energi didalam suatu sistem, Persamaan kesetimbangan energi dapat dituliskan sebagai berikut : 2 , mvi whi Ur + pin + +q + W,s'= 1 pW 2ge ‘Be q ‘s 5 m mghz Uz + pab2+ = (3-2) Be dimana U’ = energi dalam pV = energi dari ekspansi atau kompresi 2 co = energi kinetik ic mgh _ i i R= energipotensial q’ = energi panas yang ditambahkan W = kerja yang dilakukan terhadap fluida ‘Dengan membagi persamaan (3.2) dengan m untuk mendapatkan energi per unit massa dan kemudian diubah dalam bentuk differensial didapatkan persamaan berikut ini : = a2) 4 ek = lu Wp) + ee + gt + dq + dW, = 0 (3) Bentuk dari persamaan kesetimbangan energi ini sulit untuk diaplikasikan karena tertulis dalam bentuk energi dalam (U). Untuk mempermudah, maka persamaan ter- sebut diubah bentuknya ke dalam persamaan energi mekanik dengan menggunakan hukum dan prinsip-prinsip termodinamika. Hubungan termodinamika yang akan digunakan adalah : dU =dh - ae) (3.4) Alean Gas Dalam Pipa 3-3 Reference plane Gambar 3-2 dan dh = TdS + 2 atau dh= Tas + B- a2) (35) pp dimana bh =enthalpi S = entropi T = temperatur Dengan mensubtitusikan persamaan 3-5 ke dalam persamaan 3-3 , didapat : Tas + Pa 4 hah sag +aiy = 0 6-6) Untuk proses irreversibel , dapat digunakan pernyataan Clausius berikut ini : Moran Gas Datam Pipa 3-4 dS = =4, atau TaS = -dg + dLy dimana dLw = kehilangan karena proses irreversibel ( sebagai contoh adalah gesekan atau friksi ). Dengan menggunakan hubungan diatas dan dianggap bahwa tidak ada kerja yang ditambahkan ke dalam fluida , maka persamaan 3-6 akan diubah menjadi : bd. 8 ah + dln =0 37 P* Ge * ge en Jika digunakan pipa dengan kemiringan @ terhadap bidang horisontal , seperti pada Gambar 3-3 , maka dh = dL sin@ Byrd 8 a sind + dby = 0 Pe qe 8 Dengan mengalikan persamaan ini dengan besaran ae ,didapatkan : Gambar 3-3 Alteran Gas Dalam Pipa 3-5 4 evade dL _ 2. oa te & psind + pt = 0 (3.8) Persamaan 3.8 dapat digunakan untuk menentukan gradien tekanan , dan jika dianggap bahwa penurunan tekanan berharga positif pada arah aliran , maka pik evdy , (dp = he sino + OU + Py G9) dimana dLy By =P Pernyataan diatas adalah gradien tekanan yang disebabkan karena gesekan (friction ). Dalam bentuk Darcy - Weisbach atau Faktor Gesekan dari Moody , doy. tev™ (LY * Feed G.10) dimana f merupakan faktor gesekan. 3.1.1. Aliran Laminar Satu Fasa Faktor gesekan untuk aliran laminar dapat ditentukan secara analitik dari kom- binasi persamaan 3.10 dengan persamaan Hagen - Poiseuille untuk aliran laminar sebagai berikut : Pedase - 32K # dimana dt 32uv CY ea? sehingga 32uv _ fpv® ged? 2aed Alcan Gas Dalam Pipa 3-6 atau 64 ue _ 64 pvd — Nre 11) Bilangan tak berdimensi, Nre = p vd/4,, dikenal sebagai bilangan Reynold, Bilangan ini digunakan untuk membedakan antara aliran laminar dan turbulen, Dalam perhitun- gan, titik yang membedakan antara aliran laminar dan turbulen pada bilangan Reynold adalah sebesar 2100 untuk aliran dalam pipa bundar. Menggunakan satuan Ibmv{ft®, fl/sec .ft dan centipoise, persamaan untuk menentukan bilangan Reynold adalah : 1488p vd Nre = (3.12) 3.1.2. Aliran Turbulen Satu Fasa Di dalam aliran turbulen , faktor gesekan ditentukan berdasarkan hasil pereobaan yang melibatkan kecepatan fluida dan gradien tekanan, Dari percobaan yang telah dilakukan ternyata bahwa baik profil kecepatan maupun gradien tekanan sangat tergan- tung kepada karakteristik permukaan pipa(kekasaran). Berikut ini akan dibahas per- samaan empiris yang dapat digunakan untuk menentukan faktor gesekan tersebut. + Smooth - Wall Pipe ‘Untuk smooth-wall pipe, beberapa persamaan telah dikembangkan untuk kisaran bilan- gan Reynold yang berbeda. Persamaan yang umum digunakan , untuk bilangan Reynold antara 3000 sampai 3.10°, adalah persamaan Drew , Koo dan McAdams , f = 0.0056 + 0.5 NRe ~°>? (3.13) Persamaan lain untuk bilangan Reynold yang lebih besar dari 100000 adalah persamaan Blasius , f = 0316 Nre ~°5 (3.14) = Rough - Wall Pipe Permukaan pipa tidak benar-benar halus, dan dalam aliran turbulen , kekasaran dapat mempengaruhi faktor gesekan dan juga gradien tekanan. Kekasaran permukaan merupakan fungsi dari material pipa dan sebagai hasil dari pembuatan pipa tersebut. Aliran Gas Dalam Pipa 3-7 Nikuradse telah membuat percobaan untuk menentukan faktor gesekan dari pipa kasar. Faktor gesekan dapat ditentukan secara langsung dari persamaan empiris berikut ini : 1 2e p= 174 ~ 2log(F) (3.15) dimana ¢ adalah kekasaran absolut dari pipa dan d adalah diameter pipa. Persamaan 3.15 kemudian digunakan sebagai dasar oleh Colebrook dan White untuk menyusun persamaan sebagai berikut : 1 w 187 Nre Vf 174 = 2log (22 + ) (3.16) Dari persamaan diatas, terlihat bahwa faktor gesekan tidak dapat secara langsung ditentukan . Akan tetapi dengan mengubah komposisi dari persamaan 3.16 dan dengan cara coba-coba, maka persamaan dibawah ini dapat digunakan untuk menentukan faktor gesekan tersebut. 