You are on page 1of 14

MAKALAH

LANDASAN PENDIDIKAN

Pendidikan Sebagai Ilmu dan Seni


Dosen Pengampu : Sirwan Budianto, M.Pd.

KELOPOK 5

Eka Nurlaelasari : 60403070123141


Siti Rohmilah : 60403070123141
Indriani Sahila : 60403070123141
Suminar : 60403070123141

Andra : 60403070123141
Rusli : 60403070123141
Asep Nurjen : 60403070123128
Rizal Maulana : 60403070123127

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP BINA MUTIARA SUKABUMI
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami Panjatkan Kehadirat Allah yang Maha Esa yang telah memberi rahmat
dan Karunia-Nya kepada kami, sehingga kelompok kami berhasil menyelesaikan Makalah
Landasan Pendidikan dengan Tema”Pendidikan Sebagai Ilmu dan Seni ”
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Landasan Pendidikan yang
telah mendidik kami melalui tugas ini,sehingga kami mendapatkan banyak Ilmu dalam proses
penyelesaian Makalah ini.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh-jauh dari kata sempurna oleh karena itu,kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun senantiasa penulis butuhkan agar bisa
memperbaikinya.
Akhirnya kata, semoga Makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga apa yang kita
dapatkan melalui makalah ini dapat di terapkan dalam kehidupan sehari –hari.

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………… ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………. 3

a. Latar Belakang…………………………………………………………………… 3
b. Rumusan Masalah………………………………………………………………... 3
c. Tujuan……………………………………………………………………………. 3

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………...4

a. Definisi, Karakteristik, dan Klasifikasi Ilmu…………………………………………5


b. Definisi, Karakteristik dan Klasifikasi Ilmu Pendidikan……………………………. 7
c. Definisi, Karakteristik, dan Klasifikasi Seni…………………………………………10
d. Pendidikan Sebagai Panduan Ilmu dan Seni…………………………………………11
e. Praktek Pendidikan Sebagai Panduan Ilmu dan Seni………………………………...12
f. Pendidikan Sebagai Seni……………………………………………………………..12

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………13

a. Kesimpulan………………………………………………………………………… ...13

DAFTAR PUSTAKA ...…………………………………………………………………..…14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan saat ini sangatlah penting bagi kehidupan manusia, karena dapat menentukan
nasib seseorang dimasa depan. Pendidikan bias ditinjau dari ilmunya dan memiliki seni. Saat
ini masih banyak masyarakat yang tidak mengenal pendidikan, mereka hanya bias mencari
sesuatu yang bias menyambung hidup mereka. Bahkan saat ini tidak sedikit anak bangsa yang
nekat melakukan tindakan criminal demi mendapatkan sesuatu yang mereka butuhkan.
Dalam buku Landasan Pendidikan tercantum “bahwa anak manusia mempunyai berbagai
potensi yang masih tersembunyi, anak manusia memiliki kemampuan untuk berkembang,
maka dijelaskan pula bahwa anak manusia dapat belajar secara efektif”. Sayangnya, di Negara
kita banyak anak-anak yang tidak mengenal potensi dirinya sendiri. Bahkan ada yang merasa
tidak berguna atau tidak bisa melakukan apa-apa.
Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
seutuhnya, ya itu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.Oleh karena itu setiap warga negara berhak untuk mendapatkan
pendidikan.Seperti tercantum di dalam UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1 dan UU Nomor 2 Tahun
1989 tengtang sistem pendidikan nasional Bab 3 Ayat 5 dinyatakan bahwa stiap warga negara
mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan.
Untuk lebih memahani tentang pendidikan maka dalam penyusunan makalah ini penulis
bermaksud untuk menjelaskan tentang subpokok yang berjudul “Pendidikan Sebagai Ilmu dan
Seni”.

1.1 Rumusan Masalah

a.) Menjelaskan konsep pendidikan sebagai ilmu.


b.) Menjelaskan konsep pendidikan sebagi seni.
c.) Menjelaskan konsep pendidikan sebagai ilmu dan seni.

1.2 Tujuan Penulisan

a) Mahasiswa mampu memahami konsep pendidikan sebagai ilmu.


b) Mahasiswa mampu memahami konsep pendidikan sebagai seni.
c) Mahsiswa mampu memahami konsep pendidikan sebagai ilmu dan seni.

1.3 Manfaat Penulisan

a) Agar dapat mengetahui pendidikan sebagai ilmu dan seni.


b) Supaya mengetahui peran ilmu dan seni bagi pendidikan
c) Supaya mengetahui apa kegunaan pendidikan ilmu dan seni bagi masyarakat.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi, Karakteristik, dan Klasifikasi Ilmu.

