You are on page 1of 64

BAB - 2

KEBIJA
KAN
A. ISU-ISU STRATEGIS PERMUKIMAN KABUPATEN
Perkembangan wilayah Kabupaten Nunukan tidak terlepas dari adanya peran
faktor eksternal dan internal yang dapat diarahkan sebagai pendorong
peningkatan kualitas tata ruang, serta infrastruktur perkotaan yang lebih
produktif, harmonis, selaras, dan terpadu mengikuti kedinamisan
kegiatankegiatan masyarakat baik di perkotaan maupun di perdesaan.
Kedinamisan perkembangan komponen kawasan permukiman dan
peningkatan kebutuhan akan infrastruktur di wilayah sebagai dampak dari
adanya peningkatan tuntutan dari masyarakat dan kegiatannya yang
berorientasi perkotaan atau semakin intens, yang diarahkan menjadi isu-isu
strategis dalam pembangunan permukiman di suatu wilayah. Permasalahan ini
juga terkait dengan perumahan baik itu yang dikembangkan oleh developer
atau rumah-rumah yang tumbuh di kawasan perumahan yang ilegal yang saat
ini masih banyak ditemukan di wilayah disebabkan karena kondisi tidak
seimbangnya pengaturan perumahan dengan pertumbuhan penduduk kota,
bahkan sekarang juga merambah di beberapa perdesaan yang cirinya sudah
mendekati ciri pertumbuhan kota. Adapun beberapa isu-isu strategis terkait
pembangunan perkotaan meliputi :

1. Isu strategis permukiman perkotaan di Kabupaten Nunukan salah satu


pemacu perkembangan kawasan sekaligus penanda eksistensi keberadaan
masyarakat dan menjadi pintu gerbang Indonesia dengan negara tetangga.
maka diperlukan arah pengembangan permukiman yang sesuai dengan
karakteristik kawasan perbatasan. Keberadaan Pulau Nunukan yang
merupakan ibukota Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara dan
juga salah satu pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

II - 1
2. Isu strategis pengembangan permukiman perkotaan yang terpusat di Pulau
Nunukan sangat terkait dengan upaya untuk mendukung pengembangan
pusat aktivitas regional dan transit bagi para TKI namun ada hal yang harus
diperhatikan demi mempertahankan kelestarian lingkungan. Perhatian
pada aspek-aspek tersebut didasari oleh kondisi dan perkembangan
wilayah ini yang menjadi pusat aktivitas dan konsentrasi utama penduduk
di Kabupaten Nunukan.
3. Ciri khas kawasan permukiman perkotaan di Pulau Nunukan terlihat
berkembangnya pusat-pusat penampungan dan transit bagi para TKI baik
yang akan berangkat ataupun pulang dari Malaysia. Kondisi tersebut
menjadikan kebutuhan sarana dan prasarana tidak selalu sama setiap saat.
Pada saat puncak masa keberangkatan dan atau kedatangan TKI, kawasan
ini menjadi sangat padat sehingga kebutuhan sarana dan prasarana seperti
air bersih dan sanitasi menjadi sangat tinggi. Sedangkan di waktu yang lain
kebutuhannya menjadi relatif lebih rendah. Dengan kondisi ini maka perlu
adanya perencanaan sarana dan prasarana yang dapat mengakomodasi
fluktuasi tersebut.
4. Kawasan permukiman seperti ini cenderung melingkar mengikuti garis
pantai sepanjang Pulau Nunukan. Kecenderungan pembangunan yang
pesat di kawasan pesisir, didorong oleh adanya akses melalui jalur
transportasi laut. perkembangan permukiman di kawasan Pulau Nunukan
ini menjadi tantangan yang harus dicermati dengan serius, karena terkait
dengan berbagai faktor, seperti penyediaan air bersih, abrasi pantai,
perkembangan sarana dan prasarana penyeberangan, penyediaan
infrastruktur sepanjang jalan lingkar, serta permukiman nelayan.
5. Ditinjau sarana dan prasarana, permasalahan mendesak yang dihadapi
masyarakat adalah penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.
Ketersediaan air bersih sangat bergantung pada penampungan air hujan
dan pembelian air minum eceran melalui gerobak keliling maupun mobil
tangki keliling. Sedangkan sanitasi lingkungan terkait dengan masih
kurangnya jumlah dan kualitas sarana baik yang bersifat individu maupun

II - 2
komunal.

B. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN


1. Tinjauan Kebijakan Pembangunan

a. Tinjauan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)


Kabupaten Nunukan Terkait Dengan Kebijakan Pembangunan
Permukiman

Penjabaran visi ini yakni :

Visi Kabupaten Nunukan tahun 2005 – 2025 adalah mewujudkan


Kabupaten Nunukan yang Mandiri, Aman, Maju, Adil dan
Sejahtera.
Penjelasan Visi:
Kabupaten Nunukan yang mandiri adalah terwujudnya kehidupan
yang sejajar dan sederajat dengan daerah lain yang telah maju dengan
mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri serta
terwujudnya ketersediaan sumber daya manusia berkualitas yang
mampu memenuhi tuntutan kebutuhan dan kemajuan
pembangunannya.
Kabupaten Nunukan yang aman adalah terwujudnya kehidupan yang
aman berbasis pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara dengan
mengutamakan ketentraman dan ketertiban.
Kabupaten Nunukan yang maju adalah terwujudnya sumber daya
manusia Kabupaten Nunukan yang memiliki kepribadian bangsa,
berakhlak mulia dan berkualitas pendidikan yang tinggi, memiliki angka
harapan hidup yang tinggi, serta kualitas layanan sosial yang lebih
baik.
Kabupaten Nunukan yang adil adalah terwujudnya tata kehidupan
yang memberikan kesempatan yang sama, setara dan tanpa
diskriminasi bagi semua masyarakat baik laki-laki maupun perempuan
untuk meningkatkan taraf hidup; memperoleh layanan kesehatan,

II - 3
pendidikan dan layanan sosial lainnya secara lebih baik, mudah dan
bermutu; mengemukakan pendapat; memperoleh pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuan; serta mendapatkan perlindungan dan
kesamaan hak di depan hukum sehingga tidak ada diskiminasi dalam
bentuk apapun, baik antar individu, gender maupun wilayah.
Kabupaten Nunukan yang sejahtera adalah terpenuhinya seluruh
kebutuhan hidup masyarakat Kabupaten Nunukan yang ditandai
dengan meningkatnya pendapatan perkapita, meningkatnya derajat
kesehatan dan meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat, sehingga
dapat memberikan makna penting bagi bangsa Indonesia.

Misi Kabupaten Nunukan 2005 - 2025


Untuk mewujudkan visi tersebut pemerintah Kabupaten Nunukan telah
menyusun lima misi sebagai berikut :
1. Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, mandiri, maju,
berbudaya dan beradab
2. Meningkatkan perekonomian daerah yang berbasis agro industri
dan partisipasi masyarakat yang seluas-luasnya.
3. Mewujudkan ketersediaan sarana prasarana publik yang memadai
dan meningkatkan lingkungan yang asri dan lestari.
4. Mewujudkan Kabupaten Nunukan sebagai wilayah perbatasan yang
mandiri, maju dan berdaya saing berbasiskan kepentingan nasional.
5. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum serta
perlindungan masyarakat.

Tujuan RPJPD Kabupaten Nunukan 2005 - 2025


Berdasarkan misi yang telah diuraikan diatas, Pemerintah Kabupaten
Nunukan menetapkan 10 (sepuluh) tujuan Pembangunan Jangka
Panjang 2005-2025 sebagai berikut:
1) Terwujudnya masyarakat yang mandiri dan maju;
2) Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia, berbudaya dan
beradab;

II - 4
3) Meningkatnya pemerataan dan pertumbuhan ekonomi daerah yang
berbasis agro industri dan keunggulan kompetitif;
4) Meningkatnya pemberdayaan ekonomi masyarakat dan
perlindungan terhadap tenaga kerja;
5) Tersedianya sarana prasarana transportasi yang maju dan
memadai;
6) Meningkatnya sarana dan prasarana pemenuhan kebutuhan air dan
energi untuk pertanian, industri dan permukiman;
7) Tersedianya fasilitas umum dan fasilitas sosial lainnya yang
memadai;
8) Terwujudnya lingkungan yang bersih, hijau dan lestari;
9) Terwujudnya Kabupaten Nunukan sebagai wilayah perbatasan yang
mandiri, maju dan berdaya saing berbasiskan kepentingan nasional;
10) Terwujudnya ketentraman dan ketertiban masyarakat.
Dalam kaitannya dengan urusan perumahan dan permukiman,
pemerintah Kabupaten Nunukan selaras dengan misi ke 3 RPJPD
Kabupaten Nunukan yang berbunyi “Mewujudkan ketersediaan sarana
prasarana publik yang memadai dan meningkatkan lingkungan yang
asri dan lestari.” Memenuhi ketersediaan sarana dan prasarana publik
baik secara kuantitas maupun kualitas secara memadai dan maju
seperti sarana prasarana transportasi baik transporasi darat, transportasi
laut dan transportasi udara (jalan, jembatan, bandara, pelabuhan).
Disamping sarana utama transportasi tersebut, harus tersedia sarana
dan prasarana pemenuhan kebutuhan air dan energi (listrik) untuk
pertanian, industri dan permukiman.

Disamping berupaya memenuhi ketersediaan sarana prasarana publik


yang memadai, misi ini juga menetapkan meningkatkan lingkungan
yang asri dan lestari. Tujuan dari peningkatan lingkungan yang asri
dan lestari adalah terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan dan
terjaganya lingkungan yang asri dan lestari atas pemanfaatan ekonomi
sumber daya alam. Selain itu, dalam kaitannya dengan urusan

II - 5
perumahan dan permukiman sesuai dengan tujuan RPJPD Kabupaten
Nunukan yang berbunyi: Tersedianya sarana prasarana transportasi
yang maju dan memadai; Meningkatnya sarana dan prasarana
pemenuhan kebutuhan air dan energi untuk pertanian, industri dan
permukiman; dan Tersedianya fasilitas umum dan fasilitas sosial lainnya
yang memadai.

b. Tinjauan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


(RPJMD) Kabupaten Nunukan Terkait dengan Kebijakan
Pembangunan Permukiman
Visi ini yakni :

Mewujudkan Kabupaten Nunukan Yang Aman, Maju, Adil, Dan


Sejahtera
Penjelasan Visi:
Kabupaten Nunukan yang aman adalah terwujudnya kehidupan
masyarakat yang aman dengan kondisi yang mendukung
terlaksananya pemerintahan, program pembangunan dan kehidupan
sosial berbasis pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara dengan
mengutamakan ketenteraman dan ketertiban.

Kabupaten Nunukan yang Maju adalah ditandai dengan


Pemerintahan Daerah dengan birokrasi yang profesional dan melayani,
terwujudnya sumber daya manusia yang berdaya saing, terpenuhinya
pelayanan dasar bagi masyarakat, pertumbuhan ekonomi yang
kondusif dan tersedianya infrastruklur yang berkualitas dan
mendukung konektivitas wilayah.

Kabupaten Nunukan yang adil adalah terwujudnya tata


kehidupan yang memberikan kesempatan yang sana, setara dan
tanpa diskriminasi bagi semua masyarakat baik laki-laki maupun
perempuan untuk meningkatkan taraf hidup; memperoleh layanan
kesehatan, pendidikan dan layanan sosial lainnya secara lebih baik,
mudah dan bermutu; mengemukakan pendapat; memperoleh

II - 6
pekerjaanyang sesuai dengan kemampuan; serta mendapatkan
perlindungan dan kesamaan hak didepan hukum sehingga tidak ada
diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antar individu, gender maupun
wilayah.

