You are on page 1of 32

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA By. R DENGAN IMUNISASI BCG


DI PMB ANIK WAHYUNI KABUPATEN MERANGIN
TAHUN 2024

Oleh :
MARTATIANI
PO71242230221

DOSEN PENGAMPU :
Atikah Fadhilah Danaz Nst, M.Keb

POLTEKKES KEMENKES JAMBI


PRODI PROFESI JURUSAN KEBIDANAN
2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan “Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Pada Bayi R Dengan Imunisasi
BCG di PMB Anik Wahyuni Kabupaten Merangin” guna memenuhi tugas Stase
Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah program studi profesi Bidan Poltekkes
Kemenkes Jambi tahun 2024.

Jambi, Januari 2024

Mahasiswa

Martatiani
PO71242230221

Mengetahui :

Perseptop Akademik Perceptor Klinik

Atikah Fadhilah Danaz Nst, M.Keb Anik Wahyuni, S.Tr.Keb., Bdn

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus Asuhan Kebidanan By R, dengan
imunisasi BCG di BPM Anik Wahyuni Kabupaten Merangi Tahun 2024.
Penulisanan laporan ini dalam rangka menerapkan tugas praktik klinik
kebidanan stase Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah yang merupakan salah
satu mata kuliah atau kurikulum yang harus dilalui dalam proses pendidikan profesi
kebidanan. Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Yuli Suryanti, M. Keb selaku Kepala Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Jambi
2. Lia Artika Sari, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes
Jambi
3. Atikah Fadhilah Danaz Nst, M.Keb, selaku dosen pembimbing stase Neonatus,
Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah
4. Anik Wahyuni, S.Tr.Keb.,Bdn selaku pembimbing lahan praktik (CI) di BPM Anik
Wahyuni.
5. Teman-Teman Bidan serta rekan-rekan yang telah memberi banyak masukan dalam
laporan ini yang telah memberikan masukan dan pengarahan kepada penulis
sehingga laporan ini diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
dengan demikian penulis sangan mengharapkan petunjuk dan saran serta kritik dari
dosen pembimbing. Akhir kata semoga hasil laporan ini memberikan manfaat yang
berguna bagi yang membutuhkannya.

Jambi, Januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan .................................................................................................. i


Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi..................................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................ 2
D. Manfaat ..................................................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Teori Imunisasi.......................................................................................... 4
B. Teori Asuhan Kebidanan .......................................................................... 7
C. Evidence Based Midwivery....................................................................... 17

BAB III. TINJAUAN KASUS


A. Tinjauan Kasus ......................................................................................... 19

BAB IV PEMBAHASAN
Analisis Kasus dengan kajian teori jurnal/EBM ........................................... 25

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 27
B. Saran ......................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN JURNAL

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap
suatu penyakit, sehingga bila kelak terpajan pada penyakit tersebut ia tidak
menjadi sakit. Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa kekebalan
pasif maupun aktif (Ranuh et.al, 2011).
Oleh karena itu perlu dilakukannya imunisasi sebagai upaya pencegahan
terhadap serangan penyakit yang berpengaruh terhadap status gizi anak Imunisasi
telah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat yang sangat penting.
Program imunisasi telah menunjukkan keberhasilan yang luar biasa dan
merupakan usaha yang sangat hemat biaya dalam mencegah penyakit menular.
Imunisasi juga telah berhasil menyelamatkan begitu banyak kehidupan
dibandingkan dengan upaya kesehatan masyarakat lainnya. Program ini
merupakan intervensi kesehatan yang paling efektif, yang berhasil meningkatkan
angka harapan hidup.
Sejak penetapan the Expanded Program on Immunisation (EPI) oleh WHO,
cakupan imunisasi dasar anak meningkat dari 5% hingga mendekati 80% di
seluruh dunia. Sekurang-kurangnya ada 2,7 juta kematian akibat campak, tetanus
neonatorum dan pertusis serta 200.000 kelumpuhan akibat polio yang dapat
dicegah setiap tahunnya. Vaksinasi terhadap 7 penyakit telah direkomendasikan
EPI sebagai imunisasi rutin di negara berkembang: BCG, DPT, Polio, Campak
dan Hepatitis B. Banyak anggapan salah tentang munisasi yang berkembang
dalam masyarakat. Banyak pula orang tua dan kalangan praktisi tertentu khawatir
terhadap risiko dari beberapa vaksin. Adapula media yang masih mempertanyakan
manfaat imunisasi serta membesar-besarkan risiko beberapa vaksin.
Data mutakhir dari Direktorat Surveilans Epidemiologi, Imunisasi, dan
Kesehatan Matra, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Departemen Kesehatan Indonesia, pada tanggal 27 mei 2011
menunjukkan angka cakupan imunisasi di tahun 2010 adalah campak 89,5%,
DTP-3 90,4%, polio-4 87,4%, dan hepatitis B-3 mencapai 91%. Dari data yang
ada, terlihat angka cakupan imunisasi dasar di Indonesia sudah cukup tinggi,

1
namun pada beberapa daerah masih ditemukan angka cakupan di bawah standar
nasional (Depkes RI, 2011).

