Professional Documents
Culture Documents
Modul - Analisa Tekstur Praktikum Tekpang
Modul - Analisa Tekstur Praktikum Tekpang
Tekstur merupakan sifat kualitas penting pada produk pangan yang dapat memengaruhi
persepsi dan penerimaan konsumen. Tekstur bergantung pada sifat fisika - kimia dari sampel
bahan pangan dan persepsi manusia. Tekstur ditentukan dari respon bahan makan terhadap
gaya yang diberikan. Tekstur dapat dirasakan ketika bahan makan tersebut diaduk, dituang,
dipompa, ditarik, dan kemudian terakhir dimakan. Tekstur biasanya berkaitan dengan
pengindraan atau uji organoleptik pada bahan padat, yaitu kesan di mulut setelah proses oral
seperti mengunyah dan mencecap. Tekstur dari makanan berhubungan dengan konsistensi
yang dapat dirasakan, seperti, keras, lembut, renyah, halus, kental, dapat mengalir, atau
menggumpal. Karakteristik reologi dapat berubah dengan variabel seperti suhu dan
kelembaban (Owusu, 2004).
Tekstur memiliki peranan yang lebih penting pada pangan solid dibandingkan dengan pangan
cair. Dalam prosesnya, pangan solid dapat berubah bentuk selama proses konsumsinya
dibandingkan dengan pangan cair yang mayoritas memiliki satu bentuk saja selama proses
konsumsi secara oral. Waktu tunggu atau waktu konsumsi yang lebih lama pada pangan solid
juga memengaruhi tingkat penerimaan konsumen.
Pengujian tekstur makanan merupakan upaya penemuan parameter tekstur yang tepat yang
harus menjadi atribut mutu makanan yang bersangkutan, kemudian menentukan istilah
populer yang paling sesuai dalam kategori parameter tersebut disertai dengan tambahan
keterangan untuk menyatakan tingkatannya (Hardiman,1991).
2 TUJUAN
3 DASAR TEORI
3.2.5 Fracturability
Fracturability adalah gaya di mana terjadi fraktur material. Terkait dengan yang utama
parameter kekerasan dan kekompakan, di mana rapuh material memiliki kohesivitas rendah.
Frakturabilitas meliputi sifat gembur, kerenyahan, suara, dan kerapuhan. Ditentukan dari
puncak yang pertama kali terbaca pada tekanan yang pertama.
3.2.7. Gumminess
Energi yang dibutuhkan untuk menghancurkan makanan semi-padat ke keadaan siap untuk
ditelan. Hanya dapat diamati pada produk semi padat. Dihitung dari nilai kekerasan dikalikan
dengan daya kohesif atau kekerasan Gumminess didefinisikan sebagai hasil perhitungan nilai
hardness dikalikan nilai cohessiveness yang merupakan karakteristik dari bahan pangan
semipadat dengan nilai hardness yang rendah namun mempunyai nilai cohessive yang tinggi.
Gumminess tidak memiliki satuan.
3.3.2. Crunchy
Sifat dari bahan pangan/makanan yang memiliki tekstur garing renyah, kerenyahan dari
crunchy ini biasanya tidak terlalu mudah hancur seperti crispy yang mana crunchy ini masih
perlu dikunyah. sifat yang dikaitkan dengan tekstur crunchy ini adalah sifat organoleptik indera
pendengaran secara mandiri maupun digabung dengan indera lain seperti indera pengecap
dan peraba, yang mana kerenyahannya bisa didengar oleh telinga.
3.3.3. Juicy
Sifat bahan pangan/makanan yang mengandung banyak cairan/ berair, air disini biasanya
berasal dari sari-sari makanan itu sendiri. Juicy ini sering menggambarkan sifat dari makanan
steak, buah dan sayur. Sifat yang dikaitkan dengan juicy ini adalah sifat organoleptik indera
peraba secara mandiri maupun digabung dengan indera perasa dan penglihatan.
3.3.4. Sticky
Sifat bahan pangan/makanan yang memiliki tekstur lengket atau bahkan lengket dan sedikit
berair. Tekstur sticky biasanya ditemukan pada produk pangan sepeti ketan dan natto. Sifat
yang dikaitkan dengan sticky ini adalah sifat organoleptik indera peraba secara mandiri
maupun digabung dengan indera perasa.