Kabupaten Nunukan yang sejahtera adalah terpenuhinya


kebutuhan dasar masyarakat, meningkatnya Indeks Pembangunan
Manusia, menurunnya ketimpangan pendapatan, menurunnya angka
kemiskinan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kesempatan
kerja serta meningkatnya kualitas lingkungan hidup.

Misi RPJMD Nunukan 2021-2025

Misi secara umum merupakan garis besar upaya yang harus dilakukan
untuk mewujudkan visi dalam suatu rumusan rencana. Kemudian sesuai
dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, misi adalah rumusan
umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan
visi. Untuk memberikan rumusan mengenai upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan Visi Kabupaten Nunukan yang aman, maju, adil dan
sejahtera, maka ditetapkan 6 (enam) misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang berdaya saing;


2. Meningkatkan infrastrukrtur untuk pemenuhan pelayanan
dasar dan mendukung pertumbuhan ekonomi;
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah yang berbasis
pengembangan sumber daya lokal;
4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui
pelaksanaan agenda reformasi birokrasi;
5. Meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup yang berkelanjutan; dan
6. Mewujudkan tatanan kehidupan bermasyarakat yang aman,
tertib dan tenteram.

Dalam kaitannya dengan urusan perumahan dan permukiman,


pemerintah Kabupaten Nunukan selaras dengan misi ke 2 RPJMD

II - 7
Kabupaten Nunukan yang berbunyi ” Meningkatkan infrastrukrtur
untuk pemenuhan pelayanan dasar dan mendukung pertumbuhan
ekonomi” Misi ini menjelaskan bahwa ketersediaan infrastruktur
memegang peranan penting dalam pemenuhan kebututran
pelayanan dasar kepada masyarakat.

Pembangunan infrastruktur wilayah yang merata akan mendukung


upaya pemenuhan pelayanan dasar yang dibutuhkan masyarakat untuk
dapat melakukan berbagai kegiatan. Pembangunan infrastruktur
wilayah yang

II - 8
merata juga akan mendukung untuk berkembangnya kegiatan ekonomi
masyarakat yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan infrastruktur juga diarahkan pada pemerataan infrastruktur
permukiman yang meliputi prasarana dasar dan permukiman kumuh.

Dengan adanya infrastruktur yang memadai dan saling terintegrasi


dalam mendukung pengembangan sektor-sektor yang lainnya serta
adanya akselerasi keberlanjutan pembangunan infrastruktur di Kabupaten
Nunukan akan dapat membawa manfaat yang lebih besar pada
pemerataan pembangunan dalam rangka peningkatan kualitas hidup
masyarakat dan memacu pertumbuhan ekonomi daerah.

2. Tinjauan Kebijakan Spasial Plan

a. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Nunukan

1) Tujuan Penataan Ruang


Tujuan penataan ruang merupakan arah pengembangan ruang
yang akan dicapai selama kurun waktu perencanaan. Tujuan ini akan
menjadi dasar penyusunan konsep dan strategi pemanfaatan ruang
wilayah, yang selanjutnya akan diwujudkan dalam alokasi ruang
pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Secara umum,
penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang
wilayah yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, melalui
upaya:
a. Terwujudnya keharmonisan lingkungan;
b. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam
dan sumberdaya buatan dengan memperhatikan sumber daya
manusia; dan
c. Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan
dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
Atas dasar pertimbangan potensi yang dimiliki, permasalahan,
tantangan dan peluang serta prospek pengembangan wilayah, maka
tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten adalah terwujudnya

II - 9
penataan ruang wilayah yang pro rakyat berbasis agroindustri dan
berwawasan lingkungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Tujuan penataan ruang wilayah (RTRW) adalah terwujudnya
Kabupaten Nunukan sebagai wilayah yang pro rakyat berbasis
agroindustri, kelautan dan konservasi, berwawasan lingkungan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2) Kebijakan Penataan Ruang


Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Nunukan meliputi:

1 pengembangan sentra-sentra pertanian, perkebunan, kehutanan,


dan perikanan terkait pengembangan agroindustri;
2 pengembangan sistem pusat kegiatan dan sistem pelayanan
sarana dan prasarana wilayah secara berjenjang dan sinergis;
3 pemantapan fungsi kawasan lindung sebagai penyeimbang
ekosistem wilayah;
4 pemanfaatan potensi sumber daya alam dengan memperhatikan
daya dukung lingkungan; dan
5 peningkatan fungsi kawasan kepentingan pertahanan dan
keamanan.

3) Strategi Penataan Ruang


1) Pengembangan sentra-sentra pertanian, perkebunan, kehutanan,
dan perikanan terkait pengembangan agroindustri dengan strategi
meliputi:
a. menetapkan pengembangan klaster ekonomi;
b. memantapkan ekonomi utama yang telah ada dan diversifikasi;
c. mengoptimalkan distribusi spasial kegiatan ekonomi; dan
d. memperkuat keterkaitan internasional dalam pemasaran produk
lokal;

II - 10
2) Pengembangan sistem pusat kegiatan dan sistem pelayanan
prasarana wilayah secara berjenjang dan sinergis dengan strategi
meliputi:
a. memantapkan pengembangan PKW didukung oleh pusat
kegiatan PKL,
PPK dan PPL yang saling berhirarki dan saling interdependen;
b. memantapkan dan meningkatkan peranan PKSN di kabupaten
sebagai pintu gerbang internasional, pos lintas batas, simpul
utama transportasi, dan pusat pertumbuhan ekonomi;
c. meningkatkan keterkaitan antara PKW, PKL, PPK, dan PPL melalui
keterpaduan sistem transportasi dan sistem prasarana lainnya;
d. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan
transportasi wilayah yang seimbang dan terpadu;
e. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan energi
listrik, dan telekomunikasi dalam memenuhi kebutuhan semua
lapisan masyarakat;
f. meningkatkan keterpaduan pendayagunaan sumber daya air
melalui peningkatan kapasitas pelayanan jaringan irigasi dan
sumber-sumber air untuk pengairan; dan
g. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan air minum, air
limbah, drainase, dan persampahan secara terpadu melalui
kemitraan pemerintah, swasta, dan masyarakat.
3) Pemantapan fungsi kawasan lindung sebagai penyeimbang
ekosistem wilayah dengan strategi meliputi :
a. meningkatkan fungsi kawasan lindung di dalam dan di luar
kawasan hutan;
b. memulihkan secara bertahap kawasan lindung yang telah
berubah fungsi;
c. membatasi pengembangan prasarana wilayah di sekitar kawasan
lindung untuk menghindari tumbuhnya kegiatan perkotaan yang
mendorong alih fungsi lahan lindung;

II - 11
d. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber
daya buatan pada kawasan lindung; dan
e. menetapkan kawasan pertanian lahan basah beririgasi teknis
sebagai kawasan lahan sawah berkelanjutan yang tidak dapat
dialihfungsikan untuk kegiatan budidaya lainnya.
4) Pemanfaatan potensi sumber daya alam dengan memperhatikan
daya dukung lingkungan dengan strategi meliputi :
a. meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, perkebunan
dan perikanan yang berorientasi pada keunggulan kompetitif;
dan
b. membatasi kegiatan budidaya yang berpotensi tidak sesuai
dengan daya dukung lingkungan;
5) Peningkatan fungsi kawasan untuk kepentingan pertahanan dan
keamanan negara dengan strategi meliputi:
a. mendukung penetapan Kawasan Strategis Nasional dengan
fungsi khusus Pertahanan dan Keamanan;
b. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya
tidak terbangun di sekitar kawasan khusus pertahanan dan
keamanan;
c. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar
kawasan khusus pertahanan untuk menjaga fungsi pertahanan
dan keamanan; dan
d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan
keamanan.

4) Rencana Struktur Ruang

1. Rencana Sistem Pusat Kegiatan


a) Sistem Perkotaan
Mengacu pada pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten
(Permen PU No 16 Tahun 2009), Pusat kegiatan di wilayah
kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial, budaya,

II - 12
ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah
kabupaten, terdiri atas:
1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berada di wilayah
kabupaten;
2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berada di wilayah
kabupaten;
3. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) yang berada di
wilayah kabupaten;
4. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berada di wilayah kabupaten;
5. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang berada di
wilayah kabupaten;
6. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang
penentuannya ada pada pemerintah daerah kabupaten, yaitu:
a. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kecamatan atau beberapa desa;
b. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat
permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
antar desa.
Dengan mempertimbangkan hasil identifikasi simpul-simpul
perkotaan, mengacu kepada RTRW Nasional dan RTRW Provinsi
Kalimantan Timur serta berdasarkan pertimbangan kriteria
tersebut diatas, maka sistem pusat kegiatan di Kabupaten
Nunukan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berada di wilayah
kabupaten;
a. PKW Perkotaan Nunukan di Kecamatan Nunukan; dan
b. PKW Tau Lumbis di Kecamatan Lumbis Ogong.
2) Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) yang berada di
wilayah kabupaten:
a. PKWp Sungai Nyamuk di Kecamatan Sebatik Timur;
b. PKWp Long Bawan di Kecamatan Krayan; dan

II - 13
c. PKWp Long Layu di Kecamatan Krayan Selatan.
3) Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang berada di
wilayah kabupaten:
a. PKSN Nunukan di Kecamatan Nunukan;
b. PKSN Sei Menggaris di Kecamatan Sei Menggaris; dan
c. PKSN Long Midang di Kecamatan Krayan.
4) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu:
a. PKL Perkotaan Mensalong di Kecamatan Lumbis;
b. PKL Perkotaan Pembeliangan di Kecamatan Sebuku;
c. PKL Perkotaan Atap di Kecamatan Sembakung; dan
d. PKL Srinanti di Kecamatan Sei Menggaris.

5) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yaitu:


a. PPK Binalawan di Kecamatan Sebatik Barat;
b. PPK Binuang di Kecamatan Krayan Selatan;
c. PPK Lembudud di Kecamatan Krayan;
d. PPK Seipancang di Kecamatan Sebatik Utara; dan
e. PPK Tanjung Karang di Kecamatan Sebatik.

b) Sistem Perdesaan
Pengembangan sistem permukiman perdesaan di
Kabupaten Nunukan diarahkan pada usaha pemerataan
pembangunan dan perkembangan wilayah sebagai salah satu
usaha mencegah kesenjangan wilayah. Hal ini terutama
karena hambatan-hambatan strategis yang meliputi kondisi
geografis yang mempengaruhi pola distribusi dengan tingkat
kesulitan aksesibilitas yang cukup tinggi, yang ditunjukkan
adanya hambatan-hambatan fisik kawasan dan sistem jaringan
yang belum memadai dalam. Berdasarkan kondisi tersebut maka
pengembangan kawasan perdesaan di Kabupaten Nunukan
adalah sebagai berikut:

II - 14
1. Memilih desa-desa potensial menjadi desa-desa pusat
pertumbuhan
2. Pengembangan aktivitas wisata yang mendukung pertanian
berupa agrowisata, agrobisnis dan agroindutri yang terpadu
dan saling terkait.
3. Peningkatan sumber daya manusia dan buatan, agar
keberadaan manusia menjadi prioritas utama
pengembangan wilayah pedesaan yang cenderung tertinggal.

Berdasarkan hal tersebut maka rencana pengembangan sistem


pusat perdesaan yaitu berupa Pusat Pelayanan Lingkungan
(PPL) di Kabupaten Nunukan adalah diarahkan di seluruh
kecamatan yang ada di Kabupaten Nunukan yaitu sebagai
berikut:
a. Makmur di Kecamatan Tulin Onsoi.
b. Bambangan di Kecamatan Sebatik Barat;
c. Aji Kuning di Kecamatan Sebatik Tengah;
d. Sekikilan di Kecamatan Tulin Onsoi;
e. Saduman di Kecamatan Sembakung Atulai; dan
f. Tanjung Aru di Kecamatan Sebatik Timur.

2. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah


A. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Utama
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa rencana sistem
jaringan prasarana utama di
Kabupaten Nunukan terdiri dari:
1. Sistem Jaringan Transportasi Darat;
Karakter fisik Kabupaten Nunukan yang berbentuk pulau-
pulau kecil dan kepulauan besar menjadikan sistem
transportasi darat hanya melayani simpul per pulau. Sistem
jaringan jalan yang sudah berkembang ada di Pulau

II - 15
Nunukan dan Pulau Sebatik, sedangkan untuk transportasi
darat di Pulau Kalimantan (besar) telah terbentuk jalan trans
Kalimantan yang menghubungkan Ibukota Provinsi
Samarinda hingga ke Sei Menggaris. Adapun simpul
jaringan transportasi di Kabupaten Nunukan terdapat di:
a. Perkotaan Nunukan sebagai simpul primer yang
menjadikan transit ke Kota Tarakan dan kota-kota kecil
lainnya antar kabupaten dan menuju/dari Tawau Malaysia.
b. Perkotaan Sungai Nyamuk dan Perkotaan Binalawan
sebagai simpul sekunder yang menjadikan kota transit ke
Kota Tawau (jalur antar negara) dan antar kota regional
antar kabupaten (Tarakan).
c. Perkotaan Sei Menggaris sebagai simpul penyebar ke
arah pedalaman Pulau Kalimantan yang terhubung
dengan pola jalan trans Kalimantan yang sudah
berkembang.
d. Perkotaan Long Bawan dan Perkotaan Long Layu sebagai
simpul penyebar yang berada di pedalaman Kalimantan
yang hanya dapat ditempuh melalui lintas udara dan
terhubungkan dengan desa-desa di pedalaman melalui
penerbangan misi.
e. Perkotaan Pembeliangan, Atap dan Mansalong sebagai
simpul penyebar yang dapat ditempuh dengan
menggunakan lintas sungai di pedalaman Kalimantan
yang masih bersifat pelayaran rakyat (charter).
Berdasarkan informasi di atas, maka dalam merencanakan
sistem jaringan transportasi darat di Kabupaten Nunukan
terdapat 3 (tiga) bagian yang direncanakan yaitu:
a) Jaringan Jalan dan Jembatan;
Jaringan jalan antar kabupaten yang sudah berkembang
terdapat di daratan Kalimantan ( mainland) dengan telah
berkembangnya jalur trans Kalimantan. Sedangkan untuk

II - 16
Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik jalur darat berkembang
sebagai pelayanan regional antarpulau. Rekomendasi
yang diarahkan untuk perencanaan transportasi darat di
Kabupaten Nunukan diprogramkan untuk:
1. Jalan Lingkar Pulau Nunukan.
2. Jalan Lingkar Pulau Sebatik
3. Pemeliharaan/rehabilitasi dan peningkatan jalan di
seluruh wilayah Kabupaten Nunukan.
4. Pembangunan jalan lokal di desa-desa sentra
pengembangan pertanian dan perikanan/desa
nelayan di Sebatik, Sebuku, Sembakung dan Lumbis.
5. Keterhubungan antara Krayan dengan kecamatan lain
di Kabupaten Nunukan.
6. Pembangunan jalan alternatif Sembakung – Lumbis.
7. Keterhubungan antara Krayan – Malinau.
Berdasarkan hal di atas, maka harus dibuka beberapa
jaringan jalan baru serta peningkatan jalan yang ada.
Adapun rencana jaringan jalan yang ada di Kabupaten
Nunukan meliputi:
1. Jaringan Jalan Nasional
Rencana pengembangan jaringan jalan nasional di
Kabupaten Nunukan meliputi:
a. jaringan jalan Nasional yang berfungsi Arteri yaitu:
 ruas jalan Mensalong – Simpang Tiga Apas;
 ruas jalan Simpang Tiga Apas – Simanggaris;
 ruas jalan Simanggaris – Sei Ular; dan
 ruas jalan Simanggaris – Batas Negara;
b. ruas jalan lingkar Pulau Sebatik merupakan
jalan Nasional yang berfungsi kolektor primer 1
(K-1).
c. jaringan jalan strategis nasional meliputi :

II - 17
 ruas jalan Mensalong – Tau Lumbis – Batas
Negara Malaysia;
 ruas jalan Long Midang (Batas Negara) –
Long Semamu di Kabupaten Malinau; dan
 ruas jalan Lingkar Sebatik di Pulau Sebatik;
d. pengembangan jaringan jalan Strategis Nasional
pada ruas jalan Mansalong –Tau Lumbis dan jalan
Lingkar Pulau Nunukan
e. pengembangan jaringan jalan Strategis Provinsi
yaitu ruas jalan Simanggaris – Tau Lumbis.
2. Jaringan Jalan Kabupaten
Rencana pengembangan jaringan jalan kabupaten
di Kabupaten Nunukan berupa pembangunan,
peningkatan dan pemeliharaan ruas jalan kabupaten
kurang lebih 108 Rencana Pekerjaan Peningkatan
Jalan dan Jembatan di Kabupaten Nunukan.
Berdasarkan Fungsi Jalan yang ada di wilayah
Kabupaten Nunukan, dapat dilihat pada Gambar 2.2.
3. Jembatan
Rencana pengembangan jembatan di Kabupaten
Nunukan meliputi:
a. Pekerjaan Pembangunan Jembatan Box Culvert
Pelindo
b. Pekerjaan Pembangunan Jembatan Box Culvert
TVRI - Kp. Sinjai 5 Buah
c. Pekerjaan Pembangunan Jembatan Box Culvert
Jalan Lingkar Pantai Sei. Jepun - Mansapa III
d. Pekerjaan Pembangunan Jembatan Box Culvert
Jalan Lingkar Pantai Sei. Jepun - Mansapa IV
e. Pekerjaan Pembangunan Jembatan Box Culvert
Jalan Lingkar Pantai Sei. Jepun - Mansapa V

II - 18
f. Pekerjaan Pembangunan Jembatan Box Culvert
Jalan Lingkar Pantai Sei. Jepun - Mansapa VI
g. Pekerjaan Pembangunan Jembatan Limau -
Belakang Kantor Bupati 3 Lubang (Box 1)
h. Pekerjaan Pembangunan Jembatan Rangka Baja Sei.
Tabur
i. Pekerjaan Pembangunan Jembatan Rangka Baja Sei.
Wasan
j. Pekerjaan Pembangunan Jembatan Sesua
k. Pekerjaan Pembangunan Jembatan Rangka Baja Sei.
Tikung
l. Pekerjaan Pembangunan Jembatan Box Culvert Pa'
tia I
m. Pekerjaan Pembangunan Jembatan Box Culvert Pa'
tia II
n. Pekerjaan Penggantian Jembatan Box Culvert H.
Bakri
o. Pekerjaan Penggantian Jembatan Box Culvert jalan
poros SP. I Menuju SP. 2Semenggaris
p. Pekerjaan Penggantian Jembatan Box Culvert
Bambangan X
q. Pekerjaan Peningkatan Jembatan Box Culvert
Tinampak I
r. Pekerjaan Penggantian Jembatan Box Culvert
Ceremai II SP. I Sebuku.

b) Jaringan Prasarana Lalu Lintas Angkutan Jalan


Jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan di Kabupaten
Nunukan terdiri dari:
a. rencana pembangunan terminal penumpang Tipe A
berada di Sei Menggaris;

II - 19
b. rencana pembangunan terminal penumpang Tipe B
berada di Kecamatan Lumbis dan di Long Midang
Kecamatan Krayan;
c. rencana pembangunan terminal penumpang Tipe C
berada di Kecamatan Nunukan Selatan, Sebuku,
Sembakung dan Kecamatan Sebatik;
d. optimalisasi terminal penumpang Tipe C berada di
Kecamatan Nunukan dan Desa Bambangan Kecamatan
Sebatik Barat;
e. pengembangan penerangan jalan umum (PJU) di
seluruh kecamatan menggunakan skala prioritas
meliputi:
 peningkatan peran serta masyarakat dalam
pelaksanaan pengawasan keberadaan PJU liar dan
meminimalisir pencurian komponen dan kabel PJU;
 pengembangan teknologi penggunaan energi dari
tenaga bayu/angin; dan
 pemeliharaan penerangan jalan umum;
f. pengembangan perlengkapan jalan berupa pengadaan
dan pemasangan perlengkapan jalan pada jaringan
jalan di perkotaan dan jaringan jalan strategis
kabupaten;
g. optimalisasi unit pengujian kendaraan bermotor
berada di Kecamatan Nunukan; dan
h. pengembangan unit penguji kendaraan bermotor di
Pulau Sebatik dan wilayah daratan Pulau Kalimantan.
c) Jaringan Prasarana Lalu Lintas Angkutan Jalan
Rencana jaringan pelayanan lalu lintas angkutan jalan
di Kabupaten Nunukan berupa penataan jaringan trayek
angkutan penumpang meliputi:
a. angkutan penumpang Pulau Nunukan, terdiri dari:
 dalam Kota Nunukan

II - 20
 Sedadap - Mamolo; dan c. Sei Fatimah – Binusan.
 angkutan penumpang dalam Pulau Sebatik;
b. angkutan penumpang kabupaten daratan Kalimantan
(mainland), terdiri dari :
 Sungai Ular - Sebuku – Sembakung – Lumbis - Sei
Menggaris; dan
 Mansalong – Malinau.
c. angkutan umum perdesaan yang melayani
pergerakan penduduk antar ibukota kecamatan di
wilayah kabupaten daratan Kalimantan meliputi :
 Pembeliangan – Atap;
 Pembeliangan – Sanur – Makmur – Sekikilan; dan
 Pembeliangan – Mansalong.
d) Jaringan Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan
Dengan memperhatikan kondisi geografis kepulauan dari
Kabupaten Nunukan maka rekomendasi untuk sistem
angkutan penyeberangan di pelabuhan Nunukan secara
umum diarahkan untuk melakukan peningkatan secara
besar karena jalur yang di layani merupakan jalur antar
negara.
Beberapa rekomendasi yang dapat disimpulkan
sementara untuk pengembangan sistem transportasi
sungai adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan dan peremajaan dermaga sungai di
Kecamatan Sebuku.
b. Penambahan dan peremajaan armada penyeberangan.
c. Pembangunan dermaga-dermaga baru sebagai tempat
penyeberangan antar pulau.
Rencana jaringan transportasi sungai, danau dan
penyeberangan antara lain:
a. Penataan jaringan trayek angkutan penumpang dan
barang meliputi:

II - 21
 Nunukan – Sebatik (Nunukan – Bambangan,
Sedadap – Mantikas, Nunukan – Sungai
Nyamuk)
 Nunukan – Sei menggaris;
 Nunukan – Sungai Ular;
 Mensalong – Binter – Tau Lumbis;
 Mensalong – Tarakan;
 Nunukan – Pembeliangan; dan
 Nunukan – Atap;
b. peningkatan dermaga-dermaga di Nunukan,
Sebuku, Sei Ular, Sei Menggaris, Sembakung,
Mensalong, Binter, dan Tau Lumbis.
c. penyediaan dan pemasangan rambu-rambu lalu lintas
sungai dan sarana pengawasan keselamatan lainnya.
d. pengembangan sarana-prasarana angkutan
penyeberangan, meliputi
 optimalisasi pelabuhan dan pelayaran lintas
penyeberangan Nunukan – Tarakan; dan
 pembangunan angkutan penyeberangan lintas
penyeberangan Nunukan - Sebatik, Nunukan – Sei
Menggaris dan Sebatik – Sei Menggaris.

