Professional Documents
Culture Documents
Asma Bronkial Minggu Ke 2
Asma Bronkial Minggu Ke 2
“ N”
DENGAN DIAGNOSA ASMA BRONKIAL
DI RUANG MUSI ANAK RS PERTAMINA PRABUMULIH
Disusun oleh :
ERNITA SARI
21220169
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ASMA BRONKIAL
A. KONSEP MEDIS
1. Pengertian
Sesak nafas dan mengi menjadi suatu pertanda seseorang mengalami
asma. Asma merupakan gangguan radang kronik pada saluran napas.
Saluran napas yang mengalami radang kronik bersifat peka terhadap
rangsangan tertentu, sehingga apabila terangsang oleh factor risiko
tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran udara terhambat karena
konstriksi bronkus,sumbatan mukus, dan meningkatnya proses radang.
Dari proses radang tersebut dapat timbul gejala sesak nafas dan mengi
(Almazini, 2012). Sedangkan menurut Wahid dan Suprapto (2013) Asma
adalah suatu penyakit dimana saluran nafas mengalami penyempitan
karena hiperaktivitas pada rangsangan tertentu, yang mengakibatkan
peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Dari beberapa pengertian
tersebut penulis dapat menyimpulkan asma merupakan suatu penyakit
saluran pernafasan yang mengalami penyempitan karena hipereaktivitas
oleh faktor risiko tertentu. Penyempitan ini bersifat sementara serta
menimbulkan gejala sesak nafas dan mengi.
2. Etiologi
Menurut Wijaya & Putri (2014) etiologi asma dapat dibagi atas :
a. Asma ekstrinsik/ alergi
Asma yang disebabkan oleh alergen yang diketahui masanya sudah
terdapat semenjak anak-anak seperti alergi terhadap protein, serbuk
sari, bulu halus, binatang dan debu.
b. Asma instrinsik / idiopatik
Asma yang tidak ditemukan faktor pencetus yang jelas, tetapi adanya
faktor-faktor non spesifik seperti : flu, latihan fisik, kecemasan atau
emosi sering memicu serangan asma. Asma ini sering muncul sesudah
usia 40tahun setelah menderita infeksi sinus.
c. Asma campuran
Asma yang timbul karena adanya komponen ekstrinsik dan intrinsik
3. Klafisikasi
Menurut Wijaya dan Putri (2014) kasifikasi asma berdasarkan berat
penyakit, antara lain :
a. Tahap I : intermitten
Penampilan klinik sebelum mendapat pengobatan :
4. Factor Resiko
e. Stres
Gangguan emosi dapat menjadi pencetus terjadinya serangan asma,
selain itu juga dapat memperberat serangan asma yang sudah ada.
Disamping gejala asma harus segera diobati penderita asma yang
mengalami stres harus diberi nasehat untuk menyelesaikan
masalahnya (Wahid & Suprapto, 2013).
5. Manisfestasi Klinis
Manifestasi klinis yang dapat ditemui pada pasien asma menurut Halim
Danokusumo (2000) dalam Padila (2015) diantaranya ialah :
a. Stadium Dini
Sistem saraf otonom mempengaruhi paru. Tonus otot bronkial diatur oleh
impuls saraf vagal melalui sistem parasimpatis, Asma idiopatik atau
nonalergik, ketika ujung saraf pada jalan nafas dirangsang oleh faktor
seperti infeksi, latihan, dingin, merokok, emosi dan polutan, jumlah
asetilkolin yang dilepaskan meningkat. Pelepasan asetilkolin ini secara
langsung menyebabkan bronkokonstriksi juga merangsang pembentukan
mediator kimiawi yang dibahas di atas. Individu dengan asma dapat
mempunyai toleransi rendah terhadap respon parasimpatis.
Selain itu, reseptor α- dan β- adrenergik dari sistem saraf simpatis terletak
dalam bronki. Ketika reseptor α- adrenergik dirangsang terjadi
bronkokonstriksi, bronkodilatasi terjadi ketika reseptor β- adregenik yang
dirangsang. Keseimbangan antara reseptor α- dan β- adregenik
dikendalikan terutama oleh siklik adenosin monofosfat (cAMP). Stimulasi
reseptor alfa mengakibatkan penurunan cAMP, mngarah pada
peningkatan mediator kimiawi yang dilepaskan oleh sel mast
bronkokonstriksi. Stimulasi reseptor beta adrenergik mengakibatkan
peningkatan tingkat cAMP yang menghambat pelepasan mediator kimiawi
dan menyababkan bronkodilatasi. Teori yang diajukan adalah bahwa
penyekatan β- adrenergik terjadi pada individu dengan asma. Akibatnya
asmatik rentan terhadap peningkatan pelepasan mediator kimiawi dan
konstriksi otot polos (Wijaya dan Putri, 2014).
