You are on page 1of 15

NORMATIFITAS DAN HISTORISITAS ISLAM

SUMBER POKOK ISLAM (AL-QURAN DAN HADIS)

Tiara Oktaviani.S
Berry Erlangga
Kasni
IAIN KERINCI

Abstrack

This study aims to determine the meaning of the normative and historical approaches, as
well as the relationship between them in Islamic studies. The study used is library
research. Then used descriptive analysis to give a complete and structured picture.
Furthermore, data processing is carried out procedurally and carefully in order to get
valid results about the Normative and Historical approaches in Islamic studies, as well
as dialogue between these approaches through the concept of integration-
interconnection.Al-Qur‟an constitutes idealization of universe within well-organized
life of human being. Meanwhile, Al-Hadits offers interpretation of language used by
God in AlQur’an

Keyword: normativeness, epistemology

Abstrak

PenelitianinibertujuanuntukmengetahuipengertianpendekatanNormatif dan Historis,


sertahubunganantarakeduanyadalamstudi Islam. Kajian yang digunakanadalah library
reseach. Kemudiandigunakananalisisdeskriptifuntukmemberigambaranutuh dan
terstruktur. Selanjutnyadilakukanpengolahan data secaraprosedural dan
telitigunamendapatkanhasil yang valid tentangpendekatanNormatif dan
Historisdalamstudi Islam,
sertadialogisasinyaantarapendekatantersebutmelaluikonsepintegrasi-interkoneksi.Al-
Quran
hadirsebagaiidealisasikesemestaanjagadrayadalamterapanaturankehidupanmanusia.
Sementara, al-Hadis menawarkantafsiranterhadapidealitaskemaknaanbahasa yang
digunakan Tuhan dalam al-Quran.

Kata kunci :Normatifitas, Epistimologi

1
PENDAHULUAN

kata “normatif” berasaldaribahasaInggris, norm, yang berartinorma, ajaran,


acuan, ketentuantentangmasalah yang baik dan buruk, yang bolehdilakukan dan yang
tidakbolehdilakukan. Dalam hubunganini kata normaerathubungannyadenganakhlak,
yaituperbuatan yang munculdenganmudahdarikesadaranjiwa yang bersih dan
dilakukanataskemauansendiri, bukanberpura-pura dan bukan pula paksaan.
Selanjutnyakarenaakhlak, merupakan inti dari agama, bahkan inti ajaran al-Qur’an,
makanormaseringdiartikan pula agama. karena agama tersebutberasaldari Allah, dan
sesuatu yang berasaldari Allah pastibenaradanya, makanormatersebut juga
diyakinipastibenaradanya, tidakbolehdilanggar dan wajibdilaksanakan.(Syaifudin, Arif
(2017), n.d.)

Ada juga istilah yang berdekatandengan kata normatif, yaitunormativitas,


sebagai kata sifatdarinorma. Dalam pemikiran Islam kontemporer,
terdapatsuatupendekatan yang kemudianpopulerdisebutpendekatannormatif yang
berlandaskannorma-normakeagamaan. Pendekatannormatifadalahpendekatan yang
memandang agama darisegiajarannya yang pokok dan aslidari Tuhan yang di
dalamnyabelumterdapatpemikiranmanusia. Pendekataninibersifattekstual dan
kurangmemberiruangterhadapkntekstualitaspemikiran.

Dalam pendekatannormatifini, teks agama dilihatsebagaisuatukebenaran yang


mutlakdari Tuhan yang di dalamnyabelumterdapatpenalaranpemikiranmanusia.
Kebenarandiukurberdasarkannashatauteks yang sifatnyaqat’iataumutlak. (Posha, Beti
Yanuri (2015), n.d.)

Dengan kata lain, pendekatannormatifmerupakanpendekatan legal-formal.


Maksudnyayaitupendekatan yang masihbersifat rigid, kaku,
mengandungkemutlakanajaranatauhukum yang adahubungannyadengan halal dan
haram, bolehatautidak dan sejenisnya. Sementaranormatif di siniyaituseluruhajaran
yang terkandungdalamnash.

Dengandemikian, pendekatannormatifmempunyaicakupan yang sangat


luassebabseluruhpendekatan yang digunakan oleh ahliusulfikih (usuliyin),
ahlihukumislam (fuqaha), ahli tafsir (mufassirin) dan ahlihadits (muhaddithin)

2
adahubungannyadenganaspeklegalformalsertaajaran Islam
darisumbernyatermasukpendekatannormatif(Ismail,Ismail (2007), n.d.)

Islam adalah agama terakhir dan pedomandari agama Islamberasaldariwahyuatau kitab


suci yang diturunkankepada Nabi Muhammad SAWolehAllahSWTmelaluimalaikat
Jibril. Munculnya agama Islam untukmembawakedamaianbagiumatmanusia. (Putra,
Andi Eka (2017), n.d.)

Ajaranislamtidakhanyabersifat horizontal melainkan juga bersifatvertikal.


Dimana Islam telahmengatursegalahal yang dilakukan oleh manusia. Di dalam agama
Islam, banyakmemberikanpetunjuk-
petunjukterkaitcaramanusiauntukmenciptakankehidupan yang bahagia dan sejahtera.

