You are on page 1of 49

BAB III

DESKRIPSI KASUS
3.1 Stase Penyakit Dalam
3.1.1 Skrining

3.1.2 Asesmen Gizi


3.1.2.1 Data Personal Pasien
a. Data Umum

Nama : Ny. SS Diagnosis Medis :


• Cardiovascular Disease
Tanggal Lahir : 05 Juni 1985
• Diabetes Melitus Tipe 2,
Usia : 38 Tahun 2 Bulan
• Hipertensi,
Jenis Kelamin : Perempuan • TB

Agama : Islam

Ruang Rawat : Gd. Melati Lt. 2

Tanggal Masuk : 06 Januari 2024

Tanggal Pengamatan : 08 Januari 2024

b. Data Personal
Os merupakan seorang wanita berusia 38 tahun. Os tinggal bersama suami, dan
satu orang anaknya yang sudah bersekolah tingkat SMA. Aktivitas Os lebih banyak
di rumah sebagai ibu rumah tangga. Suaminya adalah seorang buruh yang bekerja
setiap hari. Pengetahuan dan sikap Os terhadap gizi dan kesehatan masih kurang.
Hal ini juga karena Os belum pernah mendapatkan edukasi gizi.
c. Gambaran Riwayat Penyakit
• Penyakit Sekarang : Os mengalami penurunan kesadaran sejak 3 jam smrs.
Os cenderung mengorok dan tidak merespon. Sebelumnya mengeluh sesak,
mual, muntah sampai akhirnya dibawa ke rumah sakit.
• Penyakit dahulu : Diabetes Mellitus
• Keluarga : Asma

3.1.2.2 Data Antropometri


Tabel 3.1. 1 Data Antropometri Ny. SS

Status Gizi : 121% (Obesitas) BBI : 58,5 Kg (Broca)


Berdasarkan LILA

Estimasi TB : 68,777 + (3,563x25) IMT : 28 kg/m2 (Obesitas)


berdasarkan Ulna : 157,8 cm

Estimasi BB : 70 kg LILA : 35 cm
berdasarkan LILA
Ulna : 25 cm

Dari asesmen antropometri, didapatkan bahwa Ny. SS memiliki status gizi


obesitas, baik itu menggunakan pengukuran IMT maupun status gizi berdasarkan LILA.

3.1.2.3 Data Biokimia


Tabel 3.1. 2 Hasil Pemeriksaan Biokimia Ny. SS

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan

HbA1c 8,2 g/dL 4-6 g/dL Tinggi

GDS 52 mg/dL <200 mg/dL Rendah

Ureum 59 mg/dL 20-40 mg/dL Tinggi

Kreatinin 2,0 mg/dL 0,5-1,5 mg/dL Tinggi

Limfosit 15 20-40 Rendah

Segmen 82 50 - 70 Tinggi

Hematokrit 30.8/mikro L 36 - 42/mikro L Rendah

Hemoglobin 10.3 gr/dL 12.0 - 17.3 gr/dL Rendah


Leukosit 6.430 3500 -10.500 Normal

trombosit 326.000 200.000-400.000 Normal


Elektrolit
Klorida 102 Normal

Kalium 4 mmol/L 3,7-5,2 mmol/L Normal

Natrium 138 Normal

Dari hasil pemeriksaan laboratorium, didapatkan beberapa hasil yang abnormal. Nilai
HbA1C yang tinggi (8,2) menandakan bahwa pasien mengalami diabetes yang sudah
kronis. GDS yang rendah (<70) (American Diabetes Association (ADA)) dapat
disebabkan karena Ny. SS mengalami mual dan muntah sehingga tidak ada asupan sejak
awal asesmen. GDS yang rendah atau hipoglikemia yang dialami Ny. SS juga diduga
berkaitan dengan gangguan ginjal. Didapatkan juga bahwa pasien memiliki Hb,
hematokrit, dan limfosit rendah. Nilai ureum dan kreatinin yang tinggi menandakan
adanya masalah ginjal (National Kidney Foundation, n.d.; National Library of Medicine,
2021). Untuk menghitung stadium pada CKD, digunakan perhitungan Glomerular
Filtration Rate (GFR) dengan rumus untuk pasien dengan jenis kelamin perempuan
sebagai berikut:
(𝟏𝟒𝟎 − 𝒖𝒎𝒖𝒓) 𝒙 𝒌𝒈𝑩𝑩 𝒙 𝟎, 𝟖𝟓
𝑮𝑭𝑹 (𝑪𝒐𝒄𝒌𝒓𝒐𝒇𝒕 𝒂𝒏𝒅 𝑮𝒂𝒖𝒍𝒕) =
𝟕𝟐 𝒙 𝒔𝒆𝒓𝒖𝒎 𝒌𝒓𝒆𝒂𝒕𝒊𝒏𝒊𝒏
Dari rumus, didapatkan bahwa GFR Ny. N adalah 33,11 mL/min/1,73 m2. Angka
tersebut diklasifikasikan ke dalam stadium 3b CKD (Moderate to severe).

3.1.2.4 Data Fisik dan Klinis


Tabel 3.1. 3 Hasil Pemeriksaan Fisik dan Klinis Ny. SS

Klinis

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Ket

Tekanan Darah 146/108 mmHg 90-120/60-80 mmHg Tinggi

Nadi 81x/menit 60-100x/menit Normal

Respiratory rate 23x/menit 12-20x/menit Tinggi

Suhu 36,5oC 36,1-37,2oC Normal


Fisik

Pemeriksaan Hasil

Kaki Bengkak

Tangan Bengkak

Kesadaran Composmentis

Nafsu Makan Menurun

Sesak Ya

Lemas Ya

Sakit perut Ya

Mual Ya

Muntah Ya
Sumber: CPPT RSUD Cibinong, Januari 2024

Dari hasil pemeriksaan fisik klinis, didapatkan bahwa tekanan darah dan laju
pernapasan Os tinggi. Os disediakan alat bantu napas untuk digunakan ketika rasa sesak
muncul. Tekanan darah sistolik dan diastolik Os diatas batas normal, hal ini menunjukkan
pasien hipertensi normal tinggi pada tekanan darah sistoliknya dan hipertensi derajat 1
pada tekanan darah diastoliknya (International Society of Global Hypertension (ISH),
2020). RR yang tidak normal dapat menandakan sesak nafas atau dyspnea. Sesak napas,
saturasi oksigen yang rendah merupakan gejala yang ditimbulkan karena tubuh pasien
terinfeksi virus (Handayani, et al, 2020).

3.1.2.5 Data Riwayat Gizi


a. Hasil Food Recall 24 Hour
Tabel 3.1. 4 Food Recall 24 Hour Ny. SS

Hasil Food Recall 24 Hour Tgl 8 Januari


Zat Gizi Kebutuhan
Asupan Persentase Keterangan*
(%)

Energi (kkal) 1734 238 13% defisit berat

Karbohidrat (g) 279,1 50 17% defisit berat


Protein (g) 46,24 5 10% defisit berat

Lemak Total (g) 48,1 2 4% defisit berat


*Keterangan:
Defisit tingkat berat : <70% angka kebutuhan
Defisit tingkat sedang : 70-79% angka kebutuhan
Defisit tingkat ringan : 80-89% angka kebutuhan
Normal : 90-119% angka kebutuhan
Berlebihan : ≥120% angka kebutuhan (WNPG, 2012)

b. Food Frequency Questionnaire


Tabel 3.1. 5 FFQ Ny. SS dalam Satu Minggu

Bahan Makanan Frekuensi dalam 1 Frekuensi dalam satu


minggu hari

Makanan Pokok

Nasi 21x 3x

Lauk-Pauk

Tahu 9x 3x

Tempe 9x 3x

Ikan 3x 3x

Ayam 3x 3x

Baso 6x 3x

Sayuran

Seledri 14x 2x

Ketimun 14x 2x

Oyong 14x 2x

Buah-buahan

Jeruk 1x 1x

Mangga 1x 1x

Lain-lain

Aci 3x 1x
Minuman manis 7x 1x

Biskuit kemasan 7x 1x
Sumber: Wawancara dengan Pasien pada 09 Januari 2024
c. Pola Makan
Os memiliki pola makan yang baik smrs, yaitu 3x makan utama dan suka makan
selingan. Os suka makan gorengan. Makanan yang disukai Os untuk jenis sayur adalah
sayur bening seperti oyong dan timun. Os tidak menyukai sayur bayam, kangkung, dan
sejenisnya. Untuk jenis protein nabati, Os menyukai tempe dan tahu. Untuk jenis
Protein hewani, Os menyukai apapun. Os juga terbiasa memasak sendiri di rumah
ketika masih sehat. Sejak masuk RS, Os tidak mampu menghabiskan makanan. Setiap
kali makan, selalu dimuntahkan. Os juga dianjurkan membatasi asupan cairan karena
adanya pembengkakan di bagian kaki.
d. Alergi
Tidak ada, tetapi Os menyatakan tidak suka susu.

3.1.2.5 Data Riwayat Obat


Tabel 3.1. 6 Data Riwayat Obat Ny. SS

Terapi Obat/oral

Obat Indikasi Interaksi dengan zat gizi Efek samping

Vit B12 50 untuk mengatasi Aspirin, omeprazole dan Mual, nyeri lambung, diare,
Mcg Tab anemia pernisiosa dan ranitidine mengurangi kadar lidah bengkak. Kulit: gatal
defisiensi vitamin vitamin B12 dengan atau kemerahan pada kulit.
B12. menghambat penyerapan Neurologis: kebas,
gastrointestinal. kesemutan, sakit kepala, rasa
melayang, lemah. Lainnya:
demam, nyeri sendi.