7. Pathwey
(Padila, 2015)
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut Padila (2015) yaitu :
a Spirometri
Untuk mengkaji jumlah udara yang dinspirasi
b Uji provokasi bronkus
c Pemeriksaan sputum
d Pemeriksaan cosinofit total
e Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang
dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.
f Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
g Foto thorak untuk mengetahui adanya pembengkakan, adanya
penyempitan bronkus dan adanya sumbatan
h Analisa gas darah
Untuk mengetahui status kardiopulmoner yang berhubungan dengan
oksigenasi.
9. Komplikasi
Komplikasi menurut Wijaya & Putri (2014) yaitu :
a. Pneumothorak
b. Pneumomediastium dan emfisema sub kutis
c. Atelektasis
d. Aspirasi
e. Kegagalan jantung/ gangguan irama jantung
f. Sumbatan saluran napas yang meluas/ gagal napas Asidosis
10. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut Wijaya & Putri (2014) yaitu :
Non farmakologi, tujuan dari terapi asma :
a. Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma
b. Mencegah kekambuhan
c. Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta
mempertahankannya
2. Diagnose keperawatan
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), meliputi :
a. Ketidakefektifan bersihan jalan berhubungan dengan mukus dalam
jumlah berlebihan, peningkatan produksi mukus, eskudat dalam alveoli
dan bronkospasme.
b. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi
paru
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, produksi mukus bertambah
d. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi perfusi
3. Rencana tindakan
Rencanaan keperawatan merupakan rencana tindakan yang akan diberikan
kepada klien sesuai dengan kebutuhan berdasarkan diagnosa keperawatan
yang muncul. Rencana keperawatan berdasarkan Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI, 2018) dan Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI,2019) dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut :
N Diagnose Tujuan Intervensi
o
1 Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan Intervensi : Manajement jalan
tindakan keperawatan nafas
tidak efektif
diharapkan klien 1. Observasi
berhubungan dengan jalan nafas klien a. Monitor bunyi nafas
tetap paten dengan tambahan
ketidakmampuan
kriteria hasil : b. Monitor sputum
keluarga memberikan 1. Batuk efektif 2. Terapeutik
meningkat a. Posisikan semifowler
perawatan bagi
2. Produksi sputum atau fowler
anggotanya yang sakit menurun b. Berikan minum
3. Mengi menurun hangat
4. Wheezing c. Berikan oksigen jika
menurun perlu
5. Gelisah menurun 3. Edukasi
6. Frekuensi nafas a. Ajarkan teknik
membaik batuk efektif
7. Pola napas membaik 4. Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik
5
Manajement Setelah dilakukan Intervensi :
kesehatan keluarga tindakan keperawatan Pendampingan
tidak efektif diharapkan keluarga Keluarga
berhubungan mampu mengambil 1. Observasi
dengan keputusan, dengan a. Identifikasi kebutuhan
ketidakmampuan kriteria hasil: keluarga terkait
keluarga masalah kesehatan
1. Kemampuan
mengambil keluarga
menjelaskan masalah
keputusan dalam b. Identifikasi tugas
kesehatan yang
2. Dialami meningkat kesehatan keluarga yang
merawat anggota
3. Aktifitas keluarga terhambat
yang sakit c. Identifikasi dukungan
mengatasi masalah
kesehatan dengan tepat spiritual yang mungkin
meningkat untuk keluarga
4. Tindakan untuk 2. Terapeutik
mengurangi faktor a. Berikan harapan
resiko meningkat yang realistis
5. Gejala penyakit b. Bina hubungan
anggota menurun saling percaya
dengan keluarga
6. Kemampuan c. Dengarkan keinginan
melakukan dan perasaan keluarga
tindakan d. Dukung mekanisme
pencegahan koping adaptif yang
masalah digunakan keluarga
kesehatan 3. Edukasi
meningkat a. Ajarkan mekanisme
7. Kemampuan koping yang dapat
peningkatkan dijalankan keluarga
kesehatan Intervensi : Dukungan
meningkat Keluarga Merencanakan
8. Pencapaiam Perawatan
pengendalian 1. Observasi
kesehatan a. Identifikasi kebutuhan
dan harapan
keluarga tentang
kesehatan
b. Identifikasi tindakan
yang dapat
dilakukan keluarga
2. Terapeutik
a. Motivasi
pengembangan sikap
dan emosi
yang mendukung
upaya kesehatan
b. Ciptakan perubahan
lingkungan rumah
secara optimal
3. Edukasi
a. Ajarkan cara
perawatan yang bisa
dilakukan keluarga
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
(STIKes PERTAMEDIKA)
Jl. Bintaro Raya No. 10 Tanah Kusir – Kebayoran Lama Utara – Jakarta Selatan 12240
Website: www.stikes-pertamedika.ac.id
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
NIM : 21220169
I.