2. Sistem Jaringan Perkeretapian;


Rencana jaringan perkeretaapian di Kabupaten Nunukan
terdiri atas:
A. Rencana Pengembangan Jaringan Jalur Kereta api
Rencana pengembangan jaringan jalur kereta api di
Kabupaten Nunukan merupakan bagian dari jaringan
jalur kereta api umum antarkota yaitu pembangunan
jaringan jalur kereta api nasional yang menghubungkan
Provinsi Kalimantan Selatan – Kuaro – Long Kali –
Penajam – Balikpapan – Sanga-Sanga – Samarinda –

II - 22
Bontang – Sangatta – Muara Wahau – Muara Lesan –
Tanjung Redeb – Tanjung Batu – Tanah Kuning – Tanjung
Selor – Kerang Agung – Sesayap – Tidung Pala – Malinau
Kota – Mensalong – Pembeliangan – Salang – Sei
Menggaris – Batas Negara.
B. Rencana Pengembangan Stasiun Kereta Api
Rencana pengembangan stasiun kereta api di Kabupaten
Nunukan adalah pengembangan stasiun kelas kecil yang
direncanakan di Mensalong dan Sei Menggaris.

3. Sistem Jaringan Transportasi Laut; dan


Transportasi laut yang diarahkan di Kabupaten Nunukan
terdiri dari:
a) Pelabuhan Nasional yang menyelenggarakan kegiatan
bongkar-muat barang antar pulau adalah Pelabuhan
Tunon Taka di Pulau Nunukan dan Pelabuhan Sungai
Nyamuk di Pulau Sebatik.
b) Pelabuhan Penyeberangan Nunukan di Pulau Nunukan,
melayani lintas Nunukan – Tawau (Sabah Malaysia) dan
Pelabuhan penyeberangan Sebatik di Pulau Sebatik
melayani lintas Sebatik – Nunukan.
Rencana pengembangan sistem jaringan transportasi laut di
Kabupaten Nunukan terdiri dari:
a) Rencana Pengembangan Pelabuhan Laut
Rencana pengembangan pelabuhan laut di Kabupaten
Nunukan meliputi:
a. optimalisasi pelabuhan laut meliputi :
 Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Mansapa
berada di Kecamatan Nunukan Selatan; dan
 dermaga ferry Sei Jepun di Kecamatan Nunukan
Selatan.

II - 23
b. pengembangan Pos Lintas Batas Laut (PLBL) Liem Hie
Jung;
c. pengembangan pelabuhan Tunontaka berada di
Kecamatan Nunukan; dan
d. pengembangan pelabuhan laut Sungai Nyamuk berada
di Kecamatan Sebatik;
b) Rencana Pengembangan Alur Pelayaran Lalu Lintas Laut
Rencana pengembangan alur pelayaran lalu lintas laut di
Kabupaten Nunukan antara lain:
a. optimalisasi alur pelayaran terdiri atas;
 Nunukan – Sebatik;
 Nunukan – Tarakan;
 Nunukan – Balikpapan;
 Nunukan – Makassar;
 Nunukan – Pantoloan;
 Nunukan – Pare-Pare
 Nunukan – Toli-Toli;
 Nunukan – Bau-Bau;
 Nunukan – Surabaya;
 Nunukan – NTT; dan
 Nunukan – Tawau (Malaysia).
b. Rencana pengembangan alur pelayaran internasional
dan nasional meliputi :
 Nunukan – Bitung;
 Nunukan – Sandakan (Malaysia); dan
 Nunukan – Filipina Selatan.

4. Sistem Jaringan Transportasi Udara.


Guna mendukung pengembangan sistem transportasi udara
di Kabupaten Nunukan, maka rute-rute penerbangan sejalan
dengan berkembangnya bandara perlu diciptakan sehingga
keterkaitan antar wilayah dapat lebih terpadu dan

II - 24
diharapkan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi melalui
jasa pengangkutan orang dan barang.
Pembangunan transportasi udara untuk jangka pendek dan
menengah diarahkan untuk pengembangan:
a. Peningkatan bandara (runway dan fasilitas pendukungnya)
sehingga dapat disinggahi pesawat bermesin jet (jenis
Fokker);
b. Penambahan jalur penerbangan dari Nunukan ke Tarakan
dan Nunukan ke Krayan;
c. Memantapkan / meningkatkan frekuensi jalur
penerbangan Nunukan ke Krayan;
d. Pengembangan jalur penerbangan domestik yaitu
Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan sebagai
akses point /pintu gerbang Kabupaten Nunukan.
Untuk jangka panjang pengembangannya adalah:
a. Peningkatan Bandara di Long Bawan, Krayan;
b. Membuka jalur penerbangan regular luar negeri: Tawau,
Kinabalu, Brunei Darussalam (Bandar Sri Begawan);
c. Pengembangan transportasi udara wisata ke pedalaman
Krayan.

B. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lainnya


Rencana sistem jaringan prasarana lainnya di Kabupaten
Nunukan dibagi atas:
a. Rencana Sistem Jaringan Energi;
Arah pengembangan prasarana listrik bertujuan untuk
mendorong penyediaan listrik ke pusat-pusat permukiman
sebagai upaya memenuhi salah satu kebutuhan dasar
penduduk untuk penerangan listrik. Pola penyediaan
dilakukan melalui rencana pengembangan yang sudah ada
dengan sejauh mungkin menyusun prioritas pembangunan

II - 25
sesuai perkembangan kawasan yang terjadi. Pembangkit
tenaga listrik Kabupaten Nunukan, sebagai berikut:
 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) terdapat di
Sungai Bilal Kapasitas Terpasang 18,6 MW dengan Daya
Mampu 8,47 MW di Kecamatan Nunukan, Sungainyamuk
Kecamatan Sebatik Timur Kapasitas Terpasang 3,98 MW
dengan Daya Mampu 2,21 MW, Desa Atap Kecamatan
Sembakung Kapasitas Terpasang 350 Kva dengan Daya
Mampu 300 KVa;
 Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD) di Pembeliangan Kecamatan Sebuku sebesar
350 kVA;
 Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) Sei.banjar Binusan Kecamatan Nunukan sebesar
2 x 7 MW;
 Operasionalisasi Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas
(PLTMG) di Desa Tepian Kecamatan Sembakung sebesar 8
MW; dan
 Perluasan jaringan listrik untuk Desa Mansalong
Kecamatan Lumbis (Interkoneksi jaringan dari PT. PLN
Ranting Malinau).
 Transmisi kabel bawah laut sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b yaitu dari PLTG di Desa Tepian (Sebaung)
ke Pulau Nunukan (Sei. Lancang), dan dari Pulau Nunukan
(Sedadap) ke Pulau Sebatik (Liang Bunyu);
 Pengembangan wilayah usaha PT. PLN (Persero) Area
Berau Ranting Nunukan di wilayah perbatasan Kecamatan
Krayan dan sekitarnya dengan pembukaan Unit layanan
Listrik PLN di Krayan dan rencana.

b. Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi;

II - 26
Rencana sistem jaringan telekomunikasi di Kabupaten
Nunukan terdiri atas:
 Pengembangan jaringan kabel teresterial;
 Pengembangan jaringan nirkabel (seluler); dan
 Pengembangan jaringan satelit.
c. Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air;
a. Pengelolaan Wilayah Sungai
Pengelolaan wilayah sungai di Kabupaten Nunukan
berupa pengelolaan wilayah sungai (WS) lintas Negara
Sesayap yang meliputi:
 Daerah Aliran Sungai (DAS) Sesayap;
 DAS Sembakung;
 DAS Sebakis;
 DAS Sebuku;
 DAS Simenggaris; dan
 DAS Linuang Kayan.
b. Pengelolaan Waduk dan Embung
Pengelolaan waduk dan embung di Kabupaten Nunukan
terdiri atas:
 Pengelolaan waduk berupa waduk Bilal yang berada di
Kecamatan Nunukan;
 Pengelolaan embung meliputi:
 Embung Bolong berada di Kecamatan Nunukan;
 Embung Bilal berada di Kecamatan Nunukan; dan
 Embung Sebatik berada di Kecamatan Sebatik.
c. Sistem Jaringan Irigasi
Sistem jaringan irigasi di Kabupaten Nunukan terdiri atas:
 Pengelolaan daerah irigasi (DI) kewenangan provinsi
meliputi:
 DI Berian Baru seluas kurang lebih 303.00 (tiga
ratus tiga) hektar berada di Kecamatan Krayan;

II - 27
 DI Mansapa seluas kurang lebih 524.00 (lima ratus
dua puluh empat) hektar berada di Kecamatan
Nunukan Selatan;
 DI Tanjung Harapan seluas kurang lebih 126.76
(seratus dua puluh enam koma tujuh puluh enam)
hektar berada di Kecamatan Nunukan Selatan;
 DI Apuk seluas kurang lebih 31.00 (tiga puluh
satu) hektar berada di Kecamatan Nunukan;
 DI Fatimah seluas kurang lebih 51.00 (lima
puluh satu) hektar berada di Kecamatan
Nunukan.
 DI Kebakil seluas kurang lebih 95.00 (sembilan
puluh lima) hektar berada di Kecamatan Sebatik
Barat;
 DI Kp. Enrekang dan Tellang seluas kurang lebih
231.00 (dua ratus tiga puluh satu) hektar berada di
Kecamatan Sebatik Barat;
 DI Kp. Tator seluas kurang lebih 112.70 (seratus
dua belas koma tujuh puluh) hektar berada di
Kecamatan Nunukan;
 DI Liang Bunyu seluas kurang lebih 47.00 (empat
puluh tujuh) hektar berada di Kecamatan Sebatik
Barat;
 DI Long Api seluas kurang lebih 100.00 (seratus)
hektar berada di Kecamatan Krayan;
 DI Pa’ Nado seluas kurang lebih 200.00 (dua
ratus) hektar berada di Kecamatan Krayan;
 DI Pa’ Rupai seluas kurang lebih 150.00 (seratus
lima puluh) hektar berada di Kecamatan Krayan.
d. Sistem Jaringan Air Baku untuk Air Minum, Pertanian dan
Industri

II - 28
Pengembangan sistem jaringan air baku untuk air minum,
pertanian dan industry di Kabupaten Nunukan berupa
rencana pengembangan penyediaan air baku meliputi
pemanfaatan sumber-sumber air baku melalui embung
Bilal dan embung Bolong.
e. Jaringan Air Bersih ke Kelompok Pengguna
f. Sistem Pengendalian Banjir
Sistem pengendalian banjir di Kabupaten Nunukan
berupa pengembangan konstruksi pengendali banjir.

d. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lingkungan


Rencana sistem jaringan prasarana lingkungan di Kabupaten
Nunukan meliputi:
a. Sistem jaringan drainase;
 Jaringan drainase primer
Jaringan drainase primer di Kabupaten Nunukan
meliputi:
 Sungai Sebuku;
 Sungai Sembakung;
 Sungai Bolong;
 Sungai Mansapa;
 Sungai Sei Menggaris;
 Sungai Bilal; dan
 Sungai Pancang.
 Jaringan drainase sekunder
Jaringan drainase sekunder di Kabupaten Nunukan
berupa anak-anak sungai dan saluran permanen
yang dibuat secara khusus.
 Jaringan drainase tersier
Jaringan drainase tersier berupa jaringan drainase
yang terdapat pada kawasan permukiman.

