Professional Documents
Culture Documents
Laprak 9 COD Panca Satifa Fitriadi
Laprak 9 COD Panca Satifa Fitriadi
KIMIA LINGKUNGAN
PERCOBAAN 9
CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)
NILAI PARAF
2023
PERCOBAAN 9
CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan praktikum ini adalah untuk menentukan COD
atau Chemical Oxygen Demand pada suatu perairan.
B. BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah H 2SO4 8 N,
KMnO4 0,1 N, KMnO4 0,01 N, H2C2O4 0,1 N, dan sampel air (sungai
Kemuning dan irigasi Mentaos).
Perhitungan:
1. Air sungai Kemuning
Diketahui :
V titrasi = 1,3 mL
N standar blank = 0,5
V sampel = 100 mL
Ditanya :
TOM (Total Oxygen Matter) = …?
COD (Chemical Oxygen Demand) = …?
Dijawab:
Vtitrasi x N standar blank x 31607
TOM =
V sampel
1, 3 x 0 ,5 x 31607
=
100
20544 , 55
=
100
= 205,4455
= 205 mg/L
TOM
COD =
0,7
205
=
0 ,7
= 292,857 mg/L
= 293 mg/L
2. Air irigasi Mentaos
Diketahui :
V titrasi = 0,4 mL
N standar Blank = 0,5
V sampel = 100mL
Ditanya :
TOM (Total Oxygen Matter) = …?
COD (Chemical Oxygen Demand) = …?
Diawab :
Vtitrasi x N standar blank x 31607
TOM =
V sampel
0 , 4 x 0 ,5 x 31607
=
100
6321 , 4
=
100
= 63,214
= 63 mg/L
TOM
COD =
0,7
63
=
0 ,7
= 90 mg/L
B. PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan COD dalam suatu
perairan. Chemical Oxygen Demand (COD) merupakan kadar oksigen
yang diperlukan untuk mengoksidasi zat organik yang ada pada air
secara kimiawi. COD yang tinggi menandakan banyaknya jumlah zat
organik yang teroksidasi pada sampel air, yang akan menyebabkan
tingkat oksigen terlarut (DO) berkurang. Penurunan DO dapat
menyebabkan kondisi anaerob, yang dapat merusak ekosistem di
dalam air. Tes COD sering digunakan karena waktu analisanya yang
lebih singkat dibandingkan tes BOD. Metode pengukuran yang
digunakan pada percobaan Chemical Oxygen Demand adalah refluks
tertutup titrasi permanganometri, metode refluks tertutup digunakan
karena sampel dan pereaksi yang digunakan sedikit sehingga lebih
ekonomis. Pemanasan permanganotmetri dilakukan dalam suasana
asam dengan penambahan asam sulfat dan asam oksalat dengan
kalium permanganat ditambahkan dengan hati-hati karena jika terkena
udara bebas senyawa KMnO4 akan membentuk ion mangan yang akan
membuat larutan menjadi kecokelatan. Praktikum ini menggunakan
beberapa alat seperti erlenmeyer, batu didih, hotplate, penjepit, statif
dan klem, pipet tetes, gelas ukur, dan buret. Bahan yang digunakan
adalah KMnO4 0,1 N, H2SO4 8 N, H2C2O4 0,1 N, dan sampel air.
Sampel air yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sampel air
irigasi Mentaos dan air Sungai Kemuning. Percobaan yang pertama
yaitu pemeriksaan Chemical Oxygen Demand (COD) pada air Sungai
Kemuning. Percobaan yang kedua yaitu pemeriksaan Chemical
Oxygen Demand (COD) pada air irigasi Mentaos. Tahap pertama
sampel air diukur menggunakan gelas ukur sebanyak 50 mL dan
dipindahkan ke dalam erlenmeyer. Sampel air Sungai Kemuning dan
sampel air irigasi Mentaos memiliki warna awal yang sama yaitu
bening. Larutan KMnO4 0,1 N ditambahkan sebanyak 2-5 tetes hingga
larutan sampel air berubah warna. Hasil yang dilakukan untuk sampel
air Sungai Kemuing diberikan 3 tetes dan menghasilkan warna merah
muda sedangkan sampel air irigasi mentaos diberikan 3 tetes dan
menghasilkan warna ungu muda. Larutan H2SO4 8 N ditambahkan
sebanyak 5 mL dan menghasilkan perubahan warna untuk sampel air
Kemuning dari merah muda menjadi kuning bening sedangkan air
irigasi Mentaos tetap berwarna ungu muda. Suhu erlenmeyer
memanas karena H2SO4 merupakan asam kuat yang sangat toksik,
larutan KMnO4 0,01 N ditambahkan sebanyak 10 mL. Perubahan
warna yang pada air sampel Kemuning adalah ungu pekat sedangkan
air irigasi Mentaos berubah menjadi ungu tua. Batu didih dimasukkan
ke dalam erlenmeyer masing-masing 2 buah untuk setiap sampel. Batu
didih akan berbunyi sebagai penanda larutan sudah mendidih.
