You are on page 1of 26

TUGAS

KELOMPOK
EKONOMI SDA&L
Anggota Tim:
1. 22060093 Achmad Thoriq Khautsar
2. 2206096 Aliah Afifah
3. 22060124 Kiki Rizki Amelia
4. 22060126 M. Khoirul Abdi
5. 22060127 Maharani Fauziah
efisiensi alokasi sumber
daya alam dan analisis
lingkungan

Efisiensi merupakan salah satu parameter utama dalam melakukan kegiatan ekonomi
khususnya dalam memproduksi barang dan jasa. Efisiensi tidak hanya keberhasilan
dan kegagalan yang akan dicapai. Dalam efisiensi dinamis juga d bersifat statis, tetapi
juga bersifat dinamis dan waktu sangat berpengaruh terhadap pertimbangkan alokasi
antarwaktu yang menjamin keadilan antargenerasi, yang menjadi salah satu tujuan
dari konsep pembangunan berkelanjutan. Karena meningkatnya kekhawatiran
tentang dampak kegiatan ekonomi yang cenderung memberikan dampak sosial dan
lingkungan yang tidak menguntungkan, perlu adanya pendekatan lain dalam
mengestimasi efisiensi yang disebut dengan efisiensi sosial. Pendekatan itu tidak
hanya memperhitungkan kepentingan pribadi produsen (privat interests) yang
bersangkutan, tetapi juga memperhitungkan kepentingan masyarakat lain dan
lingkungan (sosial-environmental interests).
efesiensi alokasi
sumber daya alam
Konsep efisiensi ekonomi bisa merupakan suatu indeks untuk menguji bagaimana
suatu ekonomi berfungsi dan bisa dipakai sebagai kriteria untuk menilai apakah
ekonomi itu sudah berfungsi dengan seharusnya. Ekonomi efisiensi mungkin
merupakan konsep yang sederhana sebagai kriteria untuk mengevaluasi tetapi,
penggunaannya harus berhati-hati. Kalau konsep ini digunakan untuk penampilan
suatu sistem ekonomi atau satu bagian dari sistem tersebut. Akan mengevaluasi
penampilan sosial dari perusahaan-perusahaan kita, konsep tersebut harus
digunakan dalam pemahaman dan wawasan yang lebih luas.
Efisiensi Ekonomi Statis
ES sangat berguna untuk dipakai dalam membandingkan alokasi sumbe utama untuk
memilih di antara beragam alokasi ekonomi yang terjadi pada titik yang daya tempat faktor
waktu tidak berpengaruh. ES adalah kriteria ekonomi norma sama pada waktu tertentu.
Suatu alokasi sumber daya dikatakan memenuhi sys kriteria efisiensi jika keuntungan bersih
dari penggunaan dan alokasi sumber daya tersebut maksimum. Keuntungan bersih tidak
lain adalah selisih antara benefit dan biaya yang dihasilkan dari alokasi tersebut.
Untuk memahami lebih jauh tentang hal ini, perlu diberikan lebih dulu pemahaman
terhadap surplus konsumen (consumer surplus) dan surplus produse (producer surplus).
Surplus Konsumen Surplus Produsen
(Consumer (Producer Surplus)
Surplus)
2.Matematik
Sederhana Unik
Efisiensi Dinamis
Diasumsikan bahwa kurva permintaan dari sumber daya yang bisa habis adalah linear dan
stabil dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu, kurva perminta inverse dalam tahun t dapat ditulis
sebagai berikut:
P=a-bq
(4.1)
Lalu, total benefit (TB) dari ekstraksi jumlah qt dalam tahun t adalah integral dari fungsi
tersebut (daerah di bawah kurva permintaan inversi):
(TB) = (a-bq)dq
= aq-b/2
(4.2)
Kemudian, diasumsikan bahwa biaya marginal dari ekstraksi sumber daya itu adalah
konstanta c. Oleh karena itu, total biaya (TC) dari ekstraksi sejumlah q dalam tahun
dapat diformulasikan sebagai berikut:
(TC)=cqr
(4.3)
Jika jumlah total sumber daya yang tersedia sama besarnya dengan Q, maka alokasi
dinamis suatu sumber daya selama satu tahun merupakan alokasi yang memenuhi
permasalahan maksimalisasi berikut:
(4.4)
Dengan menggunakan persamaan di atas, dapat dicari alokasi sumber daya
(seba- gai contoh, alokasi sumber daya dalam dua periode).