Kehadiran agama pada


saatinidituntutuntukberpartisipasimenyikapisegalapersoalanmanusia. Agama
bukanhanyasebatasbentukdariketataatandankepatuhanyang dilakukanmelalui ritual-
ritual kegamaan. Oleh sebabituIslammemilikiserangkaiankajian yang
menarikditelitibagisebagiankalangan, terbuktidengansemakinberkembangnyastudi
Islam.

Ajaran-ajaran yang ada di dalam agama


tidaksemuanyadipahamisecaramendalam oleh penganutnya. Hal
initerjadikarenapenganutajarantersebutmasihmemilikikekurangandalammengkajiagama
nya masing-masing. Pemahaman agama yang masihdangkalmengakibatkan blunder
yang dapatmenjerumuskanpenganutnyakedalamfanatisme agama yang berlebihan.

Oleh karena sangat pentingmelakukanupaya yang terancang dan sesuai agar


persoalanterkaitpemahaman agama yang dangkaldapatdiatasi. Di antaraupaya yang
dapatdilakukanialahmengembangkanberbagaipendekatanterkaitpemahaman agama
Islam. Hal inidikarenakanadanyapendekatankehadiranagama Islam yang
sifatnyafungsionalbisadiresapi oleh penganutnya.

Sumberajarandari agama Islam ialah Al-Quran dan Hadist.


SelainituterdapatistilahRa’yuatauakal yang
dapatmenjadipendukunguntukmemahamikeduasumberajaran agama Islam tersebut.
Peran akal sangat pentingdalammemahamiisi Al-Quran dan Hadis agar hukum-hukum
yang ada di dalamnyadapatdisesuaikandengankonteksataukondisiperkembangan zaman.
Islammerupakan agama yang fleksibel dan toleran. Hal inimenjadikan agama
Islamagamamemilikikeunikan dan menjadidayatarikbagipemeluknyamaupunpemeluk
agama lainnyabaiksecaranormatifmaupunhistoris. Dengansebabitu, di dalammengkaji
agama Islam secara universal memerlukanpendekatanyangberkaitandengan Islam dan
aspek-aspek di dalamnya. SecaraumumIslambisadipandangdari dua aspek yang
berkaitansatudenganlainnyayaituaspeknormatif dan historis(Rendy
Saputra,Ris’anRusli,AnisatulMardiyah,Ahmad Wahyu Hidayat (2021), n.d.)

3
“Innadina ‘Indallahil Islam”,ayat yang seringdidengariniadalahayat yang
mengungkapkanbahwa agama Islam adalah agama yang dirahmati Allah, dan
menegaskanbahwaselain agama Islam adalah agama yang tidakdiridloi Allah.
Begitulahjikakitamemahamiayattersebutsecaratekstualataunormatif.
Berbedalagijikakitamenggunakanpendekatankontekstualuntukmemahamiayattersebut.
Jika kitamenggunakanpendekatankontekstualmakakitaakanmendapati arti dalam kata
Islam di sana bukan agama Islam, melainkanajarankedamaian. Karena
itusebenarnyaperbedaandalampenafsirandisebabkan oleh perbedaandalampendekatan
yang dilakukan. (Nurdin, Abidin and Samad, Sri Astuti A and Samad, Munawwarah A
(2019), n.d.-a)

Namunpemahamantersebuttidaklahdimiliki oleh semuakalangan, banyak


yang tetapberpendiriandenganpemahamannya masing-masing dan menutupmatabahwa
yang selaingolongannyaadalahsesat.
Pemahamansepertiinibiasanyakitasebutdenganistilah Islam ekslusif. Di mana
kelompokinicenderungradikal dan bahkanfanatikterhadappemahamandarigolongan yang
dianutnya. Pemahamansepertiinibisaterjadikarenamerekamemahami Islam
denganpendekatantekstualsaja (normatif). Padahalselainpendekatanteksual, ada juga
yang disebutdenganpendekatankontekstual, baikdengansudutpandangekonomi, politik,
pendidikanataubahkansejarahatauhistoris.(Khoiriyah ,Affy (2020), n.d.)
Di sisi lain, Islam (Alquran) merupakan dogma yang otentik dan
takbisadiubah. Padahal, dalamkemampuannyasebagaiperspektifhidup, Islam
senantiasadihadapkan pada dinamisasipersoalan-persoalaneksistensimanusia yang
dapatmenuntutprogresi yang terjadi. Dalam situasikhusussepertiini, ada dua pendekatan
yang dikenaldalamkajianpemikiran Islam, yaknipendekatannormatif, dan historis, yang
keduanyatentusajamempunyaiprinsip dan konsekuensi yang tidaksama.
(Syam,Syafrudin, n.d.)
Secaraprinsip, pendekatannormatifiniselalumenekankan pada
standarisasinilai dan kesucianteks. Konsekuensinyaadalahkajian Islam
terasasepertibenar-salah dan kaku. Dari sana, Islami terkesanmonoton dan otoriter. Hal
inikemudianseringmemunculkankontradiskidalampersoalanumatmanusia yang
selaluberkembang. Sementaraitu, pendekatanhistorismemusatkanperhatiannya pada
tingkat yang lebihbesarterhadapkepentingansignifikan di balikgambar dan teks yang
ketat. Konsekuensinyaadalahkajiankeislamanterkesanlebihdinamis dan
sesuaidengankemajuan zaman. Akan tetapi, Bagaimanapun, pendekatanini juga
tidakjarangmendapatresponsketidaksetujuandenganalasanmenyebabkan Islam
menjaditidakmurnilagi.(Adib, M.Alfiqul (2022), n.d.-a)
Secaranormatif, Islam ituabsolut, sakral dan universal yang kebenarannya trans-
historismelewati batas ruang dan zaman, sehinggadalam wilayah iniiatunggal.
Ketunggalan Islam terwakili oleh al-Qur’an - walaupun Islam telahekspansifdalam area
multi-bahasa dan menyejarahdalam multi era -
tetapisumbernormaitutidakpernahmengalamidistorsi. Sebagaimanaungkapan

