Professional Documents
Culture Documents
Bab3 - Laporan Magk - Anida
Bab3 - Laporan Magk - Anida
DESKRIPSI KASUS
3.1 Stase Penyakit Dalam
3.1.1 Skrining
Agama : Islam
b. Data Personal
Os merupakan seorang wanita berusia 38 tahun. Os tinggal bersama suami, dan
satu orang anaknya yang sudah bersekolah tingkat SMA. Aktivitas Os lebih banyak
di rumah sebagai ibu rumah tangga. Suaminya adalah seorang buruh yang bekerja
setiap hari. Pengetahuan dan sikap Os terhadap gizi dan kesehatan masih kurang.
Hal ini juga karena Os belum pernah mendapatkan edukasi gizi.
c. Gambaran Riwayat Penyakit
• Penyakit Sekarang : Os mengalami penurunan kesadaran sejak 3 jam smrs.
Os cenderung mengorok dan tidak merespon. Sebelumnya mengeluh sesak,
mual, muntah sampai akhirnya dibawa ke rumah sakit.
• Penyakit dahulu : Diabetes Mellitus
• Keluarga : Asma
Estimasi BB : 70 kg LILA : 35 cm
berdasarkan LILA
Ulna : 25 cm
Segmen 82 50 - 70 Tinggi
Dari hasil pemeriksaan laboratorium, didapatkan beberapa hasil yang abnormal. Nilai
HbA1C yang tinggi (8,2) menandakan bahwa pasien mengalami diabetes yang sudah
kronis. GDS yang rendah (<70) (American Diabetes Association (ADA)) dapat
disebabkan karena Ny. SS mengalami mual dan muntah sehingga tidak ada asupan sejak
awal asesmen. GDS yang rendah atau hipoglikemia yang dialami Ny. SS juga diduga
berkaitan dengan gangguan ginjal. Didapatkan juga bahwa pasien memiliki Hb,
hematokrit, dan limfosit rendah. Nilai ureum dan kreatinin yang tinggi menandakan
adanya masalah ginjal (National Kidney Foundation, n.d.; National Library of Medicine,
2021). Untuk menghitung stadium pada CKD, digunakan perhitungan Glomerular
Filtration Rate (GFR) dengan rumus untuk pasien dengan jenis kelamin perempuan
sebagai berikut:
(𝟏𝟒𝟎 − 𝒖𝒎𝒖𝒓) 𝒙 𝒌𝒈𝑩𝑩 𝒙 𝟎, 𝟖𝟓
𝑮𝑭𝑹 (𝑪𝒐𝒄𝒌𝒓𝒐𝒇𝒕 𝒂𝒏𝒅 𝑮𝒂𝒖𝒍𝒕) =
𝟕𝟐 𝒙 𝒔𝒆𝒓𝒖𝒎 𝒌𝒓𝒆𝒂𝒕𝒊𝒏𝒊𝒏
Dari rumus, didapatkan bahwa GFR Ny. N adalah 33,11 mL/min/1,73 m2. Angka
tersebut diklasifikasikan ke dalam stadium 3b CKD (Moderate to severe).
Klinis
Pemeriksaan Hasil
Kaki Bengkak
Tangan Bengkak
Kesadaran Composmentis
Sesak Ya
Lemas Ya
Sakit perut Ya
Mual Ya
Muntah Ya
Sumber: CPPT RSUD Cibinong, Januari 2024
Dari hasil pemeriksaan fisik klinis, didapatkan bahwa tekanan darah dan laju
pernapasan Os tinggi. Os disediakan alat bantu napas untuk digunakan ketika rasa sesak
muncul. Tekanan darah sistolik dan diastolik Os diatas batas normal, hal ini menunjukkan
pasien hipertensi normal tinggi pada tekanan darah sistoliknya dan hipertensi derajat 1
pada tekanan darah diastoliknya (International Society of Global Hypertension (ISH),
2020). RR yang tidak normal dapat menandakan sesak nafas atau dyspnea. Sesak napas,
saturasi oksigen yang rendah merupakan gejala yang ditimbulkan karena tubuh pasien
terinfeksi virus (Handayani, et al, 2020).
