You are on page 1of 23

THE USE OF BETEL LEAF IN

NYIRIH TRADITION:
ANALYZING AN
ETHNOSCIENCE-BASED
LEARNING MATERIAL
AUTHOR:
DEDI RIYAN RIZALDI, YAYUK ANDAYANI, ARIS
DOYAN, MUH. MAKHRUS, ZIADATUL FATIMAH,
ERIS NURHAYATI
PROFIL JURNAL

nama jurnal tautan jurnal volume dan index jurnal publisher


tahun

Universitas
International Journal http://journal2.uad.ac.i Vol. 2, No. 1, April 2021 Ahmad
on Education Insight d/index.php/ijei
Dahlan
LATAR
BELAKANG
Artikel ini merupakan sebuah penelitian
yang menganalisis penggunaan daun sirih
dalam tradisi Nyirih dari perspektif
pembelajaran berbasis etnosains.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan antara ilmu pengetahuan (fisika,
biologi, dan kimia) dengan penggunaan
daun sirih dalam tradisi Nyirih. Artikel ini
membahas pendekatan etnosains, tradisi
Nyirih, dan analisis proses pembelajaran
sains yang terkait dengan penggunaan
daun sirih. Selain itu, artikel ini juga
memberikan gambaran singkat tentang
aspek fisik dan biologis dari daun sirih
serta penggunaannya dalam tradisi Nyirih.
PERMASALAHAN

Pemilihan daun sirih sebagai topik dalam


pembelajaran dikarenakan konteks daun sirih
yang dipahami oleh masyarakat cenderung
merupakan informasi yang diperoleh dari
generasi terdahulu tanpa memperhatikan
dampaknya dari sisi keilmuan. Sehingga dengan
menerapkan model pembelajaran etnosains,
diharapkan pembaca dapat memahami secara
menyeluruh manfaat daun sirih secara ilmiah
dan bermanfaat untuk meningkatkan
kemampuan analisis mahasiswa dalam
menghubungkan satu topik dengan beberapa
disiplin ilmu selama proses pembelajaran.
KAJIAN
PUSTAKA

Daun Sirih
Etnosains
Daun sirih adalah daun yang
Etnosains adalah pengetahuan asli
digunakan dalam tradisi Nyirih.
dalam bentuk bahasa, adat istiadat,
Daun sirih memiliki khasiat dan
budaya, moral, dan teknologi yang
manfaat yang telah diakui
diciptakan oleh suatu masyarakat
sejak lama, dan digunakan
atau individu tertentu yang
dalam berbagai praktik
mengandung pengetahuan ilmiah.
tradisional di masyarakat
Indonesia
KAJIAN
PUSTAKA

Tradisi Nyirih
Tradisi Nyirih adalah praktik
Materi sains dalam konteks jurnal
tradisional di masyarakat
ini adalah analisis hubungan antara
Indonesia yang melibatkan
ilmu pengetahuan (fisika, biologi, dan
penggunaan daun sirih dan
kimia) dengan penggunaan daun sirih
memiliki khasiat serta manfaat
dalam tradisi Nyirih.
yang diakui sejak lama.
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang
berupa studi literatur. Jenis data yang dikumpulkan
adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai
sumber tertulis seperti artikel, dokumen, dan sumber
lainnya sesuai dengan topik penelitian yaitu daun sirih
yang digunakan pada saat proses Tradisi Nyirih
Masyarakat. Data yang diambil diperoleh dengan cara
mengkaji hasil-hasil penelitian yang sudah pernah
dilakukan untuk dijadikan acuan dalam menjawab tujuan
penulisan artikel ini. Setidaknya ada lima langkah yang
perlu diperhatikan dalam melakukan studi literasi
menurut Setyosari (2013), yaitu sebagai berikut.
STUDI
LITERATUR
Menentukan Topik
Dalam menentukan topik, beberapa Mengumpulkan Bahan
pertimbangan perlu diperhatikan
Mengumpulkan berbagai referensi yang
terutama terkait dengan variabel
relevan sangat diperlukan untuk
yang akan diamati. Selain itu, dalam
mengembangkan topik permasalahan.
penulisan artikel ini topik yang
Referensi yang digunakan dalam penulisan
digunakan dapat diintegrasikan
artikel ini menggunakan berbagai sumber
dengan konsep-konsep yang
terkait dengan model pembelajaran
terdapat pada mata pelajaran IPA
etnosains, karakteristik daun sirih, dan
di tingkat SMP.
penggunaan daun sirih dalam tradisi nyirih
di masyarakat ditinjau dari segi sains.
Membuat Perkenalan
Pendahuluan dibuat untuk
memberikan gambaran singkat
kepada pembaca mengenai informasi
terkait topik penelitian yang akan
dilakukan. Dalam menulis Membuat Diskusi
pendahuluan, ada beberapa hal yang
Pembahasan ditulis dengan tujuan untuk
perlu diperhatikan, seperti alasan
menjelaskan berbagai temuan dalam
pengambilan topik, tujuan penelitian,
penelitian yang disertai dengan berbagai
dan peran atau manfaat dari
teori pendukung untuk memperkuat hasil
dilakukannya penelitian terkait topik
penelitian yang telah diperoleh.
tersebut dalam proses pembelajaran
karena kajian dalam artikel ini lebih
difokuskan pada dunia pendidikan.
Membuat Kesimpulan
Bagian akhir dari sebuah penelitian adalah
kesimpulan yang berisi rangkuman dari topik
penelitian. Kesimpulan dapat memberikan hasil
akhir kepada pembaca mengenai tercapai
atau tidaknya tujuan penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan yang diperoleh


