You are on page 1of 12

KARYA TULIS ILMIAH

“GANJA DAN EKSISTENSINYA DI INDONESIA”

Disusun guna memenuhi UTS mata kuliah Bahasa Indonesia


Dosen pengampu : Nadhifa Indana Zulfa Rahman

Nama : Candra purnama aji


NPM : 2110631170006

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 2
A.Latar Belakang …………………………………………………………..2
B.Rumusan Masalah ……………………………………………………….2
C.Tujuan …………………………………………………………………...3
D.Manfaat ………………………………………………………………….4
BAB II TEKS UTAMA ……………............................................................5
BAB III PENUTUP ……………………………………………………….10
KESIMPULAN ……………………………………………………………10
SARAN ……………………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..11
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ganja merupakan satu dari sekian obat-obatan terlarang yang ada di dunia dan
digolongkan sebagai narkotika golongan satu menurut perundang-undangan
yang berlaku sejak tahun 1976 berdasarkan undang-undang Nomor 9 Tahun
1976. Seperti narkotika jenis lainnya ganja memiliki efek samping yang
membahayakan hingga dapat merenggut nyawa penggunanya.ganja biasa
dibawa ke Indonesia melalui imfor dari luar negri atau ditanam dilahan yang
subur di hutan,tapi dahulu kala ganja justru merupakan hal yang biasa bagi
masyarakat Indonesia dan merupakan termasuk kedalam barang yang diperjual
belikan secara illegal.akan tetapi dizaman sekarang tindakan tersebut
merupakan tindakan illegal dan termasuk kedalam hukuman mati bagi yang
mencoba menjual atau menyebarkannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di rumuskan beberapa


rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan ganja?
2. Bagaimana hubungan ganja dengan masyarakat Indonesia di zaman dahulu?
3. Bagaimana tindakan yang tepat dilakukan oleh pemerintah?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Memberikan Wawasan mengenai bahaya narkotika
2. Penanaman Pendidikan hukum mengenai obat-obatan terlarang
3. Menanamkan nilai-nilai positif agar tidak mudah terjerumus ke dalam narkoba
D. Manfaat

Manfaat Penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Memahami Wawasan tentang Narkotika
Pembaca diharapkan mendapatkan pengetahuan mengenai tentang jenis-jenis
narkotika yang ada serta efek buruk yang ada karena narkotika ini.serta dapat
mengetahui ancaman hokum yang ditimbulkan.
2. Dapat membuka wawasan
Dari makalah ini diharapakan pembaca dapat mengetahui sejarah ganja atau
narkotika dalam sudut pandang yang berbeda sehingga mengetahui sebab-sebab
dari di ilegalkannya ganja
3. Dapat mengetahui dampak buruk narkotika
Pembaca diharapkan mengetahui dampak buruk dari ganja atau narkotika baik
dampak ke dalam diri sendiri atau dampaka dari masyarakat itu sendiri.
BAB II TEKS UTAMA
A. Pengertian Narkotika

Narkoba,Narkotika atau Psikotropika merupakan zat adiktif dalam dunia


medis dengan tujuan, ekspansi dunia medis namun memiliki efek yang berbahaya
bagi tubuh. Dan dapat memengaruhi kondisi kesehatan hingga berujung kematian.

Mewartakan dari laman BNN (Badan Narkotika Nasional) narkoba atau


narkotika juga dapat juga dapat diartikan sebagai zat atau obat bersifat alamiah,
sisntetis, maupun semi sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran,
halusinasi, serta daya rangsang.obat-obatan tersebut juga dapat mengekibatkan
ketergantugan atau kecanduan berlebih bagi penggunanya. Akan tetapi
pemanfaatan obat-obatan itu dalam dunia medis dimanfaatkan sekiranya obat
penghilang rasa sakit atau pun Pereda nyeri ,tetapi beberapa pengguna
menggunakan zat zat tersebut secara berlebihan sehingga menimbulakan efek
yang buruk bagi tubuh.

Oleh karena itu karena Narkotika merupakan obat-obatan terlarang dan


apabila ada pengguna pengguna yang menyalahgunakan zat ini bisa dikenakan
jeratan hukum, hukum yang dikenakan bagi penyalahgunaan narkoba terdapat
dalam Pasal 127 ayat (1) UU Narkotika dan bagi pengedar bisa dikenakan sanksi
yang terdapat dalam Pasal 111 sampai dengan 126 UU Narkotika.

