You are on page 1of 4

MATERI PENGAYAAN

KD : 3.7 Bioteknologi Pangan

Rekayasa Buah Tanpa Biji

Buah-buahan tanpa biji yang biasa kita temukan adalah jeruk, semangka, tomat, dan terung.
Buah tanpa biji dapat diperoleh melalui persilangan ataupun aplikasi zat pengatur tumbuh atau
hormon. Namun, kedua teknik tersebut memiliki kelemahan. Rekayasa buah tanpa biji secara
modern dapat menggunakan teknik kultur in vitro (kultur jaringan) dan rekayasa genetika.

Secara alami, biji sebenarnya diperlukan tanaman untuk berkembangbiak, terutama bagi
tanaman yang tidak dapat diperbanyak secara vegetatif. Biji biasanya terlindung di dalam buah.
Biji merupakan sumber hormon (auksin) yang diperlukan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan buah. Namun, pada beberapa jenis buah-buahan, biji terkadang mengganggu
dan tidak diinginkan karena merepotkan pada saat buah dikonsumsi. Di alam, buah tanpa biji
sudah ada, tetapi terbatas jenisnya, seperti pisang.
Para petani buah sudah lama memikirkan dan mencari cara untuk menghilangkan biji
pada beberapa buah-buahan. Hasilnya, kini tersedia beberapa buah-buahan tanpa biji, seperti
jeruk, semangka, tomat, dan terung. Para petani berhasil menciptakan buah tanpa biji melalui
persilangan ataupun aplikasi zat pengatur tumbuh (ZPT). Persilangan antara tanaman
diploid (2n) dan tetraploid (4n) menghasilkan tanaman triploid (3n) yang biasanya tanpa biji.
Cara lain adalah melalui aplikasi ZPT (auksin atau giberelin) pada kuncup bunga. Fungsi
ZPT di sini adalah sebagai pengganti biji dalam memenuhi kebutuhan auksin pada proses
pembentukan buah, sehingga bunga dapat berkembang menjadi buah tanpa adanya biji.
Namun, cara ini kurang praktis dan tidak permanen sifatnya, karena hanya kuncup bunga yang
disemprot auksin saja yang akan menghasilkan buah tanpa biji. Cara ini juga memerlukan
tenaga dan biaya yang mahal apabila diterapkan pada areal yang luas. Teknik persilangan lebih
praktis dan permanen jika telah berhasil memperoleh tanaman triploid. Namun, kendalanya
adalah sulit memperoleh induk tetraploidnya.
Rekayasa buah tanpa biji secara modern dapat dilakukan melalui teknik kultur in vitro
(kultur jaringan) dan rekayasa genetika. Teknik kultur jaringan kini mulai banyak dicoba para
peneliti untuk menghasilkan tanaman triploid melalui kultur endosperma. Rekayasa genetika
buah tanpa biji dilakukan dengan cara menyisipkan gen partenokarpi ke dalam kromosom
tanaman target. Salah satu contoh gen partenokarpi adalah gen DefH9-iaaM
yang dihasilkan oleh Dr. Rotino dari Montanazo Italia. Gen ini menghasilkan senyawa yang
mampu menggantikan peran biji pada proses pembentukan buah sehingga tanaman dapat
menghasilkan buah tanpa biji. Gen ini sudah pernah berhasil dicoba pada tanaman tembakau,
terung, tomat, melon, semangka, dan rasberi.

ooo000ooo
MATERI PENGAYAAN

KD : 3.8 Partikel Penyusun Benda dan Makhluk Hidup

1. Nanoteknologi
Nanoteknologi (teknologi nano) merupakan teknologi yang memanipulasi molekul dalam
skala nanometer atau sepermiliar meter (10-9 meter). Nanoteknologi melibatkan atom dan
molekul dengan ukuran lebih kecil dari 1.000 nanometer. Konsep utama teknologi nano
adalah penyusunan ulang struktur atom individualnya. Ide penyusunan ulang atom-atom
individual dalam skala nano ini dikemukakan oleh Richard Feynman pada tahun 1959, yang
dikenal sebagai Father of Nanotechnology.
Terdapat dua pendekatan utama yang digunakan dalam nanoteknologi, yaitu pendekatan
dari bawah ke atas (”bottom-up” approach) dan pendekatan dari atas ke bawah (”top-
down” approach)

a. Pendekatan dari Bawah ke Atas (”Bottom-Up” Approach)


Pendekatan ini mengacu pada prinsip pembentukan materi dari komponen molekuler yang
dapat merakit dirinya sendiri secara kimia dengan prinsip pengenalan molekul. Contoh
pembuatan partikel dengan cara ini adalah pembentukan emas nanopartikel. HAuCl4 atau
garam emas (bentuk air yang larut dari emas). HAuCl4 ini akan memproduksi H+ dan
AuCl4- ketika dilarutkan dalam air, kemudian diberi komponen pereduksi, yang dapat
mengubah ion emas menjadi elemen atom emas. Atom emas yang terbentuk tidak larut air
sehingga akan menggumpal dan membentuk nanopartikel emas.

b. Pendekatan dari Atas ke Bawah (”Top-Down” Approach)


Pendekatan ini mengacu pada proses pembentukan objek nano yang dibangun dari entitas
yang lebih besar tanpa kontrol tingkat atom. Contoh pembuatan nanointan yang dibuat
dengan cara meletuskan atau dengan ultrasonikasi (menggunakan gelombang ultrasonik
untuk memecah materi) dari bagian terbesar serpihan grafit. Metode sintesis ini mengubah
serpihan grafit yang berukuran milimeter menjadi partikel intan yang berukuran nano.

