You are on page 1of 22

LAPORAN PENDAHULUAN & STRATEGI PELAKSANAAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa
Dosen Pembimbing : Siti Lia Amalia, S. Kep, Ners

Disusun oleh:
KHOIRUL FIRMANSYAH A
04416019050

AKADEMI KEPERAWATAN BUNTET PESANTREN CIREBON


Jl. Buntet Pesantren, Kec. Astanajapura, Kab. Cirebon
Telp/Fax: (0231) 635747/636985
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi, berpakaian/berhias,
dan BAB/BAK (toileting) (Fitria, 2012)
Pasien gangguan jiwa akan mengalami kurangnya perawatan diri
yang terjadi akibat perubahan proses piker sehingga aktivitas perawatan
diri menurun. Personal Hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan diri dan kesehatan seseorang untuk eksejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak
mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Afnuhazi, 2015)
Defisit perawatan diri adalah keadaan dimana individu tidak
mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri (PPNI,
2016)
B. Jenis dan Rentang Respon
1. Jenis-jenis Deficit Perawatan Diri
Menurut NANDA (2012) dalam Mukhripah Damayanti (2014), deficit
perawatan diri terdiri dari :
a. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/aktivitas perawatan diri untuk diri sendiri
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan/menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
c. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau meneylesaikan
aktivitas makan
d. Defisit perawatan diri : eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas eliminasi sendiri
2. Rentang Respon
Menurut Dermawan (2013), adapun rentang respon deficit perawatan
diri sebagai berikut :
Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan diri Tidak melakukan


seimbang kadang tidak perawatan diri pada
saat stress
Keterangan :
a. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stressor dan
mampu untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan
klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
b. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stressor
kadang-kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya
c. Tidak melakukan perawatan diri : Klien mengataka dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stressor.

C. Tanda dan Gejala


Menurut Fitria (2012), tanda dan gejala yang tampak pada klien
yang mengalami deficit perawatan diri adalah sebagai berikut :
Data Subjektif :
a. Pasien merasa lemah
b. Malas untuk beraktiviats
c. Merasa tidak berdaya
Data Objektif :
a. Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran
air mandi, mendapatkan peralatan mandi, meringankan tubuh, serta
masuk dan keluar akamr mandi
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam melakukan atau mengambil
potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau
menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk
mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan
tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,
menggunakan kaos kaki, memeprtahankan penampilan pada tingkat
yang memuaskan, mengambil pakaian, and menegnakan sepatu.
c. Makan
Klien memiliki ketidakmampuan dalam menelan makanan,
memeprsiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanana, mengambil
makanan dari wadah lalu memasukkannya ke mulut, melengkapi
makanan, mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat,
mengambil cangkir/gelas, serta mencerna cukup makanan dengan
aman.
d. BAB/BAK/toileting
Klien memiliki keterbatasan dan ketidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau akam kecil, duduk atau bangkit dari jamban,
memanipulasi pakaian untuk toileting, memebrsihkan diri setelah
BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet/kamar kecil
Keterbatasan diri di atas biasanya diakibatkan karena stressor yang
cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa megalami harga
diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat
dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan,
maupun BAB/BAK. Bila tidak dilakukan intervensi leh perawat, maka
kemungkinan bisa mengalami masalah resiko tinggi isolasi sosial.
D. Etiologi
Sutejo (2018) menyebutkan adapun factor-faktor penyebab deficit
perawatan diri yaitu :
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi merupakan factor-faktor yang mempengaruhi suatu
kondisi, meliputi :
a. Faktor psikologis
Pada factor ini, keluarga terlalu melindungi dan
memanjakan pasien sehingga pasien begitu bergantung dan
perkembangan inisiatifnya terganggu. Pasien gangguan jiwa
misalnya mengalami deficit perawatan diri dikarenakan
kemampuan realitas yang kurang. Hal ini menyebabkan pasien
tidak peduli pada diri dan lingkungannya, termasuk perawatan diri
b. Faktor biologis
Pada factor ini, pnyakit kronis berperan sebagai penyebab
pasien tidak mampu melakukan perawatan diri. Defisit perawatan
diri disebabkan ole adanya penyakit fisik dan mental yang
menyebabkan pasien tidak mampu melakukan perawatan diri.
Selain itu, factor herediter yang berupa keluarga yang mengalami
gangguan jiwa, juga turut menjadi penyebab.
c. Faktor sosial
Faktor ini berkaitan dengan kurangnya dukungan dan
latihan kemampuan perawatan diri dan lingkungannya
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi deficit perawatan diri meliputi kurangnya
motivasi, kerusakan kognitif dan konseptual, cemas, dan kelelahan
yang dialami pasien.

