You are on page 1of 11

Putusan Nomor : PUT-105644.15/2013/PP/M.

IIB Tahun 2018

Jenis Pajak : PPh Badan

Tahun Pajak : 2013

Pokok Sengketa : Koreksi atas biaya overhead site-dapur/mess sebesar


Rp435.252.536,00 yaitu atas Biaya overhead site –
dapur/mess terdiri dari:
1. Biaya dapur kantor sebesar Rp123.037.370,00
2. Biaya dapur mess sebesar Rp130.763.368,00
3. Biaya jamuan tamu sebesar Rp55.647.950,00
4. Biaya konsumsi olah raga sebesar Rp46.856.500,00
5. Biaya konsumsi sosialisasi sebesar Rp34.537.267,00
6. Biaya konsumsi syukuran sebesar Rp66.055.000,00

K
7. Biaya pembelian ATK sebesar Rp89.000,00
8. Biaya pembelian oleh-oleh sebesar Rp9.213.500,00

JA
9. Biaya konsumsi perjalanan dinas sebesar
Rp1.291.000,00
10. Faktor Pengurang Biaya Overhead Site - Dapur/Mess
PA
(Alokasi cost ke entitas lain dalam satu group sebesar
Rp32.238.419,00)
N
1. Biaya dapur kantor sebesar Rp123.037.370,00
LA

Menurut Terbanding

bahwa berdasarkan penelitian bukti pengeluaran, diketahui biaya ini merupakan biaya
pembelian soft drink, aqua untuk keperluan rapat, biaya pembelian bahan makanan mentah
I

untuk makanan tamu-tamu yang tinggal di mess tamu, biaya jamuan makan tamu, biaya
AD

konsumsi kunjungan/meeting dengan pihak induk/holding atau pihak eksternal lainnya, biaya
konsumsi buka puasa bersama, biaya konsumsi meeting Bipartit, biaya konsumsi meeting
SPSI, biaya konsumsi meeting koordinasi dengan holding dan afiliasi lainnya, biaya konsumsi
meeting PPIC (production planning and inventory control);
NG

bahwa Biaya konsumsi dapur kantor juga terkait rapat/meeting yang diikuti karyawan Pemohon
Banding sendiri dan juga jamuan tamu dari pihak luar (seperti kantor induk/holding)

Terkait dengan biaya konsumsi dengan karyawan Pemohon Banding


PE

bahwa berdasarkan Pasal 2 huruf a PMK 83/PMK.03/2009 mengatur bahwa pemberian natura
yang dapat dikurangkan sebagai biaya pemberi kerja dan bukan merupakan penghasilan bagi
pegawai yang menerima adalah pemberian atau penyediaan makanan dan/atau minuman bagi
SELURUH PEGAWAI yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan. Berdasarkan ketentuan
hukum sebagaimana tersebut di atas, menurut Terbanding atas konsumsi yang terkait dengan
pegawai Pemohon Banding merupakan pemberian natura yang TIDAK dapat dibebankan
sebagai biaya karena penyediaan makanan dan atau minuman ini hanya diberikan pada saat
terjadi kegiatan saja. (tidak dilakukan secara terus menerus setiap hari kerja) cfm. Pasal 9 ayat
(1) huruf e UU PPh dan PMK 83/PMK.03/2009;

Terkait dengan konsumsi dengan pegawai pihak holding/induk atau pihak eksternal lainnya.

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 9 ayat (1) huruf e UU PPh, jelas mengatur bahwa
penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan dan jasa (pihak eksternal) yang
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, tidak dapat dibebankan secara fiskal.
Pemberian natura kepada pihak eksternal yang terkait dengan pemberian jasa saja dikoreksi
secara fiskal, apalagi pemberian natura kepada pihak eksternal Lainnya yang tidak terkait
dengan pemberian jasa, sudah seharusnya dikoreksi

bahwa Terbanding tetap mempertahankan koreksi biaya ini karena merupakan pemberian
natura kepada pegawai maupun pihak Lainnya cfm. Pasal 9 ayat (1) huruf e UU PPh dan PMK
83/PMK.03/2009 dan bukan merupakan penghasilan bagi pihak yang menerima;

Menurut Pemohon Banding

bahwa biaya dapur kantor ini merupakan biaya yang dibebankan oleh Pemohon Banding dalam
rangka biaya pembelian soft drink, aqua untuk keperluan rapat, biaya pembelian bahan
makanan mentah untuk makanan tamu-tamu yang tinggal di mess tamu, biaya jamuan makan
tamu, biaya konsumsi kunjungan/meeting dengan pihak induk/holding atau pihak eksternal
lainnya, biaya konsumsi buka puasa bersama, biaya konsumsi meeting Bipartit, biaya konsumsi
meeting SPSI, biaya konsumsi meeting koordinasi dengan holding dan afiliasi lainnya, biaya
konsumsi meeting PPIC (production planning and inventory control);

bahwa biaya pembelian makanan dan minuman untuk keperluan rapat baik rapat dengan pihak

