Professional Documents
Culture Documents
Review 1 Hartati (Normatifitas Dan Historisitas Islam Sumber Pokok Islam (Al-Quran Dan Hadis)
Review 1 Hartati (Normatifitas Dan Historisitas Islam Sumber Pokok Islam (Al-Quran Dan Hadis)
Tiara Oktaviani.S
Berry Erlangga
Kasni
IAIN KERINCI
Abstrack
This study aims to determine the meaning of the normative and historical approaches, as
well as the relationship between them in Islamic studies. The study used is library
research. Then used descriptive analysis to give a complete and structured picture.
Furthermore, data processing is carried out procedurally and carefully in order to get
valid results about the Normative and Historical approaches in Islamic studies, as well
as dialogue between these approaches through the concept of integration-
interconnection.Al-Qur‟an constitutes idealization of universe within well-organized
life of human being. Meanwhile, Al-Hadits offers interpretation of language used by
God in AlQur’an
Abstrak
1
PENDAHULUAN
2
adahubungannyadenganaspeklegalformalsertaajaran Islam
darisumbernyatermasukpendekatannormatif(Ismail,Ismail (2007), n.d.)
3
“Innadina ‘Indallahil Islam”,ayat yang seringdidengariniadalahayat yang
mengungkapkanbahwa agama Islam adalah agama yang dirahmati Allah, dan
menegaskanbahwaselain agama Islam adalah agama yang tidakdiridloi Allah.
Begitulahjikakitamemahamiayattersebutsecaratekstualataunormatif.
Berbedalagijikakitamenggunakanpendekatankontekstualuntukmemahamiayattersebut.
Jika kitamenggunakanpendekatankontekstualmakakitaakanmendapati arti dalam kata
Islam di sana bukan agama Islam, melainkanajarankedamaian. Karena
itusebenarnyaperbedaandalampenafsirandisebabkan oleh perbedaandalampendekatan
yang dilakukan. (Nurdin, Abidin and Samad, Sri Astuti A and Samad, Munawwarah A
(2019), n.d.-a)
4
Muhammad Iqbal “the prophet of Islam seems to stand between the ancient and the
modern world. In so far as the source of his revelation in concerned he belong to the
ancient world, in fo far as the spirit of his reveleation is concerned he belongs to the
world” (Nabi Muhammad, rupanyaberdiridiantara dunia purba dan dunia modern,
sejauhmengenaisumber masa wahyu, makadiamiliki dunia purba, sejauhdengan spirit
dan jiwawahyunya, makadiaadalahmilik dunia modern, kapansajatidakpernahusing
METODE PENELITIAN
PEMBAHASAN
PRINSIP DASAR EPISTIMOLOGI ISLAM
Epistemologidiakuisebagai inti dan hakikatdariilmupengetahuan, di
sampingontologi dan aksiologi. Epistemologiadalahilmu yang
membahastentangsumberilmuatauteoripengetahuan (theory of knowledge) dan
mengkajitentangbagaimanacaramendapatkanilmupengetahuandariobjek yang
dipikirkan. Secaraepistemologi, pengembanganpendidikan Islam memang sangat
diperlukan. Pengembanganinibaiksecaratekstualmaupunpengembangan Karena secara
global pendidikan Barat sudahmempengaruhipendidikan Islam dariberbagailini,
melaluiberbagaisistem, teorimaupunteknologipembelajaran.(Nurdin, Abidin and Samad,
Sri Astuti A and Samad, Munawwarah A (2019), n.d.-b)
Epistemologidalamterminologifilsafatdipahamisebagaiteoripengetahuan,
yaitumembahastentangbagaimanacaramendapatkanpengetahuandariobyek yang