1 1.74 = 2log( 26 fe = (3.17) Nre Vfg Cara menggunakan persamaan ini adalah ; mula-mula harga fg diperkirakan dan fe dihitung dari persamaan 3.17 . Apabila hasilnya belum sama , maka fe dihitung kembali dengan fc lama sebagai anggapan baru. Lanjutkan perhitungan ini hingga fedan fgsampai pada suatu perbedaan dengan toleransi yang diinginkan (misalnya beda fe dan fg sebesar 10° ), Sebagai perkiraan pertama dapat digunakan persamaan Drew , Koo dan Me- Adams. Konvergensi dari fe dan fg menggunakan metode ini bia sanya dicapai dalam dua atau tiga kali iterasi. Hubungan antara faktor friksi dengan bilangan Reynold dan kekasaran relatif diberikan pada Gambar 3-4. Persamaan Colebrook ini dapat digunakan untuk pipa halus , transisi dan kasar di dalam problema aliran turbulen. Untuk harga bilangan Reynold yang cukup besar , dapat di gunakan digunakan persamaan Nikuradse. Persamaan faktor gesekan secara langsung dapat juga menggunakan persamaan Jain , yang hasilnya cukup dekat dibandingkan dengan hasil dari persamaan Colebrook. Moran Gas Dalam Pipa 3-8 bre aequieg Posey wsiouy Ateran Gas Dalam Pipa x One we 2 Pipe cumeter, D (incnes) 36 1 Gambar 3-5 3-0 Aloan Gas Dalam Pipa Jain mengemukakan bahwa untuk kisaran dari kekasaran relatifantara 10° dan 107 dan kisaran dari bilangan Reynold antara 5.10° dan 10°, kesalahan yang didapat * 1% jika dibandingkan dengan persamaan Colebrook. Persamaan ini memberikan kesalahan maksimum sebesar 3 % untuk bilangan Reynold kurang dari 2000. Persamaan Jain tersebut dapat dituliskan sebagai berikut : 1 € , 21.25 Up = bd ~2log(G + ) Nre®? (3.18) Persamaan 3.18 dianggap baik untuk perhitungan penentuan faktor gesekan pada aliran turbulen. Untuk menentukan harga kekasaran pipa ( ) pada persamaan yang menghitung faktor friksi kadang-kadang sukar. Akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa harga € tersebut bukanlah sifat dari pipa tetapi hasil pengukuran, Moody telah melakukan pengukuran kekasaran pipa ini dan hasilnya diberikan pada Gambar 3-5. Jika data mengenai kekasaran pipa ini tidak diperoleh, maka harga e = 0.0006 ft dapat digunakan untuk perhitungan pada tubing dan pipa. Contoh 3-1 FLuida dengan spesifik gravity 0.82 dan viskositas 3 ep (0,003 kg/m-sec) mengalir di pipa dengan diameter 4 in (101.6 mm) dengan kecepatan 30 ft/sec (9.14 m/sec). Pipa yang digunakan adalah pipa baru terbuat dari steel. Tentukan faktor gesekan menggunakan persamaan Colebrook dan persamaan Jain, Solusi ~ Menggunakan persamaan Colebrook Dari Gambar 3-5 , untuk steel , ¢/d = 0.00045 NRe = pvd/“ = (820)(9.14)(0.1016)/(0.003) = 253824 ‘Untuk asumsi pertama , gunakan persamaan Drew , Koo dan McAdams , Aliran Gas Dalam Pipa B-u fg = 0.0056 + 0.5 (Naz? 0.0056 + 0.5 (253824 )~°52 = 0.015 7 _ 2e 187), -2 fe = (174-2087 + Reese] _ _ 18,7 “2 = [1.74 ~ 2log ( 2( 0.00085 ) + ese CVT)! fe = 0.0183 Harga fe ini masih jauh dari harga f g, sehingga perlu dilakukan iterasi lagi dengan fy = 0.0183 = _ 18,7 -2 fe = [174 ~ 210g (2( 0.00045) + ae55545 (VOTES) ! fe = 0.0182 Iterasi yang ketiga menggunakan fg = 0.0182 dan didapat fe = 0.0182. Sehingga f menggunakan persamaan Colebrook adalah 0.0182 ~ Menggunakan persamaan Jain 21.25 £ 2 f = [114 -2log(S+ yT a” Nre®? 21.25 -2 = [114 ~ 2 log ( 0.00045 + —** (253824 ) = 0.0183 Apabila persamaan 3.9 dan 3.10 dikombinasikan , persamaan gradien tekanan menjadi fev? , evdv aD _ dL 2ged * gedL G.19) goo sind + ge? dimana faktor gesekan , f, merupakan fungsi dari bilangan Reynold dan kekasaran pipa. Gradien tekanan total dibentuk dari tiga komponen yang berbeda , yaitu Alinan Gas Dalam Pipa B- Bye By+ Bec (320) dimana Wy, = © psi (Spe = £ p sind adalah komponen dari energi potensial atau perubahan ketinggian, adalah Komponen dari perubahan energi kinetik . Persamaan 3-19 dapat digunakan untuk segala macam fluida dalam kondisi aliran steady state dan satu dimensi dimana f, p dan v dapat ditetapkan. Persamaan 3-19 adalah persamaan diferensial dan harus diintergrasikan untuk digunakan dalam perhitungan penentuan kehilangan tekanan sebagai fungsi dari laju alir atau kecepatan dan diameter pipa. Dengan menggunakan komputer , persamaan tersebut dapat dipecahkan secara numerik dengan membagi pipa menjadi segmen - segmen yang kecil dan kemudian mengevaluasi sifat gas atau fluida pada tekanan dan temperatur rata-rata setiap selang tersebut. Prosedur untuk menghitung pressure tran- verse di pipa ( Gambar 3-6 ) adalah sebagai berikut : 1, Dimulai dari tekanan yang diketahui , p1, pada L1 tentukan suatu selang , AL 2. Perkirakan peningkatan tekanan , AP , untuk selang tersebut. 3, Tentukan tekanan rata - rata dan untuk kasus non iso thermal , tentukan temperatur rata - rata pada selang tersebut. 4, Menggunakan data laboratorium atau persamaan empiris ,tentukan sifat - sifat fluida dan PVT pada kondisi tekanan dan temperatur rata - rata (pg, Vg. i g) Minan Gas Dalam Pipa 3-8 Ateran Gas Dalam Pipa Gambar 3-6 -4 5, Hitung gradien tekanan dP/dL pada selang tersebut dengan menggunakan persamaan 3:19, 6, Hitung peningkatan tekanan pada selang tersebut , AP = AL (dP/dL). 7, Bandingkan hasil perkiraan dengan perhitungan AP yang didapat pada langkah 2 dan langkah 6. Jika perbedaannya besar , maka ulangi perhitungan ke langkah 3 dengan menggunakan AP hasil perhitungan sebagai anggapan. 8, Didapat hubungan L = Ly + EAL dan P = Py + ZAP 9. Jika ZAL kurang dari panjang total maka ulangi perhi tungan ke langkah 2. 3.2. Aliran di Lubang Sumur Beberapa metode dapat digunakan untuk menentukan tekanan statik dan alir di dasar sumur, Metode - metode dimulai dari persamaan 3.19 , dengan penyesuaian tethadap geometri aliran, Didalam hal ini, pada umumnya gradien percepatan dapat diabaikan, 3.2.1. Perkiraan Tekanan Statik Dasar Sumur Untuk keadaan vertikal (6 = 90°, sin @ = 1), sumur ditutup (shut-in),v fluida gas , persamaan 3.19 menjadi, dp _ 8 Pe a (G21) dimana = Bt 8= ORT Kombinasi dengan persamaan 3.21, dp _ gMdh D7 @ZRT (3.22) Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk memperkirakan tekanan statik berdasarkan persamaan 3.22 ; yang akan dibahas dibawah ini. Alcan Gas Dalam Pipa 3-0 3.2.1.1, Metode Tekanan dan Temperatur Rata - rata Jika Z dievaluasi pada tekanan dan temperatur rata - rata maka persamaan 3.22 dapat dituliskan sebagai berikut : ws dp _ _gM_ oo Spe “p gRZT 0% Dengan mengintegrasikan seperti diatas , maka persamaan tersebut menjadi : MH Pws = Ps op eezT) (3.23) Jika digunakan satuan lapangan , persamaan 3.23 menjadi Pws = pts exp [ (0.01875 yp H) /(T Z)] (3.24) dimana Pws = tekanan statik di dasar sumur , psia Pts = tekanan statik di permukagn,, psia Ye = gravity gas H = kedalaman sumur, ft _T = temperatur rata- rata ,°R Z = _ faktor deviasi gas diukur pada temperatur rata-rata dan tekanan rata - rata,(pws + pts)/2 Karena Z harus dievaluasi pada tekanan rata-rata yang melibatkan pws, jadi harus dilakukan cara coba-coba (iterasi) dengan menganggap suatu harga pws tertentu. Sebagai anggapan pertama dari pws dapat digunakan persamaan berikut ini : Pws = pis(1 + 2.5.105H) (3.25) Contoh 3-2 Menggunakan data berikut ini, tentukan pws menggunakan persamaan 3.24, H = 10000ft ye = 06 ts = 4000 psia Aliran Gas Dalam Pipa 3-6 Ts = 70°F = 530°R Tr = 220° F = 680°R Solusi Sebagai anggapan pertama , pws dapat ditentukan menggunakan persamaan 3.25. ptws = pis(1 + 2.5x105H) pws = 4000 (1 + 25x 10° (10000)) = 5000 psia T = (Ts + Tr)/2 = (530 + 680)/2 = 605°R P= (Bis + ptws)/2 = (4000 + 5000 )/2 = 4500 psia Z = 0.932 Pws = 4000 EXP [(0,01875)(0.6)(10000)/(605)Z)] pws = 4000 EXP [0.18595/Z)] = 4000 EXP [0.18595/0.932} Pws = 4883, Harga ini mempunyai perbedaan yang sangat besar dengan tekanan anggapan, 5000 psia. Sehingga perhitungan ini perlu diulangi dengan p*ws adalah 4883 psia sampai didapat perbedaan tekanan anggapan dan perhitungan yang kecil. Hasil perhitungan tersebut ditabulasikan berikut ini : P*ws P Pos 5000 4500 0.932 4883 4883 4442 0.928 4887 4887 4444 0.928 4887 Perhitungan ini juga dapat dilakukan dengan cara menganggap suatu harga Z dan kemudian membandingkan harga Z hasil perhitungan dan anggapan hingga tercapai perbedaan yang kecil. Miran Gas Dalam Pipa 3-7 3.2.1.2. Metoda Cullender dan Smith Metode lain untuk memperkirakan harga pws diusulkan oleh Cullender dan Smith yang memperhitungkan perubahan temperatur terhadap kedalaman dan perubahan faktor deviasi gas terhadap tekanan dan temperatur. Dari persamaan 3.22 , akan didapatkan hal sebagai berikut : TZ P ‘MH R= 001875 yg H M it Pos ae = Sat dp = BSG dh Integral pada persamaan tersebut dapat disingkat menjadi sow 72 dp = JR I dp = Q0187S ¥¢ H Harga integral diatas dapat didekati oleh deret sebagai berikut : 25 Idp = (pms ~ pts) (Ims + Is) + (Bws — pms) (Iws + Imsy (3.26) dimana Pms = tekanan pada titik tengah dari sumur , H/2 Ims = harga I yang dievaluasi pada pms, T Tis = harga I yang dievaluasi pada pis , Ts I = harga I yang dievaluasi pada pws , Tr Prosedur perhitungan untuk metode ini adalah membagi sumur menjadi dua seg- men panjang , H/2, menentukan pms pada H/2 dan menggunakan harga tersebut untuk menentukan pws . ts dapat dihitung menggunakan kondisi permukaan , yaitu 4 2.01875 yg HE @27 ee Ims + ts ‘Sehingga harga pws dapat dihitung secara langsung menggunakan persamaan berikut ini: 0.01875 yg H Ps = Pos + Te Dog (3.28) Moran Gas Dalam Pipa 3-8 Contoh 3-3 Dengan menggunakan data pada contoh 3 - 2, tentukan pws dengan metode Cullender dan Smith Solusi ‘Temperatur untuk setiap kedalaman h adalah = 10 + (220-70) (h)/ 10000 = 70 + 0.015 (h) Menentukan Its PadaT = 70°F, P = 4000 psia, Z = 0.84 = FZ _ 530(084) _ Ts = 5 4000 > = O13 Memperkirakan pms : pms = pis(1 + 25x 10°xH/2) = 4000 (1 + 25x 10x 5000) = 4500 psia T = 70 + 0.015 (5000) = 145 Z = 0.93 Menentukan Ims TZ _ 605(0.93) _ pms ~ 4500 ~ 91250 Ims Menentukan pms : 0.01875 yg H Pms = Pus + Ims + Is = 4000 + (0.01875)(0.6)(10000)/(0.1250 + 0.1113) Alean Gas Dalam Pipa 3-9 = 4000 + 476 = 4476 psia Harga pms ini berbeda jauh dengan pms anggapan 4500 psia. Sehingga perlu dilakukan perhitungan ulang untuk menentukan pms hingga didapat perbedaan yang cukup kecil antara pws perhitungan dan anggapan, Untuk itu gunakan p*ws adalah 4476 psia, Pada T = 145 °F, p*ms = 4476 psia, Z = 0.93 Ims = (605) (0.93) 0.1257 4476 Pms = 4000 + 475 = 4475 psia Perhitungan selanjutnya adalah untuk segmen kedua yaitu dari H/2 sampai H. Memperkirakan pws hos = pms (1+ 25x 107>xH/2 ) = 4475 (1 + 2.5.x 10x 5000) = 5034 psia ptws = 5084 psia, T = 220 °F, Z = 1.006 Menentukan Its Tis = soc uns = 0.1359 0.01875 ye H Ins + Tis Pus = pms + = 4475 + (0.01875)(0.6)(10000)/(0.1257 + 0.1359) = 4905 psia Untuk iterasi kedua , Z = 0.998 Tis = 680 (0.998)/(4905) = 0.1384 Pws = 4475 + 426 = 4901 psia Aliran Gas Dalam Pipa 3-20 Maka tekanan statik dasar sumur dengan metode Cullender dan Smith ini adalah 4901 psia. 3.2.2. Penentuan Tekanan Alir Dasar Sumur Tekanan alir dasar sumur ( pw) , dapat pula diperkirakan berdasarkan persamaan 3.19. Untuk sumur yang mengalir, kecepatan alir tidak sama dengan nol dan dengan mengabaikan faktor akselerasi , persamaan 3.19 dapat dituliskan sebagai berikut : de Fa (3.29) cos8 + ge? 2ged Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan solusi dari per~ samaan 3,29 tergantung dari anggapan yang digunakan, Namun dalam bab ini hanya akan dibahas dua metode yaitu metode temperatur dan tekanan rata-rata dan metode Cul- lender dan Smith. 3.2.2.1, Metoda Tekanan dan Temperatur Rata - rata Dengan mensubtitusi kan densitas gas dengan p , T dan Z ke persamaan 3.29 menghasilkan ge. pM ie aL ~ ZR? +9 0q) 630) Integrasi dari persamaan 3.30 dan dengan anggapan bahwa temperatur rata - rata di tubing serta harga Z yang dievaluasi pada kondisi tekanan dan temperatur rata - rata, maka akan diperoleh persamaan berikut ; 2Sygq°T Z f H (exp(S) - 1) ae (331) pig = pi exp(S) + dimana P = psia S = 0.0375 yg (TVD /T Z H = kedalaman yang terukur, ft Alran Gas Dalam Pipa 8-2 TVD = kedalaman sebenarnya , ft °R q = laju alir gas, MMSCFD d = diameter tubing , inches £ = faktor friksi Prosedur perhitungan untuk persamaan 3.31 sama dengan prosedur untuk penen- tuan tekanan statik sumur kecuali untuk faktor friksi. Harga Z dievaluasi pada B= (py + pug) /2. Dengan membagi sumur menjadi beberapa bagian mendapatkan hasil yang lebih akurat. Konvergensi sering kali lebih cepat didapat jika iterasi dilakukan berdasarkan harga faktor deviasi gas , Z , dibandingkan dengan berdasarkan tekanan, Prosedur untuk metode ini adalah : 1. Memperkirakan Z* ( sebagai harga mula dapat digunakan angka 0.9 ) 2. Menentukan tekanan yang tak diketahui menggunakan persamaan3.31 dengan Z =z 3. Menentukan tekanan rata - rata, p = (py + puf)/2. 