4.2.3 Efisiensi Sosial


Efisiensi sosial mengacu pada teori ekonomi kesejahteraan (welfare economics).
Dari sudut pandang masyarakat secara keseluruhan, produksi dikatakan berada
pada tingkat yang efisien ketika benefit marginal sama dengan biaya produksi
marginal, yang sekaligus juga mencerminkan maksimum benefit pada kondisi
pasar persaingan sempurna.
Dalam analisis pasar yang konvensional,
efisiensi umumnya dikaitkan de ngan biaya

Biaya Privat
privat (private costs) dan benefit privat
(privat benefits). Biaya prive dihitung dari

dan Biaya semua biaya dari semua input yang


digunakan dalam proses produksi. Dalam

Sosial konteks analisis ekonomi dan selain biaya


privat, harus juga diperhitungkan biaya
eksternal. kan dalam analisis adalah biaya
sosial (sosial costs).
Benefit Privat dan
Benefit Eksternal
Benefit terkait dengan sesuatu yang membuat seseorang atau kelompok
masyarakat menjadi lebih baik (better off) baik secara ekonomi maupun
secara sosial. Kalau seseorang melakukan sesuatu yang membuat dia lebih
baik, sehat, aman, berarti dia memperoleh benefit. Kalau lingkungan bersih,
itu juga merupa kan benefit bagi masyarakat. Sebaliknya, kalau lingkungan
tercemar, benefit itu sudah diambil dari orang tersebut.
3Benefit Sosial
Bersih (Net Sosial
Benefit)
Pada bagian terdahulu sudah dibahas tentang biaya sosial
dan benefit sosial. Oleh karena itu, dalam konteks efisiensi
sosial, benefit bersih sosial yang di- maksimumkan adalah
sebagai berikut.