K
internal, holding maupun pihak eksternal lainnya merupakan biaya yang umum dikeluarkan oleh
Pemohon Banding maupun perusahaan lainnya baik itu di wilayah perkotaan bahkan di wilayah

JA
terpencil seperti perkebunan milik Pemohon Banding. Terkait dengan kegiatan yang diadakan
antara lain seperti meeting Bipartit (meeting antara Manajemen dengan karyawan), meeting
SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia), meeting PPIC (Production Planning and Inventory
PA
Control) merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha dan
Pemohon Banding;

bahwa berdasarkan penjelasan tersebut, Pemohon Banding berharap Koreksi biaya dapur
kantor sebesar Rp123.037.370,00 dapat dibatalkan;
N

Menurut Majelis
LA

bahwa yang menjadi sengketa adalah koreksi biaya dapur kantor sebesar Rp123.037.370,00
yang tidak disetujui Pemohon Banding;
I

bahwa berdasarkan fakta di persidangan, Majelis mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:


AD

- bahwa Pemohon Banding memiliki Surat Keterangan Daerah Terpencil No. KEP-
44/WPJ.19/2009 tanggal 1 Mei 2009 tentang Perpanjangan Penetapan sebagai Daerah
Terpencil;
NG

- bahwaberdasarkan penelitian bukti pengeluaran, diketahui biaya ini merupakan biaya


pembelian soft drink, aqua untuk keperluan rapat, biaya pembelian bahan makanan mentah
untuk makanan tamu-tamu yang tinggal di mess tamu, biaya jamuan makan tamu, biaya
konsumsi kunjungan/meeting dengan pihak induk/holding atau pihak eksternal lainnya,
PE

biaya konsumsi buka puasa bersama, biaya konsumsi meeting Bipartit, biaya konsumsi
meeting SPSI, biaya konsumsi meeting koordinasi dengan holding dan afiliasi lainnya,
biaya konsumsi meeting PPIC (production planning and inventory control).

- biaya konsumsi dapur kantor juga terkait rapat/meeting yang diikuti karyawan Pemohon
Banding sendiri dan juga jamuan tamu dari pihak luar (seperti kantor induk/holding)

bahwa dengan demikian berdasarkan pemeriksaan dalam persidangan, penjelasan Terbanding


dan Pemohon Banding dalam persidangan, Majelis berkesimpulan bahwa biaya dapur kantor
merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, yang dapat
dibebankan sebagai biaya;

bahwa sehingga Majelis berpendapat bahwa koreksi biaya dapur kantor sebesar
Rp123.037.370,00 tidak dapat dipertahankan;

2. Biaya dapur mess sebesar Rp130.763.368,00

Menurut Terbanding
bahwa berdasarkan penelitian terhadap bukti pengeluaran, dapat diketahui bahwa biaya dapur
mess ini terdiri dari:
 sebagian besar adalah untuk biaya belanja bahan makanan mentah di pasar, untuk diolah
menjadi makanan untuk keperluan jamuan makan tamu-tamu yang menginap di mess baik
dari pihak holding/induk/afiliasi, maupun pihak eksternal seperti dari Pertamina, Disnaker,
Koran Sindo, Hyperkes, ISPO, instruktur guru.
 Pembelian snack, soft drink, buah-buahan untuk jamuan tamu di mess
 Pembelian alat terkait keperluan mess, perlengkapan dapur, peralatan mandi, kebersihan,
baygon.

bahwa mengacu pada ketentuan Pasal 9 ayat (1) huruf e UU PPh, jelas mengatur bahwa
penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan dan jasa (pihak eksternal) yang
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan…, tidak dapat dibebankan secara fiskal.
Pemberian natura kepada pihak eksternal yang terkait dengan pemberian jasa saja dikoreksi
secara fiskal, apalagi pemberian natura kepada pihak eksternal lainnya yang tidak terkait
dengan pemberian jasa, sudah seharusnya dikoreksi;

K
bahwa ketentuan Pasal 9 ayat (1) huruf e UU PPh ini berlaku untuk pemberian natura baik
untuk pihak internal, maupun pihak eksternal;

JA
bahwa berdasarkan fakta yang ada sesuai dengan uraian bukti pengeluaran, biaya tersebut
merupakan penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan
PA
dalam bentuk natura yang diberikan kepada pihak eksternal, sehingga tidak dapat dibebankan
secara fiskal cfm. Pasal 9 ayat (1) huruf e UU PPh jo. PMK 83/PMK.03/2009 dan sebagai kecil
merupakan biaya yang tidak terkait untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan;