dari artikel jurnal ini yaitu :

Pendekatan Etnosains Tradisi Nyirih

Analisis Etnosains dalam Integritas antara ilmu


Pemebelajaran Sains fisika, biologi, dan kimia
PENDEKATAN
ETNOSAINS

Pendekatan etnosains merupakan metode pembelajaran yang


menekankan penggunaan budaya lokal atau kearifan tradisional sebagai
bahan kajian, mengubah ilmu pengetahuan masyarakat menjadi
pengetahuan budaya lokal terkait dengan materi pembelajaran. Dalam
pendekatan ini, siswa tidak hanya melihat sains sebagai asing, tetapi
juga memasukkan budaya atau kearifan lokal yang sudah dikenal dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Penerapan etnosains diharapkan dapat
mengubah fokus pembelajaran dari pusat guru menjadi siswa,
meningkatkan apresiasi siswa terhadap budaya lokal, dan menciptakan
pembelajaran yang kontekstual serta bermakna. Hal ini diharapkan
dapat mengembangkan metode pembelajaran yang lebih inklusif dan
relevan (Novitasari et al., 2017)
TRADISI
NYIRIH

Tradisi nyirih, yang tersebar di sebagian besar daerah Indonesia, merupakan kegiatan
sampingan masyarakat untuk mengisi waktu luang, terutama setelah makan. Dikenal sebagai
simbol bagi masyarakat adat Melayu, nyirih merupakan kebiasaan yang telah berlangsung
lama dan sering disajikan dalam upacara adat seperti pernikahan, kelahiran, kematian, dan
penyembuhan (Kamisorei & Devy, 2017). Seiring waktu, nyirih telah menjadi kebiasaan sehari-
hari untuk mengisi kekosongan waktu. Bahan-bahan tradisional seperti daun sirih, pinang,
gambir, tembakau, dan bahan alami lainnya digunakan dalam proses ini. Masyarakat
mengakui manfaat melimpah dari bahan-bahan alam tersebut, baik secara kesehatan
maupun dalam konteks adat istiadat, terutama di daerah pedesaan. Tanaman sirih yang
mudah didapatkan di Indonesia membuat kebiasaan mengunyah daun sirih menjadi hal yang
mudah dilakukan oleh sebagian besar masyarakat (Parianti & Ariyasa, 2015)
ANALISIS
ETNOSAINS
DALAM
PEMEBELAJARAN
SAINS

Ilmu pengetahuan asli (Kepercayaan yang


berkembang di masyarakat) Konsep Etnosains
Proses awal Nyirih hanya terbatas pada Membersihkan dan melindungi
upacara adat dan keagamaan, namun seiring kondisi mulut melalui proses Nyirih
waktu, pemahaman akan khasiat baik bahan- dengan memanfaatkan bahan-
bahan Nyirih memengaruhi masyarakat. bahan alami seperti daun sirih,
Dengan diyakinkannya bahwa Nyirih memiliki pinang, gambir dan kapur sirih.
manfaat seperti menguatkan gigi,
menghilangkan bau mulut, dan menyehatkan
gusi, praktik ini menjadi kebiasaan yang
memberikan kenikmatan dan perasaan
senang, bahkan di luar acara resmi
ANALISIS
ETNOSAINS
DALAM
PEMEBELAJARAN
SAINS