Asam Folat 1 Untuk menangani Asam folat menghambat Gangguan gastrointestinal,


mg efek samping CKD progresifitas penurunan fungsi gangguan saraf, gatal/alergi,
yang menyebabkan ginjal. mual, kehilangan nafsu
degradasi asam folat makan, kembung.
dan defisiensi vitamin
B12 (Capelli,2019)

Antasida, mual, - Asidosis metabolik,


Natrium
indigestion, metabolik komplikasi umum pada
Bikarbonat
asidosis pasien dengan penyakit
(Bicnat) 500
ginjal kronis (CKD),
Mg Tablet
terutama ketika GFR turun di
bawah 30 ml/menit

efek samping, Kram perut,


rasa haus yang
meningkat,Alkalosis,
hipernatremia (Dipiro,2020).

Osteocal Suplemen kalsium - Konstipasi, mual, muntah,


untuk mengatasi nafsu makan menurun.
kekurangan kalsium
dan pencegahan
osteoporosis.

Ketorolac Untuk nyeri akut Makanan mengurangi iritasi Pembengkakan pada wajah,
jangka pendek saluran cerna. jari tangan, tungkai bawah,
pergelangan kaki.

Ketoprofen Untuk mengobati - Mulas, Sakit perut, Gas,


rheumatoid arthritis, Mual, Muntah.
osteoarthritis, dan
ankylosing
spondylitis.

Ambroxol Untuk pengobatan - Alergi, gangguan


penyakit pencernaan.
bronkopulmoner yang
berhubungan dengan
sekresi dan
pembersihan lendir
yang tidak normal

Injeksi

Apidra Mengontrol gula - Hipoglikemia, reaksi lokal


darah pada tempat injeksi & reaksi
hipersensitivitas

Lantus Mengontrol gula - kemerahan atau bengkak di


darah tempat suntikan, ruam kulit
gatal di seluruh tubuh,
kesulitan bernapas, detak
jantung cepat, perasaan
seperti akan pingsan, atau
bengkak di lidah atau
tenggorokan

Omeprazole Mengurangi asam Diare, Mual, Muntah, Perut


lambung dan kembung, Sakit kepala,
meredakan efek mual gatal-gatal; sulit bernafas;
(Morschel,2018) pembengkakan pada wajah,
bibir, lidah, atau
tenggorokan.
Ondansetron Penanggulangan mual Sakit kepala, sembelit,
4 Mg dan muntah -

Infus/cairan

Kidmin 200 untuk memberikan asam amino pada - Gangguan pencernaan,


ML pasien gangguan ginjal baik akut demam, menggigil
maupun kronik yang mengalami
Hipoproteinemia, malnutrisi, dan
sebelum dan sesudah operasi.

NaCl Pengganti cairan - Pembengkakan, terutama


elektrolit pada kaki, Rasa haus.
Demam. Takikardi,
Hipertensi, Sakit kepala dan
pusing. Rasa kelelahan dan
iritabilitas, Mulut kering.

d10% utk memberikan - Iritasi mata. Radang saluran


kalori pd kondisi yg pencernaan. Mual. Muntah.
membutuhkan Otot berkedut, Diare
penggantian cairan &
kalori, dan kondisi
hipoglikemia.

3.1.3 Diagnosis Gizi


Domain Asupan
- NI 2.1
Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan nafsu makan menurun, mual, muntah, dan
sakit perut ditandai dengan asupan energi 13%, protein 17%, lemak 4% dan karbohidrat
17% (defisit berat)
Domain Klinik
- NC 2.2
Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan gangguan fungsi endokrin ditandai
dengan gula darah tidak stabil
Domain Perilaku
- NB 1.1
Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi berkaitan dengan penyakit diabetes
mellitus ditandai dengan kebiasaan mengkonsumsi minuman manis dan makanan
kemasan
3.1.4 Intervensi Gizi
3.1.4.1 Rencana Intervensi
a. Tujuan Intervensi
1) Meningkatkan asupan makan pasien untuk memenuhi kebutuhan zat gizi.
2) Memberikan edukasi terkait pemilihan makanan yang tepat sesuai dengan
kondisi pasien.
b. Prinsip Diet
1) Makanan diberikan bertahap mulai dari 80% total kebutuhan 1700 kkal, yaitu
sebanyak 1400 kkal
2) Tepat jumlah, jenis makanan dan atau bahan makanan, dan jadwal makan.
c. Syarat Diet
1) Energi
Kebutuhan kalori basal yang digunakan adalah 25 kkal/kgBB,
2) Karbohidrat merupakan sisa dari total persentase kebutuhan protein dan lemak.
Karbohidrat yang dikonsumsi diusahakan adalah karbohidrat kompleks karena
pasien memiliki penyakit jantung.
3) Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti gula, asal tidak melebihi
batas aman konsumsi harian (accepted daily intake/ADI)).
4) Protein
Kebutuhan protein sebesar 0,8 g/kg BB, yaitu 46 gram.
5) Lemak
25% kebutuhan energi total (35 gram). 10% berasal dari lemak jenuh, dan 10-
15% lemak tidak jenuh.
6) Natrium
Anjuran asupan natrium pasien dibatasi yaitu <2300 mg per hari atau 1000-
1200 mg atau ¼ sdt karena disertai dengan hipertensi dan pembengkakan pada
kaki dan tangan.
7) Anjuran konsumsi serat 20-25 gram/hari yang berasal dari berbagai sumber
bahan makanan, seperti kacang-kacangan, buah, sayuran dan sumber
karbohidrat yang tinggi serat.

d. Preskripsi Diet
• Jenis Diet : Diet Jantung, Diet DM, Diet RP 40 gram, Diet Rendah Garam
• Rute Pemberian : Oral
• Konsistensi : Makanan Biasa
• Frekuensi : 3 kali makan utama, 2 kali selingan.

Pemberian makanan dilakukan secara bertahap, yaitu 80% dari total kebutuhan
gizi pasien. Hal ini dikarenakan pasien mengalami penurunan nafsu makan, mual,
muntah, dan tidak menghabiskan makanan dari rumah sakit sebelumnya.

e. Perhitungan Kebutuhan
Tabel 3.1. 7 Perhitungan Kebutuhan Gizi Ny. SS

Zat Gizi Perhitungan

Energi BMR = 25 kkal x kgBBI (Perkeni, 2021)


BMR = 25 x 57,8
BMR = 1445 kkal

Energi = BMR + F.A + F.S


Energi = 1445 +2 (10% 1445)
Energi = 1445 + 289 kkal
Energi = 1.734 kkal
*FA (istirahat) = 10%
*F.S = 10%

Karbohidrat = 64,4% x 1734 kkal


= 1.116 kkal
= 279 gram

Protein = 0,8 x 57,8 Kg


= 184,96 kkal
= 46 gram

Lemak = 25% x 1734


= 433,5 kkal
= 48 gram

f. Rancangan Diet Sehari


Rancangan diet digunakan sebagai pedoman dalam mengatur makan pasien dalam
satu hari, agar dapat terbagi secara merata dan dapat mencapai target yang diharapkan.
Intervensi gizi akan diberikan 80% dari total kebutuhan karena pasien mengalami
penurunan nafsu makan, mual, dan muntah
Tabel 3.1. 8 Perencanaan Menu 80% Kebutuhan Ny. SS

Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak KH (g)


Penukar (kkal) (g) (g)
Karbohidrat 4 700 16 0 160

Lauk Hewani 2,5 125 17,5 5 0

Lauk Nabati 0,25 18,75 1,75 1,25 0

Sayuran A 1 75 5 3 7

Sayuran B 1 0 0 0 0

Minyak 4 180 0 20 0

Buah 2 100 0 0 24

Gula DM 1 100 1 0 12

Cookies DM 1 60

Jumlah 1371,25 41,75 29,25 205,5

Persentase 79% 90% 83% 94%

Tabel 3.1. 9 Distribusi Satuan Penukar 80% Kebutuhan Ny. SS

Golongan BM Pagi Selingan 1 Siang Selingan 2 Sore Total SP

Karbohidrat 0,5 0,5 1 1 1 4

Protein rendah
0,5 1 1 2,5
lemak

Protein lemak
0,25 0,5 0,25
sedang

Protein nabati 0,5 0,5 1

Sayuran A 0,25 0,25 1

Sayuran B 0,5 0,5 0,5

Sayuran C 0

Buah 1 3

Minyak 1 1 1 1 4

Cookies DM 2 1

Gula DM 1 1
g. Edukasi Gizi
1) Tujuan : Memberi edukasi kepada pasien dan keluarga pasien terkait pola
makan untuk penyakit diabetes melitus dan penyakit ginjal.
2) Sasaran : Pasien dan keluarga pasien.
3) Materi : Diet diabetes melitus dan Penyakit Ginjal
4) Media : Leaflet diet diabetes melitus (RSUD Cibinong)
5) Waktu : Rabu, 11 Januari 2024
6) Tempat : Ruang 206, Gedung Melati Lantai 2.

3.1.4.2 Rencana Monitoring dan Evaluasi


Monitoring adalah kegiatan pengawasan terhadap keadaan pasien serta pengawasan
penanganan pasien dan memastikan telah diberikan pelayanan sesuai dengan yang
ditentukan oleh ahli gizi. Sedangkan evaluasi adalah proses penentuan seberapa jauh tujuan
sudah dicapai. Monitoring yang dimaksud dalam hal ini adalah catatan perkembangan
pasien selama intervensi, yaitu dari hari pertama hingga hari ketiga.