II. IDENTITAS DATA
Tempat – tanggal lahir : 2 Sept 2019 Nama Ibu – Pendidikan : Ny.B- SMA
HP : 08525841201040
IV. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN (bila anak ada kebutuhan khusus)
A. Prenatal :-
B. Intranatal :-
C. Postnatal :-
D.
V. RIWAYAT KESEHATAN MASA LAMPAU
A. Penyakit yang pernah diderita waktu kecil : Ibu klien mengatakan pada saat berusia 3
tahun klien pernah dirawat dengan sakit yang sama. Yaitu asma bronkial.
Klien juga sering kambuh asma nya kalau minum es yang menyebabkan klien batuk dan
cuaca dingin.
B. Obat-obatan yang digunakan :
C. Tindakan operasi : Tidak Ada
D. Imunisasi : riwayat imunisasi lengkap
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Tinggal serumah
Klien
RIWAYAT SOSIAL
A. Yang mengasuh : Klien diasuh oleh ibu kandungnya dan bila bekerja diasuh oleh
pengasuhnya
B. Hubungan dengan anggota keluarga : -
C. Hubungan dengan teman sebaya : Klien sering bermain dengan teman sebayanya
D. Pembawaan secara umum : Klien merupakan anak yang ceria dan aktif
E. Lingkungan rumah : Klien tinggal di perumahan yang ramai penduduk dan padat
-Result :
Leukosit : 10.000
Trombosit : 212.000
Hb 11,2 gr/dl
Ht 34, 2 gr/dl
Thorax AP/PA
-kesan : Normal
Palpasi :
hasil pemeriksaan laboratorium anak pada tanggal 9 November 2021 ditemukan Hb 11,2
g/dl (11-15 g/dl), hematokrit 34,2 L % (30-60 %).
VIVA MEDIKA
Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan
http://ejournal.uhb.ac.id/index.php/VM/issue/archive
Viva Medika | VOLUME 14/NOMOR 1
01/SEPTEMBER/2020
STUDI LITERATUR PENGARUH TERAPI NEBILISER PADA
PASIEN ASMA
Siti Azizah
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen Malang
ferryazizah1613@gmail.com
Riza Fikriana
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen Malang
ABSTRAK
Asma merupakan masalah kesehatan yang masih banyak dijumpai di lingkungan sekitar kita,
dengan gejala yang menonjol adalah measa sesak napas, dan peningkatan frekuensi pernapas,
sehingga mengakibatkan pola napas menjadi tidak efektif. . Salah satu intervensi yang biasanya
diberikan oleh dokter di rumah sakit adalah pemberian nebulizer, yang dapat meredakan gejala
asma. Tujuan penulisan literatur ini adalah melakukan analisis literature review terhadap
pemeberian Nebulizer pada asma bronkhial. Metode literature review dilakukan melalui analisis
artikel baik nasional maupun internasional yang didapatkan dari google schoolar dan crossref.
Artikel yang digunakan adalah artikel terbitan tahun 2010-2020 dengan jumlah 6 artikel yang
sesuai kriteria inklusi. Data yang diperoleh, ditelaah dan disusun secara sistematis serta dibahas.
Hasil menunjukkan bahwa pemberian nebulizer pada asma bronkhiale sangat berpengaruh dan
efisien dalam meredakan asma bronkhiale, baik dengan pengenceran, ataupun tanpa
pengenceran. Kata kunci : asma, pemeberian nebulizer, efektif, keefisienan.
ABSTRACT
Asthma is a health problem that is still commonly found in the environment around us, with
prominent symptoms are measa shortness of breath, and an increase in the frequency of breathing,
resulting in breathing patterns become ineffective. . One intervention that is usually given by a
doctor in a hospital is the administration of a nebulizer, which can relieve asthma symptoms. The
purpose of writing this literature is to conduct a literature review analysis of Nebulizer
administration in bronchial asthma. namely through national and international articles obtained
from google scholar and crossref, the articles used were articles published in 2010-2020 with a
total of 6 articles that fit the inclusion criteria. Data obtained, analyzed and compiled
systematically and discussed. The results showed that the administration of nebulizer in bronchial
asthma was very influential and efficient in relieving bronchial asthma, either by dilution or
without dilution.