4.Menentukan Z pada P dan T 5.Membandingkan Z dan Z* . Jika (Z-Z* /Z < €, dimana ¢ adalah bilangan yang kecil sebagai tolernasi , maka perhitungan yang dilakukan adalah benar. Jika tidak maka gunakan Z* = Z dan ulangi langkah 2 dan seterusnya. Contoh 3-4 Menggunakan metode Tekanan dan Temperatur rata-rata, tentukan tekanan alir dasar sumur dengan data sebagai berikut : Yg = 0.75, MD = 10000ft, © TVD = 7000 ft Ateran Gas Dalam Pipa 3-22 Ts = 110°F, Tr = 245 oF, ptf = 2000 psia dsc = 4.915 MMSCFD,d = 2441 in, & = 0.0006 in K = 0.012 cp Solusi Dengan mengubah kecepatan menjadi laju alir , persamaan bilangan Reynold menjadi NRe = ae (3.12a) dengan Units Variabel Field st se = laju alir gas MMSCFD MM m/day Ye = spesific gravity gas : = viskositas gas ep kg/m-see d = diameter pipa (ID) in | m C = konstanta | 20011 17.96 Nre = 20011 Ye dsc _ (20011) (0.75 ) (4.915 ) wd 0.012 (2.441) = 2518x 10° ‘Menggunakan persamaan 3.18 didapat f = 0.015 1, Memperkirakan Z* = 0.9 S = (0.0375)(0.75)(7000)/(638)(Z*) = 0.3086/Z* Hliran Gas Dalam Pipa : 5-88 2. p’wt = (2000) EXP(0.3086/Z") + 25 (0.75) (4.915 Y (638) Z" (0.015 10000 ) [ EXP (0.3086/Z" ) ~ 1] ae (2.44198 Pag = 4x 10° EXP ( 0.3086/Z" ) + 1.621. 10° ( Z* ? ( EXP ( 0.30865/Z* ) -1) Untuk Z* = 0.9, p>wt = 5.636 x 10° + 536966 pwt = 6.173x 10°, pwr = 2485 psia 3. D = (po + pwf 72 = (2000 + 2485 )/2 = 2242 psia 4, Pada p = 2242 psia dan T = 178 °F ,Z = 0.806 5. ABS (Z- Z* )/Z = (0.9 - 0.806)/0.806 = 0.117 yang mana harga ini terlalu besar 2’. Untuk Z* = 0,806 , p°w = 5.866 x 10° + 491187 P'wt = 6.357x 106 , pwt = 2521 psia 3. p = (2000 + 2521)/2 = 2261 psia 4 Pada p = 2261 psia dan T = 178 °F, Z = 0.805 5°. ABS(Z - Z* )/Z = ABS(0.805 - 0,806)/0.805 = 0,001 dimana harga ini cukup kecil. Maka dengan metode tekanan dan temperatur rata - rata ini didapat tekanan alir dasar sumur, pwt, sebesar 2521 psia, Aleran Gas Dalam Pipa 3-88 3.2.2.2. Metoda Cullender dan Smith Metode lain yang dapat digunakan diusulkan oleh Cullender dan Smith, Metode ini dikembangkan berdasarkan persamaan 3.30. Persamaan berikut ini akan disubtitusikan ke persamaan 3.30, =f ae = ae PETZ 1 We Top Ze menghasilkan dp _ pMcos6 MTZ pix f 4 dL 2RT "Rp Te 2ged A? atau FB = 4 [(Breosoec] (3.32) dimana Apabila persamaan 3.32 diintegrasikan , maka akan diperoleh persamaan berikut ini : Fa 1p zh (3.33) tas (ppv e039 + € Jika menggunakan satuan lapangan dan mengintegralkan sisi kanan_persamaan 3.33 didapat 2. aul eee zr eae = 18.75 yg MD (3.34) Pe py WD, p28 . 0.001 (25) aap + F dimana Atoran Gas Dalam Pipa 3-25 0.667 f abe oseifae (3.35) dan TVD/MD = cos 6 Persamaan 3.34 dapat ditulis dalam bentuk yang lain yang lebih pendek dan dengan membagi sumur menjadi dua bagian H/2 , menghasilkan : ~ Bagian atas : 18.75 yg (MD) = (pm — py) Amy + Ty) - Bagian bawah 18.75 yg (MD) = (pug — pm) (lwp + Ing) dimana Prosedur perhitungan adalah sama dengan penentuan tekanan statik dengan metode Cullender dan Smith , akan tetapi disini lebih rumit disebabkan harga I yang komplek. Contoh 3-5 Dengan menggunakan metode Cullender dan Smith , tentukan tekanan alir dasar sumur dengan data sebagai berikut : yg= 0.75, H-= 100008, Ts = 10°F Tr = 245°F, pt = 2000 psia, Qse = 4.915 MMsefd d= 2441 in, ¢ = 0,0006in, H = 0.012 ep 9=0° Alixan Gas Dalam Pipa 3-26 Solusi : ‘Tentukan f dan F* _ 20011 (0.75) (4.915 ) = 6 GOT) = 25184 10 NRe Dari persamaan 3.18 didapat f = 0.015 . .! ye FP = 06670015) (4915 _ gago79 (2.441) Menentukan ler, Pada p = 2000 psia, T = 110°F didapat Z = 0.71 p/TZ = (2000)/(S70)(0.71) = 4.942 4.942 = = 181.60 (0.001 ) (4.942) + 0.00279 My Memperkirakan p*mf ( Coba pertama ) p*mf = 2000(1 + 2.5x 10° (3000)) = 2250 psia Menentukan Imt Pada p = 2250 psia, T = 110 + 67.5 = 178 °F, didapat Z = 0.797 p/TZ, = (2250)/(638)(0.797) = 4.425 Img es = 197.81 (0.001 ) ( 4.425 ) ? + 0.00279 Menentukan pmt pop = py + 875224 go qq 4. 18:75..0.75 (10000) Imp + ly 197.81 + 181.60 Pmf = 2000 + 371 = 2371 psia harga ini jauh berbeda dengan tekanan anggapan Aleran Gas Dalam Pipa 3-& Menentukan Imf (Coba kedua ) Pada p = 2371 psia, T = 178 °F, didapa Z = 0.796 p/TZ. = (2371)/(638)(0.796) = 4.669 Ing = —__-4.669__ = 18941 (0.001 ) (4.669)? + 0.00279 ‘Menentukan pag 18.75 yg H 18.75 (0.75 ) (10000 oe ret Pmg = PY + Te ig = 2000 + T8941 + 181.60 Pmt = 2000 + 371 = 2379 psia Dari perhitungan ini maka tekanan dititik tengah adalah 2379 psia. Prosedur_perhitun- gan selanjutnya adalah menentukan tekanan dasar sumur , pwf Memperkirakan p* we P*wh 2379 (1 + 2.5.x 10° (5000)) = 2676 psia Menentukan Iwf: Pada p = 2676 psia, T = 245 °F , didapat Z = 0.867 p/TZ = (2676)/(705)(0.867) = 4.378 4378 Speer ree aren ree eae Cerne (0.001 ) (4.378)? + 0.00279 Inf Menentukan pmf 1875 ¥~@H _ y599 4 18:75 (0.75 ) (10000 ) Tg + Ing 199.39 + 189.41 Prof = Png + Pmf = 2379 + 362 = 2741 psia harga ini jauh berbeda dengan tekanan anggapan Menentukan Ie ( Coba kedua ) Pada p = 2741 psia, T = 245 °F, didapat Z = 0.868 Miran Gas Datam Pipa 3-28 p/TZ = (2741)/(705)(0.868) = 4.479 4.479 Ing = ———*#42 ___ = 196.00 (0.001 ) (4.479 ? + 0.00279 Menentukan pwt 18.75 yg H 18.75 (0.75 ) (10000. = 18.75 gH _ 18.75 (0.75) (10000) Pot = Prt Tet Ing 2379 + 