ingindipikirkan.Epistemologi Pendidikan Islam adalahobjekpengetahuan,
caramemperolehpengetahuan dan caramengukurbenartidaknyapengetahuan yang
berkaitandenganpembentukankepribadian, akhlak, mengembangkan fitrah dan
semuapotensimanusiasecaramaksimalsehinggamenjadimuslim yang baik,
memilikipolapikirlogis-kritis, beriman, bertaqwa, bergunabagidiri dan lingkungannya,
dan dapatmencapaikebahagian di dunia dan di akhiratsesuaidenganajaran Islam.(Nurdin,
Abidin and Samad, Sri Astuti A and Samad, Munawwarah A (2019), n.d.-b)
Epistemologimerupakan salah satucabangilmufilsafat yang
secarakhususmenggelutipertanyaan-pertanyan yang bersifatmenyeluruh dan
mendasartentangpengetahuan. Istilah “epistemologi” sendiriberasaldari kata Yunani
episteme = pengetahuan dan logos = perkataan, pikiran ,ilmu. Kata “episteme”
dalambahasa Yunani berasaldari kata kerjaepistamai, artinyamendudukkan,
5
menempatkan, ataumeletakkan. Maka, harfiah episteme
berartipengetahuansebagaiupayaintelektualuntuk
“menempatkansesuatudalamkedudukansetepatnya.” Selain kata “episteme”,untuk kata
“pengetahuan” dalambahasa Yunani juga dipakai kata “gnosis”, makaistilah
“epistemologi” dalamsejarahpernah juga disebutgnoseologi. Sebagaikajianfilosofis yang
membuattelaahkritis dan analitistentangdasar-dasarteoritispengetahuan,
epistemologikadang juga disebutteoripengetahuan (theory of knowledge;
Erkentnistheorie)(Januarita, Dwi and Huzaini, Achmad Nurdin, n.d.)
Diskusidalam tulisan initemanyaadalahtentangepistemologihukum Islam
dengankonsentrasiataufokuskajiantentangasal-usulhukum Islam, sumberhukum Islam,
ataudalil-dalilhukum Islam. Istilah ini oleh para usuliyuundisebutdenganmashadir al-
ahkamatauadilat al-ahkam, sumberhukumataudalilhukum Islam. Sumberhukum Islam
adalahtempat di mana segalasesuatu yang berhubungandalampelaksanaanajaran Islam di
dasarkankepadanya, baikdalam wilayah hukum, akidah, akhlaq. Ciri
khasdarisumberhukum Islam adalahdiadapatmemunculkanhukumdarikandunganajaran
yang dimaksud. Mustaqilan bi nafsihi, Yaknidalamtuntunanajaranhukum Islam yang
disebutdengansumber Hukum Islam adalahsesuatu yang memunculkanhukum dan
menetapkanhukum. Sedangkan yang dimaksuddaliladalahsesuatu yang
memberikanpetunjuktentangadannyahukum,
diatidakdapatmemunculkanhukumataumenetapkanhukum. (Anshori, Isa (2015), n.d.)
Hukum hanyadimunculkan oleh sumberhukum,
sedangkandalilhukumhanyamemberikanpetunjukadanyahukum. Dari pemahamanini,
sumberhukumberartihanyaadadalam al-Qur’an dan Sunnah, sedangdalilhukum di
siniadalah al-Qur’an, Sunnah, ijma’, qiyas, maslahah, urf, sad al-dhariah, istihsan, dan
lain-lain. Telaahtentangpembedaankeduanyaini yang jarangdalam wilayah
epistemologihukum Islam yang pembahasannyameliputiasal-asulhukum,
rasionalisasihukum, caramendapatkanhukum, strukturhukum Islam, dan lain
sebagainya. Kalau dilihatdarilatarbelakangasalusulhukumdalam Islam,
tentunyasemuadikembalikankepada al-Qur’an dan Sunnah
darikeduanyapraktekkeberagamaandalambidangkehidupanumatmanusiadikembalikan,
mulaidari ibadah, ekonomi, pemenuhankebutuhan, pernikahan, politik, sosial, budaya
dan sebagainyatidakbolehada yang keluardarikeduanya.