Makanan Pokok
Nasi 21x 3x
Lauk-Pauk
Tahu 9x 3x
Tempe 9x 3x
Ikan 3x 3x
Ayam 3x 3x
Baso 6x 3x
Sayuran
Seledri 14x 2x
Ketimun 14x 2x
Oyong 14x 2x
Buah-buahan
Jeruk 1x 1x
Mangga 1x 1x
Lain-lain
Aci 3x 1x
Minuman manis 7x 1x
Biskuit kemasan 7x 1x
Sumber: Wawancara dengan Pasien pada 09 Januari 2024
c. Pola Makan
Os memiliki pola makan yang baik smrs, yaitu 3x makan utama dan suka makan
selingan. Os suka makan gorengan. Makanan yang disukai Os untuk jenis sayur adalah
sayur bening seperti oyong dan timun. Os tidak menyukai sayur bayam, kangkung, dan
sejenisnya. Untuk jenis protein nabati, Os menyukai tempe dan tahu. Untuk jenis
Protein hewani, Os menyukai apapun. Os juga terbiasa memasak sendiri di rumah
ketika masih sehat. Sejak masuk RS, Os tidak mampu menghabiskan makanan. Setiap
kali makan, selalu dimuntahkan. Os juga dianjurkan membatasi asupan cairan karena
adanya pembengkakan di bagian kaki.
d. Alergi
Tidak ada, tetapi Os menyatakan tidak suka susu.
Terapi Obat/oral
Vit B12 50 untuk mengatasi Aspirin, omeprazole dan Mual, nyeri lambung, diare,
Mcg Tab anemia pernisiosa dan ranitidine mengurangi kadar lidah bengkak. Kulit: gatal
defisiensi vitamin vitamin B12 dengan atau kemerahan pada kulit.
B12. menghambat penyerapan Neurologis: kebas,
gastrointestinal. kesemutan, sakit kepala, rasa
melayang, lemah. Lainnya:
demam, nyeri sendi.
Ketorolac Untuk nyeri akut Makanan mengurangi iritasi Pembengkakan pada wajah,
jangka pendek saluran cerna. jari tangan, tungkai bawah,
pergelangan kaki.
Injeksi
Infus/cairan
d. Preskripsi Diet
• Jenis Diet : Diet Jantung, Diet DM, Diet RP 40 gram, Diet Rendah Garam
• Rute Pemberian : Oral
• Konsistensi : Makanan Biasa
• Frekuensi : 3 kali makan utama, 2 kali selingan.
Pemberian makanan dilakukan secara bertahap, yaitu 80% dari total kebutuhan
gizi pasien. Hal ini dikarenakan pasien mengalami penurunan nafsu makan, mual,
muntah, dan tidak menghabiskan makanan dari rumah sakit sebelumnya.
e. Perhitungan Kebutuhan
Tabel 3.1. 7 Perhitungan Kebutuhan Gizi Ny. SS
Sayuran A 1 75 5 3 7
Sayuran B 1 0 0 0 0
Minyak 4 180 0 20 0
Buah 2 100 0 0 24
Gula DM 1 100 1 0 12
Cookies DM 1 60
Protein rendah
0,5 1 1 2,5
lemak
Protein lemak
0,25 0,5 0,25
sedang
Sayuran C 0
Buah 1 3
Minyak 1 1 1 1 4
Cookies DM 2 1
Gula DM 1 1
g. Edukasi Gizi
1) Tujuan : Memberi edukasi kepada pasien dan keluarga pasien terkait pola
makan untuk penyakit diabetes melitus dan penyakit ginjal.
2) Sasaran : Pasien dan keluarga pasien.
3) Materi : Diet diabetes melitus dan Penyakit Ginjal
4) Media : Leaflet diet diabetes melitus (RSUD Cibinong)
5) Waktu : Rabu, 11 Januari 2024
6) Tempat : Ruang 206, Gedung Melati Lantai 2.
