You are on page 1of 10

Kasus Anemia

A.) Data Personal


Jenis Data Data Personal
Nama Nn. AR
Umur 19 Tahun
Jenis Kelamin Perempuan
Pekerjaan Pelajar
Pendidikan SMA
Agama Islam
Alamat Surakarta
Diagnosis Medis DHF
Nomor RM : 95.6.132
Ruang Perawatan : Anggrek
Tanggal Masuk : 25 November 2020
Tanggal Kasus : 30 November 2020
B.) Riwayat Penyakit
Keluhan Utama Capek, nyeri perut, diare, pusing
Riwayat Penyakit 1 minggu SMRS Pasien merasakan demam, namun orang
Sekarang tua tidak mengetahui penyebabnya. Saat itu, pasien dibawa
ke puskesmas terdekat dan 3 hari kemudian baru di bawa ke
RS. Pasien sempat muntah sebanyak 2 kali dan kejang
sebelum dibawa ke RS. Pasien juga mengeluhkan nyeri di
perut dan ulu hati, diare, pusing, dan lemas
Riwayat Penyakit Maag
Dahulu
Riwayat Penyakit Ayah pasien menderita batu ginjal.
Keluarga
Ket SMRS
Penilaian: Pasien mengalami DBD ditandai dengan nyeri di perut dan ulu hati, diare,
pusing
C.) Riwayat Gizi
Data Sosio Ekonomi Penghasilan : -
Jumlah Anggota Keluarga : 4
Suku : Jawa
Aktifitas Fisik Jumlah Jam kerja : 10 jam sehari (pukul 06.00-18.00)
Jumlah tidur sehari : lebih dari 4 jam
Jenis olahraga : -
Frekuensi olahraga : -
Alergi Makanan Makanan : seafood, telur, daging sapi
Penyebab : -
Jenis diet khusus : diet penurunan berat badan dan
rendah lemak
Alasan : kegemukan
Yang menganjurkan : ibu pasien
Masalah Gastrointertinal Nyeri ulu hati ( √ ), Mual (√ ), Muntah (√), Diare
(√ ), Konstipasi (X), Anoreksia (√), Perubahan
pengecapan/penciuman ( X )

Penyakit Kronik Jenis penyakit : -


Modifikasi diet : -
Jenis dan lama pengobatan : -
Kesehatan Mulut Sulit menelan ( X ), Stomatitis (X), Gigi lengkap (√)
Pengobatan Vitamin/mineral/suplemen gizi lain : shake, spirulina
Frekuensi dan jumlah : jarang
Perubahan BB Bertambah/berkurang : 5 kg (75 kg menjadi 70 kg)
lamanya : 3 minggu
disengaja/tidak : Penurunan BB tidak disengaja
Mempersiapkan Fasilitas memasak : - (sering jajan)
Makanan Fasilitas menyimpan makanan : -
Riwayat Diet Pola Makan Makanan pokok: Nasi 1x sehari (@ 2 centong) 350
Sebelum Sakit kkal; p= 8 gr; kh=80 g
Lauk hewani :
Telur ayam 2 x seminggu (@1 butir) 75 kkal, pro 7
gr, 5 gr lemak
Ayam 5 x seminggu (@1 potong) 50 kkal, pro 7 gr, 2
gr lemak
Lauk nabati : 160 Kalori, 12 gram Protein, 6 gram
lemak dan 16 gram karbohidrat.
Tahu 1x sehari (1-2 potong)
Tempe 1x sehari (1-2 potong)
Sayuran : 25 Kal, 5 gram karbohidrat, dan1 gram
protein.
Tidak suka makan sayur selain lotek (1 x sebulan @
1 porsi)
Buah : 50 Kalori dan 10 gram Karbohidrat.
jeruk sankis setiap hari, papaya setiap hari
Selingan : 7 gram Protein, 5 gram lemak dan 75
Kalori
175 Kalori, 4 gram Protein dan 40 gram Karbohidrat.
suka junk food, spageti, steak 3x seminggu (@ 1
porsi)
Minuman : air putih ±2 liter sehari Teh botol 1x
sehari (@ 1 botol)
Penilaia
Kesimpulan:
Dihadapkan pada pasien Wanita umur 19 tahun dengan diagnose DHF. Pada awal masuk,
pasien mengalami demam, muntah sebanyak 2 kali dan kejang. Pasien juga mengeluhkan nyeri
di perut. ulu hati, diare, pusing, dan lemas. Ayah Pasien memiliki riwayat penyakit batu ginjal
dari Ayahnya, sedangkan pasien memiliki penyakit gastrointestinal seperti nyeri ulu hati, mual,
muntah dan diare, Pasien juga sedang menjalankan diet penurunan berat badan dan rendah lemak
akibat kegemukan dan terjadi penurunan BB secara tidak disengaja sebesar 5 kg dalam waktu 3
minggu Pasien mengalami gangguan pola makan seperti anoreksia dan alergi makanan.
Frekuensi makan pasien tergolong rendah yakni 1x makan dalam sehari dengan porsi besar.
Pasien sering mengonsumsi junk food, tidak menyukai sayur selain lotek serta rutin meminum
teh botol dalam sehari