Tetapikemudianpertanyaannyaterkaitpemahamanterhadapkeduasumberhukum Islam
tersebut, yang akhirnyamenjadikanhukum Islam rentandenganperbedaan,
alternatifalternatifpemikiran. Taruhlahdalampemahaman al-Quran dan al-Sunnah
menggunakanmetodeataupendekatankebahasaan (lafdhiyah),
memunculkanbanyakteoripembacaannash. Misalnyatentang am kham, nasakh-manskh,
muradif, mustarak, mujmalmubayan, muhkammutasyabih dan beberapateoripembacaan
al-Quran dan al-Sunnah denganperangkatkaidahbahasa. (Syarif, Zainuddin (2007), n.d.)
Pendekatankebahasaaninimerupakanhal yang
begitupentingmengingatsumberhukum yang menjadidasarmenemukan dan
menetapkanhukum Islam adalahberbahasa Arab. Maka
6
tanpamemahamikaidahbahasadalammenggali dan
menemukanhukumadalahsebuahutopis. Juga
pemahamankepadahaditsharusmenguasaiberbagaiilmu-ilmuhadits, mulaikualitasrawi,
kualitasmatanatausanadhadits, ilmujarhwata’dil, asbab al-
wurudsebagaisaranauntukkritikmatan dan sanadhadits.(Asmawi, Asmawi. (2021), n.d.)
Pada aspekstudi Islam
mengarahkanperhatiannyaterhadapsumberajarandalamIslam . Di kalangan ulama
terdapatkesepakatanbahwasumberajaran Islam yang utamaadalahAlQur’an dan Hadits.
Ketentuaninisesuaidengan agama Islam itusendirisebagaiwahyu yang berasaldari Allah
Swt., yang penjabarannyadilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Di dalam Al-Qur’an
surah an-Nisa’ ayat 59, kitadianjurkan agar menaati Allah dan Rasul-Nya sertaulilamri
(pemimpin)(Syam,Syafrudin, n.d.)
7
turunkan dan
janganlahkamumengikutihawanafsumerekadenganmeninggalkankebenaran yang
telahdatangkepadamu. Untuktiap-tiapumatdiantarakamu, Kami berikanaturan dan jalan
yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscayakamudijadikan-Nya satuumat (saja),
tetapi Allah hendakmengujikamuterhadappemberian-Nya kepadamu, makaberlomba-
lombalahberbuatkebajikan. Hanya kepada Allah-lahkembalikamusemuanya,
laludiberitahukan-Nya kepadamuapa yang telahkamuperselisihkanitu. Al Qur’an, 5 (Al-
Maidah): 48. (Adib, M.Alfiqul (2022), n.d.-b)
Sesuaidenganpengertian di atas,
makasyari’ahmencakupseluruhaspekkehidupanmanusiasebagaiindividu, masyarakat,
dan sebagaisubyekalam 22 semesta. Syariah Islam mengatur pula tata
hubunganseseorangdengandirinyasendiriuntukmewujudkansosokindividu yang shaleh.
Islam mengakuimanusiasebagaimakhluksosial, sehingga syariah mengatur tata
hubunganantaramanusiadenganmanusiadalambentukmuamalah,
sehinggaterwujudkesholehansosial.
C. AKHLAK
Akhlakadalahkondisi mental, hati, batinseseorang yang mempengaruhiperbuatan
dan perilakulahiriyah. Apabilakondisibatinseseorangbaik dan
teraktualisasikandalamucapan, perbuatan, dan perilaku yang baikdenganmudah,
makahalinidisebutdenganakhlakulkarimahatauakhlak yang terpuji (mahmudah). Jika
kondisibatinitujelek yang teraktualisasikandalamperkataan, perbuatan, dan tingkahlaku
yang jelek pula, makadinamakanakhlak yang tercela (akhlakmadzmumah). Jadi orang
yang tidakberakhlakulkarimahadalahlaksanajasmanitanparohaniatausamadengan orang
yang sudahmatiataudisebutdenganmayat yang berasaldari kata maitatun yang
artinyabangkai, sedangkanbangkailambatlaunakanmenimbulkanpenyakit.
