You are on page 1of 26

PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN

LAPORAN KELOMPOK
PERAN DAN KETERLIBATAN MASYARAKAT DESA
KAMBAYANG DALAM PENGELOLAAN KPN

KETUA KELOMPOK :
HAIRUL AGIM
B 401 21 288

PENYAJI :
JANA FITRIA NURAENI B 401 21 174
MUH IBNU HARUN B 401 21 202
MOH RIFALDI B 401 21 191
MUHAMMAD FAHRI B 401 21 180
ALIF BINTANG B 401 20 236

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO
NOVEMBER 2023
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Peran Dan Keterlibatan Masyarakat Desa Kambayang

Dalam Pengelolaan Kpn

2. Mata Kuliah : Pemerintahan Desa dan Metode Penelitian Kuantitatif

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap: Sulfitri Husain, S,IP, MA

b. NIDN : 0026088001

4. Penyaji : Hairul Agim B 401 21 288

Anggota : Jana Fitria Nuraeni B 401 21 174

Moh Rifaldi B 401 21 191

Muh Ibnu harun B 401 21 202

Muhammad Fahri B 401 21 180

Alif Bintang B 401 20 236

5. Dosen Pendamping

a. Nama : Sisril Nardi, S,IP, MA

b. NIDN :

Dosen Pendamping Ketua Pelaksana

Sisril Nardi,S.IP,MA Sulfitri Husain,S.IP,MA


NIDN.0020019007 NIDN.0026088001

Menyetujui,
Dosen Mata Kuliah
KATA PENGANTAR

Dr.M.Nur Alamsyah,S.IP.,M.Si
ii
NIP.197503202666041002
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha esa atas rahmat dan

karuniaNya,sehingga Laporan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di Desa

Kambayang,Kecamatan Dampelas,Kabupaten Donggala dapat di selesaikan.

Laporan ini di susun sebagai salah satu persyaratan mata kuliah praktik

Lapangan Program Program Studi Ilmu Pemerintahan,Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik,Universitas Tadulako.

Laporan ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari dukungan dan bantuan

berbagai pihak,secara langsung maupun tidak langsung.Penulis menyampaikan

terima kasih kepada :

1. Bapak Ashur selaku Kepala Desa Talaga yang telah memberi izin untuk

melaksanakan PPL di Desa Talaga dan telah meluangkan waktu untuk di

wawancarai.

2. Bapak Sisril Nardi, S,IP, MA.selaku Dosen pendamping Lapangan (DPL)

yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pelaksanaan PPL.

3. Ibu Dr.Nuraisyah,M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Akademik FISIP yang

telah memberikan izin untuk melaksanakan PPL di Desa Talaga,Kecamatan

Dampelas,Kabupaten Donggala.

Dalam penulisan laporan ini terdapat banyak kekurangan.Oleh karena

itu,penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki

laporan ini.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa maupun Civitas

AkademikUniversitas Tadulako

23-25 November 2023

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................ii
ABSTRAK...................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan Ppl.......................................................................................3
D. Metode Penelitian............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR..................................5
A. Tinjauan Pustaka.............................................................................................5
B. Kerangka Pikir...............................................................................................10
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................11
A. Peran Masyarakat dalam pengelolaan KPN di desa kambayang..................11
B. Hambatan masyarakat dalam pengelolaan KPN di desa kambayang............12
C. Dinamika munculnya pendapat pro dan kontra terhadap pembangunan KPN
yang ada di desa kambayang...........................................................................14
BAB IV PENUTUP....................................................................................................16
A. Kesimpulan....................................................................................................16
B. Rekomendasi.................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................18
LAMPIRAN...............................................................................................................19

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Kerangka Pikir......................................................................................10

Gambar 2.Wawancara Bersama Kepala Desa........................................................19

Gambar 3.Wawancara Bersama kepala Desa........................................................19

Gambar 4.Wawancara Bersama Masyarakat Desa................................................20