4
Muhammad Iqbal “the prophet of Islam seems to stand between the ancient and the
modern world. In so far as the source of his revelation in concerned he belong to the
ancient world, in fo far as the spirit of his reveleation is concerned he belongs to the
world” (Nabi Muhammad, rupanyaberdiridiantara dunia purba dan dunia modern,
sejauhmengenaisumber masa wahyu, makadiamiliki dunia purba, sejauhdengan spirit
dan jiwawahyunya, makadiaadalahmilik dunia modern, kapansajatidakpernahusing

METODE PENELITIAN

Penelitianiniberbentukpenelitiankepustakaan (library research)


denganmetodeanalisisdeskriptif. Riset kepustakaanadalahserangkaiankegiatan yang
berkenaandenganmetodepengumpulan data pustaka, membaca, dan
mencatatsertamengolahbahanpenelitian. Penelitianinifokus pada kajiannormativitas dan
historisitassertaimplikasinyadalamperkembanganpemikiran Islam.
Analisisdeskriptifadalahsuatumetodedenganjalanmengumpulkan data,
menyusunataumengklasifikasi, menganalisis, dan menginterpretasikannya.

PEMBAHASAN
PRINSIP DASAR EPISTIMOLOGI ISLAM
Epistemologidiakuisebagai inti dan hakikatdariilmupengetahuan, di
sampingontologi dan aksiologi. Epistemologiadalahilmu yang
membahastentangsumberilmuatauteoripengetahuan (theory of knowledge) dan
mengkajitentangbagaimanacaramendapatkanilmupengetahuandariobjek yang
dipikirkan. Secaraepistemologi, pengembanganpendidikan Islam memang sangat
diperlukan. Pengembanganinibaiksecaratekstualmaupunpengembangan Karena secara
global pendidikan Barat sudahmempengaruhipendidikan Islam dariberbagailini,
melaluiberbagaisistem, teorimaupunteknologipembelajaran.(Nurdin, Abidin and Samad,
Sri Astuti A and Samad, Munawwarah A (2019), n.d.-b)
Epistemologidalamterminologifilsafatdipahamisebagaiteoripengetahuan,
yaitumembahastentangbagaimanacaramendapatkanpengetahuandariobyek yang
ingindipikirkan.Epistemologi Pendidikan Islam adalahobjekpengetahuan,
caramemperolehpengetahuan dan caramengukurbenartidaknyapengetahuan yang
berkaitandenganpembentukankepribadian, akhlak, mengembangkan fitrah dan
semuapotensimanusiasecaramaksimalsehinggamenjadimuslim yang baik,
memilikipolapikirlogis-kritis, beriman, bertaqwa, bergunabagidiri dan lingkungannya,
dan dapatmencapaikebahagian di dunia dan di akhiratsesuaidenganajaran Islam.(Nurdin,
Abidin and Samad, Sri Astuti A and Samad, Munawwarah A (2019), n.d.-b)
Epistemologimerupakan salah satucabangilmufilsafat yang
secarakhususmenggelutipertanyaan-pertanyan yang bersifatmenyeluruh dan
mendasartentangpengetahuan. Istilah “epistemologi” sendiriberasaldari kata Yunani
episteme = pengetahuan dan logos = perkataan, pikiran ,ilmu. Kata “episteme”
dalambahasa Yunani berasaldari kata kerjaepistamai, artinyamendudukkan,