Tabel 3.1. 10 Rencana Monitoring dan Evaluasi Ny. SS

Parameter Cara Ukur Target Waktu


Asupan makan Setiap setelah makan (3x
Asupan Makan Melihat sisa makanan
pasien >80% dalam sehari)
Pemantauan melalui Hasil pemeriksaan Sesuai jadwal Pemeriksaan
Klinis
CPPT RSUD Cibinong normal Klinis
Melihat kondisi pasien
Keluhan
Fisik dan menanyakan Setiap 3x sehari
berkurang
keluhan pasien
Pemantauan Hasil tes Hasil tes
Sesuai jadwal Pemeriksaan
Biokimia laboratorium melalui laboratorium
laboratorium
CPPT RSUD Cibinong normal
Memahami materi
Pengetahuan Konseling/edukasi Setiap Hari
yang disampaikan

3.1.5 Monitoring dan Evaluasi


a. Monitoring Asupan
Tabel 3.1. 11 Persentase Asupan Makan Ny. SS

Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3


Zat Gizi
Asupan
Asupan Persentase Asupan Persentase LRS Persentase
RS

Energi
958 55,25% 1116 64,36% 1296 190 85,70%
(kkal)

KH (g) 136 48,75% 193,5 69,35% 200 30,5 82,62%

Lemak (g) 41 85,42% 24,5 51,04% 46 2,6 101,25%

Protein (g) 40 86,96% 32,5 70% 35 10,9 99,78%

Gambar 3.1 1 Grafik Monitoring Asupan Ny. SS

Selama intervensi, penulis memberikan diet dengan kalori bertahap sesuai


rancangan yaitu 80% total kebutuhan. Pada hari pertama, pasien hanya mampu
menghabiskan 55% total kebutuhan. Oleh karena asupan masih di bawah target, penulis
masih memberikan porsi yang sama di hari ke-2 dan ke-3, yaitu 80%. Terdapat
peningkatan dari segi total kalori setiap harinya. Di hari ke-3, asupan sudah mencapai
target >80%, meskipun pasien mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit. Makanan
luar RS yang dikonsumsi adalah nasi putih, ikan tongkol, tempe, dan sedikit sambal.
Penulis tetap memberi edukasi kepada pasien bahwa makanan yang sebaiknya
dikonsumsi tidak menggunakan bumbu-bumbu yang tajam. Asupan makan pasien yang
masih rendah ini dipengaruhi pula oleh keluhan berupa nyeri perut, mual, dan muntah
yang juga disebabkan obat-obatan yang dikonsumsi selama di rumah sakit. Karena itu,
penulis membuat menu selingan berupa roti bakar dengan topping gula DM untuk
memenuhi kalori di selingan siang hari ke-3. Hal ini cukup membantu memenuhi
asupan pasien sesuai dengan prinsip dan syarat diet jantung dan diabetes mellitus.

b. Monitoring Fisik Klinis


Tabel 3.1. 12 Monitoring Fisik dan Klinis Ny. SS

Klinis

Pemeriksaan Hari 1 Hari 2 Hari 3

TD (MmHg) 120/62 MmHg 118/76 (pukul 1:57) 139/90


186/105 (pukul 10.00)

Nadi (x/menit) 78 x/menit 100 (pukul 1:57) 81


92 (pukul 10.00)

RR (x/menit) 22 x/menit 20 (pukul 1:57) 22


24 (pukul 10.00)

SpO2 98% 98%(pukul 1:57) 98%

Suhu 36.5o C 36,9 C(pukul 1:57) 36,5o C


36,6 C (pukul 10.00)

Fisik

Sesak + + +

Mual + + +

Muntah + + +

Lemas + + +

Nyeri Perut + + -
Kesadaran Composmetis Composmetis Composmetis

Biokimia

GDS 82 mg/dL (jam - 82 mg/dL


06.00)

218 mg/dL (Jam -


10.00)

Hasil dari pemantauan didapatkan bahwa pasien masih memiliki tekanan darah
yang tinggi, tetapi cukup fluktuatif di tiap waktu pemeriksaannya. Begitupun
pemeriksaan klinis lainnya. Lalu untuk pemeriksaan fisik, pasien dari hari pertama
hingga hari ketiga mengeluh kesakitan di bagian perut, lalu batuk yang paling sering
dirasakan di malam hari, dan sesak sesekali. Namun, sesak lumayan berkurang. Pasien
juga terlihat tidak selemas hari pertama, dan nafsu makan sudah mulai membaik di hari
ketiga. Pasien masih sesekali muntah.

c. Monitoring Pengetahuan
Tabel 3.1. 13 Monitoring Pengetahuan Ny. SS

Sebelum Edukasi Setelah Edukasi

Os dan keluarga Os tidak mengetahui Os dan keluarga mengetahui kebutuhan


kebutuhan sehari Os. sehari Os.

Os dan keluarga tidak mengetahui Os dan keluarga mengetahui makanan yang


makanan yang dihindari untuk dihindari untuk penderita Diabetes dan
penderita Diabetes dan penyakit ginjal penyakit ginjal dan cara mengolah bahan
pangan yang sesuai untuk penderita penyakit
ginjal.
Untuk monitoring pengetahuan, penulis melakukan edukasi setiap hari minimal satu
kali Ketika melakukan intervensi. Edukasi yang dilakukan berulang hanya berupa tanya
jawab dan edukasi terakhir dilakukan di hari ketiga menggunakan media leaflet diet
DM di kamar pasien Bersama dengan keluarga pasien.

3.1.6 Implementasi
Implementasi intervensi pasien dilakukan selama tiga hari dimulai pada hari Senin, 8
Januari 2024. Implementasi dilakukan pada ke 4 domain intervensi, yaitu: (1) pemberian
makan yang dilakukan sesuai preskripsi diet dan rancangan makan setiap hari selama masa
implementasi; (2) Antropometri, yang dilakukan pada hari pertama implementasi dan hari
ketiga; (3) Fisik Klinis dan (4) Toleransi makanan yang dilakukan setiap hari dengan
mewawancarai dan observasi saat visit. Dalam pelaksanaan implementasi tentunya penulis
melakukan proses kolaborasi dengan beberapa pihak seperti ahli gizi ruangan, perawat,
pramusaji, pasien dan wali pasien.

3.1.7 Resume
Os merupakan seorang Ibu rumah tangga berusia 38 tahun. Os didiagnosis mengalami
Cardiovascular Disease, Diabetes Melitus Tipe 2, Hipertensi, dan TB. Os mengalami
penurunan kesadaran sejak 3 jam smrs. Os cenderung mengorok dan tidak merespon.
Sebelumnya mengeluh sesak, mual, muntah sampai akhirnya dibawa ke rumah sakit.
Berdasarkan pengukuran antropometri, didapatkan bahwa Os memiliki status gizi obesitas,
baik itu menggunakan pengukuran IMT maupun status gizi berdasarkan LILA.
Hasil biokimia pasien yaitu HbA1c tinggi, GDS rendah, ureum-kreatinin tinggi,
limfosit, hematokrit dan hemoglobin juga rendah. Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan
tekanan darah dan respiratory rate yang tinggi. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan
mengalami sesak, lemas, nyeri perut, dan pasien juga mengalami edema di bagian kaki.
Os tidak memiliki alergi pada makanan. Asupan smrs Os kurang baik karena Os mengalami
mual dan muntah. Kebiasaan makan Os Ketika sebelum masuk rumah sakit cenderung
mengkonsumsi makanan dan minuman kemasan yang tidak diketahui Os bahwa makanan
dan minuman tersebut tinggi gula. Diagnosis gizi yang diberikan pada pasien adalah NI 2.1
mengenai Asupan oral tidak, NC 2.2 mengenai perubahan nilai lab terkait gizi, dan NB 1.1
mengenai Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi berkaitan. Pasien diberikan
diet jantung, kalori bertahap.
3.2 Stase Anak
3.2.1 Skrining

3.2.2 Asesmen Gizi


3.2.2.1 Data Personal Pasien
a. Data Umum
No. Rekam Medik : 1133xxxx Diagnosis Medis :
Nama : An. ZA • Prolonged fever +
Tanggal Lahir : 24/09/2011 • Drug induced hepatitis
Usia : (12thn 3bln 19hr ) • Gizi buruk
Jenis Kelamin : Perempuan • Hipokalemia

Agama : Islam • Tuberculosis

Ruang Rawat : Anggrek No. 303


Tanggal Masuk : 11 Januari 2024
Tanggal Pengamatan : 12 Januari 2024
Pendidikan Terakhir : SD

b. Riwayat Personal
An. ZA tinggal bersama Ibu, Ayah, dan satu adiknya. Ia merupakan seorang
siswi kelas 6 SD. Kegiatan sehari-hari An. ZA adalah seperti anak sekolah pada
umumnya. Ayah pasien memiliki riwayat merokok, tetapi sudah berhenti 6 bulan
sebelum pasien masuk rumah sakit. An. ZA diasuh oleh ibunya yang merupakan
ibu rumah tangga, sehingga yang biasa menyediakan makanan adalah sang ibu.
c. Gambaran Riwayat Penyakit
Pasien pernah dirawat di RS Anissa, Batuk berdahak warna putih sejak 1
minggu SMRS darah-sesak disertai demam naik turun sejak 3 hari SMRS, badan
lemas tetapi asupan baik. Os dirawat selama 7 hari, tetapi belum ada perubahan. Os
pernah menjalani Pengobatan TB 5 bulan sejak Oktober 2023.
d. Pemeriksaan
Hasil foto torax