Gambar 5.Wawancara Bersama Ketua Adat..........................................................20

v
ABSTRAK

KPN Sulteng memiliki luas lahan sebesar 1.123 hektare untuk ditanami

tanaman pangan dan hortikultura. Selain tanaman, KPN juga akan dimanfaatkan

untuk mengelola sumber-sumber ketahanan pangan lainnya seperti sektor peternakan

dan sektor perikanan. Tujuan praktek pengalaman lapangan Untuk mengetahui

perlibatan masyarakat dalam pengelolaan KPN di Desa Kambayang, mengetahui

hambatan masyarakat dalam pengelolaan KPN di Desa Kambayang dan mengetahui

dinamika munculnya pendapatan pro dan Kontra terhadap pembangunan KPN yang

ada di Desa kambayang. Metode yang digunakan yaitu menggunakan pendekatan

kualitatif deskriptif. Hasil yang didapatkan memberikan dampak yang baik untuk

pertumbuhan perekonomian di masyarakat sekitar, selain itu juga menjadi

penyanggah pangan yang digunakan untuk mempersiapkan kebutuhan pangan di Ibu

Kota Nusantara. Pembangunan KPN di desa Kambayang di harap dapat memberikan

manfaat besar bagi masyarakat di wilayah sekitarnya, seperti meningkatkan

Ekonomi, membantu mereka untuk menghasilkan pendapatan secara komersial, dan

menjadi penyedia pangan bagi warga lainnya di wilayah sekitarnya.

Kata Kunci : Kawasan Pangan Nusantara (KPN),Perlibatan Masyarakat

vi
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kawasan Pangan Nusantara (KPN) adalah konsep pengembangan

pertanian yang diperkenalkan oleh Kementerian Pertanian Republik

Indonesia. Konsep ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi pertanian di

berbagai wilayah Indonesia guna mencapai ketahanan pangan nasional. KPN

didefinisikan sebagai wilayah tertentu di Indonesia yang memiliki potensi dan

keunggulan dalam produksi pangan tertentu. Setiap KPN dapat fokus pada

jenis tanaman atau komoditas tertentu yang sesuai dengan kondisi alam, iklim,

dan potensi lokal setiap wilayah.

Proses pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara (IKN) di Provinsi

Kalimantan Timur membuat jumlah penduduk semakin meningkat, sehingga

kebutuhan pangan pun bertambah. Karena letak geografis yang dekat dengan

IKN, maka Kawasan Pangan Nusantara (KPN) di Provinsi Sulawesi Tengah

(Sulteng) memainkan peran penting untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Oleh karena itu, pengelolaan lahan KPN harus ditata dengan baik, sesuai

dengan tata kelola yang berlaku.

1
KPN Sulteng memiliki luas lahan sebesar 1.123 hektare untuk

ditanami tanaman pangan dan hortikultura. Selain tanaman, KPN juga akan

dimanfaatkan untuk mengelola sumber-sumber ketahanan pangan lainnya

seperti sektor peternakan dan sektor perikanan. Sementara dengan status Hak

Pengelolaan atas Lahan (HPL) pada IKN ini, maka seluas 400 hektar dari

lahan akan di distribusikan kepada masyarakat sekitar yang berada di 3 desa

terdekat, yakni Desa Talaga, Desa Sabang, dan Desa Kambayang di

Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala, untuk ditanam dan dikelola.

Sulawesi Tengah mulai menggarap potensi pertanian dan perkebunan

dengan membuka Kawasan Pangan Nusantara. Ibu Kota Nusantara yang

berjarak relatif dekat diproyeksi menjadi sasaran pasokan komoditas pangan,

hasil pertanian dan perkebunan, di Sulawesi Tengah.

Kawasan pangan di Kabupaten Donggala berjarak sekitar 170

kilometer dari Kota Palu, ibu kota Provinsi Sulteng. Selain itu, sebagian jalan

menuju kawasan pangan juga baru dibuka sehingga masih berupa bebatuan.

Jalurnya pun meliuk-liuk, naik dan turun. Diperlukan waktu sekitar 3,5 jam

perjalanan dari Palu menuju Kawasan Pangan Nusantara. Kabupaten

Donggala memiliki 18.823 hektar lahan yang berpotensi dikembangkan untuk

pertanian dan perkebunan. Beberapa hasil andalan Donggala adalah jagung,

kedelai, padi, tanaman hortikultura, dan penggemukan sapi.

2
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran masyarakat dalam pengelolaan KPN di Desa

Kambayang?

2. Apa hambatan masyarakat dalam pengelolaan KPN di Desa Kambayang?

3. Bagaimana dinamika munculnya pendapat pro dan kontra terhadap

pembangunan KPN yang ada di desa kambayang?