Menurut Pemohon Banding


N

bahwa biaya dapur mess merupakan biaya yang dikeluarkan oleh Pemohon Banding untuk
LA

membeli bahan makanan dan minuman termasuk perlengkapan mess lainnya untuk
kepentingan tamu yang menginap di Mess Pemohon Banding. Mess Pemohon Banding dikelola
oleh satu orang penjaga Mess dimana penjaga mess tersebut merupakan karyawan dari
Pemohon Banding yang bertugas menyiapkan konsumsi, memelihara mess dan hal lain yang
I

berkaitan dengan mess. Bahwa biaya mess ini merupakan salah satu bentuk keharusan yang
AD

wajib dikeluarkan oleh Pemohon Banding untuk kepentingan tamu dimana tamu tersebut
berkunjung untuk tujuan usaha/bisnis. Pemohon Banding kesulitan dalam membuat daftar
nominatif dikarenakan penyediaan bahan makanan tersebut diperuntukkan untuk seluruh tamu
yang menginap di mess;
NG

bahwa berdasarkan penelitian terhadap bukti pengeluaran, dapat diketahui bahwa biaya dapur
mess ini terdiri dari:
 sebagian besar adalah untuk biaya belanja bahan makanan mentah di pasar, untuk diolah
menjadi makanan untuk keperluan jamuan makan tamu-tamu yang menginap di mess baik
PE

dari pihak holding/induk/afiliasi, maupun pihak eksternal seperti dari Pertamina, Disnaker,
Koran Sindo, Hyperkes, ISPO, instruktur guru.
 Pembelian snack, soft drink, buah-buahan untuk jamuan tamu di mess
 Pembelian alat terkait keperluan mess, perlengkapan dapur, peralatan mandi, kebersihan,
baygon.

bahwa berdasarkan penjelasan tersebut, Pemohon Banding berharap Koreksi Biaya dapur
mess sebesar Rp130.763.368,00 dapat dibatalkan;

Menurut Majelis

bahwa yang menjadi sengketa adalah koreksi biaya dapur mess sebesar Rp130.763.368,00
yang tidak disetujui Pemohon Banding;

bahwa berdasarkan fakta di persidangan, Majelis mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

- bahwa Pemohon Banding memiliki Surat Keterangan Daerah Terpencil No. KEP-
44/WPJ.19/2009 tanggal 1 Mei 2009 tentang Perpanjangan Penetapan sebagai Daerah
Terpencil;

- bahwa Biaya dapur mess merupakan biaya yang dikeluarkan oleh Pemohon Banding untuk
membeli bahan makanan dan minuman termasuk perlengkapan mess lainnya untuk
kepentingan tamu yang menginap di Mess Pemohon Banding. Mess Pemohon Banding
dikelola oleh satu orang penjaga Mess dimana penjaga mess tersebut merupakan
karyawan dari Pemohon Banding yang bertugas menyiapkan konsumsi, memelihara mess
dan hal lain yang berkaitan dengan mess. Bahwa biaya mess ini merupakan salah satu
bentuk keharusan yang wajib dikeluarkan oleh Pemohon Banding untuk kepentingan tamu
dimana tamu tersebut berkunjung untuk tujuan usaha/bisnis. Pemohon Banding kesulitan
dalam membuat daftar nominatif dikarenakan penyediaan bahan makanan tersebut
diperuntukkan untuk seluruh tamu yang menginap di mess.

- bahwa berdasarkan penelitian terhadap bukti pengeluaran, dapat diketahui bahwa biaya
dapur mess ini terdiri dari:
 sebagian besar adalah untuk biaya belanja bahan makanan mentah di pasar, untuk

K
diolah menjadi makanan untuk keperluan jamuan makan tamu-tamu yang menginap di
mess baik dari pihak holding/induk/afiliasi, maupun pihak eksternal seperti dari
Pertamina, Disnaker, Koran Sindo, Hyperkes, ISPO, instruktur guru.

JA
 Pembelian snack, soft drink, buah-buahan untuk jamuan tamu di mess
 Pembelian alat terkait keperluan mess, perlengkapan dapur, peralatan mandi,
kebersihan, baygon.
PA
bahwa dengan demikian berdasarkan pemeriksaan dalam persidangan, penjelasan Terbanding
dan Pemohon Banding dalam persidangan, Majelis berkesimpulan bahwa biaya dapur mess
merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, yang dapat
dibebankan sebagai biaya;
N

bahwa sehingga Majelis berpendapat bahwa koreksi biaya dapur mess sebesar
LA

Rp130.763.368,00 tidak dapat dipertahankan;

3. Biaya jamuan tamu sebesar Rp55.647.950,00


I

Menurut Terbanding
AD

bahwa berdasarkan penelitian bukti pengeluaran, diketahui biaya ini merupakan biaya jamuan
makan (rumah makan/restoran) kepada pihak lain, tamu Head Office, tamu audit PWC untuk
Head office, tamu Kementerian Lingkungan Hidup (Program Penilaian Peringkat Kinerja
NG

Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup), Dinas Perikanan, Wartawan, Bea Cukai,
Astra Green Company, Politeknik Manufacture, Astra Green Company, SPSI, Tamu Intel Korem
Pare-Pare, tamu Kantor Pajak Jakarta, buka puasa bersama BPLH Mamuju Utara, Karyawan
Management Trainee Astra;
PE

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 9 ayat (1) huruf e UU PPh, jelas mengatur bahwa
penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan dan jasa (pihak eksternal) yang
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan…, tidak dapat dibebankan secara fiskal.
Pemberian natura kepada pihak eksternal yang terkait dengan pemberian jasa saja dikoreksi
secara fiskal, apalagi pemberian natura kepada pihak eksternal lainnya yang tidak terkait
dengan pemberian jasa, sudah seharusnya dikoreksi;

bahwa pada dasarnya biaya tersebut di atas, merupakan pemberian natura terkait dengan
pihak eksternal sehingga Terbanding tetap mempertahankan koreksi dengan mengacu pada
ketentuan Pasal 9 ayat (1) huruf e UU PPh dan PMK 83/PMK.03/2009;

Menurut Pemohon Banding

bahwa berdasarkan penelitian bukti pengeluaran, diketahui biaya Ini merupakan biaya jamuan
makan (rumah makan/restoran) kepada pihak lain, tamu Head Office, tamu audit PWC untuk
Head office, tamu Kementerian Lingkungan Hidup (Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup), Dinas Perikanan, Wartawan, Bea Cukai,
Astra Green Company, Politeknik Manufacture, Astra Green Company, SPSI, Tamu Intel Korem
Pare-Pare, tamu Kantor Pajak Jakarta, buka puasa bersama BPLH Mamuju Utara, Karyawan
Management Trainee Astra;

bahwa pada praktiknya biaya jamuan tamu ini adalah biaya konsumsi makan pada saat tamu
berkunjung ke lokasi perkebunan Pemohon Banding. Mengingat jarak bandara ke lokasi
Pemohon Banding kurang lebih 160 KM dari Kota Palu atau 260 KM dari kota Mamuju yang
merupakan ibu kota provinsi Sulawesi Barat, maka pada praktiknya di lapangan Pemohon
Banding dan tamu yang bersangkutan akan singgah untuk makan. Sehingga sudah seharusnya
Pemohon Banding menanggung konsumsi makan pada saat perjalanan tersebut;

bahwa terkait dengan tamu yang hadir sebagaimana dalam uji bukti terungkap merupakan tamu
yang hadir terkait dengan kegiatan usaha;

bahwa berdasarkan penjelasan tersebut, Pemohon Banding berharap Koreksi biaya jamuan
tamu sebesar Rp55.647.950,00 dapat dibatalkan;

Menurut Majelis

K
bahwa yang menjadi sengketa adalah koreksi biaya jamuan tamu sebesar Rp55.647.950,00

JA
yang tidak disetujui Pemohon Banding;

bahwa berdasarkan fakta di persidangan, Majelis mempertimbangkan bahwa:


PA
biaya Berdasarkan penelitian bukti pengeluaran, diketahui biaya ini merupakan biaya jamuan
makan (rumah makan/restoran) kepada pihak lain, tamu Head Office, tamu audit PWC untuk
Head office, tamu Kementerian Lingkungan Hidup (Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup), Dinas Perikanan, Wartawan, Bea Cukai,
Astra Green Company, Politeknik Manufacture, Astra Green Company, SPSI, Tamu Intel Korem
N
Pare-Pare, tamu Kantor Pajak Jakarta, buka puasa bersama BPLH Mamuju Utara, Karyawan
Management Trainee Astra.
LA

bahwa dengan demikian berdasarkan pemeriksaan dalam persidangan, penjelasan Terbanding


dan Pemohon Banding dalam persidangan, Majelis berkesimpulan bahwa biaya jamuan tamu
merupakan pemberian natura atau kenikmatan yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya;
I
AD

bahwa sehingga Majelis berpendapat bahwa koreksi biaya jamuan tamu sebesar
Rp55.647.950,00 tetap dipertahankan;

4. Biaya konsumsi olah raga sebesar Rp46.856.500,00


NG

Menurut Terbanding

bahwa berdasarkan penelitian bukti pengeluaran, diketahui biaya ini merupakan biaya
pembelian air minum, snack, sarapan pagi dalam rangka kegiatan olahraga untuk karyawan
PE

staff, mandor, administrasi, workshop central termasuk olahraga bersama dengan pihak
eksternal seperti Danramil Pasangkayu, BRI Tikke, tamu human resource.

