Professional Documents
Culture Documents
Bab e Gambaran Umum LRT
Bab e Gambaran Umum LRT
Pondok Cina-Citayam
E-1
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
E-2
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
Rencana struktur ruang terdiri atas sistem pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana. Sistem pusat permukiman merupakan hierarki pusat permukiman sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Sistem jaringan prasarana meliputi system
transportasi, sistem penyediaan air baku, system pengelolaan limbah bahan berbahaya dan
beracun, sistem drainase dan pengendalian banjir, system pengelolaan persampahan, sistem
jaringan tenaga listrik, dan sistem jaringan telekomunikasi. Keterkaitan fungsi kota,
keterkaitan kota PKN, keterkaitan fungsi jalan sebagai konektivitas fungsi kota dan keterkaitan
pola dan distribusi perjalanan menggambarkan struktur kota Jabidetabek. Peran kota Jakarta
masih merupakan kota sentral namun diimbangi secara dinamis dengan struktur kota lain
sebagai penyeimbang, penggerak dinamisasi interaksi spasial. Direktorat Jenderal Tata Ruang
(2004) menggambarkan keterkaitan tersebut dalam 4 pola struktur kota.
a) Keterkaitan Fungsi Kota
Keterkaitan fungsi kota merujuk pada hubungan dan interaksi antara berbagai fungsi
yang ada di dalam suatu kota. Fungsi-fungsi ini dapat mencakup aspek-aspek seperti
ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan lingkungan. Keterkaitan ini menciptakan
suatu sistem kompleks di mana setiap fungsi saling memengaruhi satu sama lain.
E-3
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
E-4
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
Keterkaitan antar kota dalam konteks Pusat Kegiatan Nasional dirancang untuk
menciptakan sistem yang berfungsi secara efisien, mendukung pertumbuhan ekonomi,
dan memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan nasional.
E-5
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
dan ekonomi kota dapat berkembang dengan baik. Lokasi bisnis dan pusat
perbelanjaan yang mudah diakses melalui jalan dapat meningkatkan daya tarik
dan keberlanjutan ekonomi kota.
• Pertumbuhan Perkotaan: Fungsi jalan mempengaruhi pola pertumbuhan
perkotaan. Jika jalan-jalan dirancang dengan baik, dapat menciptakan zona-
zona perkotaan yang berkembang dan berfungsi efisien. Sebaliknya,
kemacetan atau kurangnya konektivitas dapat menghambat pertumbuhan dan
pengembangan kota.
• Transportasi Umum: Jalan juga mendukung sistem transportasi umum seperti
bus, kereta, atau sistem metro. Integrasi yang baik antara jaringan jalan dan
sistem transportasi umum dapat meningkatkan efisiensi transportasi dan
mengurangi kebutuhan akan kendaraan pribadi.
• Pengembangan Wilayah: Jalan juga dapat mempengaruhi pola pengembangan
wilayah di sekitarnya. Ketersediaan jalan yang baik dapat mendorong
pengembangan perumahan, pusat industri, dan fasilitas-fasilitas lainnya di
sepanjang jalur tersebut.
E-6
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
Keterkaitan antara pola perjalanan dan distribusi perjalanan menjadi dasar penting
dalam merancang sistem transportasi yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat
dan dapat meningkatkan efisiensi pergerakan penduduk dalam suatu wilayah atau
kota.
E-7
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
E-8
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
E-9
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
E - 10
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
Ide integrasi Jabodetabek sebagai suatu kesatuan fungsional dimulai pada tahun 1965
ketika Presiden Sukarno memerintahkan penyusunan Rencana Induk Jakarta dan sekitarnya
kepada Direktorat Perencanaan Kota dan Daerah. Direktorat ini kemudian mengusulkan
konsep Rancana Induk Wilayah Metropolitan Jakarta, yang mencakup Jakarta dan daerah
sekitarnya, seperti Depok, Serpong, Cibinong, Citeureup, dan Bogor. Ungkapan "Jabodetabek"
pertama kali diperkenalkan oleh perencana Belanda, Christ Rozentraten dan Steenveld, yang
terlibat dalam penyusunan Rencana Induk tersebut. Pada saat itu, konsep Jabodetabek hanya
mencakup daerah yang sudah terbangun (built-up area).