1.Pengertian Ilmu
Ilmu berasal dari bahasa arab Alama-Ya”lamu ilman” yang artinya mengetahui dan
memahami.Dan ilmu menurut istilah adalah pengetahuan sistematis dan ilmiah, atau uraian
yang lengkap dan tersusun oleh suatu objek.Secar umum pengertian ilmu merupakan suatu
proses kegiatan terhadap suatu kondisi dengan menggunakn berbagai cara, alat, prosedur, dan
metode ilmiah lainnya untuk menghasilkan pengetahuan ilmiah yang analisis.Ilmu atau
Pengetahuan di artikan seluruh usaha manusia untuk menemukan, menyelidiki, meningkatkan
pemahaman dari kenyataan yang dalam kedudukan manusia.
Menurut KBBI(kamus besar bahasa Indonesia )ilmu merupakan sebagai pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun secara sisitematis untuk dapat menerangkan bidang
tertentu dalam bidang pengetahuan.

2. Karakteristik Ilmu
a) Objektif: Ilmu berfokus pada fakta dan bukti yang dapat diuji, bukan opini atau
keyakinan pribadi. Contohnya, dalam penelitian astronomi, para ilmuwan
mengumpulkan data tentang planet dan bintang tanpa mempertimbangkan keyakinan
pribadi.
b) Metodologi: Ilmu menggunakan metode ilmiah untuk mengumpulkan data,
menganalisis informasi, dan mencapai kesimpulan yang dapat diandalkan. Contohnya,
dalam penelitian biologi, ilmuwan menggunakan metode eksperimen untuk
memahami bagaimana organisme bereproduksi.
c) Reproduktif: Hasil penelitian ilmiah harus dapat direproduksi atau diuji ulang oleh
pihak lain untuk memastikan keandalan temuan. Contohnya, jika seorang ilmuwan
menemukan hasil eksperimen tertentu dalam kimia, ilmuwan lain harus dapat
mengulang eksperimen tersebut dan mencapai hasil yang sama.
d) Kumulatif: Ilmu berkembang secara bertahap dengan membangun pada pengetahuan
yang sudah ada sebelumnya. Contohnya, dalam fisika, teori-teori baru sering kali
memperluas atau memperbaiki teori-teori yang sudah ada sebelumnya.
e) Verifikasi Peer Review: Hasil penelitian ilmiah diuji oleh rekan sejawat sebelum
publikasi untuk memastikan kualitas dan validitasnya. Contohnya, sebelum artikel
ilmiah diterbitkan, mereka biasanya melalui proses peer review di mana ilmuwan lain
mengevaluasi metodologi dan temuan penelitian.
f) Dapat Diuji: Ilmu berfokus pada pertanyaan-pertanyaan yang dapat diuji melalui
eksperimen atau observasi. Contohnya, dalam psikologi, penelitian dilakukan untuk
menguji hipotesis tentang perilaku manusia melalui eksperimen dan pengamatan
empiris.

3.Klasifikasi Ilmu
Ilmu dapat digolongkan menjadi :
a) Ilmu Alam
Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science; atau ilmu pengetahuan alam) adalah istilah
yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-
benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana
pun.
Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik dan non manusia tentang Bumi dan alam
sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang keduanya
dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni.

5
Cabang-cabang utama dari ilmu alam adalah:
• Astronomi
• Biologi
• Ekologi
• Fisika
• Geologi
• Geografi fisik berbasis ilmu
• Ilmu bumi
• Kimia