3.2.2.2 Data Antropometri


Berat Badan sekarang : 28,3 kg
Tinggi Badan : 154 cm
BBI : 39,5 kg (WHO,1992)
BB sebelum : 27,9 Kg (September)
LILA : 14,3 cm
IMT/U : 11,9 kg/m2 (<-3 SD (Gizi Buruk)

3.2.2.3 Data Biokimia


Tabel 3.2. 1 Data Biokimia An. ZA

Pemeriksaan Hasil Normal Interpretasi

Hematologi

Hb 11.6 12.0 - 17.3 mg/dL Rendah

Hematokrit 34.1 33-38% Normal

SGOT 54 s/d 31 Tinggi

SGPT 26 s/d 32 Normal

Serologi

CRP <5 < 10 mg/L Normal

Eritrosit 4.36 4,1-5,5 juta/mcL Normal

Leukosit 6260 5000 - 10000 Normal


Trombosit 109.000 150000 - 450000 Rendah
mcL

LED 26 0-10 mm/jam Tinggi

Elektrolit

Ureum 18 15-43 mg/dL Normal

Creatinin 0.8 0,5 – 1,0 mg/dL Normal

Na 136 136 s/d 145 mEq/L Normal

Cl 97 96-106 mEq/L Normal

K 2.8 3,4–4,7 mEq/L. Rendah

Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia, terdapat hasil yang abnormal seperti Hb yang
rendah, SGOT dan Laju Endap Darah tinggi, trombosit rendah, dan kalium yang rendah.
Peningkatan SGOT pada pasien tuberculosis mengindikasikan adanya Hepatotoksisitas.
Laju Endap darah yang tinggi dan anemia mengindikasikan adanya infeksi dalam tubuh
pasien TB. Cryo-globulinemia pada pasien TB telah dilaporkan menyebabkan kedua hal
tersebut (Rosyid et al. 2021).
Efek trombosit pada TB meliputi trombositosis, trombositopenia, perubahanindeks
trombosit, dan gangguan aktivitas fungsional. Trombosit yang berkurang umumnya
disebabkan oleh faktor-faktor berikut 1). infiltrasi TB pada sumsum tulang; 2) koagulasi
intravaskular diseminata (DIC); 3) immune thrombocytopenic purpura; 4) obat-obatan;
5) Thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP) (Balepur & Schlossberg, 2016).
Kalium yang rendah mengindikasikan terjadinya gangguan fungsi hormon aldosterone
sehingga fungsi aldosterone dalam meningkatkan kerja pompa Na+/K+ ATPase di
tubulus ginjal yang bertanggung jawab dalam reabsorbsi natrium dan mensekresi kalium
menjadi terganggu dapat menyebabkan gangguan dalam keseimbangan elektrolit tubuh
(Adi, 2015).

3.2.2.4 Data Fisik dan Klinis


Tabel 3.2. 2 Data Asesmen Fisik dan Klinis An. ZA

Pemeriksaan Hasil Normal Keterangan

Tekanan Darah 100/60 mmHg 90/60 s.d 120/80 Normal


Nadi 104 x/mnt 60-100 Normal

RR 24x/menit 12-20 Tinggi

Suhu 36,7 x/mnt 36,1-37,2 Normal

SPO2 100% 95-100% Normal

Fisik

- Tampak sangat kurus,


- Iga gambang,
- Klavikula menonjol,
- Pipi cekung
- Lemas, pusing
- Nafsu makan baik
- Kemampuan menelan baik
- Tidak ada muntah

Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis, didapatkan bahwa pasien mengalami


peningkatan respiration rate. Hal ini merupakan tanda dan gejala dari penyakit infeksi
tuberculosis. Tanda fisik yang penulis amati yaitu tampak kurus, iga gambang, klavikula
menonjol, pipi cekung, dan lainnya merupakan ciri dari gizi buruk.

Asesmen Penunjang
Hasil Foto Torax 15/01/24:
KESAN : Bronchopneumonia bilateral/TBC paru aktif (peradangan pada saluran paru
dan jaringan paru (kantong paru) yang terjadi pada kedua lapang paru.

3.2.2.5 Data Riwayat Gizi


a. Hasil Food Recall 24 Hour
Tabel 3.2. 3 Food Recall 24H An. ZA

Hasil Food Recall 24 Hour Tgl 8 Januari


Zat Gizi Kebutuhan
Asupan Persentase Keterangan
(%)

Energi (kkal) 1900 2173 114% Baik


Karbohidrat (g) 285,5 315,2 110% Baik

Protein (g) 70,75 96,3 136% Lebih

Lemak Total (g) 52 61 117% Baik


*Keterangan:
Defisit tingkat berat : <70% angka kebutuhan
Defisit tingkat sedang : 70-79% angka kebutuhan
Defisit tingkat ringan : 80-89% angka kebutuhan
Normal : 90-119% angka kebutuhan
Berlebihan : ≥120% angka kebutuhan (WNPG, 2012)

b. Food Frequency Questionnaire


Tabel 3.2. 4 FFQ An. ZA selama Satu Minggu

Bahan Makanan Frekuensi dalam Frekuensi dalam Satu


Satu Minggu Hari

Makanan Pokok

Nasi 14x 2x

Mie 3x 1x

Kentang 12x 3x

Lauk-Pauk

Tempe 9x 3x

Tahu 9x 3x

Ikan tongkol 9x 3x

Ayam 9x 3x

Telur 14x 2x

Baso 10x 2x

Nugget 1x 2x

Sayuran

Wortel 14x 2x

Kol 14x 2x

Buncis 14x 2x

Bayam 5x 1x
Kangkung 5x 1x

Buah-buahan

jeruk 1x 1x

mangga 1x 1x

Pir 1x 1x

Pisang 1x 1x

Lain-lain

aci 3x 1x

minuman manis 7x 1x

biskuit kemasan 7x 1x

Siomay 3x 1x

Batagor 3x 1x

Es 7x 1x
Sumber: Wawancara dengan orangtua pasien
c. Pola Makan
Os terbiasa makan 2x sehari di rumah, siang dan sore/malam. Os jarang sarapan.
Makanan yang dikonsumsi di rumah juga jarang habis satu porsi. Sebagian besar
waktunya banyak ia habiskan di luar rumah, sehingga Os lebih banyak jajan di luar
rumah. Di sekolahnya, Os biasa mengkonsumsi jajanan seperti siomay, batagor,
cilok, es, makanan ringan kemasan, minuman ringan kemasan, dan semacamnya.
d. Alergi
Os tidak memiliki alergi
3.2.2.6 Data Riwayat Obat
Tabel 3.2. 5 Data Riwayat Obat An. ZA

Nama Indikasi Interaksi dengan Efek Samping


Obat Makanan

Terapi Infus

Mengganti cairan Tidak digunakan Intoksikasi cairan,


dan elektrolit. pada penderita tromboflebitis
KAEN 1B
hiperkalemia. serta
edema paru, otak
dan
Perifer.

Pengganti cairan umumnya tidak akan Nyeri, Kulit


NACL
tubuh yang hilang berinteraksi dengan terkelupas, Infeksi
0,9%
obat lain yang
100CC
diminum

Pereda nyeri ringan- Ketidakmampuan Gangguan CNS,


sedang. mencerna makanan; GI upset, disfungsi
Paracetam
Penurun demam. mual dan muntah; hepatik
ol infus
penurunan asupan
makanan; konstipasi.

Terapi Injeksi

diberikan pada asma Interaksi obat: Pada penggunaan


yang parah dan tidak Efeknya memperkuat yang lama
dapat dikendalikan adrenergika dan berakibat
dengan obat asma Teofilin serta osteoporosis,
Dexametha
lain. mengurangi sekresi moonface,
sone
dahak. hipertricosis,
impotensi,
dan menekan
fungsi ginjal.

Menurunkan sekresi Penurunan level B12 Efek sampingnya


asam lambung, setelah 3-4 tahun tidak sering terjadi
menyembuhkan penggunaan. dan berupa
gastric ulcers, gangguan
duodenal ulcer, lambung-usus,
reflux yang parah, nyeri kepala, nyeri
Omeprazol peptic ulcer. otot dan sendi,
e injeksi pusing tujuh
keliling, gatal-
gatal, dan rasa
kantuk atau sukar
tidur. / sebagian
besar dapat
ditoleransi

Untuk pengobatan Berisiko Sakit perut, mual,


hipokalemia hiperkalemia jika hitam tinja, detak
KCL 7,46 berinteraksi dengan jantung tak teratur,
makanan tinggi dll.
kalium

Meropenem antibiotik yang Meropenem injeksi Reaksi-reaksi


1 gr digunakan untuk biasanya bersamaan alergi
mengobati berbagai dengan sodium,
infeksi bakteri seperti sehingga intake
meningitis, infeksi sodium harus
intra-abdominal, diperhatikan
pneumonia, sepsis, khususnya bagi
dan antraks. penderita hipertensi

Terapi Obat

Digunakan untuk (Niasin) Defisiensi Hepatotoksisitas


TBC, menghambat niasin dan vitamin B
konversi vitamin B6 dapat terjadi saat
menjadi bentuk mengkonsumsi obat
fungsional koenzim TBC, sehingga
di liver. membutuhkan
suplementasi kedua
zat gizi ini.
(Vit B6) Sebaiknya
jangan mengonsumsi
suplemen tanpa
pengawasan karena
vit B6 yang
berlebihan dapat
mempengaruhi
Isoniazid kefektifan obat .
Tablet Dosis vit B6 yang
dianjurkan adalah 6-
50 mg/hari.
(Vit. D, kalsium,
fosfat) Pengaruh obat
ini dalam
metabolisme vitamin
D dapat
memengaruhi
keseimbangan
kalsium dan fosfat.