bahwa kegiatan olahraga ini dilakukan, biasanya dilakukan pada hari Sabtu;

bahwa dalam proses uji bukti, Pemohon Banding mendasarkan pada KEP-44/WPJ.19/2009
tentang Perpanjangan Penetapan Sebagai Daerah Terpencil. Atas pengeluaran konsumsi olah
raga ini, Pemohon Banding menafsirkan sebagai natura atau kenikmatan terkait dengan
"olahraga bagi pegawai dan keluarganya tidak termasuk golf, boating dan pacuan kuda"
sehingga dapat dibebankan sebagai biaya;

bahwa berdasarkan PMK Nomor 83/PMK.03/2009 (amanat Pasal 9 ayat (1) huruf e UU PPh);
Dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f, PMK 83/PMK.03/2009, secara tegas menyatakan bahwa
penggantian atau imbalan dimaksud dalam Pasal 2 huruf b adalah SARANA dan FASILITAS di
lokasi kerja untuk: olah raga bagi pegawai dan keluarganya tidak termasuk golf, power boating,
pacuan kuda, dan terbang layang, sepanjang sarana dan fasilitas tersebut tidak tersedia,
sehingga pemberi kerja harus menyediakan sendiri;
bahwa berdasarkan ketentuan di atas, pembelian air minum, snack atau sarapan dalam
kegiatan olahraga tidak termasuk dalam kriteria "natura atau kenikmatan terkait dengan
"olahraga bagi pegawai dan keluarganya tidak termasuk golf, boating dan pacuan kuda" cfm.
Pasal 4 ayat (1) PMK 83/PMK.03/2009;

bahwa berdasarkan ketentuan hukum sebagaimana tersebut di atas, menurut Terbanding biaya
ini merupakan pemberian natura yang TIDAK dapat dibebankan sebagai biaya karena
penyediaan makanan dan/atau minuman ini hanya diberikan pada saat terjadi kegiatan olah
raga saja. (tidak dilakukan secara terus menerus/setiap hari kerja) cfm. Pasal 9 ayat (1) huruf e
UU PPh dan PMK 83/PMK.03/2009;

Menurut Pemohon Banding

bahwa berdasarkan penelitian bukti pengeluaran, diketahui biaya ini merupakan biaya
pembelian air minum, snack, sarapan pagi dalam rangka kegiatan olahraga untuk karyawan
staff, mandor, administrasi, workshop central termasuk olahraga bersama dengan pihak

K
eksternal seperti Danramil Pasangkayu, BRI Tikke, tamu human resource. Kegiatan olahraga ini
dilakukan, biasanya dilakukan pada hari Sabtu;

JA
bahwa berdasarkan penjelasan tersebut, Pemohon Banding Berharap atas biaya konsumsi olah
raga sebesar Rp46.856.500,00 dapat dibatalkan mengingat ini bagian dari kegiatan Pemohon
Banding dalam rangka menyediakan fasilitas olahraga dan cara Pemohon Banding untuk
PA
mengapresiasi karyawan yang berada jauh dari perkotaan;

Menurut Majelis

bahwa yang menjadi sengketa adalah koreksi biaya konsumsi olahraga sebesar
N
Rp46.856.500,00 yang tidak disetujui Pemohon Banding;
LA

bahwa berdasarkan fakta di persidangan, Majelis mempertimbangkan bahwa:

biaya pembelian air minum, snack, sarapan pagi dalam rangka kegiatan olahraga untuk
karyawan staff, mandor, administrasi, workshop central termasuk olahraga bersama dengan
I

pihak eksternal seperti Danramil Pasangkayu, BRI Tikke, tamu human resource;
AD

bahwa dengan demikian berdasarkan pemeriksaan dalam persidangan, penjelasan Terbanding


dan Pemohon Banding dalam persidangan, Majelis berkesimpulan bahwa biaya konsumsi
olahraga merupakan pemberian natura atau kenikmatan yang tidak dapat dibebankan sebagai
biaya;
NG

bahwa sehingga Majelis berpendapat bahwa koreksi biaya konsumsi olahraga sebesar
Rp46.856.500,00 tetap dipertahankan;
PE

5. Biaya konsumsi sosialisasi sebesar Rp34.537.267,00

Menurut Terbanding

bahwa berdasarkan penelitian bukti pengeluaran, diketahui biaya ini merupakan biaya konsumsi
berupa pembelian air minum, snack, pembelian bahan makanan untuk pembuatan snack untuk
konsumsi Tim dan peserta kegiatan terkait dengan kegiatan sosialisasi penyuluhan kesehatan,
medical check up, SHE (Safety, Healthy, Environment), premi panen, safety riding di kebun,
kegiatan penanaman mangrove, pelatihan ibu-ibu daur ulang sampah, dan pelatihan guru
interaktif;

bahwa mengacu pada ketentuan Pasal 9 ayat (1) huruf e UU PPh, jelas mengatur bahwa
penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan dan jasa (pihak eksternal) yang
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan…, tidak dapat dibebankan secara fiskal.
Pemberian natura kepada pihak eksternal yang terkait dengan pemberian jasa saja dikoreksi
secara fiskal, apalagi pemberian natura kepada pihak eksternal Lainnya yang tidak terkait
dengan pemberian jasa, sudah seharusnya dikoreksi;
bahwa ketentuan Pasal 9 ayat (1) huruf e UU PPh ini berlaku untuk pemberian natura baik
untuk pihak internal, maupun pihak eksternal;