E. Pohon Masalah
Effect Risiko tinggi isolasi sosial

Core problem Defisit perawatan diri

Causa Harga diri rendah


F. Fokus Pengkajian
1. Data Primer (Subjektif)
a. Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin, atau
di RS tidak tersedia alat mandi
b. Klien mengatakan dirinya malas berdandan
c. Klien mengatakan ingin disuapin makanan
d. Klien mengatakan jarang membersihkan alat lemainnya setelah
BAB/BAK
2. Data Sekunder (Objektif)
a. Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan
rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan berbau, serta kuku
panjang dan kotor
b. Ketidakmampuan berpakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak
bercukur (laki-laki), atau tidak berdandan (perempuan)
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makanan sendiri, makan berceceran
dan makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmamuan BAB/BAK secara mandiri ditandai dengan
BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan
baik setelah BAB/BAK.
G. Masalah Keperawatan Utama
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan
deficit perawatan diri menurut Fitria (2012), adalah sebagai berikut :
1. Defisit perawatan diri
2. Harga diri rendah
3. Isolasi sosial
H. Intervensi Keperawatan
Berdasarkan Nursing Intervention Classification & Nursing Outcome Classification (2016) :
Masalah Keperawatan NOC NIC
Defisit perawatan diri : mandi Perawatan diri : mandi Bantuan perawatan diri :
Kriteria hasil : mandi/berpakaian
- Masuk dan keluar dari kamar mandi - Pertimbangkan budaya pasien saat
- Mengambil alat/bahan mandi mempromosikan aktivitas perawatan
- Mendapat air mandi diri
- Menyalakan air keran - Pertimbangkan usia pasien saat
- Mengatur ait memperomosikan aktivitas perawatan
- Mengatur aliran air diri
- Mandi di bak cuci - Tentukan jumlah dan tipe terkait
- Mandi di bak mandi bantuan yang diperlukan
- Mandi dengan bersiram - Letakkan handuk, sabun, deodorant,
- Mencuci wajah alat bercukur, dan aksesoris lain yang
- Mencuci badan bagian atas diperlukan di tepi kamar tidur atau
- Manadi adan bagian bawah kamar mandi
- Membersihkan area peritoneum - Sediakan lingkungan yang terapeutik
- Menegringkan badan dengan memastikan kehangatan,
suasana rileks, privasi, dan
pengalaman pribadi
- Fasilitasi pasien untuk menggosok
gigi dengan tepat
- Monitor kebersihan kuku, sesuai
dengan kemampuan merawat diri
pasien
- Monitor integritas kulit pasien
- Jaga ritual kebersihan
- Fasilitasi untuk mempertahankan
waktu tidur pasien yang biasanya,
tanda sebelum tidur, dan objek yang
familiar untuk pasien
- Dukung ortu atau keluarag
berpartisipasi dalam ritual menjelang
tidur yang biasa dilakukan dengan
tepat
- Berikan bantuan sampaipasien benar-
benar mampu merawat diri secara
mandiri
Memandikan :
- Bantu memandikan pasien dengan
menggunakan kursi untuk mand, bak
tempat mandi, mandi dengan mandiri,
dengan menggunakan cara yang tepat
atau sesuai keinginan pasien
- Cuci rambut sesuai dengan kebutuhan
atau keinginan
- Mandi dengan air yang mempunyai
suhu yang nyaman
- Bantu dalam hal perawatan perineal
jika memang dibutuhkan
- Bantu dalam hal ekebrsihan
- Cukur pasien sesuai dengan indikasi
- Tawarkan mencuci tangan setelah
eliminasi dan sebelum makan
- Monitor kondisi kulit saat mandi
- Monitor fungsi kemampuan saat
mandi
Defisit perawatan diri : berpakaian Perawatan diri : berdandan/berpakaian Berpakaian :
Kriteria hasil : - Identifikasi area dimana pasien
- Memilih pakaian membutuhkan bantuan dalam
- Mengambil pakaian dari lemari berpakaian
- Mengambil pakaian dari lemari - Monitor kemampuan pasien untuk
dinding berpakaian sendiri
- Mengambil pakaian - Pakaikan pasien pakaian setelah
- Memakai pakaian bagian atas membersihkan diri diselesaikan
- Memakai pakaian bagian bawah - Dukung pasien untuk berpartisipasi
- Mengancingkan baju dalam pemilihan pakaian
- Menggunakan ikat pinggang - Dukung penggunaan perangkat
- Mnutup resleting perawatan diri dengan tepat
- Memakai kaos kaki - Pakaikan pakaian yang tidak ketat,
- Memakai sepatu dengan tepat
- Memasang tali sepatu - Ganti pakaian pasien pada saat waktu
- Membuka baju bagian atas tidur
