You are on page 1of 8

DAMPAK PERGAULAN DI LINGKUNGAN PEDESAAN BARUGA TERHADAP

PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK DI SDN 07 KARAMAT


1
Arwin F. Pontoh, 2Rahma S. Kadir, 3Rahmi S. Kadir, 4Nurlela Karim, 4Agneta S. Butudidi,
5
Nur Anisa

1
Universitas Madako Tolitoli
2
FKIP, Universitas Madako Tolitoli
3
pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Madako Tolitoli

ABSTRAK

Abstrak: Eksplorasi ini bertujuan untuk 1) Mengetahui pengaruh komunikasi sosial di pedesaan
Baruga, Kecamatan Karamat, Kabupaten Buol, terhadap perkembangan kepribadian anak khususnya di
sekolah dasar; 2) Mengetahui dampak pesimis dan positif terhadap pembentukan karakter siswa kelas
5 dan 6 di desa Baruga kecamatan Karamat wilayah Buol. Pemeriksaan ini dilakukan di pedesaan
Baruga, Kecamatan Karamat, Kabupaten Buol; pendekatan eksplorasi yang digunakan adalah
pendekatan eksplorasi subyektif. Prosedur pengumpulan data menggunakan metode wawancara,
persepsi, dan dokumentasi. Untuk menentukan metode saksi, menggunakan prosedur investigasi Bola
Salju. Strategi pemeriksaan data yang digunakan adalah penyelidikan pertunjukan intuitif yang
menggunakan tiga tahap, yaitu penurunan data, pertunjukan data, dan penarikan akhir atau pemeriksaan.
Konsekuensi dari eksplorasi ini menunjukkan bahwa pengaruh kolaborasi sosial di kalangan siswa
sekolah dasar, khususnya kelas 5 dan 6, terhadap pengembangan karakter di desa Baruga, Daerah
Karamat, Kabupaten Buol disebabkan oleh adanya pergeseran sosial, yaitu tidak adanya perhatian dari
pihak-pihak yang terlibat. wali terhadap anak-anaknya dan masalah dengan pihak sekolah dalam proses
pengaturan individu. pada anak. Berbagai elemen ini berdampak pada berkurangnya prestasi belajar,
putus sekolah, dan ketergantungan pada alat-alat elektronik.