Dari segi sejarah, keberadaan wilayah Jabodetabek bukanlah hal baru. Semua daerah
di dalam wilayah tersebut awalnya merupakan bagian dari satu provinsi, yakni provinsi Jawa
Barat. Baik provinsi DKI Jakarta maupun kabupaten Tangerang, kota Tangerang, dan kota
Tangerang Selatan yang kini termasuk dalam wilayah provinsi Banten, dulunya merupakan
bagian tak terpisahkan dari provinsi Jawa Barat. Sementara itu, Bogor, Depok, dan Bekasi
hingga saat ini masih menjadi bagian dari wilayah provinsi Jawa Barat. Oleh karena itu,
Jabodetabek secara fungsional dapat dianggap sebagai satu kesatuan ekosistem, dan secara
administratif berasal dari satu kesatuan administrasi. Dalam pengelolaannya, Jabodetabek
memerlukan kebijakan yang harmonis dan sinkron untuk mengatasi permasalahan di wilayah
E - 11
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
E - 12
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
E - 13
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
Bekasi 265.130,82 9%
Tangerang Selatan 66.021,91 2%
Kab. Bekasi 265.130,82 9%
Kab. Tanggerang 103.221,02 4%
Kab. Bogor 167.966,18 6%
JABODETABEK 2.897.165 100%
Sumber: BPS, 2023
Berdasarkan tabel diatas struktur perekonomian Jabodetabek 2023, yang dihitung dari
PDRB atas dasar harga berlaku, menunjukkan perekonomian Jabodetabek masih
terkonsentrasi di Kota Jakarta dengan persentase kontribusi wilayah 63%, diikuti oleh
Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi dengan kontribusi wilayah masing-masing sebesar 9%,
dan kabupaten Bogor sebesar 6%.
E - 14
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
Tekanan perjalanan menuju pusat kota Jakarta terjadi setiap hari dengan beban
tertinggi terjadi pada jam puncak pagi dan sore. Sekitar 7,70 juta perjalanan per hari masuk
dan keluar Jakarta dari wilayah Tangerang, Bogor, Depok dan Bekasi pada tahun 2004.
Diperkirakan dengan tingkat pertumbuhan perjalanan 3-4% per tahun, pada tahun 2014
jumlah perjalanan mencapai 10,86 juta perjalanan. Kemacetan yang tejadi pada batas wilayah
sudah menembus ke wilayah lingkar dalam Jakarta (Inner Ringroad), ditandai dengan waktu
tunggu lepas dari simpang utama mencapai lebih dari 10 menit/ simpang. Total perjalanan di
Jabodetabek pada tahun 2003 berkisar 37,3 Juta/hari* menjadi 59 Juta/Hari pada tahun 2010
(JICA 2003; URDI 2011 JAPTraTis, 2011).