C. Tujuan Penulisan Ppl

1. Untuk mengetahui perlibatan masyarakat dalam pengelolaan KPN di Desa

Kambayang

2. Untuk mengetahui hambatan masyarakat dalam pengelolaan KPN di Desa

Kambayang

3. Untuk mengetahui dinamika munculnya pendapatan pro dan Kontra

terhadap pembangunan KPN yang ada di Desa kambayang

3
D. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.

Pendekatan kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam buku Lexy J.

Moleong adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Pendekatan deskriptif kualitatif yaitu pendekatan penelitian dimana

data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka.

Data-data tersebut dapat diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

foto, dokumentasi pribadi, dan dokumen lain.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Ketahanan pangan merupakan hal yang penting dan strategis, karena

berdasarkan beberapa negara menunjukan bahwa tidak ada satu negara pun

yang dapat melaksanakan pembangunan secara mantap sebelum mampu

mewujudkan ketahanan pangan terlebih dahulu. Setiap negara membutuhkan

pangan untuk masyarakatnya bisa bertahan hidup, dalam memenuhi

kebutuhannya. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan

mengamankan bahwa pemerintah bersama masyarakat mewujudkan

ketahanan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena Indonesia merupakan

negara dengan jumlah penduduk yang banyak dan tingkat pertumbuhannya

yang tinggi, maka upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan merupakan

tantangan yang harus mendapatkan prioritas untuk kesejahteraan bangsa.

a. Pengertian Ketahanan Pangan

Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi semua orang

dan negara setiap saat tercermin dari makanan bergizi, aman, bermutu,

beragam, bergizi, terjangkau dan tidak bertentangan dengan agama,

keyakinan dan budaya masyarakat. Arti Ketahanan Pangan menurut para

ahli sebagai berikut :

1) United Nations’ Committee on World Foods Security Komite PBB

tentang Ketahanan Pangan Dunia, Ketahanan pangan adalah semua

5
orang setiap saat memiliki akses fisik, sosial, dan ekonomi ke

pangan yang cukup, aman, dan bergizi yang memenuhi preferensi

pangan dan kebutuhan pangan mereka

2) Food and Agriculture Organization (1997), Ketahanan pangan

adalah sebagai suatu kondisi dimana semua rumah tangga memiliki

akses secara fisik maupun ekonomi untuk mendapatkan pangan

bagi seluruh anggota keluarganya, dimana rumah tangga tidak

beresiko mengalami kehilangan kedua akses tersebut.

3) Menurut Undang- Undang Nomer 18 Tahun 2012 Ketahanan

Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai

dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang

cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi,

merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama,

keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif,

dan produktif secara berkelanjutan

4) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2015, Ketahanan

Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan Pangan

dan Gizi bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin

dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,

aman, beragam, memenuhi kecukupan gizi, merata dan terjangkau

serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya

6
masyarakat, untuk mewujudkan status gizi yang baik agar dapat

hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

b. Aspek Ketahanan Pangan

Pemenuhan pangan dan gizi masyarakat dapat ditentukan dari sistem.

Sistem Ketahanan Pangan dibagi menjadi 3 aspek yang terdiri dari

1) Pangan bergizi yang cukup dengan kualitas baik tersedia bagi

masyarakat untuk dikonsumsi. Ketersedian dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu:

a) . Produksi : banyaknya jumlah dan jenis makanan yang tersedia

untuk masyarakat

b) Distribusi : bagaimana makanan tersedia (dipindahkan secara fisik)

dalam bentuk apa, kapan dan kepada siapa

c) Pertukaran : berapa banyak makanan yang tersedia san diperoleh

melalui mekanisme pertukaran seperti barter, perdagangan,

perdagangan atau pinjaman

2) Keterjangkauan Pangan

Adalah kemampuan masyarakat dalam mengakses pangan,

baik dari sisi akses terhadap ekonomi maupun akses fisik.

Keterjangkauan pangan dari sisi ekonomi dipengaruhi antara lain oleh

tingkat pendapatan atau daya beli, stabilitas harga pangan, maupun

tingkat kemiskinan.