b) Ilmu Sosial
Ilmu sosial (bahasa Inggris: social science) atau ilmu pengetahuan sosial
(Inggris:social studies) adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-
aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya.
Cabang-cabang utama dari ilmu sosial adalah :
• Antropologi, yang mempelajari manusia pada umumnya, dan khususnya
antropologi budaya, yang mempelajari segi kebudayaan masyarakat
• Ekonomi, yang mempelajari produksi dan pembagian kekayaan dalam
masyarakat
• Geografi, yang mempelajari lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik
dan manusia di atas permukaan bumi
• Hukum, yang mempelajari sistem aturan yang telah dilembagakan
• Linguistik, yang mempelajari aspek kognitif dan sosial dari bahasa
• Pendidikan, yang mempelajari masalah yang berkaitan dengan belajar,
pembelajaran, serta pembentukan karakter dan moral
• Politik, yang mempelajari pemerintahan sekelompok manusia (termasuk
negara)
• Psikologi, yang mempelajari tingkah laku dan proses mental
• Sejarah, yang mempelajari masa lalu yang berhubungan dengan umat manusia
• Sosiologi, yang mempelajari masyarakat dan hubungan antar manusia di
dalamnya.
c) Humanities (Ilmu Humaniora)
Ilmu Humaniora adalah salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari apa yang
diciptakan atau diperhatikan manusia (dipertentangkan dengan ilmu pengetahuan
alam) (KBBI,1999).
Ilmu humaniora bertujuan memunculkan sosok yang humanis yakni orang yang
mendambakan dan memperjuangkan terwujudnya pergaulan yang lebih baik,
berdasarkan asas-asas perikemanusiaan, pengabdi kepentingan sesama umat manusia.
Secara lebih khusus, Prof. Dr. IGAK Wardani (2007) menjelaskan bahwa tujuan ilmu
humaniora adalah :
- Membebaskan pikiran untuk mandiri dalam menemukan, memilih,
dan memanfaatkan informasi
- Membuat manusia lebih manusiawi, dalam arti lebih berbudaya.
Cabang-cabang Ilmu Humaniora :
• Bahasa
• Sastra
• Teologi
• Filsafat
• Ilmu Sejarah
• Kesenian

6
B. Definisi, Karakteristik dan Klasifikasi Ilmu Pendidikan.

1. Definisi Ilmu Pendidikan


Pakar pendidikan memiliki pandangan yang berbeda tentang pengertian ilmu pendidikan.
Perbedaan pendapat itu disebabkan karena sudut pandang yang berbeda.
a. Carter (1985 : 36)
Berpendapat bahwa ilmu pendidikan adalah suatu bangunan pengetahuan sistematis yang
mencakup aspek kuantitatif dan objektif dari proses belajar dan juga mengajukan instrumen
secara seksama dalam mengajukan hipotesis-hipotesis untuk diisi berdasarkan pengalaman
yang sering kali dalam bentuk eksperimen.
b. Driyarkara (1980 : 66 : 67)
Ilmu pendidikan adalah pemikiran ilmiah, yakni pemikiran yang bersifat kritis, memiliki
metode dan tersusun secara sistematis tentang pendidikan.
c. Bernadib (1987 : 7)
Mengemukakan bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu yang membicarakan masalah masalah
umum pendidikan secara menyeluruh dan abstrak.
d. Langeveld,
Paedagogi atau ilmu pendidikan adalah suatu ilmu yang bukan hanya menelaah objeknya
untuk mengetahui betapa keadaan atau hakiki objek itu, melainkan mempelajari pula
hendaknya bertindak. Objek ilmu pendidikan ialah proses-proses situasi pendidikan.
e. Brodjonegoro
Menjelaskan bahwa ilmu pendidikan adalah teori pendidikan, perenungan tentang
pendidikan. Dalam arti yang luas paedagogi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
soal-soal yang timbul dalam praktik pendidikan.

Dari beberapa pendapat diatas ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang membicarakan
masalah masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Ilmu pendidikan membicarakan masalah-
masalah yang bersifat ilmu, bersifat teori, ataupun yang bersifat praktis.Ilmu pendidikan adalah
sistem pengetahuan tentang fenomena pendidikan yang dihasilkan melalui riset dengan
menggunakan metode ilmiah.
Sebagai ilmu yang berdiri sendiri, ilmu pendidikan termasuk ilmu yang beru berkembang.
Padahal secara praktis, pendidikan sudah dimulai sejak manusia ada. Dari uraian diatas dapat dipa
hami bahwa ilmu pendidikan dapat dikelompokan dan diberi atribut sebagai berikut:

a) Ilmu Pendidikan sebagai ilmu normatif


Ilmu pendidikan selalu berhubungan dengan soal, siapakah “manusia” itu? Pembahasan
tentang siapakah manusia itu biasanya termasuk ranah filsafat, yaitu bersifat antropologi.
Pandangan filsafat tentang manusia sangat besar pengaruhnya terhadap konsep serta praktik
pendidikan, karena pandangan filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi
oleh seorang pendidik atau suatu lembaga atau bangsa yang melaksanakan pendidikan.
Nilai-nilai ini menentukan ciri ciri manusia yang ingin dicapai melalui praktek pendidikan.
Nilai luhur itu biasanya tergambar dalam rumusan tujuan pendidikan nilai-nilai itu secara
normatif bersumber dari norma masyarakat, norma filsafat, dan pandangan hidup juga dari
keyakinan keagamaan yang dianut seseorang.
Dengan demikian, ilmu pendidikan diarahkan kepada perbuatan mendidik yang bertujuan.
Tujuan itu telah ditentukan oleh nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, atau
bangsa. Selanjutnya, nilai itu sendiri merupakan ukuran yang bersifat normatif, sehingga
dapat kita tegaskan bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu yang normatif.

