You are on page 1of 8

PEMERIKSAAN DALAM ANATOMI DAN FISIOLOGI

MANUSIA

ILMU PENYAKIT DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


DIAGNOSTIK

MODUL OLEH

KELOMPOK 5

CINDY NURWAHIDA

NURFITRI

RISNAWATIMUTMAINNA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PRATIDINA MAKASSAR

KELAS XII.A

2023

1
DAFTAR ISI
PENGAMBILAN SPUTUM UNTUK PEMERIKSAAN BAKTERI TAHAN
ASAM..........................................................................................................3
Pengertian sputum......................................................................................3
Pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA).....................................................3
Indikasi pemeriksaan sputum.....................................................................4
SOP PENGAMBILAN SPUTUM.................................................................4
PENGERTIAN.........................................................................................4
TUJUAN.................................................................................................. 5
PERSIAPAN ALAT..................................................................................5
PERSIAPAN PASIEN..............................................................................5
PERSIAPAN LINGKUNGAN...................................................................5
PERSIAPAN PERAWAT.........................................................................5
PROSEDUR................................................................................................6
HASIL PEMERIKSAAN LAB.......................................................................6
PENATALAKSANAAN................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................8

2
PENGAMBILAN SPUTUM UNTUK PEMERIKSAAN BAKTERI
TAHAN ASAM

Pengertian sputum
Sputum (dahak) adalah bahan yang dikeluarkan dari paru paru,
bronkus dan trakea melalui mulut. Kata sputum diambil dari bahasa latin
yang artinya ‘meludah’. Di sebut juga dahak (kamus kesehatan, 2017).
Orang dewasa normal membentuk sputum ±100ml/hari. Pada kasus
produksi sputum yang berlebih, perlu dievaluasi sumber, warna, volume
dan konsistensinya karena kondisi sputum biasanya memperlihatkan
secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan sputum itu
sendiri. Pemeriksaan sputum penting dilakukan untuk mendiagnosis
etiologi berbagai penyakit pernapasan. Hasil pemeriksaan dapat
menjelaskan organisme penyebab pada berbagai pneumonia bacterial,
tuberculosis, serta berbagai jenis infeksi jamur.

Pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA)


Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam atau BTA atau merupakan salah
satu pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis
Tuberkulosis (TB), pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya
bakteri penyebab tuberkulosis, terutama tuberkulosis paru.

Pemeriksaan Mikroskopis

Dilakukan pemeriksaan dahak dengan miskroskop. Seseorang


dipastikan menderita TBC bila dalam dahaknya terdapat kuman TBC.

3
Dahak diambil adalah dua sampel yang dikumpulkan dalam dua pot
dahak. Sapel diambil dari 2 hari yang berbeda (SP atau SS) :
1. Pada waktu datang pertama kali untuk periksa ke unit pelayanan
kesehatan, disebut dahak Sewaktu pertama (S).
2. Dahak diambil pada pagi hari berikutnya segera setelah bangun tidur,
kemudian dibawa dan diperiksa di unit pelayanan kesehatan, disebut
dahak Pagi (P).
3. Dahak diambil di unit pelayanan kesehatan pada saat menyerahkan
dahak pagi, disebut dahak Sewaktu kedua (S).

Gambar 1.1 jenis-jenis sputum

Indikasi pemeriksaan sputum


 Menegakkan diagnosis TB
 Menentukan potensi penularan
 Memantau hasil pengobatan pasien

SOP PENGAMBILAN SPUTUM


PENGERTIAN
Pengambilan sampel sputum pada saluran pernapasan pasien yang
dicurigai mengandung kuman Mycobacterium Tuberculosa dengan cara
dibatukkan.Sputum adalah sekret atau mukus yang dihasilkan dari paru-
paru, bronkus dan trakea.

4
TUJUAN
Untuk mengetahui apakah didalam sputum pasien terdapat kuman
Mycobacterium Tuberculosis

Untuk menegakkan diagnosis TB Paru dan pemberian OAT

PERSIAPAN ALAT
Lembar permintaan pemeriksaan sputum BTA

Bengkok

Handscoon

Gelas berisi air untuk kumur

Kom kumur

Pot sputum sebanyak 3 buah yang telah diberi label

Handuk dan Tissue

PERSIAPAN PASIEN
Posisi pasien semi-fowler

jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan sputum "dahak” agar
yang dibatukkan benar-benar merupakan sputum, bukan air liur (saliva)

jelaskan cara mengeluarkan sputum.