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan kebidanan pada bayi imunisasi BGC di BPM Anik
Wahyuni Kabupaten Merangin?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada By.R Umur 1
Bulan dengan Imunisasi BCG di BPM Anik Wahyuni Kabupaten Merangin
dengan mengunakan dokumentasi SOAP.
2. Tujuan Khusus
Penulis diharapkan mampu:
a. Untuk mengetahui data subjektif Asuhan Kebidanan Pada By.R Umur 1
Bulan dengan Imunisasi BCG di BPM Anik Wahyuni Kabupaten
Merangin.
b. Untuk Mengetahui data objektif Asuhan Kebidanan Pada By.R Umur 1
Bulan dengan Imunisasi BCG di BPM Anik Wahyuni Kabupaten
Merangin.
c. Untuk Mentukan Analisi Asuhan Kebidanan Pada By.R Umur 1 Bulan
dengan Imunisasi BCG di BPM Anik Wahyuni Kabupaten Merangin.
d. Untuk dapat Melakukan Penatalaksanan Asuhan Kebidanan Pada By.R
Umur 1 Bulan dengan Imunisasi BCG di BPM Anik Wahyuni Kabupaten
Merangin.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan dalam
memberikan asuhan pada bayi sehat dengan imunisasi.
2. Bagi institusi Potekes Kemenkes Jambi
Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber referensi
khususnya tentang asuhan kebidanan pada bayi sehat dengan imunisasi.

2
3. Bagi lahan Praktik BPM Anik Wahyuni
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi banding dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi sehat dengan imunisasi.
.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Teori Imunisasi
1. Pengertian
Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang telah berhasil menurunkan
morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) penyakit infeksi
pada bayi dan anak. Selain itu imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan
pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh
membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan vaksin
adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yanga
dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan. Seperti vaksin BCG, DPT,
Campak, dan melalui mulut seperti vaksin polio. (Maryunani, Anik. 2010)
Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru
lahir sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar kelebihan di atas ambang
perlindungan. (Depkes RI, 2005)

2. Tujuan Imunisasi
Menurut Maryunani, Anik. 2010 Tujuan dalam pemberian imunisasi, antara lain:
a. Mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan
kesehatan bahkan bias menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa
penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti campak, polio,
difteri, batuk rejan, hepatitis B, gondongan, cacar air, TBC, dan lain
sebagainya.
b. Melindungi dan mencegah penyakit-penyakit menular yang sangat
berbahaya bagi bayi dan anak.

3. Manfaat Imunisasi
Pemberian imunisasi menurut Depkes RI (2001) memberikan manfaat sebagai
berikut:
a. Untuk anak, bermanfaat mencegah penderitaan yang disebabkan oleh
penyakit menurun yang sering berjangkit.

4
b. Untuk keluarga, bermanfaat menghilangkan kecemasan serta biaya
pengobatan jika anak sakit.
c. Untuk Negara, bermanfaat memperbaiki derajat kesehatan, menciptakan
bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara.

4. Efek Samping
Hampir tidak ada efek samping. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami
pusing, diare ringan, dan sakit otot. Kasusnya pun sangat jarang. (Maryunani,
Anik. 2010)

5. Indikasi Pemberian Imunisasi


Imunisasi diberikan pada bayi, balita dan anak dalam keadaan sehat.

6. Kontraindikasi Pemberian Imunisasi


Imunisasi tidak boleh diberikan pada bayi, balita dan anak seperti:
a. Dalam masa tunas atau perkembangan suatu penyakit
b. Penurunan daya tahan tubuh
c. Terjadinya reaksi anafilaksis terhadap vaksin tersebut
d. Penyakit sedang atau berat dengan atau tanpa demam.

7. Daftar Imunisasi yang harus diberikan

Umur Jenis Imunisasi


0 bulan HB 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT/HB 1, Polio 2
3 bulan DPT/HB 2, Polo 3
4 bulan DPT/HB 3, Polio 4
9 bulan Campak

5
8. Vaksin BCG (Kemenkes RI, 2014)
Deskripsi:
Vaksin BCG merupakan vaksin
beku kering yang mengandung
Mycrobacterium bovis hidup yang
dilemahkan (Bacillus Calmette
Guerin), strain paris.

Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif
Vaksin BCG dan pelarut terhadap tuberculosis

Cara pemberian dan dosis:


• Dosis pemberian: 0,05 ml, sebanyak 1 kali.
• Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertio musculus
deltoideus), dengan menggunakan ADS 0,05 ml.

Efek samping:
2–6 minggu setelah imunisasi BCG daerah bekas suntikan timbul bisul kecil
(papula) yang semakin membesar dan dapat terjadi ulserasi dalam waktu 2–4
bulan, kemudian menyembuh perlahan dengan menimbulkan jaringan parut
dengan diameter 2–10 mm.

Penanganan efek samping:


• Apabila ulkus mengeluarkan cairan perlu dikompres dengan cairan antiseptik
• Apabila cairan bertambah banyak atau koreng semakin membesar
anjurkan orangtua membawa bayi ke dokter.