Hindari makanan
yang mengandung
tiramin tinggi (misal
keju)

analgesik dan (Karbohidrat)


Paracetam
antipiretik yang bersama makanan
ol dosis tinggi pada
menghambat enzim yang mengandung
(acetamino waktu lama akan
siklooksigenase. karbohidrat akan
phen) menyebabkan
memperlambat laju
hepatotoksik
absorpsinya.
(alkohol)
(kurkumin)
menyebabkan
disorientasi

Vit B6 Mencegah efek - -


Tablet samping obat TB

Menguatkan sistem - Diare,Polisitemia


imun Vera, Trombosis
pembuluh darah
perifer, Gatal
Vit B
eksantema
complex
sementara,
tab
Perasaan
pembengkakan
seluruh tubuh

3.2.3 Diagnosis Gizi


a. Domain Klinik
NC 4.1.5
Malnutrisi pada anak berkaitan dengan penyakit ditandai oleh nilai IMT/U <-3 (gizi
buruk), tampak sangat kurus, iga gambang, klavikula menonjol dan pipi cekung.
NC 2.2
Perubahan nilai lab berkaitan dengan penyakit ditandai dengan hasil lab Kalium
yang rendah (2,8 mEq/L), SGOT (58), Hb (11,6), dan trombosit yang rendah.
b. Domain Perilaku dan Lingkungan
NB-1.1
Kurangnya pengetahuan terkait gizi berkaitan dengan pola makan sebelum sakit
ditandai dengan jarang mengonsumsi sayur.
3.2.4 Intervensi Gizi
3.2.4.1 Rencana Intervensi
a. Tujuan Intervensi
1. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan
mengurangi kerusakan jaringan tubuh
2. Menambah berat badan hingga mencapai normal. Penambahan berat badan
hingga mencapai normal menunjukkan kecukupan energi.
3. Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan. Dengan terpenuhinya
kebutuhan energi/kalori dan protein di dalam tubuh, sehingga menjamin
terbentuknya sel-sel baru di dalam jaringan tubuh.
b. Prinsip Diet
Kalori diberikan 100% karena hasil recall 24h pasien tergolong baik.
c. Syarat Diet
1) Kalori berdasarkan AKG 2019, yaitu 1900 kkal
2) Protein tinggi, yaitu 2,5 g/KgBB
3) Lemak cukup, 25% dari kebutuhan energi total (mengacu pada diet hepatitis)
4) Karbohidrat cukup (sisa dari protein dan lemak)
5) Cairan sesuai kebutuhan, yaitu 1680 mL (Holliday Segar)
6) Diet seimbang dan lengkap.
7) Kebutuhan vitamin dan mineral diberikan sesuai tingkat defisiensi (kalium 3900
mg)
d. Preskripsi Diet
• Jenis diet : Diet TKTP
• Rute : Oral
• Bentuk Makanan : Makanan Biasa
• Frekuensi : 3x makan utama dan 2x selingan

e. Perhitungan Kebutuhan
Tabel 3.2. 6 Perhitungan Kebutuhan An. ZA

Perhitungan Hasil

Kebutuhan Energi: 1900


1900 kkal
(AKG 2019)

Kebutuhan Lemak: 52 g
25%x1900 = 475 kkal
= 52 g

Kebutuhan Protein: 283 kkal


2,5xkgBB = 70,75 g 70,75 g
=283 kkal

Kebutuhan Karbohidrat: 1142 kkal


1142 kkal 285,5 g
285,5 g
f. Rancangan Diet Sehari
Rancangan diet dibuat sebagai acuan pemorsian untuk makan pasien dalam sehari
agar dapat mencapai kebutuhan sesuai dengan pembagian porsi pola makan dalam
sehari yang telah ditentukan. Rancangan dibuat berdasarkan kebutuhan 100% dari
perhitungan.
Tabel 3.2. 7 Perencanaan Menu 100% Kebutuhan Satu Hari An. ZA

Bahan Makanan P Energi Protein Lemak KH (g)


Penukar (kkal) (g) (g)

Makanan Pokok 4,75 831,25 19 190

Lauk Hewani 4,5 262,5 31,5 13,5

Lauk Nabati 1 75 5 3 7

Sayuran A 1

Sayuran B 1 25 1 5

Minyak 3 150 15

Buah 2 100 24

Bubur sumsum 1 174 2 3,6 33,8

Formula Susu 2 452 14 18 60

Jumlah 1896 70,1 49,5 286

Kebutuhan 1900 kkal 70,75 52 285,5

Persentase 99,7% 99% 95% 100,1%

Tabel 3.2. 8 Distribusi Penukar dalam Sehari An. ZA

Selingan Selingan
Golongan BM Total SP Pagi Siang Sore
1 2

Karbohidrat 5 0,5 1 1,5 0,5 1,5

Protein rendah
2,75 0,5 1,25 1
lemak

Protein lemak
1 0,5 0,5
sedang
Protein nabati 2 1 1

Sayuran A 1 0,5 0,5

Sayuran B 0,5 0,25 0,25

Sayuran C 0

Buah dan Gula 1,5 0,75 0,75

Minyak 5 1 1 1,5 1,5

Formula Malnutrisi 2 1 1

g. Edukasi Gizi
1) Tujuan : Agar pasien mengerti, memahami, dan melakukan edukasi yang
diberikan
2) Sasaran : Pasien dan keluarga pasien.
3) Materi : Diet TKTP dan DBMP
4) Media : Leaflet diet TKTP (RSUD Cibinong)
5) Waktu : Rabu, 15 Januari 2024
6) Tempat : Ruang 303, Gedung Anggrek Lantai 3.

3.2.4.2 Rencana Monitoring dan Evaluasi


Tabel 3.2. 9 Rencana Monitoring dan Evaluasi An. ZA

Parameter Cara Ukur Target Waktu

Asupan makan Setiap setelah makan


Asupan Makan Melihat sisa makanan
pasien 100% (3x dalam sehari)

Penimbangan dengan
Berat badan Setiap hari selama
Antropometri timbangan digital yang
meningkat intervensi
telah dikalibrasi

Pemantauan melalui Hasil pemeriksaan Sesuai jadwal


Klinis
CPPT RSUD Cibinong normal Pemeriksaan Klinis

Melihat kondisi pasien


Fisik dan menanyakan Keluhan berkurang Setiap 3x sehari
keluhan pasien
Pemantauan Hasil tes Sesuai jadwal
Hasil tes
Biokimia laboratorium melalui Pemeriksaan
laboratorium normal
CPPT RSUD Cibinong laboratorium

Memahami materi
Pengetahuan Konseling/edukasi Setiap Hari
yang disampaikan

3.2.5 Monitoring dan Evaluasi


a. Monitoring Asupan

Gambar 3.2 1 Grafik Monitoring Asupan An. ZA

Tabel 3.2. 10 Monitoring Asupan An. ZA


Zat Gizi Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3
Asupan Persentase LRS Asupan Persentase Asupan Persentase

Energi (kkal) 1745 92% 390 2027 107% 1977 104%


Protein (g) 234,3 82% 43 320,9 112% 298 124%
Lemak (g) 61,9 119% 8 60 115% 64,3 94%
Karbohidrat 78 110% 14,4 73,3 104 66,7 94%
(g)
Pada hari pertama, makanan yang dihabiskan Os sebanyak 92% kebutuhan total. Pada
hari ke-2, makanan yang dihabiskan Os sebanyak 2027 kkal. Hal ini karena Oss
mengkonsumsi makanan dari luar RS. Pada hari ke-3, Os semangat untuk makan makanan
rumah sakit, sehingga asupan tercapai 100%. Nafsu makan os selama intervensi sangat
baik, sehingga asupan makannya selalu meningkat setiap hari.

b. Monitoring Antropometri
Tabel 3.2. 11 Monitoring Antropometri An. ZA

Monitoring Antropometri

Parameter Asesmen Awal Hari 1 Hari 2 Hari 3

Berat Badan 27,3 28,3 28,9 30

Pengukuran berat badan di hari pertama menggunakan timbangan digital yang


tersedia di Gedung Anggrek. Namun, di hari kedua, penulis menggunakan timbangan
non-digital sehingga penulis tidak bisa menjadikan angka tersebut sebagai
perbandingan dengan hari sebelumnya. Dan di hari ke-3, penulis menimbang
menggunakana timbangan digital. Kelemahannya adalah, penulis tidak menimbang di
waktu yang sama, dan di hari kedua penulis tidak menggunakan timbangan yang sama.
Akan tetapi, secara umum dilihat dari angka, terdapat kenaikan berat badan pada pasien.

c. Monitoring Fisik Klinis


Tabel 3.2. 12 Monitoring Fisik dan Klinis An. ZA

Monitoring Fisik

Parameter Asesmen Awal Hari 1 Hari 2 Hari 3

Kesadaran CM CM CM CM

Nafsu Makan Normal Normal Normal Normal

Lemas + + + +

Sulit Menelan - - - -

Demam - - - -

Mual - - - -
Muntah - - - -

Batuk + + + +

Sesak

Monitoring Klinis

Assesmen Hari 1 Hari 2 Hari 3


Parameter
Awal (13/01/2024) (14/01/24) (15/01/2024)

Suhu 36,4 36,5 36,9 36,7

Nadi 98x/menit 108x/menit 110x/menit 102x/menit

Respiratory Rate 22x/menit 20x/menit 24x/menit 24x/menit

Tekanan Darah 100/60 mmHg - - -

SPO2 100% - - -

Hasil dari monitoring klinis, secara umum hasilnya normal. Begitupun dengan
hasil monitoring fisik. Hasil observasi dan wawancara setiap harinya pasien tidak
mengalami keluhan-keluhan berat. Meskipun dari hasil klinis respiration rate pasien
tinggi, tapi pasien tidak mengeluh rasa sesak yang berlebih, atau masih bisa ditoleransi.