E - 15
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
Secara administratif Kota Depok terbagi atas 11 wilayah kecamatan, yaitu: Kecamatan
Beji, Bojongsari, Cilodong, Cimanggis, Cinere, Cipayung, Limo, Pancoran Mas, Sawangan,
Sukmajaya, Tapos. Kota Depok memiliki luas wilayah sekitar 200,3 km2 dengan Kecamatan
Tapos sebagai wilayah yang terluas 33,26 km2 sedangkan Kecamatan Cinere sebagai wilayah
terkecil 10,55 km2. Adapun luas wilayah kota masing masing kecamatan di Kota Depok sebagai
berikut:
Tabel E.3. Tabel Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan di Kota Depok
Wilayah Kecamatan Luas Wilayah (Km2)
Sawangan 26,19
Bojongsari 19,30
Pancoran Mas 18,03
Cipayung 11,45
Sukmajaya 17,35
Cilodong 16,19
Cimanggis 21,58
Tapos 33,26
Beji 14,56
Limo 11,84
E - 16
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
Cinere 10,55
E - 17
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
Keterkaitan ini membuat Depok menjadi bagian integral dari wilayah metropolitan
Jabodetabek dan memudahkan akses penduduknya ke fasilitas dan pekerjaan di Jakarta. Kota
Depok merupakan daerah dengan daratan rendah dengan kisaran ketinggian 60-
150meter diatas permukaan air laut (mdpl), yang merupakan dataran rendah-
perbukitan bergelombang lemah.
Sawangan 106
Bojongsari 60
Pancoran Mas 104
Cipayung 150
Sukmajaya 98
Cilodong 111
Cimanggis 106
Tapos 90
Beji 91
Limo 96
Cinere 77
Struktur geologi di daerah ini merupakan lapisan horizontal atau sayap lipatan dengan
kemiringan lapisan yag hampir datar, sesar mendatar yang diperkirakan berarah utara –
selatan. Menurut Laporan Penelitian Sumberdaya Air Permukaan di Kota Depok, kondisi
geologi Kota Depok termasuk dalam system geologi cekungan Botabek yang dibentuk oleh
endapan kuarter yang berupa rombakan gunung api muda dan endapan sungai. Singkapan
E - 18
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
batuan tersier yang membatasi cekungan Bogor – Tangerang – Bekasi terdapat pada bagian
barat – barat daya dimana di jumpai pada Formasi Serpong, Genteng dan Bojongmanik.
Secara umum keadaan jenis tanah di Kota Depok adalah sebagai berikut:
• Tanah Alluvial, tanah endapan yang masuh muda, terbentuk dari endapan lempung,
debu dan pasir, umumnya tersikap di jalur-jalur sungai, tingkat kesuburan sedang –
tinggi.
• Tanah Latosol coklat kemerahan, tanah yang belum begitu lanjut perkembangannya,
terbentuk dari tufa vulkan andesitis – basalitis, tingkat kesuburannya rendah – cukup,
mudah meresapkan air, tanah terhadap erosi, tekstur halus.
Asosiasi Latosol merah dan laterit air tanah, tanah latosol yang perkembangannya
dipengaruhi air tanah, tingkat kesuburan sedang, kandungan air tanah cukup banyak, sifat
fisik tanah sedang – kurang baik
3.2.2 Topografi
Kondisi wilayah bagian utara umumnya berupa dataran rendah, sedangkan di wilayah
bagian Selatan umumnya merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 40-140 meter di
atas permukaan laut dengan kemiringan lereng antara 2-15 %.
Penyebaran wilayah berdasarkan kemiringan lereng:
• Wilayah dengan kemiringan lereng antara 8-15 % tersebar dari Barat ke Timur.
• Wilayah dengan kemiringan lereng lebih dari 15 % terdapat di sepanjang sungai Cikeas,
Ciliwung dan bagian Selatan sungai Angke.
E - 19
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
Gambar E.11. Peta Sebaran Spasial Kelas Lereng Lahan Kota Depok
Sumber: Zain. 2002
3.2.3 Hidrologi
Kota Depok memiliki sumber daya air yang terdiri dari dua sumber yaitu sungai dan situ.
Air Permukaan adalah semua air yang terdapat dan berasal dari sumber – sumber air yang
berada di permukaan tanah. Air permukaan yang dimaksud dalam paparan berikut ini adalah
air sungai dan air danau.
a. Sungai
Sungai – sungai tersebut berhulu di bagian selatan, merupakan dataran tinggi atau
pegunungan yang terletak di Kabupaten Bogor seperti Gunung Salak, Gunung Halimun,
Gunung Gede dan Gunung Pangrango. Selain itu, kota Depok juga mempunyai beberapa
saluran irigasi yaitu saluran irigasi Cisadane Empang dan saluran irigasi Kali Baru.