6
9. Vaksin Polio (Kemenkes RI, 2014)
a. Vaksin Polio Oral ( Oral Polio Vaccine (OPV)
Deskripsi:
Vaksin Polio Trivalent yang terdiri
dari suspensi virus poliomyelitis
tipe 1,2, dan 3 (strain Sabin) yang
sudah dilemahkan.

Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif
Vaksin Polio & droplet terhadap poliomielitis
Cara pemberian dan dosis:
Secara oral (melalui mulut), 1 dosis (dua tetes) sebanyak 4 kali (dosis)
pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu.

Kontra indikasi:
Pada individu yang menderita “immune deficiency” tidak ada efek yang
berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit.

Efek Samping:
Sangat jarang terjadi reaksi sesudah imunisasi polio oral. Setelah
mendapat vaksin polio oral bayi boleh makan minum seperti bisa.
Apabila muntah dalam 30 menit segera diberi dosis ulang.

Penanganan efek samping:


Orang tua tidak perlu melakukan tindakan apapun.

B. Teori Asuhan Kebidanan


Menurut Rukiyah, dkk (2009), pendokumentasian hasil asuhan adalah sebagai
berikut :
1. Pengertian
Catatan interaksi antara pasien, keluarga pasien dan tim kesehatan yang
mencatat tentang hasil pemeriksaan, prosedur pengobatan pada pasien dan
pendidikan kesehatan pada pasien serta respon pasien kepada semua kegiatan
yang dilakukan.

7
2. Tujuan
Tujuan dari pendokumentasian asuhan kebidanan adalah untuk
kepentingan hukum apabila terdapat gugatan di suatu saat nanti dari pasien dan
juga untuk memudahkan kita untuk memberikan asuhan selanjutnya kepada
pasien.
3. Langkah-langkah
a. Menurut Hellen Varney, langkah-langkah Manajemen Kebidanan adalah
sebagai berikut :
1) Langkah I (Pertama), Pengumpulan Data Dasar
Langkah pertama merupakan awal yang akan menentukan langkah
berikutnya. Mengumpulkan data adalah menghimpau informasi
tentang klien atau orang yang meminta asuhan. Memilih informasi
data yang tepat diperlukan analisa situasi yang menyangkut manusia
yang rumit karena sifat manusia yang komplek. Kegiatan
pengumpulan data dimulai saat klien masuk dan dilanjutkan secara
terus menerus selama proses asuhan kebidanan berlangsung. Data
dapat dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber yang dapat
memberikan informasi paling akurat yang dapat diperoleh secepat
mungkin dan upaya sekecil mungkin. Pasien dalam sumber informasi
yang akurat dan ekonomis disebut sumber data primer, sumber data
alternatif atau sumber data sekunder adalah data yang yang sudah ada
praktikan kesehatan lainnya atau anggota keluarga.
2) Langkah II (Kedua), Interprestasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang
benar atas data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan
sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Langkah
awal dari perumusan masalah atau diagnosa kebidanan adalah
pengelolaan atau analisa data yaitu menggabungkan dan
menghubungkan data satu dengan lainnya sehingga tergambar fakta.
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan

8
dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosa kebidanan.
3) Langkah III (Ketiga), Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah
Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa potensial
lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diindentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan
diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini
benar-benar terjadi.
4) Langkah IV (Keempat), Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan
yang Memerlukan Penanganan Segera
Beberapa data menunjukkan situasi emergensi dimana bidan perlu
bertindak segera demi keselamatan ibu dan bayi, beberapa data
menunjukkan situasi yang memerlukan tindakan segera sementara
menunggu intruksi lain. Bidan mengevaluasi situasi setiap pasien
untuk menentukan asuhan pasien yang paling tepat. Langkah ini
mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.
5) Langkah V (Kelima), Merencanakan Asuhan yang Komprehensif atau
Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan
oleh langkah sebelumnnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi
atau antisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak
lengkap di lengkapi. Suatu rencana asuhan harus sama-sama disetujui
oleh bidan maupun wanita itu agar efektif, karena pada akhirnya
wanita itulah yang akan melaksankan rencana itu atau tidak. Oleh
karena itu tugas dalam langkah ini termasuk membuat dan
mendiskusikan rencanan dengan wanita itu begitu juga termasuk
penegasan akan persetujuannya.

9
6) Langkah VI (keenam), Melaksanakan Perencanaan dan
Penatalaksanaan
Pada langkah keenam ini rencana menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan selurunya oleh bidan atau sebagian
dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim
kesehatan lainnya. Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan
dokter dan keterlibatannya dalam manajemen asuhan bagi pasien yang
mengalami komplikasi, bidan juga bertanggung jawab terhadap
terlaksanakannya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.
Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu, biaya dan
meningkatkan mutu asuhan.
7) Langkah VII ( Ketujuh) Evaluasi
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
bener-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana
telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut
dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam
penatalaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagaimana rencana
tersebut telah efektif sedang sebagaimana belum efektif. Manajemen
kebidanan ini merupakan suatu kontinum, maka perlu mengulangi
kembali dari awal setiap asuhan mengidentifikasi mengapa proses
manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana
asuhan berikutnya.
b. Metode pendokumentasian yang dilakukan dalam asuhan kebidanan
adalah SOAP. SOAP merupakan singkatan dari :
S : Subjektif, pada pendokumentasian bayi baru lahir, data subjektif tidak
ditambahkan karena data subjektif merupakan data hasil wawancara
atau ucapan yang diungkapkan oleh pasien.
O : Objektif, yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan
fisik klien, lab dan tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data
fokus yang mendukung assesment. Tanda gejala objektif yang
diperoleh dari hasil pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan secara

