You are on page 1of 1

30 yang kemudian terendapkan pada dari HST 1 dan HST 2 tersingkap di

zona basin, sebagai penciri naiknya permukaan. Hal ini dapat terlihat dari
muka air laut dengan garis pantai menuju proses diagenesis yang terjadi yaitu
kearah darat yang disebut dengan terbentuknya porositas sekunder berupa
transgressive system track (TST 2). vug. Pada saat terjadinya fase lowstand
Batas antara system tract empat dengan system track tidak dapat terekam
system tract kelima dibatasi oleh adanya dikarenakan suplai sedimen dari darat
kenaikan muka air laut yang relatif stabil sangat dominan dari pada pembuatan
sehingga menyebabkan garis pantai cekungan atau acomodasi dengan
bergeser kearah darat atau dikenal stacking pattern berupa progradasi.
dengan istilah agradasi. agradasi Suplai sedimen dari darat yang dominan
menjelaskan bahwa pembentukan menyebabkan terumbu sebagai salah satu
cekungan sama dengan akumulasi komponen penyusun batuan karbonat
sedimen. Kenaikan muka air laut yang tidak dapat tumbuh dengan baik. Muka
relatif stabil mengakibatkan paparan air laut kembali naik setelah
(shelf) dangkal semakin meluas, terjadi parasequence kedua dan mulai terjadi
perubahan zonasi fasies yang awalnya proses parasequence ketiga.
merupakan daerah daerah open marine Parasequence ketiga tersusun oleh 2
menjadi restricted. Perubahan ini lapisan batuan, yakni lapisan PG 43 dan
dinamakan highstand system tracts 3 PG 44 yang memperlihatkan adanya
(HST 3), lihat pada Gambar 4.29, perubahan zonasi fasies selama proses
terekam pada system tract kedua yang pengendapan. Diawali oleh lapisan PG
disusun oleh lapisan PG 31 terendapkan 43 yang terendapkan pada platform
pada daerah restricted. Pada bagian atas margin reef, secara bertahap terjadi
dari system tract kelima ini dibatasi perubahan fasies pada lapisan PG 44
bagian atasnya oleh flooding surface yang kemudian terendapkan pada zona
yaitu terjadi peningkatan laju slope, sebagai penciri naiknya muka air
sedimentasi karena ruang akomodasi laut dengan garis pantai menuju kearah
sedimen stabil. Peningkatan laju darat yang disebut dengan transgressive
sedimentasi ini menyebabkan pergeseran system track (TST 3).
pantai ke arah darat. Kemudian system
track yang keenam highstand system Kesimpulan
tracts 4 (HST 4) yang disusun oleh Berdasarkan hasil analisis dan
lapisan PG 32, PG 33, PG 34, dan PG pembahasan dapat diambil kesimpulan
41. Lapisan PG 32 terendapkan pada sebagai berikut:
basin kemudian mengendapkan PG 33 1. Berdasarkan hasil analisis komponen
dan PG 44 pada daerah toe of slope, dan penyusun batuan, terdapat 6 tipe zonasi
PG 41 pada daerah open marine. Pada fasies yang didasarkan pada model
bagian atas dari system tract keenam ini Wilson (1975), yaitu:
dibatasi bagian atasnya oleh flooding a. FZ 1 Deep Sea, teridentifikasi melalui
surface yaitu terjadi peningkatan laju sayatan tipis pada sayatan berkode
sedimentasi karena ruang akomodasi ³3* 3* 3* 3* GDQ
sedimen stabil. Peningkatan laju 3* ´.
sedimentasi ini menyebabkan pergeseran b. FZ 3 Toe-Of-Slope Apron (Deep Shelf
pantai ke arah darat hal ini dapat Margin), teridentifikasi melalui
dijadikan sebagai batas dari sayatan tipis pada sayatan berkode
parasequence yang dikenal yaitu sequen ³3* 3* 3* 3* GDQ
boundary 2 (SB2). Setelah terjadinya PG 34´.
sequen boundary (SB2) muka air laut
kembali turun yang menyebabkan bagian

You might also like