A. Patofisiologi
Berdasarkan penjelasan WHO, anemia adalah kondisi di mana kadar hemoglobin
dalam darah lebih rendah dari normal (Hb) <11 g/dL. dan tidak mencukupi untuk
kebutuhan fisiologi tubuh. Patogenesis anemia ini berhubungan dengan menurunnya
pelepasan besi dari makrofag ke plasma, umur eritrosit yang memendek, dan respon
eritropoietin yang tidak adekuat karena efek sitokin seperti IL-1 dan TNF pada
eritropoiesis. (Andika, 2019)
Eritropoietin diproduksi tubuh tergantung pada stimulus tekanan oksigen dalam
jaringan ginjal. Bila tekanan oksigen rendah seperti pada keadaan anemia dan hipoksia
maka nefron ginjal akan merespon dengan memproduksi eritropoietin sehingga terjadi
peningkatan produksi eritrosit di sumsum tulang. Sebaliknya, suplai oksigen yang
meningkat pada jaringan (bila massa eritrosit meningkat atau hemoglobin mudah
melepaskan O2) maka akan menyebabkan penurunan produksi hormon eritropoietin.
Eritropoietin akan meningkat pada keadaan anemia maupun hipoksia jaringan
Adanya uji bending atau tourniquet test positif mengindikasikan manifestasi
perdarahan pada DHF akibat vaskulopati, defisiensi, disfungsi trombosit, dan defek pada
jalur pembekuan darah. Trombositopenia sering didapat pada DHF dan umumnya terjadi
sewaktu demam mulai turun (fase defervesens). Penurunan produksi trombosit dan
peningkatan destruksi trombosit dapat menyebabkan trombositopenia pada DHF. Jumlah
dan fungsi trombosit yang menurun dapat memperburuk manifestasi perdarahan. (Brier &
lia dwi jayanti, 2020)
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan viremia.
Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di hipotalamus sehingga.
Virus dengue yang telah masuk ke tubuh penderita akan menimbulkan viremia. Viremia
memicu pengatur suhu di hipotalamus untuk melepaskan zat bradikinin, serotinin,
trombin, histamine hingga peningkatan suhu. Selain itu viremia menyebabkan pelebaran
pada dinding pembuluh darah yang membuat perpindahan cairan dan plasma dari
intravascular ke interstitial sehingga muncullah hipovolemia. Penurunan trombosit terjadi
akibat dari turunnya produksi trombosit akibat dari antibody melawan virus. Selain itu
Trombositopenia disebabkan oleh peningkatan destruksi trombosit. Etiologi dari kondisi
ini tidak diketahui, namun diduga ada beberapa factor pemicunya seperti adanya virus
dengue, komponen aktif system komplemen, serta kerusakan sel endotel. Penyebab
utama perdarahan pada DBD yaitu Trombositopenia, gangguan fungsi trombosit serta
kelainan system koagulasi Virus masuk ke tubuh melalui gigitan nyamuk aedes acgepty.
timbullah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual,
nyeri otot atau pegal-pegal di seluruh tubuh. Selain itu muncul ruam atau bintik-bintik
merah pada kulit, hyperemia tenggorokan atau mungkin terjadi pembesaran kelenjar
getah bening, dan hati (hepatomegali).
B. Etiologi
Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menjadi anemia, yaitu malabsorpsi
besi, kehilangan darah, adanya penyakit yang menghabiskan simpanan zat besi, seperti
perdarahan gastrointestinal. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya anemia gizi pada
usia remaja (health media nutrition series) adalah:
a.Adanya penyakit infeksi yang kronis
b.Menstruasi yang berlebihan pada remaja putri
c.Perdarahan yang mendadak seperti kecelakaan
d.Jumlah makanan atau penyerapan diet yang buruk dari zat besi, vitamin B12, vitamin
B6, vitamin C, tembaga Menurut Depkes (2003) dalam Nursari (2010), penyebab anemia
pada remaja putri dan wanita sebagai berikut:
a.Pada umumnya konsumsi makanan nabati pada remaja putri dan wanita tinggi,
dibanding makanan hewani sehinggakebutuhan Fe tidak terpenuhi.
b.Sering melakukan diet (pengurangan makan) karena ingin langsing dan
mempertahankan berat badannya.
Gejala dan tanda klinis infeksi dengue dapat berupa flu-like syndrome, demam
mendadak tinggi, mialgia, artralgia, nyeri retro-orbital, terdapat ruam, mimisan, gusi
berdarah, limfadenopati, trombositopenia, leukopenia, peningkatan hematokrit,
hipoalbuminemia, diatesis hemoragik, hingga syok dan kematian. Berdasarkan kriteria
WHO tahun 2011 infeksi dengue dibagi menjadi seperti gambar berikut ini.