bahwa berdasarkan Pasal 2 huruf a PMK 83/PMK.03/2009 mengatur bahwa pemberian natura
yang dapat dikurangkan sebagai biaya pemberi kerja dan bukan merupakan penghasilan bagi
pegawai yang menerima adalah pemberian atau penyediaan makanan dan/atau minuman bagi
SELURUH PEGAWAI yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan;

bahwa dalam Pasal 3 PMK-83/PMK.03/2009, menegaskan yaitu pemberian makanan dan/atau


minuman yang disediakan oleh pemberi kerja di tempat kerja;

bahwa berdasarkan Pasal 4 ayat (1) PMK-83/PMK.03/2009, penggantian atau imbalan dalam
bentuk natura adalah SARANA dan FASILITAS di lokasi kerja untuk: tempat tinggal, pelayanan
kesehatan, pendidikan, peribadatan, pengangkutan dan olah raga, sepanjang sarana dan
fasilitas tersebut tidak tersedia, sehingga pemberi kerja harus menyediakan;

bahwa berdasarkan dasar hukum sebagaimana tersebut di atas, biaya konsumsi dalam rangka

K
sosialisasi, tidak termasuk kriteria sebagai pemberian natura yang dapat dibebankan sebagai
biaya karena pemberian konsumsi ini hanya diberikan pada saat terjadi kegiatan sosialisasi saja

JA
dan hanya terbatas pada Tim Penyaji dan peserta sosialisasi saja, BUKAN kepada seluruh
pegawai;

bahwa Terbanding tetap berpendapat bahwa biaya ini merupakan pemberian natura yang tidak
PA
dapat dibebankan secara fiskal cfm. Pasal 9 ayat (1) huruf e UU PPh dan PMK
83/PMK.03/2009 dan bukan merupakan penghasilan bagi pihak yang menerima;

Menurut Pemohon Banding


N

bahwa berdasarkan penelitian bukti pengeluaran, diketahui biaya ini merupakan biaya konsumsi
berupa pembelian air minum, snack, pembelian bahan makanan untuk pembuatan snack untuk
LA

konsumsi Tim dan peserta kegiatan terkait dengan kegiatan sosialisasi penyuluhan kesehatan,
medical check up, SHE (safety, Healthy, Environment), premi panen, safety riding di kebun,
kegiatan penanaman mangrove, pelatihan ibu-ibu daur ulang sampah, dan pelatihan guru
interaktif;
I
AD

bahwa sebagaimana tercantum dalam SKDT yang dimiliki oleh Pemohon Banding bahwa
Pemohon Banding dapat Membebankan biaya atas fasilitas kesehatan yang Disediakan di
lokasi perkebunan. Bahwa Pemohon Banding sendiri memiliki poliklinik kebun (polibun) dimana
Karyawan polibun tersebut tidak semata-mata hanya mengobati pasien yang datang ke polibun
NG

saja melainkan juga melakukan penyuluhan baik secara sentralisasi di ruangan training centre
maupun penyuluhan langsung ke afdeling-afdeling yang tersebar di wilayah perkebunan.
Mengingat penyuluhan tersebut merupakan acara rutin dan membutuhkan mobilisasi karyawan
dan tenaga sehingga Pemohon Banding senantiasa menyiapkan konsumsi pada saat
penyuluhan. Hal ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap kegiatan yang
PE

dilakukan dalam acara penyuluhan tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut, Pemohon


Banding berharap atas konsumsi sosialisasi sebesar Rp34.537.267,00 dapat dibatalkan;

Menurut Majelis

bahwa yang menjadi sengketa adalah koreksi biaya konsumsi sosialisasi sebesar
Rp34.537.267,00 yang tidak disetujui Pemohon Banding;

bahwa berdasarkan fakta di persidangan, Majelis mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

- bahwa Pemohon Banding memiliki Surat Keterangan Daerah Terpencil No. KEP-
44/WPJ.19/2009 tanggal 1 Mei 2009 tentang Perpanjangan Penetapan sebagai Daerah
Terpencil;

- bahwa biaya ini merupakan biaya konsumsi berupa pembelian air minum, snack,
pembelian bahan makanan untuk pembuatan snack untuk konsumsi Tim dan peserta
kegiatan terkait dengan kegiatan sosialisasi penyuluhan kesehatan, medical check up, SHE
(Safety, Healthy, Environment), premi panen, safety riding di kebun, kegiatan penanaman
mangrove, pelatihan ibu-ibu daur ulang sampah, dan pelatihan guru interaktif.

bahwa dengan demikian berdasarkan pemeriksaan dalam persidangan, penjelasan Terbanding


dan Pemohon Banding dalam persidangan, Majelis berkesimpulan bahwa biaya konsumsi
sosialisasi merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, yang
dapat dibebankan sebagai biaya;

bahwa sehingga Majelis berpendapat bahwa koreksi biaya konsumsi sosialisasi sebesar
Rp34.537.267,00 tidak dapat dipertahankan;