Aspek Fisika
Aspek fisik dalam kegiatan nyirih dapat dilihat ketika bahan-bahan seperti daun sirih, kapur,
gambir, dan sebagainya dicampur dan kemudian ditumbuk di dalam wadah yang telah
disediakan. Namun, pada sebagian besar masyarakat, proses ini tidak menggunakan alat
penumbuk melainkan langsung memasukkan campuran bahan ke dalam mulut dan kemudian
dikunyah. Pada proses tumbukan, terjadi perubahan fisik berupa perubahan ukuran zat.
Perubahan fisik ini disebabkan karena adanya gesekan langsung dengan zat seperti proses
pemotongan, penumbukan, dan sebagainya, sehingga menyebabkan hanya ukurannya saja
yang berubah sedangkan sifat-sifatnya tetap. Berbagai proses fisika yang terjadi di dalam
mulut manusia dapat membantu siswa mempelajari konsep-konsep yang berkaitan dengan
tekanan seperti luas permukaan, gaya tekan, dan istilah-istilah lain yang dipelajari di Kelas VIII.
ANALISIS
ETNOSAINS Aspek Biologi
DALAM Tanaman sirih memiliki morfologi tunggal berbentuk hati dengan daun
yang tumbuh berseling, ujung runcing, dan panjang sekitar 5-8 cm serta
PEMEBELAJARAN
lebar 2-5 cm (Astuti, 2011). Daun sirih memiliki bau khas ketika diremas,
SAINS
yang disebabkan oleh kandungan minyak atsiri. Penggunaan sirih sebagai
obat didasarkan pada kandungan minyak atsiri, yang merupakan
komponen fenolik alami dan berfungsi sebagai antiseptik, antioksidan,
dan fungisida (Moeljanto, 2003). Senyawa fenolik seperti katekin dan
tanin dalam minyak atsiri daun sirih dapat mengubah sifat protein dan
memiliki peran sebagai antibakteri, menghambat aktivitas Streptococcus
mutan yang menyebabkan karies gigi (Supomo, 2017). Penelitian Wilis dan
Anriyani (2017) menunjukkan bahwa air perasan daun sirih mengandung
senyawa bakterisidal yang membunuh mutan Streptococcus dan
menghambat pembentukan plak yang dapat menyebabkan karies gigi.
Melalui pemahaman konsep struktur dan fungsi tumbuhan, siswa dapat
mengenali manfaat daun sirih, menciptakan kesadaran akan
keberlimpahan manfaat yang diberikan oleh makhluk hidup satu sama lain
(Supomo, 2017; Wilis & Anriyani, 2017).
Dengan mengidentifikasi bentuk, fungsi, dan peran daun sirih bagi
manusia dalam kehidupan nyata, dapat memberikan gambaran kepada
siswa kelas VIII tentang banyaknya manfaat daun sirih yang dapat
digunakan manusia.
Aspek Kimia
ANALISIS Secara tidak sadar, apa yang dilakukan masyarakat terkait proses sirih dapat
ETNOSAINS DALAM dijelaskan dari sudut pandang ilmiah. Ketika campuran daun sirih dikunyah di dalam
PEMEBELAJARAN mulut, maka akan terjadi proses penyesuaian tingkat keasaman (pH) pada air liur. Nilai
SAINS pH normal pada air liur sendiri berkisar antara 5,5 hingga 6,5. Makanan yang masuk
ke dalam mulut, terutama yang mengandung karbohidrat, dapat menyebabkan
perubahan nilai pH air liur karena adanya fermentasi bakteri. Penurunan pH saliva
dapat meningkatkan resiko terjadinya karies yang tinggi sedangkan peningkatan pH
dapat meningkatkan pembentukan kalkulus/kerak gigi (Rahmawati, 2015). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Soesilo, derajat keasaman (pH) saliva akan maksimal
untuk menghambat pertumbuhan bakteri antara 6,5 - 7,5 dan apabila di dalam
rongga mulut memiliki tingkat pH yang rendah antara 4,5 - 5,5 akan memudahkan
pertumbuhan bakteri (Pradanta et al. 2016).