II - 29
b. Sistem jaringan persampahan;
Rencana sistem jaringan persampahan di Kabupaten
Nunukan terdiri atas:
 Penyusunan rencana induk pengelolaan persampahan
kabupaten;
 Pengembangan teknologi komposing sampah organik
pada kawasan permukiman perdesaan dan perkotaan;
 Optimasi Tempat Penampungan Sementara (TPS) di
setiap pusat kegiatan masyarakat, pasar, permukiman,
perkantoran, dan fasilitas sosial lainnya;
 Rencana pembangunan TPA terpadu berada di
Tanjung Harapan Kecamatan Nunukan; dan
 Penerapan 3R (reduce, reuse, dan recycle).

c. Sistem jaringan air minum


Rencana sistem jaringan air minum di Kabupaten
Nunukan terdiri atas:
 Pengembangan dan peningkatan pelayanan
sumber air minum perkotaan meliputi:
 Sungai Bolong melayani area Kecamatan Nunukan
dan Kecamatan Nunukan Selatan;
 Sungai Bilal melayani area Kecamatan Nunukan
dan Kecamatan Nunukan Selatan; dan
 Sungai Pancang dan Aji Kuning proses pengolahan
sumur dalam (air tanah) dan pipanisasi melayani
area perkotaan Sebatik, Sebatik Tengah, Sebatik
Utara, Sebatik Timur dan Sebatik Barat;
 Sungai Sembakung melayani area perkotaan Atap
Kecamatan Sembakung;
 Pengolahan dan pipanisasi air bersih pada sungai-
sungai Kecamatan Krayan;

II - 30
 Pengolahan dan pipanisasi air bersih pada sungai-
sungai Kecamatan Krayan Selatan; dan
 Pengolahan sumber air permukaan (sungai) dan
pipanisasi di Pembeliangan Kecamatan Sebuku;
 Pengolahan sumber air permukaan (sungai) dan
pipanisasi di Kecamatan Mansalong Lumbis; dan
 Pengolahan sumber mata air dan pipanisasi di
Kecamatan Sei Menggaris.
 Peningkatan pelayanan sambungan langsung; dan
 Peningkatan pelayanan kran umum.

d. Sistem jaringan pengelolaan limbah.


Rencana pengembangan sistem jaringan pengelolaan
limbah meliputi:
 Rencana pengelolaan limbah domestik; dan
 Rencana pengelolaan limbah industri.

e. Rencana Sistem Jalur dan Ruang Evakuasi.


Rencana pengembangan sistem jalur dan ruang
evakuasi bencana alam di Kabupaten Nunukan
meliputi:
 Jalur evakuasi bencana tanah longsor tersebar di
seluruh kecamatan umumnya wilayah utara Kabupaten;
 Jalur evakuasi bencana abrasi berada di wilayah
sepanjang pantai Pulau Sebatik dan Pulau Nunukan
meliputi:
 Kecamatan Sebatik Barat; dan
 Kecamatan Nunukan.
 Jalur evakuasi bencana banjir Kecamatan Sembakung
berada pada jalan darat Atap, Kunyit; dan

II - 31
 Jalur evakuasi bencana tanah longsor berada di
Kecamatan Sei Menggaris , Sebuku, Tulin Onsoi,
Sembakung Atulai.
Pengembangan ruang evakuasi bencana alam di
Kabupaten Nunukan meliputi:
 Lapangan terbuka di seluruh kecamatan;
 Gedung pemerintah di seluruh kecamatan;
 Gedung olahraga di seluruh kecamatan; dan
 Gedung pertemuan di seluruh kecamatan.

5) Rencana Pola Ruang


Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Kutai Timur ditetapkan
dengan tujuan mengoptimalkan pemanfaatan ruang sesuai
dengan peruntukannya sebagai kawasan lindung dan kawasan
budidaya berdasarkan daya dukung dan daya tampung
lingkungan.

Rencana pola ruang wilayah meliputi rencana peruntukan


kawasan lindung dan kawasan budidaya.

A. Kawasan Lindung
1. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya;
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya hutan lindung seluas kurang lebih 177.379,7 hektar
dan berstatus Holding Zone seluas kurang lebih 14.139, hektar
meliputi :
1) kawasan hutan lindung di Pulau Nunukan seluas kurang lebih
2.631,2 hektar dan berstatus holding zone seluas kurang lebih
2.155,3 hektar;
2) kawasan hutan lindung di Pulau Sebatik seluas kurang lebih
2.300 hektar dan berstatus holding zone seluas kurang lebih
974,4 hektar;

II - 32
3) kawasan hutan lindung di di Kecamatan Tulin Onsoi seluas
kurang lebih 16.776,2 hektar dan berstatus holding zone
seluas kurang lebih 5.993,8 hektar;
4) kawasan hutan lindung di Kecamatan Sebuku seluas kurang
lebih 346,1 hektardan berstatus holding zone seluas kurang
lebih 346,1 hektar;
5) kawasan hutan lindung di Kecamatan Lumbis Ogong seluas
kurang lebih 94.300,6 hektardan berstatus holding zone
seluas kurang lebih 2.669,9 hektar;
6) kawasan hutan lindung di Kecamatan Krayan seluas kurang
lebih 6.470,2 hektar; dan
7) kawasan hutan lindung di Kecamatan KrayanSelatan seluas
kurang lebih 34.575,4 hektar.
2. kawasan perlindungan setempat;
(1) Sempadan pantai seluas kurang lebih 3.903 hektar meliputi:
a Kecamatan Nunukan;
b Kecamatan Nunukan Selatan;
c Kecamatan Simanggaris;
d Kecamatan Sebatik;
e Kecamatan Sebatik Utara;
f Kecamatan Sebatik Timur;
g Kecamatan Sebatik Barat; dan
h Kecamatan Sembakung.
(2) Sempadan sungai tersebar di sepanjang kanan kiri sungai
seluas kurang lebih 30.100 hektar meliputi:
a. Kecamatan Nunukan;
b. Kecamatan Simanggaris;
c. Kecamatan Sebuku;
d. Kecamatan Tulin Onsoi;
e. Kecamatan Sembakung;
f. Kecamatan Sembakung Atulai;
g. Kecamatan Lumbis; dan

II - 33
h. Kecamatan Lumbis Ogong.
(3) Kawasan ruang terbuka hijau perkotaan seluas kurang lebih
845 hektar, ruang terbuka hijau terdiri atas:
a. ruang terbuka hijau publik; dan
b. ruang terbuka hijau privat.
(4) Ruang terbuka hijau publik seluas kurang lebih 173 hektar
atau 30 % dari luas kawasan budidaya perkotaan, terdiri
atas:
a. ruang terbuka hijau taman;
b. ruang terbuka hijau Tempat Pemakaman Umum;
c. ruang terbuka hijau sempadan jalan;
d. ruang terbuka hijau sempadan sungai;
e. ruang terbuka hijau hutan kota; dan
f. ruang terbuka hijau lapangan olah raga.
(5) Ruang terbuka hijau taman terdapat di setiap kecamatan
dengan alokasi terpadu dengan area pusat pelayanan
kecamatan seluas kurang lebih 2 hektar.
(6) Ruang terbuka hijau Tempat Pemakaman Umum (TPU)
meliputi TPU yang sudah ada dan TPU yang akan
dikembangkan di setiap Kecamatan seluas 10 ha.
(7) Ruang terbuka hijau sempadan jalan terdiri dari sempadan
jalan kolektor dan lokal, serta jalan lingkar luar seluas
kurang lebih 53 hektar.
(8) Ruang terbuka hijau sempadan sungai terdiri dari
sempadan Sungai Bolong, Sungai Sembilang, Sungai
Sedadap, Sungai Pancang, Sungai Nyamuk, dan Sungai
Bajau seluas kurang lebih 15 hektar.
(9) Ruang terbuka hijau hutan kota berupa Hutan Kota di
Nunukan selatan Kecamatan Nunukan selatan seluas kurang
lebih 9,3 hektar.
(10) Ruang terbuka hijau lapangan olah raga berupa lapangan
olah raga yang terdapat di dalam Kecamatan Nunukan,

II - 34
Kecamatan Nunukan Selatan, Kecamatan Sebatik Utara,
Kecamatan Sebatik Timur dan Kecamatan Sebatik seluas
kurang lebih 70 hektar.
(11) Ruang terbuka hijau privat kota di wilayah Pulau Nunukan
dan Pulau Sebatik seluas kurang lebih 682 hektar atau 30%
dari luas kawasan budidaya perkotaan meliputi : ruang
terbuka hijau pekarangan rumah; dan ruang terbuka hijau
perdagangan dan jasa
3. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;
(1) Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
meliputi:
a. kawasan suaka margasatwa (SM);
b. kawasan konservasi perairan daerah;
c. kawasan pantai berhutan bakau atau mangrove;
d. Taman Nasional (TN); dan
e. kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
(2) Kawasan Konservasi Perairan Daerah kurang lebih seluas 227
hektar, di Desa Setabu Kecamatan Sebatik Barat dan Tanjung
Cantik Nunukan Barat.
(3) Kawasan pantai berhutan bakau atau mangrove seluas
kurang lebih 39.091,2 hektar meliputi:
a. Kecamatan Simaggaris;
b. Kecamatan Nunukan;
c. Kecamatan Nunukan Selatan;
d. Kecamatan Sebuku; dan
e. Kecamatan Sembakung;
(4) Taman nasional (TN) seluas kurang lebih 303.637 hektar
berupa TN Kayan Mentarang berada di Kecamatan Lumbis
Ogong, Kecamatan Krayan dan Kecamatan Krayan Selatan.
(5) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan berupa
kampung adat dan situs unggulan berskala kabupaten
meliputi:

II - 35
a. rumah adat Tanjung Karya berada di Kecamatan Krayan;
b. rumah adat Tang Laan berada di Kecamatan Krayan
Selatan;
c. rumah adat Pa’ Upan berada di Kecamatan Krayan
Selatan;
d. rumah adat Terang Baru berada di Kecamatan Krayan;
e. rumah adat Binuang berada di Kecamatan Krayan Selatan;
dan
f. Batu Sicien berada di Tang Paye di Kecamatan Krayan
Selatan.
4. Kawasan rawan bencana alam.
(1) Kawasan rawan tanah longsor seluas kurang lebih 20.398
hektar meliputi :
a. Kecamatan Simanggaris;
b. Kecamatan Sebuku;
c. Kecamatan Tulin Onsoi;
d. Kecamatan Sembakung; dan
e. Kecamatan Sembakung Atulai.
(2) Kawasan rawan abrasi seluas kurang lebih 1.163 hektar
tersebar meliputi:
f. Pulau Nunukan; dan
g. Pulau Sebatik.
(3) Kawasan rawan banjir kurang lebih 22. hektar meliputi :
h. Kecamatan Sebatik Utara;
i. Kecamatan Sebatik Timur;
j. Kecamatan Sebatik;
k. Kecamatan Sebatik Tengah;
l. Kecamatan Sebatik Barat;
m. Kecamatan Nunukan;
n. Kecamatan Nunukan Selatan;
o. Kecamatan Simanggaris;
p. Kecamatan Sebuku;

II - 36
q. Kecamatan Sembakung;
r. Kecamatan Sembakung Atulai;
s. Kecamatan Lumbis; dan
t. Kecamatan Lumbis Ogong.