7
b) sebagai ilmu yang Ilmu pendidikan bersifat teoritis dan praktis
Ilmu pendidikan tidak hanya mencari pengetahuan deskriptif tentang objek pendidikan, tetapi
juga ingin mengetahui bagaimana sebaiknya untuk memperoleh manfaat terhadap objek
didiknya. Jika dilihat dari maksud dan tujuannya, ilmu pendidikan dapat disebut “ilmu yang
praktis” sebab ditujukan kepada praktik dan perbuatannya yang mempengaruhi anak didik.
Walaupun ilmu pendidikan ditujukan kepada praktik pendidikan, namun untuk mendalami
kajian bagaimana praktik pendidikan itu dilaksanakan dilakukan teori (ilmu teori) agar dapat
dijadikan landasan dalam mencari kebenaran melalui praktek (ilmu praktis). Hasil yang
didapat merupakan kajian sistematis yang terarah, dan empirik. Ilmu pendidikan lahir dan
berkembang setelah praktik pendidikan berlangsung lama sehingga tampilan ilmu pendidikan
sebagai ilmu masih belum final. Itu berarti, ilmu pendidikan masih dalam proses
pembentukan jati diri.

c) Memiliki objek material dan objek formal


Objek material ilmu pendidikan adalah perilaku manusia. Perlu diingatkan bahwa perilaku
manusia tidak hanya dipelajari oleh ilmu pendidikan tetapi juga oleh ilmu-ilmu sosiologi,
psikologi, antropologi dan lain lainapabila objek material suatu ilmu mempunyai kesamaan
dengan objek materiel ilmu lain, untuk membedakannya diperlukan objek formal dari ilmu
tersebut yang menjadi kekhususan atau ciri khas untuk menentukan macam suatu ilmu.
Objek formal ilmu pendidikan merupakan penelaahan, fenomena(gejala) pendidikan dalam
perspektif yang luas dan integratif. Fenomena ini bukan hanya segala yang melekat pada
manusia tetapi juga berupa upaya memanu-siakan manusia agar menjadi manusia yang
sebenarnya. Upaya pendidikan mencakup keseluruh aktifitas pendidikan, yaitu mendidik dan
didik, termasuk pemikiran sistematis tentang pendidikan.

d) Memiliki Sistematika
Pendidikan sebagai fenomena manusiawi dapat dianalisis berdasarkan proses atau situasi
pendidikannya, yaitu ketika terjadi interaksi antar komponen (tujuan, peserta didik, pendidik,
alat dan lingkungan).

e) Pendidikan Sebagai Ilmu


Fenomena pendidikan dapat dipelajari melalui metode ilmiah yang menghasilkan ilmu
pendidikan yang menjadi dasar dan petunjuk dalam praktek pendidikan. Dengan dasar Ilmu
Pendidikan para pendidik dapat menyusun desain pembelajaran yang memuat tujuan, isi,
metode, teknik mengajar serta evaluasinya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa praktek
pendidikan merupakan aplikasi dalam ilmu pendidikan.

Implikasi bahwa untuk menjadi seorang guru dapat dipelajari oleh siapapun melalui ilmu
pendidikan tersebut.
Sebagai ilmu, ilmu pendidikan juga memiliki metode. Menurut Soedomo (1990 : 46 : 37) metode
dalam ilmu pendidikan meliputi :
• Metode normatif , yaitu metode penentuan konsep manusia yang diidealkan oleh pendikan
menyangkut nilai baik dan buruk.
• Metode eksplanatori, yaitu metode mengetahui kondisi dan kekuatan yang mempengaruhi
keberhasilan proses pendidikan.
• Metode teknologis, yaitu metode yang berfungsi mengungkapkan cara agar berhasil
mencapai tujuan dengan mudah.
• Metode deskriptif fenomenologis,Yaitu metode untuk mempengaruhi dan mengklarifikasi
kenyataan ditemukan hakikatnya.
• Metode hermeneutis, Yaitu metode untuk memahami kenyataan pendidikan secara kongkrit
dan historis agar makna dan struktur pendidikan menjadikan jelas.
• Metode analis kritis, yaitu metode yang digunakan untuk menganalisis secara kritis istilah-
istilah, pernyataan, konsep dan teori pendidikan.
8
2.Karakteristik Ilmu Pendidikan
Ilmu pendidikan memiliki karakteristik sebagai berikut :
a) Objek Studi: Objek material ilmu pendidikan adalah manusia (manusia sebagai
makhluk Tuhan yang berbeda hakiki dengan benda, tumbuhan dan hewan); sedangkan
objek formalnya adalah fenomena pendidikan, yaitu fenomena mendidik dan
fenomena lain yang berhubungan dengan kegiatan mendidik.
b) Metode: Ilmu pendidikan mengguanakan metode kualitatif dan atau metode
kuantitatif. Penggunaan metode tersebut tergantung pada masalah atau objek
penelitiannya.
c) Isi Ilmu Pendidikan: Sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, ilmu pendidikan dapat berupa
konsep, aksioma, postulat, prinsip, hukum, teori, dan model. Dalam hal ini ilmu
pendidikan bersifat objektif, deskriptif, preskriptif (normatif), yang disajikan secara
rinci dan sistematis. Ilmu pada umumnya bersifat deskriptif, tetapi ilmu pendidikan
tidak hanya bersifat deskriptif, melainkan juga preskriptif/normatif.
d) Fungsi ilmu pendidikan: menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol.
e) Ilmu pendidikan menggunakan ilmu-ilmu lain sebagai ilmu bantu.Sekalipun demikian,