Gejala penderita penyakit ini sekarang tidak terduga dan seringkali disepelekan oleh
masyarakat awam. Manifestasi klinik dari penyakit Dengue Haemorhagic Fever adalah
sebagai berikut: (Febriana, 2018)
1. Mendadak demam tinggi (lebih dari 38oC) yang berlangsung secara terus
menerus selama 2 sampai 7 hari
2. Terdapat bintik-bintik merah pada kulit
3. Terasa mual, muntah dan kepala pusing
4. Nyeri ulu hati
5. Trombosit yang turun terus menerus
6. Diare
C. Symptom
Ada banyak gejala yang menandai seseorang kekurangan zat besi. Beberapa gejala khas
untuk kekurangan zat besi dan beberapa adalah gejala umum anemia. Secara klinis,
pasien dengan anemia memiliki gejala Mudah Lelah, Mudah lesu, Pucat Pada awal
masuk, pasien mengalami demam, muntah sebanyak 2 kali dan kejang. Penyakit
gastrointestinal seperti nyeri ulu hati, mual, muntah dan diare,

D. Asesment
1. Antropometri
TB = 188 cm
BB = 70 kg
IMT = BB/ [TB(m)]2
= 70/3,5344
= 19,80 (Normal)
Menurut Kemenkes (2018), pasien dengan IMT 19,8 memiliki status gizi normal karena
IMT pasien berada pada rentang 18,5 – 23,5.
2. Biokimia
Pemeriksaan Nilai Normal Pemeriksaan Awal Keterangan
Kasus Tanggal
21/11
Hb 12 – 15,5 g/dL 10 g/dL Rendah
6
Eritrosit 3,8 – 5,8 x 10 /ul 4,85 x 106 Normal
Hematocrit 37 – 47% 39,9% Normal
MCV 80-96 fL 78,3 fL Rendah
MCH 27-31 pg 24,3 pg Rendah
MCHC 32-36 g/dL 30,6g/dL Rendah
RDW-CV 11,6-14,8% 12,6% Normal
Trombosit 150 – 450 x 103 /ul 78 x 103 / ul Rendah
Leukosit 4-11 x 103 / uL 2,3 x 103 / ul Rendah
Neutrofil 50-70% 42,5% Normal
Monosit 2-10% 4,2% Normal
Eosinofil 1-6% 0% Rendah
Basofil 1-2% 0,4% Rendah
Na 136-145 mmol/L 141 mmol/L Normal
K 3,5 – 5,1 mmol/L 4,3 mmol/L Normal
Cl 98 – 107 mmol/L 107 mmol/L Normal
Ca 3,5 – 5,1 mmol/L 4,3 mmol/L Normal
Ureum 10-50 mg/dl 29 mg/dl Normal
Kreatinin 0,5-0,9 mg/dl 0,9 mg/dl Normal
SGOT 0-32 U/l 18,5 U/l Normal
SGPT 0-31 U/l 19,8 U/l Normal
Kesimpulan: Hasil dari tes laboratorium, pasien terindikasi mengalami anemia hal ini
ditandai dengan:
1) Indeks dan morfologi eritrosit normositik normokrom atau hipokrom ringan
(MCV kurang < 80 fL).
2) Anemia ringan dan tidak progresif (hemoglobin kurang dari 10 g/dL).
3) Pada pemeriksaan darah lengkap ditandai dengan jumlah, hemoglobin,
hematokrit, MCV, MCH dan MCHC yang rendah
Dari hasil pemeriksaan laboratorium diatas, pasien juga mengalami penurunan sistem
imun dalam melawan virus karena leukosit, eosinophil, dan basophil rendah.
Penurunan jumlah trombosit hingga di bawah 100.000 sel/mm3 terjadi pada akhir
fase demam (penurunan suhu atau fase defervesens) dan atau sebelum timbulnya
syok. Penurunan jumlah leukosit disebut dapat disebabkan oleh stress
berkepanjangan, infeksi virus, penyakit dan lain-lain.