Energi
958 55,25% 1116 64,36% 1296 190 85,70%
(kkal)
Klinis
Fisik
Sesak + + +
Mual + + +
Muntah + + +
Lemas + + +
Nyeri Perut + + -
Kesadaran Composmetis Composmetis Composmetis
Biokimia
Hasil dari pemantauan didapatkan bahwa pasien masih memiliki tekanan darah
yang tinggi, tetapi cukup fluktuatif di tiap waktu pemeriksaannya. Begitupun
pemeriksaan klinis lainnya. Lalu untuk pemeriksaan fisik, pasien dari hari pertama
hingga hari ketiga mengeluh kesakitan di bagian perut, lalu batuk yang paling sering
dirasakan di malam hari, dan sesak sesekali. Namun, sesak lumayan berkurang. Pasien
juga terlihat tidak selemas hari pertama, dan nafsu makan sudah mulai membaik di hari
ketiga. Pasien masih sesekali muntah.
c. Monitoring Pengetahuan
Tabel 3.1. 13 Monitoring Pengetahuan Ny. SS
3.1.6 Implementasi
Implementasi intervensi pasien dilakukan selama tiga hari dimulai pada hari Senin, 8
Januari 2024. Implementasi dilakukan pada ke 4 domain intervensi, yaitu: (1) pemberian
makan yang dilakukan sesuai preskripsi diet dan rancangan makan setiap hari selama masa
implementasi; (2) Antropometri, yang dilakukan pada hari pertama implementasi dan hari
ketiga; (3) Fisik Klinis dan (4) Toleransi makanan yang dilakukan setiap hari dengan
mewawancarai dan observasi saat visit. Dalam pelaksanaan implementasi tentunya penulis
melakukan proses kolaborasi dengan beberapa pihak seperti ahli gizi ruangan, perawat,
pramusaji, pasien dan wali pasien.
3.1.7 Resume
Os merupakan seorang Ibu rumah tangga berusia 38 tahun. Os didiagnosis mengalami
Cardiovascular Disease, Diabetes Melitus Tipe 2, Hipertensi, dan TB. Os mengalami
penurunan kesadaran sejak 3 jam smrs. Os cenderung mengorok dan tidak merespon.
Sebelumnya mengeluh sesak, mual, muntah sampai akhirnya dibawa ke rumah sakit.
Berdasarkan pengukuran antropometri, didapatkan bahwa Os memiliki status gizi obesitas,
baik itu menggunakan pengukuran IMT maupun status gizi berdasarkan LILA.
Hasil biokimia pasien yaitu HbA1c tinggi, GDS rendah, ureum-kreatinin tinggi,
limfosit, hematokrit dan hemoglobin juga rendah. Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan
tekanan darah dan respiratory rate yang tinggi. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan
mengalami sesak, lemas, nyeri perut, dan pasien juga mengalami edema di bagian kaki.
Os tidak memiliki alergi pada makanan. Asupan smrs Os kurang baik karena Os mengalami
mual dan muntah. Kebiasaan makan Os Ketika sebelum masuk rumah sakit cenderung
mengkonsumsi makanan dan minuman kemasan yang tidak diketahui Os bahwa makanan
dan minuman tersebut tinggi gula. Diagnosis gizi yang diberikan pada pasien adalah NI 2.1
mengenai Asupan oral tidak, NC 2.2 mengenai perubahan nilai lab terkait gizi, dan NB 1.1
mengenai Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi berkaitan. Pasien diberikan
diet jantung, kalori bertahap.
3.2 Stase Anak
3.2.1 Skrining
b. Riwayat Personal
An. ZA tinggal bersama Ibu, Ayah, dan satu adiknya. Ia merupakan seorang
siswi kelas 6 SD. Kegiatan sehari-hari An. ZA adalah seperti anak sekolah pada
umumnya. Ayah pasien memiliki riwayat merokok, tetapi sudah berhenti 6 bulan
sebelum pasien masuk rumah sakit. An. ZA diasuh oleh ibunya yang merupakan
ibu rumah tangga, sehingga yang biasa menyediakan makanan adalah sang ibu.
c. Gambaran Riwayat Penyakit
Pasien pernah dirawat di RS Anissa, Batuk berdahak warna putih sejak 1
minggu SMRS darah-sesak disertai demam naik turun sejak 3 hari SMRS, badan
lemas tetapi asupan baik. Os dirawat selama 7 hari, tetapi belum ada perubahan. Os
pernah menjalani Pengobatan TB 5 bulan sejak Oktober 2023.
d. Pemeriksaan
Hasil foto torax
Hematologi
Serologi
Elektrolit
Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia, terdapat hasil yang abnormal seperti Hb yang
rendah, SGOT dan Laju Endap Darah tinggi, trombosit rendah, dan kalium yang rendah.