d. Monitoring Biokimia
Tabel 3.2. 13 Monitoring Biokimia An. ZA

Monitoring Biokimia

Pemeriksaan Assessment Awal Hari 1 Hari 2 Hari 3

Elektrolit

Natrium 136 - - 137

Kalium 2,8 - - 3,0

Chlorida 97 - - 99

Hematologi

Hemoglobin 11,6 - - 11,2


Leukosit 6260 - - 5090

Trombosit 109000 - - 29000

Hematokrit 34,1 - - 33,3

Serologi

CRP kuantitatif <5 - - <5

Kimia Klinik

Ureum 18 - - -

creatinin 0,8 - - -

SGOT 54 - - -

SGPT 26 - - -

Dari hasil pemantauan pemeriksaan laboratorium, ditemukan bahwa justru


pasien mengalami beberapa penurunan, seperti Hb, Hematokrit, leukosit, dan
trombosit. Akan tetapi terdapat juga peningkatan sebesar 0,2 pada kadar kalium pasien,
dari 2,8 menjadi 3,0 mmol/L. Meskipun ini masih termasuk dalam kategori
hipokalemia.

e. Monitoring Pengetahuan
Tabel 3.2. 14 Monitoring Pengetahuan Pasien An. A

Sebelum Edukasi Setelah Edukasi

Os dan keluarga Os tidak mengetahui Keluarga Os mengetahui jumlah


kebutuhan sehari Os kebutuhan energi, protein, karbohidrat,
dan lemak dalam sehari.
Keluarga Os mengetahui porsi dalam
satu kali makan yang harus dihabiskan.

Os dan keluarga tidak mengetahui Keluarga Os mengetahui sumber


makanan yang dianjurkan untuk makanan tinggi kalium.
hipokalemia
Os dan keluarga tidak mengetahui Keluarga Os mengetahui terapi diet
makanan yang tinggi protein dan TKTP dan manfaatnya untuk penyakit
pentingnya protein untuk penyakit infeksi dan pertumbuhan anak.
infeksi dan juga pertumbuhan anak

3.2.6 Implementasi
Implementasi intervensi pasien dilakukan selama tiga hari dimulai pada hari Jumat, 12
Januari 2024. Implementasi dilakukan pada ke 4 domain intervensi, yaitu: (1) pemberian
makan yang dilakukan sesuai preskripsi diet dan rancangan makan setiap hari selama masa
implementasi; (2) Antropometri, yang dilakukan pada hari pertama implementasi dan hari
ketiga; (3) Fisik Klinis dan (4) Toleransi makanan yang dilakukan setiap hari dengan
mewawancarai dan observasi saat visit. Dalam pelaksanaan implementasi tentunya penulis
melakukan proses kolaborasi dengan beberapa pihak seperti ahli gizi ruangan, perawat,
pramusaji, pasien dan wali pasien.

3.2.7 Resume
Os berusia 12 tahun, dengan diagnosis Prolonged fever, Drug induced Hepatitis,
Pneumonia dd TB, Gizi Buruk, dan Hipokalemia. Aktivitas sehari-harinya adalah sekolah
fullday. Ia tinggal bersama ayah, ibu, dan adiknya. Ayahnya berhenti merokok sejak Os
sudah mengalami terapi TB pada Oktober 2023. BB SMRS: 27,9. Terjadi penurunan BB
sejak 5 bulan. NI 5.1- Peningkatan kebutuhan zat gizi (energi dan protein) NC 2.2-
Perubahan nilai lab berkaitan dengan penyakit, NC 4.1- Malnutrisi pada anak, NB-1.1 -
Kurangnya pengetahuan terkait gizi. Os diberi diet TKTP 1900 kkal, 3x utama dan 2x
selingan melalui oral, Asupan makan Os cukup stabil setiap harinya Os dan keluarga diberi
edukasi gizi terkait diet TKTP. Monitoring antropometri, Didapatkan hari ketiga intervensi
BB Os seberat 28,9 kg dari 28,3 di asesmen awal. Monitoring Biokimia, terdapat
peningkatan kalium dari 2,8 menjadi 3. Namun, Hb terdapat penurunan dari 11,6 menjadi
11,2, begitupun dengan trombosit. Monitoring Fisik klinis, secara fisk, kondisi membaik,
Os terlihat segar, hanya saja Os mengalami batuk yang belum sembuh.

3.3 Stase Bedah


3.3.1 Skrining
Tabel 3.3. 1 Skrining Gizi Lanjut Dewasa

1. BMI pasien (kg/m ) 2 0


a. >20 (>30 obese)
b. 18,5-20
c. <18,5
2. Persentase penurunan berat badan secara tidak sengaja (3-6 bulan yang lalu) 0
a. <5%
b. 5-10%
c. >10%
3. Pasien menderita penyakit berat dan/atau tidak mendapatkan asupan makanan 0
> 5 hari
Total Skor MUST (Malnutrition Universal Skrining Tools) 0
Kesimpulan: Berisiko rendah

3.3.2 Asesmen Gizi


3.3.2.1 Data Personal Pasien
a. Data Umum
Nomor Rekam Medik : 113xxxxx Diagnosis Medis :
Nama : Tn. AM ● Batu staghorn +
Tanggal Lahir : 08 Agustus 1975 ● Kaliks inferior ginjal kanan

Usia : 48 thn 5 bln 9 hr Diagnosis tambahan :

Jenis Kelamin : Laki-Laki ● Hidronefrosis kanan


Tindakan:
Agama : Islam
● Extended pyelolithomi
Ruang Rawat : Bougenville Atas /
Ruang Perawatan Kelas
III
Tanggal Masuk : 15 Januari 2024
Tanggal Pengamatan : 16 Januari 2024

b. Riwayat Personal
Os bekerja sebagai supir setiap harinya, sehingga kegiatan sehari-harinya
banyak dihabiskan dengan duduk. Os terbiasa menahan buang air kecil karena
pekerjaannya tersebut. Di rumah, Os tinggal bersama istri dan seorang anaknya.
Selama ini, Os rutin kontrol ke klinik dan pernah mendapatkan edukasi terkait gizi,
khususnya dengan penyakitnya, yaitu diabetes mellitus tipe 2 sehingga Os sampai
sekarang sudah membatasi makanan yang manis-manis.
c. Riwayat Penyakit
Sebelum masuk rumah sakit, pasien menyatakan nyeri pinggang. Selain itu,
pasien juga memiliki Riwayat penyakit diabetes mellitus tipe 2.
d. Laporan Operasi
Pasien posisi lumbotomi kanan dalam narkose umum A dan antisepsis daerah
operasi dan sekitarnya Dilakukan insisi intercostal 11 dan 12 kanan, kutis, subkutis,
fascia hingga retroperitoneal fascia grota dibuka, ginjal diidentifikasi dan
dibebaskan dari sekitarnya ureter diidentifikasi dan ditelusuri hingga pyelum
Pyelum ekstrarenal dan dibuka tampak batu staghorn berwarna coklat dengan
bentuk dan ukuran sesuai CT scan. Dilakukan ekstraksi batu. Dilakukan
nephrolithotomy untuk batu kaliks inferior ginjal kanan. Dilakukan spooling ke
dalam ginjal hingga bersih dilakukan sondage ke distal lancar. dilakukan insersi DJ
stent kanan luka di pyelum dijahit dgn vicryl 4-0, dan parenkim dgn chromic-0
perdarahan dikontrol Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan meninggalkan
drain di retroperitoneal operasi selesai.

3.3.2.2 Data Antropometri


BBI : 58,5 kg (Brocca modifikasi)
IMT : 22 Kg/m2 (Normal)
BB : 60 kg
TB : 165 cm
3.3.2.3 Data Biokimia
Tabel 3.3. 2 Data Biokimia Tn. AM

Nama Tes Hasil Nilai Rujukan Keterangan

Hemoglobin 14.3 g/dL 13.7 - 17.5 Normal

Eritrosit 5.02 E106 / µL 4.5 - 5.5 Normal

Leukosit 16090 / µL 5000 - 10000 Tinggi

Trombosit 284000/ µL 150000-450000 Normal


Hematokrit 43.8% 40 - 48 Normal

Basofil 0% 0-1 Normal

Eosinofil 0% 1-3 Rendah

Batang 0% 2-6 Rendah

Segmen 84% 50 - 70 Tinggi

Limfosit 6% 20 - 40 Rendah

Monosit 10 % 2-8 Tinggi

LED 15mm/Jam 0 - 10 Normal


Sumber: CPPT RSUD Cibinong
Salah satu penyebab leukosit dalam urine tinggi adalah penyakit batu ginjal. Kondisi
ini disebabkan oleh tingginya kadar garam dan mineral yang tidak tersaring dari darah.
Mineral tersebut akhirnya terbawa bersama urine, disertai dengan sel darah putih.
Kemudian, batu ginjal yang terbawa ke ureter juga berpotensi menghambat aliran urine
dan menyebabkan peningkatan jumlah bakteri di area tersebut. Akibatnya, infeksi pun
terjadi sehingga jumlah leukosit dalam urine juga meningkat (Rasyid et al. 2018).

