Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Jasvirgon, S.
Kep NIM.
00320038
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali
sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat
badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan
membahayakan janin dalam kandungan (Kadir et al, 2019).
Hiperemesis Gravidarum merupakan keluhan umum yang terjadi pada kehamilan
muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena
terdapat peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan
dikeluarkannya Human Chorionic Gonadothropin. Hormon-
hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis gravidarum (Bagus, 2015).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga mengganggu
pekerjaan sehari - hari, gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan trimester
pertama (Mitayani, 2015).
Hiperemesis gravidarum adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan mual dan
muntah yang tidak dapat dikendalikan dan terus menerus sebelum minggu ke-20 kehamilan
(Green, 2015).
Nadi meningkat sekitar 100 per menit dan tekanan darah sistolik menurun
Lidah mengering
Mata cekung
Merasa nyeri pada epigastrium
b. Tingkat II
C. Etiologi
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti. Akan tetapi menurut
(Farrer, 2015) ada Faktor Predisposisi diantaranya adalah :
1. Umumnya terjadi pada Primigravida, Molahidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda
akibat peningkatan kadar HCG.
2. Faktor Organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap
perubahan - perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari
jaringan ibu terhadap janin.
3. Faktor Fsikologis : Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan
konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar
terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
D. Manifestasi Klinis
Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2015) :
Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil, yang bisa terjadi
hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai mengakibatkan hilangnya nafsu
makan dan penurunan berat badan. Muntah yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu
hamil merasa pusing, lemas, dan mengalami dehidrasi.
Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis gravidarum juga dapat
mengalami gejala tambahan berupa :
Sakit kepala
Konstipasi
Sangat sensitif terhadap
bau Produksi air liur
berlebihan
Inkontinensia urine
Jantung berdebar
Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-6 minggu dan
mulai mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu. Mual dan muntah yang dirasakan ibu
hamil cenderung akan membuat mereka menjadi lebih lemah dan akan meningkatkan
kecemasaan terhadap kejadian yang lebih parah. Masalah psikologis juga berperan pada
parahnya mual dan muntah serta perkembangan hiperemesis gravidarum. Masalah
psikologis yang terjadi pada ibu hamil akan cenderung mengalami mual dan muntah dalam
kehamilan, atau memperburuk gejala yang sudah ada serta mengurangi kemampuan untuk
mengatasi gejala normal. Selain itu ketidakseimbangan psikologis ibu hamil seperti cemas,
rasa bersalah, mengasihani diri sendiri, ingin mengatasi konflik secara serius,
ketergantungan atau hilang kendali akan memperberat keadaan mual dan muntah yang
dialaminya sehingga akan lebih ditakutkan keadaan mual muntah tersebut menjadi lebih
buruk dan menyebabkan
E. Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil
muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit.
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah
ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam
darah. Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah
menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstra seluler dan plasma berkurang. Natrium dan
khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga
aliran darah berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya
ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan
terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan
elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan lambung (Sindroma
Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Khayati, 2015).
F. Pathway Keperawatan Hiperemesis Gravidarum
Peningkatan Hormon
Estrogen & HCG
Menghambat ambang
depolarisasi saraf enteric
Ansietas
Faktor
Penurunan pompa pylorus Psikologis : Gangguan Pola Tidur
Idiopatik Takut, Cemas
Peningkatan
tekanan lambung HIPEREMESIS GRAVIDARUM Defisit Pengetahuan
Kelemahan Umum
Nausea Ketidakseimbangan Nutrisi
Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Intoleransi Aktivitas
G. Penatalaksanaan
a. Memberikan Penkes tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejala yang fisiologik
pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi
sering.
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih
dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya
gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta
3. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN
4. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH
I. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hiperemesis Gravidarum
A. Pengkajian Keperawatan
1. Biodata
Data ini meliputi : nama klien dan suami, usia, suku bangsa, agama, pendidikan
terakhir, pekerjaan dan penghasilan serta alamat (Manurung, 2015). Usia, 20 tahun dan
>
35 tahun lebih berisiko terhadap kejadian hiperemesis gravidarum (Anasari, 2015).
Pekerjaan, ibu yang bekerja lebih berisiko terhadap kejadian hiperemesis gravidarum
(Soekanto, 2015). Pendidikan, mempunyai pengaruh dalam berperilaku kesehatan
(misalnya pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil (Umboh, 2015).