5
menempatkan, ataumeletakkan. Maka, harfiah episteme
berartipengetahuansebagaiupayaintelektualuntuk
“menempatkansesuatudalamkedudukansetepatnya.” Selain kata “episteme”,untuk kata
“pengetahuan” dalambahasa Yunani juga dipakai kata “gnosis”, makaistilah
“epistemologi” dalamsejarahpernah juga disebutgnoseologi. Sebagaikajianfilosofis yang
membuattelaahkritis dan analitistentangdasar-dasarteoritispengetahuan,
epistemologikadang juga disebutteoripengetahuan (theory of knowledge;
Erkentnistheorie)(Januarita, Dwi and Huzaini, Achmad Nurdin, n.d.)
Diskusidalam tulisan initemanyaadalahtentangepistemologihukum Islam
dengankonsentrasiataufokuskajiantentangasal-usulhukum Islam, sumberhukum Islam,
ataudalil-dalilhukum Islam. Istilah ini oleh para usuliyuundisebutdenganmashadir al-
ahkamatauadilat al-ahkam, sumberhukumataudalilhukum Islam. Sumberhukum Islam
adalahtempat di mana segalasesuatu yang berhubungandalampelaksanaanajaran Islam di
dasarkankepadanya, baikdalam wilayah hukum, akidah, akhlaq. Ciri
khasdarisumberhukum Islam adalahdiadapatmemunculkanhukumdarikandunganajaran
yang dimaksud. Mustaqilan bi nafsihi, Yaknidalamtuntunanajaranhukum Islam yang
disebutdengansumber Hukum Islam adalahsesuatu yang memunculkanhukum dan
menetapkanhukum. Sedangkan yang dimaksuddaliladalahsesuatu yang
memberikanpetunjuktentangadannyahukum,
diatidakdapatmemunculkanhukumataumenetapkanhukum. (Anshori, Isa (2015), n.d.)
Hukum hanyadimunculkan oleh sumberhukum,
sedangkandalilhukumhanyamemberikanpetunjukadanyahukum. Dari pemahamanini,
sumberhukumberartihanyaadadalam al-Qur’an dan Sunnah, sedangdalilhukum di
siniadalah al-Qur’an, Sunnah, ijma’, qiyas, maslahah, urf, sad al-dhariah, istihsan, dan
lain-lain. Telaahtentangpembedaankeduanyaini yang jarangdalam wilayah
epistemologihukum Islam yang pembahasannyameliputiasal-asulhukum,
rasionalisasihukum, caramendapatkanhukum, strukturhukum Islam, dan lain
sebagainya. Kalau dilihatdarilatarbelakangasalusulhukumdalam Islam,
tentunyasemuadikembalikankepada al-Qur’an dan Sunnah
darikeduanyapraktekkeberagamaandalambidangkehidupanumatmanusiadikembalikan,
mulaidari ibadah, ekonomi, pemenuhankebutuhan, pernikahan, politik, sosial, budaya
dan sebagainyatidakbolehada yang keluardarikeduanya.
Tetapikemudianpertanyaannyaterkaitpemahamanterhadapkeduasumberhukum Islam
tersebut, yang akhirnyamenjadikanhukum Islam rentandenganperbedaan,
alternatifalternatifpemikiran. Taruhlahdalampemahaman al-Quran dan al-Sunnah
menggunakanmetodeataupendekatankebahasaan (lafdhiyah),
memunculkanbanyakteoripembacaannash. Misalnyatentang am kham, nasakh-manskh,
muradif, mustarak, mujmalmubayan, muhkammutasyabih dan beberapateoripembacaan
al-Quran dan al-Sunnah denganperangkatkaidahbahasa. (Syarif, Zainuddin (2007), n.d.)
Pendekatankebahasaaninimerupakanhal yang
begitupentingmengingatsumberhukum yang menjadidasarmenemukan dan
menetapkanhukum Islam adalahberbahasa Arab. Maka

6
tanpamemahamikaidahbahasadalammenggali dan
menemukanhukumadalahsebuahutopis. Juga
pemahamankepadahaditsharusmenguasaiberbagaiilmu-ilmuhadits, mulaikualitasrawi,
kualitasmatanatausanadhadits, ilmujarhwata’dil, asbab al-
wurudsebagaisaranauntukkritikmatan dan sanadhadits.(Asmawi, Asmawi. (2021), n.d.)
Pada aspekstudi Islam
mengarahkanperhatiannyaterhadapsumberajarandalamIslam . Di kalangan ulama
terdapatkesepakatanbahwasumberajaran Islam yang utamaadalahAlQur’an dan Hadits.
Ketentuaninisesuaidengan agama Islam itusendirisebagaiwahyu yang berasaldari Allah
Swt., yang penjabarannyadilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Di dalam Al-Qur’an
surah an-Nisa’ ayat 59, kitadianjurkan agar menaati Allah dan Rasul-Nya sertaulilamri
(pemimpin)(Syam,Syafrudin, n.d.)

POKOK AJARAN ISLAM


A. AQIDAH
Aqidah ialahimanataukepercayaan. Sumbernya yang asasiialahAlQur’an dan
Hadits Nabi Muhammad SAW. Iman ialahsegiteoritis yang dituntutpertama-
tamadipelajari dan dipercaya yang tidakbolehdicampuri oleh keragu-raguan.
Tegaknyaaktivitaskeislamandalamhidup dan kehidupanseseorangitulah yang
dapatmenerangkanbahwa orang itumemilikiaqidahataumenunjukkankualitasiman yang
iamiliki. Iman berartipercaya yang melingkupimembenarkandenganhati, ikrar
(pengakuan) denganlidah, dan mempraktekkandenganperbuatan. Ini
adalahberdasarkansebuahhadits Nabi SAW. Rasulullah besabda: )‫رواهابنماجه(ِِ ا َر كاِن ٌ لَ َ م‬ ‫ْل‬ ‫َْب‬
‫لْ َ و قَ ِِ ْبَلْقِلب وٍ َ ِةرفْ عَ ُ ن م اَ ْْ ْي اِل ا‬UUUU‫ عَ و اِن َ لسِ ٌ ِِلب‬Artinya: “Iman itudipercayadalamhati,
diucapkandenganlisan, dan diamalkandenganperbuatan (HR. Ibnu Majah)”.
(Ac,AliMauludi 2014, n.d.)
B. SYARI’AH
Syara’a-Yasyra’u–Syar’anartinyamembuatundang-undang,
menerangkanruteperjalanan, adatkebiasaan, jalanraya. Syara’a– Yasyra’u–
Syuruu’anartinyamasukkedalam air memulaipekerjaan, jalanke air, layarkapal, dan
talipanah (Mahmud Yunus, 1989:195). Syari’ah juga berartijalanlurus, jalan yang
lempang, tidakberkelok-kelok, jalanraya. Penggunaan kata syari’ahbermaknaperaturan,
adatkebiasaan, undangundang, dan hukum (Ahmad WasonMunawwir, 1984:762).
Syari’ahmenurutasalkatanyaberartijalanmenujumata air, syariat Islam
berartijalan yang harusditempuhseorangmuslim. Sedangkanmenurutistilah,
syari’ahberartiaturanatauundang-undang yang diturunkan Allah
untukmengaturhubunganmanusiadenganalamsemestaataudenganpengertianlain,
syari’ahadalahsuatutatacarapengaturantentangperilakuhidupmanusiauntukmencapaikeri
dhaan Allah Swtsepertidirumuskan di dalam Al Qur’an yang berbunyi: Dan kami
telahturunkankepadamu Al Qur’an denganmembawakebenaran, membenarkanapa yang
sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkansebelumnya) dan batu ujianterhadap
kitab-kitab yang lain itu, makaputuskanlahperkaramerekamenurutapa yang Allah