496.00 + 189.41 pwf = 2744 psia Sehingga dapat disimpulkan tekanan alir dasar sumur adalah 2744 psia, Banyak sumur gas menggunakan dual completion, dimana salah satu diproduksikan dari anulus diantara tubing dan casing. Untuk keadaan ini , dalam menentukan tekanan statik bukan menjadi suatu masalah dan metode yang telah diterangkan diatas dapat Jangsung digunakan. Untuk sumur yang mengalir , baik metode tekanan dan temperatur rata - rata serta metode Cullender dan Smith dapat digunakan jika konsep radius hidraulik digunakan, Modifikasi yang diperlukan hanyalah menentukan diameter efekif dan bilangan Reynold. Diameter efektif yang harus digunakan adalah dh = de ~ ch (3.36) dimana dh = diameter efektif de = diameter dalam casing dt = diameter luar tubing Tidak ada data yang telah dipublikasikan mengenai kekasaran di anulus. Namun dapat digunakan anggapan bahwa permukaan pipa agak kasar ( rougher surface ). Jika telah dilakukan pengukuran penurunan tekanan dan laju alir, kekasaran dapat dihitung dan dapat digunakan untuk menghitung harga pwf pada harga laju alir yang lain. Metode Cullender dan Smith juga dapat digunakan untuk memperkirakan penurunan tekanan pada injeksi gas dengan menggunakan harga F” yang negatif pada persamaan 3.34, Ateran Gas Dalam Pisa 3-89 3.3. Aliran di sistem Pipa Didalam aliran gas di pipa ada dua masalah yang erat berkaitan yaitu menentukan kapasitas maksimum dari sistem pemipaan dan besarnya tekanan yang diperlukan, Ada beberapa persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung aliran gas di pipa. Peramaan yang umum digunakan untuk pipa horisontal dengan diameter yang konstan adalah sebagai berikut : dp _fpv __pMfy_ 637 de” 2ged ZRT2gcd ” Beberapa persamaan telah dikembangkan berdasarkan persamaan 3.37. Jika ada perbedaan dalam solusi umum disebabkan karena penggunaan metode untuk menen- tukan faktor gesekan ,f, dan faktor deviasi gas, Z, yang berbeda. Umumnya, temperatur dianggap tetap dan faktor deviasi gas, Z., ditentukan pada kondisi tekanan rata - rata di pipa. Integrasi persamaan 3.37 untuk jarak L antara dua titik dengan tekanan pi dan p2 menghasilkan ye PTZIL pv pe = 24. oa f (3.38) dimana p= psia Left T=R q = MMSCED ( 14.7 psia dan 60 °F ) d = inches f = faktor friksi Persamaan 3.38 dapat dikembangkan menggunakan kondisi standar 14.7 psia dan 60°F. Persamaan 3.38 dapat diubah menjadi bentuk sebagai berikut : 2 qe ct CT, 7 pi? Pb [ ; 95 425 niTZL) d (3.39) Miran Gas Dalam Pipa 3-30 dengan harga C tergantung dari kombinasi satuan yang digunakan, Harga C untuk kombinasi satuan P T d L q c psia | oR in mi sefd 7154 psia | °R in ft sefd 5634 psia °R in ft MMsefd | 563410 kpa mjd | 1.149 108 ‘Ada satu faktor lagi yang disebut Faktor Efisiensi yang kadang - kadang digunakan di dalam persamaan 3.39 untuk menghitung laju alir sebenarnya yang biasanya kurang dari laju alir gas yang dihitung. Faktor Efisiensi biasanya antara 0.7 sampai 0.92 dan biasanya didapat dari pereobaan. Dalam mendapatkan solusi dari persamaan 3.39, jika penurunan tekanan atau laju alir tidak diketahui maka dilakukan cara coba - coba yang melibatkan proses iterasi. Demikian juga jika diameter pipa tidak diketahui , harus dilakukan cara coba - coba untuk mengevaluasi faktor gesekan, Kenyataan inilah yang membuat beberapa penulis membuat persamaan umum dari faktor gesekan sehingga tidak usah melakukan per- hitungan faktor gesekan secara coba - coba, Didalam hal ini faktor gesekan dapat dianggap hanya tergantung dari diameter pipa atau bilangan Reynold saja. Alteran Gas Dalam Pipa 3-3 Beberapa pendekatan faktor gesekan yang umum digunakan adalah sebagai berikut: Persamaan f Panhandle A _0.085 Nre™ Panhandle B 0.015 Nee 1GT | 0.187 Nre®? Weymouth 0.032 3 Persamaan - persamaan diatas hanya dapat digunakan untuk pipa horisontal atau mendekati horisontal saja. Sehingga seluruh perhitungan penurunan tekanan hanya dipengaruhi oleh gesekan saja, Jika pipa tidak horisontal, maka komponen elevasi harus dimasukkan kedalam persamaan tersebut walaupun pengaruhnya sangat kecil. Per- samaan aliran yang memasukkan komponen elevasi atau hidrostatik adalah sebagai berikut : 2 CT [ (eZ aise a0)| 3.40) Po Lyf TZ(es-1) 2.718 0.0375 yg H/(ZT) H = perubahan elevasi Metode ini menganggap bahwa perubahan elevasi terhadap panjang pipa adalah tetap. Alan Gas Dalam Pipa 3-38 Contoh 3-6 Suatu pipa akan mengalirkan gas dengan laju alir 320 MMSCD dengan tekanan dowstream 600 psia. Menggunakan data berikut ini, tentukan tekanan yang diperlukan untuk mengalirkan gas tersebut. T = 45°F = 505°R, Yg = 0.67, = 25.375 in L = 100 miles = 528000 ft, € = 0.0006 in Solusi Menggunakan persamaan 3.38 , pi harus diperkirakan untuk menentukan p dan Z. Dengan menganggap Ap/AL = 0.0005 psi/ft maka pir = p2 + 0.0005(528000) = 600 + 264 = 864 psia. = (pir + p2)/2 = (864 + 600)/2 = 732 psia Pada p = 732 psia,T = 45°F didapat Z = 0.844 dan 4 = 0.012 cp Menentukan f: = 20011 yg q _ 20011 (0.67 ) (320) nd (0.012) (25.375) = 14.1x 10° Dari persamaan 3.18 ( persamaan Jain ) , didapat f = 0.0097 Menghitung pi Bre PTZFL = a pi? =p? + iB 2 pi? = (600) + 256067) 320)? (505) (2) (0.0097 ) (528000) (25.375 J pi? = 360000 + 421680 (Z) = 360000 + 355898 = 715898 Alean Gas Dalam Pipa 3-88 pi = 846 psia Harga ini cukup jauh dengan harga p1 anggapan sehingga perlu dilakukan perhitungan ulang dengan pi anggapan = 846 psia. = (600 + 846) /2 = 723 psia Z = 0.846 pi? = 360000 + 421680 ( 0.846 ) = 716567 pi = 847 psia Sehingga tekanan yang diperlukan untuk dapat mengalirkan gas pada pipa tersebut adalah 847 psia. 3.3.1. Pipa Seri Jika dalam sistem pemipaan terdiri dari pipa - pipa yang berbeda diameternya , kapasitas alir yang masuk kedalam sistem harus ditentukan berdasarkan panjang dan diameter ekivalen dari sistem tersebut. Untuk pipa seri, Gal) _ CTs [pi ae (42) Po | eT Z [ f Le. ° 3.3.2. Pipa Paralel Untuk pipa paralel , laju alir total adalah penjumlahan dari laju setiap pipa , N ap = Nt Dt wm tqy=d Gi (3.43) i=l Atiran Gas Dalam Pipa 3-34 Sedangkan faktor gesekan, diameter dan panjang ekivalen adalah 5 Gs Boys, Bos, 0. 