Proses mengunyah yang terjadi pada aktivitas daun sirih dapat merangsang kelenjar ludah dan kemudian melalui
rangsangan kimiawi seperti rasa pahit dan kenyal yang dihasilkan oleh senyawa ponifenol (salah satu kandungan pada
daun sirih) dapat meningkatkan proses sekresi, sehingga menyebabkan aliran saliva meningkat dan tentunya kapasitas
buffer saliva juga akan meningkat. Hal ini dikarenakan kapasitas buffer berkorelasi dengan laju aliran saliva sehingga
proses peningkatan buffer saliva dapat mengembalikan pH ke kondisi normal dengan lebih cepat. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Haroen dalam Pradanta & Khatimah (2016) menyatakan bahwa proses mengunyah merupakan
rangsangan mekanik yang merangsang peningkatan sekresi saliva sedangkan rasa merupakan informasi sensorik yang
berhubungan dengan rangsangan kimiawi yang dapat meningkatkan kecepatan aliran saliva.
Sebagaimana penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa proses nyirih yang sering dilakukan oleh masyarakat dapat
menjelaskan proses reaksi kimia, khususnya terkait istilah asam, basa, dan garam yang dipelajari oleh siswa kelas VII
Integritas antara ilmu fisika, biologi, dan kimia

Berdasarkan uraian terkait masing-masing aspek yang dapat


dipelajari dari proses sirih, memberikan gambaran kepada
mahasiswa bahwa pada dasarnya setiap proses yang terjadi
pada manusia tidak dapat dilepaskan dari ilmu fisika, biologi, dan
kimia. Semua aspek tersebut saling mendukung satu sama lain.
Sehingga dengan menggunakan pembelajaran etnosains, siswa
akan dapat mempelajari konsep secara utuh. Hal ini sesuai dengan
konteks pembelajaran sains yang sebenarnya. Dengan
membiasakan siswa untuk mengintegrasikan
Dengan adanya fenomena-fenomena yang ada, terutama
berbagai kebiasaan yang terjadi di kehidupan masyarakat,
mahasiswa akan lebih menghargai dan menjaga kebiasaan, adat
istiadat, atau kegiatan lainnya. Sedangkan dari aspek hasil
belajar, tentu saja hal ini akan melatih mahasiswa untuk terbiasa
berpikir kritis, mencari berbagai informasi, dan mencari solusi
dari permasalahan yang ada.
KESIMPULAN
Budaya lokal dapat dijadikan bahan yang sangat
menarik untuk dijadikan topik dalam proses
pembelajaran sains. Salah satu topik tersebut
berkaitan dengan penggunaan daun sirih dalam proses
nyirih yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia.
Daun sirih memiliki berbagai manfaat yang dapat
dikaitkan dengan konteks materi sains (fisika, biologi,
dan kimia). Dengan pendekatan pembelajaran
etnosains, diharapkan mampu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan
konsep-konsep yang dipelajari dengan hal-hal yang
kontekstual atau menjadi kebiasaan dalam kehidupan
masyarakat.
REFERENCES

16 Artikel Jurnal

03 Buku

02 Website

01 Seminar Nasional
KEKURANGAN DAN
KELEBIHAN
Kelebihan
Memberikan wawasan yang mendalam
tentang penggunaan daun sirih dalam tradisi
Kekurangan Nyirih dan relevansinya dengan ilmu
kurangnya gambaran yang jelas pengetahuan serta pembelajaran sains
tentang hubungan antara ilmu Artikel ini juga membahas integrasi ilmu
pengetahuan dan tradisi Nyirih dari pengetahuan (fisika, biologi, dan kimia) dalam
perspektif pembelajaran berbasis studi tentang penggunaan daun sirih serta
etnosains pentingnya pemanfaatan budaya lokal dalam
pembelajaran sains.
artikel ini memberikan gambaran singkat
tentang aspek fisik dan biologis dari daun
sirih serta penggunaannya dalam tradisi
Nyirih.
MATUR SEMBAH
NUWUN

You might also like