Beberapa sungai yang mengalir melalui kota Depok adalah sebagai berikut:
- Sungai Angke
E - 20
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
Sungai ini merupakan batas wilayah antara kota Depok dan Kabupaten Tangerang,
mengalir kearah utara, Sungi Angke ini mempunyai perbedaan debit yang bear
antara musim hujan dan musim kemarau.
- Sungai Ciliwung
Sungai Ciliwung digunakan sebagai sumber mata air baku bagi kota Depok dan
Jakarta. Pada perbatasan dengan DKI Jakarta dan Jawa Barat pada musim kemarau
mempunyai debit sebesar 9,06-13,40 m3/detik.
- Sungai Pesanggrahan
Sungai ini merupakan sumberdaya air terpenting untuk Sawangan, dan kondisi air
berwarna coklat bercampur Lumpur dan Kotoran. Sungai ini mempunyai fluktuasi
yang tinggi antara musim hujan dan musim kemarau. Bahkan pada musim hujan
sering menimbulkan banjir setempat.
b. Saluran Irigasi Kali Baru
Saluran ini juga merupakan saluran irigasi untuk pertanian, sehingga pada periode
tertentu dikeringkan untuk pemeliharaan saluran, berdasarkan pengukuran debit aliran
yang diukur dengan currentmeter, debit sesaat QS=603,36 1/detik. (Sumber RTRW Kota
Depok tahun 2000).
c. Saluran Irigasi Cisadane Empang
Saluran ini juga mempunyai fungsi utama untuk pengairan pertanian, sehingga pada
periode tertentu dilakukan pengeringan, untuk pemeliharaan saluran. Data debit dari
cabang Dinas PU Pengairan Kabupaten Bogor antara tahun 1992 sampai 197, stasiun
pengukuran KP Pecahan Air, debit minimal QS=200 1/detik. (Sumber RTRW Kota Depok
tahun 2000).
d. Danau/Situ
Salah satu sumber air permukaan yang ada di kota Depok adalah danau atau
situ. Situ-situ ini berfungsi sebagai irigasi local, perikanan, sanitasi,
pengendali air, air minum, industri dan rekreasi.
Berdasarkan studi literatur saat in terdapat 21 situ di kota Depok, sedangkan
menurut Bagian Lingkungan Hidup sekitar 25 situ. Sementara itu hasil survey
lapangan yang dilaksanakan oleh Innerindo Dinamika terdapat sekitar 30 situ.
e. Air Tanah
Di kota Depok banyak ditemukan sumur gali untuk kebutuhan masyarakat. Pada
umumnya kondisi sumur gali baik, tetapi air tawar di sebagian tempat kondisinya keruh
dan berbau, kedalaman rata-rata 10 m. Ditemukan juga banyak ditemukan sumber air
tanah dalam. Saat ini air tanah merupakan sumber penyediaan air yang utama untuk
kota Depok. Formasi genteng dan endapan vulkanik mempunyai potensi 3-4 lt/det/km2,
alluvium potensi 5-7 lt/det/km2.
Dari survei air tanah Botabek didapatkan tiga system akuifer yang sangat umum, yaitu:
- Akuifer dangkal : 0-20 m, preatik semi terikat pada tempat lebih dalam,
- Akuifer menengah: 20-70 m, semi terikat hingga semi tak tertekan,
- Akuifer dalam : > 70 m, semi terikat atau tertekan, artesis di lokasi dekat pantai.
Informasi tersebut meliputi informasi tentang kedalaman, lokasi sumur, dan mutu
air. Muka air tanah statis di daerah pantai rata-rata 2 meter, di bagian selatan air
tanah dangkal 8-10 m dan air tanah dalam 10-30 m. Zona recharge yang baik
terdapat pada batuan kipas vulkanik, batuan vulkanik yaitu di bagian selatan.