10
head to toe dan terfokus disesuaikan dengan kebutuhan pemeriksaan
pada bayi baru lahir.
A : Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi
(kesimpulan) dari data subyektif dan objektif. Karena keadaan pasien
yang setiap saat bisa mengalami perubahan dan akan ditemukan
informasi baru dalam data objektif, maka proses pengkajian data akan
menjadi sangat dinamis. Hal ini juga menuntut bidan untuk sering
melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam rangka
mengikuti perkembangan pasien dan analisis yang tepat dan akurat
mengikuti perkembangan data pasien akan menjamin cepat
diketahuinya perubahan pada pasien, dapat terus diikuti dan diambil
keputusan/tindakan yang tepat. Analisis data adalah melakukan
interpretasi data yang telah dikumpulkan, mencakup
diagnosis/masalah kebidanan, diagnosis/masalah potensial dan
tindakan segera (Muslihatun, 2009).
P : Planning/perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan
yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis
dan intrepretasi data. Penatalaksanaan (P) di SOAP juga mengandung
Implementasi dan Evaluasi. Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh
pasien, kecuali bila tindakan tidak dilaksanakan akan membahayakan
keselamatan pasien. Sebanyak mungkin pasien harus dilibatkan dalam
prosese implementasi ini. Bila kondisi pasien berubah, analisis juga
berubah, maka rencana asuhan maupun implementasinya pun
kemungkinan besar akan ikut berubah atau harus disesuaikan
(Muslihatun, 2009).

4. Pengkajian
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber berkaitan dengan kondisi klien. Pengkajian data
bayi terdiri atas anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

11
a. Identitas Bayi
Maksud pertanyaan ini adalah untuk identifikasi (mengenal)
penderita yang harus diketahui, misalnya untuk menetukan anjuran apa
atau pengobatan apa yang akan diberikan.
1) Nama
Dikaji untuk mengenal klien dan memanggil pasien agar tidak
keliru dengan pasien lain. (Ibrahim, 1996).
2) Tanggal lahir
Dikaji untuk mengetahui usia bayi dan menentukan dalam
pemberian asuhan pada bayi baru lahir.
3) Jam
Dikaji untuk menentukan batasan usia pada bayi sebagai
patokan dalam pemberian asuhan.
4) Jenis kelamin
Untuk mencocokan identitas kelamin sesuai nama anak, serta
menghindari kekeliruan bila terjadi kesamaan nama anak dengan
pasien lain.
5) Anak ke
Untuk mengetahui paritas dari ibu.
b. Pengkajian Orang Tua
1) Nama
Dikaji untuk mengenal klien dan memanggil pasien agar tidak
keliru dengan pasien lain. (Ibrahim, 1996). Nama orang tua juga
sebagai penanggungjawab terhadap anak.
2) Umur
Untuk mengetahui umur orang tua dan sebagai patokan sebagai
kesiapan sebagai orang tua dalam pemberian asuhan pada bayi.
3) Agama
Dikaji untuk mempermudah dalam melakukan pendekatan
keagamaan dalam melakukan asuhan kebidanan juga mengetahui
pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan lain.

12
4) Pendidikan
Pendidikan berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan
dapat memberikan konseling asuhan sesuai dengan
pendidikan/pemahamannya.
5) Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan ibu, gunanya untuk mengetahui dan
mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi
dalam gizi pada anak.
6) Suku Bangsa
Ini perlu ditanyakan untuk mengadakan statistik kelahiran dan
sebagai penentuan cara pendekatan serta pemberian asuhan kepada
anak
7) Alamat
Untuk mengetahui keadaan lingkungan perumahan serta
keadaan tempat tinggal ibu dan dengan mengetahui tempat tinggal
ibu, bidan bisa dengan mudah berhubungan bila keadaan mendesak.
c. Data Subjektif
1) Keluhan Utama
Diisi sesuai dengan apa yang dikeluhkan ibu tentang keadaan
bayinya.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui kondisi bayinya apakah dalam keadaan yang
sehat atau sakit.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama :
 Anggota keluarga yang mempunayi penyakit tertentu terutama
penyakit menular seperti TBC, hepatitis dll.
 Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis,
kelainan pembekuan darah, jiwa, asma dll.
 Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan
kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur
wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah

13
melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai
karena hal ini bisa menurun pada ibu.
4) Riwayat Persalinan dan Neonatal
a) Persalinan
Untuk mengetahui cara persalinan, ditolong oleh siapa, apakah
ada penyulit/tidak selama melahirkan seperti perdarahan.
b) Neonatal
Untuk mengetahui berapa berat badan lahir, panjang badan lahir,
apakah saat lahir bayi langsung menangis/tidak, serta adakah
cacat/ tidak.
5) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi
Setelah bayi dilahirkan apakah bayi sudah diberi minum ASI/
PASI atau tidak.
b) Eliminasi
BAB : < 24 jam setelah bayi dilahirkan bayi mengeluarkan
mekonium
BAK : segera setelah bayi sudah lahir
c) Istirahat
1 jam pertama dari kelahiran bayi. Bayi belum tidur
d) Personal Hygiene
Bayi mandi setelah 6 jam/ lebih dari kelahiran bayi
d. Data Obyektif
Pemeriksaan fisik lengkap perlu dilakukan pada bayi baru lahir
untuk memastikan apakah bayi tersebut mempunyai abnormalitas medis
atau penyakit.
1) Pemeriksaan Umum :
a) Keadaan Umum
b) Kesadaran
2) Pengukuran
a) Berat Badan : untuk mengetahui berat bayi,

14
normal 2500-4000 gr, jika kurang bayi
premature, jika lebih bayi obesitas
(makrosomia)
b) Panjang Badan : panjang normal 45-50 cm
c) Lingkar Kepala : normalnya 30-33 cm, jika diameter
lebih kecil 3 cm bayi mengalami
mikrosepalus.
d) Lingkar Dada : lingkar normal 33-35 cm
e) LILA : normalnya 11-15 cm. LILA pada
BBL mencerminkan keadaan tumbuh
kembang bayi
3) Tanda Vital
a) Nadi : Peningkatan denyut nadi dapat menunjukan
infeksi, syok atau dehidrasi
b) Suhu : Peningkatan suhu menunjukan proses
infeksi atau dehidrasi.
c) Pernapasan : Peningkatan frekuensi pernafasan dapat
menunjukan syok
4) Status Present
Pemeriksaan tidak hanya dilakukan secara pandang tetapi sekaligus
dengan rabaan, pemeriksaan diawali dari :
Kepala : trauma kelahiran, caput suksedeneum, cepal
hematom, perdarahan dan fraktur tulang tengkorak,
ansefali dan mikrosefali.
Muka : simetris, tanda sindrom down.
Mata : simetris, tanda strabismus, glaukoma kongenital,
katarak kongenital, perdarahan konjungtiva dan reflek
glabella.
Hidung : simetris, nafas cuping hidung, pengeluaran cairan
abnormal.
Mulut : simetris, bibir sumping, reflek rooting, reflek
sucking dan swallowing (ketika bayi sedang menyusu).
Telinga : simetris, letak dan bentuk daun telinga, reflek

15
moro.
Leher : pergerakan, trauma lahir, fraktur fleksus
brakhialis, pembengkakan kelenjar tiroid dan vena
jugularis, reflek tonic neck.
Klavikula : fraktur klavikula
Dada : simetris, retraksi dinding dada, pembentukan
putting susu
Abdomen : pergerakan dada dan perut bersamaan, hernia,
kembung, benjolan abnormal
Punggung : spina bifida, abnormalitas medula spinalis, reflek
galant’s.
Vulva : Pada laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-
1,3 cm. Periksa lubang uretra, periksa adanya hipospadia
dan epispadia, memastikan jumlah testis. Pada
perempuan pada bayi cukup bulan labia mayora sudah
menutupi labia minora, lubang uretra terpisah dengan
lubang vagina, pengeluaran sekret abnormal.
Anus : kelainan atresia ani, pengeluaran mekonium.
Ekstremitas : simetris, pergerakan, periksa jari kemungkinan
polidaktili dan sindaktili, refleks palmer grasp dan reflek
babinski.
5. Assesment
Analisis data atau diagnosa, yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil
analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau
masalah potensial.
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan, yaitu menggambarkan pendokumentasian dari perencaan dan
evaluasi berdasarkan assesment.

16
C. Teori EBM
1. Kasus Kontrol Hubungan Imunisasi BCG dengan kejadian TB Paru pada
anak tahun 2015-2016 (Riani, dkk, 2018)
Tuberkulosis adalah penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di
dunia. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan insidens, prevalens bahkan
kematian karena TB di Indonesia. Tujuan. Mengetahui besar risiko tidak
diimunisasi BCG terhadap kejadian TB Paru pada anak di Kota Sukabumi
tahun 2015-2016 setelah dikontrol oleh variabel umur, jenis kelamin, berat
badan lahir, pemberian ASI Eksklusif, kunjungan Neonatal, pemberian
Vitamin A, pendidikan Ibu dan Pekerjaan Ibu. Sedangkan tujuan sekunder dari
studi ini adalah mengidentifikasi status imunisasi BCG dan kejadian TB Paru
pada anak serta variable covariatnya dan mengetahui besar risiko anak yang
tidak diimunisasi serta mengetahui besar Efektivitas vaksin BCG. Metode.
Penelitian ini menggunakan desain case control. Kasus dan kontrol adalah anak
kota Sukabumi usia 0-5 tahun yang diperoleh dari laporan rutin program TB,
imunisasi, KIA dan Gizi di Dinas Kesehatan Kota Sukabumi. Hasil. Analisis
multivariat menunjukkan bahwa risiko anak yang tidak diimunisasi BCG dan
KN sebanyak 3 kali adalah 1,13 kali lebih besar untuk terkena TB paru
dibandingkan kelompok rujukan dan anak yang diimunisasi BCG. Dari hasil
tersebut diketahui bahwa efektivitas vaksin BCG tanpa interaksi 67%,
sedangkan dengan interaksi 82%. Kesimpulan. Imunisasi di Kota Sukabumi
masih merupakan salah satu upaya yang efektif untuk mencegah terjadinya TB
paru pada anak.
2. Efektivitas Imunisasi BCG Terhadap Kejadian Tuberkulosis Anak di
Kabupaten Bangka (Wulan, dkk, 2021)
Vaksin Bacillus Calmette Guerin (BCG) masih merupakan satu-satunya vaksin
berlisensi untuk melawan Tuberkulosis, dengan perkiraan cakupan global mencapai
85%, namun kasus TB Anak masih ditemukan, walaupun cakupan imunisasi sudah
sesuai dengan target.
Tujuan: Menganalisis efektivitas imunisasi BCG terhadap kejadian TB pada anak di
Kabupaten Bangka.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol, populasi 93 anak
didiagnosa TB di Kabupaten Bangka pada tahun 2019. Total sampling digunakan
untuk kelompok TB sedangkan simple random sampling digunakan untuk kelompok