6. Biaya konsumsi syukuran sebesar Rp66.055.000,00

Menurut Terbanding

bahwa biaya ini merupakan pemberian natura yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya

K
secara fiskal. Pemohon Banding setuju untuk dikoreksi;

JA
Menurut Pemohon Banding

bahwa biaya konsumsi syukuran sebesar Rp66.055.000,00 Pemohon Banding setuju untuk
dikoreksi;

Menurut Majelis
PA
bahwa Pemohon Banding setuju untuk dikoreksi sehingga Majelis berpendapat bahwa koreksi
Biaya konsumsi syukuran sebesar Rp66.055.000,00 tetap dipertahankan;
N

7. Biaya pembelian ATK sebesar Rp89.000,00


LA

Menurut Terbanding

bahwa tidak ada bukti pendukung terkait dengan koreksi ini. Terbanding tetap mempertahankan
I

atas koreksi ini;


AD

Menurut Pemohon Banding

bahwa biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian ATK sebagaimana tercatat
NG

pada rincian koreksi Terbanding. Berdasarkan penjelasan tersebut, Pemohon Banding berharap
atas pembelian ATK sebesar Rp89.000,00 dapat dibatalkan;

Menurut Majelis
PE

bahwa yang menjadi sengketa adalah koreksi Biaya pembelian ATK sebesar Rp89.000,00 yang
tidak disetujui Pemohon Banding;

bahwa berdasarkan fakta di persidangan, Majelis mempertimbangkan bahwa tidak ada bukti
pendukung terkait dengan koreksi ini;

bahwa sehingga Majelis berpendapat bahwa koreksi pembelian ATK sebesar Rp89.000,00
tetap dipertahankan;

8. Biaya pembelian oleh-oleh sebesar Rp9.213.500,00

Menurut Terbanding
bahwa biaya ini merupakan pemberian natura yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya
secara fiskal. Pemohon Banding setuju untuk dikoreksi;

Menurut Pemohon Banding

bahwa biaya pembelian oleh-oleh sebesar Rp9.213.500,00Pemohon Banding setuju untuk


dikoreksi;

Menurut Majelis

bahwa Pemohon Banding setuju untuk dikoreksi sehingga Majelis berpendapat bahwa koreksi
Biaya pembelian oleh-oleh sebesar Rp9.213.500,00 tetap dipertahankan;

9. Biaya konsumsi perjalanan dinas sebesar Rp1.291.000,00

K
Menurut Terbanding

JA
bahwa berdasarkan bukti pengeluaran, biaya ini adalah terkait dengan pembelian snack untuk
Tim Bipartit ke Manado, biaya makan Serikat Pekerja pendaftaran ke Disnaker Mamuju Utara,
biaya makan ke Rutan Pasang Kayu;
PA
bahwa mengacu pada ketentuan Pasal 9 ayat (1) huruf e UU PPh, jelas mengatur bahwa
penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan dan jasa (pihak eksternal) yang
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan…, tidak dapat dibebankan secara fiskal.
Pemberian natura kepada pihak eksternal yang terkait dengan pemberian jasa saja dikoreksi
secara fiskal, apalagi pemberian natura kepada pihak eksternal lainnya yang tidak terkait
N
dengan pemberian jasa, sudah seharusnya dikoreksi;
LA

bahwa ketentuan Pasal 9 ayat (1) huruf e UU PPh ini berlaku untuk pemberian natura baik
untuk pihak internal, maupun pihak eksternal;

bahwa Terbanding tetap berpendapat bahwa biaya ini merupakan pemberian natura yang tidak
I

dapat dibebankan secara fiskal cfm. Pasal 9 ayat (1) huruf e UU PPh dan PMK
AD

83/PMK.03/2009 dan bukan merupakan penghasilan bagi pihak yang menerima;

Menurut Pemohon Banding


NG

bahwa berdasarkan bukti pengeluaran, biaya ini adalah terkait dengan pembelian snack untuk
Tim Bipartit ke Manado, biaya makan Serikat Pekerja pendaftaran ke Disnaker Mamuju Utara,
biaya makan ke Rutan Pasang Kayu;

bahwa berdasarkan penjelasan tersebut, Pemohon Banding berharap atas konsumsi perjalanan
PE

dinas sebesar Rp1.291.000,00 dapat dibatalkan;