3.3.2.4 Data Fisik dan Klinis

Tabel 3.3. 3 Data Asesmen Fisik dan Klinis Tn. AM

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Keterangan


Tekanan Darah 127/89 mmHg <120/80 mmHg Tinggi
Nadi 92 x/mnt 60-100x/menit Normal
RR 21x/menit 12-20 Tinggi
Suhu 36 C 36,4-37 Normal
SPO2 99% 95-100% Normal

Fisik
- Kesadaran compos mentis, akral hangat, nadi kuat, tampak tegang dan
gelisah. hingga susah tidur.
- Nyeri
Sumber: CPPT RSUD Cibinong
Secara keseluruhan jasil pemeriksaan klinis mendekati normal. Pada asesmen fisik,
tubuh pasien normal, pasien hanya mengeluh nyeri di bagian pinggang. Dan sebelum
tindakan operasi pasien sulit tidur karena gelisah.

3.3.2.5 Data Riwayat Gizi


Food Recall 24 Hour Tn. AM
Tabel 3.3. 4 Food Recall 24 Hour Tn. AM

Hasil Food Recall 24 Hour


Zat Gizi Kebutuhan
(80%) Asupan Persentase Keterangan*
(%)
Energi (kkal) 2340 kkal 604,2 kkal 25% Defisit

Karbohidrat (g) 351 g 57,3 g 16% Defisit

Protein (g) 87,75 g 48,7 g 55% Defisit

Lemak Total (g) 65 g 20 g 30% Defisit

Sumber: Hasil Wawancara dengan Pasien


*Keterangan:
Defisit tingkat berat : <70% angka kebutuhan
Defisit tingkat sedang : 70-79% angka kebutuhan
Defisit tingkat ringan : 80-89% angka kebutuhan
Normal : 90-119% angka kebutuhan
Berlebihan : ≥120% angka kebutuhan (WNPG, 2012)

a. Food Frequency Questionnaire


Tabel 3.3. 5 Tabel FFQ Tn. AM

Bahan Makanan Frekuensi dalam 1 Frekuensi dalam satu


minggu hari
Makanan Pokok
Nasi 14x 2x
Mie 3x 1x
Lauk-Pauk
Tempe 9x 3x
Tahu 9x 3x
Ayam 1x 2x
Telur 9x 3x
Sayuran
Wortel 14x 2x
Kol 14x 2x
Buncis 14x 2x
Bayam 5x 1x
Kangkung 5x 1x

Buah-buahan

Jeruk 1x 1x

Naga 1x 1x
Sumber: Hasil Wawancara dengan Pasien

b. Pola Makan
Os memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari, terkadang 2x sehari. Os dan
keluarga pernah mendapatkan edukasi gizi di RSUD Cibinong. Nafsu makan Os
baik, sehingga selalu habis satu porsi. Saat ini Os sudah membatasi makanan dan
minuman yang manis-manis karena Os sudah pernah diedukasi terkait Diabetes.
c. Alergi
Os tidak memiliki alergi

3.3.2.6 Data Riwayat Obat


Tabel 3.3. 6 Data Riwayat Obat Tn. AM

Nama Obat Indikasi Interaksi dengan Efek Samping


Makanan

Terapi Infus

Meredakan nyeri - Reaksi alergi,


Paracetamol dan demam ringan pernapasan, hati.
hingga sedang

Pengganti cairan Jika berinteraksi Ringer Laktat


Kandungan Ringer dengan makanan yang terlalu tinggi
laktat antara lain tinggi kalium, dapat
natrium, klorida, berisiko menyebabkan
RL Ringer lactate kalium, kalsium, hiperkalemia. kelebihan cairan
500 dan laktat dalam dan natrium
bentuk natrium dengan risiko
laktat. edema (perifer
dan/atau paru),
terutama bila
ekskresi natrium
ginjal terganggu.

Terapi Injeksi

pengganti elektrolit - Detak jantung


dan air untuk hidrasi cepat
NaCl 0,9% demam
100cc gatal-gatal, gatal,
atau ruam, suara
serak.

untuk nyeri akut Makanan Pembengkakan


jangka pendek mengurangi iritasi pada wajah, jari
ketorolac 30
saluran cerna. tangan, tungkai
mg
bawah,
pergelangan kaki.

Antibiotik/pengobat - gejala kelainan sel


an infeksi darah, diarerasa
(pernafasan, kulit, sesak, atau
jaringan lunak, ISK, benjolan keras di
Ceftriaxone THT) tempat suntikan;
ruam, tes fungsi
hati yang
abnormal.

Menurunkan sekresi Penurunan level B12 Efek sampingnya


asam lambung, setelah 3-4 tahun tidak sering terjadi
menyembuhkan penggunaan. dan berupa
gastric ulcers, gangguan
duodenal ulcer, lambung-usus,
reflux yang parah, nyeri kepala, nyeri
Omeprazole
peptic ulcer. otot dan sendi,
injeksi
pusing tujuh
keliling, gatal-
gatal, dan rasa
kantuk atau sukar
tidur. / sebagian
besar dapat
ditoleransi

untuk mengurangi - Kulit pucat,


atau menghentikan Kesulitan
perdarahan bernapas,
Pendarahan atau
memar yang tak
Asam umum, Lelah atau
traneksamat lemas yang tak
umum, rasa cemas,
Perubahan
penglihatan, Nyeri
dada atau sesak

untuk nyeri sedang - sembelit, mual dan


hingga berat pada muntah, sakit
Tramadol 100
orang dewasa. perut, pusing,
mg
kantuk, kelelahan,
sakit kepala, gatal.

Terapi obat

Antasida, mual, - Kelebihannya


Natrium indigestion, menyebabkan
bicarbonat metabolik asidosis edema, risiko
(bicnat) Congestive
Cardiac Failure.

Menurunkan Retensi cairan dan Gangguan saluran


respons inflamasi natrium, gejala pada cerna (mual,
Ibuprofen saluran cerna muntah, diare),
menurunkan nafsu ruam, pusing,
makan, defisiensi Fe edema.

Antibiotik • Hindari vitamin Anoreksia,


A berlebihan, menurunkan
• Suplementasi bakteri yang
vitamin K dan B menghasilkan
diperlukan jika vitamin K dalam
digunakan dalam saluran cerna,
jangka lama. defisiensi vit B
Dohixat cap
• Perhatikan jika digunakan
konsumsi cairan jangka lama,
dan elektrolit saat risiko hipertensi
diare. intrakranial jika
dengan vitamin A,
colitis
pseudomembran.
Menurunkan sekresi Penurunan level B12 Gangguan
asam lambung, setelah 3-4 tahun lambung-usus,
menyembuhkan penggunaan. nyeri kepala, nyeri
gastric ulcers, otot dan sendi,
duodenal ulcer, pusing tujuh
Omeprazole
reflux yang parah, keliling, gatal-
injeksi
peptic ulcer. gatal, dan rasa
kantuk atau sukar
tidur. Sebagian
besar dapat
ditoleransi.

Obat antibakteri Perhatikan konsumsi Stomatitis, sakit


Cefixime 200 cairan dan elektrolit pada mulut, lidah,
mg saat diare dan mengganggu
makan, serta diare

Anti-hipertensi Hindari makanan Sesak, pusing,


tinggi kalium dan berdebar,
garam. kemerahan pada
Amlodipin 10 wajah, leher,
mg lengan, dan
kadang-kadang,
dada bagian atas

3.3.3 Diagnosis Gizi


Domain Asupan
NI 2.1
Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan peningkatan kebutuhan energi post op
stoghorn ditandai dengan kurangnya asupan energi (25%), Karbohidrat (16%),
protein (50%), dan lemak (30%)
3.3.4 Intervensi Gizi
3.3.4.1 Rencana Intervensi
a. Tujuan Intervensi
1) Memberikan kebutuhan asupan oral yang meningkat karena operasi.
2) Meningkatkan asupan makan untuk memenuhi kebutuhan.
b. Prinsip Diet
● Pemberian makan dari tahap ke tahap sesuai dengan jenis bedah
● Makanan diberikan secara hati-hati disesuaikan dengan kemampuan pasien
untuk menerimanya.
c. Syarat Diet
● Energi basal 30 kal/kg Berat Badan (Perkeni, 2021)
● Protein 1,5 g/kg Berat Badan
● Lemak cukup 25% total kebutuhan.
● KH, Vit & Mineral cukup

Diet Pasca Bedah IV ( DPB 4 ) :


a. Makanan diberikan berupa Makanan Lunak yang dibagi dalam 3 kali makanan
lengkap dan 1 atau 2 kali makanan selingan sesuai dengan perhitungan
kebutuhan kalori pasien.
b. Makanan yang diberikan berupa Makanan Lunak.
c. Apabila makanan pokok dalam bentuk bubur atau tim tidak habis, sebagai
pengganti diberikan makanan selingan pukul 15.00 dan 21.00 berupa 2 buah
biskuit atau 1 porsi puding dan 1 gelas susu.
d. Makanan yang tidak dianjurkan untuk DPB IV adalah makanan dengan bumbu
tajam dan minuman yang mengandung karbondioksida.
e. Faktor makanan yang mengandung rangsangan terdiri atas : mekanis (volume
makanan), thermis (suhu) dan osmotik (konsentrasi).

d. Preskripsi Diet
Jenis diet : Diet DM rendah sisa (Pasca bedah IV)
Rute : Oral
Bentuk Makanan: Makanan Biasa
Frekuensi : 3 kali utama 2 kali selingan

e. Perhitungan Kebutuhan
Tabel 3.3. 7 Perhitungan Kebutuhan Sehari Tn. AM

Kebutuhan Energi: 2340 kkal


BMR = 30 kkal x kgBB (Perkeni, 2021)
BMR = 30 x 60
BMR = 1800 kkal
Energi = 1800 + F.A + F.S
= 1800 + 10%1800 + 20%1800
= 1800+180+360
= 2340 kkal
Kebutuhan Lemak: 65 g
25% x 2340 kkal
= 585 kkal
= 65 g