3. Fisik Klinis
a. Kepala/abdomen/extremitas dll : akral hangat, bercak merah pada kulit
Tes torniquet (+)
b. Vital Sign:
Pemeriksaan Awal Kasus RS Keterangan
Tensi 90/62 mmHg Hipotensi (120/80
mmHg)
Respirasi 20x/menit Normal (20-30x/mnt)
Nadi 85x/menit Normal (60-100x/mnt)
o
Suhu 39 C Tinggi (36-37 oC)
Kesimpulan: Dari hasil yang didapat, pemeriksaaan respirasi dan tensi normal namun
pasien sedang dalam keadaan lemas,pusing,suhu tubuh tinggi yaitu 39 oC serta adanya
hipotensi (90/62 mmHg) termasuk dalam gejala DHF. Pasien terindikasi terkena infeksi
virus dengue yang ditunjukkan dari hasil uji torniquet (+) serta terindikasi mengalami
perdarahan gastrointestinal. Berdasarkan pemeriksaan fisik, tingkat kesadaran pasien
yaitu dapat terjadi penurunan kesadaran (apatis) dan lemas. Adanya bercak merah pada
kulit pasien serta akral hangat yang mengindikasikan gejala tersbeut berhubungan dengan
proses infeksi virus dengue.
4. Asupan Zat Gizi
Implementasi Energi (kcal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)
Asupan Oral - - - -
Asupan Enteral 1300 50 40 185
Parenteral
Tutofusin ops 140 35
700 ml
KA-EN 3A 500 54 13,5
ml
Total Asupan 1494 50 40 233,5
AKG 1588,4 70 57,129 198,55
Asupan (%) 94% (cukup) 71% (kurang) 70% (kurang) 117% (lebih)
Penilaian: Asupan zat gizi protein dan lemak kurang sedangkan asupan karbohidrat
melebihi kebutuhan yakni (80-100%)
Dietary: Asupan pasien inadekuat hal ini ditandai dengan kurangnya kebutuhan mineral
zat besi yang bersumber dari besi heme dan non heme (< 75%). Pasien sedang
menjalankan diet penurunan berat badan dan rendah lemak dan terjadi penurunan BB
secara tidak disengaja sebesar 5 kg dalam waktu 3 minggu. Frekuensi makan pasien
tergolong rendah yakni 1x makan dalam sehari. Pasien sering mengonsumsi junk food,
tidak menyukai sayur selain lotek serta rutin mengonsumsi teh botol per hari
BEE = 655 + (9,6 x 70) + (1,8 x 188) – (4,7 x 19)
= 1. 576 kkal
TEE = BEE x AF x FS
= 1. 576 x 1 x 1,3
= 2.048,8 dibulatkan 2.049 kkal
BBI = TB - 100 - 15%
= 74,8 dibulatkan 75
Protein = 2 gr/kg x BBI
= 2 x 75
= 150 gr = 600 kkal
Lemak = 25% x 2.049
= 512 kkal = 57 gr
Karbohidrat = 2.049 – (600+512) = 937 kkal = 234 gr

Hasil Recall 24 jam diet : Rumah Sakit


Tanggal : 30/11/2020
Diet RS : Sonde 1300 kcal/cair/oral
- Riwayat Penyakit: Ayah pasien memiliki riwayat penyakit batu ginjal,