17
kontrol, perbandingan jumlah sampel 1 kasus : 1 kontrol. Analisis data yang
digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi Square, perhitungan
Odds Ratio (OR), Attributable Fraction, Attributable Number, dan Attributable
Fraction Population.
Hasil: Total 25 anak yang tidak divaksin BCG, 21 orang (84,0%) didiagnosa TB.
Kelompok yang diberi vaksin BCG, ada 55 orang (43,3%) yang menderita TB.
Analisis statistik menunjukkan ada hubungan bermakna antara pemberian imunisasi
BCG dengan kejadian TB anak (p=0,000). OR sebesar 6,87 (95% CI 2,2 -21,1).
Efektifitas imunisasi BCG pada penelitian ini sebesar 85%.
Kesimpulan: Efektivitas imunisasi BCG adalah 85%, dinyatakan efektif mencegah
kejadian Tuberkulosis Anak. Anak yang tidak mendapat imunisasi BCG beresiko 6,87
kali lebih tinggi untuk menderita TB Anak

18
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. R UMUR 1 BULAN


DI BERIKAN IMUNISASI BCG DI RUANG POLI TUMBANG
RSUD H. ABDUL MANAP KOTA JAMBI

Tanggal Pengkajian : 13 Desember 2023 Pukul : 09.00 WIB


A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Bayi
a. Nama : By. R
b. Umur : 33 hari (1 Bulan 3 hari)
c. Jenis Kelamin : Perempuan
Orang Tua (Ayah dan Ibu)
a. Nama : Tn. M / Ny. D
b. Umur : 26 tahun / 32 tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : S1 / SMA
e. Pekerjaan : Swasta / Ibu Rumah Tangga
f. Alamat : SPA
2. Alasan datang/keluhan utama :
Ibu mengatakan ingin mengimunisasi anaknya
3. Riwayat Kelahiran
a. Tanggal lahir : 11 November 2023

19
b. Jenis persalinan : normal
c. Penolong : bidan
d. BBL, PB, LK : 3000 gram, 49 cm, 32 cm
e. Komplikasi : tidak ada
f. Laktasi : IMD berhasil dan ASI eksklusif

4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang : ibu mengatakan anaknya sehat dan tidak ada
keluhan.
b. Riwayat kesehatan yang lalu : ibu mengatakan anaknya tidak pernah
mengalami penyakit berat seperti kejang demam, diare, malaria, demam
berdarah, gangguan napas, kedinginan dan infeksi.
c. Riwayat kesehatan keluarga : ibu mengatakan didalam keluarga tidak pernah
mengalami penyakit, sistemik, menurun dan menular seperti ginjal TBC,
malaria, HIV/AIDS
5. Riwayat imunisasi
Jenis Pemberian ke/Tanggal pemberian
Keterangan
Imunisasi 1 2 3 4
HB0 12-11-23 Umur 2 hari
BCG
Polio
DPT-HB-Hib
Campak

6. Pola kebutuhan sehari-hari


a. Nutrisi : ibu mengatakan anaknya ASI eksklusif dan belum diberikan
makanan dan minuman tambahan.
b. Eliminasi : ibu mengatakan anaknya BAB satu kali sehari, BAK 6-7 kali
sehari dan tidak ada mengalami keluhan.
c. Istirahat : ibu mengatakan anaknya masih banyak tidur.
d. Aktivitas : ibu mengatakan anaknya aktif dan sering bermain.