- Membuka bagian bawah - Tawari untuk mencuci pakaian bila
perlu
- Berikan bantuan sampai pasien
sepenuhnya mampu memikul
tanggung jawab untuk berpakaian
sendiri
Defisit perawatan diri : makan/minum Perawatan diri : makan/minum Bantuan perawatan diri : pemberian
Kriteria hasil : makan
- Menyiapkan makanan yang akan - Monitor kemampuan pasien untuk
disantap menelan
- Membuka tutup makanan - Identifikasi diit yang disarankan
- Menggunakan alat makan - Atur meja dan nampan makanan agar
- Menaruh makanan pada alat makan terlihat menarik
- Mengambil cangkir atau gelas - Ciptakan lingkungan yang
- Memasukkan makanan ke mulut menyenangkan selama waktu makan
dengan jari - Pastikan posisi pasien yang tepat
- Memasukkan makanan ke mulut untuk memfasilitasi mengunyah dan
dengan sendok menelan
- Memasukkan makanan ke mulut - Berikan bantuan fisik sesuai
dengan peralatan makan kebutuhan
- Minum dengan gelas atau cangkir - Berikan penurunan nyeri yang cukup
- Menaruh makanan di mulut sebelum makan dengan tepat
- Memanipulasi makanan di mulut - Berikan kebersihan mulut sebelum
- Mengunyah makanan makan
- Menelan makanan - Makanan disajikan dengan tepat
- Menelan minuman dalam nampan sesuai kebutuahn
- Menghabiskan makanan misalnya daging yang sudah dipotong
atau telur yang telah dikupas
- Buka bungkusan makanan
- Jangan meletakkan makanan pada sisi
dimana pandangan seseorang tidak
dapat melihat
- Gambarkan lokasi dari makanan
yanga da di nampan untuk seseoarng
yang memiliki gangguan penglihatan
- Posisikan pasien dalam posisi makan
yang nyaman
- Berikan pengalas makanan
- Berikan sedotan minuman sesuai
kebutuhan atau sesuai keinginan
- Berikan makanan dengan suhu yang
paling sesuai
- Sediakan makanan dan minuman yang
disukai dengan tepat
- Monitor BB dengan tepat
- Monitor status hidrasi pasien dengan
tepat
- Dukung apsien untuk makan di ruang
makan jika tersedia
- Sediakan interaksi sosial dengan tepat
- Berikan alat-alat yang bisa
memfasilitasi pasien untuk makan
sendiri
Defisit perawatan diri : eliminasi Perawatan diri : eliminasi Bantuan perawatan diri : eliminasi
Kriteria hasil : - Pertimbangkan budaya pasien saat
- Merespon saat kandung kemih dengan mempromosikan aktivitas perawatan
tepat waktu diri
- Menanggapi dorongan untuk BAB - Pertimbangkan usia pasien saat
secara tepat waktu mempromosika aktivitas perawatan
- Masuk dan keluar dari kamar mandi diri
- Membuka pakaian - Lepaskan baju yang diperlukan
- Memposisikan diri di toilet atau alat sehingga bisa melakukan eliminasi
abntu eliminasi - Bantu pasien ke toilet atau tempat lain
- Sampai ke toilet antara dorongan atau untuk eliminasi pada interval waktu
hamper keluarnya urin tertentu
- Sampai ke toilet antara dorongan atau - Pertimbangkan respon pasien terhadap
hamper keluarnya feses kurangnya privasi
- Mengosongkan kandung kemih - Beri privasi selama eliminasi
- Mengosongkan usus - Fasilitasi kebersihan toilet setelah
- Mengelap sendiri setelah buang urin menyelesaikan eliminasi
- Mengelap sendiri setelah BAB - Ganti pakaian setelah eliminasi
- Berdiri setelah eliminasi atau berdiri - Siram toilet/bersihkan alat-alat untuk
dari kursi bantu untuk eliminasi eliminasi (kursi toilet/komod, pispot)
- Merapikan pakaian setelah ke kamar - Buatlah jadwal aktivitas terkait
mandi eliminasi, dengan tepat
- Intruksikan pasien dan yang lain
dalam rutinitas toilet
- Buatlah kegiatan eliminasi dengan
tepat dan sesuai kebutuhan
- Sediakan alat bantu, misalnya kateter
eksternal atau urinal dengan tepat
- Monitor integritas kulit pasien
Manajemen lingkungan
- Ciptakan lingkungan yang aman bagi
pasien
- Lindungi pasien dengan pegangan
pada sisi/bantalan di sisi ruangan yang
sesuai
- Dampingi pasien delama tidak ada
perawatan bangsal
- Sediakan tempat tidur dengan
ketinggian yang rendah
- Letakkan benda yang sering
digunakan dalam jangkauna pasien
- Sediakan tempat tidur dan lingkungan
yang ebrsih dan nyaman
- Sediakan linen dan pakaian dalam
dengan kondisi baik
- Singkirkan bahan-bahan yang
dipergunakan selama pergantian
pakaian dan eliminasi, serta bawa
apapun yang tersisa sebelum
kunjungan dan waktu makan.
DAFTAR PUSTAKA