Berikan pot sputum sebanyak tiga buah

PERSIAPAN LINGKUNGAN
Menutup sampiran

PERSIAPAN PERAWAT
Mencuci tangan

Memakai Alat pelindung diri (APD) berupa apron, handscoon dan masker

5
PROSEDUR
1. Bentangkan handuk pada dada pasien
2. Anjurkan pasien untuk berkumur (lepaskan gigi palsu bila ada)
3. Berikan pot sputum ke pasien (usahakan untuk pasien tidak
menyentuh pinggir dari pot sputum sputum)
4. Ajarkan cara batuk efektif
5. Cara membatukkan sputum dengan menarik napas dalam dan
kuat, kemudian batukkan sputum dari bronkus > trakea > mulut >
pot sputum.
6. Bila sudah, periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang
dibatukkan adalah air liur (saliva), maka pasien harus mengulang
membatukkan sputum.
7. Pot penampung sputum diletakkan ditempat khusus yang telah
ditentukan,
8. dilengkapidata-datanya dan siap dikirim ke laboratorium untuk
dilakukan pemeriksaan.

HASIL PEMERIKSAAN LAB

Gambar 1.2 bentuk mycobacterium, pewarnaan Ziehl-Neelsen

(sumber Dirjen PPPL,2012)

Keterangan:

 sel berwarna merah merupakan bakteri mycobacterium


tuberculosis yang menyebabkan TB Paru (tidak larut dalam
pelunturan asam alcohol pada pemeriksaan BTA)
 Bercak biru merupakan leukosit (purulen)

6
*Klasifikasi TB paru berdasarkan hasil pemeriksaan dahak dibedakan
menjadi TB Paru BTA positif (+) dan TB Paru BTA negatif (-). Kriteria
pasien TB paru dikatakan sebagai BTA (+) apabila minimal terdapat 1 dari
3 spesimen dahak SPS (sewaktu pagi sewaktu) dengan hasil (+) positif.
Sedangkan TB Paru BTA negatif (-) yaitu dengan kriteria semua hasil dari
3 spesimen dahak SPS hasilnya (-) negatif (Wahyuningsih, 2015).

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan tuberkulosis paru atau TBC paru dilakukan dengan
pemberian obat antituberkulosis atau OAT, misalnya isoniazid, rifampisin,
pirazinamid, dan etambutol. Kombinasi obat-obat ini dikonsumsi secara
teratur dan diberikan dalam jangka waktu yang tepat meliputi tahap awal
dan tahap lanjutan.

Fase pengobatan TB dibagi menjadi fase intensif dan fase lanjutan.


Adapula fase sisipan dan ini digunakan bila hasil BTA postifi pada akhir
fase intensif. OAT sendiri kini telah dikemas dalam bentuk pil kombinasi
dosis tetap, pada TB kategori 1 berupa pil merah dan pil kuning. Fase
intensif menggunakan pil merah, dan fase lanjutan menggunakan pil
kuning.

Regimen OAT untuk kategori 1 ialah 6 bulan dengan detail : 2 bulan


pil merah (fase intensif) dan 4 bulan pil kuning (fase lanjutan). Setelah 2
bulan konsumsi pil merah (di akhir fase intensif), pasien disarankah untuk
memeriksa dahak kembali. Apabila hasil BTA (-), maka pengobatan
dilanjutkan ke fase lanjutan selama 4 bulan dengan pil kuning. Sebaliknya
bila BTA (+), maka ditambahkan fase sisipan atau dengan tetap konsumsi
pil merah selama 1 bulan (28 hari). Bila setelah fase sisipan hasil BTA
tetap positif, maka tetap dilanjutkan dengan pil kuning (fase lanjutan).
Selanjutnya, pemeriksaan dahak ulang dikerjakan pada bulan ke-5
pengobatan, dan bila disini diperoleh BTA (+), maka ini dianggap kasus
gagal pengobatan dan harus beralih ke pengobatan TB Kategori 2. Bila
hasil BTA (-), maka pengobatan diteruskan dan dahak dinilai kembali
setelah akhir pengobatan atau setelah lengkap 6 bulan.

7
DAFTAR PUSTAKA
1. http://repository.unimus.ac.id/1180/6/14.%20BAB%200I.pdf
2. alomedika.com/penyakit/pulmonologi/tuberkulosis-paru/
penatalaksanaan
3. repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4364/3/BAB%20II%20Tinjauan
%20Pustaka.pdf

You might also like