Kata kunci: Dampak Pergaulan; Pembentukan Karakter

ABSTRACT
Abstract: This exploration aims to 1) find out the influence of social communication in Baruga village,
Karamat District, Buol Regency, on children's personality development, especially in elementary
school; 2) know the pessimistic and positive impacts of collaboration between junior climate class
students in Baruga village, Karamat subdistrict, Buol region. This inspection was carried out in Baruga
village, Karamat District, Buol Regency. The exploration approach used is a subjective exploration
approach. Data collection procedures use interview, perception, and documentation methods. To
determine the witness's method, use the snowball investigation procedure. The data inspection strategy
used is an intuitive demonstration investigation that uses three stages, namely data reduction, data
demonstration, and final withdrawal or inspection. The consequences of this exploration show that the
influence of social collaboration among elementary school students, especially grades 5 and 6, on
character development in Baruga village, Karamat Region, Buol Regency is caused by a social shift,
namely the lack of attention from the parties involved. guardians towards their children and problems
with the school in the process of individual regulation. in young people. These various elements have
an impact on reduced learning achievement, dropping out of school, and dependence on electronic
devices.
Keywords: Social Impact; Character building
PENDAHULUAN
Saat ini, di kalangan generasi milenial, kemerosotan moral semakin meluas, kemerosotan cara
berperilaku, moral, etika, dan peraturan. Salah satu contohnya adalah saat ini kita sering mengalami
kebiadaban terhadap teman, karena mereka pasti akan terlihat menonjol dibandingkan orang tuanya,
karena jadwal dan kegiatan orang tuanya yang padat mengharuskan orang tua untuk saling bertemu atau
bertatap muka. Perilaku negatif ini menunjukkan kehalusan karakter secara eksplisit dalam organisasi
pendidikan, meskipun dalam keadaan ekologis yang tidak mendukung. Ketika seorang anak mulai
mengenal dunia luar, ada beberapa hal yang mulai mempengaruhi hidupnya, mulai dari iklim sekolah
dan masyarakat. Setiap iklim dapat membawa perubahan pada anak-anak dan memiliki karakter yang
berbeda-beda.
Peran pendidik khususnya orang tua sangat dibutuhkan disini dalam membantu pembentukan
kepribadian anak. Pribadi yang solid tidak didapat dalam hitungan detik, melainkan melalui siklus
panjang yang dibekali dengan usaha dan kegigihan dalam mengembangkan pribadi yang sebenarnya.
Pelatihan karakter berasal dari dua kata sekolah dan karakter. Menurut beberapa ahli, kata pelatihan
memiliki definisi yang berbeda-beda tergantung dari sudut pandangnya. Menurut D. Rimba
sebagaimana dikutip (Ulfah, 2022), bahwa pengajaran adalah “Pengarahan atau pelatihan yang disadari
oleh guru terhadap peningkatan jasmani dan rohani peserta didik menuju pengembangan karakter yang
utuh. Sesuai (Koesoema, 2007) mencirikan pelatihan sebagai suatu kursus Ada pula orang-orang yang
mengkarakterisasi pendidikan sebagai sebuah siklus dimana suatu negara mempersiapkan generasi
mudanya untuk melanjutkan kehidupan, dan untuk memenuhi tujuan-tujuan kehidupan dengan sukses
dan efisien (Sinurat, 2022). Dapat dilihat bahwa pada kenyataannya orang tua kurang memberikan
perhatian yang cukup kepada anak-anaknya dalam bermain dan bergaul, mereka malah meniru
aktivitas-aktivitas negatif yang terjadi di lingkungan sekitar yang kemudian dipindahkan ke lingkungan
sekolah. Misalnya saja omongan kotor, ketergantungan pada gedjet yang menyebabkan berkurangnya
prestasi belajar serta kurangnya kedisiplinan.
Setelah kita mengetahui intisari pendidikan secara umum, maka yang perlu kita ketahui
selanjutnya adalah gagasan tentang karakter, sehingga kita dapat memperoleh pemahaman yang
mendalam tentang pendidikan karakter. Istilah karakter yang digunakan secara khusus dalam kaitannya
dengan pendidikan baru muncul menjelang akhir abad kedelapan belas. Istilah karakter mengacu pada
pendekatan optimis mendalam yang disebut juga standardisasi hipotesis instruktif, dimana yang
dibutuhkan adalah kualitas luar biasa yang diterima menjadi inspirasi dan dominator sejarah baik bagi
perubahan individu maupun masyarakat.
Membingkai seseorang seperti memotong batu permata atau permukaan besi yang keras. Salah
satu variabel penentu dalam waktu yang dihabiskan untuk membentuk kepribadian anak adalah orang
tua atau keluarga. Selain itu, ada juga variabel lain yang dapat mempengaruhi proses pembentukan
kepribadian anak, khususnya faktor ekologi dan ketergantungan terhadap peralatan. Ada berbagai
contoh variabel-variabel ini yang tentunya dapat mempengaruhi karakter seseorang. anak. Oleh karena
itu, bimbingan penuh dari orang tua sangat penting agar kepribadian seorang anak tidak melenceng dari
ekspektasi orang tuanya. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dimana anak mulai
membina dirinya sebagai makhluk yang bersahabat, oleh karena itu keluarga sering kali dianggap
sebagai tempat berkumpulnya anak. Pasalnya, hal sekecil apapun yang menjadi perhatian publik telah
berdampak pada perkembangan individu, termasuk generasi muda. Pertemuan ini memunculkan orang-
orang dengan tipe karakter berbeda di mata publik Pengaruh keluarga sangatlah besar dalam
membentuk karakter anak. Keluarga yang lalai membentuk karakter anak biasanya adalah keluarga
yang penuh perjuangan atau putus asa. Tugas utama orang tua adalah memastikan bahwa hak-hak
keluarga mereka benar-benar terlindungi dan menyenangkan bagi anak-anak mereka. Rumah adalah
surga bagi anak-anak, di mana mereka bisa berwawasan luas, taat, dan tentunya merasa puas secara
tulus dan intelektual.
Iklim merupakan tempat dimana seorang anak tumbuh dan berkembang, sehingga iklim
mempunyai peranan yang sangat besar dalam membentuk watak dan watak seseorang. Bagi kebanyakan