B. Golongan Narkotika

a) Narkotika Golongan I

Dalam penggunaannya narkotika golongan I terbatas penggunaannya


untuk tujuan ekspansi dunia medis, serta dilarang penggunaannya bagi
terapi, dikarenakan narkotika golongan I beresiko tinggi ketergantungan
obat.

Beberapa contohnya: Kokain, Heroin, Katinon, Ganja, MDMDA/Ekstasi,


Jicing dan juga 65 narkotika lainnya

b) Narkotika Golongan II

Golongan narkotika II merupakan pilihan terakhir dalam pengobatan jika


dalam keadaan mendesak. Selain dipergunakan untuk terapi dan atau
untuk ekspansi dunia medis. Serta beresiko tinggi ketergantungan.

Beberapa contohnya: Metadon, Petidin, Fetanil.


c) Narkotika Golongan III

Untuk narkotika golongan III merupakan narkotika berkhasiat dalam


penyembuhan dan sering dipergunaka di berbagai terapi serta ekspansi
dunia medis , tentu saja dengan anjuran para ahli agar tidak
disalahgunakan, dan narkotika golongan ini hanya memiliki resiko ringan
berakibat ketergantungan

Beberapa contohnya: Nikodina, Polkodina, Propiram, Kodein,


Buprenorfin, Etilmorfina. Dan belasan lainnya.

C. Efek Buruk Dari Narkotika

a) Dehidrasi

Akibat dari kecanduan obat-obatan tersebut,berkurangnya keseimbangan


elektorit sehingga cairan di dalam tubuh berkurang.jika dibiarkan,tubuh
akan merasakan kejang-kejang, mulai berhalusinasi, berperilaku agresif,
dan dada akan terasa sesak. Dan juga dapat mengakibatkan kerusakan
pada otak jika dampak nya jangka panjang

b) Halusinasi

Salah satu efek yang sering terjadi adalah halusinasi terutama bagi
pengguna ganja. Dan apabila penggunaannya dalam dosis berlebih bisa
berakibat, mual, muntah serta gangguan kecemasan.

c) Menurunnya Tingkat Kesadaran

Efek dari penggunaan berlebih dapat membuat tubuh pengguna tidak


sadarkan diri bahka sulit untuk bangun dan berakibat ketidakselarasan
anggota tubuh,mengalami kebingungan dan berubahnya perilaku..

d) Kematian

Kematian merupakan akhir bagi pengguna obat-obatan terlarang dan


merupakan akibat dari overdosis akibat dari penggunaan obat secara
berlebih,seperti sabu-sabu, opium yang diteruskan penggunaannya.

Efek buruk dari narkotika di atas merupakan sebagian, dari berbagai efek
buruk yang terjadi apabila kita menggunakannya, dan masih banyak lagi
efek buruk yang dapat di alami oleh tubuh kita.
D. Pengertian Ganja

Ganja atau dalam istilah ilmiah “Cannabis Sativa” dan termasuk obat-
obatan golongan satu yang beresiko tinggi mengakibatkan
halusinasi,berkurangnya kesadaran, memabukkan serta ketergantungan.

Ganja merupakan sejenis tumbuhan medis yang banyak akan serat namun
biji ganja mengandung zat narkotika yang berbahaya, yaitu kandungan berupa
THC yang membuat pemakainya merasakan sensasi euphoria atau keadaan
dimana pengguna merasakan senang yang berkepanjangan.

Ganja merupakan tanaman yang tumbuh semusim dan dapat tumbuh


hingga mencapai 2 menter. Bentuk daunnya menjari serta berbeda jenis kelamin
bunga di tiap tanamannya.Bunganya berada di ujung ranting dalam dompolon
dengan ukuran bunga yang kecil-kecil. Linkungan yang sesuai untuk ganja
tumbuh berada di pegunungan berketinggian diatas permukaan laut yang
mencapai 1.000 meter. Daun ganja oleh penggunanya biasa dibuat menjadi rokok
mariyuana.

