You are on page 1of 5

BAB III.

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2022 di Desa

Balanga Kecamatan Bunta Sulawesi Tengah Kab. Banggai.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu DO meter, pH meter,

penyerok ikan, perangkat alat erasi, alat tulis, timbangan digital ketelitian 0,01 gr,

wadah ember plastik berwarna dan wadah ember plastik transparan. Sedangkan

bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu larva ikan nila sebanyak 300

ekor dan pakan berupa kuning telur.

3.2.1 Wadah Penelitian

Wadah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wadah ember plastik

berwarna dan wadah ember plastik transparan dengan ukuran tinggi 27 cm,

diameter 28 cm, dan volume air 5 liter.

3.2.2 Pakan

Pakan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuning telur rebus yang

sesuai dengan bukaan mulut larva, mengandung nutrisi yang tinggi untuk larva

serta mudah dicerna larva.

3.2.3 Organisme Uji

Organisme uji yang digunakan yaitu larva ikan nila dengan ukuran ± 1 cm dengan

kisaran umur 2 – 5 hari setelah penetasan, sebanyak 300 ekor yang diperoleh dari
Balai Benih Ikan (BBI) Hunduhon, Kecamatan Luwuk Timur, Kabupaten

Banggai Sulawesi Tengah.

3.3 Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan yaitu:

A : Warna hijau dengan padat tebar 25 ind wadah-1

B : Warna hitam dengan padat tebar 25 ind wadah-1

C : Warna bening dengan padat tebar 25 ind wadah⁻¹

D : Warna biru dengan padat tebar 25 ind wadah⁻¹

Denah percobaan ditunjukkan pada Gambar 2 :

Gambar 2. Denah Percobaan


Keterangan : A, B, C, D = Perlakuan
1, 2, 3 = Ulangan

11
3.4. Prosedur Penelitian

Persiapan awal penelitian adalah mempersiapkan alat dan bahan

penelitian. Pertama wadah larva ikan dipersiapkan terlebih dahulu untuk

pemeliharaan, wadah yang digunakan berupa ember berwarna dan ember bening

berdiameter 30 cm x 22 cm x 27 cm bervolume 5 liter sebanyak 12 buah dengan

warna yang berbeda-beda (warna hijau, hitam, bening, dan biru). Sebelum wadah

digunakan terlebih dahulu disterilkan dengan cara dicuci terlebih dahulu

menggunakan sabun dan dibilas hingga bersih, setelah itu diisi dengan air dan

didiamkan selama 3 hari untuk menetrallisir bau plastik yang masih menempel

pada wadah, setelah 3 hari wadah dibersikan kembali dan dikeringkan.

Selanjutnya pemasangan label perlakuan dan pemasangan perangkat aerasi pada

masing-masing wadah pemeliharaan serta pengisisan air ke dalam wadah

pemeliharaan sebanyak 4 liter.

Larva ikan nila yang diperolah dari BBI Hunduhon Kec. Luwuk Timur

di aklimatisasi terlebih dahulu agar dapat menyesuaikan diri pada lingkungan

yang baru agar tidak terkejut pada saat ditebarkan pada masing-masing wadah

perlakuan. Selanjutnya organisme uji ditimbang terlebih dahulu mnggunakan

timbangan analitik dengan ketelitian 0,01 gram untuk mendapatkan berat awal

bobot organisme uji, kemudian ditebar pada masing-masing wadah pemeliharaan

dengan padat tebar 25 ekor/wadah. Setelah ditebar pengamatan organisme uji

pada masing-masing warna wadah dilakukan pada awal penelitian, selanjutnya

pada hari ke-7 dan hari ke-14, untuk pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari

pagi, sore dan malam hari dengan pakan berupa kuning telur rebus. Lalu

12
pergantian air baru dilakukan setiap seminggu sekali yaitu dengan mengganti dua

pertiga dari keseluruhan volume air pada masing-masing wadah perlakuan.

3.5 Parameter Pengamatan

3.5.1 Pertumbuhan Bobot Biomass Mutlak (W)

Pertumbuhan bobot biomass mutlak adalah selisih antara berat basah pada

akhir penelitian dengan berat basah pada awal penelitian. Pertumbuhan Bobot

Biomass Mutlak (W) dihitung dengan menggunakan rumus (Effendie, 1997)

sebagai berikut :

W = Wt – W0

Keterangan :
W : Pertumbuhan mutlak (g)
Wt : Berat akhir (g)
W0 : Berat awal (g)

3.5.2 Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR)

Laju pertumbuhan spesifik merupakan presentase dari selisih berat akhir

dan berat awal, dibagi dengan lamanya waktu pemeliharaan. Laju Pertumbuhan

Spesifik (SGR) dihitung dengan menggunakan rumus Zonneveld, et al., (1991).

Keterangan :
SGR : Laju Pertumbuhan Spesifik (%/hari)
Wt : Berat rata-rata ikan pada akhir penelitian (g/ekor)
Wo : Berat rata-rata ikan pada awal penelitian (g/ekor)
t : Waktu (lama pemeliharaan)

13
3.5.3 Sintasan

Sintasan merupakan presentase dari jumlah ikan yang hidup dan jumlah

ikan pada akhir penelitian (Effendie, 1997), sintasan Ikan dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

Keterangan:
SR : Kelangsungan hidup ikan (%)
No : Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor)
Nt : Jumlah ikan pada akhir penelitian (ekor)

3.5.4 Pengukuran Kualitas Air

Parameter kualitas air dalam media penelitian yang diamati adalah pH,

dissolve oxygen (DO) dan suhu. Pengukuran suhu dilakukan setiap hari pada pagi,

siang dan sore hari sedangkan pengukuran pH dilakukan sekali setiap harinya

pada waktu pagi hari begitu juga dengan pengukuran DO.

3.6 Analisis Data

Data hasil penelitian dari masing-masing perlakuan dianalisis

menggunakan analisis ragam (ANOVA), apabila terjadi perbedaan yang nyata di

antara masing-masing perlakuan dilanjutkan dengan Uji BNT (Hanafiah, 2014).

14

You might also like