You are on page 1of 6

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………...o

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..0

BAB I: PENDAHULUAN…………………………………………………………… 0

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………0

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………….. 0

1.3 Tujuan……………………………………………………………………..o

BAB II: PEMBAHASAN……………………………………………………………. o

2.1 Pengertian dan Pertumbuhannya………………………………………. o

2.2 Objek dan Urgensinnya…………………………………………………..o

2.3 Cabang ilmu Rijal al-Hadis………………………………………………o

BAB III: PENUTUP…………………………………………………………………. o

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..0

3.2 Saran……………………………………………………………………… o

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………o
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Pertumbuhannya
Ilmu Rijal al-Hadis merupakan salah satu cabang dari ilmu hadis. Kata rijal
merupakan kata jamak dari sebuah kata, yaitu rajul yang mempunyai arti laki-laki.
Beberapa ulama’ seperti Subhi al-Shalih memaparkan pendapatnya tentang
pengertian ilmu Rijal al-Hadis seperti dibawah ini:
‫علم يعرف به رواة الحديث من حيث انهم رواة للحديث‬
Artinya: “Ilmu untuk mengetahui para periwayat hadis dalam kapasitasnya
sebagai perawi hadis.”
Dari pengertian diatas, bisa diketahui jika ilmu ini memiliki peran yang
sangat penting dalam mengetahui kondisi dari para perawi. Hal tersebut
dikarenakan ilmu ini mempelajari tentang riwayat hidup para perawi, aliran
madzhab yang dianut, riwayat hidupnya, guru dan muridnya, tahun lahir wafatnya,
dan keadaan serta sifat para perawi yang dimiliki saat menerima hadis. Hadis itu
terdiri dari 3 komponen utama salah satunya adalah sanad, sedangkan sanad adalah
urutan para perawi dalam menerima hadis. Di sanad lah semua para perawi harus di
teliti dan di telusuri jejak rekam keadaannya supaya hadis yang diriwayatkanya
bisa shahih.
Adapun ulama yang Menyusun pertama kali kitab riwayat ringkas para
sahabat, beliau adalah al-Bukhari. Lalu usaha tersebut dilanjutkan dan dilaksanakan
oleh Muhammad Ibnu Sa’ad, setelah itu terdepat beberapa ulama lagi diantaranya
Ibnu Abdil Barr dengan nama kitabnya al-Istiab. Lalu pada awal abad ketujuh
Hijriyah, Izzudin Ibnu Atsir mengumpulkan kitab-kitab yang telah disusun sebelum
masanya ke dalam sebuah kitab besaryang memiliki nama Usdul Gabah.
Ibnu Atsir ini merupakan saudara dari Majdudin Ibnu Atsir pengarang an-
Nihayah fi Gharibil Hadits. Setelah itu tepatnya pada abad ke Sembilan Hijriyah,
Al-Hafidh Ibnu Hajar al-Asqalanimenyusun kitabnya yang terkenal dengan nama
al-Ishabah. Di dalam kitab ini dikumpulkan al-Istiab dengan Usdul Gabah dan
ditambah dengan yang tidak terdapat di kitab-kitab tersebut. Kitab ini sudah
diringkas oleh as-Sayuti dalam kitab Ainul Ishabah. Al-Bukhori dan Muslim telah
menulis juga kitab yang menerangkan nama-nama sahabat yang hanya
meriwayatkan suatu hadis saja yang diberi nama Wuzdan.1

2.2 Objek dan Urgensinya

Para periwayat hadis ini, dimulai dari masa sahabat atau generasi sahabat
hingga ke masa mukhayyirul hadis (periwayat sekaligus penghimpun hadis).
Adapun tujuan dari ilmu ini yaitu untuk mengetahui muttashil atau tidaknya suatu
sanad dalam hadis. Adapun yang dimaksud dari muttashil ini adalah apakah ada
pertemuan secara langsung pembawa berita dengan gurunya atau tidak bertemu
sama sekali atau bahkan hanya pengakuan semata. Dari ilmu inilah hal-hal
sedemikian rupa bisa terdektesi. Adapun beberapa perawi yang dijadikan objek
sebagai berikut:

a. Para sahabat sebagai pembawa berita pertama atau tabaqat pertama atau
sanad terakhir, karena menjadi penerima secara langsung dari
Rasulullah saw.
b. Para tabi’in (tabaqat kedua) atau orang yang bertemu secara langsung
oleh sahabat.
c. Para muhadhramin, yaitu orang yang mengalami hidup pada masa Nabi
saw. Dalam kondisi islam, tetapi tidak sempat bertemu nabi dan tidak
pernah menerima hadis dari beliau.
d. Para mawaliy yaitu para perawi hadis dan ulama yang awalnya
berstatus budak.2

1
Asep Herdi, Memahami Ilmu Hadis, ed. 01 (Bandung: Tafakur, 2014), 39–40.
2
Ma’shum Zein, Ilmu Memahami Hadis Nabi (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2013), 86–88.

You might also like