E. Sejarah Ganja Di Indonesia

a. Gambaran umum penggunaan ganja di Indonesia

Ganja di Indonesia sudah bukan merupakan hal asing di Indonesia di


Aceh, pada masa dahulu kala banyak pedagang dari bebagai negeri
termasuk dari gujarat, menggunakan ganja sebagai alat pertukaran untuk
mendapatkan jenis-jenis rempah lainnya seperti pala, jahe, vanilla, dan
banyak lagi.bukan hanya itu di nusantara bagian timur juga ganja
diperkerikan para pedagang diperkirakan ganja juga dibawa sampai
kesana, seperti maluku yang saat itu menjadi pusat rempah-rempah dunia.

Dalam kamus sejarah Indonesia menyebutkan bahwa ganja atau


“Cannabis Sativa” daerah danau diperbatasan Iran,Azerbaijan,dan tiga
negara lainnya yang lebih dikenai dengan laut kaspia,namun ada juga yang
bependapat bahwa pada abad ke-10 ganja sendiri sudah lama ada di jawa.
Meski pada masa itu penggunaan ganja tidak terlalu umum seperti betel
dan opium, tetapi dalam kamus disebutkan bahwa ganja digunakan
sebagai bahan minuman keras dan juga sumber sera. Pada masa
penjajahan Para penulis belanda juga mencatat bahwa ganja atau bang di
wilayah aceh daun ganja merupakan bahan untuk dibakar dengan
tembakau.

Dalam masyarakat Indonesia dulu kala ganja merupakan tanaman yang


dikenal dapat meningkatkan nafsu makan dan karena ganja sendiri
memiliki efek yang sama dengan opium, ganja menjadi pilihan kedua
setelah opium. Dalam laporan The Useful Plants of the Dutch East indies ,
di kemukakan bahwa untuk membuat rokok ganja, daun ganja dicincang
dan direndam kemudian dikeringkan dan di linting menggunakan daun
palem nipa hingga akhinya dibakar. Dan para masyarakat setempat
percaya bahwa untuk menghasilkan efek dari ganja yang lebih kuat ,daun
ganja yang sudah kering dibungkus dengan daun jagung ataupun pisang.

Dalam sejarahnya ganja biasa tumbuh di pulau sumatera bagian utara,


akan tetapi tanaman ganja juga tumbuh di tempat lain di hindia belanda
yang tertulis dalam beberapa dokumen, seperti Batavia dan Ambon, ganja
pada akhir abad ke-19 sepertinya belum terlalu dikenal di masyakat jawa
pada saat itu, akan tetapi dengan adanya istilah-istilah dalam masyarakat
setempat seperti ganja, gandja, atau gendji, muncul asumsi bahwa ganja
telah dibudidayakan di pulau jawa.juga rupanya Para pemilik toko atau
warung biasa merokok menggunakan daun ganja dan opium yang dilinting
menggunakan daun pisang yang aroma dan efeknya narkotiknya lebih
kuat.dibandingkan orang-orang belanda tembakau yang memiliki efek
lebih kuat lebih disukai oleh penduduk pribumi.

Disisi lain seorang ahli botani jerman-Belanda,G. E. Rumphius men-


dokumnentasikan budidaya dan penggunaan ganja di Ambon, beliau
dalam bukunya Herbarium Amboinense (diterbitkan pada tahun 1741)
menulis tentang penggunaan rekreasi dan medis dari Cannabis Indica dan
terkadang Cannabis Sativa.Daripada di daratan Hindia ganja kurang
umum di budidayakan di kepulauan di Indonesia.akan tetepi biji ganja
yang didapatkan dari jawa masih dibudidayakan di ambon.akar ganja di
ambon digunakan untuk mengobati gonorea, dan ganja bisa diseduh
sebagai teh dengan menggunakan daunnya serta dicampur dengan pala,teh
ini dikonsumsi untuk mengurangi gannguan asma,nyeri dada pleuretik dan
sekresi empedu. Selain itu, untuk rekreasional teh yang diolah dengan
daun ganja kering dikonsumsi untuk meningkatkan rasa kesejahteraan
yang oleh penduduk setempat disebut dengan hayal, mirip dengan kata
Indonesia modern khayal (keadaan berimajinasi atau berfantasi).di antara
masyarakat muslim sendiri Rumphius mengamati, daun ganja, yang
dibakar dengan tembakau bisa menghasilkan efek bervariasi mulai dari
agresi sampai dengan rasa sedih melankoli.

