You are on page 1of 14

MERANCANG KEGIATAN PEMBELAJARAN

Deprima Tivaniemail : deprimativani313@gmail.com

IAIN Syekh Nurjati

Nurkhasanah email :
nrkhasanah13@gmail.com

IAIN Syekh Nurjati

Tamsik Udin email :


tamsik@syekhnurjati.ac.id

IAIN Syekh Nurjati

ABSTRAK
Kurikulum merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran
intrakurikuler yang mengoptimalkan konten agar peserta didik
memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan
kompetensi (Kemendikbudristek, 2022). Melalui proyek penguatan
Profil Pelajar Pancasila peserta didik akan belajar menelaah tema-tema
tertentu yang menjadi prioritas setiap tahunnya baik dalam
pembelajaran formal atau diluar pembelajaran tersebut. Penerapan
profil pelajar Pancasila dapat dilakukan melalui budaya sekolah yang
didalamnya fokus pada pembentukan karakter dan kemampuan yang
dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam setiap individu.
Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan proyek penguatan profil
pelajar pancasila merupakan suatu kegiatan pembelajaran learning
loss yang dimana merupakan salah satu dampak dari pembelajaran
jarak jauh menjadi dasar dari perubahan kurikulum ini. Penerapann
pembelajarann berbasis projek menjadi pilihan dalam kurikulum
prototipe yang mana dianggap mampu mendukung pemulihan

1
pembelajaran akibat learning loss sebagai pengembangan karakter
sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

The independent curriculum is a curriculum with intracurricular


learning that optimizes content so that students have enough time to
explore concepts and strengthen competencies (Kemendikbudristek,
2022). Through the project to strengthen the Pancasila student profile,
students will learn to study certain themes that are a priority each
year, both in formal learning and outside of learning. The application
of the Pancasila student profile can be done through school culture
which focuses on character formation and abilities that are built in
everyday life and brought to life in each individual. Learning activities
by implementing the project to strengthen the Pancasila student
profile is a learning loss learning activity which is one of the distance
learning activities This is the basis for this curriculum change. The
application of project-based learning is an option in the prototype
curriculum which is considered capable of learning as a
result of learning Loss as character development in accordance with
the Pancasila student profile.