Demikiandengan orang yang tidakberakhlakulkarimah, lambatlaunakanmerusakdirinya
dan merusaklingkungan. Sehingga Nabi diutus oleh Allah semata-
matauntukmenyempurnakanakhlak, (HR. Bukhari).
Dalam pandangan Islam, akhlakmerupakancermindari pada jiwaseseorang,
karenaituakhlak yang baikmerupakandorongandarikeimananseseorang.
Sebabkeimananharusditampilkandalamperilakunyatasehari-hari.
Dapatdisimpulkanbahwaakhlak yang baik pada dasarnyaadalahakumulasidari Aqidah
dan syari’ah yang bersatusecarautuhdalamdiriseseorang. Apabila Aqidah
telahmemotivasiimplementasisyari’ah Islamiyah akanlahirakhlakulkarimah,
maksudnyaadalahakhlakmerupakanperilaku yang tampakapabilasyari’ah Islamiyah
telahdiaplikasikanbertendensi Aqidah.(Mahfud, Rois and Mazrur, Mazrur (2021), n.d.)
PembagianAkhlak
1. AkhlakTerhadap Allah Swt. Akhlak yang baikkepada Allah berucap dan
bertingkahlaku yang terpujiterhadap Allah Swt. baikmelalui ibadah
langsungkepada Allah, seperti salat, puasa dan sebagainya,
maupunmelaluiperilaku-perilakutertentu yang
mencerminkanhubunganataukomunikasidengan Allah di luar ibadah itu. Allah
8
Swttelahmengaturhidupmanusiadenganadanyahukumperintah dan larangan.
Hukum ini, tidak lain adalahuntukmenegakkanketeraturan dan
kelancaranhidupmanusiaitusendiri. Dalam
setiappelaksanaanhukumtersebutterkandungnilai-nilaiakhlakterhadap Allah Swt.
Berikutinibeberapaakhlakterhadap Allah Swt :
a) Beriman, yaitumeyakiniwujud dan keesaan Allah sertameyakinisemua
yang difirmankanNya.
b) Taat, yaitupatuhkepadasegalaperintah-Nya dan menjauhisegalalarangan-
Nya.
c) Ikhlas, yaitumelaksanakanperintah Allah
denganpasrahtanpamengharapkansesuatu, kecualikeridaan Allah.
d) Khusyu’,yaitubersatunyapikirandenganperasaanbatindalamperbuatan
yang sedangdikerjakannyaataumelaksanakanperintahdengansungguh-
sungguh.
e) Tawakkal, yaitumempercayakandirikepada Allah
dalammelaksanakansuaturencanasertamemohonhanyakepadaNyasegalap
erlindunganNya
9
saatinisudahbanyakbusanamuslim yang baik dan tetapterlihatmodis dan anggun.
Tetapi juga harusdiingatjangansampaiberlebihan.
Ajaranislamtentangmenjagakehormatandiribaiklaki-
lakimaupunperempuaninisungguhsuci dan mulia. Tidak adaajaran agama lain
yang mengaturdemikiancermatnya. Jika inidilaksanakan,
tidakmungkinadaperzinaan, prostitusi, dan perselingkuhansuamiistri. Orang
Islam tidakbolehhina, tetapisebaliknyaharussuci dan mulia. (Hariyanto (2016),
n.d.)
4. AkhlakTerhadapKeluarga
Akhlakterhadapkeluargameliputi ayah, ibu, anak, dan keturunannya. Kita
harusberbuatbaikkepadaanggotakeluargaterutama orang tua. Ibu yang
telahmengandungkitadalamkeadaanlemah, menyusui dan
mengasuhkitamemberikankasihsayang yang tiadatara. Ketika kitalapar,
tanganibu yang menyuapi, ketikakitahaus, tanganibu yang memberiminuman.