7
3) Keamanan Pangan

Adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan

dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat

mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta

tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat

sehingga aman untuk dikonsumsi (UU No 18 Tahun 2012). Makanan

dikatakan aman baik kuantitas dan kualitas yang dikonsumsi secara

langsung akan menentukan status gizi, namun penyerapan gizi dalam

tubuh dipengaruhi oleh kondisi fisik seseorang. Untuk dapat hidup

secara sehat, aktif dan produktif, maka diperlukan asupan pangan dan

gizi yang sesuai dengan kebutuhan. Upaya pemenuhan kebutuhan

pangan dan gizi tersebut dilakukan dengan penerapan pola konsumsi

pangan yang beragam bergizi seimbang dan aman (B2SA) yang

dimulai dari keluarga.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan

1) Iklim atau Cuaca

Perubahan cuaca dan pemasanan global selama beberapa tahun

ini mempengaruhi penurunan produksi pertanian terutama komoditi

padi. Temperatur yang tinggi dan curah hujan yang tidak diandalkan

sehingga menjadi sulit bagi petani untuk bertani di lahan yang sudah

berjuang untuk bertahan hidup.

8
2) Teknologi

Peningkatan teknologi telah meningkatkan pengetahuan

masyarakat dalam budidaya pertanian atau proses pengolahan pangan

yang lebih sehat dan praktis. Penggunaan teknologi dapat digunakan

pada saat proses tanam, masa panen hingga pengolahan komoditas

pangan. Tidak sampai di situ saja teknologi pertanian juga digunakan

dalam hal sistem penyimpanan hasil produksi pangan yang tepat.

Tujuannya adalah agar tanaman dan komoditas pangan aman selama

proses pendistribusian dan digunakan oleh masyarakat. Teknologi dalam

rekayasa pangan juga diperlukan dalam hal ini untuk mengembangkan

varietas unggul dalam pengadaan komoditas pangan.

3) Lahan Pertanian

Luas lahan pertanian salah satu faktor yang memadai dapat

memungkinkan produktivitas komoditas pangan tercukupi. Sebaliknya,

jika lahan ini semakin menurun maka stabilitas pangan juga dapat

terganggu.

4) Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah hal yang mempengaruhi ketahanan

pangan. Tanpa adanya sarana dan prasarana publik yang baik, proses

pendistirbusian komoditas pangan tentu akan mengalami hambatan.

Misalnya, di sebuah wilayah yang sulit diakses akan membuat distribusi

9
terganggu dan jika dibiarkan akan menyebabkan krisis pangan. Di sini,

akses transportasi memang menjadi hal penting agar semua

pendistribusian pangan merata ke semua wilayah. Selain sarana untuk

pendistribusian, sarana ini juga penting untuk meningkatkan

produktivitas komoditas pertanian. Contohnya saja, mengenai

pengadaan pupuk, benih unggul, dan sebagainya (Anonim, 2019)

5) Kondisi Ekonomi, Politik, Sosial dan Keamanan

Ketahanan pangan dapat tercipta apabila aspek penting dalam suatu

negara terpenuhi. Aspek ini ada empat poin yakni kondisi ekonomi,

politik, sosial, dan keamanan. Sebab, apabila dari keempat aspek

tersebut tidak dapat berjalan dengan baik maka dampaknya dapat

meluas ke segi lainnya yang merugikan masyarakat termasuk ketahanan

pangan.

B. Kerangka Pikir
Gambar 1.Kerangka Pikir

Pelibatan
Masyarakat

Tingkat
Hambatan
Partisipasi
Gambar 1.Kerangka Pikir

Sumber : Data Penelitian Desa kambayang 2023

10
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Peran Masyarakat dalam pengelolaan KPN di desa kambayang

perlibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan pangan Nusantara

dapat melibatkan partisipasi aktif dalam kegiatan pertanian lokal, pelatihan

tentang praktik pertanian berkelanjutan, dan promosi diversifikasi tanaman.

Masyarakat juga dapat terlibat dalam program-program peningkatan

keterampilan seperti teknik pertanian yang efisien dan pengelolaan air.

Inisiatif kolaboratif antara petani, pemerintah daerah, dan lembaga terkait

dapat memperkuat ketahanan pangan lokal dan mempromosikan pengelolaan

sumber daya secara berkelanjutan.