5. +(4 jis oy (3.44) sehingga persamaan 3.38 menjadi ct [or?-p2?]”” [aes] Pe eae a ed 3.4. Pengaruh Adanya Fluida di dalam Aliran Gas Persamaan - persamaan yang diterangkan diatas dikembangkan untuk menentukan hubungan antara laju alir gas dan penurunan tekanan pada pada gas kering. Acapkali , dalam operasi produksi gas , fluida juga ikut mengalir bersama - sama dengan gas. ‘Sebagai contoh adalah aliran dari sumur gas yang berproduksi bersama - sama dengan kondensat atau air atau terjadinya kondensasi selama aliran, Adanya fluida tersebut menyebabkan meningkatnya penurunan tekanan, Adanya fluida ini , menyebabkan diperlukannya perhitungan penurunan tekanan untuk aliran dua fasa dalam meren- canakan sistem pemipaan, Metode yang dapat digunakan untuk aliran di tubing dan di pipa akan dibahas kemudian. 3.4.1, Aliran Dua Fasa Problema aliran dua fasa di dalam sumur dapat diselesaikan dengan menggunakan korelasi - korelasi pada kondisi aliran dua fasa, Ada beberapa korelasi yang umum digunakan , antara lain : korelasi Hagedorn dan Brown , Korelasi Poettmann dan Carpenter , Korelasi Orkiszewski dan Korelasi Dun dan Ross. Disini hanya akan dibahas metode Hagedorn dan Brown saja. 3.4.1.1. Metoda Gravitasi Campuran Salah satu metode yang sederhana didalam persoalan aliran dua fasa adalah mengganti yg dengan ym. Metode ini disebut metode gravitasi campuran. Adapun persamaan untuk ym adalah sebagai berikut : yg + 4591 2 /R 1 + 1123/R Ym = (3.46) Ateran Gas Dalam Pipa 3-35 dimana ym = gravity campuran 7g = gravity gas kering YL = spesifik gravity liquid R = gas- oil ratio, SCF/STB Metode gravitasi campuran ini dapat digunakan jika sumur berproduksi dengan gas + oil ratio yang tinggi. Jika gas - oil ratio kurang dari 10000 SCF/STB maka korelasi metode ini tidak dapat digunakan dan harus digunakan korelasi pada kondisi dua fasa. Salahsatu korelasi yang dapat digunakan adalah korelasi Hagedorn dan Brown yang akan diterangkan berikut ini. 3.4.1.2. Metode Hagedorn dan Brown Hagedorn dan Brown menggunakan persamaan 3.19 dengan mengabaikan ak- selerasi sebagai berikut : 2 _k fog Vin dh 7 ge Pm 008 ae eal (47) ‘Untuk menentukan densitas campuran pm, dan faktor gesekan, f digunakan persamaan - persamaan empirik. Parameter - parameter yang terlibat di dalam persamaan 3.47 didefinisikan sebagai berikut pm = pt Ht + pg (1 - Ht) PL = densitas liquid Pg = denistas gas HL = liquid holdup 6 = sudut kemiringan terhadap arah vertikal Vm = VL + VsG VsL = superficial liquid velocity = qL/Ap Moran Gas Dalam Pipa 3-36 vsG = superficial gas velocity = qg/Ap Ap = luas dari pipa alir = 2 d?/4 d = diameter pipa dalam Pt = Pn 2pm Pn = pid + pp (1-4) A= va /¥m Faktor gesekan dihitung menggunakan persamaan Jain atau menggunakan diagram Moody dengan bilangan Reynold’s sebagai berikut : Pn vn d Nhem = Peta-d (48) dimana Mm = aye He! 1-AL) ML = viskositas liquid bg = viskositas gas Untuk menentukan Hi dapat digunakan tiga korelasi empirik. Ketiga korelasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 3-7 , 3-8 dan 3-9. Dalam menentukan Hy dengan mengguna kan gambar - gambar tersebut, bilangan tak berdimensi berikut ini harus ditentukan dari data - data yang diketabui Nw = va (aL/g @ YP vag (7g a J? New Na = d (prg/o J m. (g/p.a? fi M dimanac adalah tegangan permukaan antara gas dan liquid, Persamaan diatas juga dapat Gitulis dalam satuan lapangan sebagai berikut : Aleran Gas Dalam Pipa Nis = 1.938 var (pi/g o J 1 Ngv = 1.938 vog (p./g a )°?5 Na = 120.872 d (pi g/o )°> Ni = 0.15726 we ( g/pi & )°?5 dimana masing masing parameter satuannya adalah sebagai berikut : VSL, Vg = ft/sec pL = Ibm/en ft o = dynes/em d = ft wL =p Untuk menggunakan persamaan tersebut , HL , harus ditentukan berdasarkan prosedur sebagai berikut : 1. Menghitung N 2. Menentukan C Ni dari Gambar 3-7 3. Menghitung 4. Menentukan a dari Gambar 3-8 5. Menghitung Aliran Gas Dalam Pipa 3-38 6. Menentukan y dari Gambar 3-9 7. Menghitung HL = y (HL/w) Dengan diketahuinya harga Hi dan faktor gesekan , f, maka gradien tekanan dapat ditentukan. Contoh 3-7 Menggunakan metode Hagedorn dan Brown tentukan gradien tekanan dengan data sebagai berikut : p= 1500psia vg = 30 fi/see T = 180°F Vs. = 5 f/see d= 2.992in € = 0.0006 ft Hg =0.012cp pL =SOIbm/cu ft HL=045cp pg = Bibrvcu ft o = 25 dynes/em Solusi Sebelum menentukan Hi dan f, perhitungan dibawah ini harus dilakukan. vm = = VsL + Vog = 5 + 30 = 35 ft/sec a = 5/35 = 0.143 Pa = 50(0.143) + 8(1- 0.143) = 14 Ite Ap = 2d?/4 = 0.7854 (0.249)? = 0.0487 ft? pi/o = 50/25 = Ny = 1.938(5)(2)°% = 11.52 Ney = 1.938(30)(2)°5 = 69.14 Anan Gas Catan Pipa 3-39 Na = 120,872(0.249)(2)° = 42.56 NL = 0.15726(0.45)[1/(50)(25) 3] °75 = 0.0024 Menentukan HL 1.NL = 0.0024 2. Dari Gambar 3-7, CNL = 0.002 01 Bixy = —1152(0.002)(1500)"_ L755, 975 42.56 ( 69.14 057 (14.7 4. Dari Gambar 3-8, HL/ = 0.29 _ 69.14 ( 0,0024 )°38 = 228x107? (42.56 14 5. xy 6. Dari Gambar 3-9, y = 1.0 7.AL = 1.0(0.29) = 0.29 pm = 50(0.29) + 8(1-0.29) = 20.18 Ib/f pt = (14)7/20.18 = 9.71 Ibe Hm = (0.45)°? (0,012) “°9) = 0,034 ep NRem = 1488(14)(35)(0.249)/(0.034) = 5.29 x 10° eid = 0.0072/2.992 = 0.0024 Dari Gambar 3-4 atau persamaan 3.18 , didapat f = 0.025 dp _ 0.025 (9.710) (35> _ ay 7 2018 + 50399) 0249 20.18 + 18.54 # = 38.72 Ib/f? = 0.269 Psi/ft Aleran Gas Dalam Pita 3-40 Gambar 3-7 Lod Tt pt tnd 107° 107% Pio Neva B) Gambar 3-8 Miran Gas Dalam Pipa 3-U 0.04 0.06 (Novi 80)No** Gambar 3-9 3.4.2, Kinerja di Sistem Pemipaan Dua metode akan diketengahkan pada sub bab ini untuk menghitung kehilangan tekanan di pipa. Metode yang pertama adalah metode Flanigan dan metode yang kedua adalah metode Beggs dan Brill. 