Ketika kitamenangis, tanganibu yang mengusap air mata. Ketika kitagembira,
tanganibu yang menadahsyukur, memelukkitaeratdenganderaian air
matabahagia. Ketika kita mandi, tanganibu yang meratakan air keseluruh badan,
membersihkansegalakotoran. Tangan ibu, tanganajaib, sentuhanibu,
sentuhankasih, dapatmembawakeSurga Firdaus. Begitu juga ayah
dialahsosokseorangpria yang hebatdalamhidup yang
telahmenafkahikitatanpamemedulikanpanasnyaterikmatahari, maut yang
akanmenghadang demi anakapa pun akandilakukan,
mendidikkitatanpalelahmeskiterkadangkitamelawanperintahnyaiatakpernahbosa
nmemberi yang terbaik agar anaknyaselamat dunia dan akhirat,
menyekolahkananaknyahinggasukses. Tak
pernahlupadalamdoamerekauntukkita. Begitulahperjuangan orang
tuamakasudahkahkitaberbakti, mendoakanmerekasetiapselesai salat,
ingatkepadamerekasetiapsaat,
makasepatutnyalahkitapatuhkepadakeduamerekadalamhidupkitaini. (Farid, Edi
Kurniawan (2017), n.d.-a)
5. AkhlakTerhadap Masyarakat
Akhlakterhadapmasyarakatantara lain
a) Memuliakantamu.
b) Menghormatinilai dan norma yang berlakudalammasyarakat.
c) Saling menolongdalammelakukankebajikan dan takwa.
d) Menganjurkananggotamasyarakatberbuatbaik dan
mencegahperbuatanjahat.
e) Memberimakananakyatimserta fakir miskin.
f) Bermusyawarahdalamsegalaurusankepentinganbersama.
g) Menunaikanamanah yang telahdiberikan oleh masyarakatkepadakita.
h) Menepatijanji. Dan lain lain
10
6. AkhlakTerhadapTetanggaAkhlakterhadaptetanggamerupakanperilaku yang
terpuji. Berbuatbaikkepadatetangga sangat dianjurkan oleh Rasulullah Saw.
sebagaimanasabdaRasulullah : “Kalau
iainginmeminjamhendaklahengkaumemberikanpinjaman,
kalauiamintatolonghendaklahengkautolong, kalauiasakithendaklahengkaurawat,
kalauiaadakeperluanhendaklahengkauberibantuan,
kalauiamendapatkesenanganhendaklahengkauberiucapanselamat,
kalauiadapatkesusahanhendaklahengkauhibur,
kalauiameninggalhendaklahengkauantarkanjenazahnya.
Janganlahengkaubangunrumahlebihtinggidarirumahnya dan
janganlahengkaususahkaniadenganbaumasakanmukecualiengkauhadiahkankepa
danya, dan
kalautidakengkauberibawalahmasukkedalamrumahmudengansembunyi, dan
janganengkauberianakmubawakeluarbuah-buahanitu,
kecualinantianaknyainginkanbuahanitu. (HR. Abu Syaikh)
Denganpernyataanhadis Rasulullah saw di atasmenunjukkankepadakitabahwa
orang muslim sangat dianjurkanuntukberbuatbaikterhadaptetangganya. Orang yang
selaluberbuatbaikterhadaptetangganyaberartidiatelahmenjalankanperintahrasulullah.
Sebagaimanasabdanya: (HR. Bukhari) Artinya : Barang siapaberimankepada Allah dan
hariakhirhendaklahmemuliakantetangganya.(Mahfud, Rois and Mazrur, Mazrur (2021),
n.d.)
11
penyembahanterhadap Allah sudahdiperintahkan dan diturunkan.
Untukitusubstansiislamadalahketauhidan. Seluruhperintahnyaadalahberasaldari Allah
SWT.(Amril (2023), n.d.)