7
turunkan dan
janganlahkamumengikutihawanafsumerekadenganmeninggalkankebenaran yang
telahdatangkepadamu. Untuktiap-tiapumatdiantarakamu, Kami berikanaturan dan jalan
yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscayakamudijadikan-Nya satuumat (saja),
tetapi Allah hendakmengujikamuterhadappemberian-Nya kepadamu, makaberlomba-
lombalahberbuatkebajikan. Hanya kepada Allah-lahkembalikamusemuanya,
laludiberitahukan-Nya kepadamuapa yang telahkamuperselisihkanitu. Al Qur’an, 5 (Al-
Maidah): 48. (Adib, M.Alfiqul (2022), n.d.-b)
Sesuaidenganpengertian di atas,
makasyari’ahmencakupseluruhaspekkehidupanmanusiasebagaiindividu, masyarakat,
dan sebagaisubyekalam 22 semesta. Syariah Islam mengatur pula tata
hubunganseseorangdengandirinyasendiriuntukmewujudkansosokindividu yang shaleh.
Islam mengakuimanusiasebagaimakhluksosial, sehingga syariah mengatur tata
hubunganantaramanusiadenganmanusiadalambentukmuamalah,
sehinggaterwujudkesholehansosial.
C. AKHLAK
Akhlakadalahkondisi mental, hati, batinseseorang yang mempengaruhiperbuatan
dan perilakulahiriyah. Apabilakondisibatinseseorangbaik dan
teraktualisasikandalamucapan, perbuatan, dan perilaku yang baikdenganmudah,
makahalinidisebutdenganakhlakulkarimahatauakhlak yang terpuji (mahmudah). Jika
kondisibatinitujelek yang teraktualisasikandalamperkataan, perbuatan, dan tingkahlaku
yang jelek pula, makadinamakanakhlak yang tercela (akhlakmadzmumah). Jadi orang
yang tidakberakhlakulkarimahadalahlaksanajasmanitanparohaniatausamadengan orang
yang sudahmatiataudisebutdenganmayat yang berasaldari kata maitatun yang
artinyabangkai, sedangkanbangkailambatlaunakanmenimbulkanpenyakit.
Demikiandengan orang yang tidakberakhlakulkarimah, lambatlaunakanmerusakdirinya
dan merusaklingkungan. Sehingga Nabi diutus oleh Allah semata-
matauntukmenyempurnakanakhlak, (HR. Bukhari).
Dalam pandangan Islam, akhlakmerupakancermindari pada jiwaseseorang,
karenaituakhlak yang baikmerupakandorongandarikeimananseseorang.
Sebabkeimananharusditampilkandalamperilakunyatasehari-hari.
Dapatdisimpulkanbahwaakhlak yang baik pada dasarnyaadalahakumulasidari Aqidah
dan syari’ah yang bersatusecarautuhdalamdiriseseorang. Apabila Aqidah
telahmemotivasiimplementasisyari’ah Islamiyah akanlahirakhlakulkarimah,
maksudnyaadalahakhlakmerupakanperilaku yang tampakapabilasyari’ah Islamiyah
telahdiaplikasikanbertendensi Aqidah.(Mahfud, Rois and Mazrur, Mazrur (2021), n.d.)
PembagianAkhlak
1. AkhlakTerhadap Allah Swt. Akhlak yang baikkepada Allah berucap dan
bertingkahlaku yang terpujiterhadap Allah Swt. baikmelalui ibadah
langsungkepada Allah, seperti salat, puasa dan sebagainya,
maupunmelaluiperilaku-perilakutertentu yang
mencerminkanhubunganataukomunikasidengan Allah di luar ibadah itu. Allah