Dalam hasil wawancara bersama tokoh masyarak,tokoh adat , dan pemerintah

desa tentang keterlibatan masyarak dalam pengelolaan kpn

a. Tokoh masyarakat

Dari hasil wawancara bersama masyarakat. Narasumber

mengatakan pelibatan masyarakat dalam pengelolaan kpn khususnya

masyarakat di tiga desa akan mendapatkan peluang pekerjaan berupa

lahan dari kawasan pangan nusantara untuk di kelola dalam dalam bentuk

pertanian tumbuhan hortikultura sesuai kebutuhan pangan di ibu kota

nusantara

11
b. Tokoh adat

Menurut ketua adat masuknya kpn di wilayah desa kambayan

terlebih dahulu melakukan sosialisasi yang melibatkan semua tokoh tokoh

yg ada di desa kambayan, respon masyarakat khususnya kepala adat

sangat menerima kehadiran kpn di desa kambayang, karena memberikan

dampak baik bagi masyarakat berupa terbukanya lapangan pekerjaan bagi

masyarakat desa kambayan dan pembangunan infrastruktur jalan yg

memudahkan akses transportasi masyarakat . Dan proses pengelolaan kpn

ini sdh sesuai dgn adat budaya masyarakat desa kambayang

c. pemerintah desa

Menurut pemdes dalam hal ini kepala desa jg mengatakan

dukungan terhadap adanya kpn di desa kambayang. Lahan yg masuk

dalam kawasan pangan nasional di tiga desa seluas 1.123 hektar dan

pemerintah pusat selaku penyelenggara program kpn telah membangun

komitmen dengan masyarakat dalam hal ini masyarakat di wakili oleh

oleh setiap kepala desanya terkait keterlibatan masyarakat dalam

pengelolaan kpn sebagai kepastian dan pegangan masyarakat ketika kpn

tersebut telah berjalan atau memproduksi pangan hortikultura.

B. Hambatan masyarakat dalam pengelolaan KPN di desa kambayang

Kurangnya pemahaman masyarakat terkait dalam pengeloalan kpn,

melibatkan kurangnya transparansi, kurangnya keterlibatan publik, dan

12
potensi korupsi. Juga, terkadang masyarakat mungkin tidak memiliki

pemahaman yang memadai tentang kpn tersebut.

Hambatan pemerintah desa dalam pelibatan pengelolan kpn dlm hal in

masuknya kpn d desa kambayang menimbulkan pro dan kontra di lingkungan

masyarakat di mana ad masyarakat yg kontra tidak setuju adanya kpn di desa

kambayang karna menurut mereka hadirnya kpn di desa kambayang

mngambil alih lahan masyarakat yg telah dahulu melakukan aktifitas

perkebunan di kawasan tersebut.

meliputi kurangnya informasi yang jelas, keterlibatan yang minim

dalam proses pengambilan keputusan, serta potensi konflik kepentingan antara

berbagai kelompok masyarakat. Selain itu, ketidakpercayaan terhadap

integritas lembaga pemerintah juga bisa menjadi kendala.

Dalam pengelolaan kpn, hambatan yang mungkin dihadapi oleh

masyarakat termasuk masalah keterlambatan waktu pelaksanaan, deviasi dari

jadwal, dan kesulitan dalam pengadaan dana. Selain itu, dalam kerjasama

pemerintah dengan badan usaha (KPBU), hambatan juga dapat muncul dalam

hal penjaminan yang harus disusun dengan prinsip alokasi risiko, pengelolaan

risiko fiskal yang prudent, transparan, dan berorientasi pada keberlanjutan

fiskal

Untuk mengatasi hambatan ini, pemerintah telah menyediakan

berbagai fasilitas dan dukungan, serta melakukan inovasi pembiayaan

infrastruktur, seperti skema pengembalian investasi proyek KPBU.

13
C. Dinamika munculnya pendapat pro dan kontra terhadap pembangunan

KPN yang ada di desa kambayang

Dinamika munculnya pendapat pro dan kontra terhadap pembangunan

KPN di desa kambayang bisa dipahami dari berbagai faktor. Pertama,

perubahan ekonomi dan peluang pekerjaan yang dihasilkan oleh

pembangunan dapat menciptakan pandangan positif di kalangan beberapa

warga desa, sementara yang lain mungkin merasakan dampak negatif terhadap

lingkungan atau gaya hidup tradisional mereka.

Kedua, partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan dan

pengambilan keputusan dapat memengaruhi pandangan mereka terhadap

pembangunan. Jika pendapat warga tidak dipertimbangkan, itu bisa memicu

ketidakpuasan dan kontra terhadap proyek pembangunan.