3.Klasifikasi Ilmu Pendidikan


❖ J. Langeveld mengklasifikasi ilmu pendidikan (Ilmu Mendidik) terbagi atas :
1. Ilmu Mendidik Teoritis, yang meliputi :
a) Ilmu Mendidik Sistematis.
b) Sejarah Pendidikan.
c) Ilmu Perbandingan Pendidikan.
2. Ilmu Mendidik Praktis, yang meliputi:
a) Didaktik/Metodik.
b) Pendidikan dalam Keluarga.
c) Pendidikan Gereja (Lembaga Keagamaan).

❖ Sedangkan Redja Mudyahardjo (2001) mengklasifikasi Ilmu Pendidikan sebagai berikut :


1. Ilmu Pendidikan Makro:
a) Ilmu Pendidikan administratif.
b) Ilmu Pendidikan Komparatif.
c) Ilmu Pendidikan Historis.
d) Ilmu Pendidikan Kependudukan.
e) Ilmu Pendidikan Mikro:
2. Ilmu Mendidik Umum yang meliputi:
a) Pedagogik Teoritis.
b) Ilmu Pendidikan Psikologis.
c) Ilmu Pendidikan Sosiologis.
d) Ilmu Pendidikan Antropologis.
e) Ilmu Pendidikan Ekonomik.
3. Ilmu Mendidik Khusus:
a) Ilmu Persekolahan.
b) Ilmu Pendidikan Luar Sekolah.
c) Ilmu Pendidikan Luar Biasa/Orthopedagogik.

9
C. Definisi, Karakteristik, dan Klasifikasi Seni

1. Pengertian Seni
Seni berasal dari bahasa sansekerta yang artinya pemujaan, persembahan, dan pelayanan.
Menurut Padma Puspita, seni berasal dari bahasa Belanda “genie” dalam bahasa latin disebut
“genius” yaitu kemampuan luar biasa yang dibawa sejak lahir
Ki Hajar Dewantara mengatakan, seni merupakan perbuatan manusia yang timbul dari
hidupnya serta perasaannya yang bersifat indah sehingga dapat mengantarkan jiwa perasaan
manusia.
Seni merupakan suatu karya yang dibuat atau diciptakan dengan kecakapan yang luar biasa
sehingga menghasilkan sesuatu yang elok dan indah. Seni merupakan suatu ekspresi manusia yang
berunsurkan keindahan dan diungkapkan melalui media nyata yang dapat dinikmati oleh panca
indra manusia.
Seni pada dasarnya memiliki tujuan sebagai penyampaian komunikasi baik berupa gambar
kegiatan yang dilakukan manusia yang menggambarkan kehidupan manusia, maupun yang
lainnya. Dahulu seni juga digunkan sebagai pemujaan sehingga seni dikaitkan dengan hal-hal yang
magis, namun berbeda dengan zaman sekarang seni sudah berkembang dan nilai fungsinya juga
semkain beragam. Seni juga dapat menjadi salah satu media komunikasi antar satu dengan lainya,
dahulu seni dituangkan dalam media kanvas, tetapi sekarang media yang digunakan dalam seni
sudah semakin maju misalnya media elektronik maupun digital yang lebih banyak menciptakan
karya baru. Seni dapat digunakan dalam media pembelajaran atau pendidikan Karena seni
memiliki keberagagaman jenisnya maka seni sangat fleksibel mampu digunakan dalam segala
aspek termasuk dalam dunia pendidikan.