anak muda, iklim keluarga adalah iklim yang mempengaruhi pergantian anak, kemudian sekolah, dan
kemudian lingkungan setempat. Keluarga dipandang sebagai iklim awal yang dikerjakan oleh orang tua
dan orang-orang terdekatnya. Anak-anak mendapatkan pengalaman penting dari apa yang dilakukan
orang tuanya. Mulai dari hal positif hingga negatif, pada umumnya mereka akan melakukan apa yang
dilihat oleh panca indranya, baik melalui indra penglihatannya, indra pendengarannya, indra
penciumannya, indra perasanya, maupun perabaannya.
Secara tidak langsung, orang tua menunjukkan kepada anak-anaknya, jika orang tua pada
umumnya baik hati, lembut, ramah terhadap anak-anaknya maka anak-anaknya akan berperilaku sama,
namun sekali lagi, jika orang tua selalu tidak sopan, tidak kenal ampun dan kasar. banyak hal, mereka
sering mengutuk dan mengejeknya. Bisa dipastikan bahwa anak-anak akan menyimpan hal ini dalam
jiwa mereka, dan anak-anak ini akan melakukan hal yang persis sama seperti yang dilakukan orang tua
mereka. Kecenderungan-kecenderungan tersebut, baik positif maupun abadi serta terbuka dalam iklim
keluarga, dapat tertanam kuat dalam karakter seseorang, yaitu kecenderungan untuk istirahat dan
bangun tepat waktu atau terlambat, kecenderungan untuk menggosok gigi, kecenderungan untuk
menyisir rambut dan berpakaian dengan sempurna atau tidak. bukan, yang berlanjut menjadi karakter
individu. dalam keluarga. Sebelumnya, keteladanan tegas juga diberikan dalam iklim ini. Selain itu,
keadaan keluarga sebagai salah satu jenis iklim sosial, termasuk besar kecilnya keluarga, keharmonisan
keluarga, perlakuan ayah dan ibu terhadap anak, sangat mempengaruhi penataan dan peningkatan
karakter anak. Dalam menanamkan disiplin, nilai-nilai, standar-standar, kecenderungan-kecenderungan
penting, keluarga mengambil peranan yang sangat besar. Memang benar, ketika anak pulang ke rumah
setelah jam sekolah, orang tua tidak fokus atau bertanya kemana saja anak tersebut, alasan pulang lama,
ada tugas, atau ada masalah, dll. Salah satu yang terlihat adalah kemampuan orang tua dalam mengatasi
permasalahan pada anak pada umumnya akan lebih bersifat personal, hal ini akan terlihat ketika anak
diganggu oleh suatu permasalahan atau anak melakukan kesalahan, orang tua tidak paham
menunjukkan kenyataan kekeliruan tersebut. yang dibuat oleh anak-anak.
Para wali bahkan menegur anak-anak mereka dengan kata-kata yang tidak boleh didengar atau
mencoba memukul anak tersebut. Lalu, efek samping lainnya adalah kemampuan pola asuh orang tua
dalam mendidik dan menumbuhkan karakter anak yang baik. Dapat dilihat bahwa masih kurangnya
wali yang mengajar dan memberikan contoh yang baik kepada anak, masih banyak wali yang mendidik
dengan cara yang tidak kenal ampun sehingga semakin anak terbiasa diajar dengan cara seperti itu maka
semakin banyak anak yang salah dalam menilai dirinya sendiri. Teman-teman, dengan asumsi wali
diremehkan, hal itu mempengaruhi iklim di sekitar anak tersebut. Dapat dilihat bahwa anak-anak
menjadi kasar, siap untuk memperhatikan orang tuanya, terutama dalam keadaan mereka saat ini,
misalnya dalam kehidupan sehari-hari, juga terlihat bahwa etika mereka mulai terpecah belah yang
berdampak pada kehidupan mereka. kerjasama sosial. Ada banyak variabel yang dapat mempengaruhi
peningkatan kepribadian anak karena kecenderungan dan iklimnya, serta kemampuan yang
dibawahnya. Saat lahir, mereka tidak akan berkembang dengan baik tanpa bantuan alami yang sesuai
untuk perkembangan anak, namun ada beberapa faktor yang diketahui mempengaruhi perkembangan
kepribadian anak, termasuk pendidikan keluarga, sekolah, dan iklim. Karakter kepribadian yang terjadi
pada anak-anak ini memang harus mulai dipelajari oleh para orang tua sebelum mempunyai anak,
karena ilmu pembentukan karakter ini juga banyak tercantum pada keagamaan didalamnya
mengajarkan perilaku-perilaku baik agar diri anak mulai dari anak itu lahir kedunia sampai mereka
masuk secara utuh sebagai warga masyarakat, dalam pembentukan karakter selain pendidikan sendiri
lingkungan juga memberi pengaruh sangat besar karena mengajarkan antara benar dan salah untuk
melakukan dan menerapkan nilai dan norma yang akhirnya menjadi kebiasaan, pembentukan karakter
ini sebagai dasar yang harus ada kemudian menjadi ciri khas pada diri setiap manusia.
Sesuai dengan inti permasalahan yang terjadi diatas, dampak pergaulan di lingkungan
pedesaan baruga terhadap pembentukan karakter anak di SDN 7 karamat, ini bisa diartikan bahwa
proses pembentukan karakter pada anak yang dilakukan oleh para orang tua, keluarga dan guru, dapat
dilihat pada lingkungan pedesaan khusunya di desa baruga kecamatan Karamat Kabupaten Buol.
Pendidikan karakter sangat menurun akibat dari perubahan sosial yang memberikan pengaruh negatif
yang akhirnya meluas sampai kepada anak-anak, yang dimaksud dari proses pembentukan karakter ini
dilihat melalui nilai-nilai dasar karakter yang dimiliki oleh setiap anak seperti kejujuran, tanggung
jawab, nasionalisme, mandiri, tenggang rasa dan toleransi.
Proses pembentukan karakter ini juga termasuk bagian dari pendidikan yang memiliki
jangkauan luas mulai dari lingkup keluarga, sekolah dan masyarakat yang awalnya tidak memerlukan
pendidikan karakter, oleh dan sebab itu maka dilakukanlah pembiasaan ini agar membentuk karakter
anak yang memiliki kejujuran, tanggung jawab, nasionalisme, mandiri tenggang rasa dan toleransi.
Bertolak dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka fokus penelitian ini adalah
”dampak pergaulan di lingkungan pedesaan baruga terhadap pembentukan karakter anak di SDN 07
karamat”. Pertimbangan yang mendasari pemilihan fokus penelitian ini adalah karena pergaulan di
lingkungan pedesaan khusunya di desa baruga kecamatan karamat kabupaten buol merupakan
permasalahan utama dan terpenting dalam pembentukan karakter anak serta pencapaian masa depan
anak.