Larutan dipanaskan diatas hotplate sampai mendidih dengan
suhu 350C, untuk sampel air Kemuning diperlukan waktu 15 menit 15
detik dan sampel air irigasi diperlukan waktu selama 18 menit 40
detik. Larutan didinginkan selama 10 menit dengan suhu ruang
terbuka. Larutan H2C2O4 0,1 N ditambahkan sebanyak 5 mL ke dalam
kedua sampel dan didapatkan perubahan warna yang terjadi. Sampel
air sungai Kemuning dan air irigasi Mentaos berubah warna menjadi
bening. Suhu larutan memanas sehingga proses titrasi dilakukan
dengan sangat hati-hati. Larutan sampel dititrasi dengan KMnO 4 0,1 N
sampai larutan berubah warna menjadi merah jambu. Perubahan
warna yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan karena
sampel air sungai Kemuning tetap berwarna bening sedangkan air
irigasi Mentaos menjadi ungu. Volume KMnO4 yang digunakan untuk
sampel air sungai Kemuning sebesar 1,3 mL, volume KMnO 4 yang
digunakan untuk sampel air irigasi Mentaos sebesar 0,4 mL.
Hasil perhitungan kadar COD pada kedua sampel didapat untuk
air sungai Kemuning yaitu sebesar 293 mg/L sedangkan pada air
irigasi Mentaos yaitu sebesar 90 mg/L. Hasil perhitungan uji
laboratorium kemudian dibandingkan dengan baku mutu sesuai
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Baku mutu COD dalam air sungai terbagi menjadi baku mutu
kelas 1 memiliki kadar COD maksimal 10 mg/L, baku mutu kelas 2
memiliki kadar COD maksimal 25 mg/L, baku mutu kelas 3 memiliki
kadar COD maksimal 40 mg/L, dan baku mutu kelas 4 memiliki kadar
COD maksimal 80 mg/L. kadar COD yang terdapat pada air sampel
Kemuning dan air irigasi Mentaos melebihi baku mutu yang
ditetapkan pemerintah baik untuk air kelas 1 sampai kelas 4, sehingga
tidak aman digunakan masyarakat umum.
Faktor penyebab tingginya COD pada suatu perairan bisa
disebabkan banyak hal, diantaranya oksigen terlarut, zat organik dan
sumber pencemar lainnya. Kelarutan oksigen di dalam air, tergantung
pada suhu, tekanan oksigen dalam atmosfer, serta kandungan garam
dalam air. Faktor paling utama penyebab tingginya COD yaitu limbah
rumah tangga dan industri sebaiknya dapat dilaksanakan yaitu dengan
melihat titik awal penyebab tingginya kadar COD pada perairan
tersebut. Tingginya kadar COD juga bisa disebabkan reaksi-reaksi
kimia dalam limbah karena akumulasi komponen bahan kimia yang
sangat beragam dalam limabah. Perairan yang kadar COD nya tinggi
karena disebabkan limbah rumah tangga dan industri, maka harus
dimulai dengan langkah pencegahan, yaitu tidak membuang sampah
limbah rumah tangga ke sungai, meminimalisir penggunaan bahan
kimia organik pada proses industri dan kesadaran masyarakat serta
pemilik usaha menjadi kunci utama dalam penanganan masalah
lingkungan yang baik.Konsentrasi COD yang tinggi menyebabkan
kandungan oksigen terlarut didalam air menjadi rendah, bahkan habis
sama sekali, akibatnya oksigen sebagai sumber kehidupan bagi
makhluk air hewan dan tumbuh-tumbuhan tidak dapat terpenuhi
sehingga makhluk air tersebut manjadi mations. Konsentrasi COD
yang tinggi dalam air menunjukkanadanya bahan pencemar organik
dalam jumlah yang banyak, sejalan dengan hal ini mikroorganisme
patogen maupun tidak patogen ada dalam jumlah yang banyak.
Mikroorganisme patogen dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit bagi manusia karena itu, dapat dikatakan bahwa konsentrasi
COD yang tinggi didalam air dapat menyebabkan kerugian bagi
manusia.
VI. KESIMPULAN
Tujuan dari praktikum yang dilakukan adalah untuk menentukan COD
pada suatu perairan. Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah
oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi atau menguraikan zat organik
secara kimiawi. Percobaan pada sampel air Sungai Kemuning menghasilkan
warna akhir bening dengan volume titrasi 1,3 mL dan sampel air irigasi
Mentaos menghasilkan warna akhir ungu dengan volume titrasi 0,4 mL.
Hasil perhitungan nilai COD pada air Sungai Kemuning sebesar 225,75
mg/l, dan nilai COD pada air irigasi Mentaos sebesar 248,32 mg/l. Hasil dari
perhitungan COD kedua sampel air tersebut adalah melebihi batas dari baku
mutu sehingga kedua air tersebut tidak ideal digunakan untuk kehidupan
sehari-hari Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021.
Penurunan kadar COD yang terlalu tinggi bisa dilakukan dengan
mengidentifikasi sumber penyebab naiknya angka COD dalam perairan lalu
melakukan pengolahan terhadap air limbah yang dihasilkan dari aktivitas
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Gusri, L., Kalsum, S. U., & Juwita, R. (2022). Penelitian Kualitas Air Zona
Tengah Sungai Batanghari Jambi. Jurnal Daur Lingkungan. 5(2), 52-53.
Soukotta, E., Ozsaer, R., & Latuamury, B. (2019). Analisis Kualitas Kimia Air
Sungai Riuapa Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan. Jurnal Hutan
Pulau-Pulau Kесії. 3(1), 86-96.
Hertika, A. M. S., Putra, R. B. D. S., & Arsad, S. (2022). Buku Ajar Kualitas Air
dan Pengelolaannya. Malang: UB Press.
Qi, M., Han, Y., Zhao, Z., & Li, Y. (2021). Integrated Determination of Chemical
Oxygen Demand and Biochemical Oxygen Demand. Polish Journal of
Environmental Studies, 30(2), 17-86.