Angga, Aditya Maulana. 2018. Penerapan Personal Hygiene. Purwokerto :


Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Diunduh melalui
https://repositoey.ump.ac.id/8052/3/ADITYA%20ANGGA%20MAULANA
%20BAB%20II.pdf pada 24 desember 2020
PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Diunduh melalui
http://repository.poltelles-denpasar.ac.id/4991/3/Bab%II%20Tinjauan
%20Pustaka.pdf pada 24 desember 2020
Dermawan. 2013. Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta : Gosyan Publishing.
Fitria, Nita. 2012. Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan
strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (LP dan SP) untuk 7 diagnosis
keperawatan jiwa berat, Jakarta : Salemba Medika.
Gloria, Bulcheck, Howard Butcher, dkk. 2016. Nursing Intervention
Classification (NIC). Singapore : Elsiver Global Rights.
Sue, Moorhead, Marion Johnson, dkk. 2016. Nursing Outcome Classification
(NOC). Singapore : Elsiver Global Rights
Saputra, Dino. 2017. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Defisit
Perawatan Diridi Ruang Dahlia RSJ Prof. HB. Sa’anin Padang. Padang :
Poltekkes Padang. Diunduh melalui
http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/DINO_SAPUTRA.pdf pada 24
desember 2020
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
SP-1 Pasien : Defisit Perawatan Diri
Pertemuan Ke-1