Kata kunci : Merancang, Profil pelajar, kurikulum prototipe

2
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah bagian dari usaha suatu bangsa untuk terus meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, oleh karena itu tak heran bila pendidikan menjadi salah satu tolak ukur
kemajuan suatu bangsa. Kemajuan zaman secara tidak langsung menjadi salah satu penyebab
perlunya inovasi dalam dunia pendidikan. Tuntutan zaman mengharuskan sumber daya
manusianya perlu menyiapkan diri agar mampu bertahan dan bersaing dalam kehidupan.
Kualitas manusia yang dimaksud bukan hanya menyasar daya pikir semata namun tentu saja
karakter yang kemudian menjadi jati diri bagi bangsa itu sendiri.
Tujuan pendidikan yang tertera dalam amanat pembukaan UUD 1945 adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Kata mencerdaskan pada kalimat tersebut tidak hanya
terkait kecerdasan kognitif saja melainkan kecerdasaan mental, spiritual, dan teraplikasi pada
kecakapan diri atau keterampilan. Pemerintah telah menetapkan bahwa profil pelajar
pancasila sebagai arah tujuan (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22
Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun
2020-2024). Dengan profil pelajar pancasila diharapkan pendidikan di Indonesia dapat
melahirkan generasi bangsa dengan karakteristik beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan berkebhinekaan global.
Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan proyek penguatan profil pelajar pancasila
merupakan suatu kegiatan pembelajaran learning loss yang dimana merupakan salah satu
dampak dari pembelajaran jarak jauh menjadi dasar dari perubahan kurikulum ini.
Penerapann pembelajarann berbasis projek menjadi pilihan dalam kurikulum prototipe yang
mana dianggap mampu mendukung pemulihan pembelajaran akibat learning loss sebagai
pengembangan karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis dan desain penelitian kualitatif deskriptif yang
hasilnya berupa deskripsi mengenai hasil penelitian. Dengan menggunakan desain tersebut,
penelitian ini akan menghasilkan deskripsi atau memberikan gambaran mengenai hasil
analisis bernalar kritis. Penulis melakukan studi literatur yang baik dan relevan dengan
menggunakan sumber yang baik dan relevan seperti jurnal, buku, dan artikel.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Merancang kegiatan belajar mengajar merupakan hal yang sangat penting sebelum
proses belajar mengajar berlangsung. Kegiatan belajar yang baik jika indikatornya membuat
siswa aktif belajar. Berdasarkan pengamatan banyak siswa atau guru mengalami kesulitan
bagaimana menyusun kegiatan belajar yang membuat siswa aktif belajar. Banyak cara yang
3
dapat dilakukan untuk mengaktifkan belajar seperti : menggunakan media yang menarik,
metode yang sesuai, sampai dengan belajar yang bervariasi.
1. Penyiapan Rancangan Kegiatan Pembelajaran (RKP)
Rancangan Kegiatan Pembelajaran merupakan seperangkat tulisan yang berisi
rencana pembelajaran dari guru atau tenaga pendidik untuk memberikan materi
kepada peserta didik. Dalam pembuatan RKP ini yang pertama adalah tujuan
pembelajaran yang jelas dan dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan
tempat. Tujuan pembelajaran didalamnya berisi 2 komponen utama yaitu
kompetensi dan lingkup materi. Kompetensi merupakan kemampuan yang harus
dikeluarkan oleh peserta didik untuk menunjukkan dirinya bahwa telah berhasil
mencapai tujuan pembelajaran. Lingkup materi merupakan konten dan konsep
yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran.
2. Penyusunan Rancangan Kegiatan Pembelajaran
Terdapat 7 tahapan dalam menyiapkan kegiatan pembelajaran, diantaranya :
1) Menganalisis capaian belajar (CP)
Capaian belajar adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran.
2) Perencanaan dan pelaksanaan assessment diagnostic
Asesmen diagnostik bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi,
kekuatan, kelemahan peserta didik. Hasilnya digunakan pendidik sebagai
rujukan dalam merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran peserta didik. Dalam kondisi tertentu, informasi terkait latar
belakang keluarga, kesiapan belajar, motivasi belajar, minat peserta didik,
dan informasi lain dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam
merencanakan pembelajaran.
3) Mengembangkan modul ajar
Pengembangan modul ajar bertujuan untuk mengembangkan perangkat
ajar yang memandu pendidik melaksanakan pembelajaran. Modul ajar
yang dikembangkan harus bersifat esensial; menarik, bermakna, dan
menantang; relevan dan kontekstual; dan berkesinambungan.
4) Penyesuaian pembelajaran dengan tahap capaian dan karakteristik peserta
didik
Pembelajaran paradigma baru berpusat pada peserta didik. Karena itu,
pembelajaran ini disesuaikan dengan tahapan pencapaian dan karakteristik

4
peserta didik. Ruang lingkup materi pembelajaran adalah apa yang akan
diajarkan oleh pendidik di kelas atau apa yang akan dipelajari oleh peserta
didik di kelas. Selanjutnya pendidik menyesuaikan proses pembelajaran,
menyesuaikan produk hasil belajar, dan mengkondisikan lingkungan
belajar.
5) Perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan assessment formatif dan
sumatif
Dalam merencanakan dan melaksanakan asesmen, terdapat lima prinsip
asesmen yang hendaknya diperhatikan. Prinsip pertama adalah asesmen
sebagai bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi
pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan
balik. Yang kedua adalah asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan
fungsi asesmen dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu
pelaksanaan asesmen. Ketiga, asesmen dirancang secara adil, proporsional,
valid, dan dapat dipercaya (reliable). Keempat laporan kemajuan belajar
dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif. Terakhir,
hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga
kependidikan, dan orang tua
6)
KESIMPULAN
Bernalar kritis merupakan kemampuan memecahkan masalah dan mengolah informasi
dengan baik, dengan melatih keterampilan bernalar kritis, peserta didik dapat membentuk
kepribadian mereka agar tidak mudah terpengaruh oleh situasi tertentu dan melakukan
analisis terlebih dahulu saat menerima informasi atau saat mengambil sebuah keputusan.
Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan
gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses
berpikir, dan mengambil keputusan. Dengan demikian, perserta didik dapat memproses
sekaligus mencerna informasi, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, secara
objektif. Dengan diterapkannya bernalar kritis pada para pelajar Indonesia, mereka akan
menjadi pribadi yang lebih baik dan maju dari sebelumnya. Contohnya dalam kasus
penyebaran hoaks yang kerap kali meresahkan karena informasi yang diberikannya tidak
akurat dan faktual. Rata-rata pelajar Indonesia masih menerima berita atau informasi tanpa
memeriksa kebenarannya terlebih dahulu. Hal ini membuat mereka mudah untuk
dimanipulasi dan diadu domba oleh pihak-pihak tertentu. Dengan penerapan bernalar kritis,

5
hal tersebut dapat dihindari. Jika para pelajar Indonesia menggunakan kemampuan bernalar
kritis, mereka akan menyaring informasi yang mereka terima dan memastikan kebenarannya.