METODE
Penelitian ini diawali dengan observasi lapangan tanggal, 07 oktober 2023, kemudian di
lanjutkan dengan kegiatan wawancara pada wali kelas dan beberapa siswa kelas 5 dan 6. Dilanjutkan
pada tanggal 09 oktober 2023, ada beberapa wali murid yang di wawancarai terkait dengan dampak dari
pergaulan di pedesaan baruga terhadap pembentukan karakter anak.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Peneliti ingin menggali informasi
secara mendalam kepada informan yang memiliki kualitas terhadap problematika permasalahan
dampak pergaulan dilingkungan pedesaan yang diteliti. Eksplorasi grafis ditujukan untuk
menggambarkan apa yang terjadi atau keanehan sebagaimana adanya. Dalam studi ini peneliti tidak
melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap obyek penelitian,
semua kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa adanya (Sukmadinata, 2012:18). Sedangkan
pengertian kualitatif Menurut Moloeng (2007:4). Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang bertujuan
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan penggambaran sebagai kata-kata dan bahasa
dalam suasana teratur yang luar biasa dengan menggunakan teknik logis. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh
informasi mengenai dampak pergaulan dilingkungan desa baruga terhadap pembentukan karakter anak
di SDN 07 KARAMAT. Dalam hal ini, peneliti dalam pengambilan data menggunakan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Yang dilaksanakan di sekolah dan rumah masing-masing dari
beberapa siswa di SDN 07 KARAMAT yang dijadikan sebagai subyek (informan) yang sesuai kriteria
dengan fokus penelitian yaitu wali murid dan guru kelas 5 dan 6.