B. Kawasan Budidaya
1. kawasan peruntukan hutan produksi;
(1) Kawasan peruntukan hutan produksi tetap seluas kurang
lebih 218.678,3 hektar meliputi:
a. Kecamatan Nunukan;
b. Kecamatan Nunukan Selatan;
c. Kecamatan Sebuku;
d. Kecamatan Tulin Onsoi;
e. Kecamatan Sembakung;
f. Kecamatan Sembakung Atulai;
g. Kecamatan Lumbis; dan
h. Kecamatan Lumbis Ogong.
(2) Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas seluas kurang
lebih 131.484,2 hektar meliputi:
a. Kecamatan Sebuku;
b. Kecamatan Tulin Onsoi;
c. Kecamatan Lumbis; dan
d. Kecamatan Lumbis.
(1) Kawasan peruntukan hutan produksi konversi ditetapkan
seluas kurang lebih 20.662,1 hektar dan berstatus holding
zone seluas kurang lebih 20.662,1 berada di Kecamatan
Sebuku dan Kecamatan Tulin Onsoi.
2. kawasan peruntukan pertanian;
a. Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan meliputi :
a) Pertanian lahan seluas kurang lebih 125.982 hektar
berupa Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP4B)
berada di seluruh kecamatan.

II - 37
b) Pertanian lahan kering seluas kurang lebih 144.305
hektar berada di seluruh kecamatan.
b. Pencadangan lahan untuk lokasi Food Estate di Kecamatan
Nunukan seluas 13.078 Ha, Kecamatan Sebuku seluas 3.674
Ha, dan Kecamatan Sembakung seluas 1.173 Ha;
c. Kawasan peruntukan perkebunan dengan komoditas
unggulan berupa kelapa sawit, kakao, kopi, karet dan vanili
seluas kurang lebih 309.601 hektar tersebar di seluruh
kecamatan, dengan rincian :
a) kelapa sawit di Kecamatan Nunukan, Kecamatan Sebatik
Barat, Kecamatan Sebatik, Sebatik Tengah, Kecamatan
Simanggaris, Kecamatan Sebuku, Kecamatan Tulin Onsoi,
Kecamatan Sembakung, Kecamatan Sembakung Atulai,
Kecamatan Lumbis, Kecamatan Lumbis Ogong;
b) kakao di Kecamatan Sebatik Tengah, Kecamatan Sebatik
Timur, Kecamatan Sebatik, Kecamatan Barat;
c) kopi di Kecamatan Lumbis, Kecamatan Sebatik Barat,
Kecamatan Sebatik Tengah, Kecamatan Krayan,
Kecamatan Krayan Selatan;
d) karet di Kecamatan Lumbis dan Kecamatan Lumbis
Ogong, Kecamatan Sembakung; dan
e) vanili, Karet, Kopi, Tebu di Kecamatan Krayan, Kecamatan
Krayan Selatan;
d. Kawasan peruntukan peternakan dengan komoditas
unggulan ternak sapi/kerbau, ayam, itik seluas 500 Ha
tersebar di seluruh wilayah kecamatan; ternak babi pada
Kecamatan Nunukan, Krayan dan Krayan Selatan; serta
Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dan penggemukan sapi
seluas 5 Ha di Kecamatan Nunukan Selatan.
3. kawasan peruntukan perikanan;
a. Perikanan tangkap meliputi:

II - 38
a) Lokasi penyebaran perikanan berada pada wilayah laut
kabupaten serta sungai – sungai di kecamatan Sebuku,
Kecamatan Sembakung, Kecamatan Lumbis dan
Kecamatan Simanggaris .
b) Jalur penangkapan perikanan laut merupakan Jalur
penangkapan I, terdiri dari : jalur penangkapan ikan I A
berada pada perairan pantai sampai dengan 2 (dua) mil
laut yang diukur dari permukaan air laut pada surut
terendah; dan jalur penangkapan ikan I B berada pada
perairan pantai di luar 2 (dua) mil laut sampai dengan 4
(empat) mil laut.
b. Perikanan budidaya meliputi komoditas perikanan udang,
bandeng, kakap tambak, nila, mas, lele dengan lokasi
tersebar di seluruh kecamatan, dan budidaya rumput laut
pada wilayah pesisir pantai Kecamatan Simanggaris,
Kecamatan Nunukan, Kecamatan Nunukan Selatan dan
Kecamatan Sebatik Barat.
c. Pengembangan prasarana perikanan yaitu Kawasan Industri
Perikanan Terpadu di Mansapa Kecamatan Nunukan Selatan
yang meliputi Pelabuhan Perikanan, Tempat Pelelangan ikan,
pabrik pengolahan hasil perikanan, pabrik es dan cold
storage, Gudang Rumput Laut dan lainnya; serta Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI) di Kecamatan Sebatik meliputi TPI,
pabrik es dan cold
4. kawasan peruntukan pertambangan;
1) Wilayah pertambangan mineral dan batubara berupa wilayah
usaha pertambangan (WUP) terdiri atas :
(1) mineral logam; meliputi emas, bouksit, besi dan nickel
dengan sebaran lokasi meliputi :
a. Kecamatan Nunukan;
b. Kecamatan Nunukan Selatan;
c. Kecamatan Sebuku;

II - 39
d. Kecamatan Tulin Onsoi;
e. Kecamatan Sembakung;
f. Kecamatan Sembakung Atulai;
g. Kecamatan Lumbis;
h. Kecamatan Lumbis Ogong;
i. Kecamatan Krayan; dan
j. Kecamatan Krayan Selatan.
(2) Mineral bukan logam dan batuan meliputi batu gunung,
pasir, sirtu, batu gamping, pasir kuarsa dan batubara
muda dengan sebaran lokasi meliputi :
a Kecamatan Sebatik;
b Kecamatan Sebatik Barat;
c Kecamatan Sebatik Timur;
d Kecamatan Nunukan;
e Kecamatan Nunukan Selatan;
f Kecamatan Simanggaris ;
g Kecamatan Sebuku;
h Kecamatan Tulin Onsoi;
i Kecamatan Sembakung;
j Kecamatan Sembakung Atulai;
k Kecamatan Lumbis;
l Kecamatan Krayan; dan
m Kecamatan Krayan Selatan.
(3) Batubara tersebar di Kecamatan :
a. Kecamatan Nunukan;
b. Kecamatan Simanggaris;
c. Kecamatan Sebuku;
d. Kecamatan Tulin Onsoi;
e. Kecamatan Sembakung;
f. Kecamatan Sembakung Atulai;
g. Kecamatan Krayan; dan
h. Kecamatan Krayan Selatan.

II - 40
2) Wilayah pertambangan minyak dan gas bumi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi :
a. Star Energy di daratan dan pantai Pulau Nunukan dan
Sebatik;
b. Pertamina – Medco JoB Simanggaris di Sembakung;
c. ENI Oil di lepas pantai Sebatik (Karang Unarang –
Ambalat);
d. PT. Medco EP Sembakung di Sebaung; dan
e. PT. Medco EP Nunukan di lepas pantai selatan Pulau
Nunukan.

5. kawasan peruntukan industri;


a. Kawasan peruntukan industri menengah beserta jasa
pendukungnya meliputi jasa pergudangan, pengolahan
kelapa sawit, perikanan dan lain-lain yang bersifat
agroindusti dengan uraian :
1) Kawasan pergudangan di Kecamatan Nunukan;
2) industri pengolahan kelapa sawit di Kecamatan Lumbis,
Sebuku, Sembakung dan Simanggaris ;
3) Industri perikanan di Kecamatan Sebatik dan dan di
Mensapa Kecamatan Nunukan Selatan;
4) Industri lain yang bersifat agroindustri di wilayah
perkotaan Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik.
b. Kawasan peruntukan industri kecil dan rumah tangga
tersebar pada pusat-pusat pemukiman /kota kecamatan.

6. kawasan peruntukan pariwisata;


1) Pariwisata budaya terdiri atas :
a. kawasan wisata suku dayak Murud (Tegalen); dan
b. kawasan pembuatan garam gunung di Long Layu, Long
Umung, Long Medang.
2) Pariwisata alam terdiri atas :

II - 41
a. kawasan wisata bahari meliputi :
a) Pantai Etcing berada di Kecamatan Nunukan Selatan;
b) Air Terjun Binusan berada di Kecamatan Nunukan;
dan
c) Pantai Batu Lamampu berada di Kecamatan Sebatik.
b. kawasan ekowisata berupa Taman Nasional Kayan
Mentarang (TNKM) berada di Kecamatan Krayan dan
Krayan Selatan.
7. kawasan peruntukan permukiman;
(1) Kawasan permukiman perkotaan tersebar di wilayah :
a. Kecamatan Sebatik;
b. Kecamatan Sebatik Barat;
c. Kecamatan Sebatik Tengah;
d. Kecamatan Sebatik Timur;
e. Kecamatan Sebatik Utara;
f. Kecamatan Nunukan;
g. Kecamatan Nunukan Selatan;
h. Kecamatan Simanggaris; dan
i. Kecamatan Sebuku;
(2) Kawasan permukiman perdesaan berlokasi tersebar di :
a. Kecamatan Sebatik;
b. Kecamatan Sebatik Barat;
c. Kecamatan Sebatik Tengah;
d. Kecamatan Sebatik Utara;
e. Kecamatan Nunukan Selatan;
f. Kecamatan Simanggaris;
g. Kecamatan Sebuku;
h. Kecamatan Tulin Onsoi;
i. Kecamatan Sembakung;
j. Kecamatan Sembakung Atulai;
k. Kecamatan Lumbis;
l. Kecamatan Lumbis Ogong;

II - 42
m. Kecamatan Krayan; dan
n. Kecamatan Krayan Selatan.
(3) Luas Total Kawasan Permukiman di Kabupaten Nunukan
seluas 12.981 Ha.
8. kawasan pertahanan dan keamanan
1) Kawasan pemeriksaan dan pelayanan pertahanan keamanan
terdiri atas :
a. kawasan kepolisian resor, distrik militer, pangkalan
angkatan laut, komando taktis satuan tugas pengamanan
perbatasan, kawasan polisi militer, satuan marinir, bea
cukai, imigrasi dan karantina kesehatan di Nunukan;
b. kawasan kepolisian sektor, dan rayon militer di tiap-tiap
kecamatan;
c. pos gabungan TNI dan pos-pos pengamanan perbatasan
di Aji Kuning, Sei Pancang, Sei Nyamuk, Pos Kaca,
Simanggaris, Tau Lumbis, Long Midang Long Layu dan Pa’
Pani; dan
d. pos-pos pemeriksaan bea cukai, imigrasi dan karantina
kesehatan pada titik-titik perbatasan, pelabuhan dan
bandara

6) Penetapan Kawasan Strategis


Kawasan Strategis yang ada di Kabupaten Nunukan terdiri atas :
a. Kawasan Strategis Nasional;
b. Kawasan Strategis Provinsi (proses penyusunan); dan
c. Kawasan Strategis Kabupaten.
Kawasan Strategis Nasional terdiri atas :
1. Kawasan perbatasan darat Republik Indonesia dan Jantung
Kalimantan ( Heart of Borneo).
2. Kawasan Perbatasan Laut Republik Indonesia termasuk 4 pulau
kecil terluar ( Pulau sebatik, gosong makassar di Kabupaten

II - 43
Nunukan, Pulau Maratua dan Pulau Sambit di Kabupaten Berau)
dengan Negara Malaysia dan Filipina.
3. Kawasan Andalan Nasional yang ada di Kabupaten Nunukan,
yaitu Kawasan Andalan Tarakan, Tanjung Palas, Nunukan, Pulau
Bunyu, Malinau (TATAPANBUMA) dengan sektor unggulan
industri perikanan, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan
pariwisata.
Kawasan strategis Kabupaten Nunukan terdiri atas :
1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan
keamanan.
2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi.

Kawasan strategis wilayah kabupaten merupakan bagian wilayah


kabupaten yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena
mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten
terhadap ekonomi, sosial budaya, dan/atau lingkungan. Penentuan
kawasan strategis kabupaten akan ditetapkan lebih lanjut di dalam
rencana tata ruang kawasan strategis.