Peningkatan SGOT pada pasien tuberculosis mengindikasikan adanya Hepatotoksisitas.
Laju Endap darah yang tinggi dan anemia mengindikasikan adanya infeksi dalam tubuh
pasien TB. Cryo-globulinemia pada pasien TB telah dilaporkan menyebabkan kedua hal
tersebut (Rosyid et al. 2021).
Efek trombosit pada TB meliputi trombositosis, trombositopenia, perubahanindeks
trombosit, dan gangguan aktivitas fungsional. Trombosit yang berkurang umumnya
disebabkan oleh faktor-faktor berikut 1). infiltrasi TB pada sumsum tulang; 2) koagulasi
intravaskular diseminata (DIC); 3) immune thrombocytopenic purpura; 4) obat-obatan;
5) Thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP) (Balepur & Schlossberg, 2016).
Kalium yang rendah mengindikasikan terjadinya gangguan fungsi hormon aldosterone
sehingga fungsi aldosterone dalam meningkatkan kerja pompa Na+/K+ ATPase di
tubulus ginjal yang bertanggung jawab dalam reabsorbsi natrium dan mensekresi kalium
menjadi terganggu dapat menyebabkan gangguan dalam keseimbangan elektrolit tubuh
(Adi, 2015).
Fisik
Asesmen Penunjang
Hasil Foto Torax 15/01/24:
KESAN : Bronchopneumonia bilateral/TBC paru aktif (peradangan pada saluran paru
dan jaringan paru (kantong paru) yang terjadi pada kedua lapang paru.
Makanan Pokok
Nasi 14x 2x
Mie 3x 1x
Kentang 12x 3x
Lauk-Pauk
Tempe 9x 3x
Tahu 9x 3x
Ikan tongkol 9x 3x
Ayam 9x 3x
Telur 14x 2x
Baso 10x 2x
Nugget 1x 2x
Sayuran
Wortel 14x 2x
Kol 14x 2x
Buncis 14x 2x
Bayam 5x 1x
Kangkung 5x 1x
Buah-buahan
jeruk 1x 1x
mangga 1x 1x
Pir 1x 1x
Pisang 1x 1x
Lain-lain
aci 3x 1x
minuman manis 7x 1x
biskuit kemasan 7x 1x
Siomay 3x 1x
Batagor 3x 1x
Es 7x 1x
Sumber: Wawancara dengan orangtua pasien
c. Pola Makan
Os terbiasa makan 2x sehari di rumah, siang dan sore/malam. Os jarang sarapan.
Makanan yang dikonsumsi di rumah juga jarang habis satu porsi. Sebagian besar
waktunya banyak ia habiskan di luar rumah, sehingga Os lebih banyak jajan di luar
rumah. Di sekolahnya, Os biasa mengkonsumsi jajanan seperti siomay, batagor,
cilok, es, makanan ringan kemasan, minuman ringan kemasan, dan semacamnya.
d. Alergi
Os tidak memiliki alergi
3.2.2.6 Data Riwayat Obat
Tabel 3.2. 5 Data Riwayat Obat An. ZA
Terapi Infus
Terapi Injeksi
Terapi Obat
Hindari makanan
yang mengandung
tiramin tinggi (misal
keju)
e. Perhitungan Kebutuhan
Tabel 3.2. 6 Perhitungan Kebutuhan An. ZA
Perhitungan Hasil
Kebutuhan Lemak: 52 g
25%x1900 = 475 kkal
= 52 g
Lauk Nabati 1 75 5 3 7
Sayuran A 1
Sayuran B 1 25 1 5
Minyak 3 150 15
Buah 2 100 24
Selingan Selingan
Golongan BM Total SP Pagi Siang Sore
1 2
Protein rendah
2,75 0,5 1,25 1
lemak
Protein lemak
1 0,5 0,5
sedang
Protein nabati 2 1 1
Sayuran C 0
Formula Malnutrisi 2 1 1
g. Edukasi Gizi
1) Tujuan : Agar pasien mengerti, memahami, dan melakukan edukasi yang
diberikan
2) Sasaran : Pasien dan keluarga pasien.