6
DAFTAR PUSTAKA

KISKA, Nurul Delima, et al. Peran profil pelajar pancasila untuk membentuk karakter peserta
didik sekolah dasar. Journal on Education, 2023, 5.2: 4179-4188.
LIA, Anastasia, et al. Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bernalar Kritis Melalui Karya Tulis
Ilmiah. DIDAXEI, 2023, 4.1: 551-564.
UKTOLSEJA, Novita Freshka, et al. Penanaman nilai-nilai profil pelajar pancasila melalui
pembelajaran tematik berbasis project based learning di sekolah dasar. In: Prosiding
Seminar Nasional PGSD UST. 2022. p. 151-158.
IRAWATI, Dini, et al. Profil pelajar Pancasila sebagai upaya mewujudkan karakter bangsa.
Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 2022, 6.1: 1224-1238.
ERNAWATI, Yurike; RAHMAWATI, Fitri Puji. Analisis profil pelajar pancasila elemen
bernalar kritis dalam modul belajar siswa literasi dan numerasi jenjang sekolah dasar.
Jurnal Basicedu, 2022, 6.4: 6132-6144.

7
LAPORAN OBSERVASI KURIKULUM MERDEKA

A. Pelaksanaan Observasi
Tempat Observasi : SDN Sukapura 1 Kota Cirebon. Jawa Barat
Waktu Observasi : Kamis, 21 September 2023
Alamat Observasi : Jl. Pilang Raya No. 27 Sukapura. Kec. Kejaksan. Kota Cirebon
Narasumber : Terdiri dari beberapa narasumber, diantaranya yaitu :
1. Guru Kelas : Tri Haruyati S.Pd.SD
2. Waka Kurikulum : Ana Hasanah S.Pd.SD

B. Metode Observasi
Metode yang dugunakan pada observasi kali ini menggunakan metode kualitatif yang berupa
wawancara. Penggunanan metode ini bertujuan agar dapat menghasilkan hasil deskriptif
yang akan dibahas mengenai Kurikulum. Observasi kali ini bertempat di SDN Sukapura 1.

C. Hasil dan Pembahasan


1. Pandangan Guru Mengenai Kurikulum Merdeka
Kurikulum merujuk pada rencana dan susunan materi pembelajaran yang dirancang
untuk mencapai tujuan pendidikan. Ini mencakup semua mata pelajaran, kegiatan, dan
pengalaman belajar yang diorganisir untuk membentuk pengetahuan, keterampilan, dan
sikap siswa. Kurikulum dapat bersifat formal, yang disusun oleh lembaga pendidikan, atau
informal, yang muncul dari pengalaman sehari-hari dan lingkungan sekitar
Kurikulum Merdeka adalah konsep pendidikan di Indonesia yang menekankan pada
pembelajaran yang lebih mandiri, kreatif, dan inovatif. Tujuannya adalah memberikan
kebebasan lebih kepada sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan lokal dan karakteristik siswa. Hal ini bertujuan untuk menciptakan pembelajaran
yang relevan, responsif, dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Pandangan guru terhadap Kurikulum Merdeka secara luas dapat bervariasi. Beberapa
guru mungkin melihatnya sebagai peluang untuk meningkatkan kreativitas dan fleksibilitas
dalam pengajaran, memungkinkan mereka lebih terlibat dalam proses perancangan
kurikulum sesuai dengan kebutuhan siswa dan lingkungan sekolah. Namun, ada juga yang
mungkin menghadapi tantangan, seperti kebutuhan untuk lebih mandiri dalam merancang
kurikulum dan memastikan pemenuhan standar pendidikan. Namun, pandangan kurikulium
merdeka menurut Ibu Tri ini tidak jauh beda dengan kurikulum KTSP, yang membedakan
salah satunya pada penilaiannya. Menurut Ibu Tri Haruyati mengenai kurikulum merdeka ini
masih dibilang cukup bagu dan terbilang efektif, dari segi pembelajaran bisa menjadikan
karakteristik si peserta didik menjadi terbentuk lebih baik lagi.
2. Komponen-Komponen Dalam Kurikulum Merdeka
a. Dari Tema ke Mapel
8
b. Silabus ke RPP
c. Capaian Pembelajaran (CP)