E - 21
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
3.2.4 Klimatologi
Kondisi klimatologi Kota Depok, seperti halnya wilayah-wilayah di Indonesia,
dipengaruhi oleh posisinya yang berada di kawasan iklim tropis. Berikut adalah uraian secara
detil kondisi klimatologi Kota Depok:
• Iklim Tropis Basah
Musim Hujan dan Musim Kemarau: Kota Depok mengalami iklim tropis dengan
musim hujan dan musim kemarau yang khas. Musim hujan biasanya terjadi antara
November hingga Maret, sementara musim kemarau terjadi antara April hingga
Oktober.
• Suhu Udara
Suhu udara di Kota Depok cenderung relatif stabil sepanjang tahun. Rata-rata suhu
harian berkisar antara 24°C hingga 32°C. Meskipun suhu tidak mengalami fluktuasi
yang signifikan antara musim hujan dan kemarau, terdapat perbedaan suhu yang
dapat dirasakan, terutama selama musim hujan yang cenderung lebih sejuk.
• Curah Hujan
Kota Depok dikenal dengan curah hujan yang tinggi, terutama selama musim hujan.
Curah hujan tahunan dapat mencapai ratusan hingga ribuan milimeter (Jumlah curah
hujan rata-rata 2684 m/th, Jumlah hari hujan rata-rata 222 hari/tahun). Puncak musim
hujan biasanya terjadi pada bulan Desember dan Januari.
• Kelembaban Udara
Kelembaban udara di kawasan ini cenderung tinggi, khususnya selama musim hujan.
Kelembaban yang tinggi dapat membuat suasana terasa lebih panas (Penyinaran
matahari rata-rata yaitu 49,8 % dan Kelembapan udara rata-rata 82%).
• Angin dan Siklon Tropis
Angin muson yang berubah arah terjadi selama peralihan antara musim hujan dan
kemarau. Angin ini membawa kelembaban dari Samudera Hindia, memberikan
kontribusi pada curah hujan. Selama musim hujan, wilayah ini dapat berpotensi
mengalami siklon tropis, yang dapat menyebabkan hujan lebat dan angin kencang.
• Perubahan Iklim dan Bencana Alam
Kota Depok, seperti wilayah lainnya di Indonesia, dapat mengalami dampak perubahan
iklim seperti kenaikan suhu, perubahan pola hujan, dan peningkatan risiko bencana
alam.
Penting untuk memahami kondisi klimatologi Kota Depok dalam konteks perencanaan
perkotaan, manajemen risiko bencana, dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Informasi ini
dapat membantu dalam pengembangan kebijakan dan tindakan yang memperhitungkan
kondisi iklim yang spesifik di wilayah tersebut.
E.3.3 Kependudukan
Kependudukan adalah hal-hal yang berkaitan dengan penduduk seperti jumlah
penduduk, kepadatan penduduk, pembagian penduduk menurut usia dan wilayah, dan hal-
hal lainnya yang berhubungan dengan penduduk di suatu wilayah. Berdasarkan hasil sensus
penduduk 2022 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Depok Jumlah penduduk Kota Depok
berjumlah 2.123.349 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki laki sebesar
1.071.173 jiwa dan jumlah penduduk dengan kelamin perempuan sebanyak 1.052.176 jiwa,
E - 22
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
dengan kata lain rasio jumlah penduduk laki kali sebesar 50,45% dan rasio jenis kelamin
perempuan sebesar 49,55% (BPS, 2022).