3) Materi : Diet TKTP dan DBMP
4) Media : Leaflet diet TKTP (RSUD Cibinong)
5) Waktu : Rabu, 15 Januari 2024
6) Tempat : Ruang 303, Gedung Anggrek Lantai 3.
Penimbangan dengan
Berat badan Setiap hari selama
Antropometri timbangan digital yang
meningkat intervensi
telah dikalibrasi
Memahami materi
Pengetahuan Konseling/edukasi Setiap Hari
yang disampaikan
b. Monitoring Antropometri
Tabel 3.2. 11 Monitoring Antropometri An. ZA
Monitoring Antropometri
Monitoring Fisik
Kesadaran CM CM CM CM
Lemas + + + +
Sulit Menelan - - - -
Demam - - - -
Mual - - - -
Muntah - - - -
Batuk + + + +
Sesak
Monitoring Klinis
SPO2 100% - - -
Hasil dari monitoring klinis, secara umum hasilnya normal. Begitupun dengan
hasil monitoring fisik. Hasil observasi dan wawancara setiap harinya pasien tidak
mengalami keluhan-keluhan berat. Meskipun dari hasil klinis respiration rate pasien
tinggi, tapi pasien tidak mengeluh rasa sesak yang berlebih, atau masih bisa ditoleransi.
d. Monitoring Biokimia
Tabel 3.2. 13 Monitoring Biokimia An. ZA
Monitoring Biokimia
Elektrolit
Chlorida 97 - - 99
Hematologi
Serologi
Kimia Klinik
Ureum 18 - - -
creatinin 0,8 - - -
SGOT 54 - - -
SGPT 26 - - -
e. Monitoring Pengetahuan
Tabel 3.2. 14 Monitoring Pengetahuan Pasien An. A
3.2.6 Implementasi
Implementasi intervensi pasien dilakukan selama tiga hari dimulai pada hari Jumat, 12
Januari 2024. Implementasi dilakukan pada ke 4 domain intervensi, yaitu: (1) pemberian
makan yang dilakukan sesuai preskripsi diet dan rancangan makan setiap hari selama masa
implementasi; (2) Antropometri, yang dilakukan pada hari pertama implementasi dan hari
ketiga; (3) Fisik Klinis dan (4) Toleransi makanan yang dilakukan setiap hari dengan
mewawancarai dan observasi saat visit. Dalam pelaksanaan implementasi tentunya penulis
melakukan proses kolaborasi dengan beberapa pihak seperti ahli gizi ruangan, perawat,
pramusaji, pasien dan wali pasien.
3.2.7 Resume
Os berusia 12 tahun, dengan diagnosis Prolonged fever, Drug induced Hepatitis,
Pneumonia dd TB, Gizi Buruk, dan Hipokalemia. Aktivitas sehari-harinya adalah sekolah
fullday. Ia tinggal bersama ayah, ibu, dan adiknya. Ayahnya berhenti merokok sejak Os
sudah mengalami terapi TB pada Oktober 2023. BB SMRS: 27,9. Terjadi penurunan BB
sejak 5 bulan. NI 5.1- Peningkatan kebutuhan zat gizi (energi dan protein) NC 2.2-
Perubahan nilai lab berkaitan dengan penyakit, NC 4.1- Malnutrisi pada anak, NB-1.1 -
Kurangnya pengetahuan terkait gizi. Os diberi diet TKTP 1900 kkal, 3x utama dan 2x
selingan melalui oral, Asupan makan Os cukup stabil setiap harinya Os dan keluarga diberi
edukasi gizi terkait diet TKTP. Monitoring antropometri, Didapatkan hari ketiga intervensi
BB Os seberat 28,9 kg dari 28,3 di asesmen awal. Monitoring Biokimia, terdapat
peningkatan kalium dari 2,8 menjadi 3. Namun, Hb terdapat penurunan dari 11,6 menjadi
11,2, begitupun dengan trombosit. Monitoring Fisik klinis, secara fisk, kondisi membaik,
Os terlihat segar, hanya saja Os mengalami batuk yang belum sembuh.
b. Riwayat Personal
Os bekerja sebagai supir setiap harinya, sehingga kegiatan sehari-harinya
banyak dihabiskan dengan duduk. Os terbiasa menahan buang air kecil karena
pekerjaannya tersebut. Di rumah, Os tinggal bersama istri dan seorang anaknya.