12
DAFTAR PUSTAKA
13
Achmad, F. NORMATIFITAS HUKUM ISLAM DAN HISTORISITAS SOSIAL
DALAM TAUTAN HARMONISASI PEMAHAMAN.
Adib, M. A. (2022). Upaya MendialogiskanPendekatanNormatif Dan Historis Dalam
Studi Islam: Konsep Integrasi-interkoneksi Amin Abdullah. Al-Tarbawi Al-
Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam, 7(2), 87-97.
Ali Mauludi, A. C. (2014). Akuntansi Syariah; PendekatanNormatif, Historis Dan
Aplikatif. JurnalAkuntansi Syariah, 1(1).
Anshori, I. (2015). Kritik epistemologi Islam dalamIslamologiterapan. Teosofi:
JurnalTasawuf Dan Pemikiran Islam, 5(1), 107-138.
Asmawi, A. (2021). Epistemologi Hukum Islam: PerspektifHistoris,
SosiologisdalamPengembangan Dalil. Tribakti:
JurnalPemikiranKeislaman, 32(1), 57-76.
Chairina, F. (2023). Landasannormatif-tekstualis dan
kontekstualFiqihArsitekturmeliputi Al-Quran, Al-Hadist, Fiqih. Maliki
Interdisciplinary Journal, 1(1), 97-104.
Farid, E. K. (2017). WacanaPerkembangan Pendidikan Islam di Indonesia:
PendekatanHistoris dan Sosiologis. Dirosat: Journal of Islamic Studies, 2(2),
183-208.
Hafidz, A. (2019, November). Fenomenologi Annemarie Schimmel:
TelaahterhadapKontribusi Annemarie Schimmel
dalamMengintegrasikanNormativitas dan Historisitasdalam Studi Islam
Kontemporer. In Proceedings of Annual Conference for Muslim Scholars (Vol. 3,
No. 1, pp. 994-1002).
Hariyanto, H. (2016). DehumanisasiTerhaDapperempuan Dalam praksispoligami:
Dialektikaantaranormativitas dan historisitas. PALASTREN: Jurnal Studi
Gender, 8(1), 79-102.
Hariyanto, H. (2016). DehumanisasiTerhaDapperempuan Dalam praksispoligami:
Dialektika
Ismail, I. (2017). Historisitas dan NormativitasHubungan Antar Agama. Tsaqofah dan
Tarikh JurnalKebudayaan dan Sejarah Islam, 2(2), 133-152.
Janah, N. (2018). PendekatanNormativitas dan
HistorisitassertaImplikasinyadalamPerkembanganPemikiran Islam. Cakrawala:
Jurnal Studi Islam, 13 (2), 102–119.
Januarita, D., &Huzaini, A. N. EPISTEMOLOGI EKONOMI ISLAM.
Posha, B. Y. (2015). Perkembangan Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan. HISTORIA:
Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 3(2), 75-82.
Putra, A. E. (2018). Sketsapemikirankeagamaandalamperspektifnormatif, historis dan
sosial-ekonomi [the sketch of religious discourse in normative, historic, and
14
socio-economy perspectives]. Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, 12 (2), 73–
86.
Saputra, R., Mardiah, A., & Hidayat, A. W. (2021). ISLAM NORMATIF DAN ISLAM
HISTORIS. JurnalIlmu Agama: MengkajiDoktrin, Pemikiran, dan Fenomena
Agama, 22(2), 166-179.
Sauki, M. (2018). Perkembangan Islam di Indonesia Era Reformasi. Tasamuh: Jurnal
Studi Islam, 10(2), 443-458.
Syam, S. STUDI ISLAM INTEGRALISTIK: ANTARA NORMATIVITAS DAN
HISTORISITAS.
Syarif, Z. (2007). Pengembangan Pendidikan dalamPerspektifEpistemologi
Islam. TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam, 2(2).
15