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Ny. H terlihat duduk di salah satu sudut ruangan sambil
menggaruk-garuk kepala yang terlihat kotor,rambut sebahu dan tidak
tertata rapi. Pakaian yang digunakan Ny. H tidak terpasang dengan benar,
dan terlihat banyak robekan. Kuku jari tangan terlihat hitam dan panjang.
Gigi Ny.H terlihat kotor, dan mulut Ny.H mengeluarkan bau .
2. Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
3. Tujuan Khusus :
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
4. Tindakan Keperawatan
a. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
b. Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
c. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
d. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
e. Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi ? Perkenalkan nama saya Perawat neri,. Saya adalah
Mahasiswa keperawatan buntet pesantren yang sedang praktek disini.
Saya praktek disini selama tujuh hari. Nama anda siapa ya?
Senangnya dipanggil apa. Oh, jadi anda senangnya dipanggil Ny. H
saja.
b. Evaluasi / Validasi
Neri lihat dari tadi Ny. H menggaruk – garuk kepala, gatal ya?
c. Kontrak
Topik : Bagimana kalau kita berbincang tentang kebersihan diri?
Waktu : Mau berapa lama kira-kira kita ngobrolnya? Oke, Jadi Ny.
H maunya kita ngobrol-ngobrolnya 20 menit.
Tempat : Baiklah mau dimana kita ngobrolnya Ny. H? Oh, jadi kita
ngobrolnya diruang ini saja.
2. Kerja (langkah- langkah tindakan keperawatan)
a. Berapa kali Ny. H mandi dalam sehari? Apakah Ny. H sudah mandi hari
ini? Menurut Ny. H apa kegunaannya mandi ?Apa alasan Ny. H sehingga
tidak bisa merawat diri? Menurut Ny. H apa manfaatnya kalau kita
menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat
diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...?
Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut Ny.
H yang bisa muncul ?” Betul ada kudis, kutu...dsb
b. Menurut Ny. H mandi itu seperti apa? Sebelum mandi apa yang biasanya
Ny. H persiapkan? Benar sekali, Ny. H perlu menyiapkan pakain ganti
yang bersih, handuk kering, sikat gigi, odol, shampo dan sabun mandi.
c. Menurut Ny. H tempat mandi dimana? Benar sekali kita mandi di kamar
mandi, bagaimana kalau kita ke kamar mandi sekarang, Neri akan bantu
melakukannya. Pertama kita gosok gigi dulu dengan sikat gigi, ambil sikat
gigi yang sudah di kasih odol kemudian sikat gigi dengan gerakan
memutar dari atas ke bawah kemudian Ny. H berkumur kumur dengan air
bersih. Bagus sekali Ny. H, sekarang buka pakaian Ny. H, siram seluruh
tubuh Ny. H dengan air termasuk rambut dan kepala lalu ambil shampo
sedikit dan gosokkan ke atas kepala Ny. H sampai berbusa lalu bilas
sampai bersih. Bagus sekali Ny. H, sekarang ambil sabun dan gosokan ke
seluruh tubuh Ny. H secara merata dan di mulai dari bagian sebelah kanan
lalu siram dengan air sampai bersih, pastikan bersih tidak ada sisa sabun
yang menempel. Setelah selesai di siram dengan air sampai bersih
keringkan tubuh Ny. H dengan handuk kering yang sudah disiapkan.
Bagus sekali Ny. H melakukannya. Selanjutnya Ny. H menggunakan
pakaian bersih yang sudah di siapkan.
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1. Evaluasi klien/ subjektif
Bagaimana perasaan Ny. H setelah mandi dan mengganti pakaian?
Coba Ny. H sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang
sudah Ny. H lakukan tadi? Bagus sekali sekarang Ny. H sudah tahu
manfaat dan cara mandi yang baik.
2. Evaluasi perawat/ objektif
Ternyata Ny. H masih memiliki kemampuan yang baik dalam menjaga
kebersihan diri. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah
setelah pulang.
b. Tindak lanjut klien
Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ny. H Mau berapa
kali sehari mandi dan sikat gigi? Bagus, dua kali yaitu pagi dan sore.
Kalau pagi jam berapa ? kalau sore ?? Beri tanda M (mandiri) kalau
dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan
T (tidak) tidak melakukan.
c. Kontrak yang akan datang
Topik : Baik besok kita akan bertemu kembali untuk latihan berdandan..
Waktu : Kalau begitu kita akan latihan berdandan besok jam 7 pagi
setelah Ny.H melakukan kegiatan mandi
Tempat : Ny. H mau kita ketemu dimana?? Kita ketemu di dalam kamar
Ny. H besok bagaimana?
DAFTAR PUSTAKA

Nanda. 2015. Diagnosa keperawatan definisi & Klasifikasi 2015-2017 edisi 10


editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru, Jakarta: EGC

Departemen Kesehatan RI, 2000. Keperawatan JIwa Teori dan Tindakan


Keperawatan, Jakarta : Depkes RI

Farida & Yudi. 2010. Buku Ajar Keperawatan jiwa. Jakarta : Salemba Medika

You might also like