You are on page 1of 5

TUGAS ESSAY PENGGANTI UAS

MATA KULIAH PERTANIAN BERLANJUT

ASPEK BUDIDAYA PERTANIAN

Disusun Oleh:

Nama : Zalianti Muninggar


NIM : 215040200111175
Kelas :N

Dosen Pengampu:
Adi Setiawan, S.P., M.P., Ph.D.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
"Sistem Pertanian Terpadu Mencakup Tanaman dan Hewan: Mendukung
Ketahanan Pangan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan"
Pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam menyediakan pangan,
kebutuhan dasar manusia yang tidak dapat digantikan oleh kebutuhan lain. Seiring
dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat, permintaan terhadap
pangan juga semakin besar. Ancaman terhadap ketahanan pangan tidak hanya
berasal dari berkurangnya lahan, tetapi juga terkait dengan pengelolaan pertanian
yang tidak memperhatikan aspek ramah lingkungan, yang berdampak pada
penurunan produktivitas lahan (Hermanawati, 2015). Untuk mendukung program
ketahanan pangan di masa mendatang maka diperlukan upaya peningkatan produksi
pertanian guna membentuk dan mendukung ketahanan pangan dengan pengelolaan
pertanian yang lebih berkelanjutan. Salah satu solusi yang direkomendasikan untuk
membantu mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan penerapan sistem
pertanian terpadu. Sistem pertanian terpadu merupakan salah satu bentuk pertanian
berkelanjutan yang ramah lingkungan yang mengintegrasikan berbagai kegiatan
pertanian seperti budidaya tanaman, ternak, dan perikanan dalam satu sistem yang
terpadu dan berkelanjutan (Suyamto dan Lubis, 2015).

Sistem pertanian terpadu merupakan pendekatan pertanian yang


menyatukan budidaya tanaman dan ternak dalam suatu sistem yang saling
melengkapi. Dalam sistem ini, keberadaan tanaman dan hewan saling mendukung
dan menciptakan lingkungan pertanian yang seimbang (Rauf, 2014). Salah satu
keuntungan utama dari sistem pertanian terpadu adalah efisiensi penggunaan
sumber daya. Limbah dari ternak dapat menjadi pupuk alami bagi tanaman,
sementara tanaman memberikan pakan untuk ternak. Ini menciptakan siklus yang
berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada input luar. Penerapan sistem
pertanian terpadu diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian secara
berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada pupuk dan pestisida kimia, serta
meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia
(Adiningsih et al., 2019). Namun, implementasi sistem pertanian terpadu juga
menghadapi sejumlah tantangan, seperti perubahan pola pikir petani dan kebijakan
pemerintah yang mendukung. Oleh karena itu, perlu diadakannya sosialiasi
dikalangan petani.
Pengelolaan agroekosistem dengan model sistem pertanian terpadu harus
dirancang dengan baik untuk memperoleh hasil yang maksimal. Rancangan desain
agroekosistem yang ingin dibangun tentunya harus bisa menciptakan interaksi
antara satu aspek dengan yang lain. Desain agroekosistem tersebut disusun dengan
melakukan penerapan sistem pertanian terpadu dengan melakukan kombinasi
antara tanaman padi dengan ternak sapi.

Gambar 1. Pertanian Terpadu dengan Ternak Sapi

Pertanian padi menduduki peringkat utama dalam kegiatan usaha petani,


menghasilkan gabah sebagai produk utama, serta produk sampingan seperti dedak
dan jerami padi. Meskipun setiap musim panen menghasilkan hasil yang melimpah,
adakalanya petani yang tidak memiliki ternak mengabaikan jerami padi yang
dihasilkan, sehingga jerami tersebut sering kali dibakar. Di sisi lain, bagi para petani
yang memiliki ternak, mereka berupaya mengoptimalkan pemanfaatan jerami padi
ini sebagai pakan ternak. Pengembangan peternakan sapi potong di lahan
persawahan memiliki potensi besar untuk pertumbuhan, karena di daerah ini,
sumber pakan tersedia dalam jumlah yang mencukupi. Selain dari hasil gabah dari
pertanaman padi, jerami juga dihasilkan sebagai sumber pakan untuk ternak sapi.
Pemanfaatan produk samping pertanian atau perkebunan sebagai bahan pakan
merupakan tindakan bijaksana dalam menciptakan ketahanan pakan berbasis
sumber daya lokal dan membantu mengurangi pencemaran lingkungan (Puastuti
dan Susana, 2014). Dengan adanya keterpaduan usahatani padi ternak sapi adalah
adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.

Penggabungan ternak sapi dalam Sistem Pertanian Terpadu (SPT)


memberikan efek positif pada kesehatan lahan pertanian. Limbah yang dihasilkan
oleh sapi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang kaya nutrisi untuk
tanaman padi. Keberadaan ternak tidak hanya meningkatkan produktivitas lahan
pertanian, tetapi juga berpotensi untuk meningkatkan hasil panen tanaman padi.
Pada saat yang sama, proses pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik juga
memiliki peran signifikan dalam meningkatkan kualitas tanah secara keseluruhan.
Kotoran sapi yang terdiri dari feces dan urine merupakan limbah ternak yang
terbanyak dihasilkan dan sebagian besar manure dihasilkan oleh ternak ruminansia
seperti sapi, kerbau kambing, dan domba. Kotoran ternak merupakan sumber
protein, kalsium, fosfor, dan mineral. Selain itu asam aminonya pun sangat
beragam. Namun dalam penggunaannya kotoran ternak harus melalui proses
terlebih dahulu. Bila tidak diproses, selain baunya yang menyengat, dikhawatirkan
pula penggunaan kotoran ternak akan menjadi sumber penyakit (Istiqomah et al.,
2022).
DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, S., Pramono, A. A., dan Lestari, F. P. 2019. Penerapan Sistem Pertanian
Terpadu untuk Meningkatkan Produktivitas Pertanian dan Kesejahteraan
Petani. Jurnal Agroteknologi Tropika, 3(1): 23-33.
Hermanawati, E. (2015). Analisis keberhasilan program pertanian terpadu di
Kecamatan Pulau Sebuku, Kabupaten Kota Baru, Provinsi Kalimantan
Selatan. Jurnal Pertanian Tropik, 2(1), 29-43. Suyamto, D., dan Lubis, M.
2015. Sistem Pertanian Terpadu Berbasis Kearifan Lokal di Desa Air Panas,
Kabupaten Padang Pariaman. Jurnal Ilmiah Pertanian, 2(2): 101-113.
Istiqomah, I., & Kusumawati, D. E. (2022). Sistem Pertanian Terpadu Berbasis
Limbah.
Puastuti, W., & Susana, I. W. R. (2014). Potensi dan pemanfaatan kulit buah kakao
sebagai pakan alternatif ternak ruminansia. Wartazoa, 24(3), 151-159.
Rauf, A. (2014). Sistem pertanian terpadu di lahan pekarangan mendukung
ketahanan pangan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Jurnal
Pertanian Tropik, 1(1), 1-8.

You might also like