Selain itu, faktor lingkungan seperti keberlanjutan dan pelestarian

alam juga dapat memicu perdebatan antara pihak yang mendukung

pembangunan untuk kemajuan ekonomi dan yang menentangnya demi

keberlanjutan lingkungan.

Dengan demikian, dinamika ini sangat kompleks dan dipengaruhi oleh

konteks lokal, kebijakan pemerintah, serta keterlibatan dan persepsi individu

dalam masyarakat desa.

Pendapat pro terhadap pembangunan bisa muncul karena harapan akan

pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan

infrastruktur. Di sisi lain, pendapat kontra bisa timbul karena kekhawatiran

14
terhadap dampak lingkungan, pemindahan penduduk, atau ketidaksetaraan

dalam distribusi manfaat pembangunan. Dinamika ini dipengaruhi oleh

kebijakan pemerintah, partisipasi masyarakat, dan evaluasi dampak secara

keseluruhan.

Pendapat kontra terhadap pembangunan bisa timbul karena beberapa

alasan. Beberapa orang mungkin khawatir akan dampak lingkungan yang

merugikan, seperti deforestasi atau kerusakan ekosistem. Pemindahan

penduduk atau penggusuran tanah juga dapat menjadi sumber ketidakpuasan,

terutama jika tidak dielaborasi dengan baik. Selain itu, kekhawatiran akan

ketidaksetaraan dalam distribusi manfaat pembangunan juga dapat menjadi

faktor utama pendapat kontra.

15
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Program yang dibuat Pemerintah dengan pengadaan Kawasan Pangan

Nusantara di Desa Kambayang , Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala

ini sangat memberikan dampak yang baik untuk pertumbuhan perekonomian

di masyarakat sekitar, selain itu juga menjadi penyanggah pangan yang

digunakan untuk mempersiapkan kebutuhan pangan di Ibu Kota Nusantara.

Namun Ketika program ini tidak berjalan dengan baik maka akan banyak

kerugian yang didapatkan. Pembangunan KPN di desa Kambayang di harap

dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat di wilayah sekitarnya,

seperti meningkatkan Ekonomi, membantu mereka untuk menghasilkan

pendapatan secara komersial, dan menjadi penyedia pangan bagi warga

lainnya di wilayah sekitarnya. Selain itu penelitian ini juga menjelaskan

tentang apa saja Peran Relasi Aktor Dalam Menyukseskan KPN, Serta

mengetahui bagaimana proses yang sudah terjadi di KPN.

B. Rekomendasi

Pemerintah desa kambayang bersama Karang Taruna setempat

berkomitmen bersama mewujudkan situasi keamanan dan ketertiban

masyarakat (kamtibmas) yang kondusif, sebagai salah satu penunjang

suksesnya program Kawasan Pangan Nusantara (KPN). Dengan hadirnya

Kawasan Pangan Nusantara harus mampu meningkatkan ekonomi

masyarakat, melalui penguatan sentra produksi pangan, serta kapasitas dan

16
kapabilitas sektor pangan, mendekatkan akses modal, meningkatkan daya

saing produk lokal dan kelembagaan.

17
DAFTAR PUSTAKA

(1) Anonim, 2012. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012

tentang Pangan.

(2) Kantor Menteri Negara Pangan RI.

(3) Anonim, 2015. Peraturan Pemerintah Negara Republik Indonesia Nomor 17

Tahun 2015

tentang Pangan. Kantor Menteri Negara Pangan RI.

(4)https://id.scribd.com/document/589551151/Master-Plan-Pengemebangan-Pangan-

Nusantara

(5) https://repository.uin-suska.ac.id/17795/7/7.%20BAB%20II%20%281%29.pdf

18
LAMPIRAN

1. Nama : Ashur

Jabatan : Kepala Desa Kambayang

Gambar 2.Wawancara Bersama Kepala Desa

Gambar 3.Wawancara Bersama Kepala Desa

19
2. Nama : Hasriati

Jabatan : Masyarakat Desa Kambayang

Gambar 4.Wawancara Bersama Sekretaris Desa

3. Nama : Jasman Saeha

Jabatan : Ketua Adat Desa Kambayang

Gambar 5.Wawancara Bersama Ketua Adat

20

You might also like