Ganja di di hindia belanda akhir abad ke-19 sering muncul di iklan


surat kabar berbahasa belanda, dengan tujuan promosi pengobatan ganja
banyak diiklankan sebagai obat bagi penderita asma, batuk dan penyakit
tenggorokan, kesulitan bernafas dan sulit tidur. Tetapi perlu diingat,
bagaimanapun, bahwa iklan-iklan tersebut pada umumnya di promosikan
bagi masyakat eropa yang berada di Hindia Belanda, mengingat
penggunaan ganja secara medis yang umum di eropa pada waktu itu.
b. Bentuk-bentuk Awal pelarangan Ganja di Indonesia

Pada tahun 1912 diselenggarakan Konferensi Opium Internasional di Den


Haag, Belanda sebagai bentuk kekhawatiran terkait hemp Hindia atau
Indian hemp (sebagaimana ganja seringkali disebut pada abad-abad
sebelumnya). Hasil dari Konvensi Opium Internasional Tahun 1912 ini
dilampirkan dalam sebuah catatan dimanan bahwa konfrensi tersebut
bahwa diperlukan studi mengenai peredaran ganja dan bertujuan untuk
meregulasi berbagai tindakan penyalahgunaan. Lalu seorang Kepala dari
Laboratorium Farmakologis Departemen Pertanian, industri dan
perdagangan Hindia Belanda Willem G. Boorsma di instruksikan oleh
pemerintah kolonial, dibuat studi untuk memeriksa tentang situasi ganja di
hindia belanda timur. Akan tetapi karena tidak terlalu ditemukan secara
siginfikan mengenai ganja,tetapi konsumsi secara luas terbatas di aceh
serta bagian timur dan barat sumatera. Sedangkan hanya ada budidaya
dalam skala kecil untuk konsumsi pribadi. meskipun tidak ada langkah-
langkah spesifik dari hasil studi ini, pemerintah kolonial tetap melakukan
peningkatan pengawasan terhadap budidaya ganja, dengan menetapkan
administrator daerah di mana tanaman ganja ditemukan, dan diwajibkan
untuk memberi laporan tahunan mengenai situasi ganja di daearahnya
masing-masing.

Akan tetapi, pemerintah belanda pada tahun 1927 melalui penerapan


Verdoovende Middelen Ordonnati. memutuskan untuk membatasi akses
ganja di Hindia belanda dan juga merupakan buntut dari banyaknya
pendukungan pelarangan ganja dalam skala internasional.selain itu
peraturan sistem otorasi espor dan impor diberlakukan guna membatasi
peredaran ganja di hindia belanda,merupan buntut dari hasil diadakannya
konvensi opium internasional. Konsumsi, produksi dan monopoli ganja
merupakan fokus utama dalam dekrit tersebut, tetapi hal yang di aceh juga
sudahditerapkan undang-undang tentang ganja,yaitu apabila seseorang
memilki kepemilikan,budidaya dan penjualan ganja dapat dikenakan
hukuman berupa denda 100 guiilders.dan pada tahun 1930-an peningkatan
penangkapan yang berhubungan dengan ganja mulai diberlakukan dan
pada masa itu otoritas kolonial meningkatkan upaya penegakan hukum
mereka.
c. Kerangka Hukum saat ini

Semua unsur ganja merupakan narkotika golongan I, bersama dengan jenis


zat psikoaktif lainnya seperti heroin, kokain, dan metamfetamin,berdasar-
kan undang-undang tentang narkotika tahun 2009.dan merupakan
kategorisasi dari konvensi Tunggal PBB tahun 1961.dalam wacana no
toleransi (zero tolerance) dan penyamarataan efek narkotika, ganja jarang
sekali dibahas secara terpisah sebagai jenis zat tersendiri.