Kebutuhan Protein: 87,75 g


= 15% x 2340 kkal
= 351 kkal
= 87,75 g

Kebutuhan Karbohidrat: 351 g


= 60% x 2340 kkal
= 1404 kkal
= 351 g

f. Rancangan Diet Sehari


Tabel 3.3. 8 Perencanaan Menu 80% Kebutuhan Satu Hari Tn. AM

Bahan Makanan P Energi Protein Lemak KH (g)


Penukar (kkal) (g) (g)
Karbohidrat 4,5 787,5 18 0 180

Protein hewani
(RL) 2,75 137,5 19,25 5,5 0

Protein hewani (LS) 2 150 14 10 0

Protein nabati 2 150 10 6 14

Sayuran A 1 0 0 0 0

Sayuran B 1 25 1 0 5

Sayuran C 3 150 3 0 30

Buah 3 150 0 0 36

Minyak 5 250 0 25 0

Gula DM 1 60 6,8 9 0

Jumlah 1860 72,05 55,5 265

Persentase 79,5% 82% 85% 75,5%

Kebutuhan 2340 87,75 65 351

Tabel 3.3. 9 Distribusi Penukar dalam Sehari Tn. AM

Golongan BM Total SP Pagi Selingan Siang Selingan Sore


1 2

Karbohidrat 4,5 1 0,5 1,5 0,5 1

Protein hewani (RL) 2,75 0,5 1,25 1

Protein hewani (LS) 2 0,5 1 0,5

Protein nabati 2 1 1

Sayuran A 1 0,5 0,5

Sayuran B 1 0,5 0,5

Sayuran C 0

Buah 3 1 1 1

Minyak 5 1 1 1,5 1,5

Gula DM 1 1

g. Edukasi Gizi
1) Tujuan : Agar pasien mengerti, memahami, dan melakukan edukasi yang
diberikan
2) Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
3) Materi : Diet Batu Ginjal
4) Media : Leaflet Diet Ginjal
5) Durasi : 10 Menit/19 Januari 2024
6) Tempat : Bougenville Atas / Ruang Perawatan Kelas III

3.3.4.1 Rencana Monitoring dan Evaluasi


Tabel 3.3. 10 Rencana Monitoring dan Evaluasi Tn. AM

Parameter Cara Ukur Target Waktu

Asupan makan Setiap setelah makan


Asupan Makan Melihat sisa makanan
pasien 100% (3x dalam sehari)

Pemantauan melalui Hasil pemeriksaan Sesuai jadwal


Klinis
CPPT RSUD Cibinong normal Pemeriksaan Klinis

Melihat kondisi pasien


Fisik dan menanyakan Keluhan berkurang Setiap 3x sehari
keluhan pasien
Pemantauan Hasil tes Sesuai jadwal
Hasil tes
Biokimia laboratorium melalui Pemeriksaan
laboratorium normal
CPPT RSUD Cibinong laboratorium

Memahami materi
Pengetahuan Konseling/edukasi Setiap Hari
yang disampaikan

3.3.5 Monitoring dan Evaluasi


a. Monitoring Asupan
Tabel 3.3. 11 Persentase Asupan Makan Tn. AM

Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3


Zat Gizi
Asupan Persentase Asupan Persentase Asupan Persentase

Energi
(kkal) 1181,2 50,48% 915 39,10% 1113 47,56%

KH (g) 182,5 51,99% 156 44,44% 187,7 53,48%

Lemak (g) 39,7 61,08% 29 44,62% 30,6 47,08%

Protein (g) 45,9 52,31% 25,1 32,50% 30,7 34,99%


Gambar 3.3. 1 Grafik Monitoring Asupan Tn. AM

Asupan pasien di hari pertama mengalami peningkatan dibanding asupan recall 24h
atau hari sebelumnya. Pasien diberi asupan sesuai prinsip diet, yaitu 80% di hari
pertama. Pada hari pertama didapatkan bahwa asupan pasuen masih di bawah 80%
sehingga di hari kedua pasien masih diberi diet 80%, tetapi asupan pasien masih di
bawah 80% sehingga di hari ketiga pasien masih diberi diet 80%. Pasien mengalami
ketakutan untuk mengkonsumsi makanan karena kekhawatirannya buang air besar dan
kecil jika ia mengonsumsi makanan. Asupan oral pasien fluktuatif. Namun, Selama
intervensi, pasien hanya mengonsumsi makanan yang diberikan oleh rumah sakit.

b. Monitoring Fisik Klinis


Tabel 3.3. 12 Monitoring Fisik dan Klinis Tn. AM

Klinis

Pemeriksaan Hari 1 Hari 2 Hari 3

TD (MmHg) 121/78 110/70 131/81

Nadi (x/menit) 82 70 85x

RR (x/menit) 20 20 20x

SpO2 99% - 98%


Suhu 36,7o C 36,5o C 36,o C

Fisik

Batuk + + +

Mual - - -

Muntah - - -

Lemas + + +

Nyeri post op + + +

Kesadaran Composmetis Composmetis Composmetis

Biokimia

Hb - 14,3 -

Leukosit - 16.090 -

Trombosit - 284.000 -

Hasil pemeriksaan klinis pasien cenderung konstan dan termasuk dalam kategori
normal, kecuali pada pemeriksaan tekanan darah. Hasil pemeriksaan fisik, pasien
mengatakan bahwa setelah operasi mengalami nyeri. Pasien juga sulit untuk batuk,
reflek batuk tersebut membuat pasien nyeri. Hal ini juga berpengaruh kepada asupan
pasien yang menurun karena ketidaknyamanannya saat makan. Hasil biokimia tidak
menunjukkan perubahan. Selama intervensi pasien tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium.

c. Monitoring Pengetahuan
Tabel 3.3. 13 Monitoring Pengetahuan Pasien Tn. AM

Sebelum Edukasi Setelah Edukasi

Os dan keluarga tidak mengetahui Os dan keluarga mengetahui


pentingnya asupan gizi untuk pentingnya asupan gizi untuk
mempercepat proses penyembuhan. mempercepat proses penyembuhan.
Os dan keluarga Os tidak mengetahui Keluarga Os mengetahui jumlah
kebutuhan sehari Os kebutuhan energi, protein, karbohidrat,
dan lemak dalam sehari.
Keluarga Os mengetahui porsi dalam
satu kali makan yang harus dihabiskan.

Os dan keluarga tidak mengetahui Os dan Keluarga Os mengetahui


kebiasaan pola hidup dan makanan yang kebiasaan pola hidup dan makanan
memperparah terbentuknya batu ginjal yang memperparah terbentuknya batu
ginjal

3.3.6 Implementasi
Implementasi intervensi pasien dilakukan selama tiga hari dimulai pada hari Rabu, 17
April 2022. Implementasi dilakukan pada ke 4 domain intervensi, yaitu: (1) pemberian
makan yang dilakukan sesuai preskripsi diet dan rancangan makan setiap hari selama masa
implementasi; (2) Antropometri, yang dilakukan pada hari pertama implementasi dan hari
ketiga; (3) Fisik Klinis dan (4) Toleransi makanan yang dilakukan setiap hari dengan
mewawancarai dan observasi saat visit. Dalam pelaksanaan implementasi tentunya penulis
melakukan proses kolaborasi dengan beberapa pihak seperti ahli gizi ruangan, perawat,
pramusaji, pasien dan wali pasien.
3.3.7 Resume
Os merupakan seorang laki-laki berusia 48 thn 5 bln. Pekerjaan sehari-hari Os adalah
seorang supir sehingga aktivitas sehari-harinya cenderung duduk. Os juga jarang minum
dan seringkali menahan buang air kecil. Os mengalami nyeri pinggang yang hebat sehingga
Os dibawa ke rumah sakit. Os didiagnosis mengalami Batu staghorn, Kaliks inferior ginjal
kanan dan Diagnosis tambahan Hidronefrosis kanan. Os melakukan tindakan berupa
Extended pyelolithomi. Berdasarkan pengukuran antropometri, didapatkan bahwa Os
memiliki status gizi normal.
Hasil biokimia pasien yaitu leukosit tinggi, limfosit dan eosinofil rendah. Hasil
pemeriksaan klinis menunjukkan tekanan darah dan respiratory rate yang tinggi. Hasil
pemeriksaan fisik menunjukkan Os mengalami lemas, batuk, nyeri pinggang.
Os tidak memiliki alergi pada makanan. Asupan smrs Os kurang baik karena Os juga
merasa cemas akan menghadapi operasi. Os memiliki Riwayat penyakit DM tipe 2, dan
sudah pernah mendapat edukasi gizi sehingga Os dan keluarga Os sudah membatasi
konsumsi makanan dan minuman yang manis-manis. Diagnosis gizi yang diberikan pada
pasien adalah NI 2.1 mengenai Asupan oral tidak adekuat. Pasien diberikan diet DM,
dengan kalori bertahap. Selama intervensi, asupan makan pasien di hari pertama terdapat
peningkatan dibanding hasil recall 24h sebelum pasien puasa. Pemantauan fisik dilakukan
melalui observasi dan bertanya langsung pada pasien. Dan edukasi serta pemantauan
asupan terkait diet pasca bedah dilakukan melalui chatting dengan wali pasien dan edukasi
terakhir dilakukan dengan menggunakan leaflet di ruangan pasien.

You might also like