3.4.2.1, Metoda Flanigan Flaningan menggunakan persamaan Panhandle A untuk menghitung kehilangan tekanan karena gesekan berdasarkan laju alir gas. Faktor korelasi sebagai fungsi dari supervisial gas velocity dan liquid loading dapat dilihat pada Gambar 3-10. Kehilangan tekanan karena adanya beda ketinggian dihitung dari Miran Gas Dalam Pipa 3-4 Hr SH dpg = He DH 49) dimana Apel = penurunan tekanan karena adanya beda ketinggian , psi pL = densitas fluida , Ib/ft? Hp = faktor holdup EH = jumlah dari ketinggian elevasi Faktor holdup merupakan fungsi dari superficial gas velocity dan dihitung dari per- samaan ini : 1 Hy = —— 1 3.50 FT T+ 03264 v5g 1S Con Supervicial gas velocity yang digunakan pada Gambar 3-10 dan persamaan 3.50 harus ditentukan pada keadaan tekanan dan temperatur rata - rata . 3.4.2.2. Metode Beggs dan Brill Metode Beggs dan Brill digunakan untuk menentukan gradien tekanan pada kon- disi aliran dua fasa dengan memperhitungkan bentuk aliran yang terjadi di pipa selama aliran, Persamaan yang berbeda digunakan untuk menghitung liquid holdup untuk setiap bentuk aliran, Bentuk aliran yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3-11. Untuk menentukan bentuk aliran yang sesuai dapat digunakan beberapa bilangan tak berdimensi. Variabel - variabel berikut ini digunakan untuk menentukan bentuk aliran pada aliran di pipa horisontal. O1-€ aequiey on T oz sz or 1% Kouspomye erpuequeg 3-44 Minan Gas Dalam Pipa Segregated ‘Annular Intermittent i Gambar 3-11 Alcan Gas Dalam Pita 2 New = os |S a= te Ly = 316 4,93? Lz = 0,0009252 A, ~?4084 L3 = 0.10 ap ~ 4516 La = 05 4-678 Batasan bentuk aliran pada aliran horisontal tersebut adalah : H Segregated Batas: AL < 0.01 dan Nee < Li atau AL = 0.01 dan Nrr < L2 & Transition Batas : A, = 0.01 danLz2 < Ner S13 4 Intermittent Batas : 0.01 = AL < 0.4danL3 < Nrr SLi atauAL 2 0.4danL3 < Ner < Ls Distributed Batas : Ay < 0.04 dan Nrr = Li atau AL = 0,04 dan Ner > L Apabila terjadi kondisi aliran transisi , liquid holdup harus dihitung menggunakan persamaan segregated dan intermittent dan dilakukan interpolasi antara keduanya, Ht (transition ) = Ax He (segregated ) + Bx HL (intermittent ) dimana Persamaan yang digunakan untuk setiap bentuk aliran adalah sama, yang berbeda hanyalah konstanta pada persamaan tersebut. Liquid holdup tergantung dari bentuk alirannya dan dihitung dari persamaan Hi (8) = Huo). ¥ 51) dimana H1(o) dihitung pada kondisi aliran tertentu pada pipa horisontal. Harga ini dapat dihitung dengan persamaan berikut ini : (3.52) dimana harga a, b dan c adalah sebagai berikut : Bentuk Aliran b ¢ Segregated 098 0.4846 0.0868 Intermittent 0.845 05351 0.0173 Distributed 1,065 0.5824 0.0609 Harga H1(0) dari perhitungan harus memenuhi hubungan di bawah ini : Fo = At Pengaruh inklinasi pipa harus dikoreksi menggunakan persamaan berikut ini : y = 1+ C [sin (186) — 0.333 sin? (186) } (3.53) dimana @ adalah sudut kemiringan terhadap bidang horisontal sedangkan C dicari berdasarkan persamaan : Alean Gas Dalam Pipa 3-@ C=(1-A) In(aar® Mvl Nee’) (3.54) dimana harga a , e , f dan g masing - masing merupakan fungsi dari bentuk aliran yang terjadi: Bentuk aliran « e f g © positif Segregated ou - 3.768 3.539 -1.614 Intermittent 2.96 0305 - 04473 0.0978 Distributed | Tidak Tidak c= p= dikoreksi_ | dikoreksi O negatif Seluruhnya 4.70 = 0.3692 0.1244 - 0.5056 Harga C haruslah positif dan jika dalam perhitungan didapatkan harga yang negatif maka C dianggap sama dengan nol. Setelah H1@) ditentukan , maka densitas dua fasa dihitung dari persamaan Ps = pu Hi + pg He (3.55) dimana Hg = 1-HL Gradien tekanan karena perubahan ketinggian menjadi lao eaters ¢ az 5 Ps sind (3.56) Sedangkan gradien tekanan karena gesekan adalah 2 (By = ae (57) dimana Pn = Pray + pg dy fo = fn Persamaan faktor gesekan tanpa slip ditentukan dari diagram Moody atau per- samaan penentuan faktor gesekan yang telah diterangkan diatas , dengan bilangan Reynold sebagai berikut : = Pn vm a Bn Nre dimana Min = Me AL + Hg Ag Perbandingan antara faktor gesekan dua fasa dihitung dari persamaan : fo og fo dimana In(y)J/{-0.0523 + 3.182 In(y) - 0.8725 [In(y)}* + 0.01853 [In(y)]* } (3.58) dan AL [Huey P Harga $ menjadi tak terbatas pada interval 1 < y < 1.2. Untuk harga y pada interval tersebut , fungsi S dihitung dari persamaan S = In(22y-12) Meskipun gradien tekanan yang disebabkan oleh akselerasi kecil sekali kecuali untuk kecepatan yang tinggi namun harga tersebut harus dimasukkan untuk mendapat- kan hasil yang lebih akurat = Ps Ym ¥sg dp pe (3.59) Jika bentuk akselerasi didefinisikan sebagai Ey = Px vm Moe Be P Alean Gas Dalam Pipa 3-49 maka gradien tekanan total dapat ditentukan dalam bentuk (3.60) Contoh 3-8 Menggunakan data berikut ini , tentukan tekanan yang keluar dari pipa menggunakan metode Beggs dan Brill. q’o = 7140 STBD pi (inlet) = 425 psia q’g = 25.7 MMCFD T = 90°F yg = 0.70 d= iin Yo = 0.83 = 40°API Panjang pipa 1 mil dan pipa meningkat setinggi 300 ft Solusi 1, Memperkirakan AP dan menghitung p AP = 30 psi, p = 425 - 30/2 = 410 psia 2. Dari korelasi sifat fluida , pada 410 psia dan 90 °F Rs = 96 SCF/STB 9 = 19.6 dyne/em Bo = 1.047 Z = 0925 Ho = 24p Hg = 0.0105 ep 3. Menghitung laju alir dan densitas _ 380% + 0.0764 Rs vg ~ 5.615 Bo Po Aliran Gas Dalam Pipa 3-50 _ 3500.83) + 0.0764 (96) (0.7) oe 5.615 ( 1.047) Po = 50.29 Ibm/cu ft 27pye _ 2.7(410 pares uiel Vane S pe = 1905 (580) 7 1S? om /cu ft go = 6.49 x 10 qo’ Bo = 6.49 x 10° (7140) (1.047) = 0.485 ft? /sec = 327x1077Z (gg - go’ Rs) T Ig P «= 3.27x 1077 (0.925 ) [25.7x 10° — 7140.96) ] (550 pp = 321M (0.925) 25,72 10" = 7140 (96) (550) 410 = 10.1 ft? /sec 4, Menghitung kecepatan Vs = QL/A = 0.485 / (0.785)(1)? = 0.617 fu/sec Veg = Gg /A = 10.1/(0.785)(1)? = 12,87 fu/see Vm = Vk + Vog = 0.617 + 12.87 = 13.49 f/sec 5, Menentukan bentuk aliran AL = vst vm = 0.617/13.49 = 0.0457 Nex = vm?