Kawasan strategis di Kabupaten Nunukan berdasarkan arahan yang


terdapat pada PP RTRWN No. 26 Tahun 2008 dan dokumen Revisi
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur adalah
sebagai berikut.
1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan
keamanan;
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan
keamanan yaitu Kawasan Strategis Nasional (KSN) berupa
Kawasan Perbatasan Laut Republik Indonesia termasuk 2 pulau
kecil terluar dengan Negara Malaysia dan Filipina meliputi:
a. Pulau Sebatik; dan
b. Pulau Gosong Makasar.
2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;

II - 44
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
berupa Kawasan Strategis Nasional dan Kawasan Strategis
Kabupaten (KSK) meliputi:
a. KSN Kawasan Andalan Tarakan –Tanjung Palas – Nunukan –
Pulau Bunyu – Malinau (TATAPAN BUMA);
b. KSK Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Mansapa;
c. KSK Coastal Road/Jalan lingkar Pulau Nunukan;
d. KSK Kota Terpadu Mandiri (KTM) Bahari Pulau Sebatik; dan e.
KSK Kota Terpadu Mandiri (KTM) Simanggaris.
e. Kawasan Pertambangan batubara di Linuang Kayam
Kecamatan Sembakung, wilayah Simenggaris di Kecamatan
Simenggaris dan di Kecamatan Sebuku;
f. Kawasan Pertambangan minyak dan gas bumi di Sebaung
Kecamatan Nunukan dan Desa Tepian Kecamatan
Sembakung;
g. Kawasan industri Pabrik Kelapa Sawit di Kecamatan Sebuku,
Simenggaris dan Lumbis;
h. Kawasan Transmisi Kabel Bawah Laut dari wilayah Desa Tepian
ke Pulau Nunukan, dan dari wilayah Sedadap Pulau Nunukan
ke Liang Bunyu Pulau Sebatik;
i. Kawasan strategis perlindungan dan pelestarian alam yaitu
Taman Nasional Kayan Mentarang.

II - 45
Gambar 2.1. Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Nunukan

II - 46
Gambar 2.2. Peta Pola Ruang RTRW Kabupaten Kutai Timur

II - 47
Gambar 2.3. Peta Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Nunukan

II - 48
3. Tinjauan Kebijakan Sektoral
a. Tinjauan Kebijakan Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Nunukan
Indikator permukiman kumuh telah dijabarkan dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
02/PRT/M/2016 Tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan
Kumuh dan Permukiman Kumuh. Dalam peraturan ini disebutkan bahwa
perumahan kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan
kualitas fungsi sebagai tempat hunian, sedangkan permukiman kumuh
adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan
bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas
bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.
1. Kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kriteria perumahan kumuh dan permukiman kumuh merupakan
kriteria yang digunakan untuk menentukan kondisi kekumuhan pada
perumahan kumuh dan permukiman kumuh. Kriteria perumahan dan
permukiman kumuh ditinjau dari :
 Bangunan Gedung
Kriteria kekumuhan ditinjau dari bangunan gedung mencakup
ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang
tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan rencana tata ruang,
dan kualitas bangunan yang tidak memenuhi syarat.
1) Ketidakteraturan bangunan merupakan kondisi bangunan
gedung pada perumahan dan permukiman dengan
pertimbangan :
o Tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dalam
Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) dan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL), paling sedikit
pengaturan bentuk, besaran, perletakan, dan tampilan
bangunan pada suatu zona
o Tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dan tata
kualitas lingkungan dalam RTBL, paling sedikit

II - 49
pengaturan blok lingkungan, kapling, bangunan,
ketinggian dan elevasi lantai, konsep identitas
lingkungan, konsep orientasi lingkungan, dan wajah
jalan.
2) Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai
dengan ketentuan rencana tata ruang merupakan kondisi
bangunan gedung pada perumahan dan permukiman
dengan :
o Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang melebihi RDTR,
dan /atau RTBL
o Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang melebihi
ketentuan dalam RDTR, dan/atau RTBL
3) Kualitas bangunan yang tidak memenuhi syarat merupakan
kondisi bangunan gedung pada perumahan dan permukiman
yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis. Persyaratan
teknis bangunan gedung diantaranya:
o pengendalian dampak lingkungan
o pembangunan bangunan gedung di atas dan/atau di
bawah tanah, di atas dan/atau di bawah air, di atas
dan/atau di bawah prasarana/sarana umum
o keselamatan bangunan gedung
o kesehatan bangunan gedung
o kenyamanan bangunan gedung
o kemudahan bangunan Gedung
 Jalan lingkungan
Kriteria kekumuhan ditinjau dari jalan lingkungan mencakup
jaringan
jalan lingkungan tidak melayani seluruh lingkungan perumahan
atau permukiman dan kualitas permukiman jalan lingkungan
buruk.

 Penyediaan air minum

II - 50
Kriteria kekumuhan ditinjau dari penyediaan air minum
mencakup :
1. Ketersediaan akses aman air minum dimana masyarakat tidak
dapat mengakses air minum yang memenuhi syarat kesehatan
2. tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu
dimana kebutuhan air minum masyarakat dalam lingkungan
perumahan atau permukiman tidak mencapai minimal sebanyak
60 liter/orang/hari

 Drainase lingkungan
Kriteria kekumuhan ditinjau dari drainase lingkungan mencakup :
1. Drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan limpasan air
hujan sehingga menimbulkan genangan dimana jaringan
drainase lingkungan tidak mampu mengalirkan limpasan air
sehingga menimbulkan genangan dengan tinggi lebih dari 30
cm selama lebih dari 2 jam dan terjadi lebih dari 2 kali setahun
2. Ketidaktersediaan drainase dimana saluran tersier dan/atau
saluran lokal tidak tersedia.
3. Tidak terhubung dengan sistem drainase perkotaan dimana
saluran lokal tidak terhubung dengan saluran pada hierarki di
atasnya sehingga menyebabkan air tidak dapat mengalir dan
menimbulkan genangan.
4. Tidak dipelihara sehingga terjadi akumulasi limbah padat dan
cair di dalamnya dimana pemeliharaan saluran drainase tidak
dilaksanakan baik berupa pemeliharaan rutin atau
pemeliharaan berkala.
5. Kualitas konstruksi drainase lingkungan buruk dimana kualitas
konstruksi drainase buruk, karena berupa galian tanah tanpa
material pelapis atau penutup atau telah terjadi kerusakan.

 Pengelolaan air limbah

II - 51
Kriteria kekumuhan ditinjau dari pengelolaan air limbah mencakup
:
1. Sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai dengan standar
teknis yang berlaku dimana pengelolaan air limbah pada
lingkungan perumahan atau permukiman tidak memiliki sistem
yang memadai, yaitu terdiri dari kakus/kloset yang terhubung
dengan tangki septik baik secara individual/domestik, komunal
maupun terpusat.
2. Prasarana dan sarana pengelolaan air limbah tidak memenuhi
persyaratan teknis dimana kloset leher angsa tidak terhubung
dengan tangki septik atau tidak tersedianya sistem pengolahan
limbah setempat atau terpusat.

 Pengelolaan persampahan
Kriteria kekumuhan ditinjau dari pengelolaan persampahan
mencakup :
Prasarana dan sarana persampahan tidak sesuai dengan
persyaratan teknis prasarana dan sarana persampahan pada
lingkungan perumahan atau permukiman tidak memadai sebagai
berikut :
o Tempat sampah dengan pemilahan sampah pada skala
domestik atau rumah tangga
o Tempat pengumpulan sampah (TPS) atau TPS 3R (reduce,
reuse, recycle) pada skala lingkungan
o gerobak sampah dan/atau truk sampah pada skala
lingkungan
o tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) pada skala
lingkungan.

Sistem pengelolaan persampahan tidak memenuhi persyaratan


teknis dimana pengelolaan persampahan pada lingkungan

II - 52
perumahan atau permukiman tidak memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
o pewadahan dan pemilahan domestik
o pengumpulan lingkungan
o pengangkutan lingkungan
o pengolahan lingkungan
Tidak terpeliharanya sarana dan prasarana pengelolaan
persampahan sehingga terjadi pencemaran lingkungan sekitar
oleh sampah, baik sumber air bersih, tanah maupun jaringan
drainase dimana pemeliharaan sarana dan prasarana pengelolaan
persampahan tidak dilaksanakan baik berupa pemeliharaan rutin
atau pemeliharaan berkala.

 Proteksi kebakaran
Kriteria kekumuhan ditinjau dari proteksi kebakaran mencakup :
Ketidaktersediaan prasarana proteksi kebakaran, dimana tidak
tersedianya:
o pasokan air yang diperoleh dari sumber alam maupun
buatan
o jalan lingkungan yang memudahkan masuk keluarnya
kendaraan pemadam kebakaran
o sarana komunikasi untuk pemberitahuan terjadinya
kebakaran
o data tentang sistem proteksi kebakaran lingkungan yang
mudah diakses.
Ketidaktersediaan sarana proteksi kebakaran, antara lain terdiri
dari :
o Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
o kendaraan pemadam kebakaran
o mobil tangga sesuai kebutuhan
o peralatan pendukung lainnya.

II - 53
C. KEBIJAKAN PENANGANAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KUMUH
Pemerintah Indonesia dalam memenuhi target SDG’s berupaya keras
dalam menangani isu-isu terkait perumahan dan perkuminan kumuh,
bahkan sudah sejak tahun 1974 telah diinisiasi melalui program KIR
(Kampung Improvement Program). Berikut adalah skema perjalanan
program pencegahan dan peningkatan kualitas kawasan kumuh yang
banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Gambar 2.5. Skema Perjalanan Program Pencegahan dan


Peningkatan Kualitas Kumuh

Saat ini program nasional dalam pencegahan dan peningkatan kualitas


kawasan kumuh dikenal dengan istilah Program Kota Tanpa Kumuh
(KOTAKU). Program ini merupakah salah satu dari sejumlah upaya
strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat untuk mempercepat penanganan permukiman
kumuh di Indonesia dan mendukung gerakan 100-0100, yakni 100
persen akese universal air minum, 0 persen permukiman kumuh, dan 100
persen akses sanitasi layak. Arah kebijakan pembangunan Dirje Cipta
Karya adalah membangun sistem, memfasilitasi pemerintah daerah, dan

II - 54
memfasilitasi komunitas (berbasis komunitas). Program KOTAKU
menangani kumuh dengan membangun platform kolaborasi melalui
peningkatan peran pemerintah daerah dan partisipasi masyarakat.

Saat ini program KOTAKU dilaksanakan di 32 kota/kabupaten prioritas


yang tersebar di 1.919 kelurahan/desa. Sebagai implementasi
percepatan penanganan kumuh, program KOTAKU melakukan
peningkatan kualitas, pengelolaan serta pencegahan timbulnya
permukiman kumuh baru, dengan kegiata-kegiatan entitas
desa/kelurahan, serta kawasan dan kabupaten/kota. Kegiatan
penanganan kumuh ini meliputi pembangunan infrastruktur serta
pendampingan sosial ekonomi untuk keberlanjutan penghidupan
masyarakat yang lebih baik di lokasi permukiman kumuh.

Sumber pembiayaan Program KOTAKU berasal dari pinjaman luar negeri


lembaga donor, yaitu Bank Dunia (World Bank), Islamic Development
Bank, Infrastructure Investment Bank. Selain itu kontribusi pemerintah
daerah dialokasikan dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
(APBD) maupun swadaya masyarakat, yang akan menjadi satu kesatuan
pembiayaan demi mencapai target peningkatan kualitas penanganan
kumuh yang diharapkan.

Adapun penanganan permukiman kumuh yang diinisiasi oleh Program


KOTAKU mencakup komponen program.