Keywords: asthma, nebulizer administration, effective, efficiency.
Siti Azizah, Tri Nurhudi Sasono, Riza Fikriana (Studi Literatur Pengaruh Terapi Nebiliser Pada
Pasien Asma)
Siti Azizah, Tri Nurhudi Sasono, Riza Fikriana (Studi Literatur Pengaruh Terapi Nebiliser Pada
Pasien Medika
Viva Asma) | VOLUME 14/NOMOR 01/SEPTEMBER/2020 2
Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan, 14 (01), September 2020
Siti Azizah, Tri Nurhudi Sasono, Riza Fikriana (Studi Literatur Pengaruh Terapi Nebiliser Pada
Pasien Asma)
HASIL
Analisis kritis pada 7 artikel penelitian review ini dituangkan dalam bentuk
yang menjadi sampel dalam literatur Tabel 1.
Siti Azizah, Tri Nurhudi Sasono, Riza Fikriana (Studi Literatur Pengaruh Terapi Nebiliser Pada
Pasien Asma)
Siti Azizah, Tri Nurhudi Sasono, Riza Fikriana (Studi Literatur Pengaruh Terapi Nebiliser Pada
Pasien Asma)
Dari sejumlah 6 artikel hasil penelitian dalam dinding saluran udara bronchial
yang tercantum pada tabel diatas, semua (spasme bronkus). Spasme bronkus itu
mendapati hasil bahwa pemberian menyempitkan jalan nafas, sehingga
nebulizer mempengaruhi pada penderita membuat pernafasan menjadi sulit
asma, dengan meredakan gejala asma (Kuswardani, 2017). Asma
dan kondisi pasien menjadi lebih baik. menimbulkan beberapa gejala seperti
Satu artikel interasional meaporkan sesak napas, produksi mukus berlebih,
bahwa pemberian nebulizer pada peningkatan frekuensi napas, terdengar
pendrita asma memiliki kefisienan suara mengi ( Yuiana, 2017) . dengan
dalam meredakan gejala asma. Dari 6 adanya penigkatan frkeuensi pernapasan
artikel tersebut 3 artikel menggunakan maka timbulah masalah keperawatan
desain experimen, sedangkan 3 artikel pola napas tidak efektif.
lainnya mnggunakan study population, Intervensi yang biasanya
observasi, wawancara dan deskriptif diberikan oleh dokter dan tenaga medis
kuantitatif. Metode sampling yang lain dirumah sakit untuk penderita asma
digunakan dalam penelitian tersebut salah satunya adalah pemberian
berbeda-beda, yakni dengan Accidental nebulizer, nebulizer merupakan suatu
Sampling, consecutive sampling, alat yang digunakan dalam pengobatan
purposive sampling, yang dimana dalam asma. Alat ini dapat mengubah partikel
pengambilan sampling tersebut penting obat dari cair menjadi gas (uap)
dalam menentukan sampel berdasarkan sehingga efek dari obat lebih cepat
ukuran yang diambil dari sumber data (Andika, 2016). Nebulizer sendiri
aktual, dengan mempertimbangkan memliki beberapa manfaat untuk terapi
karakteristik dan distribusi populasi dalam gangguan pernapsan, mengurangi
untuk mendapatkan sampel sesak pada penderita asma, untuk
respresentatif dan mengatasi terjadinya mengencerkan dahak, bronchiale
bias pada penelitian. berkurang dan menghilang. Cara bekerja
periode episodik spasme otot-otot polos bantuan listrik menghasilkan uap yang
Siti Azizah, Tri Nurhudi Sasono, Riza Fikriana (Studi Literatur Pengaruh Terapi Nebiliser Pada
Pasien Asma)
Siti Azizah, Tri Nurhudi Sasono, Riza Fikriana (Studi Literatur Pengaruh Terapi Nebiliser Pada
Pasien Asma)
Siti Azizah, Tri Nurhudi Sasono, Riza Fikriana (Studi Literatur Pengaruh Terapi Nebiliser Pada
Pasien Asma)
Siti Azizah, Tri Nurhudi Sasono, Riza Fikriana (Studi Literatur Pengaruh Terapi Nebiliser Pada
Pasien Asma)