PEMBAHASAN
Analisis mengikuti tes dari beberapa jaringan, siswa kelas 5 dan kelas 6, serta wali kelasnya
untuk mendapatkan informasi mengenai judul penelitian yang akan dipertimbangkan. Berdasarkan
temuan di lapangan, para peneliti menemukan beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan di atas
mengenai dampak dari pergaulan di pedesaan Baruga terhadap pembentukan karakter pada anak di
sekolah dasar. Berdasarkan pengamatan langsung di SDN 7 KARAMAT, ditemukan beberapa karakter
anak yang melenceng dari pedoman terkait. Ini termasuk berkelahi, serta kurangnya disiplin dan
menurunnya prestasi. Setelah para analis melakukan wawancara dengan para wali kelas dan wali dari
beberapa siswa, ditemukan bahwa dalam isu ini pengaruh besar terhadap perkembangan kepribadian
anak-anak sebagian besar disebabkan oleh kurangnya perhatian dari orang tua. Berdasarkan penjelasan
dari beberapa orang tua siswa, di desa Baruga kerjasama sosial berdampak buruk pada anak-anak yang
sedang memasuki masa remaja, dan tentunya hal ini banyak terjadi pada anak-anak yang duduk di
bangku kelas 5 dan kelas 6. Melihat perjuangan para anak yang putus sekolah, karena keadaannya saat
ini, misalnya kurangnya perhatian dari orang tua serta pengawasan, apalagi berpacaran di usia yang
tidak tepat. Melihat permasalahan ini, anak-anak di desa Baruga benar-benar tidak berdaya menghadapi
dampak yang terjadi pada keadaan mereka saat ini. Untuk itu diperlukan peran wali dalam mengatur
peningkatan perkembangan kepribadian anak. Karena orang tua merupakan penghibur utama dalam
memberikan pendidikan kepada generasi muda.

Gambar 1. Observasi Gambar 2. Wawancara siswa

Beberapa saksi mengatakan bahwa sangat sulit memberikan waktu untuk mengajar anak-anak
karena mereka harus berbagi waktu kerja di daerah pedesaan, dimana sebagian besar keluarga di sekitar
desa Baruga mempunyai pekerjaan sebagai peternak, pemancing dan juga pedagang. Oleh karena itu,
orang tua harus mempunyai pilihan untuk membagi pengalamannya dengan anak-anaknya, untuk
menciptakan keselarasan antara pekerjaan orang tua dan pendidikan anak di rumah. Orang tua berperan
sebagai pembimbing, motivator, pendidik, serta role model bagi anak-anaknya. Oleh karena itu sebagai
orang tua hendaknya memberi contoh dan menjadi tauladan bagi anak-anak, karena orang tua adalah
panutan, serta pondasi utama dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terutama berkaitan dengan
karakter. Hal ini juga disampaikan oleh informan dalam sesi wawancara.

Gambar 4. wawancara wali kelas Gambar 5. Wawancara wali murid

Apa yang orang tua lakukan akan diikuti oleh anak, baik buruknya orang tua dalam bertingkah
laku akan direkam oleh sang anak. Dalam membiasakan anak untuk berperilaku baik, memiliki akhlak
yang baik, serta karakter yang kuat, orang tua harus mencontohkan terlebih dahulu. Misalnya ketika
orang tua menyuruh anak sholat, maka orang tua pun harus sholat bahkan dapat dilakukan dengan
berjama’ah agar anak melihat, mencontoh, dan mau melaksanakannnya sehingga menjadi kebiasaan
yang baik. Pendidikan yang ditanamkan orang tua juga sangat penting dalam membantu pembentukan
karakter anak. “Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk
hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara” Suyanto (2010:
33).
Dalam membentuk karakter anak tentu ada kendala yang dialami oleh orang tua seperti faktor
lingkungan yang mempengaruhi pergaulan dalam pertemanan anak-anak, faktor orang tua yang belum
mengerti akan pentingnya penanaman karakter pada diri anak sedini mungkin, atau orang tua yang sibuk
bekerja sehingga tidak ada waktu untuk berkomunikasi, dan memberikan penanaman secara baik
(Hanafiah, 2022).
Terlepas dari itu semua, orang tua tetaplah orang tua yang selalu memberikan apa yang terbaik
untuk anak-anaknya, meberikan kasih sayangnya walaupun tidak semua, orang tua dapat menunjukkan
rasa kasih sayang tersebut kepada anaknya.