Selama ini, Os rutin kontrol ke klinik dan pernah mendapatkan edukasi terkait gizi,
khususnya dengan penyakitnya, yaitu diabetes mellitus tipe 2 sehingga Os sampai
sekarang sudah membatasi makanan yang manis-manis.
c. Riwayat Penyakit
Sebelum masuk rumah sakit, pasien menyatakan nyeri pinggang. Selain itu,
pasien juga memiliki Riwayat penyakit diabetes mellitus tipe 2.
d. Laporan Operasi
Pasien posisi lumbotomi kanan dalam narkose umum A dan antisepsis daerah
operasi dan sekitarnya Dilakukan insisi intercostal 11 dan 12 kanan, kutis, subkutis,
fascia hingga retroperitoneal fascia grota dibuka, ginjal diidentifikasi dan
dibebaskan dari sekitarnya ureter diidentifikasi dan ditelusuri hingga pyelum
Pyelum ekstrarenal dan dibuka tampak batu staghorn berwarna coklat dengan
bentuk dan ukuran sesuai CT scan. Dilakukan ekstraksi batu. Dilakukan
nephrolithotomy untuk batu kaliks inferior ginjal kanan. Dilakukan spooling ke
dalam ginjal hingga bersih dilakukan sondage ke distal lancar. dilakukan insersi DJ
stent kanan luka di pyelum dijahit dgn vicryl 4-0, dan parenkim dgn chromic-0
perdarahan dikontrol Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan meninggalkan
drain di retroperitoneal operasi selesai.
Limfosit 6% 20 - 40 Rendah
Fisik
- Kesadaran compos mentis, akral hangat, nadi kuat, tampak tegang dan
gelisah. hingga susah tidur.
- Nyeri
Sumber: CPPT RSUD Cibinong
Secara keseluruhan jasil pemeriksaan klinis mendekati normal. Pada asesmen fisik,
tubuh pasien normal, pasien hanya mengeluh nyeri di bagian pinggang. Dan sebelum
tindakan operasi pasien sulit tidur karena gelisah.
Buah-buahan
Jeruk 1x 1x
Naga 1x 1x
Sumber: Hasil Wawancara dengan Pasien
b. Pola Makan
Os memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari, terkadang 2x sehari. Os dan
keluarga pernah mendapatkan edukasi gizi di RSUD Cibinong. Nafsu makan Os
baik, sehingga selalu habis satu porsi. Saat ini Os sudah membatasi makanan dan
minuman yang manis-manis karena Os sudah pernah diedukasi terkait Diabetes.
c. Alergi
Os tidak memiliki alergi
Terapi Infus
Terapi Injeksi
Terapi obat
d. Preskripsi Diet
Jenis diet : Diet DM rendah sisa (Pasca bedah IV)
Rute : Oral
Bentuk Makanan: Makanan Biasa
Frekuensi : 3 kali utama 2 kali selingan
e. Perhitungan Kebutuhan
Tabel 3.3. 7 Perhitungan Kebutuhan Sehari Tn. AM
Protein hewani
(RL) 2,75 137,5 19,25 5,5 0
Sayuran A 1 0 0 0 0
Sayuran B 1 25 1 0 5
Sayuran C 3 150 3 0 30
Buah 3 150 0 0 36
Minyak 5 250 0 25 0
Gula DM 1 60 6,8 9 0
Protein nabati 2 1 1
Sayuran C 0
Buah 3 1 1 1
Gula DM 1 1
g. Edukasi Gizi
1) Tujuan : Agar pasien mengerti, memahami, dan melakukan edukasi yang
diberikan
2) Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
3) Materi : Diet Batu Ginjal
4) Media : Leaflet Diet Ginjal
5) Durasi : 10 Menit/19 Januari 2024
6) Tempat : Bougenville Atas / Ruang Perawatan Kelas III
Memahami materi
Pengetahuan Konseling/edukasi Setiap Hari
yang disampaikan
Energi
(kkal) 1181,2 50,48% 915 39,10% 1113 47,56%
Asupan pasien di hari pertama mengalami peningkatan dibanding asupan recall 24h
atau hari sebelumnya. Pasien diberi asupan sesuai prinsip diet, yaitu 80% di hari
pertama. Pada hari pertama didapatkan bahwa asupan pasuen masih di bawah 80%
sehingga di hari kedua pasien masih diberi diet 80%, tetapi asupan pasien masih di
bawah 80% sehingga di hari ketiga pasien masih diberi diet 80%. Pasien mengalami
ketakutan untuk mengkonsumsi makanan karena kekhawatirannya buang air besar dan
kecil jika ia mengonsumsi makanan. Asupan oral pasien fluktuatif. Namun, Selama
intervensi, pasien hanya mengonsumsi makanan yang diberikan oleh rumah sakit.