8
Swttelahmengaturhidupmanusiadenganadanyahukumperintah dan larangan.
Hukum ini, tidak lain adalahuntukmenegakkanketeraturan dan
kelancaranhidupmanusiaitusendiri. Dalam
setiappelaksanaanhukumtersebutterkandungnilai-nilaiakhlakterhadap Allah Swt.
Berikutinibeberapaakhlakterhadap Allah Swt :
a) Beriman, yaitumeyakiniwujud dan keesaan Allah sertameyakinisemua
yang difirmankanNya.
b) Taat, yaitupatuhkepadasegalaperintah-Nya dan menjauhisegalalarangan-
Nya.
c) Ikhlas, yaitumelaksanakanperintah Allah
denganpasrahtanpamengharapkansesuatu, kecualikeridaan Allah.
d) Khusyu’,yaitubersatunyapikirandenganperasaanbatindalamperbuatan
yang sedangdikerjakannyaataumelaksanakanperintahdengansungguh-
sungguh.
e) Tawakkal, yaitumempercayakandirikepada Allah
dalammelaksanakansuaturencanasertamemohonhanyakepadaNyasegalap
erlindunganNya

2. AkhlakTerhadap Rasulullah SAW


Rasulullah adalahmanusia yang paling muliaakhlaknya. Beliau sangat
dermawan paling dermawan di antaramanusia. Beliau sangat
menghindariperbuatan dosa, sangat sabar, berbicara sangat fasih dan jelas,
beliau sangat pemberi, beliau juga jujur dan amanah, sangat tawadu,
tidaksombong, tepatjanji, penyayang, lembut, sukamemaafkan, dan lapang
dada. Beliaumencintai orang miskin dan duduk bersamamereka, beliaubanyak
diam dan tawa beliauadalahsenyuman. Maka oleh
sebabitusepatutnyakitameneladaniakhlak Rasulullah. Berakhlakkepada
Rasulullah dapatdiartikansuatusikap yang harusdilakukanmanusiakepada 73
Rasulullah Saw. sebagai rasa
terimakasihatasperjuangannyamembawaumatmanusiakejalan yang benar. Maka
selayaknyalahkitamencontohprilakumuliabeliau,
mengikutipetunjukbelaudalamberibadah dan
banyakmembacashalawatsesuaidengan yang diajarkanbeliau.
3. AkhlakTerhadap Diri Sendiri
Islam mengajarkan agar manusiamenjagadirimeliputijasmani dan rohani. Organ
tubuhkitaharusdipeliharadenganmemberikankonsumsimakanan yang halal dan
baik. Apabilakitamemakanmakanan yang tidak halal dan tidakbaik,
berartikitatelahmerusakdirisendiri. Akal kita juga perludipelihara dan dijaga
agar tertutup oleh pikirankotor. Jiwa harusdisucikan agar menjadi orang yang
beruntung. MemangberatuntukmengenakanbusanaMuslimat yang baik dan
sesuaiajaran Islam. Karena mungkinbusanamuslim yang baikitusepertiibu-ibu,
tidakmodis, tidakseksi, dan sebagainyatetapiitulah yang benar. Dan pada

9
saatinisudahbanyakbusanamuslim yang baik dan tetapterlihatmodis dan anggun.
Tetapi juga harusdiingatjangansampaiberlebihan.
Ajaranislamtentangmenjagakehormatandiribaiklaki-
lakimaupunperempuaninisungguhsuci dan mulia. Tidak adaajaran agama lain
yang mengaturdemikiancermatnya. Jika inidilaksanakan,
tidakmungkinadaperzinaan, prostitusi, dan perselingkuhansuamiistri. Orang
Islam tidakbolehhina, tetapisebaliknyaharussuci dan mulia. (Hariyanto (2016),
n.d.)
4. AkhlakTerhadapKeluarga
Akhlakterhadapkeluargameliputi ayah, ibu, anak, dan keturunannya. Kita
harusberbuatbaikkepadaanggotakeluargaterutama orang tua. Ibu yang
telahmengandungkitadalamkeadaanlemah, menyusui dan
mengasuhkitamemberikankasihsayang yang tiadatara. Ketika kitalapar,
tanganibu yang menyuapi, ketikakitahaus, tanganibu yang memberiminuman.
Ketika kitamenangis, tanganibu yang mengusap air mata. Ketika kitagembira,
tanganibu yang menadahsyukur, memelukkitaeratdenganderaian air
matabahagia. Ketika kita mandi, tanganibu yang meratakan air keseluruh badan,
membersihkansegalakotoran. Tangan ibu, tanganajaib, sentuhanibu,
sentuhankasih, dapatmembawakeSurga Firdaus. Begitu juga ayah
dialahsosokseorangpria yang hebatdalamhidup yang
telahmenafkahikitatanpamemedulikanpanasnyaterikmatahari, maut yang
akanmenghadang demi anakapa pun akandilakukan,
mendidikkitatanpalelahmeskiterkadangkitamelawanperintahnyaiatakpernahbosa
nmemberi yang terbaik agar anaknyaselamat dunia dan akhirat,
menyekolahkananaknyahinggasukses. Tak
pernahlupadalamdoamerekauntukkita. Begitulahperjuangan orang
tuamakasudahkahkitaberbakti, mendoakanmerekasetiapselesai salat,
ingatkepadamerekasetiapsaat,
makasepatutnyalahkitapatuhkepadakeduamerekadalamhidupkitaini. (Farid, Edi
Kurniawan (2017), n.d.-a)
5. AkhlakTerhadap Masyarakat
Akhlakterhadapmasyarakatantara lain
a) Memuliakantamu.
b) Menghormatinilai dan norma yang berlakudalammasyarakat.
c) Saling menolongdalammelakukankebajikan dan takwa.
d) Menganjurkananggotamasyarakatberbuatbaik dan
mencegahperbuatanjahat.
e) Memberimakananakyatimserta fakir miskin.
f) Bermusyawarahdalamsegalaurusankepentinganbersama.
g) Menunaikanamanah yang telahdiberikan oleh masyarakatkepadakita.
h) Menepatijanji. Dan lain lain