2. Pendidikan (Mendidik) Sebagai Seni


Pendidikan antara lain dapat dipelajari melalui ilmu pendidikan, namun demikian pendidikan
(praktek pendidikan atau mendidik) juga adalah seni. Alasannya bahwa praktek pendidikan
melibatkan perasaaan dan nilai yang sebenarnya diluar daerah Impilan jeniulmu (ilmu yang
berparadigma posotivisme). Sehubungan dengan itu, Gilbert Highet (1954) mengibaratkan
praktek pendidikan sebagaimana orang melukis sesuatu, mengarang lagu, menata sebuah taman
bunga, atau menulis surat untuk sahabat. Sedangkan menurut Galagher (1970) seni mendidik
itu merrupakan:
(1) keterampilan jenius yang hanya dimiliki oleh beberapa orang; dan
(2) mereka tidak dapat menjelaskan secara sistematis bagaimana cara mereka mempraktekan
keterampilan itu.

Praktek keterampilan diakui sebagai seni, implikasinya fungsi mendidik yang utama adalah
menghasilkan suatu karya yang utuh, unik, sejati (bukan berpura-pura. atau dibuat-buat, anak tidak
boleh dikorbankan sebagai kelinci percobaan), dan tiap pihak memperoleh manfaat. Selain itu,
pendidik harus kreatif, skenario atau persiapan mengajar hanya dijadikan rambu-rambu saja, yang
lebih penting adalah improvisasi. Pendidik harus memperhatikan minat, perhatian, dan hasrat anak
didik.
Pendidikan antara lain dapat dipelajari melalui ilmu pendidikan, namun demikian pendidikan
(praktek pendidikan atau mendidik) juga adalah seni. Alasanya bahwa praktek pendidikan
melibatkan perasaan dan nilai yang sebenarnya di luar daerah ilmu (ilmu yang berparadigma
positivisme). Sehubungan dengan itu, Gilbert Highet (1954) mengibaratkan praktek pendidikan
sebagaimana orang melukis sesuatu, mengarang lagu, menata sebuah taman bunga, atau menulis
surat untuk sahabat. Sedangkan menurut Gallagher (1970) seni mendidik itu merupakan :
1. Keterampilan jenius yang hanya dimiliki beberapa orang; dan
2. Mereka tidak dapat menjelaskan secara sistematis bagaimana mereka mempraktekan
keterampilan itu.

10
Mengajar tidaklah seperti menimbulkan reaksi kimia tetapi lebih mirip dengan melukis sebuah
gambar atau menggelar sebuah musik dengan arti bahwa di dalam mengajar itu seseorang harus
melibatkan diri didalamnya dan menyadari bahwa mengajar tidak seluruhya dikerjakan
berdasarkan formula-formula atau anda akan merusak sendiri pekerjaan anda dan murid-murid
anda serta anda sendiri (Redja M, 2011).
Pengakuan pendidikan sebagai seni, tidak harus menggoyahkan pengakuan bahwa pendidikan
dapat dipelajari secara ilmiah. Idealnya, pendidikan adalah aplikasi ilmu (ilmu pendidikan) tetapi
sekaligus pula adalah seni.
Dalam pembelajaran dikelas dengan istilah Teaching of Science and Teaching of Art mengajar
sebagai ilmu artinya bahwa pendidik diharapkan menguasai isi materi pembelajaran secara
memadai, dan Mengajar Sebagai Seni artinya behwa pendidik piawai dalam cara penyampaian isi
materi pembelajaran agar para terdidik dengan cepat dan tepat menguasai materi pembelajaran.