5. Terapi Medis
Jenis Obat Fungsi Interaksi dengan Zat Gizi Solusi
Heparin obat yang berfungsi mencegah Vit K seperti sayur, buah,
penggumpalan darah dan kacang-kacangan
(antikoagulan) dapat menghambat kerja
heparin sehingga jeda
waktu makan dengan obat
selama 1-2 jam
Paracetamol Obat golongan analgetic- Adanya interaksi antara
antipiretik yang banyak teh, kopi dan susu yang
digunakan sebagai anti nyeri diberikan bersamaan
dan menurunkan suhu tubuh dengan parasetamol
ternyata mempengaruhi
parameter farmakokinetik
parasetamol
Diazepam obat untuk mengatasi Pemberian diazepam
gangguan kecemasan, memiliki pengaruh
meredakan kejang, kaku otot, dengan alcohol dan grape
atau sebagai obat penenang fruit karena dapat
sebelum operasi. meningkatkan aktivitas
metabolisme hepatik.
KA-EN Membantu menyalurkan cair
untuk menyeimbangkan
asupan makanan tubuh yang
ina
Nacl obat yang mengandung - -
hormon steroid sintesis.
RL (ringer obat yang - -
lactat) digunakan untuk menggantikan
kadar elektrolit dan mineral
yang hilang dari dalam tubuh
akibat diare atau dehidrasi.
- Interaksi Obat dengan Gizi
Adanya interaksi obat dengan makanan seperti heparin dengan vitamin K,
paracetamol dengan kandungan tannin pada teh, kafein pada kopi dan susu, serta
obat diazepam dengan alcohol dan bahan makanan yang mengadung formalin
dapat mempengaruhi absorbsi obat dalam tubuh. Hal yang dapat dianjurkan untuk
menghindari adanya interaksi obat dengan zat gizi pada makanan yang negative/
kontra.. maka perlu diberi jeda antara jarak waktu konsumsi makan dengan obat
serta perlunya memahami anjuran waktu mengonsumsi obat.
a. Diagnosis Gizi:
- NI 2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan gejala dari adanya infeksi virus
dengue ditandai dengan terbatasnya daya terima makanan akibat faktor fisiologis
pasien yaitu mengalami mual dan muntah
- NI 5.1 Peningkatan kebutuhan protein berkaitan dengan peningkatan pemenuhan
kebutuhan protein pada kondisi infeksi ditandai oleh hasil biokimia HCT yaitu
35,1, kurang dr batas normal 36-46.
- NI-3.1 Peningkatan kebutuhan cairan berkaitan dengan infeksi virus ditandai
dengan diare
- NC 1.4 Perubahan gastrointestinal berkaitan dengan infeksi ditandai dengan
nyeri ulu hati, mual dan muntah
- NC 2.2 Perubahan nilai lab leukosit berkaitan dengan penyakit infeksi ditandai
dengan penurunan jumlah leukosit
- NC 2.2 Perubahan nilai lab trombosit berkaitan dengan disfungsi … ditandai
dengan
- NB 1.5 Gangguan pola makan berkaitan dengan anoreksia ditandai dengan
penurunan nafsu makan
b. Tujuan Diet
- Memberi peningkatan kebutuhan energi dan protein
- Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang (rehidrasi)
- Mencegah penurunan berat badan pasien dan mencapai berat badan normal
c. Prinsip Diet
- Energi cukup
- Protein tinggi, yaitu 2 gram / kg BB per hari
- Lemak cukup, yaitu 25% dari total energi
- Karbohidrat cukup, yaitu sisas dari kebutuhan energi total
- Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal
- Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna
- Cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan 1,5-2 L/hari
d. Preskripsi Diet
- Makanan sumber protein baik hewani maupun nabati. Kebutuhan protein bukan
hanya diperlukan untuk membentuk hemoglobin tetapi juga dibutuhkan untuk
membentuk enzim dalam metabolism sel, perbaikan jaringan yang aus atau sakit
- Makanan kaya zat besi, folat, dan vitamin B12
d. Kajian terapi diet RS
Terapi Diet : Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP)
Bentuk Makanan : Cair
Cara Pemberian : Enteral
e. Rencana Monev
Yang diukur Pengukuran Evaluasi/target
Antropometri BB Tidak terjadi
penurunan BB
secara drastis
Biokimia HB,MCV,MCH,MCHC, Normal
Trombosit,Eusinophil,
Basofil
Klinik
Auoan zat gizi Kurangnya asupan Setiap hari Mencapai 90%-
lemak dan protein serta 100%
tingginya karbohidrat

f. Rencana Intervensi Konseling

g. Rekomendasi diet AG
h. Perbandingan terapi RS dan AG
a. Ekstra lauk?
b. Ekstra sayur
DIkaitkan dengan standar menu, standar porsi, kebijakan kelas rawat inap
VVIP -> NAMBAH LAUK DAGING?
KELAS 3 -> BPJS -> PUTIH TELUR? SARI KACANG IJO/LAUK
NABATI/SNACK
Daftar Pustaka
Andika, A. (2019). Buku Ajar Mata Kuliah Hematologi. In Buku Ajar Mata Kuliah Hematologi.
https://doi.org/10.21070/2019/978-623-7578-00-0
Brier, J., & lia dwi jayanti. (2020). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康
関 連 指 標 に 関 す る 共 分 散 構 造 分 析 Title. 21(1), 1–9.
http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203
Syafiqah, N. (2016). Demam Berdarah Dengue. Buletin Jendela Epidemiologi, 2(1102005225),
48.

You might also like