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu sesuai
dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum, yaitu : mual dan muntah yang terus
— menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan terasa asam di mulut, serta
konstipasi dan demam. Selanjutnya juga dapat ditemukan berat badan yang menurun.
Turgor kulit yang buruk dan gangguan elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardia, mata
cekung, dan ikterus (Mitayani, 2015).
5. Riwayat Perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawinan usia muda
b. Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai berat badan, tekanan
darah, dan tingkat kesadaran.
8.
Data Psikologi
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu
sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil, mudah
marah, cemas, takut akan kegagalan persalinan, mudah menangis, sedih, serta
kekecewaan dapat memperberat mual dan muntah. Pola pertahanan diri koping yang
digunakan ibu bergantung pada pengalamannya terhadap kehamilan serta dukungan dair
keluarga dan perawat.
9. Paritas
Paritas banyak (lebih dari 4) mempunyai risiko tinggi terjadinya hyperemesis
gravidarum (Annisa, 2015).
12. Personal hygienie : Mandi, sikat gigi, ganti baju, ganti celana dalam dan
bra, potong kuku, dan keramas.
1. Status hidrasi meliputi turgor kulit, keadaan membran mukosa (kering atau
lembab), dan oliguria
2. Status kardiovaskuler seperti kualitas nadi (kuat atau lemah), takikardia,
atau terjadinya hipotensi ortostatik
3. Keadaan abdomen
8. Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh dalam koma
9. Keadaan janin
Meliputi pemeriksaan denyut jantung janin, tinggi fundus uterus, dan perkembangan
janin (apakah sesuai dengan usia kehamilan)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Kelemahan Umum
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan Dengan
gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
C. Rencana Keperawatan
saelaptebrtainkt uarsni
arokdtiav,itkarsek
Bantu untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
Bantu klien untuk
membuat jadwal latihan
diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
Sediakan penguatan positif
bagi yang aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
Monitor respon fisik,
emosi, sosial dan spiritual
- tBeenrtiaknagnkine
bfourtmuhaasni
nutrisi
- Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
- BB pasien dalam
batas normal
- Monitor adanya
penurunan berat badan
- Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang
biasa dilakukan
- Monitor interaksi
anak atau orangtua
selama makan
- Monitor lingkungan
selama makan
- Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan
- Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan,
rambut kusam,
dan mudah patah
- Monitor mual
dan muntah
- Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
- Monitor makanan
kesukaan
- Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
- Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
- Monitor kalori
dan intake nuntrisi
- Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
normal protein )
- Tidak ada tanda tanda
pasien makan
- Kolaborasi dokter
jika tanda cairan
berlebih muncul
meburuk
- Atur kemungkinan
tranfusi
- Persiapan untuk
tranfusi
- Pasang kateter
jika perlu
- Monitor intake dan
urin output setiap
8 jam
D. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien
implementasi pesan tim medis serta mengupayakan rasa aman, nyaman dan keselamatan
klien.
E. Evaluasi
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan secara
DAFTAR PUSTAKA
Andani, D. R. 2015. Faktor Resiko Hiperemesis Gravidarum pada Ibu Hamil di Puskesmas
Kapongan Kecamatan Kapongan Situbondo.
Andria. 2017. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hiperemesis Gravidarum Di Rumah Sakit
Umum
Daerah Rokan Hulu. Jurnal Maternity And Neonatal Volume 2 No 3. 174.
Anggasari, Y. 2016. Kejadian Hiperemesis Gravidarum Ditinjau Dari Riwayat Penggunaan
Kotrasepsi Hormonal Saat Pra Konsepsi Di BPM Kusmawati Surabaya. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Volume9 No 1 Februari 2016. 7-8.
Bagus, Anggraeni, E. 2015. Studi Kasus Pads Ny.S Umur 20 Tahun Yang Mengalami Masalah
Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Dengan Diagnosa
Medis Hiperemesis Gravidarum Di Ruang Dahlia II RSUD Gambiran Kota Kediri. Skripsi.
Kediri : Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Farrer,2015.DeteksiKehamilanIbu.Yogyakarta:AdministrationPress.
Nanda Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2018-2020 edisi 10 Penerbit Buku
Kedokteran EGC : Jakarta
Nurarif, A., & Kusuma, H. 20l5. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis
dan Nanda Nic - Noc. Yogyakarta: Mediaction.
SDKI. (20l6). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik.
Jakarta: PPNI.