D. Pendidikan Sebagai Panduan Ilmu dan Seni


Menurut A.S Neil “ mendidik dan mengajar bukanlah suatu ilmu tetapi adalah seni “. Diartikan
sebagai seni adalah bagaimana kita hidup dan mengerti anak-anak seolah-olah kita menjadi seperti
anak. Menurut aliran konstruksivisme mengakui hal yang sama. Implikasi bahwa “ tugas guru
adalah membantu agar siswa mampu merekonstruksi pengetahuannya sesuai dengan situasinya
yang konkrit maka strategi mengajar perlu juga disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi murid.
Mengajar adalah merupakan seni yang menuntut bukan hanya penguasaan teknik, melainkan juga
intuisi “.
Menurut aliran konstruksivisme. Implikasinya bahwa “ tugas guru adalah membantu agar siswa
mampu merekonstruksi pengetahuannya sesuai dengan situasinya yang konkrit maka strategi
mengajar perlu juga disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi murid. Mengajar adalah merupakan
seni yang menuntut bukan hanya penguasaan teknik, melainkan juga intuisi “.
Pandangan bahwa mengajar (mendidik) tidaklah seni semata, tetapi juga ilmu dikemukakan
pula oleh Charles Silberman. Silberman mengatakan : “yakin mengajar seperti praktek kedokteran
banyak berupa seni, yang memerlukan latihan bakat dan kreativitas. Tetapi kedokteran, adalah
menjadi sebuah ilmu, karena berkenaan dengan suatu perbendaharaan teknik-teknik, prosedur-
prosedur, dan kecakapan-kecakapan yang dapat dipelajari dan diterangkan secara sistematis, dan
oleh karena itu ditransmisikan dan dikembangkan” (Redja Musyahardjo).
Pandangan pendidikan sebagai seni tidak perlu dipertentangkan dengan pandangan pendidikan
sebagai ilmu. Pendidik memerlukan ilmu pendidikan dalam rangka memahami dan mempersiapkan
suatu praktek pendidikan, namun dalam prakteknya pendidik harus kreatif, scenario atau persiapan
mengajar hanya dijadikan rambu-rambu saja, pendidik perlu melakukan improvisasi mengajar agar
peserta didik mampu memahami dengan mudah materi yang akan desampaikan salah satunya
dengan kreativitas yang menuntut adaya seni didalamnya.
Praktek pendidikan diakui sebagai seni, impilkasinya fungsi mendidik yang utama adalah
menghasilkan suatu karya yang utuh, unik, sejati (bukan pura-pura atau dibuat-buat, anak tidak
boleh dikorbankan sebagai kelinci percobaan), dan tiap pihak memperolehmanfaat. Selain itu,
pendidik harus kreatif , skenario atau persiapan mengajar hanya dijadikan rambu-rambu saja, yang
lebih penting adalah improvisasi. Pendidik harus memperhatikan minat, perhatian, dan hasrat anak
didik.
Dengan demikian pendidik memerlukan ilmu pendidikan dalam rangka memahami dan
mempersiapkan suatu praktek pendidikan. Namun dalam prakteknya pendidik harus kreatif,
skenario atau persiapan mengajar hanya dijadikan rambu-rambu saja, pendidik perlu melakukan
improvisasi dengan harus memperhatikan karakteristik anak didik. Esensinya bahwa praktek
pendidikan hendaknya merupakan perpasuan antara ilmu dan seni.

11
E. Praktek Pendidikan Sebagai Panduan Ilmu dan Seni
1. Pendidikan Sebagai Ilmu
Fenomena pendidikan dapat dipelajari melalui metode ilmiah yang menghasilkan ilmu
pendidikan yang menjadi dasar dan petunjuk dalam praktek pendidikan. Dengan dasar Ilmu
Pendidikan para pendidik dapat menyusun desain pembelajaran yang memuat tujuan, isi, metode,
teknik mengajar serta evaluasinya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa praktek pendidikan
merupakan aplikasi dalam ilmu pendidikan. Implikasi bahwa untuk menjadi seorang guru dapat
dipelajari oleh siapapun melalui ilmu pendidikan tersebut.

F. Pendidikan Sebagai Seni


Gilbert Highet dalam bukunya “ The art of teaching “ yang menyatakan bahwa buku ini “ Seni
Mengajar ” karena beliau yakin bahwa belajar itu adalah sebuah seni bukan ilmu. Menurutnya
sangatlah berbahaya mempergunakan tujuan-tujuan dan metode ilmu untuk urusan manusia sebagai
individu meskipun sistem statistik sering digunakan untuk menerangkan tingkah laku manusia
dalam kelompok yang besar dan suatu diagnosa ilmiah tentang struktur fisik manusia selalu sangat
bermanfaat. Mengajar tidaklah seperti menimbulkan reaksi kimia tetapi lebih mirip dengan melukis
sebuah gambar atau menggelar sebuah musik dengan arti bahwa di dalam mengajar itu seseorang
harus melibatkan diri didalamnya dan menyadari bahwa mengajar tidak seluruhya dikerjakan
berdasarkan formula-formula atau anda akan merusak sendiri pekerjaan anda dan murid-murid anda
serta anda sendiri (Redja M, 2011). Dengan demikian pendapat ini sangat bertentangan dengan
pendapat sebelumnya tentang pendidikan sebagai ilmu.