9
d. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
e. Media Pembelajaran
f. Modul Ajar
3. Kelas Yang Sudah Menerapkan dan Berapa Lama Penerapan Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka ini memang masih terbilang kurikulum baru pada dunia Pendidikan
ini, namun sudah banyak sekolah-sekolah yang sudah mulai menerapkan kurikulum
merdeka ini. Salah satu dari sekolah yang sudah menerapkan kurikulum merdeka yaitu
SDN Sukapura 1 yang mana sudah menerapkan selama kurang lebih 1 tahun, dan
disekolah ini ada beberapa kelas yang sudah menerapkan diantaranya kelas 1, 2, dan
kelas 4.
4. Perbedaan Kurikulum 13 dan Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka adalah inisiatif pemerintah Indonesia untuk memberikan kebebasan
kepada sekolah dalam mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan lokal.
Sementara itu, Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum nasional yang diperkenalkan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan pendekatan yang lebih kontekstual dan
relevan. Perbedaannya terletak pada fleksibilitas Kurikulum Merdeka yang lebih besar
dalam pengembangan kurikulum lokal, sedangkan K-13 memiliki struktur kurikulum
nasional yang lebih terpusat. Tidak hanya pada itu saja perbedaanya, terdapat pula
perbedaan pada komponennya, seperti Tema/Mapel, KI KD, Silabus/RPP dan masih
banyak lagi. Dalam proses pembelajarannya pun tentu berbeda seperti pada proses
belajar mengajar pada keterlibatan siswa yakni pada kurikulum merdeka Memungkinkan
pendekatan yang lebih berbasis pada minat dan pengalaman siswa, meningkatkan
keterlibatan mereka dalam proses belajar. Sedangkan kurikulum 13 lebih pada
mengintegrasikan elemen-elemen kontekstual untuk meningkatkan motivasi siswa,
meskipun mungkin tidak sefleksibel Kurikulum Merdeka.
5. Kendala Penerapan Kurikulum Merdeka
Dari kendala pada penerapan kurikulum merdeka ini salah satunya ada pada kesiapan
guru itu sendiri, karena sejatinya seorang guru juga harus mempersiapkan dengan baik
dari peralihan kurikulum sebelumnya ke kurikulum merdeka, disamping itu juga seorang
guru juga harus melakukan pelatihan-pelatihan tambahan atau dukungan untuk dapat
mengimplementasikan Kurikulum merdeka ini agar lebih efektif dan sesuai dengan
harapan pada capaian kurikulum itu sendiri. Selain factor itu juga, ada factor lain yaitu
Perubahan Mindset, perubahan besar dalam pendekatan pembelajaran memerlukan
penyesuaian mindset, baik dari guru, siswa, maupun orang tua. Adopsi pola pikir baru
dapat memerlukan waktu.
6. Tahapan Guru Pada Penerapan Kurikulum Merdeka
Sebelum menerapkan kurikulum merdeka ini, maka seorang guru juga harus memahami
mengenai kurikulum merdeka ini, proses pembelajarannya seperti apa dan penilaiannya
bagaimana. Maka dari itu sebelum mengambil langkah untuk menerapkan kurikulum
10
merdeka ini, guru harus memahami konsep dan tujuan dari kurikulum merdeka itu
sendiri

11
seperti apa dan bagaimana termasuk pada pendekatan, metode yang akan diterapkan, lalu
menyesuaikan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

D. KESIMPULAN
Kurikulum Merdeka adalah konsep pendidikan di Indonesia yang menekankan pada
pembelajaran yang lebih mandiri, kreatif, dan inovatif. Tujuannya adalah memberikan
kebebasan lebih kepada sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan lokal dan karakteristik siswa. Hal ini bertujuan untuk menciptakan
pembelajaran yang relevan, responsif, dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Dibandingkan dengan kurikulum 13 dan kurikulum merdeka ini juga terdapat perbedaan
yakni dalam proses pembelajarannya pun tentu berbeda seperti pada proses belajar
mengajar pada keterlibatan siswa yakni pada kurikulum merdeka Memungkinkan
pendekatan yang lebih berbasis pada minat dan pengalaman siswa, meningkatkan
keterlibatan mereka dalam proses belajar. Sedangkan kurikulum 13 lebih pada
mengintegrasikan elemen-elemen kontekstual untuk meningkatkan motivasi siswa,
meskipun mungkin tidak sefleksibel Kurikulum Merdeka. Sebelum mengambil langkah
untuk menerapkan kurikulum merdeka ini, guru harus memahami konsep dan tujuan dari
kurikulum merdeka itu sendiri seperti apa dan bagaimana termasuk pada pendekatan,
metode yang akan diterapkan, lalu menyesuaikan materi pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.

12
LAMPIRAN DOKUMENTASI OBSERVASI

13
14

You might also like