Net Benefit Sosial = Benefit Sosial - Biaya Sosial


ANALISIS BIAYA
DAN BENEFIT BAGI
KEBIJAKAN PUBLIK
Telah banyak berkembang tipe analisis dan prosedur riset untuk menvediakan
informasi sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam formulasi kebijakan
pembangunan, khususnya perbaikan kualitas lingkungan. Beberapa analisis yang
digunakan antara lain analisis dampak lingkungan-AMDAL. (environmental impact
analysis), analisis dampak ekonomi (economic impact analysis), analisis
efektivitas biaya (cost effectiveness analysis), penilaian kerusakan
(damageassessment), penilaian risiko (risk assessment), analisis risiko (Risk
Analysis), daanalisis benefit dan biaya (Cost benefit Analysis-CBA). Akan tetapi,
CBA dianggap sebagai alat analisis yang cukup representatif dan komprehensif
untuk pengambilan putusan terutama untuk program atau kebijakan publik
(Viscusi, 2000,Ini dimungkinkan karena CBA juga bisa mengakomodir faktor risiko
dan ketidakpastian, biaya dan benefit lingkungan, dan banyak aspek yang
dilakukan oleh alat analisis yang lain.
Konsep Perbaikan
Pareto Potensial
Intinya, kriteria perbaikan pareto mensyaratkan bahwa perubahan, dalam
kesejahteraan orang harus diukur oleh keinginan untuk membayar (willingness
to pay) yaitu sejumlah uang yang ingin dibayar untuk benefit proyek tersebut dan
jumlah yang ingin diterima sebagai kompensasi bagi kerugian yang ditimbulkan
terhadap mereka. Benefit dan biaya yang ditanggung oleh individu-individu
diagregatkan dalam bentuk benefit sosial dan biaya sosial. Dengan demikian,
suatu proyek bisa dikerjakan jika benefit sosial yang dihasilkan melebihi biaya
sosial- nya, atau dengan kata lain jika benefit sosial bersihnya positif.
Penerapan CBA.
CBA juga menyangkut perhitungan atau estimasi aliran dana melalui metode
diskonting seperti yang biasa dilakukan pada analisis proyek-proyek inves tasi.
Akan tetapi, pada umumnya, tujuan dari penggunaan CBA adalah untuk
memaksimumkan benefit bagi masyarakat secara keseluruhan bukan bagi
orang per orang atau perusahaan tertentu. Suatu CBA melibatkan kegiatan
mengukur, menghitung, dan membandingkan semua manfaat dan semua
biaya dari suatu proyek atau program publik tertentu. Kebijakan publik bisa
juga bermakna internasional dan global sehingga perspektifnya menjadi
mendunia.
1) Tahap
Penerapan CBA
Tingkat pertama
Tahap pertama adalah menspesifikasikan dengan jelas proyek atau
program yang akan dinilai Pada tahap ini dilakukan spefisifikasi yang
lengkap tentang unsur-unsur utama dari proyek atau program
tersebut yang mencakup lokasi, waktu, kelompok yang terlibat,
hubungannya dengan program-program yang lain, dan seterusnya.
Ada dua jenis tipe utama program publik yang terkait dengan
lingkungan tempat CBA bisa diterapkan.
Tahap kedua
Tahap kedua adalah mendiskripsikan secara kuantitatif mengenai
input dan output dari proyek atau program tersebut. Setelah
melakukan spesifikasi program atau proyek utama, langkah berikutnya
adalah menentukan aliran input dan output yang relevan. Tiap program
memiliki spesifikasi yang berbeda. Ada yang relative mudah, tetan ada
jupa yang relatif nami. Beberapa proyek waktu yang ingat (1-2 tahun),
tetapi banyak proyok yang hans timbangkan waktu dalam jangka
panjang (sampai puluhan tahun).
Tahap Ketiga

Tahap ketiga adalah mengerstimasi biaya sosial


dari input dan output tersebut, yaitu dengan
memberikan nilai pada komponen input dan output
dari program atau proyek tersebut untuk
mengestimasi nilai manfaat da biaya masa depan.
Tahap Keempat

Tahap keempat adalah membandingkan manfaat


dan biaya sersebut. Dalamn konteks analisis CBA,
dengan menginternalisasikan biaya eksternal dan
benefit eksternal itu dikenal dengan istilah the
Extended Social Cost benefit analysis (ESCBA).
Analis CBA: Data
Hipotetis
CBA digunakan untuk menilai kelayakan suatu proyek atau kebijakan
publik dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah dijelaskan di atas.
Berikut ini akan dilakukan contoh analisis CBA dengan menggunakan
data hipotetis sati menilai kelayakan suatu proyek dan
membandingkannya dengan dua proyek atau lebih. Untuk mengevaluasi
kelayakan suatu proyek atau kebijakan publik, dilakukan penghitungangan
apakah kriteria pengambilan putusan memenuhi syarat. Peritungan
dilakukan dengan menggunakan Microsoft EXCEL software,
Perbedaan CBA dengan
Evaluasi Proyek
Swasta
·Ruang lingkup biaya dan benefit: Tidak hanya biaya dan benefit finansial, tetapi juga biaya
dan benefit lingkungan.

·Mengestimasi biaya dan benefit yang tidak memiliki pasar, willingness ot pay masyarakat
terhadap barang lingkungan. Beberapa metode yang bisa digunakan adalah metode biaya
perjalanan, metode harga hedonik, valuasi kontingen, dan model pilihan.

·Analisis swasta lebih mengacu pada memaksimumkan benefit bagi perusa- haan, tetapi
CBA menganalisis semua kelompok stakeholders yang dipe- ngaruhi oleh proyek.

·Pembayaran transfer baik pajak dan subsidi tidak dimasukkan dalam CBA karena hal itu
dipandang bukan merupakan cash flow.