Tabel E.5. Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun Menurut Kecamatan di
Kota Depok Tahun 2022
Laju Pertumbuhan
Kecamatan Penduduk (ribu) Penduduk per Tahun
2020 – 2022 (%)
Sawangan 191,70 3,68
Bojongsari 143,60 3,06
Pancoran Mas 251,60 1,51
Cipayung 181,14 2,92
Sukmajaya 255,96 0,85
Cilodong 177,64 2,95
Cimanggis 253,33 0,43
Tapos 272,89 1,96
Beji 172,41 0,37
Limo 121,70 2,73
Cinere 101,39 0,04
Kota Depok 2.123,35 1,79
Sumber: Kota Depok Dalam Angka, 2023
Tabel E.6. Distribusi. Persentase, Kepadatan Penduduk per Tahun Menurut Kecamatan di
Kota Depok Tahun 2022
Persentase Kepadatan Penduduk
Kecamatan
Penduduk per km2
Sawangan 9,03 7.320
Bojongsari 6,76 7.440
Pancoran Mas 11,85 13.954
Cipayung 8,53 15.820
Sukmajaya 12,05 14.753
Cilodong 8,37 10.972
Cimanggis 11,93 11.739
Tapos 12,85 8.205
Beji 8,12 11.841
Limo 5,73 10.279
Cinere 4,78 9.610
Kota Depok 100 10.602
Sumber: Kota Depok Dalam Angka, 2023
E - 23
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
Kepulauan Marore dengan 1.661 jiwa. Adapun pada wilayah studi, Kecamatan Sawangan
memiliki kepadatan penduduk sebesar 7.320 jiwa/km2. Laju pertumbuhan penduduk terbesar
terdapat di kecamatan Sawangan sebesar 3,68, sedangkan yang terkecil Kecamatan Cinere
jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 0,04.
E.3.4 Perekonomian
Kinerja perekonomian suatu daerah salah satunya diukur berdasarkan total nilai
tambah di daerah bersangkutan, atau dikenal dengan PDRB (Produk Domestik Regional
Bruto). Produk Domestik Bruto (PDRB) mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu tahun. Perekonomian Kota Depok tahun 2022
tumbuh sebesar 5.24 persen dibandingkan tahun sebelumnya Tabel E.7.
Tabel E.7 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha di Kota Depok (miliar rupiah) Tahun 2018 – 2022
Lapangan Usaha 2018 2019 2020 2021 2022
E - 24
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha di Kota Depok 2022 diperlihatkan pada Gambar E.12 berikut.
Gambar E.12. Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Kota Depok
Sumber: Kota Depok Dalam Angka, 2023
Berdasarkan tabel dan grafik diatas, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas
Dasar Harga Berlaku menurut lapangan usaha di Kota Depok dari tahun 2018 hingga 2022
terus mengalami perubahan dimana nilai PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) pada tahun
2018 sebesar 64.363,24 miliar rupiah, tahun 2019 sebesar 70.964,04 miliar rupiah, tahun
2020 sebesar 70.386,33 miliar rupiah, tahun 2021 sebesar 74.382,34 miliar rupiah, dan tahun
2022 sebesar 81.166,75 miliar rupiah. Berdasarkan hal itu, nilai PDRB (Produk Domestik
Regional Bruto) berdasarkan lapangan usaha di Kota Depok tertinggi terjadi pada tahun 2022.
Berdasarkan Kajian Analisis Ketimpangan Ekonomi Kota Depok 2023 yang
dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok Bekerja sama dengan
Institut Pertanian Bogor Proyeksi pengeluaran per kapita per bulan menurut kelompok
pengeluaran di Kota Depok untuk tahun 2023 disajikan pada Tabel. Rata-rata pengeluaran
untuk kelompok 10 persen terbawah adalah sejumlah Rp. 720.988,09 per kapita per bulan
E - 25
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
dengan simpangan baku 145.156,06. Pengeluaran minimum pada kelompok ini tercatat
sebesar Rp. 350.971,41 per kapita per bulan dan pengeluaran maksimumnya sebesar Rp.
938.430,87 per orang setiap bulannya.
Besaran pengeluaran meningkat seiring dengan meningkatnya kelompok pengeluaran.
