Professional Documents
Culture Documents
LP DM Lilik
LP DM Lilik
“DIABETES MELLITUS”
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM ASSUYUTHIYYAH PATI
Disusun Oleh :
b. Diabetes melitus tipe 2 adalah hasil dari kerusakan pengeluaran insulin secara
pogresif yang disertai dengan resistensi insulin, biasanya berkaitan dengan
obesitas.
a. Genetika
Seseorang yang memiliki penyakit diabetes miletus dapat menurunkan
penyakit tersebut kepada anak-anaknya. Anak penderita diabetes tipe 2
memiliki peluang menderita DM 2 sebanyak 15%-30% risiko ketidakmampuan
metabolisme karbohidrat secara normal.
b. Obesitas (berat badan ≥ 20% dari berat ideal)
Obesitas yang terjadi pada seseorang dapat mengakibatkan
berkurangnya jumlah sisi reseptor insulin yang dapat bekerja dalam sel pada
otot skeletal dan jaringan lemak. Dengan terjadinya obesitas maka akan
merusak sel beta dalam memproduksi dan melepaskan insulin, sehingga terjadi
penumpukan gula darah.
c. Usia
Semakin bertambah umur seseorang maka prevalensi DM semakin
meninggi. Biasanya DM dialami oleh orang-orang yang telah berusia 30 tahun,
yang mana telah mengalami perubahan fisiologis, anatomi, dan biokimia. Salah
satu yang mengalami perubahan adalah sel beta penghasil insulin pada
pankreas.
d. Hipertensi
1. Komplikasi akut
Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka pendek
dari glukosa darah
IV Cairan
Insulin
Elektrolit
Etiologi :
Tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata,
yang dapat disebabkan oleh :
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
Rehidrasi
1. Jam pertamaberi infuse 200 – 1000 cc/ jam dengan NaCl 0,9
% bergantung pada tingkat dehidrasi
2. Jam kedua dan jam berikutnya 200 – 1000 cc NaCl 0,45 %
bergantung pada tingkat dehidrasi
3. 12 jam pertama berikan dekstrosa 5 % bila kadar gula darah
antara 200 – 300 mg/ 100 cc, ganti dengan dextrose 10 % bila
kadar gula darah sampai 150 mg/ 100 cc.
Kehilangan elektrolit
Pemberian Kalium lewat infus harus dilakukan meskipun
konsentrasi kalium dalam plasma normal.
Elektrolit
Insulin
Skema pemberian insulin adalah sebagai berikut:
2. Komplikasi kronik
Umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah awitan.
Berolah secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap
normal. Prinsipya, tidak perlu olah raga berat, olah raga ringan asal dilakukan secara
teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan. Beberapa contoh olah raga
yang disarankan, antara lain jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang, dan lain
sebagainya. Olah raga akan memperbanyak jumlah dan juga meningkatkan
penggunaan glukosa.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan dari sel β pankreas dalam merespon
glukosa. Insulin merupakan polipeptida yang terdiri dari 51 asam amino tersusun
dalam 2 rantai, rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam
amino. Insulin mempunyai peran yang sangat penting dan luas dalam pengendalian
metabolisme, efek kerja insulin adalah membantu transport glukosa dari darah ke
dalam sel. Macam-macam sediaan insulin:
Insulin kerja singkat Sediaan ini terdiri dari insulin tunggal biasa, mulai
kerjanya baru sesudah setengah jam (injeksi subkutan), contoh: Actrapid,
Velosulin, Humulin Regular.
Insulin kerja panjang (long-acting)Sediaan insulin ini bekerja dengan cara
mempersulit daya larutnya di cairan jaringan dan menghambat resorpsinya dari
tempat injeksi ke dalam darah. Metoda yang digunakan adalah mencampurkan
insulin dengan protein atau seng atau mengubah bentuk fisiknya, contoh:
Monotard Human.
Insulin kerja sedang (medium-acting) Sediaan insulin ini jangka waktu efeknya
dapat divariasikan dengan mencampurkan beberapa bentuk insulin dengan
lama kerja berlainan, contoh: Mixtard 30 HM
Golongan obat baru ini memiliki kegiatan farmakologis yang luas dan berupa
penurunan kadar glukosa dan insulin dengan jalan meningkatkan kepekaan bagi
insulin dari otot, jaringan lemak dan hati, sebagai efeknya penyerapan glukosa ke
dalam jaringan lemak dan otot meningkat. Tiazolidindion diharapkan dapat lebih
tepat bekerja pada sasaran kelainan yaitu resistensi insulin tanpa menyebabkan
hipoglikemia dan juga tidak menyebabkan kelelahan sel β pankreas. Contoh:
Pioglitazone, Troglitazon.
Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim glukosidase alfa
di dalam saluran cerna sehingga dapat menurunkan hiperglikemia postprandrial. Obat
ini bekerja di lumen usus dan tidak menyebabkan hipoglikemia dan juga tidak
berpengaruh pada kadar insulin. Contoh: Acarbose (Tjay dan Rahardja, 2002).
Asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus
Black & Hawk. 2009. Medical Surgical Nursing Clinic Management of Positive
Outcomes. Philadelphia: Elsevier
Prince and Wilson. 2012. Buku Ajar Patofiiologi klinik. Jakarta: EGC
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC
Tjay dan Rahardja, 2002. Obat-obat penting: khasiat, penggunaan, dan efek-efek
sampingnya (edisi 6). Jakarta: PT. Gramedia