Nanoteknologi dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang seperti bidang kesehatan,


elektronika, biomaterial, produksi energi, industri, dan banyak bidang lain. Oleh karena itu,
teknologi nano ini dapat membuat banyak material baru (nanomateri) yang dapat
dimanfaatkan lebih spesifik.
Nanomateri pada bidang industri
Pada bidang industri, nano materi dapat dimanfaatkan untuk membentuk bahan-bahan
yang lebih baik. Contoh nanoteknologi dapat digunakan untuk membuat produksi bahan bakar
dari bahan baku yang normal lebih efisien. Nanoteknologi dapat meningkatkan efek katalis.
Katalis dapat mengurangi suhu yang diperlukan untuk mengkonversi bahan mentah menjadi
bahan bakar atau meningkatkan persentase bahan bakar yang dibakar pada suhu tertentu.
Katalis terbuat dari nanopartikel memiliki luas permukaan yang lebih besar untuk berinteraksi
dengan bahan kimia dari pada katalis yang terbuat dari partikel yang lebih besar. Luas permu
kaan yang lebih besar memungkinkan lebih banyak bahan kimia untuk berinteraksi dengan
katalis secara bersamaan, yang membuat katalis lebih efektif. Efektivitas yang meningkat ini
dapat membuat proses seperti produksi bahan bakar diesel dari batu bara menjadi lebih
ekonomis, dan memungkinkan produksi bahan bakar dari bahan baku yang saat ini tidak dapat
digunakan seperti minyak mentah kelas rendah.

Nanoteknologi pada bidang lingkungan


Terdapat dua cara utama pemanfaatan nanoteknologi untuk mengurangi polusi udara,
yaitu dengan katalis dan struktur membran nano. Katalis dapat digunakan untuk mengaktifkan
reaksi kimia (mengubah satu jenis molekul ke molekul yang lain) pada suhu yang lebih rendah
atau membuat reaksi yang lebih efektif. Nanoteknologi juga dapat digunakan untuk mengubah
gas buangan kendaraan bermotor dan pabrik menjadi gas yang tidak berbahaya bagi ling
kungan. Struktur membran nano, saat ini sedang dikembangkan untuk memisahkan karbon
dioksida yang dihasilkan pabrik.

Nanoteknologi pada bidang kesehatan


Dalam bidang kedokteran, nanokristal yang dihasilkan melalui
nanoteknologi dapat digunakan untuk meningkatkan pencitraan biologis untuk diagnosis
medis. Ketika diterangi dengan sinar ultraviolet, nanokristal akan memancarkan spektrum yang
luas dari warna-warna cerah yang dapat digunakan untuk mencari dan mengidentifikasi
jenis spesifik sel dan aktivitas biologis. Kristal ini dapat memberikan deteksi optik hingga
1.000 kali lebih baik daripada pewarna konvensional yang digunakan dalam banyak tes biologis,
seperti Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan membuat informasi lebih signifikan .
Contoh lain penerapan nanoteknologi dalam bidang kesehatan adalah terapi multifungsi.
Nanopartikel digunakan sebagai dasar untuk memfasilitasi pengiriman obat yang spesifik pada
sel-sel kanker target sehingga meminimalkan risiko kerusakan jaringan normal. Sampai saat ini
penelitian nanoteknologi masih terus dilakukan untuk dimanfaatkan dalam bidang kesehatan.

2. LED (Light Emitting Diode)


LED (Light Emitting Diode) merupakan diode semikonduktor yang tersusun atas sebuah
chip materi semikonduktor yang digunakan untuk menciptakan suatu struktur yang disebut
pn junction. Ketika disambungkan dengan sumber energi, terdapat aliran dari sisi-p (anode) ke
sisi-n (katode) dan tidak pada arah sebaliknya. Ketika sebuah elektron mencapai lubang
elektron, energinya menjadi rendah dan mengeluarkan energi dalam bentuk sebuah photon
(cahaya). Keuntungan menggunakan LED adalah dapat menghemat energi hingga
90% bila dibandingkan dengan menggunakan lampu biasa dan LED dapat bertahan lama. Arus
listrik yang dapat mengalir pada LED antara 10 mA - 20 mA dan tegangan antara 1,6 V - 3,5 V
bergantung pada warna yang dihasilkan. Jika arus atau tegangan yang mengalir lebih besar dari
batasan tersebut, LED akan terbakar dan tidak dapat digunakan. Agar LED tidak mudah
terbakar, maka dapat digunakan resistor yang berfungsi sebagai pembatas arus dan pembagi
tegangan. Resistor merupakan komponen elektronik yang memberikan hambatan terhadap
perpindahan elektron (muatan negatif). Besarnya hambatan diekspresikan dalam satuan Ohm.

ooo000ooo

You might also like