Rata-rata pengeluaran pada kelompok 10 persen teratas adalah sebesar Rp. 8.167.076,70 per
kapita per bulan dengan simpangan baku Rp. 2.497.523,70, melonjak hampir 1.66 kali lipat
dibandingkan kelompok pengeluaran di bawahnya yang sebesar Rp. 4.914.568,8 per orang
per bulan. Pengeluaran minimum pada kelompok ini tercatat sebesar Rp. 5.862.275 per kapita
per bulan dan pengeluaran maksimumnya sebesar Rp. 20.316.968,70 per orang setiap
bulannya.
Tabel E.8. Pengeluaran Per Kapita Per Bulan Menurut Kelompok Pengeluaran Kota Depok
Tahun 2023
Pengeluaran Per Kapita Per Bulan
Kelompok
No Pengeluaran Rata-Rata Maksimum Simpangan
Minimum (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp) Baku (Rp)
E - 26
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
Stasiun Pondok Cina sangat strategis karena terletak di belakang Depok Town Square, Margo
City, dan Code Margonda. Stasiun ini lebih lazim disebut akronimnya (Pocin) oleh masyarakat
daripada nama lengkapnya. Penyebutan nama lengkap stasiun umumnya hanya dilakukan
untuk pengumuman kedatangan kereta api di stasiun dan kepentingan formal lainnya
Gambar E.14. Kondisi Stasiun Pondok Cina Saat Jam Pulang Kerja
Sumber: https://megapolitan.okezone.com
E - 27
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
Beberapa jurusan angkutan umum yang bisa dipakai untuk menuju ke stasiun ini:
- Angkot Kota Depok D11 jurusan Depok-Palsigunung
- Angkot Kota Depok D112 jurusan Depok-Kampung Rambutan
- Miniarta M03 jurusan Pasar Minggu-Depok
- Miniarta M04 jurusan Pasar Minggu-Depok Timur
- KWK S19 jurusan Pinang Ranti-Depok
- Kopaja S63 jurusan Blok M-Depok
- Deborah jurusan Lebak Bulus-Depok
- Deborah jurusan Kalideres-Depok
- Mayasari Bakti AC82 jurusan Tanjung Priok-Depok
- Mayasari Bakti AC81 jurusan Kalideres-Depok
- Mayasari BaktiAC84 jurusan Pulo Gadung-Depok
- PPD P54 jurusan Grogol-Depok
E - 28
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
• Peron dan Area Tunggu: Terdapat peron-peron tempat penumpang menaiki dan
turun dari kereta. Area tunggu penumpang yang nyaman untuk menunggu
keberangkatan kereta.
• Fasilitas Penunjang: Toilet umum yang dapat digunakan oleh penumpang. Fasilitas
pengumuman dan informasi yang diperlukan oleh penumpang.
E - 29
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
• Keamanan dan Petugas Stasiun: Petugas keamanan dan petugas stasiun yang
siap membantu penumpang. Fasilitas keamanan seperti CCTV untuk menjaga
keamanan di area stasiun.
E - 30
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
E - 31
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
E - 32
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
• Peron dan Area Tunggu: Peron-peron tempat penumpang menaiki dan turun dari
kereta. Area tunggu penumpang yang nyaman.
E - 33
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
• Area Parkir: Area parkir untuk kendaraan pribadi penumpang atau pengunjung stasiun.
E - 34
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
E - 35
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024
Studi Trase Pembangunan LRT Lintas
Pondok Cina-Citayam
• Pusat Layanan Pelanggan: Tempat pelayanan pelanggan atau loket informasi di mana
penumpang dapat mengajukan pertanyaan atau mendapatkan bantuan.
• Ramp dan Fasilitas Aksesibilitas: Beberapa stasiun dilengkapi dengan fasilitas
aksesibilitas seperti ramp dan lift untuk penumpang dengan kebutuhan khusus.
E - 36
Dokumen Usulan Teknis
TA 2024