• Komponen 1 : Pengembangan kelembagaan, strategi, dan kebijakan.

• Komponen 2 : Pengembangan kapasitas pemerintah daerah dan


masyarakat, termasuk dukungan untuk perencanaan penanganan
permukiman kumuh yang terintegrasi.

• Komponen 3 : pendanaan investasi infrastruktur dan pelayanan


perkotaan, meliputi infrastruktur skala kawasan dan skala
kabupaten/kota termasuk dukungan pusat pengembangan usaha

II - 55
dan infrastruktur skala lingkungan, termasuk dukungan
pengembangan penghidupan berkelanjutan.

• Komponen 4 : Dukungan pelaksanaan dan bantuan teknis.

• Komponen 5 : Dukungan program/kegiatan lainnya, termasuk


dukungan untuk kondisi darurat bencana.

II - 56
Tabel 2.2 Overview Kebijakan Pembangunan dan Spasial Terhadap Penanganan Kumuh Kabupaten Kutai Timur
STRATEGI & ARAH
NO SUMBER DOKUMEN VISI & MISI TUJUAN & SASARAN PROGRAM LOKASI
KEBIJAKAN
A Kebijakan
Pembangunan
1 RPJPD Kab. Nunukan Visi : Tujuan : Strategi :
2005-2025 KABUPATEN 1) Terwujudnya 1. Meningkatnya sarana
NUNUKAN YANG masyarakat yang dan prasarana
MANDIRI, AMAN, mandiri dan maju transportasi yang
MAJU, ADIL DAN 2) Terwujudnya menjangkau antar
SEJAHTERA masyarakat yang daerah, antar negara
Misi : berakhlak mulia, tetangga dan antar
1. Mewujudkan berbudaya dan ibu kota Kabupaten
masyarakat yang beradab ke seluruh kecamatan
berakhlak mulia, 3) Meningkatnya dan daerah terpencil
mandiri, maju, pemerataan dan 2. Meningkatnya
berbudaya dan pertumbuhan kelancaran pelayanan
beradab ekonomi daerah yang transportasi yang
2. Meningkatkan berbasis agro industri cepat, aman, nyaman,
perekonomian daerah dan keunggulan tertib dan terjangkau
yang berbasis agro kompetitif oleh masyarakat.
industri dan partisipasi 4) Meningkatnya 3. Meningkatnya
masyarakat yang pemberdayaan kemampuan
seluas-luasnya. ekonomi masyarakat pemenuhan
3. Mewujudkan dan perlindungan kebutuhan air bagi
ketersediaan sarana terhadap tenaga kerja rumah tangga,
prasarana publik yang 5) Tersedianya sarana permukiman,
memadai dan prasarana transportasi pertanian dan
meningkatkan yang maju dan industri
lingkungan yang asri memadai 4. Meningkatnya
dan lestari. 6) Meningkatnya sarana ketersediaan sarana
4. Mewujudkan dan prasarana energi yang memadai
Kabupaten Nunukan pemenuhan bagi masyarakat
sebagai wilayah kebutuhan air dan 5. Tersedianya jalan
perbatasan yang energi untuk permukiman yang
mandiri, maju dan pertanian, industri memadai
berdaya saing dan permukiman 6. Tersedianya sarana
berbasiskan 7) Tersedianya fasilitas prasarana olah raga
kepentingan nasional. umum dan fasilitas dan seni yang maju
5. Mewujudkan sosial lainnya yang dan memadai
ketentraman dan memadai 7. Tersedianya fasilitas
ketertiban umum serta 8) Terwujudnya sosial lainnya yang
perlindungan lingkungan yang memadai
masyarakat. bersih, hijau dan 8. Meningkatnya
lestari kawasan strategis
9) Terwujudnya cepat tumbuh di
Kabupaten Nunukan perbatasan yang

II - 57
STRATEGI & ARAH
NO SUMBER DOKUMEN VISI & MISI TUJUAN & SASARAN PROGRAM LOKASI
KEBIJAKAN
sebagai wilayah mandiri, maju dan
perbatasan yang berdaya saing
mandiri, maju dan 9. Meningkatnya
berdaya saing pemerataan
berbasiskan pembangunan antar
kepentingan nasional wilayah serta
10) Terwujudnya keamanan aset
ketentraman dan daerah/negara
ketertiban masyarakat
2 RPJMD Kab. Nunukan Visi : 1. Meningkatkan 1. Meningkatkan 1) Program penyelenggaraan jalan
2021-2025 Mewujudkan Kabupaten pembangunan SDM kualitas dan 2) Program pengelolaan
Nunukan Yang Aman, yang berdaya saing. pelayaranProgram
2. Meningkatkan kuantitas jalan penyelenggaraan lalu lintas dan
Maju, Adil, Dan
pembangunan dan dalam kondisi angkutan jalan
Sejahtera
pemeliharaan kualitas baik-mantap
Misi : dan kuantitas layanan
1. Meningkatkan infrastruktur
termasuk yang
kualitas Sumber 3. Meningkatkan laju mendukung
Daya Manusia pertumbuhan sector pusat-pusat
yang berdaya primer, sekunder, dan
ekonomi dan
saing; pariwisata
4. Mewujudkan pariwisata
2. Meningkatkan
pemerintahan yang 2. Meningkatkan
infrastrukrtur bersih, efektif, dan penyediaan
untuk efisien jaringan irigasi
pemenuhan 5. Menjaga kualitas 3. Meningkatkan
pelayanan dasar sumber daya alam ketersediaan
dan mendukung dan lingkungan infrastruktur
pertumbuhan hidup pengendali banjir
6. Tercapainya kondisi di Kawasan
ekonomi;
aman, tertib, dan permukiman
3. Meningkatkan tenteram.
pertumbuhan rawan banjir
4. Tersedianya akses
ekonomi daerah
menuju fasilitas
yang berbasis
pelayanan umum
pengembangan secara merata
sumber daya lokal; 5. Meningkatkan
4. Mewujudkan tata integrase antar
kelola moda transportasi
pemerintahan 6. Meningkatkan
yang baik melalui pemenuhan
pelaksanaan sarana dan
agenda reformasi prasarana
birokrasi;
perhubungan

II - 58
STRATEGI & ARAH
NO SUMBER DOKUMEN VISI & MISI TUJUAN & SASARAN PROGRAM LOKASI
KEBIJAKAN
5. Meningkatkan 7. Meningkatkan
kualitas pengelolaan dan
pengelolaan pengawasan
sumber daya alam sarana dan
dan lingkungan prasarana
hidup yang
angkutan
airMeningkatkan
berkelanjutan; dan
cakupan layanan
6. Mewujudkan air minum
tatanan 8. Meningkatkan
kehidupan system
bermasyarakat pengelolaan
yang aman, limbah
tertib dan 9. Meningkatkan
tenteram. penanganan
limpasan air hujan
10. Meningkatkan
penanganan
rumah tidak layak
huni

B Kebijakan Tata Ruang


1 RTRW Kabupaten Tujuan : Kebijakan Penataan A. Pengembangan Sistem Jaringan
Nunukan terwujudnya penataan Ruang : Transportasi Darat : a. jaringan jalan
ruang wilayah yang pro  pengembangan  Pengembangan dan kolektor primer 1
rakyat berbasis sentra-sentra Pemeliharaan Jaringan Jalan dan (K-1) meliputi:
agroindustri dan pertanian, perkebunan, jembatan  ruas jalan
berwawasan lingkungan kehutanan, dan  pembangunan dan peningkatan Mensalong –
dalam rangka perikanan terkait ruas jalan kolektor primer 1 Sp. Tiga Apas;
meningkatkan pengembangan nasional  ruas jalan Sp.
kesejahteraan masyarakat. agroindustri; Tiga Apas –
 pengembangan sistem Simanggaris;
pusat kegiatan dan  ruas jalan
sistem pelayanan  Simanggaris –
sarana dan prasarana Sei Ular; dan
wilayah secara  ruas jalan
berjenjang dan Simanggaris –
sinergis; Batas Negara.
 pemantapan fungsi  jaringan jalan
kawasan lindung strategis
sebagai penyeimbang nasional berupa
ekosistem wilayah; ruas jalan
 pemanfaatan potensi Mensalong –
sumberdaya alam Lumbis – Batas

II - 59
STRATEGI & ARAH
NO SUMBER DOKUMEN VISI & MISI TUJUAN & SASARAN PROGRAM LOKASI
KEBIJAKAN
dengan Negara
memperhatikan daya Malaysia.
dukung lingkungan;
dan
 peningkatan fungsi
kawasan kepentingan
pertahanan dan
keamanan negara.
Strategi Penataan
Ruang:
 Pengembangan
sentra-sentra
pertanian, perkebunan,
kehutanan, dan
perikanan terkait
pengembangan
agroindustri
 Pengembangan sistem
pusat kegiatan dan
sistem pelayanan
prasarana wilayah
secara berjenjang dan
sinergis
 Pemantapan fungsi
kawasan lindung
sebagai penyeimbang
ekosistem wilayah
dengan
 Pemanfaatan potensi
sumberdaya alam
dengan
memperhatikan daya
dukung lingkungan
 Peningkatan fungsi
kawasan untuk
kepentingan
pertahanan dan
keamanan negara
Pengembangan Sistem
Perkotaan :
1. PKW Perkotaan
Nunukan di
Kecamatan Nunukan;
dan
2. PKW Tau Lumbis di

II - 60
STRATEGI & ARAH
NO SUMBER DOKUMEN VISI & MISI TUJUAN & SASARAN PROGRAM LOKASI
KEBIJAKAN
Kecamatan Lumbis
Ogong.
3. PKWp Sungai
Nyamuk di
Kecamatan Sebatik
Timur;
4. PKWp Long Bawan di
Kecamatan Krayan;
dan
5. PKWp Long Layu di
Kecamatan Krayan
Selatan.
6. PKSN Nunukan di
Kecamatan Nunukan;
7. PKSN Sei Menggaris
di Kecamatan Sei
Menggaris; dan
8. PKSN Long Midang di
Kecamatan Krayan.
9. PKL Perkotaan
Mensalong di
Kecamatan Lumbis;
10. PKL Perkotaan
Pembeliangan di
Kecamatan Sebuku;
11. PKL Perkotaan Atap
di Kecamatan
Sembakung; dan
12. PKL Srinanti di
Kecamatan Sei
Menggaris.
13. PPK Binalawan di
Kecamatan Sebatik
Barat;
14. PPK Binuang di
Kecamatan Krayan
Selatan;
15. PPK Lembudud di
Kecamatan Krayan;
16. PPK Seipancang di
Kecamatan Sebatik
Utara; dan
17. PPK Tanjung Karang
di Kecamatan Sebatik.
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2022

II - 61
Tabel 2.3 Overview Kebijakan Sektoral Terhadap Penanganan Kumuh Kabupaten Nunukan
Dokumen Aspek Kebijakan Strategi Program Kegiatan Lokasi
infrastruktur

DOKUMEN
RISPAM
KABUPATEN
KUTAI TIMUR

DOKUMEN
RISPS
KABUPATEN
KUTAI TIMUR

Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2022

II - 62
Tabel 2.4 Overview Kebijakan Sektoral Lainnya Terhadap Penanganan Kumuh Kabupaten Kutai Timur
Dokumen Aspek Kebijakan Strategi Program Kegiatan Lokasi
infrastruktur

DOKUMEN
RISPAM
KABUPATEN
KUTAI TIMUR

II - 63
Dokumen Aspek Kebijakan Strategi Program Kegiatan Lokasi
infrastruktur

DOKUMEN
RISPS
KABUPATEN
KUTAI TIMUR

Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2022

II - 64

You might also like