20
e. Hygiene : ibu mengatakan anaknya mandi 2 kali sehari, keramas setiap
hari, ganti pakaian setiap mandi dan apabila kotor serta basah.
7. Data sosial budaya
a. Pandangan keluarga terhadap kesehatan : ibu mengatakan tidak ada budaya
atau adat istiadat yang merugikan kesehatan.
b. Keadaan lingkungan : lingkungan di sekitar rumah bersih,, rumah tidak
dipinggir jalan raya sehingga tidak terpapar oleh asap kendaraan, anggota
keluarga ada yang merokok tetapi merokok di luar rumah karena sadar akan
adanya anak kecil di rumah.
c. Pengasuhan anak : anak diasuh oleh orangtuanya karena ibu tidak bekerja
sehingga dapat mengawasi anak setiap hari.
8. Data Perkembangan
Anak bisa menatap ke ibu, mengeluarkan suara o o, tersenyum, menggerakkan
kaki dan tangan

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum :
a. Keadaan umum : Baik
b. Tanda-tanda vital
1) Suhu : 36,5 °C
2) Denyut Jantung: 120 x/menit
3) Pernapasan : 38 x/menit
c. Antropometri
1) PB : 52 cm
2) BB : 3700 gram
2. Pemeriksaan fisik (head to toe)
a. Kepala
1) Rambut : bersih, distribusi merata, berwarna hitam
2) Muka : Simetris
3) Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih,
tidak ada tanda infeksi
4) Hidung : Lubang hidung simetris, tidak ada pernapasan
cuping hidung

21
5) Mulut : Bibir simetris, tidak ada labioskisis, palatoskisis,
maupun labiopalatoskisis.
6) Telinga : Simetris, ada lubang telinga, daun telinga sudah
terbentuk sempurna, pendengaran baik
b. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, vena jugularis, maupun kelenjar
tyroid, tidak ada trauma.
c. Dada
Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada suara wheezing
d. Abdomen
Simetris, normal, tidak ada kelainan, tidak ada benjolan.
e. Ekstremitas
1) Atas
Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap, tidak ada kelainan.
2) Bawah
Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap, tidak ada kelainan, garis-
garis plantar kaki sudah ada
f. Genetalia
Ada lubang pada ujung penis, testis sudah turun ke dalam skrotum, tidak ada
kelainan
g. Anus
Ada lubang anus
h. Punggung
Normal, tidak ada spina bifida, tidak ada pembengkakan
i. Kulit
Warna kemerahan, tidak mengelupas, lembab, hangat

C. ANALISIS DATA
Diagnosa Kebidanan
Bayi. R 33 Hari dengan imunisasi BCG, masalah
Tidak Ada

D. PERENCANAAN

22
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan sehat
2. Menjelaskan kepada ibu manfaat imunisasi
3. Menjelaskan kepada ibu reaksi dan efek samping setelah diberikan imunisasi
BCG
4. Menyuntikkan imunisasi BCG dengan dosis 0,05 ml deltoid lengan kanan atas
secara intra cutan
5. Menganjurkan ibu untuk imunisasi anaknya setelah berumur 2 bulan yaitu DPT-
HB-Hib 1 dan Polio 2
6. Melakukan dokumentasi di KMS Bayi dan buku rigister imunisasi

E. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan sehat.
Rasionalisasi : Untuk memberikan informasi kepada ibu dan keluarga mengenai
keadaan anaknya siap untuk diberikan imunisasi.
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengetahui keadaan anaknya dan terlihat senang
karena anaknya sehat.
2. Menjelaskan kepada ibu manfaat imunisasi BCG
Rasionalisasi : Memberi informasi kepada ibu dan keluarga mengenai manfaat
imunisasi BCG untuk memberikan kekebalan pada bayi terhadap kuman TBC.
Evaluasi : ibu mengerti manfaat dari pemberian imunisasi BCG.
3. Menjelaskan kepada ibu reaksi dan efek samping setelah diberikan imunisasi
BCG.
Rasionalisasi : ibu mengerti reaksi dan efek samping yang akan timbul setelah
diberikan imunisasi BCG berupa rasa tidak nyaman pada bayi, timbul benjolan
kecil setelah 1-2 bulan, kemerahan yang selanjutnya akan mengering dengan
sendirinya.
Evaluasi : ibu mengerti reaksi yang ditimbulkan setelah diberikan imunisasi
BCG.
4. Menyuntikkan imunisasi BCG dengan dosis 0,05 ml deltoid lengan kanan atas
secara intra cutan.
Rasionalisasi : Pemberian imunisasi BCG sesuai dosis ketentuan dan diberikan
di deltoid lengan kanan atas untuk memberikan estetika yg baik krn imunisasi
BCG menimbukan bekas di permukaan kulit.

23
Evaluasi : imunisasi BCG disuntikkan pada deltoid kanan secara IC dan ibu
mengerti semua penjelasan yang diberikan.
5. Menganjurkan ibu untuk imunisasi anaknya setelah berumur 2 bulan yaitu DPT-
HB-Hib 1 dan Polio 2.
Rasionalisasi : agar bayi mendapatkan imunisasi selanjutnya.
Evaluasi : ibu bersedia mengimunisasi anaknya setelah berumur 2 bulan yaitu
DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2.
6. Melakukan dokumentasi di KMS bayi dan buku Rigister Imunisasi.
Rasionalisasi : KMS adalah kartu menuju sehat yang di pegang orang tua untuk
memantau tubuh kembang anaknya dan sebagai catatan kelengkapan imunisasi,
Rigister Imunisasi sebagai dokumen RS.
Evaluasi : Proses dokumentasi terlaksanan dengan baik.

24
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan program pengembangan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).