Klinis
RR (x/menit) 20 20 20x
Fisik
Batuk + + +
Mual - - -
Muntah - - -
Lemas + + +
Nyeri post op + + +
Biokimia
Hb - 14,3 -
Leukosit - 16.090 -
Trombosit - 284.000 -
Hasil pemeriksaan klinis pasien cenderung konstan dan termasuk dalam kategori
normal, kecuali pada pemeriksaan tekanan darah. Hasil pemeriksaan fisik, pasien
mengatakan bahwa setelah operasi mengalami nyeri. Pasien juga sulit untuk batuk,
reflek batuk tersebut membuat pasien nyeri. Hal ini juga berpengaruh kepada asupan
pasien yang menurun karena ketidaknyamanannya saat makan. Hasil biokimia tidak
menunjukkan perubahan. Selama intervensi pasien tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium.
c. Monitoring Pengetahuan
Tabel 3.3. 13 Monitoring Pengetahuan Pasien Tn. AM
3.3.6 Implementasi
Implementasi intervensi pasien dilakukan selama tiga hari dimulai pada hari Rabu, 17
April 2022. Implementasi dilakukan pada ke 4 domain intervensi, yaitu: (1) pemberian
makan yang dilakukan sesuai preskripsi diet dan rancangan makan setiap hari selama masa
implementasi; (2) Antropometri, yang dilakukan pada hari pertama implementasi dan hari
ketiga; (3) Fisik Klinis dan (4) Toleransi makanan yang dilakukan setiap hari dengan
mewawancarai dan observasi saat visit. Dalam pelaksanaan implementasi tentunya penulis
melakukan proses kolaborasi dengan beberapa pihak seperti ahli gizi ruangan, perawat,
pramusaji, pasien dan wali pasien.
3.3.7 Resume
Os merupakan seorang laki-laki berusia 48 thn 5 bln. Pekerjaan sehari-hari Os adalah
seorang supir sehingga aktivitas sehari-harinya cenderung duduk. Os juga jarang minum
dan seringkali menahan buang air kecil. Os mengalami nyeri pinggang yang hebat sehingga
Os dibawa ke rumah sakit. Os didiagnosis mengalami Batu staghorn, Kaliks inferior ginjal
kanan dan Diagnosis tambahan Hidronefrosis kanan. Os melakukan tindakan berupa
Extended pyelolithomi. Berdasarkan pengukuran antropometri, didapatkan bahwa Os
memiliki status gizi normal.
Hasil biokimia pasien yaitu leukosit tinggi, limfosit dan eosinofil rendah. Hasil
pemeriksaan klinis menunjukkan tekanan darah dan respiratory rate yang tinggi. Hasil
pemeriksaan fisik menunjukkan Os mengalami lemas, batuk, nyeri pinggang.
Os tidak memiliki alergi pada makanan. Asupan smrs Os kurang baik karena Os juga
merasa cemas akan menghadapi operasi. Os memiliki Riwayat penyakit DM tipe 2, dan
sudah pernah mendapat edukasi gizi sehingga Os dan keluarga Os sudah membatasi
konsumsi makanan dan minuman yang manis-manis. Diagnosis gizi yang diberikan pada
pasien adalah NI 2.1 mengenai Asupan oral tidak adekuat. Pasien diberikan diet DM,
dengan kalori bertahap. Selama intervensi, asupan makan pasien di hari pertama terdapat
peningkatan dibanding hasil recall 24h sebelum pasien puasa. Pemantauan fisik dilakukan
melalui observasi dan bertanya langsung pada pasien. Dan edukasi serta pemantauan
asupan terkait diet pasca bedah dilakukan melalui chatting dengan wali pasien dan edukasi
terakhir dilakukan dengan menggunakan leaflet di ruangan pasien.