Menurut Majelis

bahwa yang menjadi sengketa adalah koreksi biaya konsumsi perjalanan dinas sebesar
Rp1.291.000,00 yang tidak disetujui Pemohon Banding;

bahwa berdasarkan fakta di persidangan, Majelis mempertimbangkan bahwa:

biaya ini adalah terkait dengan pembelian snack untuk Tim Bipartit ke Manado, biaya makan
Serikat Pekerja pendaftaran ke Disnaker Mamuju Utara, biaya makan ke Rutan Pasang Kayu;

bahwa dengan demikian berdasarkan pemeriksaan dalam persidangan, penjelasan Terbanding


dan Pemohon Banding dalam persidangan, Majelis berkesimpulan bahwa biaya konsumsi
perjalanan dinas merupakan pemberian natura atau kenikmatan yang tidak dapat dibebankan
sebagai biaya;

bahwa sehingga Majelis berpendapat bahwa koreksi biaya konsumsi perjalanan dinas sebesar
Rp1.291.000,00 tetap dipertahankan;

10. Faktor Pengurang Biaya Overhead Site - Dapur/Mess (Alokasi cost ke entitas lain dalam
satu group sebesar Rp32.238.419,00)

Menurut Terbanding

bahwa tidak ada sengketa antara Pemohon Banding dan Terbanding, terkait faktor pengurang
biaya Overhead Site-Dapur/Mess sebesar Rp32.238.419,00;

Menurut Pemohon Banding

bahwa tidak ada sengketa antara Pemohon Banding dan Terbanding, terkait faktor pengurang
biaya Overhead Site-Dapur/Mess sebesar Rp32.238.419,00;

Menurut Majelis

K
bahwa Majelis berpendapat bahwa tidak ada sengketa antara Pemohon Banding dan
Terbanding, terkait faktor pengurang biaya Overhead Site-Dapur/Mess sebesar

JA
Rp32.238.419,00 sehingga koreksi tetap dipertahankan;

bahwa rekapitulasi hasil pembahasan Majelis adalah sebagai berikut:

No Koreksi
PA
Nilai koreksi
Tetap
dipertahankan
Tidak dapat
dipertahankan
1 Biaya dapur kantor 123.037.370,00 0,00 123.037.370,00
2 Biaya dapur m ess 130.763.368,00 0,00 130.763.368,00
N
3 Biaya jam uan tam u 55.647.950,00 55.647.950,00 0,00
4 Biaya konsum si olah raga 46.856.500,00 46.856.500,00 0,00
LA

5 Biaya konsum si sosialisasi 34.537.267,00 0,00 34.537.267,00


6 Biaya konsum si syukuran 66.055.000,00 66.055.000,00 0,00
7 Biaya pem belian ATK 89.000,00 89.000,00 0,00
8 Biaya pem belian oleh-oleh 9.213.500,00 9.213.500,00 0,00
I
AD

9 Biaya konsum si perjalanan dinas 1.291.000,00 1.291.000,00 0,00


10 Alokasi cost (32.238.419,00) (32.238.419,00) 0,00
Total 435.252.536,00 146.914.531,00 288.338.005,00
NG

Menimbang

bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai tarif pajak;

Menimbang
PE

bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksi administrasi,
kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya;

Menimbang

bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan
sebagian banding Pemohon Banding, sehingga Penghasilan Neto dihitung kembali sebagai
berikut:

m e nurut Ke putusan Te rbanding Rp 200.223.041.895,00


Kore ksi positif yang tidak dapat dipe rtahankan Rp 288.338.005,00
m e nurut Maje lis Rp 199.934.703.890,00

Mengingat

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak dan ketentuan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan sengketa ini;

Memutuskan
Mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal
Pajak Nomor: KEP-00212/KEB/WPJ.19/2016 tanggal 9 Mei 2016, tentang keberatan atas Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2013 Nomor:
00034/406/13/092/15 tanggal 22 April 2015, atas nama: PT. L , NPWP -, sehingga pajak
dihitung kembali sebagai berikut:

Penghasilan Netto Rp 199.934.703.890,00


Kompensasi Kerugian Rp 0,00
Penghasilan Kena Pajak Rp 199.934.703.890,00
PPh terutang Rp 49.983.675.972,00
Kredit Pajak Rp 57.512.020.350,00
Pajak Penghasilan yang lebih dibayar Rp 7.528.344.378,00

K
Demikian diputus di Jakarta berdasarkan Musyawarah setelah pemeriksaan dalam persidangan
dicukupkan pada hari Kamis, tanggal 28 September 2017 oleh Hakim Majelis IIB Pengadilan

JA
Pajak dengan dengan susunan Majelis sebagai berikut:

Drs. Bambang Basuki, M.A., M.P.A. sebagai Hakim Ketua,


Ali Hakim, S.E., Ak., M.Si., CA.
Yohanes Silverius Winoto, S.E., M.Si.
yang dibantu oleh
PA
sebagai Hakim Anggota,
sebagai Hakim Anggota,

Muhammad Akhsanul Fata, S.E., M.M. sebagai Panitera Pengganti,

Putusan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Kamis
N

tanggal 18 Oktober 2018 dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti, tidak
dihadiri oleh Pemohon Banding dan Terbanding.
I LA
AD
NG
PE

You might also like