12
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu merupakan usaha untuk memahami meyakini ataupun menyelidiki sesuatu yang
terdapat dalam kehidupan manusia, ilmu dijadikan pedoman atau dasar pendidikan yang harus
dimiliki untuk membentuk kepribadian, pemikiran, pengetahuan pada diri seseorang, dalam
prakteknya bisa dilakukan dengan berbagai cara agar peserta didik dapat memahami materi
yang diberikan dengan mudah, salah satunya dengan seni, seni dalam pendidikan sangat-lah
diperlukan apalagi di zaman modern, zaman perkembangan teknologi, anak lebih senang
dengan metode pembelajaran yang menyenangkan tidak membosankan. Maka dalam
pemberian materi pendidik dituntut agar kreativ, kreativitas datat didapat dengan seni.
Jadikanlah pengajaran sebagai seni, tentu seni yang memberikan ilmu pengetahuan.
Istilah ilmu berasal dari kata alima (bahasa arab) yang berarti pengetahuan. Ilmu memiliki
karakteristik, yaitu : objek studi, metode ilmiah, isi ilmu, fungsi ilmu. Klasifikasi jenis ilmu
antara lain diklasifikasikan ke dalam : Natural science dan human science, atau ada juga yang
mengklasifikasikan kedalam natural science, social science, behavioral science, dan formal
science. Bahkan ada pula yang mengklasifikasikan ilmu menjadi ilmu murni dan ilmu
terapan.
Ilmu pendidikan adalah system pengetahuan tentang fenomena pendidikan yang dihasilkan
melalui riset dengan menggunakan metode ilmiah.Ilmu pendidikan memilki karakteristik
yaitu : objek studi, metode kualitatif dan atau kuantitatif, Isi ilmu pendidikan, dan Fungsi ilmu
pendidikan. Ada 2 teori tentang mengklasifikasi ilmu pendidikan, yaitu : 1.Ilmu Mendidik
Teoritas dan Praktis, dan 2. Ilmu Pendidikan Makro dan Mikro.
Pendidikan sebagai seni data dipahami bahwa praktek pendidikan melibatkan perasaan dan
nilai yang sebenarnya diluar daerah ilmu, yang mengibaratkan praktek pendidikan
sebagimana orang melukis sesuatu, mengarang lagu, menata sebuah taman bunga, atau
menulis surat untuk sahabat.
Ilmu pendidikan merupanakan landasan dan petunjuk tentang cara melaksanakan pendidika,
sedangkan Studi pendidikan adalah upaya yang dilakukan seserang dalam rangka memahami
pendidikan atau menghasilkan sisten konsep pendidikan .Praktek Pendidikan sebagai paduan
ilmu dan seni dapat diartikan sebagai : Pendidikan sebagai ilmu, Pendidikan sebagai Seni,
dan Pendidikan sebagai Paduan Ilmu dan Seni.

B. Saran
1. Dengan penulisan makalah ini penulis berharap lembaga pendidikan dalam hal ini para
pendidik mampu melaksanakan proses pembelajaran guna mempersiapkan segaa sesuatunya
ulai dari objek, metode, isi,bahkan fungsinya supaya tujuan pendidikan itu bisa dicapai
dengan baik dan bukan hanya sebagai ilmu melainkan sebagai sebi sehingga pendidik dapat
berkreasi di dalam mengajarnya. Sehingga anak didik tersebut dapat merasakan kenyamanan
di dalam kegiatan belajar mengajar dan menghilangkan rasa bosan dan jenuh dalam
pembelajaran
2. Di dalam pelaksanaan proses pembelajaran seorang pendidik hendaknya harus
mempersiapkan segala sesuatunya mulai dari objek, metode, isi bahakan fungsinya supaya
tujuan pendidikan itu bisa tercapai dengan baik dan juga dalam pendidikan itu harus dijadikan
bukan hanya sebagai ilmu namun harus dijadikan sebagai seni sehingga pendidik dapat
berkreasi di dalam mengajarnya, sehingga anak didik tersebut dapat merasakan kenyamanan
di dalam kegiatan belajar mengajarnya dan mengindahkan rasa bosan dan jenuh dalam
pembelajaran.

13
DAFTAR PUSTAKA

Tafsir, Ahmad .2006.Filsafat Pendidikan Islami. Bandung:Rosdakarya.

Kartadinata ,Sunaryo,dkk. Landasan Landasan Pendidikan .Jakarta:Ditjen Depdikbud.

Langgulung,Hasan . 2000. Manusia Pendidikan ,Jakarta:PT Al-Husan zikra.

Syaripudin ,Tatang dan Nur’aini .2006. Landasan Pendidikan .Bandung :UPI prres.

Ruswandi,Uus dkk.Landasan Pendidikan .Bandung :CV Insan Mandiri .

14

You might also like