Program Pengembangan Imunisasi (PPI) yang diwajibkan dan Program Imunisasi Non
PPI yang dianjurkan. Wajib jika kejadian penyakitnya cukup tinggi dan menimbulkan
cacat atau kematian. Adapun jenis imunisasi yaitu Hb 0, BCG, DPT, Polio dan
Campak.
Dari pengkajian data subjektif dan data objektif pada By. R umur 33 hari maka
didapatkan hasil bahwa By. R dalam keadaan sehat, tidak ada keluhan dalam hal
pemenuhan kebutuhan dasar yaitu dalam pemberian ASI, pola tidur, kebersihan serta
BAB dan BAK. Hasil pemeriksaan TTV yaitu pernapasan : 38 x/menit, S : 36,5°C,
denyut jantung : 120x/menit. Dilakukan penimbangan berat badan dengan hasil 2700 gr
serta tidak ditemukannya kelainan pada saat pemeriksaan fisik By. R.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut maka bayi dianggap sehat dan normal,
sehingga asuhan berikutnya dapat dilakukan yaitu pemberian imunisasi BCG. Menurut
Depkes RI (2005) dalam pemberian imunisasi ada syarat yang harus diperhatikan yaitu
diberikan pada bayi atau anak yang sehat. Imunisasi BCG diberikan setelah adanya
pendidikan kesehatan tentang apa itu imunisasi BCG, manfaat serta efek samping dari
pemberiannya. Tidak lupa pula sebelum melakukan penyuntikan, pemberi asuhan
meminta persetujuan dari pihak keluarga mengenai asuhan yang akan diberikan.
Vaksin BCG melindungi anak terhadap penyakit tuberculosis (TBC). Dibuat
dari bibit penyakit hidup yang telah dilemahkan, ditemukan oleh Calmett Guerint.
Sebelum menyuntikkan BCG, vaksin harus lebih dulu dilarutkan dengan 4 cc cairan
pelarut (NaCl 0,9%). Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan dalam waktu 3

25
jam. Vaksin akan mudah rusak bila kena sinar matahari langsung. Tempat penyuntikan
adalah sepertinya bagian lengan kanan atas (Theophilus, 2007). Menurut Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI). Program Pengembangan Imunisasi (PPI), vaksin yang
diberikan harus baik, disimpan dilemari es dan belum lewat masa berlakunya, teknik
yang tepat, jadwal imunisasi yang sesuai umur dan dosis yang benar.
Pemberian hanya dilakukan apabila bayi atau anak sehat karena pada bayi yang
sehat antibody tubuhnya akan bekerja optimal. Sementara pemberian imunisasi pada
bayi sakit dikhawatirkan dapat memperburuk kondisinya sebab seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwa imunisasi adalah proses memasukkan bakteri yang sudah
dilemahkan ke dalam tubuh. Selain itu, setelah diimunisasi terkadang muncul efek
samping pembengkakan kecil, merah di bekas lokasi penyuntikan, abses kecil, parutan
dan sebagainya yang mungkin akan membuat anak menjadi kurang nyaman.
Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum pemberian imunisasi adalah lokasi
penyuntikan dan cara pemberiannya. Menurut dr. Arifianto, Sp.A (2014) lokasi
penyuntikan dan cara pemberian akan menentukan efektivitas imunisasi dalam
merangsang terbentuknya kekebalan tubuh. Dilihat dari asuhan yang diberikan maka
dapat disimpulkan bahwa pemberian imunisasi pada By. R telah sesuai dengan teori
dan standar pelayanan yang ada.

26
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan tinjauan kasus yang telah dibuat asuhan kebidanan bayi sehat
dengan imunisasi pada By. R umur 33 hari dapat disimpulkan sebagai berikut
1. Data subjektif yang didapat dari anamnesa yaitu, bayi lahir normal pada tanggal
11 November 2023.
2. Data objektif didapatkan hasil yaitu keadaan umum baik dan tidak ada kelainan.
3. Diagnosa didapatkan dari data subjektif dan data objektif yaitu By.R umur 33
hari dengan Imunisasi BCG.
4. Penatalaksaan asuhan sudah berdasarkan evidence based untuk bayi sehat
dengan imunisasi BCG.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan pengalaman
dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada bayi sehingga
dapat digunakan sebagai berkas penulis didalam melaksanakan tugas sebagai
bidan.
2. Bagi Institusi Pendidikan Poltekes Kemenkes Jambi
Agar menjadi tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada asuhan
kebidanan pada bayi.
3. Bagi Lahan Praktik BPM Anik Wahyuni

27
Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk
lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan selalu menjaga
mutu pelayanan.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Salemba
Medika

Kemenkes R1, 2014. Buku Ajar Imunisasi. Jakarta : Pusdiklatnakes

Khoirunnisa, Endang, Sudarti. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika

Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media

Riani, dkk, 2018. Kasus Kontrol Hubungan Imunisasi BCG dengan kejadian TB Paru
pada anak tahun 2015-2016. Sari Pediatri 2018;19(6):321-7

Wulan, dkk. 2020. Efektivitas Imunisasi BCG Terhadap Kejadian Tuberkulosis Anak di
Kabupaten Bangka. Pangkal Pinang : Jurnal KesehatanVol. x, No.xx, Juni 2021

28

You might also like