/gd = (13.49)? (32.2)(1) = 5.65 Niv = 1.938 vst (pL Jon )°%5 1.51 Li = 316 (AL)° = 124 L2 = 0.0009252 (aL 244 = 1.86 13 = 0.10(AL 14" = 8.92 AMlnan Gas Dalam Pipa 8-5 Dengan > 0.01 dan Lz < Nex ye = 5:62 (67 ~ 0.0031 (1150 ))?5 _ 84 fisec o (0.0031 (1150 )°5 ° Pada p = 1150 psia, T = 140 °F dan yg = 0,7 faktor deviasi gas , Z , adalah 0.86 A 0.0488 ft? Fd? = 0.7854 ( 2.992/ 12) Alnran Gas Datam Pipa 3-0 p = densitas fluida , lb/ft? C = konstanta , dengan harga antara 75 - 150 Harga C yang memadai ternyata sekitar 100. Jika C digunakan 100 , maka persamaan 3.68 menjadi mo a (3.69) 29 pv, ZRT dimana p , T dan Z adalah harga pada kondisi dimana kecepatan tersebut ditentukan. Persamaan tersebut juga dapat diubah dalam bentuk laju alir gas dalam kondisi standar, ge = 18610° A |>2— ITK (3.70) dimana Ge = laju alir erosi, Msefd A = luas dari pipa, ft p = tekanan terendah di pipa, psia T = temperatur pada titik dimana p ditentukan Z = faktor deviasi gas pada kondisi tekanan dan temperatur Yq = spesifik gravity gas Contoh 3 - 14 ‘Suatu sumur gas diproduksikan pada tekanan kepala sumur 800 psia , diameter tubing 2 7/8 inch. Temperatur kepala sumur adalah 140 °F dan spesific gravity gas 0.65. Ten - tukan laju alir maksimum sehingga produksi dari sumur tersebut tidak menyebabkan terjadinya pengikisan. Aleran Gas Dalam Pita 3-5t d? = 0.7854(2.441/12)? = 0.032 £7 Pada p = 800 psia, T = 140 °F harga Z adalah 0.91 ge = 1.86 x 10° ( 0.032 ) [800 (0.91)(600)(0.65)] °> qe = 8936 MSCFD = 8.9 MMSCFD 3.9. Menentukan Temperatur Aliran Profil temperatur aliran di sumur gas biasanya di anggap linear antara temperatur permukaan dengan temperatur di dasar sumur, Profil temperatur untuk aliran di per- mukaan juga umumnya dianggap linear. Asumsi linear tersebut tidak menghasilkan kesalahan yang cukup berarti jika temperatur alir dipermukaan didapat dengan baik. Kehilangan panas oleh fluida di pipa alir merupakan fungsi dari laju alir massa di pipa yang mana akan berubah dengan berubahnya laju produksi. Alera Gas Dalam Pipa 3-52 “ine aque ‘anon 2b 8-58 Atean Gas Dalam Pipa 3.9.1. Temperatur Aliran di Sumur Persamaan untuk menentukan temperatur aliran di sumur , yang merupakan fungsi dari lokasi , L, dikembangkan oleh Ramey , dan dapat ditulis sebagai berikut Ty = Ti-Gr[L-A(1-EXP(-L/A)) ] (3.71) dimana ‘Ty = temperatur saat fluida masuk (L = 0) TL = temperatur pada L Gr = gradien geothermal A = relaxation distance w Cp/d U w = laju alir massa = psc qsc Cp = panas jenis dari fluida d = diameter pipa U = kefisien transfer panas keseluruhan L = jarak dari fluida yang masuk Persamaan 3.71 digunakan untuk aliran disumur dengan anggapan bahwa temperatur yang masuk kepipa dan temperatur di sekitar pipa tersebut sama, dalam hal ini sama dengan temperatur reservoar. Juga anggapan yang dimasukkan dalam per- samaan tersebut adalah panas yang hilang bukan merupakan fungsi waktu, Ketika aliran multifasa terjadi di sumur , variabel yang termasuk dalam perhitungan yaitu relaxation distance , A, sangat sulit untuk ditentukan , khususnya koefisien transfer panas keseluruhan, U. Oleh karena itu Shiu dan Beggs mengembangkan metoda empirik untuk memperkirakan harga A berdasarkan profil dari 270 sumur. Dengan menggunakan temperatur yang terukur , TL , pada berbagai kedudukan , L, harga A untuk setiap test dihitung dari persamaan 3,71. Persamaan untuk memperkirakan A tersebut menurut Shiu dan Beggs adalah : A= Crw@p, d& (API) S yg 3.72) rs Aleran Gas Dalam Pipa 3-54 dimana A = relaxation distance , ft w = laju alir massa total , Ibm/sec pL = densitas fluida pada kondisi standar , Ibnvft? @ = diameter pipa ID, inch API = gravity minyak , API ‘yg = gravity gas Ci = 0.0149 C2 = 05253 C3 = 2.9303 C4 = -0.2904 Cs = 0.2608 Co = 4.4146 Persamaan 3.72 pada dasarnya hanya dapat digunakan untuk sumur minyak saja, akan tetapi dengan anggapan yang sama dapat digunakan untuk sumur gas. 3.9.2. Temperatur Aliran di Pipa Untuk menghitung profil temperatur di pipa biasanya dianggap bahwa temperatur disekelilingnya adalah tetap. Modifikasi dari persamaan 3.71 menghasilkan Ti = Ts + (Ti-Ts) EXP (-L/A) (3.73) dengan T; adalah temperatur disekelilingnya dan variabel lainnya didefinisikan sama seperti pada persamaan 3.71. Miran Gas Dalam Pipa 3-55 Untuk aliran gas , pengaruh Joule - Thomson harus dimasukkan , tetapi pengaruh ini tergantung dari besarnya tekanan , sehingga solusi secara iterasi perlu dilakukan. Persamaan tersebut adalah : Th = Ts +4 A @P/dL) + [T1-Ts-“A(dP/DL)] EXP(-L/A) (3.74) dimana H = Koefisien Joule - Thomson aP/dL = gradien tekanan pada L Jika hasil pengukuran temperatur dan laju alir untuk satu kondisi aliran dipunyai , maka harga - harga pada bentuk Cp /a U dapat dihitung, Harga - harga tersebut dapat dianggap tetap untuk satu sumur atau satu reservoar. Prosedurnya adalah sebagai berikut: 1. Menggunakan hasil pengukuran T dan L, tentukan A 2, Menggunakan laju alir yang diukur , qse , tentukan : C= CpmU = Ad/qscpse 3. Untuk kondisi yang lain dari qse dan/atau d, tentukan A = C’ gsc Pse/ d Prosedur ini dapat digunakan baik untuk aliran di sumur ataupun aliran di pipa. Alean Gas Dalam Pipa 3-56

You might also like