Undang-undang tahun 2009 sendiri menurut beberapa pakar napza di


Indonesia, telah dengan sengaja dirancang oleh pemerintah ,bagi para
pengguna dan pencandu napza, yang lebih memprioritaskan rehabilitasi
(lebih dari penuntutan), tidak seperti undang-undang periode sebelumnya
yang memandang pengguna napza sebagai pelaku kriminal.mantan kepala
BNN, Anang Iskandar, memperkuat pandangan ini, yang menyatakan,
pengguna napza tidak lagi dianggap sebagai tindak pidana serius,dan
dengan demikian, hukuman yang diberikan tidak akan melebihi empat
tahun hukuman penjara.dalam undang-undang anti-narkotika (pasal 54 UU
35/2009), menyatakan secara ekspilisit bahwa pengguna napza wajib
untuk melaporkan diri dan mengikuti program rehabilitasi medis maupun
sosial.dan orang tua dari pengguna napza untuk memulai proses ini
sebagai sebuah pelengkap dalam sebuah pasal.

Akan tetapi beberapa pasal undang-undang anti-narkotika dapat


ditemukan ambiguitas dan sering menimbulkan multi-tafsir.oleh karena
itu,pemegang kekusaan hukum yang memegang kasus,dan beberapa
kondisi lainnya, merupakan factor terpenting dalam pelakasanaan pasal-
pasal tersebut.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Narkotika merupaka zat adiktif yang dapat merusak kesehatan tubuh kita,
narkotika dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan dan kemampuan berfikir bagi
yang menggunakannya, efek lain dari narkotika ialah seperti,halusinasi, dehidrasi,
ketergantungan hingga mengakibatkan kematian, narkotika sendiri terbagi
menjadi tiga golongan, golongan I yaitu yang dilarang keras penggunaanya juga
biasa di selundupkan oleh para bandar narkoba, golongan II yang bisa dipakai
untuk ekspansi di bidang medis dan di dalam keadaan genting dalam pengobatan,
dan golongan III yang biasa kita temui dalam pengobatan medis untuk
pengobatan tentu dengan pengawasan para ahli.
Ganja termasuk kedalam narkotika golongan I yang dilarang keras
peredarannya di masyarakat dan hanya digunakan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan saja, ganja memiliki efek halusinasi yang kuat dan dapat membuat
penggunanya cenderung agresif, akan tetapi meskipun begitu, nyatanya ganja
sudah ada di Indonesia dari zaman dahulu kala, kedatangan ganja di Indonesia,
dimulai dari pedagang dari Gujarat india yang berdagang di sumatera terutama di
aceh, mereka menggunakan ganja sebagai alat transaksi untuk mendapatkan
rempah-rempah lainnya, seperti, kopi, cengkeh, pala dan yang lainnya.tidak hany
di aceh ganja juga sampai ke ambon dan disana penduduk setempat menyeduh
ganja seperti teh dari daun ganja yang sudah dikeringkan. pada masa kolonial
ganja sering muncul di koran berbahasa belanda yang mengiklankan mengenenai
rokok ganja yang ditujukan kepada masyarakat eropa pada masa itu.lalu
kemudian karena sangat kuat efek dari penggunaan ganja tersebut maka
pemerintah colonial belanda,memberlakukan hukum bagi siapa saja yang,
menggunakan, menyimpan dan menjual ganja tersebut.sekarang pun ganja
merupakan obat-obatan yang dilarang penggunaannya dan bagi siapa saja yang
menggunakan, menyimpan ,dan menjual akan dikenakan hukukam sesuai dengan
hukuman yang berlaku , serta bagi pengguna dapat di utamakan untuk melakukan
proses rehabilitasi bagi penggunanya.

B. Saran
Kita sebagai masyarakat indonsia, seharusnya tidak hanya tahu bahwa
narkoba dan ganja sudah lama ada di tengah masyarakat kita, dan kita mesti tahu
tidak hanya tentang efeknya tapi dari rupa, bentuk dan jenis narkotika itu seperti
apa sehingga kita bisa menghindari atau bahkan melaporkan apabila ada bentuk
penyalahgunaan narkotika tersebut.
C. Daftar Pustaka
(https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/2698073/kenali-golongan-dan-jenis-
narkotika, n.d., #)

(https://www.tni.org/files/publication-downloads/dpb_44_web_def_bahasaindone
sia.pdf, n.d., #)
(https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51441909, n.d., #)
(https://www.hukumonline.com/klinik/a/ini-aturan-tentang-penggolongan-
narkotika-di-indonesia-lt5bed2f4b63659, n.d., #)

You might also like