10
6. AkhlakTerhadapTetanggaAkhlakterhadaptetanggamerupakanperilaku yang
terpuji. Berbuatbaikkepadatetangga sangat dianjurkan oleh Rasulullah Saw.
sebagaimanasabdaRasulullah : “Kalau
iainginmeminjamhendaklahengkaumemberikanpinjaman,
kalauiamintatolonghendaklahengkautolong, kalauiasakithendaklahengkaurawat,
kalauiaadakeperluanhendaklahengkauberibantuan,
kalauiamendapatkesenanganhendaklahengkauberiucapanselamat,
kalauiadapatkesusahanhendaklahengkauhibur,
kalauiameninggalhendaklahengkauantarkanjenazahnya.
Janganlahengkaubangunrumahlebihtinggidarirumahnya dan
janganlahengkaususahkaniadenganbaumasakanmukecualiengkauhadiahkankepa
danya, dan
kalautidakengkauberibawalahmasukkedalamrumahmudengansembunyi, dan
janganengkauberianakmubawakeluarbuah-buahanitu,
kecualinantianaknyainginkanbuahanitu. (HR. Abu Syaikh)
Denganpernyataanhadis Rasulullah saw di atasmenunjukkankepadakitabahwa
orang muslim sangat dianjurkanuntukberbuatbaikterhadaptetangganya. Orang yang
selaluberbuatbaikterhadaptetangganyaberartidiatelahmenjalankanperintahrasulullah.
Sebagaimanasabdanya: (HR. Bukhari) Artinya : Barang siapaberimankepada Allah dan
hariakhirhendaklahmemuliakantetangganya.(Mahfud, Rois and Mazrur, Mazrur (2021),
n.d.)

PERKEMBANGAN AJARAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF HISTORIS DAN


SOSIOLOGIS
Telah tercatatdalamsejarahbahwa Islam telahberjaya dan
mengalamikemajuandalamsegalabidangselamaberatus-ratus
tahunsehinggamembuatmasyarakat Islam merasabanggadengankejayaan yang
pernahdiraihnya, namundisisi lain kenyataannyaumat Islam
pernahmengalamikemunduran dan keterbelakangan). Hal tersebutdapatdilihatsetelah
Nabi Muhammad saw menjadikan Islam berjaya dan diakui oleh seluruh dunia
sampaisekarangini. Oleh karenaitu, di dalamdiriumat Islam munculpandangan yang
menyebutkanbahwapolitik dan peradaban Islam merupakanbagian yang integral
dariajaran Islam. Alasannyaadalahajaran Islam memilikifleksibilitas dan elastisitas yang
tinggisertamemilikirelevansi yang kuatdenganperkembanganumat Islam itusendiri.
(Posha, Beti Yanuri (2015), n.d.)
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT secaralangsung. Nilai
dasarislamadalahketauhidan yang berartimenganut Tuhan yang Esa yaitu Allah SWT.
Dalam Sejarah agama islam, iatidakmengenal Tuhan
lebihdarisatubegitupunkepercayaan yang menganggap Tuhan adalahberbentuk material.
(Farid, Edi Kurniawan (2017), n.d.-b)

Melihat sejarahislam dunia, sebetulnyaislam adalahajaran yang telahdibawa Nabi-Nabi


terdahulu, karenasejakdahulumulai zaman Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW,

11
penyembahanterhadap Allah sudahdiperintahkan dan diturunkan.
Untukitusubstansiislamadalahketauhidan. Seluruhperintahnyaadalahberasaldari Allah
SWT.(Amril (2023), n.d.)

Islam yang berarti aslama ataukeselamatanmerupakanajaran yang mengajak pada


manusia agar selamatdalamhidupnya. Begitupunsebagaimana yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW. Rasulullah senantiasaberdakwah dan
mengajakumatmanusiauntukmengikutijalan yang benaryaitujalan Islam. Jalan
islamadalahjalan yang mengarahkepadaperbaikanmasyarakat, mengarah pada
pemecahanmasalah, dan keselamatan dunia juga akhirat.(Achmad Firdaus, n.d.)
Pada awalnyaislamhanyaada di kota Mekkah dan Madinah yang diawalli oleh
Nabi dan Para SahabatsepertiIstrinya (Khadijah binti Khuwalid), Umar, Abu Bakar,
Ustman, Ali, dan sahabat-sahabatlainnya yang mengawalimasukislam. Sekian lama
Muhammad berdakwah, melakukanperjuangan di kotatersebutselamakuranglebih 23
tahun (13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah), bersebaranlahislam di
mukabumilewat para sahabat –sahabat, walaupunrasulsudahtiada.
(FauzilAdzim,Muhammad,Nela Syarah, Vrikati (2020), n.d.)