3.3.5. Oily/Greasy
Sifat bahan pangan/makanan yang berminyak atau mengandung banyak minyak, misalnya
pada gorengan. Sifat yang dikaitkan dengan oily ini adalah sifat organoleptik indera peraba
secara mandiri maupun digabung dengan indera perasa.
3.3.7. Chewy
Sifat bahan pangan/makanan yang mendeskripsikan kekenyalan tekstur, Sifat yang dikaitkan
dengan chewy ini adalah sifat organoleptik indera peraba.
4 RANCANGAN PERCOBAAN
4.1 Bahan
7 (tujuh) jenis makanan padat atau semipadat yang memiliki tekstur berbeda.
b. Mengamati Cohesiveness
Menempatkan sampel di antara gigi geraham; kompres dan evaluasi jumlah deformasi
sebelum pecah.
c. Mengamati Springiness
Menempatkan sampel di antara gigi geraham (jika padat) atau di antara lidah dan langit-langit
mulut (jika semi padat) dan tekan sebagian; selanjutnya hilangkan kekuatan tekan dan evaluasi
derajat dan kecepatan pemulihan.
d. Mengamati Adhesiveness
Menempatkan sampel di lidah, tekan ke langit-langit mulut dan evaluasi kekuatan yang
diperlukan untuk mengeluarkannya dengan lidah.
e. Mengamati Fracturability
Menempatkan sampel di antara gigi geraham dan gigit sampai makanan hancur, retak atau
pecah. Evaluasi sejauh mana makanan bergerak menjauh dari gigi atau terlempar.
f. Mengamati Chewiness
Menempatkan sampel di mulut dan kunyah dengan kecepatan 1 kunyahan per detik dengan
kekuatan yang sama dengan yang dibutuhkan untuk menembus segumpal permen karet
dalam 0,5 detik. Evaluasi jumlah kunyahan yang diperlukan untuk membuat sampel siap untuk
ditelan.
g. Mengamati Gumminess
Menempatkan sampel di mulut dan manipulasi dengan lidah di langit-langit, evaluasi jumlah
manipulasi yang diperlukan sebelum makanan hancur.
5 PENGOLAHAN DATA
Tabel Perkiraan Skala Tekstur
KONDISI (%)
No. ATRIBUT
Bahan Pangan 1 Bahan Pangan 2 Bahan Pangan 3 Bahan Pangan 4 Bahan Pangan 5 Bahan Pangan 6 Bahan Pangan 7
1 Hardness
2 Cohesiveness
3 Springiness
4 Adhesiveness
5 Fracturability
6 Chewiness
7 Gumminess
Hardness
100
80
Gumminess 60 Cohesiveness
40
20
Chewiness Springiness
Fracturability Adhesiveness
File excel pengolahan data akan dibagikan oleh masing-masing dosen pembimbing praktikum.
6 KESELAMATAN KERJA
[1] Mahasiswa harus segera membersihkan peralatan dan sisa bahan setelah selesai praktikum.
Selain itu, mahasiswa harus segera membersihkan lantai apabila ada tumpahan air.
[2] Mahasiswa harus menghindari main-main dan senda gurau selama praktikum, melakukan
praktikum dengan penuh konsentrasi terutama saat mmenggunakan peralatan gelas
karena memiliki resiko pecah.
[3] Mahasiswa harus berhati-hati dengan listrik dengan cara menghindarkan kontak antara
cairan dengan listrik.
7 DAFTAR PUSTAKA
[1] Bourne, M. C. 1978. Texture Profile Analysis. Food Technology 32: 62–66, 72.
[2] deMan, J. M. 2013. Principles of Food Chemistry 3rd Edition. Springer, New York.
[3] Kim, S.K. 2014. Seafood Science: Advances in Chemistry, Technology, and Application. CRC
Press, USA.
[4] Indiarto, R., B. Nurhadi, dan E. Subroto. 2012. Kajian Karakteristik Tekstur (Texture Profil
Analysis) Dan Organoleptik Daging Ayam Asap Berbasis Teknologi Asap Cair Tempurung
Kelapa. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. V, No. 2, Agustus 2012.
[5] Setyaningsih, D., Apriyantono A., Puspita S. M. 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan
dan Agro. Bogor (ID): IPB Press.
[6] Andarwulan, Nuri, dkk. 2011. Analisis Pangan. Dian Rakyat. Jakarta.