·Dalam analisis finansial, harga pasar estimasi digunakan, sedangkan dalam CBA diterapkan
harga bayangan (harga pasar kompetitif). Misalkan, suatu
negara berkembang mengontrol harga beras. Jika kontrol harga ini dilepas, harga beras
pada konsumen akan berlipat ganda. Hal ini merupakan harga bayangan yang
mencerminkan biaya sumber daya nyata dari menanam padi.

·Dampaknya terhadap distribusi pendapatan: suatu proyek yang mening- katkan


kesejahteraan masyarakat miskin lebih diutamakan daripada untuk kelas menengah dan
kelas atas. Pilihan tingkat bunga yang lebih rendah sering digunakan bagi CBA untuk proyek
atau kebijakan publik daripada pada evaluasi investasi swasta.
Beberapa isu penting
dalam penerapan CBA
1. Masalah kuantifikasi (the quantification problem)
Menurut prinsip dalm CBA unsur biaya dan benefit sosial harus didentifikasi. Seleksi unsur biaya yang
dimasukkan dalam perhitungan CBA suatu proyek diatur oleh prinsip apakah unsur biaya tersebut
menghabiskan sumber daya yang riil. Demikian pula, unsur benefit yang merupakan dampak dari proyek
yang berimplikasi sebagai panambahan sumber daya riil.

2. Masalah valuasi (he valuation problem)


Dalam melakukan analisis CBA dari unsur penting yang dilakukan adalah valuasi biaya dan valuasi benefit
dari proyek atau kebijakan publik dinilai. Valuasi unsur benefit bisa berupa barang-barang konsumen
(consumer goods) dan barang-barang produsen (producer goods).
Valuasi biaya proyek berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan untuk pem- belian input dan dampak
eksternal negatif yang disebabkan olch proyek, dan jika fidak ada pengaruh dari kedua biaya tersebut
terhadap harga, maka tidak ada komplikasi dalam perhitungannya. Akan tetapi, jika harga dari Suatu faktor
atau input berubah, penggunaan sumber daya dari suatu proyek harus dihitung sebesar biaya sosial total
untuk suplai faktor yang meningkat yang diakibatkan oleh adanya proyek tersebut,ditambah dengan nilai
ouput yang berkurangdalam sisa ckonomi akibat dari meningkatnya harga-harga faktor atau input.
Isu-isu distribusi (distributional issues)
Distribusi benefit dan biaya adalah masalah utama keadilan dan
pemerataan karena ini terkait dengan siapa sebenarnya yang
memperoleh benefit dan siapa sesungguhnya yang menanggung biaya
atau beban dari kebijakan yang dijalankan.

Ada dua tipe keadilan, yaitu yang bersifat horizontal dan vertikal.
·Keadilan horizontal adalah suatu perlakuan yang Sama pada
sekelompok orang yang memiliki Situasi yang sama (tingkat pendapatan
yang sama ).

·Keadilan vertikal adalah bagaimana kebijakan diterapkan pada orang


dengan lingkungan atau keadaan yang berbeda, Khususnya terhadap
orang-orang yang memiliki Tingkat pendapatan yang berbeda .
Kesimpulan
Keterpaduan dan harmonisasi antara pembangunan ekonomi dan
lingkungan adalah suatu keharusan jika ingin mewujudkan pembangunan
yang berkelanjutan schingga dalam pengambilan putusan bagi kebijakan
ekonomi harus menginternalisasikan dampak lingkungan atau biaya sosial
(eksternalitas) dalam analisis ekonominya. Bab ini telah menjelaskan
tentang analisis efisiensi alokasi
sumber daya dengan juga menganalisis bagaimana suatu efisiensi sosial
bisa dicapai dalam alokasi sumber daya dengan memasukkan biaya sosial
dan lingkungan sebagai implikasi dari adanya eksternalitas atau dampak
lingkungan serta benefit sosial, jika suatu kebijakan atau program
yangdievaluasi mempunyai dampak positif. Baik estimasi benefit sosial
maupun biaya sosial bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi sangatkompleks
dan bergantung sekali pada karakteristik barang lingkungan atau sumber
daya yang dinilai.
Terima Kasih

You might also like