Perjuangan Rasulullah menyebarkan dan


menegakkanislambukanlahtanpahambatanbesarmulaidarikekejamanmusuh-musuhnya
yang inginmembunuh, kebenciankaum-kaummunafik, tantanganfisik, tantangandari
internal umatislam yang memilikikepentinganpolitik, dan lain sebagainya. Untukitu,
wajarjika Rasulullah dikatakansebagai orang nomor 1 di dunia karenakegigihan,
kecerdasan, dan kemampuannyauntukbisamengubahkondisimasyarakat yang ada di
dunia.(Chairina,Fitra (2023), n.d.)

Di masa tersebutbanyak yang dapatdilakukan oleh Rasulullah SAW.


Diantaranyaadalah :

 Mengenalkan Tuhan dan Pencipta yang benar


 Mengangkatderajatkaum yang lemahatautertindassepertibudak, wanita, dan
orang-orang kaum fakir/miskin
 Mengenalkan dan mengajakmenggunakanakalpikiran yang benar (Rasional) agar
tidakterbelenggukebodohan
 Mengenalkankonsep-konsepkeseimbangan dan
keadilandalamberbagaisektormasyarakat di bidang Ekonomi, Sosial, Budaya,
Seni, Politik, dsb.(Sauki, M (2018), n.d.)

Dari kisahtauladannabiMuhammad , Rasulullah SAW,


mampumenyebarkanislamhanyadenganberawaldari 20 orang
kurangnamunhinggabersebaranke dunia hinggaberratustahunlamanya.(Achmad,Firdaus,
n.d.)

12
DAFTAR PUSTAKA

13
Achmad, F. NORMATIFITAS HUKUM ISLAM DAN HISTORISITAS SOSIAL
DALAM TAUTAN HARMONISASI PEMAHAMAN.
Adib, M. A. (2022). Upaya MendialogiskanPendekatanNormatif Dan Historis Dalam
Studi Islam: Konsep Integrasi-interkoneksi Amin Abdullah. Al-Tarbawi Al-
Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam, 7(2), 87-97.
Ali Mauludi, A. C. (2014). Akuntansi Syariah; PendekatanNormatif, Historis Dan
Aplikatif. JurnalAkuntansi Syariah, 1(1).
Anshori, I. (2015). Kritik epistemologi Islam dalamIslamologiterapan. Teosofi:
JurnalTasawuf Dan Pemikiran Islam, 5(1), 107-138.
Asmawi, A. (2021). Epistemologi Hukum Islam: PerspektifHistoris,
SosiologisdalamPengembangan Dalil. Tribakti:
JurnalPemikiranKeislaman, 32(1), 57-76.
Chairina, F. (2023). Landasannormatif-tekstualis dan
kontekstualFiqihArsitekturmeliputi Al-Quran, Al-Hadist, Fiqih. Maliki
Interdisciplinary Journal, 1(1), 97-104.
Farid, E. K. (2017). WacanaPerkembangan Pendidikan Islam di Indonesia:
PendekatanHistoris dan Sosiologis. Dirosat: Journal of Islamic Studies, 2(2),
183-208.
Hafidz, A. (2019, November). Fenomenologi Annemarie Schimmel:
TelaahterhadapKontribusi Annemarie Schimmel
dalamMengintegrasikanNormativitas dan Historisitasdalam Studi Islam
Kontemporer. In Proceedings of Annual Conference for Muslim Scholars (Vol. 3,
No. 1, pp. 994-1002).
Hariyanto, H. (2016). DehumanisasiTerhaDapperempuan Dalam praksispoligami:
Dialektikaantaranormativitas dan historisitas. PALASTREN: Jurnal Studi
Gender, 8(1), 79-102.
Hariyanto, H. (2016). DehumanisasiTerhaDapperempuan Dalam praksispoligami:
Dialektika
Ismail, I. (2017). Historisitas dan NormativitasHubungan Antar Agama. Tsaqofah dan
Tarikh JurnalKebudayaan dan Sejarah Islam, 2(2), 133-152.
Janah, N. (2018). PendekatanNormativitas dan
HistorisitassertaImplikasinyadalamPerkembanganPemikiran Islam. Cakrawala:
Jurnal Studi Islam, 13 (2), 102–119.
Januarita, D., &Huzaini, A. N. EPISTEMOLOGI EKONOMI ISLAM.
Posha, B. Y. (2015). Perkembangan Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan. HISTORIA:
Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 3(2), 75-82.
Putra, A. E. (2018). Sketsapemikirankeagamaandalamperspektifnormatif, historis dan
sosial-ekonomi [the sketch of religious discourse in normative, historic, and

14
socio-economy perspectives]. Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, 12 (2), 73–
86.
Saputra, R., Mardiah, A., & Hidayat, A. W. (2021). ISLAM NORMATIF DAN ISLAM
HISTORIS. JurnalIlmu Agama: MengkajiDoktrin, Pemikiran, dan Fenomena
Agama, 22(2), 166-179.
Sauki, M. (2018). Perkembangan Islam di Indonesia Era Reformasi. Tasamuh: Jurnal
Studi Islam, 10(2), 443-458.
Syam, S. STUDI ISLAM INTEGRALISTIK: ANTARA NORMATIVITAS DAN
HISTORISITAS.
Syarif, Z. (2007). Pengembangan Pendidikan dalamPerspektifEpistemologi
Islam. TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam, 2(2).

15

You might also like