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan penelusuran sumber dan informasi yang telah dilakukan, maka dapat beralasan
bahwa wali memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian anak, oleh karena itu pihak
sekolah harus bekerja sama dengan wali dalam proses pembentukan karakter pada anak contoh yang
baik. untuk anak-anaknya, tempat utama pendidikan anak-anak. Al ummu madrosatul ula (Ibu adalah
kepala sekolah) bagi anak. Jadi bagaimana terbentuknya seorang anak, sangat bergantung pada
bagaimana para wali mendidiknya.
Banyak cara yang dapat dilakukan orang tua untuk membentuk kepribadian anak-anaknya,
misalnya dengan memberikan teladan, membiasakan diri dengan hal-hal yang bermanfaat, mendidik,
dan mengikutsertakan anak dalam kegiatan di rumah. Sehingga sikap yang diasuh orang tua pada anak-
anaknya, sejak awal akan menjadikan anak-anak lebih percaya diri, lebih membumi, dan mampu
menampilkan diri dalam keadaannya saat ini.
Wali dapat memberikan pemahaman dan penguatan kepada anak dalam menyikapi
permasalahan dengan cara menyadarkan mereka untuk tidak khawatir dan yakin, memberikan
kontribusi dalam memilih teman, dan yang mengejutkan, memberikan mereka bimbingan belajar.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kepala sekolah SDN 07 KARAMAT yang telah mengizinkan kegiatan penelitian ini sehingga
terlaksana dengan baik.
Peneliti juga berterima, kasih kepada orang tua siswa yang sudah berpartisipasi dalam kegiatan
penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ardila, T., Holilulloh, H., & Nurmalisa, Y. (2016). Pengaruh Pendidikan Keluarga terhadap
Pembentukan Karakter Anak di Kelurahan Gunung Sulah (Doctoral dissertation, Lampung
University).
Faza, A. W., Attalina, S. N. C., & Widiyono, A. (2022). Analisis Dampak Game Online Pada Interaksi
Sosial Anak Usia Sekolah Dasar di Desa Bawu RT 06 RW 01. Jurnal Pendidikan dan Konseling
(JPDK), 4(3), 534-541.
Wejang, H. E. A., Jamun, Y. M., & Ntelok, Z. R. E. (2022). Dampak Penggunaan Smartphone Terhadap
Perkembangan Karakter Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Literasi Pendidikan Dasar, 3(2), 81-
85.
Yusuf, M. (2017). Pengaruh Ekonomi Keluarga Terhadap Putusnya Sekolah Anak. Jurnal Pendidikan
Ekonomi, 10(2), 89-95.
Sulfasyah, S., & Arifin, J. (2016). Implikasi Pendidikan Nonformal Pada Remaja. Equilibrium: Jurnal
Pendidikan, 4(2).
Ginanjar, M. H. (2017). Urgensi Lingkungan Pendidikan Sebagai Mediasi Pembentukan Karakter
Peserta Didik. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 2(04).
Fikriyah, S., Mayasari, A., Ulfah, U., & Arifudin, O. (2022). Peran Orang Tua Terhadap Pembentukan
Karakter Anak Dalam Menyikapi Bullying. Jurnal Tahsinia, 3(1), 11-19.
Nuraini, F., & Mahmud, T. A. (2020). Peran Orang Tua Dalam Membentuk Karakter Anak Di Era
Globalisasi Di Desa Masigit Kelurahan Citangkil Kota Cilegon. Pro Patria: Jurnal Pendidikan,
Kewarganegaraan, Hukum, Sosial, Dan Politik, 3(2), 103-114.
Mufidah, H., & Hermawan, Y. (2023). Peran Keluarga Dalam Proses Pembentukan Karakter di
Mayarakat Pedesaan. Keluarga: Jurnal Ilmiah Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, 9(2), 115-
123.
Maifani, F. (2016). Peranan Orang Tua dalam Pembentukan Karakter Anak Sejak Dini di Desa Lampoh
Tarom Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar (Doctoral dissertation, UIN Ar-Raniry
Banda Aceh).
Ulfa, F. (2018). Peranan Keluarga Dan Masyarakat Dalam Membentuk Karakter Anak Di Desa
Ambesia Selatan Kecamatan Tomini (Doctoral dissertation, IAIN Palu).
LAMPIRAN

Mata Kuliah: Metodologi Penelitian


Kelas: D
Angkatan: 2021
Kordinator Kel. : ARWIN F. PONTOH
Anggota Kel :
1. NURLELA KARIM
2. NUR ANISA
3. AGNETA
4. RAHMA S. KADIR
5. RAHMI S. KADIR

You might also like